Pantai Ngobaran Gunungkidul

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 5 มิ.ย. 2019
  • Legenda Pantai Ngobaran Gunungkidul. Dikisahkan Prabu Brawijaya V adakah keturunan terakhir Raja Majapahit (1464-1478 masehi) yang melarikan diri dari istana bersama kedua istrinya bernama Bondan Surati (istri pertama) dan Dewi Lowati (istri kedua). Konon kepergian Sang Prabu adalah untuk menghindari konflik dengan putranya sendiri yang merupakan raja pertama Demak, Raden Patah. Prabu Brawijaya V dan dua istrinya mengembara di daerah pedalaman dan pesisir.
    Setibanya di pantai yang saat ini bernama Ngobaran, mereka menemui jalan buntu. Laut selatan yang ombaknya ganas membuat mereka tidak tahu lagi harus ke mana. Akhirnya Sang Prabu pun memutuskan untuk melakukan bakar diri. Sebelum masuk ke dalam kobaran api yang sudah disiapkan, terlebih dahulu Prabu Brawijaya V menanyakan sesuatu kepada kedua istrinya.
    “Wahai para istriku. Siapa di antara kalian yang paling besar cintanya padaku,” tanya Sang Prabu. Dewi Lowati pun menjawab jika cintanya kepada Sang Prabu adalah sebesar gunung. Sementara itu, Bondan Surati memberikan jawaban yang berbeda. “Cinta saya kepada Tuan Prabu Brawijaya V sama seperti kuku hitam. Setiap selesai dipotong pasti akan tumbuh kembali,” Jawab Bondan Surati kepada suaminya. Jawaban itu bermakna, jika cinta itu hilang, maka akan tumbuh lagi.
    Setelah mengetahui jawaban kedua istrinya, Sang Prabu kemudian menarik tangan Dewi Lowati kemudian masuk ke dalam kobaran api itu. Keduanya pun meninggal dalam kobaran api. Prabu Brawijaya V memilih Dewi Lowati karena menganggap cinta istri keduanya itu lebih kecil dibandingkan istri pertamanya. Peristiwa bakar diri inilah yang menjadi asal penamaan Ngobaran dari kata kobaran.
    Kami dolan mengunjungi situs ini dengan mengendarai Isuzu panther New Hi Grade buatan tahun 1999 dari Semarang ke Gunungkidul, Yogyakarta. Irit dan tangguh.
    Untuk mendapatkan info terbaru dari channel ini silahkan klik like, subscribe dan comment.
    Terima kasih.
    ===============================================================
    Legend of the Gunungkidul Ngobaran Beach. It is said that Prabu Brawijaya V was the last descendant of the King of Majapahit (1464-1478 AD) who fled the palace with his two wives named Bondan Surati (first wife) and Dewi Lowati (second wife). It is said that the departure of the King was to avoid conflict with his own son who was the first king of Demak, Raden Patah. Prabu Brawijaya V and his two wives wandered inland and coastal areas.
    Arriving at the beach which is now called Ngobaran, they reached a dead end. The southern sea, where the waves were fierce, made them no longer know where to go. Finally, the King decided to commit self-immolation. Before entering the fire that had been prepared, Prabu Brawijaya V first asked his two wives something.
    "O my wives. Which of you loves me the most," asked the King. Dewi Lowati also replied that her love for the King was as big as a mountain. Meanwhile, Bondan Surati gave a different answer. “My love for Mr. Prabu Brawijaya V is like black nails. Every time it is cut, it will grow back," Bondan Surati replied to his husband. The answer means, if love is lost, it will grow again.
    After knowing the answers of his two wives, the King then pulled Dewi Lowati's hand and then entered the fire. Both of them died in the fire. Prabu Brawijaya V chose Dewi Lowati because he considered the love of his second wife to be less than that of his first wife. This self-immolation incident is the origin of the name Ngobaran from the word blaze.
    We wanted to visit this site by driving an Isuzu panther New Hi Grade made in 1999 from Semarang to Gunungkidul, Yogyakarta. Sturdy and tough.
    To get the latest information from this channel, please click like, subscribe and comment.
    Thank you.
    #pantherijotv
    #pantaingobaran
    #gunungkidul

ความคิดเห็น •