DETIK DETIK NAIK GRAND MASTER SEASON 40 BARENG KAK NADA!! NGEPUSH 48 JAM NON-STOP SAMPAI MATA SAKIT😱
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 4 ต.ค. 2024
- Hallo Guys I'm Come Back 😎👊
SUPPORT CHANNEL INI DENGAN CARA MENONTON SAMPAI HABIS 😍
TERIMAKASIH UNTUK KALIAN SEMOGA SEHAT SELALU😇🙏
Instagram : againxzarr
TikTok : ZARR
TH-cam : ZARR
Open Business/Endorsement Langsung DM Aja Ke IG
thanks !
#ZARR #freefire
Hallo guys buat kalian semuanya jangan lupa nonton sampai akhir ya di jamin seru banget😍
Ada yang mau ngepush bareng bang zarr? Langsung aja follow Instagram nya bang zarr ya !! 🤩
Instagram : againxzarr
Bang tas sayap gratis tapi 24jam
Baik banggg❤🎉
😊
Hadir bang 🎉
Bang semoga kak nada jadi jodohmu
Absen 10 orang tercepat😊❤
Edit:ayok buru2 absen sebelum terlambat yah guys😅
Rank Gua Dari Heroic 4 Turun Ampe Platinum 3 Cok 😢
Hadir
Sabar bg
Ke 4 hehe👍
Aku
SEHAT SELALU YA BANG ZAR SEMOGA ABANG CEPAT 200K
SUBREK DAN SELALU MENGHIBUR KAMI 😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
Misterishop udah ada tuh bg zar ngga borong2 misterishop ka
Next konten kita borong borong🔥
Absen penonton setia
👇😌
Tim yg senyum senyum sendiri lihat vidio bg zarr sini ngumpul
Bang zarr cobak ngepus grenmaster lagi bang zarr pasti seru bang😊
😅😅😅😅❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Mang Zar konten vlog lagi Kali kali bonceng ka nada
Iy iy
Semangat bang 0:39
Siapa detuju bg zar naikin/push pangkat tu cewe sampai gm like😊
Asben 100 orang tercepat🎉🎉
Pertama 🎉💵🎇🎁🎆🕍🏟️🗾🗺️🎉💵🎇🎁🎆🕍🏟️🗾
Bmg zar ganteng bngt😑 walaupun ga pernah liat boleh kh gendong baru heroic bintang 2
Yang rank nya turun season ke diamond
👇 (gak maksa) (gak ngemis)
Gw
Ngemis sama aja😂👎
Apa maksud lu HAH!!!!!!
@@TitinAdriwira TAI
Ajak kak dana dinamic bang zaarr
hadir bang aku udah paket lengkap bang❤❤❤
𝐓𝐮𝐭𝐨𝐫 𝐩𝐤𝐭 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐝𝐢 𝐲𝐮𝐭𝐮𝐛 𝐝𝐨𝐧𝐠😂
-tutor paket set bg zar dong-
_tutor paket lengkap puh_
*Tutor lagi nich*
Bg zarr aku yg datang yg pertama 🎉🎉1
Upload vidio vlog terus sama kak nada
Bg sapa aku dong bgg😅😅
Pertama 1 🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉
Pertama
Pertama bang zarr
Absen 100 orang tercepat
Maaf aku telat bangg 2:06
Kiw kiw udah hts kah bang
Bang jar tembak aja gak usah malu-malu 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
_aw cewe kiwkiw_
minimal suda genmas ter😋😋😋
Semoga bang zar selalu sehat amin
Bang zar bantu aku dong ke grand master😅🗿 aku soal nya baru heroik
Mandiri dek, jangan mengharapkan orang
Jadi orang jangan jadi beban
kau yang beban
aku tutida beban😂😂
Komen pertama sepu lu besar leke
100 orang tercepat bg selalu absen
Bjirr laa
Pertama🎉🎉
Penonton SETIA nonton LGI heheheheheh 🤓🤓🤓
pertama bang jarr pin dong😊
Calon HecaTroll nih🥳🥳🥳🥳🎉🎉🎉🎉
16:23
Hahahha sama kita bg
Ke satu bang zarr
Boyah terus ini mah 😮😮😮😲👏👏👏👏
Widih zar udah main lagi nihh🤣
Guys jangan di buka
Loh kok dibuka siapa yang setuju zarr nikah sama nada ada like dulu dong kalau setuju
bang zarr coba ngasih pantun ke kak nada begini ke pasar membeli apel ada jamu di dalam koper yang lain mah gak level cuma kamu yang bikin aku baper😅😅😅
1:19
12:12
Semangat bang zarr konten nya
HAIIO BANG ZAAR COBA BUAT CENEL BUCIN SAMA KAK NADA
DI FF AKUAKAN PAKET LENGKAP
🎉🎉
Tembak aja bang zarrr😂
Halo bang zarrr😊
❤
Bang jar coba kasipantun si ka Nanda gini pantinya Ada itik di atas meja. kamu cantik anaknya raja cucak🤣🤣🤣🤣🥰😍
Suuuuuuuuuuuuuuuuuuup ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
😂😂
😂😂
baru juga kemarin ngechat kak nada eh langsung di buatin bang zar
Okeh bang 😊zar
bang zarr kali ini yang kesatu
bang zarr pertama 1
RENYAH KALI BAH KALOK ABANG ZAR YG MAEN 😧😧
Cie cie 😂😂 kayak nya mau ke
Plaminan 😅yuhuu
Tim gercep nihhh
Drrttt . . drrttt . . drrrtttt . . . .
Ponselku berdering. Gegas aku meraih benda pipih kesayanganku yang tak lagi bisa berdering sempurna tersebut di atas televisi.
Kak Nilam memanggil..
Kuusap layar yang telah buram sesaat, sebelum mengangkat panggilan dari kakak tertuaku.
"Assalamu'alaimum, Kak," sapaku terlebih dahulu.
"Walaikumsallam, Lisa. Besok, aku sama Ferdi mau ke sana. Kangen sama rumah lama," sahut Kak Nilam langsung memberi kabar yang membuat aku termangu.
Setelah kepergian ibu 3 tahun silam, ini kali pertama kakak dan adikku yang kehidupannya telah sukses di kota menyambangiku kembali.
Dulu memilih menetap di kampung demi menjaga ibu yang telah sepuh. Sampai akhirnya aku menikah dengan Mas Waris yang berasal dari satu kampung.
"Lisa? Kamu masih di situ, kan?"
"Eh, i-iya Kak. Iya. Besok, aku akan masakin makanan yang pasti Kak Nilam dan Ferdi suka," sahutku berusaha ceria.
"Makasih ya, Lis!"
Setelah bertukar salam,
aku meletakkan ponsel kembali di atas televisi.
Hatiku dilanda resah. Beras untuk makan kami berempat hanya tersisa untuk besok saja. Bila Kak Nilam dan Ferdi datang sekeluarga, itu artinya akan bertambah dua kali lipat.
Mas Waris hanya seorang pekerja serabutan. Sudah seminggu ia belum bekerja. Kadang ajakan kerja ada, tapi jarak tempuh jauh, sedangkan kendaraan yang kami miliki hanya sebuah sepeda tua. Bila sudah begini, untuk biaya hidup kami, aku tak segan menyusuri sungai kecil dan rawa-rawa.
Mengais rejeki dengan memetik kangkung dan genjer yang tumbuh di tepi sungai dan rawa untuk diikat, lalu kutawarkan pada warga kampung adalah yang lumrah bagiku. Tak banyak memang hasilnya, tapi cukup sekedar untuk membeli beras.
"Mas, besok Kak Nilam dan Ferdi mau datang," ucapku pada Mas Waris yang sedang membolak-balik tanah pekarangan yang sempit dengan cangkul untuk menanam cabai dan tomat.
Mas Waris menatapku sesaat, lalu meletakkan cangkul. Seolah mengerti kerisauanku, dia berkata,
" aku akan periksa 'Bubu' di sungai".
Aku mengangguk dan menatap punggung pejuang nafkahku itu hingga kejauhan. Untuk lauk, kami memang selalu mengandalkan hasil perangkap ikan bernama 'bubu' yang dipasang di sungai.
Pandanganku kini beralih pada dua ekor ayam jantan kesayangan Widan-anak bungsuku yang berusia 6 tahun. Bergegas aku ke kamarnya.
"Nak, besok Indah sama Faris mau datang. Boleh enggak, ayamnya ibu tukar sama beras dulu? Nanti kalau ada uang, ibu beli ayam yang baru?" kuusap lembut kepala anakku sambil bertanya.
Wildan menatapku sebentar, lalu mengangguk. Mendengar sepupunya yang sebaya akan datang saja, dia sudah sangat senang.
"Terima kasih, Nak," kucium penuh haru pucuk kepala anakku.
Tanpa pikir panjang aku langsung menangkap dua ekor ayam jago tersebut, lalu membawa ke warung sembako terdekat.
Setelah tawar menawar sebentar, akhirnya aku berhasil membawa pulang beras sebanyak 5 kg, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, telur, gula, teh, dan kopi secukupnya. Tak lupa kubeli beberapa bungkus jajan untuk menyambut keponakanku besok.
Keesokan harinya, Kak Nilam dan Ferdi benar-benar datang dengan mengendarai mobil masing-masing. Aku tersenyum bahagia dengan pencapaian dua saudaraku tersebut. Istri Ferdi seorang wanita karir, dan suami Kak Nilam seorang pengusaha sukses.
Wajar jika dulu mereka berdua langsung menyerahkan begitu saja, rumah peninggalan orang tua kami beserta seluruh isinya padaku dan Mas Waris.
Walau terbersit rasa minder, namun aku tetap menyambut kedua saudaraku yang datang tepat di jam makan siang tersebut dengan senyum lebar. Aku langsung mengajak mereka bersantap dengan menu yang sangat sederhana.
Ikan gabus dan telur bumbu bali, tumis kangkung, kulupan jantung pisang, dan ikan puyu bakar dilengapi cacapan mangga muda rupanya menggugah selera kedua saudaraku. Beruntung, keponakan dan ipar-iparku dari kota juga menyukai makanan ala desa yang kusuguhkan.
"Berasa makan masakan ibu," gumam Ferdi setelah makan.
Aku dan Kak Nilam tersenyum. Dulu menu yang kusuguhkan memang akrab dengan mereka berdua saat kami masih tinggal bersama.
Usai makan siang, Kak Nilam dan Ferdi berjalan-jalan sambil mengenang masa kecil mereka dengan tetangga sekitar. Anak-anak kami pun bercengkrama hingga sore hari.
Malam hari, kami melanjutkan obrolan dengan bernostalgia mengenang saat-saat kedua orang tua kami masih lengkap. Sesekali Ferdi dan Kak Nilam bertanya tentang kegiatan Mas Waris.
******
Keesokan paginya, Kak Nilam dan Ferdi sudah siap-siap ke kembali ke kota. Malu-malu aku menyuguhkan sarapan nasi goreng putih seadanya dan telur dadar sebelum mereka pulang.
Tapi Kak Nilam dan Ferdi begitu senang menikmati makanan, yang selalu mereka kaitkan dengan masakan ibu. Ya, dulu itu memang menu sarapan andalan kami sebelum berangkat sekolah.
Ah, aku begitu terharu. Kak Nilam dan Ferdi, membuat aku yang tak punya apa-apa ini merasa begitu dihargai. Sayangnya, tak ada apa-apa yang bisa kuberikan pada mereka sebagai oleh-oleh layaknya orang yang baru saja pulang kampung.
Saat hendak pulang, Susan-anak Kak Nilam merengek ingin membawa satu-satunya boneka kesayangan Dila anak pertamaku. Dila langsung merelakan bonekanya dibawa oleh Susan. Aku senang, karena masih ada yang bisa kuberikan pada keponakanku yang tak kurang apapun itu.
Aku melepas kepergian kedua saudaraku dengan air mata berlinang. Sungguh, aku masih rindu. Dulu, dengan selisih usia masing-masing 2 tahun, tak ada hari yang terlewatkan tanpa pertengkaran antara kami bertiga. Tapi itulah cara kami bertiga berbagi kasih sayang
.
Aku berbalik membawa kesedihanku ke rumah. Dila dan Wildan pun banyak diam. Aku merasa bersalah, karena mengorbankan ayam kesayangan Wildan, dan boneka Dila. Aku janji, akan mengganti secepatnya bila ada rejeki nanti.
Beberapa saat kemudian, pintu rumah di ketuk. Pak Zainal, pemilik warung langgananku datang menyerahkan sebuah kardus besar, lalu menurunkan dua karung beras dengan bobot masing-masing 20 kg, dari sepeda motornya.
"Buat siapa ini, Pak?" tanyaku heran.
"Ya buat Mbak Lisa, toh. Kemaren kakaknya Mbak jalan-jalan ke warung, dan beli ini semua katanya titip buat Lisa. Tapi pesannya kalau mereka sudah pulang baru boleh saya antar."
Hanya ucapan terima kasih yang mampu kuucapkan setelah mendengar jawaban dari Pak Zainal. Selanjutnya, air mata jatuh tanpa bisa kukendalikan melihat isi kardus. Sembako lengkap, cukup bahkan lebih bagiku yang terbiasa irit untuk hidup sebulan ke depan.
Aku menelpon dan mengucapkan terima kasih pada adik dan kakakku bergantian, sambil terisak.
Dua hari kemudian, sebuah mobil Pick Up berwarna hitam singgah di depan rumah, dan tiga orang dengan cekatan menurunkan sebuah sepeda motor bekas tapi masih sangat layak pakai, dan sebuah kardus.
Aku tercengang saat pengantar barang mengatakan titipan dari Ferdi dan Kak Nilam. Sebuah kardus dengan tulisan untuk Dila dan Wildan langsung di serbu oleh kedua anakku.
Aku sendiri langsung meraih ponsel ingin menelpon kedua saudaraku. Tapi, terlebih dahulu pesan dari mereka berdua masuk.
[Istriku beli motor baru, daripada yang satu tidak terpakai mungkin bisa digunakan oleh Kak Waris kerja, atau ngantar kakak kemana-mana] pesan dari Ferdi.
Ah, adik kecilku itu, dia hanya tak mau mengakui terang-terangan bahwa kasihan padaku, kakak yang dulu sering membuatnya menangis karena kalah saat rebutan jajan, walau akhirnya tetap lebih banyak untuk Ferdi.
Dengan tangan gemetar kubalas pesannya. Aku lupa niatku tadi menelpon.
[Tapi ini mahal, Fer. Apa istrimu enggak keberatan?]
[Enggak Kak. Itu engga ada apa-apanya dibanding waktu dan tenaga yang Kakak habiskan, dua tahun mengurus ibu sakit seorang diri dulu],
balasan dari Ferdi yang membuatku luruh dalam tangis haru. Mas Waris pun ikut menitikkan air mata di sebelahku.
Aku menoleh pada kedua anakku di samping Kardus tersebut berisi 3 boneka baru, dan beberapa lembar baju untuk mereka berdua. Kubuka pesan dari Kak Nilam.
[Kemaren Susan sama Rudi jalan-jalan ke Mall. Banyak barang diskonan, jadi beli sekalian buat Dila dan Wildan. Dan anting itu, aku sudah bosan sama modelnya. Kayaknya cocok di telingamu]
Aku tertegun. Anting? Kurogoh bagian bawah di dalam kardus, dan benar ada sebuah kotak kecil. Tanganku gemetar membuka kotak tersebut. Ini anting Kak Nilam yang dia pakai saat kesini kemaren.
Aku segera menelponnya.
"Kak, apa-apaan ini. Ini anting mahal. Yang kerja Kak Rahman bukan Kakak. Ini berlebihan. Nanti kukembalikan aja," tolakku benar-benar sungkan pada suaminya walau aku tahu, harga benda tersebut mungkin hanya senilai uang jajan anak Kak Nilam sebulan.
"Kalau kamu mau kembalikan, berarti kamu enggak anggap aku kakakmu? Bukankah Kakak memang harus berbagi dengan adiknya? Kamu lupa, dulu aku sering mengambil jatah uang sakumu dan membuat ibu marah? Kata ibu, kakak itu harusnya memberi adiknya, bukan mengambil!" ucap Kak Nilam sambil tertawa kecil kembali mengingat masa kecil kami.
Aku tak kuasa menahan air mata. Setelah mengucapkan terima kasih, aku langsung menutup sambungan telpon dan menumpahkan tangis bahagia sambil memeluk kedua anakku.
Terngiang kembali ucapan ibu sewaktu kami bertiga sering bertengkar dulu.
"Terus saja betengkar, nanti kalau kalian sudah punya keluarga masing-masing dan saling berjauhan, baru kalian tahu apa artinya saudara."
Dan kini aku tahu, bahwa saudara kandung itu lebih berharga daripada harta dan tahta.
Kakak beradik ....
Dilahirkan dari rahim yang sama.
Dibesarkan dengan makanan yang sama.
Tinggal di dalam rumah yang sama.
Namun di atas nasib dan takdir yang berbeda.
Saudara yang hidup dalam kekurangan belum tentu ujian untuk hidupnya sendiri. Bisa jadi kekurangannya juga ujian bagi saudaranya yang lebih mapan.
Ujian untuk melihat, apakah yang mapan akan membentang jarak lalu melambaikan tangan dan menjauh, atau sebaliknya memangkas jarak lalu mengulurkan tangan, hingga keduanya bisa berdiri sejajar. 😇🥰
Sumber tulisan oleh: Risma Dewi
#copast
Bang zarr acak tc aja lagi kalau jumpa yang nama nya rits God itu aku bang 😅😊
tim baru nonton buruam absen😊😊
aku yng pertama 20dtk
TH-cam centang biru tpi kok TikTok ngk centang biru yahaaa
2:06 pin ke 2 bang😊😊😊
Aaaaa mataku pedih 😣😣😖😖😣😖😣😖😣😖😣😖😣😣😣😣😣😣😖😣😖😣😖😖😖😣😖😖😣😖😣😖😖😖
Nanti gua undang ya
Bang main yuk main aku udah add abang semoga di baca❤
Aku lucu si Anjir cok uut rgerfafwfsaerfw😢😢
Bg zar knp GK ngoten sama kak Rere 😅
Pertama Bang
3:09
Ditunggu bg zarr vlog bareng kak nada
Bang ZARR MODE SERIUS 💪💪💪
Bang sekali kali vlog bareng ka nada dong😊😊
Setuju gk kalo setuju komen
Bang mau Mabar sama saya nggak
Semangat terus bang
Tuh kan kata aku juga turun season❤
😊
Bg mabar sama heca troll push GM bareng
16:23
Maaf bang zar aku telat 22jam😅😅
Hai guest ini 😊
Momen sus di menit 3:09
Bang kak Rere di lupakan ya bang zar
Coba Vlog sama kak nada bang
Yah telat 15 jam gpp kan 😊
Bng zarr buka masker lh sy pengen lihat muka bng zarr ❤❤😢😢
Hadir sufort❤❤❤❤
bang zarr. by one dong dengan kak nada
Semangat bang
Telat 1 jam😔😔🤙🏻
bang zarr coba baewan sama bang ipin dong plis bang zarr😅
Telah 1 jam dikit gk Ngaruh ya😂
Gk nyangka gua nonton bg zar 48 jam😅
Bg zar kok bg zar jago banget kalau serius😮
Ke terakhir bang zarrot 🗿
selamat bang udah GM 🎉🎉🎉
Absen 100 orang tercepat 👍
Smngt trus bgg
bang aku mau main sama abang
😅😅
Bang ZARR TUTUR push rank dong bang
Pertama bg zarr pin dong
Kayak nya bang zar sama kak nada jodoh deh
hadir bang zarr 👍
Bang zarr main nya jago banget 😮😮😮😮
Buset 17 jam yang lalau