1. Percayalah dan yakinlah bahwa pertolongan dari Allah itu amat sangat dekat sekali. Ujian sakit itu bisa berupa ba’sun, dharrun, dan zulzilu. Pertama, ba’sun itu ujian ringan, misalnya dari perkataan orang lain. Telinga kita bisa sakit mendengarnya. Contoh: Ciee. pakai jilbab panjang, seperti emak-emak dia.“ Kedua, dharrun itu ujian menengah, fisik mulai kena. Badan kita sakit atau ada organ tubuh kita yang terluka. Ketiga, zulzilu itu ujian berat, kita mengalami peristiwa yang tragis, merasa galau, capek, letih pikiran dan hati. Semuanya kacau. Ini sudah berat. Banyak orang yang akhirnya tumbang di level ini. Tetapi iblis ingin kita pindah ke satu zona lagi. Inilah zona yang paling dibenci sama Allah. Inilah yang ditunggu oleh iblis. Contoh: “Ah, percuma lah aku sholat.” Ini adalah kata kuncinya: percuma. Iblis suka sekali ini. 2. Ujian itu hanya pemantik awal saja. Tetapi ketika kita sudah putus asa dari rahmat dan ampunan Allah, saat itulah iblis merasa berhasil dengan misinya. Mission complete. Tidak punya duit itu bukan ujian akhir, tetapi ujian awal. Sakit hati, kesal, dongkol, marah, itu adalah ujian awal. Allah akan melihat skor akhirnya. Apakah kita akan berharap kepada makhluk atau kepada Allah? Begitu kita bersandar dan berharap sepenuhnya sama Allah, dan melepaskan harapan kepada manusia, Saat itulah pertolongan Allah benar-benar datang. Satu paket komplit. Ustadz Luqman sudah mengalaminya berulang-ulang dengan izin Allah. Orang kaya tidak bisa diharapkan. Menangis saja kita di atas sajadah, maka akan datang pertolongan dari Allah. 3. Iblis itu berharap kita pindah dari ujian yang ringan, sedang, berat, kepada sesuatu yang lebih dibenci sama Allah, supaya kita masuk ke zona itu. Zona apa itu? Zona putus asa. Apa password-nya? “Percuma saya sholat. Percuma saja saya ke masjid setiap subuh. Ngapain saya mendengarkan kajian. Ternyata Allah tidak menolong saya juga.” Inilah yang ditunggu sama iblis. “Saya sudah baik dengan suami saya. Sudah taat. Sudah menyiapkan dia makanan dan pakaian. Kok, dia tidak berubah juga? Percuma saja.“ Maka habis sudah. Ketika kita sudah bilang percuma, maka iblis akan berkata, “Yes, mission complete. Orang ini akan ke neraka.” Makanya kita diajarkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Tidak boleh ada yang lain selain Allah. Dengan kalimat itu kita hidup, dan dengan kalimat itu juga kita mati. 4. Dengan apa kita bisa memperbaharui iman? Dengan mengucapkan: Laa ilaaha illallaah. Tidak ada sandaran dan sembahan lain selain Allah. Tidak boleh kita berganti Tuhan. Ujian ringan, sedang, dan berat itu akhirnya membuat kita justru mengetahui dengan sungguh-sungguh kepada siapa selama ini kita meletakkan harapan. Laa ilaaha illallaah kita itu asli atau palsu? Ini ketahuannya pada saat kita diuji. Kapan kita mengetahui siapa teman asli dan teman palsu? Jawabannya saat kita tidak punya duit. Di situlah kita tahu mana kawan dan mana lawan. Saat tidak ada jabatan, wibawa, amanah, SK. Saat kita menjadi orang biasa lagi. Contoh: Saat Khalid bin Walid r.a. dipecat dari jabatan panglima perang dan kembali menjadi orang biasa lagi. Beliau berkata, “Siap.“ Dan beliau tetap ikut berperang. Maka berhati-hatilah saat kita terkena ujian ringan, sedang, dan berat, lalu berpindah ke zona yang dibenci oleh Allah. 5. Pada saat kita masuk ke ujian ringan, sedang dan berat, sebenarnya Allah sedang menunggu ending-nya. Apakah hamba-Ku ini semakin dekat kepada Ku atau semakin lari dari Aku? Setiap penyakit itu ada obatnya. Setiap ujian ada jalan keluarnya. Setiap penantian itu ada ujungnya. Setiap kesenangan ada ujungnya. Tetapi yang bahaya adalah saat kita pindah ke zoan putus asa. Zona yang paling dibenci Allah. Iblis pintar sekali mendorong kita untuk memasuki zona tersebut. Contoh: Iblis membisikkan kita: “Sudahlah, ngapain sholat. Memang ada duit di masjid? Yang realistis dong! Masa ke masjid bisa lunas hutangnya?” Lalu iblis tinggal menggeser kita ke zona putus asa. 6. Tuhan kita semua sama, tetapi responnya bisa berbeda. Maka berhati-hatilah dalam merespon ujian. Allah paling benci kalau hamba-Nya masuk ke zona putus asa. Tetap yakin dan optimis bahwa Allah akan menolong kita. Bagi yang belum mendapatkan jodoh, maka yakinlah bahwa jodoh kita akan segera datang. Sebut saja yang baik-baik. Insya Allah akan ada jodohnya nanti. Kalau kita masih berada di zona ujian, tidak apa-apa. Tapi harus ada optimisme. Contoh: “Saat ini memang aku lagi susah, tapi ini tidak akan lama. Ini hanya sementara.” Ini yang penting dibangun dalam diri kita. Tidak selamanya kita susah, sedih, jomblo, punya hutang, dan sakit. Tidak selamanya kita berada di zona itu. Ada waktunya nanti Allah akan datangkan pertolongan. Itulah optimisme atau at-tafa’ul. 7. Semiskin-miskinnya kita, atau sesusah-susahnya kita, maka pasti ada banyak orang yang lebih susah atau lebih miskin dari kita. Ada banyak orang yang ujiannya lebih berat dari kita. Maka jangan sampai kita masuk ke zona putus asa. Ujian ringan, ujian sedag, ujian berat itu sunatullah. Datangnya pasti dari Allah. Tetapi jangan sampai kita masuk ke zona putus asa. Kita harus tetap optimis, percaya, dan yakin. Kita harus yakin nanti akan berakhir husnul khatimah. Itu adalah doa. Kita juga harus yakin nanti akan masuk surga. Minta sama Allah. Ini adalah doa kita. Kita bilang sama Allah, “Ya Allah saya akan terus berusaha untuk menjadi hamba-Mu yang taat, semampu-mampunya saya. Menjadi istri yang sholehah, semampu saya.” Bagi yang masih jomblo, maka jaga kemaluan dan kehormatan semampunya. Jangan sampai mengambil suami orang. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fiikum.
" zona putus asa adalah zona paling di senangin iblis & di benci allah " (na'udzubillahi mindzalik)
Alhamdulillah....tiap hr brtambah ilmu, smg mnfa'at
Masyaa Allaah, Alhamdulillaah. Jazaakallaahu Khairan Ustadz
1. Percayalah dan yakinlah bahwa pertolongan dari Allah itu amat sangat dekat sekali. Ujian sakit itu bisa berupa ba’sun, dharrun, dan zulzilu. Pertama, ba’sun itu ujian ringan, misalnya dari perkataan orang lain. Telinga kita bisa sakit mendengarnya. Contoh: Ciee. pakai jilbab panjang, seperti emak-emak dia.“ Kedua, dharrun itu ujian menengah, fisik mulai kena. Badan kita sakit atau ada organ tubuh kita yang terluka. Ketiga, zulzilu itu ujian berat, kita mengalami peristiwa yang tragis, merasa galau, capek, letih pikiran dan hati. Semuanya kacau. Ini sudah berat. Banyak orang yang akhirnya tumbang di level ini. Tetapi iblis ingin kita pindah ke satu zona lagi. Inilah zona yang paling dibenci sama Allah. Inilah yang ditunggu oleh iblis. Contoh: “Ah, percuma lah aku sholat.” Ini adalah kata kuncinya: percuma. Iblis suka sekali ini.
2. Ujian itu hanya pemantik awal saja. Tetapi ketika kita sudah putus asa dari rahmat dan ampunan Allah, saat itulah iblis merasa berhasil dengan misinya. Mission complete. Tidak punya duit itu bukan ujian akhir, tetapi ujian awal. Sakit hati, kesal, dongkol, marah, itu adalah ujian awal. Allah akan melihat skor akhirnya. Apakah kita akan berharap kepada makhluk atau kepada Allah? Begitu kita bersandar dan berharap sepenuhnya sama Allah, dan melepaskan harapan kepada manusia, Saat itulah pertolongan Allah benar-benar datang. Satu paket komplit. Ustadz Luqman sudah mengalaminya berulang-ulang dengan izin Allah. Orang kaya tidak bisa diharapkan. Menangis saja kita di atas sajadah, maka akan datang pertolongan dari Allah.
3. Iblis itu berharap kita pindah dari ujian yang ringan, sedang, berat, kepada sesuatu yang lebih dibenci sama Allah, supaya kita masuk ke zona itu. Zona apa itu? Zona putus asa. Apa password-nya? “Percuma saya sholat. Percuma saja saya ke masjid setiap subuh. Ngapain saya mendengarkan kajian. Ternyata Allah tidak menolong saya juga.” Inilah yang ditunggu sama iblis. “Saya sudah baik dengan suami saya. Sudah taat. Sudah menyiapkan dia makanan dan pakaian. Kok, dia tidak berubah juga? Percuma saja.“ Maka habis sudah. Ketika kita sudah bilang percuma, maka iblis akan berkata, “Yes, mission complete. Orang ini akan ke neraka.” Makanya kita diajarkan kalimat: Laa ilaaha illallaah. Tidak boleh ada yang lain selain Allah. Dengan kalimat itu kita hidup, dan dengan kalimat itu juga kita mati.
4. Dengan apa kita bisa memperbaharui iman? Dengan mengucapkan: Laa ilaaha illallaah. Tidak ada sandaran dan sembahan lain selain Allah. Tidak boleh kita berganti Tuhan. Ujian ringan, sedang, dan berat itu akhirnya membuat kita justru mengetahui dengan sungguh-sungguh kepada siapa selama ini kita meletakkan harapan. Laa ilaaha illallaah kita itu asli atau palsu? Ini ketahuannya pada saat kita diuji. Kapan kita mengetahui siapa teman asli dan teman palsu? Jawabannya saat kita tidak punya duit. Di situlah kita tahu mana kawan dan mana lawan. Saat tidak ada jabatan, wibawa, amanah, SK. Saat kita menjadi orang biasa lagi. Contoh: Saat Khalid bin Walid r.a. dipecat dari jabatan panglima perang dan kembali menjadi orang biasa lagi. Beliau berkata, “Siap.“ Dan beliau tetap ikut berperang. Maka berhati-hatilah saat kita terkena ujian ringan, sedang, dan berat, lalu berpindah ke zona yang dibenci oleh Allah.
5. Pada saat kita masuk ke ujian ringan, sedang dan berat, sebenarnya Allah sedang menunggu ending-nya. Apakah hamba-Ku ini semakin dekat kepada Ku atau semakin lari dari Aku? Setiap penyakit itu ada obatnya. Setiap ujian ada jalan keluarnya. Setiap penantian itu ada ujungnya. Setiap kesenangan ada ujungnya. Tetapi yang bahaya adalah saat kita pindah ke zoan putus asa. Zona yang paling dibenci Allah. Iblis pintar sekali mendorong kita untuk memasuki zona tersebut. Contoh: Iblis membisikkan kita: “Sudahlah, ngapain sholat. Memang ada duit di masjid? Yang realistis dong! Masa ke masjid bisa lunas hutangnya?” Lalu iblis tinggal menggeser kita ke zona putus asa.
6. Tuhan kita semua sama, tetapi responnya bisa berbeda. Maka berhati-hatilah dalam merespon ujian. Allah paling benci kalau hamba-Nya masuk ke zona putus asa. Tetap yakin dan optimis bahwa Allah akan menolong kita. Bagi yang belum mendapatkan jodoh, maka yakinlah bahwa jodoh kita akan segera datang. Sebut saja yang baik-baik. Insya Allah akan ada jodohnya nanti. Kalau kita masih berada di zona ujian, tidak apa-apa. Tapi harus ada optimisme. Contoh: “Saat ini memang aku lagi susah, tapi ini tidak akan lama. Ini hanya sementara.” Ini yang penting dibangun dalam diri kita. Tidak selamanya kita susah, sedih, jomblo, punya hutang, dan sakit. Tidak selamanya kita berada di zona itu. Ada waktunya nanti Allah akan datangkan pertolongan. Itulah optimisme atau at-tafa’ul.
7. Semiskin-miskinnya kita, atau sesusah-susahnya kita, maka pasti ada banyak orang yang lebih susah atau lebih miskin dari kita. Ada banyak orang yang ujiannya lebih berat dari kita. Maka jangan sampai kita masuk ke zona putus asa. Ujian ringan, ujian sedag, ujian berat itu sunatullah. Datangnya pasti dari Allah. Tetapi jangan sampai kita masuk ke zona putus asa. Kita harus tetap optimis, percaya, dan yakin. Kita harus yakin nanti akan berakhir husnul khatimah. Itu adalah doa. Kita juga harus yakin nanti akan masuk surga. Minta sama Allah. Ini adalah doa kita. Kita bilang sama Allah, “Ya Allah saya akan terus berusaha untuk menjadi hamba-Mu yang taat, semampu-mampunya saya. Menjadi istri yang sholehah, semampu saya.” Bagi yang masih jomblo, maka jaga kemaluan dan kehormatan semampunya. Jangan sampai mengambil suami orang.
Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fiikum.
Resume pengajian Ustadz Luqmanulhakim yang lain bisa disimak di link berikut: career-coach-fanny.blogspot.com/search/label/Ustadz%20Luqmanulhakim
Makin ngegas ....