Kesimpulannya, perjelas pertanyaan agar bisa dijawab jelas. Hal ini memang ada, namanya ambiguitas matematika. Math ambiguity. Seperti analogi "saya melihat orang memakai teleskop", Kan ada 2 pemahaman : 1. "Saya melihat orang, (dia sedang) memakai teleskop". 2. "Saya melihat orang, (saat saya sedang) memakai teleskop". Makanya perlunya notasi, tanda baca agar bisa dimengerti dan mengeliminasi ambiguitas/kebingungan. Dalam komputerisasi, hal ini dieliminasi, dalam Coddingan yg dipakai adalah cara jawaban no 1, yaitu hasilnya 9. Untuk menghindari ambiguitas, sangat penting untuk menggunakan notasi yg jelas. Simbol, tanda baca dan posisi harus jelas termasuk tanda kurung (). Terlepas dari matematika, berbahasa/penulisan pun sama.
Dalam soal matematika hasilnya tetap satu, maksudnya bukan tergantung kesepakatan yang dapat membenarkan dua persepsi. Lambang dan kode yang ditampilkan dalam soal matematika itu telah dibakukan. Matematika itu termasuk hukum eksak atau hukum alam yang tidak bisa ditolerir menjadi hukum sosial yang dapat menerima hasil kesepakatan. Itu hasilnya 9 Tidak boleh 1 atau yang lain. 🎉❤
@@HairilAnwar-ty6vx kalau untuk soal yg sedang diperdebatkan memang ambigu jadi harus tergantung kesepakatan. Karena kurang konteks atau kurang tanda notasi seperti kata komen di atas. Coba ditonton lagi videonya. Makanya lambang (÷) tidak pernah digunakan dalam rumus fisika atau kimia. Karena nanti jadi ambigu. Pasti pakainya (/).
Aku coba tanya Gemini, begini penjelasannya: Hasil dari 6 ÷ 2(1 + 2) tergantung pada bagaimana kita menginterpretasikan urutan operasinya. Ada dua cara umum untuk menafsirkan soal ini: Cara 1: Mengikuti urutan operasi standar (PEMDAS/BODMAS) * Parentheses (Kurung): Hitung dulu yang ada di dalam kurung: 1 + 2 = 3 * Multiplication and Division (Perkalian dan Pembagian): Kerjakan dari kiri ke kanan: 6 ÷ 2 = 3 * Kemudian kalikan hasil pembagian dengan hasil penjumlahan: 3 x 3 = 9 Jadi, menurut cara ini, hasilnya adalah 9. Cara 2: Menganggap 2(1+2) sebagai satu kesatuan Beberapa orang mungkin menganggap 2(1+2) sebagai perkalian tersirat dan harus dikerjakan sebelum pembagian. Dalam hal ini: * Hitung yang ada di dalam kurung: 1 + 2 = 3 * Kalikan 2 dengan hasil penjumlahan: 2 x 3 = 6 * Kemudian bagi 6 dengan hasil perkalian: 6 ÷ 6 = 1 Jadi, menurut cara ini, hasilnya adalah 1. Kesimpulan: Karena adanya ambiguitas dalam interpretasi soal ini, tidak ada jawaban yang benar-benar pasti. Untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya gunakan tanda kurung tambahan untuk memperjelas urutan operasi yang diinginkan. Saran: * (6 ÷ 2) x (1 + 2) = 9 (Jika ingin mengikuti urutan operasi standar) * 6 ÷ [2(1+2)] = 1 (Jika ingin menganggap 2(1+2) sebagai satu kesatuan) Penting: * Dalam matematika, kejelasan sangat penting. * Selalu gunakan tanda kurung untuk menghindari ambiguitas dan memastikan semua orang memahami perhitungan dengan cara yang sama. * Jika Anda menemukan soal seperti ini, sebaiknya tanyakan kepada guru atau orang yang lebih paham untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas. Semoga penjelasan ini membantu!
aturan dasar dalam matematika adalah hitung dari kiri ke kanan, tapi kalau ada dalam kurung itu yg dihitung dulu. nah karena ini (1+2) jadi dihitung dulu = 3 6:2(3) baru deh dihitung normal dari yg paling kiri dulu 6:2 = 3 3x3 = 9
Nah sebentar kalau misalnya begini 6:2:3 apakah setara dengan 6:2×3 naahh ini apa bisa dijadikan pembeda selain memberi tanda kurung atau memang tanda kurung itu wajib untuk memisahkannya??
ChatGPT : 9 ClaudeAI : 1 GeminiAI : soal tersebut tidak bisa dikerjakan karena ambigu pada operator sebelum tanda ( Wow rame, update: Saya nyoba lagi pake beberapa beda akun sekarang: ChatGPT claude gemini kompak jawab 9, Ulah siapa ini yg ngetraining hasil 9 ?
PEMDAS itu bukan hanya singkatan, tapi juga hierarki urutan penyelesaian matematika PE > Parentheses (Kurungan) M > Multiplication (Pengkalian) D > Division (Pembagian) A > Addition (Penjumlahan) S > Subtraction (Pengurangan) Jadi untuk menjawab ini: Opsi satu: 2(1+2) tidak dianggap perkalian secara tersirat, sehingga menurut PEMDAS, setelah bilangan dalam kurungan ditemukan, langsung membagi bilangan dari kiri ke kanan. 6 ÷ 2 x 3 = 3 x 3 = *9* Opsi Dua: 2(1+2) dianggap Perkalian tersirat jadi setelah bilangan dalam kurungan ditemukan, harus dikalikan terlebih dahulu (2 x 3 = 6) sebelum membagi bilangan dari kiri ke kanan. 6 ÷ 6 = 1 Kesimpulan: Ini pertanyaan yang menguji pemahaman PEMDAS, dengan unsur kebingungan yang disengaja. Jika menemukan soal ini di ujian kalian selanjutnya (apalagi yang memiliki notasi a, b, c, dan seterusnya), tanyakan interpretasi yang benar dari pembuat soal atau pengawas ujian, untuk menghindari kesalahpahaman. 👍
@@abangkece5472 Sebenarnya prioritasin yang levelnya lebih tinggi Exponen > Perkalian/pembagian > penjumlahan/pembagian. Cuma itu kurang umum aja. Bahkan diatas exponen masih ada tetrasi pentasi, dll
Alih-alih menghujat ketidaktahuan, kamu disini menerangkan. 👍 Aku berharap mas Fajrul terus membuat konten seperti ini. Umurku saat ini 29 tahun, tapi baru sekarang aku mulai suka dan bisa paham sama Matematika, Fisika.
Setuju bang spirit dalam pengetahuan terutama terkait science kedepankan nalar logis bukan aturan yang kadang membuat ambigu seperti 1+1×0 dan menjadi gimmick, aturannya ada tapi seharusnya perjelas aja jadi 1+(1×0)
Setuju, kalau cuma berpaku pada aturan, rumus, perhitungan, Newton gaakan nemu metode mencari nilai Pi dg segitiga pascal yang mana jauh lebih efisien drpd menghitung luas lingkaran dg dibagi2 menjadi segitiga
@@KerupukWenak kalau di fisika kayak gimana bang? Bukannya di fisika itu kalau kita mau menghitung besarnya nilai suatu benda kita harus menghitung beberapa fakto tertentu yg pada akhirnya hal itu membentuk apa yg kita kenal sebagai rumus? Kayak contoh rumus energi kinetik yaitu Ek=1/2 m.v², yg dimana kalau kita mau menghitung besarnya energi kinetik suatu benda/objek kita harus menghitung massa dan kecepatan benda/objek tersebut? Atau mungkin ada cara lainnya, i don't know
@@muhammadfaqihalazhar8443 jika spesifik yg kamu sebutkan memang belum ada cara lain. Tp jika kamu fikir fisika selalu terpaku pada aturan, cobalah mempelajari fisika kuantum wkwk.
Pembahasan kali ini berasa ada banyak hal, terutama di masalah soal yang ramai banget di sekitar Oktober 2024. Perihal ini, saya harus melihat bagaimana urutannya, dan kalau operasi hitung dasar ada beberapa yang harus diperjelas, terutama kalau dibuat versi pecahan atau pakai variabel jika di aljabar. Beberapa masih saya baca lagi karena berhubungan dengan perhitungan. Untuk bagian dalam kurung, ini pernah saya lihat di berbagai fungsi terutama kalau di trigonometri, eksponensial, logaritma, dan beberapa lainnya, bahkan ada sampai pakai kurung siku dan kurung kurawal untuk pembeda(biasanya dipakai dalam dalil rantai di turunan biasa maupun turunan parsial). Penjelasan Fajrul FX menyambung ke bagian bahasa, dan ini saya sampai harus memikirkan kata yang pas agar gampang dipahami(walaupun beberapa butuh waktu karena agak kompleks). Ya kurang lebih begitu
Gua kemaren komen "Soalnya gak jelas", malah dibilang gak ngerti MTK sama netizen lain.. yaa padahal dulu pas sekolah gua ikutan olimpiade sains matematika nasional cuma bedanya gak terkenal aja, jadi diragukan komen gua sama netizen.. wkwkwk
Penjelasan terbaik untuk kasus ini. Netral, dan fokus di permasalahan pada soal, bukan memihak salah satu kubu dan saling menyalahkan. Keep up the good work mas!
secara konvensional, dalam matematika, kita mengikuti urutan operasi (atau aturan pemprioritasan) yang sering disingkat sebagai PEMDAS (Parentheses, Exponents, Multiplication and Division (dari kiri ke kanan), Addition and Subtraction (dari kiri ke kanan)). Berdasarkan aturan ini: 1. hitungan dalam tanda kurung dilakukan terlebih dahulu. 2. kemudian, kita lakukan pembagian dan perkalian dari kiri ke kanan. maka, dalam soal : 1. hitung dalam tanda kurung: . 2. ganti persamaan menjadi . 3. lakukan pembagian terlebih dahulu: . 4. kalikan hasilnya: . jadi, hasil yang benar dan lebih umum diakui adalah 9. jika ada yang menganggap hasilnya 1, itu biasanya karena cara interpretasi yang berbeda, tetapi mengikuti aturan yang umum, jawaban yang benar adalah 9.
Sebenernya yang bikin ambigu tuh gini. Soalnya adalah: 6÷2(1+2)= Walaupun angka dalam kurungnya kita selesaikan lebih dulu hasilnya adalah 6÷2×3= Di sini titik ambigunya. Jika (6÷2)×3, maka hasilnya 9, namun jika 6÷(2×3) maka hasilnya 1. Pada soal 6÷2×3 aturan mengerjakan dari kiri ke kanan tidak berlaku, karena pada dasarnya ini permasalahan matematika yang ambigu
Kalau pakai metode lampau angka di depan tanda kurung merupakan bagian dari tanda kurung itu jadi harus diselesaikan terlebih dahulu , tapi kalau pakai metode modern tanda kurung bisa diganti perkalian jadi yang diselesaikan dahulu adalah yang kiri ( pembagian )
masalahnya begini lo.. dalam operasi 6 ÷ 2(1+2).. yg didalam kurung itu seolah jd variabel milik 2.. jd 6 ÷ 2x dimana x= (1+2).. jd sebenarnya yg problematik itu simbol ÷ karena tidak jelas cakupan pembaginya. makanya dalam perhitungan operasi matematika sangat dianjurkan untuk lebih memilih menggunakan pecahan untuk operasi pembagian jadi 6/2(1+2) atau 6(1+2)/2.. agar cakupannya jelas yg dibagi yg atas dan yg pembaginya di bawah
@@hasyimrahmanhadi1648 yang membuat tidak jelas itu yang kurung bang , kalau tanda pembagian oke saja Jadi gini kalau gunain metode lampau maka angka didepan tanda kurung merupakan hal yang tak terpisahkan dari kurung itu sendiri jadi setelah hitungan dalam kurung selesai maka selanjutnya harus menyelesaikan yang depan kurung itu Sedang metode modern tanda kurung itu langsung diganti dengan operasi perkalian , karena aturannya harus diselesaikan dari kiri ke kanan maka pembagiannya dulu yang diselesaikan
Saya iseng coba nanya ChatGPT. Untuk versi 4o, jawabannya 9 Untuk versi o1 (logical reasoning), jawabannya PERSIS seperti BANG FAJRUL. Jd kesimpulannya klo ada soal ambigu, nanyanya chatgpt o1 😂 Conclusion • Standard mathematical conventions dictate that multiplication and division are performed from left to right, giving a result of 9. • If the expression is intended to represent \frac{6}{2(1+2)} , then grouping the entire denominator leads to a result of 1. To avoid ambiguity, it’s important to use clear notation: • For a result of 9: 6 \div 2 \times (1 + 2) • For a result of 1: \frac{6}{2(1+2)}
Kamu udah paham yg cb dijelaskan? "tergantung pertanyaan atau konteksnya". Hal ini memang ada, namanya ambiguitas matematika. Math ambiguity. Seperti analogi "saya melihat orang memakai teleskop", Kan ada 2 pemahaman 1. "saya melihat orang sedang menggunakan teleskop". 2. "Saya melihat orang, saat saya menggunakan teleskop". Makanya perlunya notasi, tanda baca agar bisa dimengerti dan mengeliminasi ambiguitas/kebingungan. Dalam komputerisasi, hal ini dieliminasi, dalam Coddingan yg dipakai adalah cara jawaban no 1, yaitu hasilnya 9. Makanya di chatGPT bawahnya ada "to avoid ambiguity, its important to use clear notation" "Untuk menghindari ambiguitas, sangat penting untuk menggunakan notasi yg jelas" Artinya simbol dan posisi harus jelas termasuk tanda kurung ().
betul bro, dalam bahasa pemrograman menggunakan operasi (/) menunjukkan operasi bagi, sedangkan simbol (:) untuk menunjukkan cakupan. misal simbol matematika yaitu: kali, bagi, tambah, kurang (menunjukkan cakupan)
keren banget bang fajrul bisa menjelaskan bahwa matematika itu bukan sekedar objektifitas tetapi juga bagian dari subjektifitas penalaran dan logika dasar matematika itu sendiri sehingga membuka pandangan kalau mislanya matematika yang sebenarnya tak sesederhana itu untuk dipahami apalagi kalau sudah keluar dari lingkup sekolah dasar maupun menengah
matematika itu BUKAN sekedar hitung angka (tambah, kurang, kali, bagi, dsb, biasanya disebut Aritmatika ). matematika itu "bahasa logika" dalam bentuk simbol-simbol tertentu. misalnya perkalian matriks . seringkali dituliskan A x B = C; A, B = matriks ixj. bagi yang tidak paham matriks, mungkin dikiranya akan berlaku aturan A x B = B x A. padahal dalam konsep matriks ada perbedaan dengan Aritmatika. belum lagi Topologi, Bilangan Kompleks, dsb.
Itulah indahnya matematika. Sekilas memang hanya pelajaran perhitungan angka. Padahal filosofi matematika adalah bagaimana kita mencari jawaban atau solusi dari sebuah perkara. Sebagaimana di kehidupan nyata, dari 1 masalah, terdapat banyak cara penyelesaian. Matematika bukan hanya soal benar salah, tapi bagaimana mengurai masalah agar mendapatkan jawaban yg benar. Edit : sebelum komentar, tonton dulu videonya secara full 🙂
@@AninditaFauzi Jawabannya adalah 1, saya tau yg jawab 9 karena ngerjain diurut dari depan tetapi angka 2(1+2) itu bukanlah angka utuh melainkan masih dalam bentuk operasi bilangan sehingga harus diubah ke bentuk bilangan bulat terlebih dahulu, karena jika kita ibaratkan 2(1+2) adalah sebuah bilangan utuh dimana 6 ÷ 2(1+2) = 9 maka, 6 ÷ x = 9 X = 6 ÷ 9 X = 2/3 Apakah x : 2/3 setara dengan x : 2(1+2) ? Tidak, karena 2(1+2) = 6 , sedangkan 2/3 = 0,66.. Dari persamaan tersebut maka 6 ÷ 2(1+2) ≠ 9 Masih belum yakin? Coba buktikan dengan X yg lain. Jika 6 ÷ 2(1+2) = 1 6 ÷ x = 1 X = 6/1 = 6 Maka 2(1+2) = (2×1) + (2×2) = 6 Didapatkan bahwa nilai 2(1+2) setara dengan x yaitu 6 Maka persamaan 6÷2(1+2) = 1 adalah benar
@@Benedetta619 coba tonton deh video Mbah Sujiwo Tejo "math : finding harmony in chaos". Biar ente paham maksud ane. Bahwa matematika itu bukan soal benar salah. Karena yg menurut anda benar itu adalah sebuah kesepakatan. Banyak hal unik dari matematika yg banyak orang gatau. Bahkan ada yg berpendapat bahwa Matematika itu seperti bahasa. Jika semua orang tau akan hal itu, mungkin semua orang akan senang belajar matematika
Bagus bangeet ini🎉🎊👍🏻 Ini menunjukkan kpd kita semuanya: ketika membuat soal/pertanyaan harus difikirkan apa maksud pertanyaan itu. Jangan ngasal!! Jangan ambigu, berfikir logis.
Dasar matematika sudah dirusak oleh bimbingan belajar dengan rumus cepatnya. Padahal kalau paham cukup ingat satu rumus buat banyak persoalan tapi karena rumus cepat malah jadi banyak rumus yg harus diingat
Menurutku, yang penting dari belajar matematika adalah kita bisa mampu memecahkan masalah serta memiliki penalaran yang baik (berpikir logis, kreatif dan kompleks)
Maaf, itu bukan rumus, dan jgn salahkan bimbel, sy rasa tidak tepat. Itu adalah kesalahan konsep atau tdk matangnya memahami konsep operasi bilangan, pd anak atau orang yg salah memberi jawaban. Dan "kata semua orang salah" dari narasi "pembuat video", itu berlebihan bahkan dia merasa merasa paling bisa, orang lain tidak ada yang bisa, semua salah, itu KESOMBONGAN. Mestinya bisa menggunakan narasi "sebagian orang atau banyak orang yang salah", itu lebih santun dan tawadhu. Sebaiknya kita tdk terprovokasi oleh narasi pembuat video, apalagi kalau kita tidak menekuni ilmu matematika. Mksh.
Simplenya gini. Kalau soal itu bisa dikerjakan dengan berbagai cara dan tetap menghasilkan hasil yg sama, berarti soalnya bagus. Kalau bisa menghasilkan jawaban yg beda, berarti jelek.
Makannya ada aturan pemdas. Supaya soal kek gini bisa dikerjakan dengan jawaban yang jelas. Tapi kok masih diperdebatkan, terus buat apa dibuat aturan itu. 😂
Bangga Indonesia punya ilmuwan kaya gini,sedihnya Fajrul ni ternyata seumuran gw dan gw masih bed rot 😢😭 *maksud gw sedih tu gw sedih nganggur bukan sedih Fajrul sukses njir wkwkw gw mah ngefans dari dia dulu kuliah di Inggris juga Udah ngikutin *Brain rot= tulul Bed rot= nganggur parah di kasur terus
Wkwkwkw, inget film 3 idiot aku, ada pernyataan "kita mungkin akan sedih saat melihat teman gagal dr kita, tp kita akan lebih sedih jika, teman lebih berhasil dr kita". Wkwk😂🙏
Kalau dari pengetahuanku, memang ada aturan, kalau perkalian, pembagian dulu yang didahulukan, yang artinya jika 6:2 (1+2), maka dibagi dulu, jadi 6:2 = 3, terus didalam kurung kita jumlahkan sesuai symbol yaitu 1+2 = 3 nah, selanjutya tinggal dikalikan hasilnya, 3x3 = 9. kenapa dikalikan? memang ngk keliatan perkalian disitu, tapi jika ada angka yang terpisah dalam kurung maka kita bisa kalikan penjumlahannya. kecuali tanpa tanda kurung, mungkin hasilnya beda. jadi ya, sepahamanku hasilnya =9. dan sesuai kata abang juga, kedua jawaban memang benar sesuai kesepakatan, jadi akunya sepakat gitu, jadi ya, begitulah.
6:19 Perumpamaan yang cocok banget dengan pembahasan ini. Saya baru tahu kalau tanda (÷) akan membuat ambigu pada persamaan yang lagi diperdebatkan ini. Saya adalah yang awalnya menjawab dengan jawaban 1. Setelah baca penjelasan orang sempat terfikirkan juga "oh iya harusnya 9". Dan ternyata kedua jawaban itu benar, karena ambiguitas persamaannya. Terimakasih untuk ilmu dan penjelasannya
😮😮 kenapa dulu di sd, bu guru bilang jika ketemu bagi atau kali, berarti kerjakan perkaliannyanya dulu. Apakah guru saya salah ??? Sistem kerja "dibagian kiri dulu", juga baru saya ketahui di video ini.
Kalau mau fair, kalau operasi yg pertama ditulis (:), maka operasi yg kedua harus ditulis (x) supaya jelas. Kalau mau tanda (x) ga ditulis, maka better pembagian ditulis dalam pecahan biar jelas. Semisalnya (1+2) itu diganti jadi variabel a, maka 6:2a jadi 3a atau 3/a? Kan kasian kalo yg jawab salah karena ga sepemikiran sama yg nulis soal. Bukan cuma matematika yg bermasalah bisa secara semantik. Dalam kriteria kebocoran plasma darah pada demam dengue, literatur selalu bilang: kenaikan nilai hematokrit sebesar 20% dari baseline si pasien. Ini problematik soalnya satuan hematokrit itu dalam persen. Jadi misalnya hematokrit awal 30%, maka yg dimaksud kenaikan 20% itu bisa dua: 1. Jadi 50% 2. Jadi 30% + 0.2x30% = 36% Bedanya jauh sekali dan berbahaya kalau salah penerapan. Yg dimaksud sebenernya yg kedua, tapi kan kenapa ga kita bilang aja kenaikan seperlima dari asalnya atau kasih rumus universal. Misal seorang laki2 sehat, menikah dengan wanita sehat. Sifat hemofilia diturunkan x linked resesif. Ayah dari perempuan tersebut memiliki hemofilia dan ibunya sehat. Berapakah kemungkinan lelaki tersebut memiliki anak laki yang hemofilia? Ini soal ambigu karena yg dihitung bisa dua macem 1. Seandainya anaknya laki2, berapa peluang anak laki itu hemofilia 2. Seandainya punya anak, berapa peluang anaknya berjenis kelamin laki2 dan hemofilia? Kejadian kek gini tuh banyak di bidang apapun. Jaman dulu UN ada tuh soal2 macam gini, dan bahkan SAT sekalipun pernah kecolongan (monggo tonton channel veritasium). Maka tolong para guru pendidik dan juga pembuat soal harus review ulang soalnya, kedua lebih fair bahwa setelah ujian soal dapat dibawa pulang atau setidaknya dipublikasikan setelah setelah beberapa hari biar bisa dimoderasi dan tidak merugikan yg mengerjakan (Soal UN/SBMPTN/ dan sejenisnya ga pernah dipublikasi langsung)
Saya pernah juga diajarin waktu SD, kalau ➗ itu berarti anka sebelah kiri harus membagi seluruh angka sebelah kanan jadi kalau ada yang tulis: a➗b(c+d) Berarti a -------------- b(c+d) Kemudian, jika ada angka diluar kurung maka angka diluar kurung dikalikan terlebih dahulu ke masing-masing angka operasi dalam kurung. b(c+d) -> bc + bd Sehingga hasilnya a ------------ bc + bd Simpel.
sbnernya a dibagi dulu dengan b juga simple kok, dan soal soal yg seperti itu muncul juga di skd cpns, dan jawabannya yg bener dibagi terlebih dahulu baru dikali, jdi ya kembali lagi ke kesepakatan secara umum
@@theman2320has dalam aturannya yang seingat ku dulu diajarin gak bisa seperti itu, b(c + d) maka b dimasukkan dulu ke c + d jadi bc + bd maka kebingungan mana duluan kali apa bagi gak muncul lagi karena jadinya a ➗ (bc + bd).
@@ryanzeus31gampang, prinsip nya sama contohnya a ➗ b(c + d) ➗ e x f Maka jadinya: a ------------ bc + bd ------------ ef Di matematika teknik sering ada persamaan seperti ini.
2:08 yang jawab 5 kemungkinan tidak memperhatikan fungsi tanda kurung. jadi operasi matematikanya 6:2x1+2 ----> 6:2 = 3 3x1 = 3 3+2 = 5 7:01 jadi, matematika sebenarnya semacam "bahasa" untuk mengkomunikasikan suatu konsep. 🤔 11:37 👍👍👍👍👍👍👍 matematika merupakan pernyataan logika. bukan semata rumus dan hitungan.
Suka banget sama penjelasannya. Sangat disayangkan ada ahli matematika yang punya influence gede tapi gak menekankan kalau soal ini ambigu, dia malah fokus ke satu jawaban aja
Bukan ngebela, tapi memang begitu. Kalau tanpa kurung ya hasilnya begitu. Tapi setuju kalo soalnya ini jelek, karna tujuannya emang buat bikin 2 jawaban. Penggunaan tanda kurung disini bertujuan buat mempertegas urutan penyelesaian. Kalau tanda kurung dihilangkan ya pengerjaan nya kembali mengikuti aturan yg disepakati
Mas, ini kan problem Implied/Implicit Multiplication. Di fisika sendiri, sepengetahuan saya, konvensi-nya adalah implied/implicit multiplication lebih tinggi hirarki-nya dibandingkan operator lainnya. PEMDAS sendiri tidak secara gamblang bicara ttg bagaimana penyelesaian terhadap model implied/implicit multiplication, maka penyelesaian model PEMDAS tentunya menjadi tidak cocok dalam menyelesaikan soal implied/implicit multiplication. kalau ditanya "buku matematika mana?" saya tawarkan Concrete Mathematics, karangan Graham, Knuth, Patashnik. ijin saya cuplik dari bagian "A note on Notation", halaman xi pada buku tersebut, dimana tertulis: "An expression of the for a/bc means the same as a/(bc). Moreover, logx/logy =(logx)/(log y) and 2n! = 2(n!)." jadi model persamaan a/bc tidak diselesaikan secara PEMDAS. poin saya, daripada membahas soal konvensi seperti hal-nya sumber-sumber lainnya, kenapa tidak menggunakan kesempatan ini utk membahas atau memperkenalkan ttg implied/implicit multiplication dan bagaimana model soal seperti ini justru menggambarkan kesulitan PEMDAS karena di dalam PEMDAS tidak eksplisit tertulis aturan hirarki-nya ketika ketemu model implied/implicit multiplication. dgn kata lain, tentunya model soal ini akan terlihat ambigu kalau kita lihat dari kerangka PEMDAS tapi tidak menjadi ambigu kalau kita kenal dgn hirarki pada implied/implicit multiplication. misalkan seperti di link: th-cam.com/video/4x-BcYCiKCk/w-d-xo.html (catatan: istilah lainnya adalah multiplication by juxtaposition. bisa search dgn keyword ini utk mencari sumber-sumber lainnya). maaf jadi kepanjangan nulisnya. niatan saya semoga komen ini bisa dilihat sebagai 'constructive feedback' ya Mas. Mohon maaf sebelumnya kalau ada kata-kata yg tidak berkenan 🙏
Terimakasih mas, saya bener bener bingung mau pake cara apa, soalnya dimanapun saya menanyakan semuanya akan merujuk pada jawaban PEMDAS, tapi ada yang jawab dengan distributif dan ada yang jawab dengan perkalian implisit
Setuju dua-duanya benar. Sebab persamaan matematika adalah model yang disusun atas suatu peristiwa. Jawabab mana yang benar tergantung tergantung peristiwanya. Contoh peristiwa : Pak Amir punya 2 anak dan mempunyai 6 ekor kambing. Ia menyuruh anaknya menjual 1 juta per ekor. Namun anak-anakmya bisa menjual dengan tambahan 2 juta per ekor. Berapa uang yang diperoleh masing-masing anak? Jawaban 9 juta. Dipakai cara hitung 1 6 kambing / 2 anak x (1 juta/kambing + 2 juta/kambing) = 9 juta/anak Pak Amir punya 2 anak dan mempunyai 6 ekor kambing. Masing-masing anak punya 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Pak Amir ingin membagi semua kambing kepada semua cucunya. Berapa ekor yang diperoleg setiap cucunya? Jawaban 1. Dipakai cara hitung 2. 6 kambing : 2 anak (2 cucu/anak + 1 cucu/anak) = 6 kambing/6 cucu = 1 kambing/cucu
Sy juga setuju dgn 11:35. Matematika itu bukan Sains. Matematika itu alat untuk menterjemahkan sains sehingga kita bisa memprediksikan/mensimulasikan sains tersebut tanpa harus menguji hasilnya untuk semua parameter input yang memungkinkan. 2x5 itu artinya adalah 5 + 5. Bukan 2+2+2+2+2 walaupun hasilnya adalah sama. Pertanyaan ambigu adalah pertanyaan yang dibuat hanya berdasarkan teori matematis saja, tanpa ada dasar sainsnya. Makanya jawabannya juga jadi ambigu.
Akhirnya tercerahkan juga, gw yang team 1 karena menganut 2(x+y) satukesatuan memang betul itu soal emang ambigu, jelek, Mantap bang fajrul atas penjelasannya, ilmuan panutan, mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pengamalan sila ke.. 😂
"Mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pengalaman ke... " Wah, itu juga kalimat yang ambigu nggak sih?, Karena sebagian orang setelah membaca kalimat tersebut akan berfikir kalo kalimat tersebut juga termasuk dalam sila pancasila, padahal kalimat tersebut tidak termuat dalam sila manapun melainkan termuat dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4
Jelas salah itu, di soal itu angka 1 dan 2 di dalam kurung itu bukanlah hal yg berbeda kenapa lu pake x sama y, kalo mau pake x sama y kan harus beda bukan hal yg sama, kocak lu
@@willydanu soalnya ambigu bang. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 matematika sederhana
nah pertanyaan gw buat yang milih satu: kalau misalnya 6:2(1+2) kita coba 6:2(a+b) artinya 6:(2a+2b) masukin lagi a dan b 6:(2x1+2x2)=6:(2+4)=6:6=1 nah pertanyaan gw buat yang milih dua: kalau misalnya 6:2(1+2) kita coba 6:2(a+b) artinya 3x(a+b) masukin lagi a dan b 3x1+3x2=3+6=9 jadi ya kesimpulannya soalnya ambigu, ga menekankan dengan jelas. kalau ketemu soal seperti ini, kita bisa menulis soal ini dengan jelas. contoh soal: 6:2x(1+2)=n atau 6:(2x(1+2))=n
@@tjoifilmworks Jawabannya adalah 1, saya tau yg jawab 9 karena ngerjain diurut dari depan tetapi angka 2(1+2) itu bukanlah angka utuh melainkan masih dalam bentuk operasi bilangan sehingga harus diubah ke bentuk bilangan bulat terlebih dahulu, karena jika kita ibaratkan 2(1+2) adalah sebuah bilangan utuh dimana 6 ÷ 2(1+2) = 9 maka, 6 ÷ x = 9 X = 6 ÷ 9 X = 2/3 Apakah x : 2/3 setara dengan x : 2(1+2) ? Tidak, karena 2(1+2) = 6 , sedangkan 2/3 = 0,66.. Dari persamaan tersebut maka 6 ÷ 2(1+2) ≠ 9 Masih belum yakin? Coba buktikan dengan X yg lain. Jika 6 ÷ 2(1+2) = 1 6 ÷ x = 1 X = 6/1 = 6 Maka 2(1+2) = (2×1) + (2×2) = 6 Didapatkan bahwa nilai 2(1+2) setara dengan x yaitu 6 Maka persamaan 6÷2(1+2) = 1 adalah benar
@@Benedetta619 entah kenapa aku setuju dengan ini. (Disclaimer : Saya tidak mengaku saya benar, saya hanya setuju dengan jawaban beliau) kalau kita ubah soalnya jadi soal cerita. ibarat ada 6 apel, dan disuruh dibagikan kepada 2 anak dan 1 om-om yang di masing-masing rumah, dan rumahnya ada 2 (jadi asumsikan 6 [apel] ÷ 2 [rumah] (1 [om-om] + 2 [anak]). maka tiap orang mendapatkan 1 apel. kalo pake cara yang satunya, 6 [apel] ÷ 2 [rumah] (1[om-om] + 2[anak]) = 6 [apel] ÷ 2[rumah] x 3 [penghuni] = 3 [apel/rumah] x 3 penghuni = 9??. Lah malah ngasih dong penghuninya?
@@Benedetta619 Gak bisa begitu dong, seperti yang dikatakan mas Fajrul seharusnya soalnya bisa ditulis lebih akurat dengan tambahan tanda kurung, seperti (6/2)(1+2) atau 6/(2(1+2)). Permisalan yang diatas cuman bisa digunakan untuk persamaan yang 6/(2(1+2)) makanya benar jawaban 1.
@@Kamuflator-Main Tidak dong bro, namanya dibagi ya berkurang, kali ya berta mbah, kecuali pecahan. Jadinya ya 6 apel itu dibagi 2 ditambah 3 sebanyak 3 kali. Tapi emang sih ambigu soalnya
Sebagai seorang softare engineer, saya tidak pernah dan tidak akan pernah menulis kode seperti itu. Yang menulis seperti itu adalah tipe orang yang merasa pintar dan tidak mau melihat kekurangannya. Karena kalau ada yang berpendapat berbeda dengannya, dia akan menyalahkan pendapat itu. Orang yang baik akan menuliskannya dengan sangat hati-hati, menutup semua kemungkinan perbedaan interpretasi orang yang membacanya.
SIAP... SAYA SANGAT SETUJU APA yang anda lakukan. MESKIPUN MENURUT ATURAN PEMDAS (Indonesia) salah ya, karena dimulai dari kiri. Dan saya Teknik ~ tapi suka mathematics...
gara2 soalnya ambigu sih. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 sederhana
Kalau secara teknik, semua bentuk pembagian harus dibuat seperti pecahan. Sehingga kita harus menyederhanakan setiap operasi baik di tempat pembilang atau tempat penyebut, jadi saya jawab 1. Tapi banyak juga yang ngata ngatain kalau 1 itu jawaban salah, mungkin mereka bukan orang teknik
Iya sih di software pv elite buat ngitung vessel aja pake nya tanda / bukan ÷, jadi kerjain dulu yang dibawah, ya kali jadi 9, gede dong plat yang kudu gue pake bikin vessel
@@zaidanhibar8535 Jawabannya adalah 1, saya tau yg jawab 9 karena ngerjain diurut dari depan tetapi angka 2(1+2) itu bukanlah angka utuh melainkan masih dalam bentuk operasi bilangan sehingga harus diubah ke bentuk bilangan bulat terlebih dahulu, karena jika kita ibaratkan 2(1+2) adalah sebuah bilangan utuh dimana 6 ÷ 2(1+2) = 9 maka, 6 ÷ x = 9 X = 6 ÷ 9 X = 2/3 Apakah x : 2/3 setara dengan x : 2(1+2) ? Tidak, karena 2(1+2) = 6 , sedangkan 2/3 = 0,66.. Dari persamaan tersebut maka 6 ÷ 2(1+2) ≠ 9 Masih belum yakin? Coba buktikan dengan X yg lain. Jika 6 ÷ 2(1+2) = 1 6 ÷ x = 1 X = 6/1 = 6 Maka 2(1+2) = (2×1) + (2×2) = 6 Didapatkan bahwa nilai 2(1+2) setara dengan x yaitu 6 Maka persamaan 6÷2(1+2) = 1 adalah benar Secara matematika juga tetap 1 yg benar kalau belajar aljabar
@@yehudamanus2180 ya makanya dia bilang jawaban 9 salah, karena kalau X = 2/3, maka 2(1+2) = 2/3... (ingat kalau 2(1+2) diibaratkan dengan X) 2 x (1+2) = 2 x (1/3) Kedua ruas dibagi dengan 2, maka 1+2 = 1/3 dimana persamaan ini salah, makanya dibilang jawaban 9 itu salah.
Ini itu konteksnya bahasa nya harus sepakat. Kalo aku lebih sepakat ke jawaban yang hasilnya 1. Karena jika dibahasakan aku mendapatkan bahasa seperti ini. Berapakah nilai dari 6 jika dibagi 2 yang dikalikan dengan hasil dari 1 ditambah 2. Apakah kalian lebih sepakat dibaca Berapakah hasil dari 6 yang dibagi 2 kemudian dikali hasil dari 1 ditambah 2. Terserah kalian. 😂😂
gara2 soalnya ambigu sih. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 sederhana
Ya dia ga salah karena ga ada kurung disana. Makanya di video juga dikasih saran kalo mau hasil yg bagaimana itu lebih bagus ditambahkan kurung. Kalau tanpa kurung ya emang itu hasilnya karena ada dasarnya yaitu Pemdas. Tapi emang bener soalnya bertujuan buat jadi ambigu
Tidak perlu bro, kalau masih SD biarkan dg peraturan yg ada misal jawaban 9 yg benar karena kesepakatannya begitu. Masalah soal ambigu, dia belum perlu masuk ke ranah itu
Waduh ketinggalan banget baru Nemu channel ini. Sangat membantu emak2 buat ngajarin anak dirumah. Makasih banyak bang. Penyampaiannya sederhana mudah di pahami ..
Terimakasih kasih banyak om. ahirnya saya kembali mencintai matematika. Setelah pesimis dengan soal2 viral yg ambigu bahkan masuk di acara2 kuis televisi nasional. Membuat saya bingung apakah selama 25 thn cara berhitung saya salah. Memang sosial media itu pisau bermata dua.
Kalo tanda pembagian ( / , "per" ) sebagai simbol pembagian pecahan, maka jelas jawabannya menjadi 1 => 6:2(1+2) = 6 / 2 × 3 = "6 per 2 kali 3" = 1 Tapi kalo tanda bagi ( ÷ ) berupa operasi dasar perhitungan, maka jelas jawabannya 9 => 6:2(1+2) = 6:2×3 = "6 bagi 2 kali 3" = ( 6:2 ) × 3 = 3×3 =9 Ato kalo dlm bentuk pecahan operasi perhitungan dasar jd : => 6:2(1+2) = 6 ÷ {2/1} × (1+2) = 6 × (1/2) × ( 3 ) °°bagi bisa diubah menjadi perkalian dengan menukar posisi pembilang & penyebut = 6 × 0,5 × 3 °°mengubah 1/2 kebentuk desimal = ( 3 )× 3 = 9 Hasilnya sama dengan operasi dasar perhitungan Tapi mau 1 atau 9, dua-duanya benar tp dengan metode perhitungan yang berbeda (sah dan diakui universal) Noted : mohon maaf kalo kepanjangan dan sok tau, ini dari ilmu yg gua pelajari aja, koreksi aja kalo ada yg salah 🙏
Terima kasih bang. Akhirnya ada yang buat video ini dengan penjelasan bagus. Kesel banget sama orang orang yang bilang hasil 1 itu salah, padahal memang hasilnya bisa keduanya. Ditambah video terbesar tentang isu ini juga menyebarkan misinformasi. Memang pada dasarnya di sini kesepakatannya beda. Di beda tempat belajar notasi yang mungkin beda
Informasinya banyak sekali dan dari video ini gw belajar betapa pentingnya tanda kurung untuk memperjelas soal dan menjadi tidak ambigu, gw soalnya ingin menjadi guru MTK dan udah dapet pencerahan disini makasih bang Fajrul
Di fisika teori kami menggunakan operator / untuk memperjelas tanda kurung. 6/2(1+2) Atau lebih sering untuk mengemat spasi kertas yaknioperator ^-1 6[2(1+2)]^-1
nggak bermaksud ngehate, cuma sedikit kecewa sih. Di sini, Fajrul mengedukasi lebih baik daripada seorang influencer yang cita citanya jadi menteri pendidikan.
Jerome itu channelnya udah beda, kalo dibilang dia ga mengedukasi kaya yang dibilang @gnoega98, ya salah, short yang baru di upload sama jerome aja bahas π, bedanya video jerome sekarang konsepnya lebih menghibur, jadi bedakan lah @@Hasan12893
Mantap 100%! Terima kaish sudha menjelaskan, Kak. Jarang sekali yang melihat ini sebagai permasalahan ambiguitas dan akhirnya menyebabkan perdebatan panas bertahun-tahun.
Sebelum aku nonton vidio ini mau nyoba soal yang di tumnail dulu koreksi kalo salah 6÷2(1+2) Fersi a 6÷2=3(1+2) 1×3=3 2×3=6 Lalu di tambah menjadi 9 Fersi b 6÷2(1+2) 1×2=2 2×2=4 Lalu 2+4=6 6÷6=1 Fersi c 6/2(1+2) 2×3=6 6/6=1
Curhat: Dulu pernah di omelin guru Gara2 ngerjain soal tidak menggunakan rumus yg sama dengan guru ajarkan Padahal jawaban saya dan guru nya sama walau pakai rumus yg beda 😅😅😅
Perpangkatan, Akar kuadrat Perkalian, pembagian Penambahan, pengurangan Urutannya seperti itu, tapi kalau ada tanda kurung maka dihitung dulu. Kalau udah setingkat misal sudah dalam perkalian dan pembagian maka yang dikerjakan yg didepan dulu. Mustinya sih spt ini kalau mau sama hasilnya. = 9 Kalau ga ada kesepakatan bila ada setingkat ( perkalian dan pembagian ) harus dikerjakan soal yg didepan terlebih dulu ya beda.
Perlu jg belajar matematika lg krn memang saya tdk pandai, lumayan ilmunya untuk mengajari cucu2 dan jangan sampai dibilang opa bego amat. 😊 Thanks Pak Fadjrul. 🙏🙏
setuju bro, pas kuliah teknik dulu memang sering nemu paper ilmiah nulisnya kayak gitu. krn asal logika berfikirnya lebih masuk akal. dimana2 kalo ada formula (ab + ac) penulisan akan lebih bersih kalau disingkat menjadi a(b+c) dengan kata lain kalau sebelum kurung ga ada tanda kali , berarti objek tersebut awalnya memang bagian dari dalam kurung. jadi kalo nemu formula 6 ÷ 2(2+1) ya balikin dulu dong '2' nya ke dalam kurung. yakni 6 ÷ (2x2 + 2x1) = 1 kalau jawabannya 9 harusnya dari awal ditulis 6 ÷ 2 x (2 + 1)
@@arthstg jangan utak atik ilmu pasti, kesepakatan, aturan. PMDAS dari kiri ke kanan. 2(1+2) dan 2x(1+2) itu sama. 6÷2(2+1) kerjakan dari kiri ke kanan. ikuti aturan, jgn pake feeling.
@@willydanuanda juga pake feeling dong, antara 2 dan ( ada simbol ga? kok berasumsi 2( = 2 x (. aturan dari mana kalo ga ada simbol berarti tanda kali. memang dari sisi matematika baku soalnya ga lengkap jadi ambigu. tapi realita lapangan memang seperti yg kujelasin sebelumnya. kalo masi ga percaya cari aja paper2 ilmiah fisika luar negri bro. banyak ketemu gituan.
@arthstg matematika kok pake feeling kocak. Fisika luar negeri udah jelas 2(2+1) itu sama aja 2x(2+1) . Ilmu pasti, Bukan feeling2an, kuliah seni aja sana.
1:55 Mungkin yang jawab 7, mereka ngerjainnya kayak begini: = 6 ÷ 2(1+2) (dua nya dikali kedalam) = 6 ÷ (2x1)+(2x2) = 6 ÷ 2 + 4 = 3 + 4 = 7 Kalau yang jawab 5 saya ngak tau mereka pakai cara apa
@@otkahu6326gw sering nih bingung Ama operasi hitung yang sebenarnya masih bisa di operasi kan tapi tanda kurung nya di hilangkan agar lebih mudah, jadi ya merasa aneh aja. Jadi kalo ada tanda kurung gw usahain gw selesaiin operasi di dalam kurung sampai selesai nya, sampai gak ada operasi hitung lagi, terus baru dah di campur Ama bagian luar Kurung, kurung bisa di ilangin.
Walaupun gw tim 9, tapi gw masih memaklumi alasan ambiguitas. Menurutku : 1. Harus dinormalisasi penggunaan simbol pada arimatika. Kayak " x / *" 2. Buat yang memasalahkan 2(1+2) adalah kesatuan, lebih baik dibuat [2 x (1+2)] Jadi simbol arimatika harus diperjelas juga. Kenapa bisa begitu? Ini sederhana ya. Pasti yang SMP keatas bakal ngejelasin (a)(b) = a x b = ab Kalau di arimatika (2)(3) = 23? Kan enggak ya. Itu dia pentingnya penggunaan simbol pada sebuah persoalan arimatika dasar.
gara2 soalnya ambigu sih. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 sederhana
@@SparkSphereIdeas Perkalian implisit itu asalnya nggak ada. 2a pada konsep aljabar, itu karena "a" adalah variabel, bisa diisi sebagai fungsi apapun. Jadi 2a = 2(a), itu representasi 2 x a. Perkalian Implisit yang orang-orang maksud itu zaman sekarang udah bisa diwakilkan ama "tanda kurung". Di luar kurung, semuanya prioritasnya ya sebelah kiri dulu pada levelnya, baru level bawahnya dikerjakan.
@@kiyanabhinayaazkalif8357 PEMDAS juga asalnya nggak ada bang. itu semua kan memang cuma perjanjian untuk mempermudah dan biar tidak ambigu aja. klo 2a merupakan representasi dari 2(a) berarti kalau ada yang ngejawab 1 betul juga kan. sesuai dengan isi video
Disclaimer dulu saya bukan org yg pandai matematika atau pun menggeluti masalah ginian, tapi menurut saya hasil akhirnya 1 itu lebih intuitif karena setiap tanda operasi matematika +, -, x, ÷, & = itu menjadi pemisah dari setiap bilangan. Jadi tanda kurung itu selalu menyatu dengan angka yg ada di antara setiap simbol operasi matematika sama halnya dengan pangkat & semisalnya. Maka ketika 6 ÷ 2 (1+2) = 6/2(1+2) = 6/2(3) = 6/6 atau 6÷6 = 1.
Betul, secara otomatis saya lgsg berpikir Jawabannya = 1 😂 krn secara refleks, saya pasti mengerjakan tanda kurung terlebih dahulu baru operasi matematika lainnya😂😅
Kalo sekarang tahunya soal operasi matematika itu penghitungannya diurutkan dari: a. Dalam kurung (..) b. Operasi x dan : c. Operasi + dan - Sedangkan pada zaman gw dulu urutan prioritasnya adalah (..), x, :, + dan -.. Misal contoh soal: 2-1+2 = ... Maka pengerjaan soalnya menjadi 2 + (-1+2) = 2+1 = 3 Makanya soal dalam video juga gw lebih pilih jawabannya 1. Selain karena aturan tsb, juga karena a(b-c) itu adalah sebuah angka kesatuan bukan a x (b-c),, soalnya pada rumus dasar matematika seperti aljabar x²+2xy+y²= 0, dimana x², 2xy dan y² adalah sebuah angka utuh tersendiri (hanya terdiri dari sebuah angka dan bukan sebuah operasi matematika)😊
Ini masih terlalu rumit untuk anak2 SMP-SMA skrg. Sedangkan yg paling dasar pun banyak yg gk bisa, seperti video yg viral baru-baru ini. Guru buat video pembagian, gk ada satupun yg benar. Padahal cuma pembagian paling dasar, seperti : 9 : 3 21 : 7 36 : 9 Dan sebagainya. RIP masa depan Indonesia, mngkin 5 - 10 tahun lg pengangguran Indonesia bisa memecahkan rekor. Krna anak-anak zaman skrg yg di kejar cuma viral di tiktok doank..
andai saja guru sperti anda bang fajrul murid indo pasti banyak yg pintar..... krn kebanyakan guruku dulu kebanyakan bicara> hallo anak" buka lks halaman 10 kerjakan ulangan lalu maju dr depan ..... pikiran saya( loh belum d ajari guru kok udah d suruh mengerjakan )👏👏👏 sungguh hebatkkan guru!!!! , dan ketahuilah tdk hanya satu tp banyak guru sperti itu👀👀👀 klo guru yg lainya ad yg sering nggak masuk kelas > hallo anak" belajar sendiri ya minggu depan ulanagan, loooooooo gurunya satahun mengajar bisa d hitung jari, kebanyakan ngasih tugas lah kok tahu tahu ulangan makan gaji buta tuh......!!!! slekdem semelekete honore a...u mat..mu janc..k astagfirullahaladzim sabarkanlah diriku apakah anda benar " guru !!!! bukan alien yg mencoba membodohi anak bangsa dan skrng malah lebih edan guru tinggal kirim tugas lewat WA hp .... kalian pikir siapa yg mengerjakan tugas itu pasti orangtuanya/walinya. jd bodohlah anak bangsa. klo stelah covid masih menggunakan cara itu mending si....ne.....🤗🤗🤗🤗
saya seumur hidup anti banget sama hitung-hitungan, tapi denger penjabarannya mas fajrul gampang banget nyerepnya. rupanya matematika enggak lekang dari aspek manusianya ya, baik dari yang bikin soal sampai cara bernalar yang jawab. kalau aja ada yang mau ngajarin dengan sabar dan jelasinnya gampang, saya mau banget deh belajar konsep-konsep matematika dasar dari awal lagi 😅
sebenarnya simple aja, uji balik. coba ganti ( 1+2) = x nah mana yang bener hasilnya 1 ato 9 markicob: untuk nilai 1: maka 6 : 2(2+1)=1 6 : 2(x)=1 6/2(x)=1 maka nilai x = 3 artinya nilai 1 bisa dikatakan sesuai untuk nilai 9: maka : 6 : 2(2+1)=9 6 : 2(x)=9 6/2(x)=9 maka nilai x = 1/3 artinya nilai 9 bisa dikatakan tidak sesuai "Kalau sesuatu tidak bisa dibuktikan secara kebalikan, maka itu belum bisa di sebut kebenaran", inilah filsafat dasarnya.
Maaf bang fajrul, sebenernya agak tidak setuju jika PEMDAS disamakan dg KABATAKU (Kali Bagi Tambah Kurang) atau PIPOLONDO (Ping Poro Lan Sudo). PEMDAS memiliki uraian yang lebih banyak, Kalau KABATAKU dan PIPOLONDO itu cuma MDAS aja (Multiply Divide Add Sub) hehe. Kalau di sekolahku dulu PIPOLONDO diajarin di lower grade kayak kelas 1-2 SD, waktu mulai ada eksponen dan tanda kurung di kelas 4 klo gasalah itu mulai diajari PEMDAS walau dulu gaada istilah itu pokoknya tanda kurung sama perpangkatan dikerjakan dulu.
Benar sekali penjelasannya.... dulu saya SD tahun 80an terkenal dengan istilah kalibataku..... setelah jadi guru matematika mulai tahun 2000an aturan operasi dasar bilangan berubah... jadi benar salahnya jawaban dalam operasi dasar bilangan tergantung kesepakatan para ahli matematika.
Ini penjelasan yg bagus. Ga kayak yutuber sebelah yg ngejelasin hal serupa yg ngakunya pengikut Tan Malaka, tapi koar² kemana2 cocotnya di mana dia sendiri ga kompeten di bidang perhitungangan MTK. Selain itu, penjelasan ahli² yg sdh PhD mtk yg dari luar serta Aleam Bara makin memperkuat bahwa Fajrul Falah dlm menyediakan konten ga kaleng²
Waduh, makasih penjelasannya, bang Fajrul. Baru nyadar kenapa orang bisa ribut2 tentang soal ini. Ternyata emang soalnya ambigu. Kalo gw cenderung ambil yang 1. Mungkin karena liat tanda kurung, jadi asumsinya harus 2x3 dulu.
dengan dasar aljabar dianalogikan (2x+2y) = 2(x+y), jika x = 1 dan y =2 maka 2(1+2) maka bilangan yg ada di dalam kurung dan pengalinya diselesaikan lebih dahulu 6÷2 (1+2)= 6÷(2x1+2x2)= 6÷(2+4)= 6÷6=1
Trmksh mas Fajrul u penjelasan nya.., sangat clear dan bermanfaat buat sy yg sll hrs mendampingi anak sy blj matematika (dr seorang ibu yg py anak kls 5 SD)
@@izax6105 dia bantu bang Fajrul. Kan ni soal ada 4 jawaban 9 dan 1 kayak di video, BG Fajrul gak dapet logika 7 dan 5 kanyak gimana. Dia bantu kasih liat gimana orang orang bisa dapat 7. Ini buat yang dapetnya 5 6;2 (1+2) dalam kurungnya di tukar ke kali 3x1+2 dapet 5 Makanya bukan masalah hasil tapi soalnya yg ambigu.
@@MoiciroCMIIW klu maksud mu 6/2(1+2) = 6/2(3) = 3(3) = 3 + 3 udh kurang tepat bg, karena tanda kurung seperti 3(3) itu artinya di kali bukan dijumlahkan
Hasilnya 1. Kalau soalnya dibalik bisa begini.. 6:2(x+y)=1. 6=1 * 2(x+y) 6= 2 (x+y) 3=x+y ; maka x=1 dan y=2. Bila jawabannya 9 tidak terbukti x=1 dan x=2 6:2(x+y)=9 6 = 9 * 2 (x+y) 6 = 18 (x+y) 1:3=x+y Karena begini 10:4=2,5 10:2(2)=2,5. 5:2=2,5 ; karena penulisan 10:2(2) beda dengan 10:2x2. Kalau hasil 9 penulisannya 6:2*(x+y)=9 6:2 *(x+y)=9 3 "*" (x+y) = 9 ( "mengubah" soal) x+y = 3 baru ==> x dan y dapat bernilai 1 dan 2.
@ilyasayusuf5447 Penulisan yang pertama itu berubah menjadi 6(x+y):2 = 9 Bukan 6:2(x+y)=9 yang mana (x+y) menjadi pembilang bukan pembagi dimana bila ada 2a:2(x+y) Itu disederhanakan menjadi a:(x+y) bukan jadi a(x+y) Sebenernya ini soalnya gak ambigu sih huft.. Atau bisa kah kalau soal pembagian ditukar ke depan dan buktikan 2(1+2):6 ≠ 1
@@christianbudiman1591 kan udah dijelasin dua jawaban nya bener, tergantung rule mana yg di pake. aturan jaman dulu jawaban nya 1, aturan pemdas 9. lucu kalau matematika bisa berubah aturan, makanya symbol "÷" gak di sarankan dipake karena ambigu. makanya paje symbol fraction atau kurung biar jelas. a _ or (a/b) b
@ilyasayusuf5447 secara parenthesis pengerjaannya 6÷ 2(1+2) 6÷ (2+4) 6÷6 hasilnya 1. Yang mana kalau ada kurung, kurung dulu yang dikerjakan. Faktor dari penjumlahan masuk dulu baru penjumlahannya dikerjain. a(b+c) Jadi ab+ac Kalau soalnya 6 ÷ (1+1)(1+2) nah ini kurung dikali ayun dulu. 6÷(1+2+1+2) hasilnya 1
seperti yang dijelaskan, ilmu matematikanya sudah pasti karena tetap dan selalu berpedoman pada aturan dasar dan tidak bisa/akan membuat pertanyaan semacam itu... kalau pertanyaan tersebut manusianyalah yang membuat tidak pasti dengan membuat pertanyaan yang tidak berpedoman pada aturan dasar/pertanyaan yang salah tapi tidak bisa disalahkan, mangkannya disebut kesepakatan (kalau kamu dan orang lain sepakat dengan pertanyaan tersebut karena keluar dari rumus dasar ya akhirnya hasil kedua jawaban benar)...
Dari Gemini Advanced AI menyatakan begini, Soal ini sering menimbulkan kebingungan karena perbedaan interpretasi mengenai urutan operasi. Berikut adalah penyelesaiannya dengan mengikuti aturan operasi matematika standar (PEMDAS/BODMAS): 1. Parentheses/Brackets (Tanda Kurung) Selesaikan operasi di dalam tanda kurung terlebih dahulu: 6 : 2 (1 + 2) = 6 : 2 (3) 2. Multiplication and Division (Perkalian dan Pembagian) Lakukan perkalian dan pembagian dari kiri ke kanan: 6 : 2 (3) = 3 (3) = 9 Jadi, jawaban dari 6 : 2(1 + 2) adalah 9. Penting untuk diingat bahwa aturan PEMDAS/BODMAS adalah konvensi yang digunakan untuk menghindari ambiguitas dalam menyelesaikan ekspresi matematika.
Ka,.. bisa bahas persamaan matematika dalam ekonomi, misal perkiraan pertumbuhan ekonomi, atau perkiraan kebutuhan tenaga kerja dimasa akan datang.. thanks
Yang terpenting dalam operasi aritmatika dasar kita harus mengikuti aturan secara internasional. Seperti tanda kurung yang memiliki peringkat paling tinggi di antara pangkat, perkalian,penjumlahan, dan pengurangan
Karena tanda dalam kurung itu yg kali jdi kebanyakan orang di kali dulu, lalu nanti hasilnya ditunggu setelah yg awal bagi yg dikurung. Padahal pembagian dan perkalian itu nilainya sebanding atau setara jdi di urut dr yg paling kiri 6 : 2 x 3 = 3 x 3 = 9 sedangkan 6 : 2 (3) = ? Disini lah menjebak nya di tanda kali dalam bentuk kurung ( tidak ada tanda x tp 2 . (3) ) 😂
Kalo yang 7, 6 : 2 (1+2) anggap dalam kurung adalah a dan b, yang menjadi 6 : 2 (a+b) = 6 : (2a + 2b) terus dikembalikan lagi ke nilai semula yaitu 6 : 2x1 + 2x2 = 6 : 2 + 4 Kemudian operasikan dari kiri ke kanan 3 + 4 = 7 Begitulah kayaknya.. Tapi sy Team 1 😁
Ah baiklah. . Aku dari kemarin kemarin jawab 1,, ternyata aku tidak "segitunya" salah. Melainkan SOALNYA YANG SALAH! 🤣🤣, jazaakallahu khayr penjelasannya
akhirnya saya pribadi menilai pertanyaan atau persoalan tadi bukan pertanyaan matematik atau ilmiah ....melainkan pertanyaan emosi atau menjadi pertanyaan politis yg mengakibatkan perdebatan ....😃...🙏🙏🙏
2(x+y) = 2x + 2y 2(1+2) = 2.1 + 2.2 Coba buka buku pelajaran SMP tentang sifat distributif bilangan real A,B,C dalam bentuk : A(B+C) = A x (B+C) = AB + AC Jadi semestinya 2(1+2) adalah kesatuan bilangan yg harusnya di utamakan. Itu menurut saya. Klo menurut kamu? 😊
Untuk lebih benarnya, lakukan system pematerian benda lalu bahasa kan dalam penyelesaian dan yang benar adalah yang berhasil dalam hasil penyelesaian itu, krn yang dibutuh dalam pengetahuan ad filsafat kebenarannya,.
Nex ,bahas perkalian yang tidak menggunakan perkalian sama sekali. Kemarin saya coba, dan ternyata, bisa. Dan ternyata, perkalian itu hanya operasi semu. Yang tidak berdiri sendiri . Dan terdiri dari bentuk dasar perhitungan yang lebih dasar lagi. Yaitu penjumlahan. Selama angka biasa. Dari 2 digit kali 2 digit. Sampai digit berapapun yang lebih banyak. Sebagai contoh,10 digit dikali dengan 10 digit. Selama angka pengali , bukan angka besar. Tidak terlalu sulit. Karena cara ini , lebih condong ke keadaan angka pengali kecil. Bukan karena tidak bisa untuk angka pengali besar, tapi lebih ke, keadaan yang lebih mudah saja.
Yang bikin seru karena dalam aturan PEMDAS, buat yg belum tau PEMDAS karena di sekolah Indonesia jarang diajarin: P = Parentheses(tanda kurung) E = Exponentials(eksponensial/pangkat) MD = Multiply/Divide(kali/bagi) AS = Add/Sub(tambah/kurang) Nah letak permasalahannya itu sesederhana karena either MD dan AS itu sama-sama pakai 'Atau' bukan duluan kali baru bagi misalnya. Klo gue pribadi nemuin soal kaya gini palingan kaya ngoding aja--ada aturan basic tambahan yakni semua hal diproses/dikerjain dari kiri ke kanan dan atas ke bawah. Jadi ya saat ada perkalian dan pembagian yang kedudukannya disitu setara ya dikerjain dulu pembagiannya sehingga jawabannya 9.
Kesimpulannya, perjelas pertanyaan agar bisa dijawab jelas.
Hal ini memang ada, namanya ambiguitas matematika. Math ambiguity.
Seperti analogi "saya melihat orang memakai teleskop",
Kan ada 2 pemahaman :
1. "Saya melihat orang, (dia sedang) memakai teleskop".
2. "Saya melihat orang, (saat saya sedang) memakai teleskop".
Makanya perlunya notasi, tanda baca agar bisa dimengerti dan mengeliminasi ambiguitas/kebingungan.
Dalam komputerisasi, hal ini dieliminasi, dalam Coddingan yg dipakai adalah cara jawaban no 1, yaitu hasilnya 9.
Untuk menghindari ambiguitas, sangat penting untuk menggunakan notasi yg jelas.
Simbol, tanda baca dan posisi harus jelas termasuk tanda kurung (). Terlepas dari matematika, berbahasa/penulisan pun sama.
Dalam soal matematika hasilnya tetap satu, maksudnya bukan tergantung kesepakatan yang dapat membenarkan dua persepsi.
Lambang dan kode yang ditampilkan dalam soal matematika itu telah dibakukan.
Matematika itu termasuk hukum eksak atau hukum alam yang tidak bisa ditolerir menjadi hukum sosial yang dapat menerima hasil kesepakatan.
Itu hasilnya 9
Tidak boleh 1 atau yang lain. 🎉❤
@@HairilAnwar-ty6vx kalau untuk soal yg sedang diperdebatkan memang ambigu jadi harus tergantung kesepakatan. Karena kurang konteks atau kurang tanda notasi seperti kata komen di atas. Coba ditonton lagi videonya. Makanya lambang (÷) tidak pernah digunakan dalam rumus fisika atau kimia. Karena nanti jadi ambigu. Pasti pakainya (/).
Intinya juga: Si Mimin gak pernah salah. 😁😅🤣
Makanya kita bilang soalnya ambigu, karena soalnya maunya seperti apa kita gk tau, bukannya tergantung kesepakatan.@@HairilAnwar-ty6vx
@@HairilAnwar-ty6vxsoalnya emang agak ambigu, kecuali kalau pakai tanda /.
Aku coba tanya Gemini, begini penjelasannya:
Hasil dari 6 ÷ 2(1 + 2) tergantung pada bagaimana kita menginterpretasikan urutan operasinya. Ada dua cara umum untuk menafsirkan soal ini:
Cara 1: Mengikuti urutan operasi standar (PEMDAS/BODMAS)
* Parentheses (Kurung): Hitung dulu yang ada di dalam kurung: 1 + 2 = 3
* Multiplication and Division (Perkalian dan Pembagian): Kerjakan dari kiri ke kanan: 6 ÷ 2 = 3
* Kemudian kalikan hasil pembagian dengan hasil penjumlahan: 3 x 3 = 9
Jadi, menurut cara ini, hasilnya adalah 9.
Cara 2: Menganggap 2(1+2) sebagai satu kesatuan
Beberapa orang mungkin menganggap 2(1+2) sebagai perkalian tersirat dan harus dikerjakan sebelum pembagian. Dalam hal ini:
* Hitung yang ada di dalam kurung: 1 + 2 = 3
* Kalikan 2 dengan hasil penjumlahan: 2 x 3 = 6
* Kemudian bagi 6 dengan hasil perkalian: 6 ÷ 6 = 1
Jadi, menurut cara ini, hasilnya adalah 1.
Kesimpulan:
Karena adanya ambiguitas dalam interpretasi soal ini, tidak ada jawaban yang benar-benar pasti. Untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya gunakan tanda kurung tambahan untuk memperjelas urutan operasi yang diinginkan.
Saran:
* (6 ÷ 2) x (1 + 2) = 9 (Jika ingin mengikuti urutan operasi standar)
* 6 ÷ [2(1+2)] = 1 (Jika ingin menganggap 2(1+2) sebagai satu kesatuan)
Penting:
* Dalam matematika, kejelasan sangat penting.
* Selalu gunakan tanda kurung untuk menghindari ambiguitas dan memastikan semua orang memahami perhitungan dengan cara yang sama.
* Jika Anda menemukan soal seperti ini, sebaiknya tanyakan kepada guru atau orang yang lebih paham untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas.
Semoga penjelasan ini membantu!
nah benar ini
aturan dasar dalam matematika adalah hitung dari kiri ke kanan, tapi kalau ada dalam kurung itu yg dihitung dulu. nah karena ini (1+2) jadi dihitung dulu = 3
6:2(3)
baru deh dihitung normal dari yg paling kiri dulu
6:2 = 3
3x3 = 9
@@warior1195 betul si
Nah sebentar kalau misalnya begini 6:2:3 apakah setara dengan 6:2×3 naahh ini apa bisa dijadikan pembeda selain memberi tanda kurung atau memang tanda kurung itu wajib untuk memisahkannya??
Tidak ada tanda silang bukan berarti tidak ada perkalian
ChatGPT : 9
ClaudeAI : 1
GeminiAI : soal tersebut tidak bisa dikerjakan karena ambigu pada operator sebelum tanda (
Wow rame, update:
Saya nyoba lagi pake beberapa beda akun sekarang:
ChatGPT claude gemini kompak jawab 9,
Ulah siapa ini yg ngetraining hasil 9 ?
Keliatan lebih advanced yg mana wkwk
ketiganya benar sih 😅
sy gemini hasilnya 9 juga. mngkn harus yg berbayar
Gemini win 🏆🏆🏆🏆
Bener. Gemini bilang soalnya ambigu. Yang gratis bisa tau loh😅
PEMDAS itu bukan hanya singkatan, tapi juga hierarki urutan penyelesaian matematika
PE > Parentheses (Kurungan)
M > Multiplication (Pengkalian)
D > Division (Pembagian)
A > Addition (Penjumlahan)
S > Subtraction (Pengurangan)
Jadi untuk menjawab ini:
Opsi satu: 2(1+2) tidak dianggap perkalian secara tersirat, sehingga menurut PEMDAS, setelah bilangan dalam kurungan ditemukan, langsung membagi bilangan dari kiri ke kanan. 6 ÷ 2 x 3 = 3 x 3 = *9*
Opsi Dua: 2(1+2) dianggap Perkalian tersirat jadi setelah bilangan dalam kurungan ditemukan, harus dikalikan terlebih dahulu (2 x 3 = 6) sebelum membagi bilangan dari kiri ke kanan. 6 ÷ 6 = 1
Kesimpulan: Ini pertanyaan yang menguji pemahaman PEMDAS, dengan unsur kebingungan yang disengaja. Jika menemukan soal ini di ujian kalian selanjutnya (apalagi yang memiliki notasi a, b, c, dan seterusnya), tanyakan interpretasi yang benar dari pembuat soal atau pengawas ujian, untuk menghindari kesalahpahaman. 👍
setuju soalnya di bidang PEMDAS perkalian dan pembagian itu adalah yang pertama tapi keduanya masih harus dari kiri!
PEMDAS itu bikin salah kaprah..
Multiplication dan division itu hirarkinya sama
Addition dan subtraction itu juga hirarkinya sama
@@kurniaprimaputra1313 Cara menjelaskannya yang salah. Bukan konsep PEMDAS.
PEMDAS itu kalau misal mau dipisah, jadinya P | E | MD | AS.
Exponent dikemanain ?
@@abangkece5472 Sebenarnya prioritasin yang levelnya lebih tinggi
Exponen > Perkalian/pembagian > penjumlahan/pembagian. Cuma itu kurang umum aja.
Bahkan diatas exponen masih ada tetrasi pentasi, dll
Alih-alih menghujat ketidaktahuan, kamu disini menerangkan. 👍
Aku berharap mas Fajrul terus membuat konten seperti ini. Umurku saat ini 29 tahun, tapi baru sekarang aku mulai suka dan bisa paham sama Matematika, Fisika.
kita seumuran bang
saya 34thn 😂
Setuju bang spirit dalam pengetahuan terutama terkait science kedepankan nalar logis bukan aturan yang kadang membuat ambigu seperti 1+1×0 dan menjadi gimmick, aturannya ada tapi seharusnya perjelas aja jadi 1+(1×0)
Setuju, kalau cuma berpaku pada aturan, rumus, perhitungan, Newton gaakan nemu metode mencari nilai Pi dg segitiga pascal yang mana jauh lebih efisien drpd menghitung luas lingkaran dg dibagi2 menjadi segitiga
@@KerupukWenak kalau di fisika kayak gimana bang? Bukannya di fisika itu kalau kita mau menghitung besarnya nilai suatu benda kita harus menghitung beberapa fakto tertentu yg pada akhirnya hal itu membentuk apa yg kita kenal sebagai rumus?
Kayak contoh rumus energi kinetik yaitu Ek=1/2 m.v², yg dimana kalau kita mau menghitung besarnya energi kinetik suatu benda/objek kita harus menghitung massa dan kecepatan benda/objek tersebut? Atau mungkin ada cara lainnya, i don't know
Pola pikir seperti ini yg diutamakan di kurikulum merdeka.
Cuma ya gitu, guru ga nalar murid sama aja
@@muhammadfaqihalazhar8443 jika spesifik yg kamu sebutkan memang belum ada cara lain. Tp jika kamu fikir fisika selalu terpaku pada aturan, cobalah mempelajari fisika kuantum wkwk.
@@masmmaw
Kurikulum merderka: Bebas mikir
Orang luar dikasih kurikulum merdeka: Berpikir diluar nalar, berpikir yang aneh2
Orang indo dikasih kurikulum merdeka: gak mikir, mending tidur 🤣
Pembahasan kali ini berasa ada banyak hal, terutama di masalah soal yang ramai banget di sekitar Oktober 2024. Perihal ini, saya harus melihat bagaimana urutannya, dan kalau operasi hitung dasar ada beberapa yang harus diperjelas, terutama kalau dibuat versi pecahan atau pakai variabel jika di aljabar. Beberapa masih saya baca lagi karena berhubungan dengan perhitungan. Untuk bagian dalam kurung, ini pernah saya lihat di berbagai fungsi terutama kalau di trigonometri, eksponensial, logaritma, dan beberapa lainnya, bahkan ada sampai pakai kurung siku dan kurung kurawal untuk pembeda(biasanya dipakai dalam dalil rantai di turunan biasa maupun turunan parsial). Penjelasan Fajrul FX menyambung ke bagian bahasa, dan ini saya sampai harus memikirkan kata yang pas agar gampang dipahami(walaupun beberapa butuh waktu karena agak kompleks). Ya kurang lebih begitu
Gua kemaren komen "Soalnya gak jelas", malah dibilang gak ngerti MTK sama netizen lain..
yaa padahal dulu pas sekolah gua ikutan olimpiade sains matematika nasional
cuma bedanya gak terkenal aja, jadi diragukan komen gua sama netizen..
wkwkwk
Netizen: hujat dulu, nyari info belakangan🗿
@@acafansa9255😂😂😂 pukul dulu Tanya belakangan
Lah sama gw jg pernah ikut OSN mtk
Sama kak, aku bilang gitu malah di serang 😂
Netizen 'kandang monyet' atau yg mana?😂
Penjelasan terbaik untuk kasus ini. Netral, dan fokus di permasalahan pada soal, bukan memihak salah satu kubu dan saling menyalahkan. Keep up the good work mas!
secara konvensional, dalam matematika, kita mengikuti urutan operasi (atau aturan pemprioritasan) yang sering disingkat sebagai PEMDAS (Parentheses, Exponents, Multiplication and Division (dari kiri ke kanan), Addition and Subtraction (dari kiri ke kanan)). Berdasarkan aturan ini:
1. hitungan dalam tanda kurung dilakukan terlebih dahulu.
2. kemudian, kita lakukan pembagian dan perkalian dari kiri ke kanan.
maka, dalam soal :
1. hitung dalam tanda kurung: .
2. ganti persamaan menjadi .
3. lakukan pembagian terlebih dahulu: .
4. kalikan hasilnya: .
jadi, hasil yang benar dan lebih umum diakui adalah 9. jika ada yang menganggap hasilnya 1, itu biasanya karena cara interpretasi yang berbeda, tetapi mengikuti aturan yang umum, jawaban yang benar adalah 9.
Sebenernya yang bikin ambigu tuh gini. Soalnya adalah:
6÷2(1+2)=
Walaupun angka dalam kurungnya kita selesaikan lebih dulu hasilnya adalah 6÷2×3=
Di sini titik ambigunya. Jika (6÷2)×3, maka hasilnya 9, namun jika 6÷(2×3) maka hasilnya 1. Pada soal 6÷2×3 aturan mengerjakan dari kiri ke kanan tidak berlaku, karena pada dasarnya ini permasalahan matematika yang ambigu
Kalau pakai metode lampau angka di depan tanda kurung merupakan bagian dari tanda kurung itu jadi harus diselesaikan terlebih dahulu , tapi kalau pakai metode modern tanda kurung bisa diganti perkalian jadi yang diselesaikan dahulu adalah yang kiri ( pembagian )
masalahnya begini lo.. dalam operasi 6 ÷ 2(1+2).. yg didalam kurung itu seolah jd variabel milik 2.. jd 6 ÷ 2x dimana x= (1+2).. jd sebenarnya yg problematik itu simbol ÷ karena tidak jelas cakupan pembaginya. makanya dalam perhitungan operasi matematika sangat dianjurkan untuk lebih memilih menggunakan pecahan untuk operasi pembagian jadi 6/2(1+2) atau 6(1+2)/2.. agar cakupannya jelas yg dibagi yg atas dan yg pembaginya di bawah
@@hasyimrahmanhadi1648 yang membuat tidak jelas itu yang kurung bang , kalau tanda pembagian oke saja
Jadi gini kalau gunain metode lampau maka angka didepan tanda kurung merupakan hal yang tak terpisahkan dari kurung itu sendiri jadi setelah hitungan dalam kurung selesai maka selanjutnya harus menyelesaikan yang depan kurung itu
Sedang metode modern tanda kurung itu langsung diganti dengan operasi perkalian , karena aturannya harus diselesaikan dari kiri ke kanan maka pembagiannya dulu yang diselesaikan
Jadi, kalau ada soal:
6:2x3 =
Apakah itu ambigu?
Atau yg bikin ambigu:
6:2(3) = ?
Maaf, saya campuran antara ambigu dan tidak paham.. 😂😂😂
Saya iseng coba nanya ChatGPT. Untuk versi 4o, jawabannya 9
Untuk versi o1 (logical reasoning), jawabannya PERSIS seperti BANG FAJRUL.
Jd kesimpulannya klo ada soal ambigu, nanyanya chatgpt o1 😂
Conclusion
• Standard mathematical conventions dictate that multiplication and division are performed from left to right, giving a result of 9.
• If the expression is intended to represent \frac{6}{2(1+2)} , then grouping the entire denominator leads to a result of 1.
To avoid ambiguity, it’s important to use clear notation:
• For a result of 9:
6 \div 2 \times (1 + 2)
• For a result of 1:
\frac{6}{2(1+2)}
Kamu udah paham yg cb dijelaskan? "tergantung pertanyaan atau konteksnya".
Hal ini memang ada, namanya ambiguitas matematika. Math ambiguity.
Seperti analogi "saya melihat orang memakai teleskop",
Kan ada 2 pemahaman
1. "saya melihat orang sedang menggunakan teleskop".
2. "Saya melihat orang, saat saya menggunakan teleskop".
Makanya perlunya notasi, tanda baca agar bisa dimengerti dan mengeliminasi ambiguitas/kebingungan.
Dalam komputerisasi, hal ini dieliminasi, dalam Coddingan yg dipakai adalah cara jawaban no 1, yaitu hasilnya 9.
Makanya di chatGPT bawahnya ada "to avoid ambiguity, its important to use clear notation"
"Untuk menghindari ambiguitas, sangat penting untuk menggunakan notasi yg jelas"
Artinya simbol dan posisi harus jelas termasuk tanda kurung ().
betul bro, dalam bahasa pemrograman menggunakan operasi (/) menunjukkan operasi bagi, sedangkan simbol (:) untuk menunjukkan cakupan. misal simbol matematika yaitu: kali, bagi, tambah, kurang (menunjukkan cakupan)
Kalo anda memasukkan rumusnya ke MS Excel maka jawabannya adalah 9
keren banget bang fajrul bisa menjelaskan bahwa matematika itu bukan sekedar objektifitas tetapi juga bagian dari subjektifitas penalaran dan logika dasar matematika itu sendiri sehingga membuka pandangan kalau mislanya matematika yang sebenarnya tak sesederhana itu untuk dipahami apalagi kalau sudah keluar dari lingkup sekolah dasar maupun menengah
nah bener banget
Apalagi kalau pertanyaan kayak gitu cuman dibuat sebagai propaganda buat nunjukin kalo dia lebih pintar
nahh itu
matematikanya ya tetap objektif, yang subjektif itu kesepakatan orang² aja tentang makna simbol
matematika itu BUKAN sekedar hitung angka (tambah, kurang, kali, bagi, dsb, biasanya disebut Aritmatika ).
matematika itu "bahasa logika" dalam bentuk simbol-simbol tertentu.
misalnya perkalian matriks . seringkali dituliskan
A x B = C; A, B = matriks ixj.
bagi yang tidak paham matriks, mungkin dikiranya akan berlaku aturan A x B = B x A. padahal dalam konsep matriks ada perbedaan dengan Aritmatika.
belum lagi Topologi, Bilangan Kompleks, dsb.
Itulah indahnya matematika. Sekilas memang hanya pelajaran perhitungan angka. Padahal filosofi matematika adalah bagaimana kita mencari jawaban atau solusi dari sebuah perkara. Sebagaimana di kehidupan nyata, dari 1 masalah, terdapat banyak cara penyelesaian. Matematika bukan hanya soal benar salah, tapi bagaimana mengurai masalah agar mendapatkan jawaban yg benar.
Edit : sebelum komentar, tonton dulu videonya secara full 🙂
Kata2 yg bagus, coba jelaskan kepada guru mtk mu knp kamu benar
yoi, walaupun pada akhirnya ada yang komen why math isn't mathing ? wkwkwk.
@@AninditaFauzi Jawabannya adalah 1, saya tau yg jawab 9 karena ngerjain diurut dari depan tetapi angka 2(1+2) itu bukanlah angka utuh melainkan masih dalam bentuk operasi bilangan sehingga harus diubah ke bentuk bilangan bulat terlebih dahulu, karena jika kita ibaratkan 2(1+2) adalah sebuah bilangan utuh dimana 6 ÷ 2(1+2) = 9 maka,
6 ÷ x = 9
X = 6 ÷ 9
X = 2/3
Apakah x : 2/3 setara dengan x : 2(1+2) ?
Tidak, karena 2(1+2) = 6 , sedangkan 2/3 = 0,66..
Dari persamaan tersebut maka
6 ÷ 2(1+2) ≠ 9
Masih belum yakin? Coba buktikan dengan X yg lain.
Jika 6 ÷ 2(1+2) = 1
6 ÷ x = 1
X = 6/1 = 6
Maka 2(1+2) = (2×1) + (2×2) = 6
Didapatkan bahwa nilai 2(1+2) setara dengan x yaitu 6
Maka persamaan 6÷2(1+2) = 1 adalah benar
@@Benedetta619 coba tonton deh video Mbah Sujiwo Tejo "math : finding harmony in chaos".
Biar ente paham maksud ane. Bahwa matematika itu bukan soal benar salah. Karena yg menurut anda benar itu adalah sebuah kesepakatan.
Banyak hal unik dari matematika yg banyak orang gatau. Bahkan ada yg berpendapat bahwa Matematika itu seperti bahasa. Jika semua orang tau akan hal itu, mungkin semua orang akan senang belajar matematika
Bagus bangeet ini🎉🎊👍🏻
Ini menunjukkan kpd kita semuanya: ketika membuat soal/pertanyaan harus difikirkan apa maksud pertanyaan itu. Jangan ngasal!! Jangan ambigu, berfikir logis.
Dasar matematika sudah dirusak oleh bimbingan belajar dengan rumus cepatnya. Padahal kalau paham cukup ingat satu rumus buat banyak persoalan tapi karena rumus cepat malah jadi banyak rumus yg harus diingat
jadi rumus yang bikin cepat ngitung itu salah ya?
besok protes ah🗿🙏
Menurutku, yang penting dari belajar matematika adalah kita bisa mampu memecahkan masalah serta memiliki penalaran yang baik (berpikir logis, kreatif dan kompleks)
Maaf, itu bukan rumus, dan jgn salahkan bimbel, sy rasa tidak tepat. Itu adalah kesalahan konsep atau tdk matangnya memahami konsep operasi bilangan, pd anak atau orang yg salah memberi jawaban.
Dan "kata semua orang salah" dari narasi "pembuat video", itu berlebihan bahkan dia merasa merasa paling bisa, orang lain tidak ada yang bisa, semua salah, itu KESOMBONGAN. Mestinya bisa menggunakan narasi "sebagian orang atau banyak orang yang salah", itu lebih santun dan tawadhu. Sebaiknya kita tdk terprovokasi oleh narasi pembuat video, apalagi kalau kita tidak menekuni ilmu matematika. Mksh.
@@FunSonetasaya setuju. Opening video ini berlebihan. Semoga lebih baik kedepannya
Betul dan setuju
Simplenya gini. Kalau soal itu bisa dikerjakan dengan berbagai cara dan tetap menghasilkan hasil yg sama, berarti soalnya bagus. Kalau bisa menghasilkan jawaban yg beda, berarti jelek.
nah setuju ini gw
Betul
sepakat kita
Makannya ada aturan pemdas. Supaya soal kek gini bisa dikerjakan dengan jawaban yang jelas. Tapi kok masih diperdebatkan, terus buat apa dibuat aturan itu. 😂
Yg salah itu yg bikin rumus harus nya mtk itu rumusnyq ilmu pasti.....jd cuma harus ada satu jawaban klo sampe ada 2 jd yg salah itu yg bikin rumus
Bangga Indonesia punya ilmuwan kaya gini,sedihnya Fajrul ni ternyata seumuran gw dan gw masih bed rot 😢😭 *maksud gw sedih tu gw sedih nganggur bukan sedih Fajrul sukses njir wkwkw gw mah ngefans dari dia dulu kuliah di Inggris juga Udah ngikutin
*Brain rot= tulul
Bed rot= nganggur parah di kasur terus
Bed rot apa, kok bisa sedih?
Wkwkwkw, inget film 3 idiot aku, ada pernyataan "kita mungkin akan sedih saat melihat teman gagal dr kita, tp kita akan lebih sedih jika, teman lebih berhasil dr kita". Wkwk😂🙏
🍉🇮🇩 Banyak orang spt Fajrul, antara lain Sabrang, Bagus Muljadi..
Bed rot apaan
Brainrot?. Membusuk di kasur?
Kalau dari pengetahuanku, memang ada aturan, kalau perkalian, pembagian dulu yang didahulukan,
yang artinya jika 6:2 (1+2), maka dibagi dulu, jadi 6:2 = 3, terus didalam kurung kita jumlahkan sesuai symbol yaitu 1+2 = 3
nah, selanjutya tinggal dikalikan hasilnya, 3x3 = 9. kenapa dikalikan? memang ngk keliatan perkalian disitu, tapi jika ada angka yang terpisah dalam kurung maka kita bisa kalikan penjumlahannya.
kecuali tanpa tanda kurung, mungkin hasilnya beda.
jadi ya, sepahamanku hasilnya =9. dan sesuai kata abang juga, kedua jawaban memang benar sesuai kesepakatan, jadi akunya sepakat gitu, jadi ya, begitulah.
Maaf kak, bukannya dalam kurung dulu yg lebih didahulukan dari pembagian? Walaupun hasilnya tetap sama
eh ada senioranime,halo bang🙋🏾♂
prioritas
1. dalam kurung
2. bagi kali
3. tambah kurang
Kalau sama kuat gue bakal hitung dari kiri ke kanan daripada bingung 😂...
Aturan mana itu harus dibagi dulu?
Tolong jelasin basic matematikanya biar masuk akal.
6:19 Perumpamaan yang cocok banget dengan pembahasan ini. Saya baru tahu kalau tanda (÷) akan membuat ambigu pada persamaan yang lagi diperdebatkan ini. Saya adalah yang awalnya menjawab dengan jawaban 1. Setelah baca penjelasan orang sempat terfikirkan juga "oh iya harusnya 9".
Dan ternyata kedua jawaban itu benar, karena ambiguitas persamaannya.
Terimakasih untuk ilmu dan penjelasannya
😮😮 kenapa dulu di sd, bu guru bilang jika ketemu bagi atau kali, berarti kerjakan perkaliannyanya dulu. Apakah guru saya salah ??? Sistem kerja "dibagian kiri dulu", juga baru saya ketahui di video ini.
Atau ada standar internasional yang menentukan sistem tersebut ????
Hampir sama
"CAHAYA itu GELOMBANG atau PARTIKEL"😂
Nah 😂
Kalau mau fair, kalau operasi yg pertama ditulis (:), maka operasi yg kedua harus ditulis (x) supaya jelas. Kalau mau tanda (x) ga ditulis, maka better pembagian ditulis dalam pecahan biar jelas.
Semisalnya (1+2) itu diganti jadi variabel a, maka 6:2a jadi 3a atau 3/a?
Kan kasian kalo yg jawab salah karena ga sepemikiran sama yg nulis soal.
Bukan cuma matematika yg bermasalah bisa secara semantik.
Dalam kriteria kebocoran plasma darah pada demam dengue, literatur selalu bilang: kenaikan nilai hematokrit sebesar 20% dari baseline si pasien. Ini problematik soalnya satuan hematokrit itu dalam persen.
Jadi misalnya hematokrit awal 30%, maka yg dimaksud kenaikan 20% itu bisa dua:
1. Jadi 50%
2. Jadi 30% + 0.2x30% = 36%
Bedanya jauh sekali dan berbahaya kalau salah penerapan.
Yg dimaksud sebenernya yg kedua, tapi kan kenapa ga kita bilang aja kenaikan seperlima dari asalnya atau kasih rumus universal.
Misal seorang laki2 sehat, menikah dengan wanita sehat. Sifat hemofilia diturunkan x linked resesif. Ayah dari perempuan tersebut memiliki hemofilia dan ibunya sehat. Berapakah kemungkinan lelaki tersebut memiliki anak laki yang hemofilia?
Ini soal ambigu karena yg dihitung bisa dua macem
1. Seandainya anaknya laki2, berapa peluang anak laki itu hemofilia
2. Seandainya punya anak, berapa peluang anaknya berjenis kelamin laki2 dan hemofilia?
Kejadian kek gini tuh banyak di bidang apapun. Jaman dulu UN ada tuh soal2 macam gini, dan bahkan SAT sekalipun pernah kecolongan (monggo tonton channel veritasium). Maka tolong para guru pendidik dan juga pembuat soal harus review ulang soalnya, kedua lebih fair bahwa setelah ujian soal dapat dibawa pulang atau setidaknya dipublikasikan setelah setelah beberapa hari biar bisa dimoderasi dan tidak merugikan yg mengerjakan (Soal UN/SBMPTN/ dan sejenisnya ga pernah dipublikasi langsung)
Saya pernah juga diajarin waktu SD, kalau ➗ itu berarti anka sebelah kiri harus membagi seluruh angka sebelah kanan jadi kalau ada yang tulis: a➗b(c+d)
Berarti
a
--------------
b(c+d)
Kemudian, jika ada angka diluar kurung maka angka diluar kurung dikalikan terlebih dahulu ke masing-masing angka operasi dalam kurung.
b(c+d) -> bc + bd
Sehingga hasilnya
a
------------
bc + bd
Simpel.
sbnernya a dibagi dulu dengan b juga simple kok, dan soal soal yg seperti itu muncul juga di skd cpns, dan jawabannya yg bener dibagi terlebih dahulu baru dikali, jdi ya kembali lagi ke kesepakatan secara umum
tunggu sampai ketemu soal yg baginya di ujung kanan dan kiri 😅
Pda dasarnya itu hanya distributif
@@theman2320has dalam aturannya yang seingat ku dulu diajarin gak bisa seperti itu, b(c + d) maka b dimasukkan dulu ke c + d jadi bc + bd maka kebingungan mana duluan kali apa bagi gak muncul lagi karena jadinya a ➗ (bc + bd).
@@ryanzeus31gampang, prinsip nya sama contohnya
a ➗ b(c + d) ➗ e x f
Maka jadinya:
a
------------
bc + bd
------------
ef
Di matematika teknik sering ada persamaan seperti ini.
2:08 yang jawab 5 kemungkinan tidak memperhatikan fungsi tanda kurung. jadi operasi matematikanya
6:2x1+2
----> 6:2 = 3
3x1 = 3
3+2 = 5
7:01 jadi, matematika sebenarnya semacam "bahasa" untuk mengkomunikasikan suatu konsep. 🤔
11:37 👍👍👍👍👍👍👍
matematika merupakan pernyataan logika. bukan semata rumus dan hitungan.
Utk hasil 7 begini cara nya
6:2(1+2)
6:((2x1)+(2x2))
6:2+4
3+4
7
😭😭😭
Kok bisa? Ngawur iki 😂😂😂
Kecuali soalnya 6:2(x+2y). Kan gak bisa x dan y ditambahkan, jadi dikalikan masing-masing
kalo yang hasilnya 5 udah jelas salah karena tanda kurungnya dihilangkan
hitungannya gini
6/2*1+2
3*1+2
3+2
5
Suka banget sama penjelasannya. Sangat disayangkan ada ahli matematika yang punya influence gede tapi gak menekankan kalau soal ini ambigu, dia malah fokus ke satu jawaban aja
Bukan mau membela....mungkin dia memakai aturan yg baku di matematika....tp lupa nalar gk dipake....
Kadang orang pintar bagus berlogika tp nalar?😊
Bukan ngebela, tapi memang begitu. Kalau tanpa kurung ya hasilnya begitu. Tapi setuju kalo soalnya ini jelek, karna tujuannya emang buat bikin 2 jawaban.
Penggunaan tanda kurung disini bertujuan buat mempertegas urutan penyelesaian. Kalau tanda kurung dihilangkan ya pengerjaan nya kembali mengikuti aturan yg disepakati
Siapa influencer yg dimaksud? Kepo deh aku😅
@@TheKidWhoCallingShane banyak bgt bg yang kek gtu di tiktok
Bukannya diedukasi matematika bukan soal jawaban benar salah malah plek ngasih tau 1 jawaban doang😂
Mas, ini kan problem Implied/Implicit Multiplication. Di fisika sendiri, sepengetahuan saya, konvensi-nya adalah implied/implicit multiplication lebih tinggi hirarki-nya dibandingkan operator lainnya.
PEMDAS sendiri tidak secara gamblang bicara ttg bagaimana penyelesaian terhadap model implied/implicit multiplication, maka penyelesaian model PEMDAS tentunya menjadi tidak cocok dalam menyelesaikan soal implied/implicit multiplication.
kalau ditanya "buku matematika mana?"
saya tawarkan Concrete Mathematics, karangan Graham, Knuth, Patashnik.
ijin saya cuplik dari bagian "A note on Notation", halaman xi pada buku tersebut, dimana tertulis:
"An expression of the for a/bc means the same as a/(bc). Moreover, logx/logy =(logx)/(log y) and 2n! = 2(n!)."
jadi model persamaan a/bc tidak diselesaikan secara PEMDAS.
poin saya, daripada membahas soal konvensi seperti hal-nya sumber-sumber lainnya, kenapa tidak menggunakan kesempatan ini utk membahas atau memperkenalkan ttg implied/implicit multiplication dan bagaimana model soal seperti ini justru menggambarkan kesulitan PEMDAS karena di dalam PEMDAS tidak eksplisit tertulis aturan hirarki-nya ketika ketemu model implied/implicit multiplication. dgn kata lain, tentunya model soal ini akan terlihat ambigu kalau kita lihat dari kerangka PEMDAS tapi tidak menjadi ambigu kalau kita kenal dgn hirarki pada implied/implicit multiplication.
misalkan seperti di link:
th-cam.com/video/4x-BcYCiKCk/w-d-xo.html
(catatan: istilah lainnya adalah multiplication by juxtaposition. bisa search dgn keyword ini utk mencari sumber-sumber lainnya).
maaf jadi kepanjangan nulisnya. niatan saya semoga komen ini bisa dilihat sebagai 'constructive feedback' ya Mas.
Mohon maaf sebelumnya kalau ada kata-kata yg tidak berkenan 🙏
Terimakasih mas, saya bener bener bingung mau pake cara apa, soalnya dimanapun saya menanyakan semuanya akan merujuk pada jawaban PEMDAS, tapi ada yang jawab dengan distributif dan ada yang jawab dengan perkalian implisit
Ngetik apa sih, panjang padat dan tidak jelas.
Pemdas itu intinya semua perhitungan dimulai dari kiri jika setara kecuali tanda kurung.
Sok sok an ngetik gaya ilmiah, tapi isinya gak jelas.
@@XoogleEccount tapi matematika itu tidak cuma PEMDAS.
@@XoogleEccount klo lu ga paham bukan berarti infonya gak jelas, dunia tidak berputar untuk lu doang
Setuju dua-duanya benar. Sebab persamaan matematika adalah model yang disusun atas suatu peristiwa. Jawabab mana yang benar tergantung tergantung peristiwanya.
Contoh peristiwa :
Pak Amir punya 2 anak dan mempunyai 6 ekor kambing. Ia menyuruh anaknya menjual 1 juta per ekor. Namun anak-anakmya bisa menjual dengan tambahan 2 juta per ekor. Berapa uang yang diperoleh masing-masing anak? Jawaban 9 juta. Dipakai cara hitung 1
6 kambing / 2 anak x (1 juta/kambing + 2 juta/kambing) = 9 juta/anak
Pak Amir punya 2 anak dan mempunyai 6 ekor kambing. Masing-masing anak punya 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Pak Amir ingin membagi semua kambing kepada semua cucunya. Berapa ekor yang diperoleg setiap cucunya? Jawaban 1. Dipakai cara hitung 2.
6 kambing : 2 anak (2 cucu/anak + 1 cucu/anak) = 6 kambing/6 cucu = 1 kambing/cucu
Sy juga setuju dgn 11:35. Matematika itu bukan Sains. Matematika itu alat untuk menterjemahkan sains sehingga kita bisa memprediksikan/mensimulasikan sains tersebut tanpa harus menguji hasilnya untuk semua parameter input yang memungkinkan. 2x5 itu artinya adalah 5 + 5. Bukan 2+2+2+2+2 walaupun hasilnya adalah sama. Pertanyaan ambigu adalah pertanyaan yang dibuat hanya berdasarkan teori matematis saja, tanpa ada dasar sainsnya. Makanya jawabannya juga jadi ambigu.
Untuk yang dapat 7 pasti begini argumennya 🗿
6÷2(1+2)
6÷2+4
3+4 =7
Itu konsepnya diambil dari
2(x+y) menjadi 2x+2y
Argumen menarik, ini pun gak salah (selama soalnya masih ambigu)
Kamu tidak dapat mengalikan 2(1+2) menjadi 2.1+2.2, karena itu merupakan sebuah konstanta dan dapat di operasikan
Hmm... tapi kalau ini biasanya dkerjakan saat permasalahan aljabar sih, kalau nggak salah ini sifat distributif sih dalam matematika
UP
Jawaban paling kreatif, fix yang jawab 7 pasti suka nagih sprei gratis
Akhirnya tercerahkan juga, gw yang team 1 karena menganut 2(x+y) satukesatuan memang betul itu soal emang ambigu, jelek,
Mantap bang fajrul atas penjelasannya, ilmuan panutan, mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pengamalan sila ke.. 😂
"Mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pengalaman ke... "
Wah, itu juga kalimat yang ambigu nggak sih?,
Karena sebagian orang setelah membaca kalimat tersebut akan berfikir kalo kalimat tersebut juga termasuk dalam sila pancasila, padahal kalimat tersebut tidak termuat dalam sila manapun melainkan termuat dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4
Salah itu, gak sesuai pemdas. Kerjakan Kiri ke kanan
Jelas salah itu, di soal itu angka 1 dan 2 di dalam kurung itu bukanlah hal yg berbeda kenapa lu pake x sama y, kalo mau pake x sama y kan harus beda bukan hal yg sama, kocak lu
@@willydanu soalnya ambigu bang. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 matematika sederhana
nah pertanyaan gw buat yang milih satu:
kalau misalnya 6:2(1+2)
kita coba 6:2(a+b)
artinya 6:(2a+2b)
masukin lagi a dan b
6:(2x1+2x2)=6:(2+4)=6:6=1
nah pertanyaan gw buat yang milih dua:
kalau misalnya 6:2(1+2)
kita coba 6:2(a+b)
artinya 3x(a+b)
masukin lagi a dan b
3x1+3x2=3+6=9
jadi ya kesimpulannya soalnya ambigu, ga menekankan dengan jelas. kalau ketemu soal seperti ini, kita bisa menulis soal ini dengan jelas.
contoh soal:
6:2x(1+2)=n
atau
6:(2x(1+2))=n
Setuju, sekalian kasih 2 jawaban
@@tjoifilmworks Jawabannya adalah 1, saya tau yg jawab 9 karena ngerjain diurut dari depan tetapi angka 2(1+2) itu bukanlah angka utuh melainkan masih dalam bentuk operasi bilangan sehingga harus diubah ke bentuk bilangan bulat terlebih dahulu, karena jika kita ibaratkan 2(1+2) adalah sebuah bilangan utuh dimana 6 ÷ 2(1+2) = 9 maka,
6 ÷ x = 9
X = 6 ÷ 9
X = 2/3
Apakah x : 2/3 setara dengan x : 2(1+2) ?
Tidak, karena 2(1+2) = 6 , sedangkan 2/3 = 0,66..
Dari persamaan tersebut maka
6 ÷ 2(1+2) ≠ 9
Masih belum yakin? Coba buktikan dengan X yg lain.
Jika 6 ÷ 2(1+2) = 1
6 ÷ x = 1
X = 6/1 = 6
Maka 2(1+2) = (2×1) + (2×2) = 6
Didapatkan bahwa nilai 2(1+2) setara dengan x yaitu 6
Maka persamaan 6÷2(1+2) = 1 adalah benar
@@Benedetta619 entah kenapa aku setuju dengan ini.
(Disclaimer : Saya tidak mengaku saya benar, saya hanya setuju dengan jawaban beliau)
kalau kita ubah soalnya jadi soal cerita. ibarat ada 6 apel, dan disuruh dibagikan kepada 2 anak dan 1 om-om yang di masing-masing rumah, dan rumahnya ada 2 (jadi asumsikan 6 [apel] ÷ 2 [rumah] (1 [om-om] + 2 [anak]). maka tiap orang mendapatkan 1 apel.
kalo pake cara yang satunya, 6 [apel] ÷ 2 [rumah] (1[om-om] + 2[anak]) = 6 [apel] ÷ 2[rumah] x 3 [penghuni] = 3 [apel/rumah] x 3 penghuni = 9??. Lah malah ngasih dong penghuninya?
@@Benedetta619 Gak bisa begitu dong, seperti yang dikatakan mas Fajrul seharusnya soalnya bisa ditulis lebih akurat dengan tambahan tanda kurung, seperti (6/2)(1+2) atau 6/(2(1+2)). Permisalan yang diatas cuman bisa digunakan untuk persamaan yang 6/(2(1+2)) makanya benar jawaban 1.
@@Kamuflator-Main Tidak dong bro, namanya dibagi ya berkurang, kali ya berta mbah, kecuali pecahan. Jadinya ya 6 apel itu dibagi 2 ditambah 3 sebanyak 3 kali. Tapi emang sih ambigu soalnya
Sebagai seorang softare engineer, saya tidak pernah dan tidak akan pernah menulis kode seperti itu. Yang menulis seperti itu adalah tipe orang yang merasa pintar dan tidak mau melihat kekurangannya. Karena kalau ada yang berpendapat berbeda dengannya, dia akan menyalahkan pendapat itu. Orang yang baik akan menuliskannya dengan sangat hati-hati, menutup semua kemungkinan perbedaan interpretasi orang yang membacanya.
pasti nya input pake kurung kalau software engineer
SIAP... SAYA SANGAT SETUJU APA yang anda lakukan.
MESKIPUN MENURUT ATURAN PEMDAS (Indonesia) salah ya, karena dimulai dari kiri.
Dan saya Teknik ~ tapi suka mathematics...
gara2 soalnya ambigu sih. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 sederhana
Menurut ku ga ada sama sekali jir😂 Karena
6:2(1+2)
1+2=3
6:2=3
Terus ini mau dikemanain?
Ga ada simbolnya, beda kalau
6:2X(1+2)
1+2=3
6:2=3
3X3=9
Kumpulin Konten Kreator Ilmu:
1. Khalid Basalamah: Sirah Nabawiyah
2. Ustadz Nuzul Dzikri: Tadzkiyatul Nafs
3. Fajrul FX: Fisika
4. Martin Suryajaya: Filsafat
5. Hasan Askari: Psikologi
6. Guru Gembul: Gado-gado
7.
Gembul itu mah LIBERALIS GARIS KERAS dan itu membahayakan Umat Islam dan agama lain
Fufufafa : memaki dan sara 😂😂
Tom Scott: belajar Public Speaking bahasa enggres
Veritasium: Sains
Sisi lain: Marvel
Alam semenit
Kalau secara teknik, semua bentuk pembagian harus dibuat seperti pecahan. Sehingga kita harus menyederhanakan setiap operasi baik di tempat pembilang atau tempat penyebut, jadi saya jawab 1. Tapi banyak juga yang ngata ngatain kalau 1 itu jawaban salah, mungkin mereka bukan orang teknik
Benar. Biar lebih jelas emang lebih enak pakai pecahan. Bangunan ambruk cuma gara-gara nulis persamaan ambigu kan ga lucu
Iya sih di software pv elite buat ngitung vessel aja pake nya tanda / bukan ÷, jadi kerjain dulu yang dibawah, ya kali jadi 9, gede dong plat yang kudu gue pake bikin vessel
@@zaidanhibar8535 Jawabannya adalah 1, saya tau yg jawab 9 karena ngerjain diurut dari depan tetapi angka 2(1+2) itu bukanlah angka utuh melainkan masih dalam bentuk operasi bilangan sehingga harus diubah ke bentuk bilangan bulat terlebih dahulu, karena jika kita ibaratkan 2(1+2) adalah sebuah bilangan utuh dimana 6 ÷ 2(1+2) = 9 maka,
6 ÷ x = 9
X = 6 ÷ 9
X = 2/3
Apakah x : 2/3 setara dengan x : 2(1+2) ?
Tidak, karena 2(1+2) = 6 , sedangkan 2/3 = 0,66..
Dari persamaan tersebut maka
6 ÷ 2(1+2) ≠ 9
Masih belum yakin? Coba buktikan dengan X yg lain.
Jika 6 ÷ 2(1+2) = 1
6 ÷ x = 1
X = 6/1 = 6
Maka 2(1+2) = (2×1) + (2×2) = 6
Didapatkan bahwa nilai 2(1+2) setara dengan x yaitu 6
Maka persamaan 6÷2(1+2) = 1 adalah benar
Secara matematika juga tetap 1 yg benar kalau belajar aljabar
@@Benedetta619 tapi klo X nya 2/3, bukannya soalnya bakalan menjadi 6 ÷ 2/3 = ... ?
@@yehudamanus2180 ya makanya dia bilang jawaban 9 salah, karena kalau X = 2/3, maka
2(1+2) = 2/3... (ingat kalau 2(1+2) diibaratkan dengan X)
2 x (1+2) = 2 x (1/3)
Kedua ruas dibagi dengan 2, maka
1+2 = 1/3 dimana persamaan ini salah, makanya dibilang jawaban 9 itu salah.
Ini itu konteksnya bahasa nya harus sepakat. Kalo aku lebih sepakat ke jawaban yang hasilnya 1. Karena jika dibahasakan aku mendapatkan bahasa seperti ini.
Berapakah nilai dari 6 jika dibagi 2 yang dikalikan dengan hasil dari 1 ditambah 2.
Apakah kalian lebih sepakat dibaca
Berapakah hasil dari 6 yang dibagi 2 kemudian dikali hasil dari 1 ditambah 2.
Terserah kalian.
😂😂
Nah ini. Saya setuju sama ini. Ketika saya coba "bahasakan", hasilnya sama persis dengan ini.
gara2 soalnya ambigu sih. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 sederhana
Keren. Matematikawan sejati adalah yang mampu menuliskan persamaan matematika untuk dipahami dengan mudah logikanya.
Hahaha. Mantap mas fajrul.
Saya termasuk yanh ngotot jawab 9, saat keributan ini muncul di twitter. Akhirnya terang juga
Yang jawabnya 7 itu diselesaikan dulu yang dikurung :
6 : 2(1+2)
6 : ( 2 x 1 ) ( 2 x 2)
6 : 2 + 4
3 + 4
7
Salah itu
@@listiyanto-hw9oisalahnya dimana?
Ketika bang jerome menganggap bahwa jawabannya pasti 9, Bang fajrul menganggap bahwa soal tersebut ambigu.
Betul, kemarin agak risih sama konten Jerome yg cuma melihat satu sisi aja, mana pas mau jelasin di komen malah dikatain sama orang lain 😅
ngga semua statement jerome bener
doi cuma seleb yg kebetulan bisa matematika aja
Ya dia ga salah karena ga ada kurung disana. Makanya di video juga dikasih saran kalo mau hasil yg bagaimana itu lebih bagus ditambahkan kurung. Kalau tanpa kurung ya emang itu hasilnya karena ada dasarnya yaitu Pemdas. Tapi emang bener soalnya bertujuan buat jadi ambigu
@@irfanhilmi6958 bukannya karena dia jago matematika sama bahasa jepang makanya jadi seleb?
yang punya anak SD coba ditontonin video ini, biar anaknya bisa debat sama gurunya kalo gurunya bikin soal yang ambigu
Guru: saya juga manusia le… ndok…
Tidak perlu bro, kalau masih SD biarkan dg peraturan yg ada misal jawaban 9 yg benar karena kesepakatannya begitu. Masalah soal ambigu, dia belum perlu masuk ke ranah itu
Waduh ketinggalan banget baru Nemu channel ini. Sangat membantu emak2 buat ngajarin anak dirumah. Makasih banyak bang. Penyampaiannya sederhana mudah di pahami ..
Terimakasih kasih banyak om. ahirnya saya kembali mencintai matematika. Setelah pesimis dengan soal2 viral yg ambigu bahkan masuk di acara2 kuis televisi nasional. Membuat saya bingung apakah selama 25 thn cara berhitung saya salah. Memang sosial media itu pisau bermata dua.
1:55
yang mikir 5 mungkin dia mikirnya
6÷2(1+2)
6÷2 dahulu =
3 lalu
3 × 1 =
3
3 lalu dia + 2
5 hasilnya
Tetep 9 gak sih :v
Edit : owh, dia kali ke dalem tapi gak semua nya ke kali, salah lah :v
Yang hasil 5 mah salah.
Yang masuk akal cuma hasil 1, 7 ama 9
kalau 5 sih saltot ya wkwk yang masih bisa dinalar jawaban 7 si
aku juga pake kurung buat rumus excel buat ngilangin ambiguitas, repot dikit gapapa yg penting itungannya jadi bener dan tepat sasaran😂
apalagi kalau pakai pangkat dan akar di excel 🤣🤣
tanpa menambahkan kurung makin bingung.
Kalo tanda pembagian ( / , "per" ) sebagai simbol pembagian pecahan, maka jelas jawabannya menjadi 1
=> 6:2(1+2)
= 6 / 2 × 3
= "6 per 2 kali 3"
= 1
Tapi kalo tanda bagi ( ÷ ) berupa operasi dasar perhitungan, maka jelas jawabannya 9
=> 6:2(1+2)
= 6:2×3
= "6 bagi 2 kali 3"
= ( 6:2 ) × 3
= 3×3
=9
Ato kalo dlm bentuk pecahan operasi perhitungan dasar jd :
=> 6:2(1+2)
= 6 ÷ {2/1} × (1+2)
= 6 × (1/2) × ( 3 ) °°bagi bisa diubah menjadi perkalian dengan menukar posisi pembilang & penyebut
= 6 × 0,5 × 3 °°mengubah 1/2 kebentuk desimal
= ( 3 )× 3
= 9
Hasilnya sama dengan operasi dasar perhitungan
Tapi mau 1 atau 9, dua-duanya benar tp dengan metode perhitungan yang berbeda (sah dan diakui universal)
Noted : mohon maaf kalo kepanjangan dan sok tau, ini dari ilmu yg gua pelajari aja, koreksi aja kalo ada yg salah 🙏
Terima kasih bang.
Akhirnya ada yang buat video ini dengan penjelasan bagus.
Kesel banget sama orang orang yang bilang hasil 1 itu salah, padahal memang hasilnya bisa keduanya. Ditambah video terbesar tentang isu ini juga menyebarkan misinformasi.
Memang pada dasarnya di sini kesepakatannya beda. Di beda tempat belajar notasi yang mungkin beda
Informasinya banyak sekali dan dari video ini gw belajar betapa pentingnya tanda kurung untuk memperjelas soal dan menjadi tidak ambigu, gw soalnya ingin menjadi guru MTK dan udah dapet pencerahan disini makasih bang Fajrul
12:45 gass bg bahas aja dasar matematika biar lebih paham, klok langsung suruh ngerjain kek gini pasti juga bingung😂😂😅🙏🙏🙏
Sangat setuju, tapi dibikin semenarik mungkin supaya orang-orang pada nonton
Setuju
Di fisika teori kami menggunakan operator / untuk memperjelas tanda kurung.
6/2(1+2)
Atau lebih sering untuk mengemat spasi kertas yaknioperator ^-1
6[2(1+2)]^-1
nggak bermaksud ngehate, cuma sedikit kecewa sih. Di sini, Fajrul mengedukasi lebih baik daripada seorang influencer yang cita citanya jadi menteri pendidikan.
Canel dia isinya cuma hiburan doang gak ada yg menarik menurut gua
Jerome itu channelnya udah beda, kalo dibilang dia ga mengedukasi kaya yang dibilang @gnoega98, ya salah, short yang baru di upload sama jerome aja bahas π, bedanya video jerome sekarang konsepnya lebih menghibur, jadi bedakan lah @@Hasan12893
ferry irwandi?
Yang ngakunya youtuber pendidikan tapi isi kontennya mukbang semua ya?
@@princeal-jinan1075 mantapu 🤭
Mantap 100%! Terima kaish sudha menjelaskan, Kak. Jarang sekali yang melihat ini sebagai permasalahan ambiguitas dan akhirnya menyebabkan perdebatan panas bertahun-tahun.
Sebelum aku nonton vidio ini mau nyoba soal yang di tumnail dulu koreksi kalo salah
6÷2(1+2)
Fersi a
6÷2=3(1+2)
1×3=3
2×3=6
Lalu di tambah menjadi 9
Fersi b
6÷2(1+2)
1×2=2
2×2=4
Lalu 2+4=6
6÷6=1
Fersi c
6/2(1+2)
2×3=6
6/6=1
guru : salah tetaplah salah, kalau tidak sesuai dengan Saya 🤬
ada tuh guru kyk gt zaman gw, jd benci gw 😅
Eh-
Curhat:
Dulu pernah di omelin guru
Gara2 ngerjain soal tidak menggunakan rumus yg sama dengan guru ajarkan
Padahal jawaban saya dan guru nya sama walau pakai rumus yg beda
😅😅😅
@muhammadfahmifazriansyah6936
Yah... Saya pernah punya pengalaman yang sama sih bro, makanya komen kek gini 😅
Contoh guru kolot @@muhammadfahmifazriansyah6936
Bahas astrologi di anime Chi, bang Fajrul. Masih bingung kami
*astronomi
Second :)
Disini baru habis Solat Jumaat
Perpangkatan, Akar kuadrat
Perkalian, pembagian
Penambahan, pengurangan
Urutannya seperti itu, tapi kalau ada tanda kurung maka dihitung dulu.
Kalau udah setingkat misal sudah dalam perkalian dan pembagian maka yang dikerjakan yg didepan dulu.
Mustinya sih spt ini kalau mau sama hasilnya.
= 9
Kalau ga ada kesepakatan bila ada setingkat ( perkalian dan pembagian ) harus dikerjakan soal yg didepan terlebih dulu ya beda.
Perlu jg belajar matematika lg krn memang saya tdk pandai, lumayan ilmunya untuk mengajari cucu2 dan jangan sampai dibilang opa bego amat. 😊
Thanks Pak Fadjrul. 🙏🙏
Kalau saya tetap 1 .
6 ÷ 2 (1 + 2 ) = 6 ÷ ( 2 + 4) = 6 ÷ 6 = 1
Karna angka tunggal diluar kurung dg angka-angka didalam kurung adalah satu paket.
Kecuali sperti berikut :
( 6÷2) (1+2) = 3 × 3 = 9
Karna tanda kurung itu, paling kuat dalam menjelaskan hubungan angka-angka
Berarti 2(1+2) dengan 2 x (1+2) beda apa sama?
setuju bro, pas kuliah teknik dulu memang sering nemu paper ilmiah nulisnya kayak gitu. krn asal logika berfikirnya lebih masuk akal.
dimana2 kalo ada formula (ab + ac) penulisan akan lebih bersih kalau disingkat menjadi a(b+c)
dengan kata lain kalau sebelum kurung ga ada tanda kali , berarti objek tersebut awalnya memang bagian dari dalam kurung.
jadi kalo nemu formula 6 ÷ 2(2+1) ya balikin dulu dong '2' nya ke dalam kurung. yakni 6 ÷ (2x2 + 2x1) = 1
kalau jawabannya 9 harusnya dari awal ditulis 6 ÷ 2 x (2 + 1)
@@arthstg jangan utak atik ilmu pasti, kesepakatan, aturan. PMDAS dari kiri ke kanan. 2(1+2) dan 2x(1+2) itu sama. 6÷2(2+1) kerjakan dari kiri ke kanan. ikuti aturan, jgn pake feeling.
@@willydanuanda juga pake feeling dong, antara 2 dan ( ada simbol ga? kok berasumsi 2( = 2 x (. aturan dari mana kalo ga ada simbol berarti tanda kali.
memang dari sisi matematika baku soalnya ga lengkap jadi ambigu.
tapi realita lapangan memang seperti yg kujelasin sebelumnya. kalo masi ga percaya cari aja paper2 ilmiah fisika luar negri bro. banyak ketemu gituan.
@arthstg matematika kok pake feeling kocak. Fisika luar negeri udah jelas 2(2+1) itu sama aja 2x(2+1) . Ilmu pasti, Bukan feeling2an, kuliah seni aja sana.
1:55
Mungkin yang jawab 7, mereka ngerjainnya kayak begini:
= 6 ÷ 2(1+2) (dua nya dikali kedalam)
= 6 ÷ (2x1)+(2x2)
= 6 ÷ 2 + 4
= 3 + 4
= 7
Kalau yang jawab 5 saya ngak tau mereka pakai cara apa
Keren juga
Kalau jawabannya 5, caranya seperti ini:
= 6÷2 (1+2)
= 3 (1+2)
= 3+2
= 5
😂😂
Gak setara dong @@otkahu6326
Gw kalo ngitung kayak gitu Biasanya
6÷2(1+2)
6÷(2+4) [masih ada kurung nya soal nya operasi dalam kurung belum selesai sepenuhnya]
6÷6
1
@@otkahu6326gw sering nih bingung Ama operasi hitung yang sebenarnya masih bisa di operasi kan tapi tanda kurung nya di hilangkan agar lebih mudah, jadi ya merasa aneh aja. Jadi kalo ada tanda kurung gw usahain gw selesaiin operasi di dalam kurung sampai selesai nya, sampai gak ada operasi hitung lagi, terus baru dah di campur Ama bagian luar Kurung, kurung bisa di ilangin.
Walaupun gw tim 9, tapi gw masih memaklumi alasan ambiguitas.
Menurutku :
1. Harus dinormalisasi penggunaan simbol pada arimatika. Kayak " x / *"
2. Buat yang memasalahkan 2(1+2) adalah kesatuan, lebih baik dibuat [2 x (1+2)]
Jadi simbol arimatika harus diperjelas juga.
Kenapa bisa begitu?
Ini sederhana ya. Pasti yang SMP keatas bakal ngejelasin (a)(b) = a x b = ab
Kalau di arimatika (2)(3) = 23? Kan enggak ya.
Itu dia pentingnya penggunaan simbol pada sebuah persoalan arimatika dasar.
gara2 soalnya ambigu sih. lagian soalnya menggunakan model perkalian implicit, dimana untuk model soal perkalian implicit maka sudah tidak lagi menggunakan aturan PEMDAS. aturan PEMDAS hanya dipakai untuk soal2 sederhana
@@SparkSphereIdeas Perkalian implisit itu asalnya nggak ada.
2a pada konsep aljabar, itu karena "a" adalah variabel, bisa diisi sebagai fungsi apapun. Jadi 2a = 2(a), itu representasi 2 x a.
Perkalian Implisit yang orang-orang maksud itu zaman sekarang udah bisa diwakilkan ama "tanda kurung".
Di luar kurung, semuanya prioritasnya ya sebelah kiri dulu pada levelnya, baru level bawahnya dikerjakan.
@@kiyanabhinayaazkalif8357 PEMDAS juga asalnya nggak ada bang. itu semua kan memang cuma perjanjian untuk mempermudah dan biar tidak ambigu aja. klo 2a merupakan representasi dari 2(a) berarti kalau ada yang ngejawab 1 betul juga kan. sesuai dengan isi video
Disclaimer dulu saya bukan org yg pandai matematika atau pun menggeluti masalah ginian, tapi menurut saya hasil akhirnya 1 itu lebih intuitif karena setiap tanda operasi matematika +, -, x, ÷, & = itu menjadi pemisah dari setiap bilangan. Jadi tanda kurung itu selalu menyatu dengan angka yg ada di antara setiap simbol operasi matematika sama halnya dengan pangkat & semisalnya.
Maka ketika 6 ÷ 2 (1+2) = 6/2(1+2) = 6/2(3) = 6/6 atau 6÷6 = 1.
Betul, secara otomatis saya lgsg berpikir Jawabannya = 1 😂
krn secara refleks, saya pasti mengerjakan tanda kurung terlebih dahulu baru operasi matematika lainnya😂😅
9
Kalo sekarang tahunya soal operasi matematika itu penghitungannya diurutkan dari:
a. Dalam kurung (..)
b. Operasi x dan :
c. Operasi + dan -
Sedangkan pada zaman gw dulu urutan prioritasnya adalah (..), x, :, + dan -..
Misal contoh soal: 2-1+2 = ... Maka pengerjaan soalnya menjadi 2 + (-1+2) = 2+1 = 3
Makanya soal dalam video juga gw lebih pilih jawabannya 1. Selain karena aturan tsb, juga karena a(b-c) itu adalah sebuah angka kesatuan bukan a x (b-c),, soalnya pada rumus dasar matematika seperti aljabar x²+2xy+y²= 0, dimana x², 2xy dan y² adalah sebuah angka utuh tersendiri (hanya terdiri dari sebuah angka dan bukan sebuah operasi matematika)😊
Ini masih terlalu rumit untuk anak2 SMP-SMA skrg. Sedangkan yg paling dasar pun banyak yg gk bisa, seperti video yg viral baru-baru ini. Guru buat video pembagian, gk ada satupun yg benar. Padahal cuma pembagian paling dasar, seperti :
9 : 3
21 : 7
36 : 9
Dan sebagainya. RIP masa depan Indonesia, mngkin 5 - 10 tahun lg pengangguran Indonesia bisa memecahkan rekor. Krna anak-anak zaman skrg yg di kejar cuma viral di tiktok doank..
Yang dapat 7 kemungkinan dari kali ke dalam bang
6÷2(1+2)
=6÷2+4
=7
Kalo yang dapat 5 saya kurang tau😅
1 + 2 = 4😢😢
bentar dah, dapet 4 dari mana?
UP
@@Sakai0100jadinya tuh di kali pelangi kalo kata guru gw mah. 2x1 sama 2x2 jadinya dapet 2+4
@@Sakai0100 dapet dari 2(2)
Saya sih tergantung tanggalnya. Kalau tanggal2 sekarang jawab 9. Kalau saat tanggal tua jawab 1.
sering liat orang A nyalahin orang B seakan A itu benar , sepertinya bukan salah jawaban tapi kurang repect akan pendapat orang lain
Matematika itu bukan pendapat bang,tapi kebenaran nya mutlak, jadi miris liat orang yang bingung hanya karna soal ini
lebih ke orang orangnya sih, gak bisa saling respect
andai saja guru sperti anda bang fajrul murid indo pasti banyak yg pintar.....
krn kebanyakan guruku dulu kebanyakan bicara> hallo anak" buka lks halaman 10 kerjakan ulangan lalu maju dr depan ..... pikiran saya( loh belum d ajari guru kok udah d suruh mengerjakan )👏👏👏 sungguh hebatkkan guru!!!! , dan ketahuilah tdk hanya satu tp banyak guru sperti itu👀👀👀
klo guru yg lainya ad yg sering nggak masuk kelas > hallo anak" belajar sendiri ya minggu depan ulanagan, loooooooo gurunya satahun mengajar bisa d hitung jari, kebanyakan ngasih tugas lah kok tahu tahu ulangan makan gaji buta tuh......!!!!
slekdem
semelekete
honore
a...u
mat..mu
janc..k
astagfirullahaladzim sabarkanlah diriku
apakah anda benar " guru !!!! bukan alien yg mencoba membodohi anak bangsa
dan skrng malah lebih edan guru tinggal kirim tugas lewat WA hp .... kalian pikir siapa yg mengerjakan tugas itu pasti orangtuanya/walinya. jd bodohlah anak bangsa. klo stelah covid masih menggunakan cara itu mending si....ne.....🤗🤗🤗🤗
saya seumur hidup anti banget sama hitung-hitungan, tapi denger penjabarannya mas fajrul gampang banget nyerepnya. rupanya matematika enggak lekang dari aspek manusianya ya, baik dari yang bikin soal sampai cara bernalar yang jawab. kalau aja ada yang mau ngajarin dengan sabar dan jelasinnya gampang, saya mau banget deh belajar konsep-konsep matematika dasar dari awal lagi 😅
sebenarnya simple aja, uji balik.
coba ganti ( 1+2) = x
nah mana yang bener hasilnya 1 ato 9
markicob:
untuk nilai 1:
maka 6 : 2(2+1)=1
6 : 2(x)=1
6/2(x)=1
maka nilai x = 3
artinya nilai 1 bisa dikatakan sesuai
untuk nilai 9:
maka : 6 : 2(2+1)=9
6 : 2(x)=9
6/2(x)=9
maka nilai x = 1/3
artinya nilai 9 bisa dikatakan tidak sesuai
"Kalau sesuatu tidak bisa dibuktikan secara kebalikan, maka itu belum bisa di sebut kebenaran", inilah filsafat dasarnya.
mantap
Soalnya sangat ambigu 12:14 😂
Maaf bang fajrul, sebenernya agak tidak setuju jika PEMDAS disamakan dg KABATAKU (Kali Bagi Tambah Kurang) atau PIPOLONDO (Ping Poro Lan Sudo).
PEMDAS memiliki uraian yang lebih banyak, Kalau KABATAKU dan PIPOLONDO itu cuma MDAS aja (Multiply Divide Add Sub) hehe.
Kalau di sekolahku dulu PIPOLONDO diajarin di lower grade kayak kelas 1-2 SD, waktu mulai ada eksponen dan tanda kurung di kelas 4 klo gasalah itu mulai diajari PEMDAS walau dulu gaada istilah itu pokoknya tanda kurung sama perpangkatan dikerjakan dulu.
Waaaah 🥹 terimakasih bang Fajrul, telah meluruskan logika matematika ku. Sekarang aku lebih mudah memahami & mengerjakan soal matematika
Benar sekali penjelasannya.... dulu saya SD tahun 80an terkenal dengan istilah kalibataku..... setelah jadi guru matematika mulai tahun 2000an aturan operasi dasar bilangan berubah... jadi benar salahnya jawaban dalam operasi dasar bilangan tergantung kesepakatan para ahli matematika.
Ini penjelasan yg bagus. Ga kayak yutuber sebelah yg ngejelasin hal serupa yg ngakunya pengikut Tan Malaka, tapi koar² kemana2 cocotnya di mana dia sendiri ga kompeten di bidang perhitungangan MTK. Selain itu, penjelasan ahli² yg sdh PhD mtk yg dari luar serta Aleam Bara makin memperkuat bahwa Fajrul Falah dlm menyediakan konten ga kaleng²
Yutuber yg mana tuh kira² 🤔
@@rezarhmtl958 waduh kok aku tau ya siapa.
@@rezarhmtl958 siapa kak coba spill
eh bentar kok kenal gw
@@stevendustinimmanuel3810cukup tau saja. Ga perlu disebut orangnya. Yg pasti bukan yg kuliah di Waseda.
Waduh, makasih penjelasannya, bang Fajrul. Baru nyadar kenapa orang bisa ribut2 tentang soal ini. Ternyata emang soalnya ambigu.
Kalo gw cenderung ambil yang 1. Mungkin karena liat tanda kurung, jadi asumsinya harus 2x3 dulu.
"pakai aturan pemdas jawabnya ya"
dengan dasar aljabar dianalogikan
(2x+2y) = 2(x+y), jika x = 1 dan y =2 maka 2(1+2)
maka bilangan yg ada di dalam kurung dan pengalinya diselesaikan lebih dahulu
6÷2 (1+2)=
6÷(2x1+2x2)=
6÷(2+4)=
6÷6=1
Trmksh mas Fajrul u penjelasan nya.., sangat clear dan bermanfaat buat sy yg sll hrs mendampingi anak sy blj matematika
(dr seorang ibu yg py anak kls 5 SD)
11:04 rumus matematika aja bisa disalahgunakan, apalagi duit 1,5m 🧐
agus syedihhhh.. agu syedihhh bangettt
Ga jelas lu tong, malah Bahas lain di luar pembahasan pajrul
Kalo yang 7 itu gini
6 :2 (1+2)
6 : 2 + 4
3 + 4 = 7
Jadi 2 nya itu dikali sama kedua angka didalam kurung
Semoga membantu.
Tapi kan 2+4 nya masih di dalam kurung, jadi gk bisa 6 : 2 dlu baru + 4. Harus 2+4 dlu baru : 6.
@@izax6105 dia bantu bang Fajrul. Kan ni soal ada 4 jawaban 9 dan 1 kayak di video, BG Fajrul gak dapet logika 7 dan 5 kanyak gimana. Dia bantu kasih liat gimana orang orang bisa dapat 7.
Ini buat yang dapetnya 5
6;2 (1+2) dalam kurungnya di tukar ke kali
3x1+2 dapet 5
Makanya bukan masalah hasil tapi soalnya yg ambigu.
Saya cuma kasih tau bagaimana orang yang berpikir jawabannya 7 mendapatkan jawabannya
Kalau 6? Itu bagaimana? 2:43
Njir lu ngitungnya gimana cik
@The-savage-lizard gtw aku ngitung (1+2) kan jadi 3 habis itu ya 6 bagi 2 jadi 3 habis tu tinggal di tambah 3+3=6 kalau aku
@@MoiciroCMIIW
klu maksud mu 6/2(1+2) =
6/2(3) =
3(3) = 3 + 3 udh kurang tepat bg, karena tanda kurung seperti 3(3) itu artinya di kali bukan dijumlahkan
@raidenyae5691 ohhhh
@@Moiciro Masa jadi + 🥲
Hasilnya 1.
Kalau soalnya dibalik bisa begini..
6:2(x+y)=1.
6=1 * 2(x+y)
6= 2 (x+y)
3=x+y ; maka x=1 dan y=2.
Bila jawabannya 9 tidak terbukti x=1 dan x=2
6:2(x+y)=9
6 = 9 * 2 (x+y)
6 = 18 (x+y)
1:3=x+y
Karena begini
10:4=2,5
10:2(2)=2,5.
5:2=2,5 ; karena penulisan
10:2(2) beda dengan 10:2x2.
Kalau hasil 9 penulisannya
6:2*(x+y)=9
6:2 *(x+y)=9
3 "*" (x+y) = 9 ( "mengubah" soal)
x+y = 3 baru ==> x dan y dapat bernilai 1 dan 2.
ya karena emang ambigu, bisa juga di tulis gini biar prove x=1,y=2
6
_ (x+y) = 9
2
3(x+y) = 9
(x+y) = 9/3
(x+y) = 3
-------------------------------
6
---------- = 1
2(x+y)
6 = 2(x+y)
6/2 = (x+y)
(x+y) = 3
kalau soal nya jelas pasti bener
@ilyasayusuf5447 Penulisan yang pertama itu berubah menjadi
6(x+y):2 = 9
Bukan 6:2(x+y)=9 yang mana (x+y) menjadi pembilang bukan pembagi dimana bila ada
2a:2(x+y)
Itu disederhanakan menjadi
a:(x+y)
bukan jadi a(x+y)
Sebenernya ini soalnya gak ambigu sih huft..
Atau bisa kah kalau soal pembagian ditukar ke depan dan buktikan
2(1+2):6 ≠ 1
@@christianbudiman1591 kan udah dijelasin dua jawaban nya bener, tergantung rule mana yg di pake.
aturan jaman dulu jawaban nya 1, aturan pemdas 9.
lucu kalau matematika bisa berubah aturan, makanya symbol "÷" gak di sarankan dipake karena ambigu.
makanya paje symbol fraction atau kurung biar jelas.
a
_ or (a/b)
b
@ilyasayusuf5447 secara parenthesis pengerjaannya
6÷ 2(1+2)
6÷ (2+4)
6÷6 hasilnya 1.
Yang mana kalau ada kurung, kurung dulu yang dikerjakan. Faktor dari penjumlahan masuk dulu baru penjumlahannya dikerjain.
a(b+c)
Jadi ab+ac
Kalau soalnya 6 ÷ (1+1)(1+2) nah ini kurung dikali ayun dulu.
6÷(1+2+1+2) hasilnya 1
Se 7..mas
Tolong dibahas dasar matematika...biar pd paham ..
Ternyata matematika bukan 100% ilmu pasti😢
Apalah , matematika ya tetep ilmu eksakta , semua rumus pasti jawabanya sama aja kalo soalnya jelas
seperti yang dijelaskan, ilmu matematikanya sudah pasti karena tetap dan selalu berpedoman pada aturan dasar dan tidak bisa/akan membuat pertanyaan semacam itu...
kalau pertanyaan tersebut manusianyalah yang membuat tidak pasti dengan membuat pertanyaan yang tidak berpedoman pada aturan dasar/pertanyaan yang salah tapi tidak bisa disalahkan, mangkannya disebut kesepakatan (kalau kamu dan orang lain sepakat dengan pertanyaan tersebut karena keluar dari rumus dasar ya akhirnya hasil kedua jawaban benar)...
Soal Yang Tidak Berguna di Kehidupan Nyata.
benar
12:38 bahas aja bang😅
Setuju
Dari Gemini Advanced AI menyatakan begini,
Soal ini sering menimbulkan kebingungan karena perbedaan interpretasi mengenai urutan operasi.
Berikut adalah penyelesaiannya dengan mengikuti aturan operasi matematika standar (PEMDAS/BODMAS):
1. Parentheses/Brackets (Tanda Kurung)
Selesaikan operasi di dalam tanda kurung terlebih dahulu:
6 : 2 (1 + 2) = 6 : 2 (3)
2. Multiplication and Division (Perkalian dan Pembagian)
Lakukan perkalian dan pembagian dari kiri ke kanan:
6 : 2 (3) = 3 (3) = 9
Jadi, jawaban dari 6 : 2(1 + 2) adalah 9.
Penting untuk diingat bahwa aturan PEMDAS/BODMAS adalah konvensi yang digunakan untuk menghindari ambiguitas dalam menyelesaikan ekspresi matematika.
Ka,.. bisa bahas persamaan matematika dalam ekonomi, misal perkiraan pertumbuhan ekonomi, atau perkiraan kebutuhan tenaga kerja dimasa akan datang.. thanks
Yang terpenting dalam operasi aritmatika dasar kita harus mengikuti aturan secara internasional. Seperti tanda kurung yang memiliki peringkat paling tinggi di antara pangkat, perkalian,penjumlahan, dan pengurangan
Karena tanda dalam kurung itu yg kali jdi kebanyakan orang di kali dulu, lalu nanti hasilnya ditunggu setelah yg awal bagi yg dikurung.
Padahal pembagian dan perkalian itu nilainya sebanding atau setara jdi di urut dr yg paling kiri
6 : 2 x 3 = 3 x 3 = 9
sedangkan
6 : 2 (3) = ?
Disini lah menjebak nya di tanda kali dalam bentuk kurung ( tidak ada tanda x tp 2 . (3) ) 😂
Kalo yang 7,
6 : 2 (1+2) anggap dalam kurung adalah a dan b, yang menjadi
6 : 2 (a+b) = 6 : (2a + 2b) terus dikembalikan lagi ke nilai semula yaitu
6 : 2x1 + 2x2 = 6 : 2 + 4
Kemudian operasikan dari kiri ke kanan 3 + 4 = 7
Begitulah kayaknya..
Tapi sy Team 1 😁
Perkalian tanpa tanda kali atau titik, membahasakan equation sebagai "koefisien"... Artinya melekat dg yg dipasangkan... Sehingga jawabannya adalah 1
Ah baiklah. . Aku dari kemarin kemarin jawab 1,, ternyata aku tidak "segitunya" salah. Melainkan SOALNYA YANG SALAH! 🤣🤣, jazaakallahu khayr penjelasannya
akhirnya saya pribadi menilai pertanyaan atau persoalan tadi bukan pertanyaan matematik atau ilmiah ....melainkan pertanyaan emosi atau menjadi pertanyaan politis yg mengakibatkan perdebatan ....😃...🙏🙏🙏
2(x+y) = 2x + 2y
2(1+2) = 2.1 + 2.2
Coba buka buku pelajaran SMP tentang sifat distributif bilangan real A,B,C dalam bentuk :
A(B+C) = A x (B+C) = AB + AC
Jadi semestinya 2(1+2) adalah kesatuan bilangan yg harusnya di utamakan. Itu menurut saya. Klo menurut kamu? 😊
Untuk lebih benarnya, lakukan system pematerian benda lalu bahasa kan dalam penyelesaian dan yang benar adalah yang berhasil dalam hasil penyelesaian itu, krn yang dibutuh dalam pengetahuan ad filsafat kebenarannya,.
Nex ,bahas perkalian yang tidak menggunakan perkalian sama sekali.
Kemarin saya coba, dan ternyata, bisa.
Dan ternyata, perkalian itu hanya operasi semu.
Yang tidak berdiri sendiri .
Dan terdiri dari bentuk dasar perhitungan yang lebih dasar lagi.
Yaitu penjumlahan.
Selama angka biasa.
Dari 2 digit kali 2 digit.
Sampai digit berapapun yang lebih banyak.
Sebagai contoh,10 digit dikali dengan 10 digit.
Selama angka pengali , bukan angka besar.
Tidak terlalu sulit.
Karena cara ini , lebih condong ke keadaan angka pengali kecil.
Bukan karena tidak bisa untuk angka pengali besar, tapi lebih ke, keadaan yang lebih mudah saja.
Yang bikin seru karena dalam aturan PEMDAS, buat yg belum tau PEMDAS karena di sekolah Indonesia jarang diajarin:
P = Parentheses(tanda kurung)
E = Exponentials(eksponensial/pangkat)
MD = Multiply/Divide(kali/bagi)
AS = Add/Sub(tambah/kurang)
Nah letak permasalahannya itu sesederhana karena either MD dan AS itu sama-sama pakai 'Atau' bukan duluan kali baru bagi misalnya. Klo gue pribadi nemuin soal kaya gini palingan kaya ngoding aja--ada aturan basic tambahan yakni semua hal diproses/dikerjain dari kiri ke kanan dan atas ke bawah. Jadi ya saat ada perkalian dan pembagian yang kedudukannya disitu setara ya dikerjain dulu pembagiannya sehingga jawabannya 9.