Tahun pertama Sosialisasi/bimtek/diklat/whorkshop deep learning (belum faham), Tahun ke-2 belajar membuat mmbuat perangkat pembelajaran (mulai mmpeljari pergantian istilah² baru), Tahun ke-3 mulai penerapan implementasi (dikit² mulai paham), Tahun ke-4 mulai memahami, Tahun ke-5 baru paham mski blum mnyeluruh, Tahun ke-6 WAJIB HUKUMNYA GANTI KURIKULUM LAGI... Begituuuu seterusnya....
Terima kasih atas penjelasannya. Menambah referensi pengetahuan guna meningkatkan kompetensi guru yang ada d Indonesia. Sehat terus pk. Salam pembelajar.
Para pendidik manusia yg senantiasa bereformasi untuk pembangunan anak bangsa. Deep learning atau pembelajaran yg mendalam merupakan perwujudan dari perubahan pembelajaran yg di harapkan. Semangat guruku ciptakan generasi esok bermartabat di hadapan tuhan dan berteknologi ❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Sy sdh mngajar 25 thn dg berbagai kurukulum.Menurut sy terobosan jitu agar persekolahan lbh baik adlh dg memangkas jmlh siswa di kelas. Banyakin kelas2 dn guru2 sehingga jmlh siswa perkelas maksimal 20 org saja. Atau kalau kondisi umum skrg dg jmlh siswa 35-40an, guru y harus 2.
Ini budi Ini bapak budi Ini ibu budi Ini kakak budi Saya dulu belajar pakai itu, lalu 999 English words, PMP dan PSPB.... Sederhana dan sangat kuat menancap dihati. Ketika ambil TKT, CELTT, Celta (Cambridge Standards) langsung, saya paham bagaimana SIMPLE mengajar yg baik. Lesson plan time to time, skill measuring, hingga practice... Jujur, kenapa kurikulum kita muter2 teruuuuuuus... Anak anak makin NAKAAAAL?
itu diah kita pusing sebagai guru 1. Sensitivitas hukum akhirnya kami merasa takut. Contoh mencubit sedikit aja masuk penjara 2. Setiap tahun kematangan kita dibikin mentah lagi setiap ganti mentri. 3. Rasanya gada yg bagus selain metode jaman dulu
Pendidikan kita akan berhasil apa bila : 1. Mindset pola kerja bagus 2. Materi atau mapel pendidikan moral diutamakan, terutama pmp, pspb, ( materi yg mengutamakan karakter anak) 3.guru dilindungi, tdk dikit dikit dilaporkan ke yg berwajib,
Bagus sekali sudah ada usaha untuk melengkapi yang sudah ada. Namun istilah - istilah itulah yang membuat kita sebagai tenaga pendidik di lapangan menjadi kewalahan dalam membahasakan kepada anak-anak. Karena semuanya bermuara ke peserta didik .
Berbagai metode pembelajaran berhasil diterapkan jika guru dapat merespon dan menerapkan dengan kreatif dan inovatif serta memperkaya ide2nya dalam menumbuhkan potensi siswa meraih prestasi dan berkarakter agar tumbuh menjadi siswa sehat,cerdas,akhlak mulia.
orde lama lebi baik buktinya orang2 pintar jd menteri ini kan hasil pendidikan jaman dulu bukan jaman sekarang Fakta itu.... gx sadat saja bukan hasil sekarang semua d politiklisasi semua ..... klu
Ibarat buku lama, cover depan aja diganti desain baru, isinya itu2 juga, nama diganti2 biar keren, deep learning lah, besok menteri selanjutnya saya usul bisa pakai istilah Lifelong Learning, Constructive Learning, Adaptive Learning, Reflective Learning, dll. Kalau soal bikin bikin istilah dan mindmap atau grafik kayak gitu saya juga bisa jadi menteri Pak, cuma PR terbesarnya deliveri dan eksekusinya yang tidak pernah maksimal siapapun menterinya.
Problemnya pada tingkat implementasi di lapangan. Banyak guru yang tidak mau sungguh2, silakan adakan survey di sekolah-sekolah, kunjungi sekolah lihat prosesnya tanpa membetitshu lebih dulu.
@@rifanisyrofi6154 " Banyak guru yang tidak mau sungguh2" nah itu Anda paham akar masalahnya, kira-kira apa yang membuat guru tidak sungguh2, disitu akar masalahnya
@@rifanisyrofi6154 Oh iya, saya sangat mampu, Anda mau mengangkat saya? lawak, orang memberi pendapat kok diserang personal, ad hominem sekali watak Anda.
Perlu dipahami juga bahwa 6 dimensi P3 (Profil Pelajar Pancasila) juga tidak berbeda signifikan dengan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada Kurikulum 2013. Pada K-13 ada PPK dengan 5 Nilai Utama, yaitu: Religiositas, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas. Pada KM ada P3 dengan 6 dimensi, yaitu: Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Kreatif, dan Bernalar Kritis. Sekarang ada Deep Leaning dengan 8 profil lulusan, yaitu: Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, Kewargaan, Kreativitas, Kemandirian, Komunikasi, Kesehatan, Kolaborasi, dan Penalaran Kritis. JADI SEMUANYA TIDAK ADA YANG BARU, YANG ADA PENGEMBANGAN DARI YANG SUDAH ADA SEBELUMNYA.
Intinya ada pada GURU : GURU kalo punya HATI utk memanusiakan anak sy yakin kurikulum apa pun GURU pasti bisa implementasikan dengan baik. Faktanya masih ada Oknum² GURU yang rajin berselancar dgn medsos cari cuan dan lupa meningkatkan kompetensi diri untuk menjadi GURU Yang TERBAIK dalam memanusiakan muridnya. 🙏 Saya mohon maaf jika kata² sy tdk berkenan. 🙏
Semua kurikulum bagus bgmn kita menyikapi dan mencampaikn kpd dgn logis dan jelas sesuai dgn tuntutan jamn dan era globalisasi yng tidk keluar dgn prinsip keagamaan yng berkembng di negara kita dan mampu berdaing dgn negara lain
Intinya apapun bntuk kurikulumnya yg terpenting itu adalah karakter. Baik karakter guru maupun siswa sma2 hrus mnjadi perhatian. Kita disibukkan dengan kompetensi pengetahuan sj tapi abai dengan penanaman karakter. Klo mau pendidikan kita maju mulailah dengan karakter guru baru siswa. Guru bukan hanya sebagai penyampai informasi namuan sebagai pembimbing yang mampu memberikan contoh. Dan sesungguhnya pengangkatan guru tdk bsa dsamakan dengan profesi lainnta yg hanya menjawab soal cat. Guru itu harusnya sebagai (istilah islam) mudarris, murobbi, muaddib, muallim, mursyid.
Konsep deep learning hanya angan-2, tidak realistis. Bagaimana pun disebut, jika gurunya tidak punya pengetahuan dan pengalaman panjang maka hanya akan menjadi teori kosong. Itulah yg disebut sebatas berangan-2. Diumpamakan anak SD disuruh baca buku secara mendalam maka kasih pengetahuan yg diperoleh tetap saja dangkal. Beda misalnya yg disuruh baca adalah mahasiswa, tanpa dikomando agar membaca secara mendalam maka pasti pengetahuan yg diperoleh akan mendalam. Jadi mendalam dan tidak bukan tergantung komando dari atasan melainkan tergantung dari kualitas orangnya. Tanpa ada konsep deep learning jika guru yg mengajar berkualitas yaitu berpengetahuan luas dan berpengalaman maka cara mengajarnya otomatis sudah mendalam..
Yang membuat saya tdk paham dalam sekolah adalah, gurunya itu pada saat menjelaskan materi, gurunya di proses penjelasan/menjelaskan pasti gurunya pakai bahasa istilah, tanpa memberikan arti dari istilah yg disebutkannya,misalnya gurunya pas menjelaskan ngomong kata "akselerasi" , walaupun gurunya memberikan atau ngasih tau artinya tapi belum tentu paham juga maksudnya. Gurunya itu njelasinnya lgsg pada intinya tnpa ngasih tau konsepnya/Definisinya Mohon koreksinya jika ada yang salah , terimakasih 🙏 Wajar kalau saya gak tau 🙏
Hilangkan KKM, itu yang membelenggu pada guru bidang study nilai jadinya banyak direkayasa karena harus minimal KKM, Kemudian sekarang mau kurikulum apalagi namanya, mulai dari CBSA, KBK, KTSP, Kurtilas, sampai merdeka, kerjaannya yang cuma mengacak-acak materi saja. Bagamana tuh dengan kurikulum 76 ?
Tinggal menggaji guru dengan layak sesuai tingkatannya 😂😂😂 mau kurikulum apapun kemungkinan outputnya lebih baik, dan perbaiki input guru dari mulai universitas, jadi seorang calon guru harus lebih sulit lulus s1
Intinya : anak didik bebal : DIROTAN anak didik gak mau belajar materi : TIDAK NAIK KELAS/LULUS Anak didik terlibat kriminal : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH DAN DIJEBLOSKAN KE DALAM PENJARA. Guru diberikan kebebasan untuk 'menganiaya' dalam tujuan mendidik. Otomatis semua pembelajaran menjadi mendalam.
Bagai Lingkaran tiada ujungnya, berputar- putar saja... Intinya mari fokus tingkatkan kualitas pendidikan indonesia berdasar kpd tuntunan pendidiksn Nasional yg pancasilais dan berBhihenneka tunhgal ika Fokus mengajar dgn meminimalisir tekanan administrasi yg berputar2 Mari tingkatkan konpetensi guru yg terintegritas dgn sistem pendidikan Nasiional tetapkan kurikulum yg benar dgn melibatkan perwakilan guru2 cerdas disemua jenjang...dan jangan jadikan sistem pendidikan sebagai peojecj keuntungan orang2 tertentu yg telah mendoktrin mengarah pada pembodohan yg terud berputar2
Terima Kasih ilmunya... Kata kata terakhir seakan akan mencela kurikulum sebelumnya, Pak Mentri menyampaikan kurikulum lama pakai yang baik, dilakukan penyesuaian dan perbaikan untuk kurikulum yang perlu di perbaiki dengan mendengarkan usulan dari Kota dan Kabupaten di NKRI
Kesehatan itu selalu diterapkan di sekolah. Bahkan sekarang ada kerjasama antara sekolah dengan puskesmas terdekat. Bidang jesehatan lebih intensif memberi penyuluhan di sekolah. Ada juga pjok mapel yg mengajarkan tebtang kesehatan jasmani. Sudah dari dulu
Ganti Mentri ganti istilah ganti kebijakan... ganti kurikulum. Deep learning ini proyek baru dan mainan baru bagi pemangku kepentingan dari pusat sampai daerah. Mainkan Bro.....
seharusnya indonesia mengadaptasi sistem pembelajaran asli nusantara, dan sistem pembelajaran asli yg masih bertahan sampe sekarang adalah pesantren. Itulah yg diadaptasi oleh bapak Habibi menjadi sistem pesantren modern (Man Insan Cendekia) yg mengintegrasikan IPTEK dan IMTAQ.
Yang sudah diterapkan : CBSA, PKP, KBK, KTSP, Pendidikan Karakter kurikulum merdeka, Hasilnya ???? Sekarang Deep Learning Ganti menteri ganti kurikulum. Anak anak bukanlah kelinci percobaan 😢
Kl yg tepat adalah bgmn menguasai konsep keilmuan, bgmn motivasi anak2 utk kembali membaca buku lg, dan tidak bergantung IT dulu. Kl deep kearning itu memamfaat kecerdasan buatan utk mencapai tujuan. Jd belum waktunya lah anak2 menggunakan deep learning, kecuali udah menguasai konsep keilmuan yg beragam.
Itu bisa efek kalo guru mengajar sambil di awasi mahasiswa keguruan biar mahasiswa bisa belajar dari yg sudah jadi guru,guru pun akan mengajar dengan baik agar jdi contoh...terus materi yg di ajarkan jangan banyak, misalnya Bilangan untuk kelas 1,2,3...nanti kelas 4,5,6 bukan bilangan lagi...mungkin geometri...dst nya ...agar fokus penguasaan materi.... Anak anak juga tidak ada lagi sistem naik kelas tapi naik materi bila anak belum menguasai bilangan 1, jangan naik tingkat Nah begitu pula untuk pelajaran yg lain...seperti IPA,IPS dll
Intinya, minimal Kata kata nomenklaturnya ganti ,dengan begitu bisa dikatakan sudah bekerja. Kalau kata orang desa, Ibarat kotak roti Konghuan isinya Rengginang
Sebaiknya sistem pendidikan kita itu adalah sistem pendidikan islam Jangan yg lain pak kita harus yakin dengan kebenaran agama kita dan contohlah Baginda Nabi kita dan para Sahabat Agar anak didik kita menjadi orang yg bertakwa sejak dini berahlak dan berguna bagi agama bangsa dan umat Jika tidaķ maka anak anak kita hanya akan menjadi orang yg materialistis seperti saat ini dan yg telah lalu
mbok mikir....coba astronomi jaman itu seperti apa? Mereka masih mengira bumi itu datar....itu baru astronomi, belum hal2 yang laian dalam ilmu pengetahuan.
Sebelumnya mohon maaf bp/ibu. Salam kenal juga gih. Setelah saya pelajari, ternyata selama ini saya sudah menerapkan sistem pembelajaran tersebut mulai sejak tahun 2023. Yaitu pembelajaran yang berbasis pemahaman, jadi sistem pembelajaran yang bukan mengutamakan nilai angka, akan tetapi bagaimana anak dapat memahami maksud dari sebuah materi yang di pelajari sehingga anak dapat mengolah pada saat anak menyampaikan isi materi sesuai dengan pemahamannya sendiri Tanpa menghilangkan karakter profil pelajar pancasila. Agar Akhlak anak dapat terbentuk dengan baik. Kira kira seperti itu bp/ibu. Terima kasih.
tetep aja zonasi per kelurahan anak gw yg klas 6 bisa ke swasta lagi sprti kkaknya terdahulu....coba tengok ke psr kemis bos kab tgr sekolahan smp dikit dah gitu ga nampung anak masuk sekolah ga kaya sekolahan di kodya tgr gedung sekolah lanhsunh menjulang tingkat jd nampung diatas 10 kelas
Saya pikir ada yg bikin kaget, ternyata ya mirip2 sj dg yg ada. Kakau pingin berhasil, konsep ini hrs dijabarkan dlm bentuk kurikulum, termasuk petunjuk implementasinya spt apa. Sehingga para pendidik mampu menjalankan fungsinya dg baik. Sdgkan para pembelajar tinggal mengikutinya. Kalau tdk ya akan bali maning-bali maning.
Bisa ga dijalankan secara menyeluruh di semua tempat di indonesia? Dasar utamanya adalah memahami, mengkritisi, dan menghargai. Sudahkah tercapai? Mungkin ada pada sekolah2 bermutu, baik di kota, maupun di daerah dg sarana yg baik.
Yang diubah bukan kurikulumnya. Tapi kualitas SDM (gurunya). Mindset atau pola pikirnya dulu yg diubah. Mau gonta ganti konsep kalo pola pikir gurunya masih begitu² sj ya zonk. Gak akn prnh ada perubahan
Terima kasih ilmunya Sahabat Pembelajar yang mencerahkan. Tapi, maaf... seingat saya Undang-Undang tentang Sisdiknas itu no,20 tahun 2003 bukan tahun 2023.
memperhatikan paparan ini, setidaknya terkesan 1. sinkretis dari berbagai sumber yang dipaksakan, bahkan juga dari UU dan non UU. 2. gambar ilustrasi tidak mencerminkan flow work, arah kerja lengkap dengan relasi, input-output tidak masalah in process. 3. ilustrasi tidak menggambarkan atau mencampurkan proses kecilnya (itemik) dan proses besarnya (portopolio). 4. sebagian kita berpikir ilustrasi dan diksi-diksinya ini sebenarnya menggambarkan apa, kurikulumkah, metode belajarkah, pendekatan apalah. 5. adalah tidak kalah penting, ilustrasi ini untuk konsumsi siapa, birokrasi pendidikankah (seperti menteri hingga kepala dinas), tenaga administrasikah, gurukah, atau bahkan untuk siswakah. 6. sebagian kita sudah mulai khawatir, 61. ilustrasinya lebih sulit dari pendidikannya, lihat #1-4. 62. sebagian kita melihat itu tidak workable, langsung bisa ditindaklanjuti. 63. dalam 2-3 tahun mendatang, diperkirakan dunia pendidikan masih disibukan dengan pembelajaran-pembelajaran seperti ini. 64. dan tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. 65. kita tidak yakin, kita sanksi peserta pembelajaran, penataran atau apalagi webinar dsb bisa paham tuntas. 66. kasus belakangan guru penggerak yang pembejarannya sampai membutuhkan waktu enam bulan, dan sekarang dinyatakan (setidaknya) unuseful, dan 100 % memuat konten non-pendidikan, lebih administratif. 7. kiranya pendidikan perlu to the point of problem focus dan area focusnya. 71. kedua fokus ini berdasarkan realitas pendidikan yang sekarang dipisahkan (mudah-mudahan hanya dipilahkan) sebagai pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi. 72. fokus-fokus ini kiranya juga memilahkan pekerjaan administratif, manajerial atau politik, dan pekerjaan klas. 73. masalah yang muncul hingga sekarang tidak memilahkan kewenangan dan tugas pokok dan fungsi entitas yang terlibat dalam pendidikan. terkesan semua ingin menjadi menteri luar negeri pada era awal kemerdekaan. kasus-kasus pengangkatan guru honorer, pengangkatan tenaga pegawai harian lepas dan sejenisnya menggambarkan interferensi tersebut. 74. masalah pada substansi pendidian, hingga sekarang repetisi-repetisi masih terlihat dari pendidikan dasar menengah hingga tinggi, dan tampaknya tidak akan teratasi dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang, dikarenakan tidak menangkap soalnya, atau sulit menindaklanjuti atau bahkan meremehkan sebagai bukan masalah. 75. pelajaran-pelajaran sudah diajarkan sejak SD, diulang lagi di SMP, SMA dan di perguruan tinggi. repetisi ini terlihat tidak berelasi dengan standar minimal pendidikan, jika ada atau jika dirumuskan atau jika diperhatikan (kasusnya sama dengan visi misi, semua ada, tetapi nyaris tidak berelasi dengan prakteknya). 8. jika yang menjadi fokus masalah dan tempat dimana masalah itu seperti pada #73 dan #74, sebagian kita tidak melihat relasinya dengan deep learning dan learning-learning yang lainnya. model-model learning ini diproyeksikan akan menyita waktu guru dan siswa untuk tujuan yang non-substansial. dan stigma ganti menteri ganti kebijakan tidak saja tetap terjadi tetapi juga sangat merugikan kemajuan bangsa ini. kiranya kita perlu mengembalikan pada konstitusi seperti apakah mencerdaskan kehidupan bangsa itu, atau apakah pendidikan kita sudah menjawab tuntutan konstitusi. dulu kita sangat berharap pada kurikulum 2013 yang tampak berorientasi pada siswa, bukan memerdekakan siswa untuk tidak belajar. quo vadis pendidikan indonesia.
perlu kesadaran, mindfulness juga bahwa kurikulum akan bersiklus seiring dengan pemikiran manusia yang terus bertumbuh. Pasti terjadi perubahan, karena sunatullah nya seperti itu. Yang terpeenting adalah bagaimna kita bisa beradaptasi dengan perubahan dan tidak alergi terhadap perubahan. LEGACY. itu kata kuncinya. semua pemimpin diusahakan punya legacy. dari satu pimpinan ke pimpinan yg lain. sudah harus terbiasa dengan itu. Toh sebenanrnya dari kurikulum awal republik ini berdiri sampai nanti kirikulum pembaharuan yg disebut deep learning. intinya sama. Ada Capaian pembelajaran, Tujuan Pembelajaran Modul Ajar/ RPP. ditambah struktur kurikulum. lalu cara asesmen dan penilaian. Itu saja sihhh suklusnya. Nama cuma merknya. isinya yaaa itu itu juga. jadi jangan terlalu heboh. daya adaptasi terhadap perubahan itu yang perlu ditingkatkan dengan penuh kesadaran.
Berkata atas kata tidak akan menghasilkan apa-2 dan hanya sia-2 saja. Seharusnya digeser kepada berkata atas benda. Berkata atas benda akan menjadi jelas. Guru tidak perlu banyak kata, lewat benda siapapun cepat ngerti dan juga paham..
Klw saya itu gakasalah sama kurikulum apapun... Yang paling sulit itu pertanggung jawaban Bos, operator dapodik, aset barang .. seharusnya guru tak mendapat tugas tambahan itu .. fokus ke ngajar
Kurikulum ini sering berubah2 karna ganti kurikulum ganti metode sehingga anak2 menjadi pusing ndk kyak dulu sekali dalam 5 tahun dia ganti maka guru gajarx nyaman siswax cepat mengerti
Yg penting guru jgn dibebani administrasi pembelajaran, biar konsentrasi mendidik anak, jangan libatkan ke politik, waktu pilpres ato pilkada, guru sibuk dikumpulkan pejabat jadi ruwet ganggu belajar siswa 😢😢😢
Ide apa lagi ini ? Spy kelihatan pinter jual ide deep learning. Learning by doing itu akan lbh nyantel lewat MERDEKA BELAJAR DG PROYEK2 yg dibawa siswa dan didiskusikan bersama.
Kebanyakan teori ! Gurunya aja di baguskan ✓ disejahterakan ✓ otomatis Indonesia sukses, lah wong sdh rancangan elite globe biar jdi negara Buruh murah kok yah 😊
Siapapun menterinya, semoga tujuan pendidikan nasional bisa terwujud, yaitu anak anak kita menjadi "manusia yang bertakwa kepada Allah SWT"
Tahun pertama Sosialisasi/bimtek/diklat/whorkshop deep learning (belum faham),
Tahun ke-2 belajar membuat mmbuat perangkat pembelajaran (mulai mmpeljari pergantian istilah² baru),
Tahun ke-3 mulai penerapan implementasi (dikit² mulai paham),
Tahun ke-4 mulai memahami,
Tahun ke-5 baru paham mski blum mnyeluruh,
Tahun ke-6 WAJIB HUKUMNYA GANTI KURIKULUM LAGI...
Begituuuu seterusnya....
Th ke 6 ganti menteri 🤦
Btl. Kmrn br sj nymn dg kurtilas, ganti dg Murmer, br sj mnyesuaikn, m ganti LG. Mantap dah
Good pak... 😂
Betul skli
siklus fakta
sikapi semua dengan bijak..niat baik pasti akan jauh lbh baik bila di ikuti dengan keinginan belajar dan terus belajar semangat guru2 hebat Indonesia
Terima kasih atas penjelasannya. Menambah referensi pengetahuan guna meningkatkan kompetensi guru yang ada d Indonesia. Sehat terus pk. Salam pembelajar.
Para pendidik manusia yg senantiasa bereformasi untuk pembangunan anak bangsa. Deep learning atau pembelajaran yg mendalam merupakan perwujudan dari perubahan pembelajaran yg di harapkan. Semangat guruku ciptakan generasi esok bermartabat di hadapan tuhan dan berteknologi ❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Terima kasih atas materinya. Semuanya tergantung GURU di kelas.
Sy sdh mngajar 25 thn dg berbagai kurukulum.Menurut sy terobosan jitu agar persekolahan lbh baik adlh dg memangkas jmlh siswa di kelas. Banyakin kelas2 dn guru2 sehingga jmlh siswa perkelas maksimal 20 org saja. Atau kalau kondisi umum skrg dg jmlh siswa 35-40an, guru y harus 2.
Setuju, krn jumlah siswa yg tidak banyak mk guru akn fokus pd siswa
SD nggk perlu sampai 6 tahun, cukup 3 tahun aja.Cuma belajar yg dasar2 aja kok lama betul. Belajar akhlak yg paling perlu.
Setuju dengan pendapat bapak karna apabila dalam satu kelas hanya terdapat 20 siswa saja maka kita sebagai guru mudah untuk kontrol anak"
Terima kasih,semoga bermanfaat.
Semoga pesdik mnjadi anak pintar dan benar,semngt para pengajar.
Ini budi
Ini bapak budi
Ini ibu budi
Ini kakak budi
Saya dulu belajar pakai itu, lalu 999 English words, PMP dan PSPB.... Sederhana dan sangat kuat menancap dihati. Ketika ambil TKT, CELTT, Celta (Cambridge Standards) langsung, saya paham bagaimana SIMPLE mengajar yg baik. Lesson plan time to time, skill measuring, hingga practice... Jujur, kenapa kurikulum kita muter2 teruuuuuuus... Anak anak makin NAKAAAAL?
@@fajarsatria982 999 English words yg seperti apa y pak? Apkh ad linknya?
@@wahyusudiro4288 itu nama buku pak...
itu diah kita pusing sebagai guru
1. Sensitivitas hukum akhirnya kami merasa takut. Contoh mencubit sedikit aja masuk penjara
2. Setiap tahun kematangan kita dibikin mentah lagi setiap ganti mentri.
3. Rasanya gada yg bagus selain metode jaman dulu
Dulu gak ada hp luuur
Pendidikan kita akan berhasil apa bila :
1. Mindset pola kerja bagus
2. Materi atau mapel pendidikan moral diutamakan, terutama pmp, pspb, ( materi yg mengutamakan karakter anak)
3.guru dilindungi, tdk dikit dikit dilaporkan ke yg berwajib,
Alhamdulillah mks ilmux pak sangat bermanfaat sekali nunggu selanjutx ya pak mks ilmux pak
Bagus sekali sudah ada usaha untuk melengkapi yang sudah ada. Namun istilah - istilah itulah yang membuat kita sebagai tenaga pendidik di lapangan menjadi kewalahan dalam membahasakan kepada anak-anak. Karena semuanya bermuara ke peserta didik .
Berbagai metode pembelajaran berhasil diterapkan jika guru dapat merespon dan menerapkan dengan kreatif dan inovatif serta memperkaya ide2nya dalam menumbuhkan potensi siswa meraih prestasi dan berkarakter agar tumbuh menjadi siswa sehat,cerdas,akhlak mulia.
Terima kasih Bapak atas pencerahan Panjenengan. Sangat bermanfaat👍👍👍👍
Terima kasih sharing-nya. Pencerahan yang singkat tapi mendalam. Barokallah ilmunya.
Biarpun teori itu buatan malaikat tdk akan berdampak apapun jika mindset dan polo kerja tdk berubah. Yakinlah itu... 😊
Setuju saya Pak.👍👍
Sepakat
Benar sekali Pak ....
Saya yakin sekali. Hampir tidak ada perubahan pola kerja. Hanya perangkat ajar saja yang berbeda.
Sepakat
Alhamdulilah...
Kesehatan mendapat perhatian serius. SEHAT LAHIR BATIN
orde lama lebi baik buktinya orang2 pintar jd menteri ini kan hasil pendidikan jaman dulu bukan jaman sekarang Fakta itu.... gx sadat saja bukan hasil sekarang semua d politiklisasi semua ..... klu
Ibarat buku lama, cover depan aja diganti desain baru, isinya itu2 juga, nama diganti2 biar keren, deep learning lah, besok menteri selanjutnya saya usul bisa pakai istilah Lifelong Learning, Constructive Learning, Adaptive Learning, Reflective Learning, dll. Kalau soal bikin bikin istilah dan mindmap atau grafik kayak gitu saya juga bisa jadi menteri Pak, cuma PR terbesarnya deliveri dan eksekusinya yang tidak pernah maksimal siapapun menterinya.
Teori selalu bagus, implementasi dan pelaksana teori kelihatan bagus, kenyataan nya tidak sebagus yang di inginkan
Kalau saudara merasa bisa,sebaiknya anda jadi menteri nya. Biasa komen karena belum dapat kesempatan saja
Problemnya pada tingkat implementasi di lapangan. Banyak guru yang tidak mau sungguh2, silakan adakan survey di sekolah-sekolah, kunjungi sekolah lihat prosesnya tanpa membetitshu lebih dulu.
@@rifanisyrofi6154 " Banyak guru yang tidak mau sungguh2" nah itu Anda paham akar masalahnya, kira-kira apa yang membuat guru tidak sungguh2, disitu akar masalahnya
@@rifanisyrofi6154 Oh iya, saya sangat mampu, Anda mau mengangkat saya? lawak, orang memberi pendapat kok diserang personal, ad hominem sekali watak Anda.
Perlu dipahami juga bahwa 6 dimensi P3 (Profil Pelajar Pancasila) juga tidak berbeda signifikan dengan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) pada Kurikulum 2013. Pada K-13 ada PPK dengan 5 Nilai Utama, yaitu: Religiositas, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas. Pada KM ada P3 dengan 6 dimensi, yaitu: Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan Berakhlak mulia, Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Kreatif, dan Bernalar Kritis. Sekarang ada Deep Leaning dengan 8 profil lulusan, yaitu: Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, Kewargaan, Kreativitas, Kemandirian, Komunikasi, Kesehatan, Kolaborasi, dan Penalaran Kritis. JADI SEMUANYA TIDAK ADA YANG BARU, YANG ADA PENGEMBANGAN DARI YANG SUDAH ADA SEBELUMNYA.
👌
Setuju
Setuju
Betul,setuju
Terima kasih atas ilmunya pakai pak🙏
Intinya ada pada GURU : GURU kalo punya HATI utk memanusiakan anak sy yakin kurikulum apa pun GURU pasti bisa implementasikan dengan baik.
Faktanya masih ada Oknum² GURU yang rajin berselancar dgn medsos cari cuan dan lupa meningkatkan kompetensi diri untuk menjadi GURU Yang TERBAIK dalam memanusiakan muridnya. 🙏
Saya mohon maaf jika kata² sy tdk berkenan. 🙏
Deep Learning sptnya penyempurnaan dr kurikulum sebelumnya & lebih kompleks/ lengkap dr kurikulum sebelumnya
Terima kasih Pak, penjelasannya menarik, mudah dipahami, dan sy kira para guru lebih mudah menyerapnya dan menerapkannya.
Semua kurikulum bagus bgmn kita menyikapi dan mencampaikn kpd dgn logis dan jelas sesuai dgn tuntutan jamn dan era globalisasi yng tidk keluar dgn prinsip keagamaan yng berkembng di negara kita dan mampu berdaing dgn negara lain
Terimakasih atas pencerahannya pak
Intinya apapun bntuk kurikulumnya yg terpenting itu adalah karakter. Baik karakter guru maupun siswa sma2 hrus mnjadi perhatian. Kita disibukkan dengan kompetensi pengetahuan sj tapi abai dengan penanaman karakter.
Klo mau pendidikan kita maju mulailah dengan karakter guru baru siswa. Guru bukan hanya sebagai penyampai informasi namuan sebagai pembimbing yang mampu memberikan contoh.
Dan sesungguhnya pengangkatan guru tdk bsa dsamakan dengan profesi lainnta yg hanya menjawab soal cat.
Guru itu harusnya sebagai (istilah islam) mudarris, murobbi, muaddib, muallim, mursyid.
Baik trims
Konsep deep learning hanya angan-2, tidak realistis. Bagaimana pun disebut, jika gurunya tidak punya pengetahuan dan pengalaman panjang maka hanya akan menjadi teori kosong. Itulah yg disebut sebatas berangan-2.
Diumpamakan anak SD disuruh baca buku secara mendalam maka kasih pengetahuan yg diperoleh tetap saja dangkal. Beda misalnya yg disuruh baca adalah mahasiswa, tanpa dikomando agar membaca secara mendalam maka pasti pengetahuan yg diperoleh akan mendalam.
Jadi mendalam dan tidak bukan tergantung komando dari atasan melainkan tergantung dari kualitas orangnya. Tanpa ada konsep deep learning jika guru yg mengajar berkualitas yaitu berpengetahuan luas dan berpengalaman maka cara mengajarnya otomatis sudah mendalam..
Yang membuat saya tdk paham dalam sekolah adalah, gurunya itu pada saat menjelaskan materi, gurunya di proses penjelasan/menjelaskan pasti gurunya pakai bahasa istilah, tanpa memberikan arti dari istilah yg disebutkannya,misalnya gurunya pas menjelaskan ngomong kata "akselerasi" , walaupun gurunya memberikan atau ngasih tau artinya tapi belum tentu paham juga maksudnya. Gurunya itu njelasinnya lgsg pada intinya tnpa ngasih tau konsepnya/Definisinya
Mohon koreksinya jika ada yang salah , terimakasih 🙏
Wajar kalau saya gak tau 🙏
Profil pelajar Pancasila menurut saya kata-katanya lebih cocok dan Indonesia sekali.
Deep learning lebih kearah aktifitas nyata👍💪
Terima kasih ilmunya
kembalikan spt tahun 80 an, tdk ada KKM. nilai otentik, nilai jelek merah.
malah melahirkan orang pintar macam pak habibi
👌
Hilangkan KKM, itu yang membelenggu pada guru bidang study nilai jadinya banyak direkayasa karena harus minimal KKM, Kemudian sekarang mau kurikulum apalagi namanya, mulai dari CBSA, KBK, KTSP, Kurtilas, sampai merdeka, kerjaannya yang cuma mengacak-acak materi saja. Bagamana tuh dengan kurikulum 76 ?
semua bermuara ke buku ajar yang dibuat kmenterian. karena guru2 menggunakan itu
Penridikan karakter itu sangat Ponting.
Point2nya adalah
Kesehatan
Keimanan
Kemandirian. Mata pelajarannya Karakter.
Tinggal menggaji guru dengan layak sesuai tingkatannya 😂😂😂 mau kurikulum apapun kemungkinan outputnya lebih baik, dan perbaiki input guru dari mulai universitas, jadi seorang calon guru harus lebih sulit lulus s1
Masa sihh....
Intinya :
anak didik bebal : DIROTAN
anak didik gak mau belajar materi : TIDAK NAIK KELAS/LULUS
Anak didik terlibat kriminal : DIKELUARKAN DARI SEKOLAH DAN DIJEBLOSKAN KE DALAM PENJARA.
Guru diberikan kebebasan untuk 'menganiaya' dalam tujuan mendidik.
Otomatis semua pembelajaran menjadi mendalam.
Bagai Lingkaran tiada ujungnya, berputar- putar saja... Intinya mari fokus tingkatkan kualitas pendidikan indonesia berdasar kpd tuntunan pendidiksn Nasional yg pancasilais dan berBhihenneka tunhgal ika
Fokus mengajar dgn meminimalisir tekanan administrasi yg berputar2
Mari tingkatkan konpetensi guru yg terintegritas dgn sistem pendidikan Nasiional tetapkan kurikulum yg benar dgn melibatkan perwakilan guru2 cerdas disemua jenjang...dan jangan jadikan sistem pendidikan sebagai peojecj keuntungan orang2 tertentu yg telah mendoktrin mengarah pada pembodohan yg terud berputar2
Terima Kasih ilmunya...
Kata kata terakhir seakan akan mencela kurikulum sebelumnya, Pak Mentri menyampaikan kurikulum lama pakai yang baik, dilakukan penyesuaian dan perbaikan untuk kurikulum yang perlu di perbaiki dengan mendengarkan usulan dari Kota dan Kabupaten di NKRI
Kurikulum 213 sangat Bagus.
Kesehatan itu selalu diterapkan di sekolah. Bahkan sekarang ada kerjasama antara sekolah dengan puskesmas terdekat. Bidang jesehatan lebih intensif memberi penyuluhan di sekolah. Ada juga pjok mapel yg mengajarkan tebtang kesehatan jasmani. Sudah dari dulu
Tetep menjadi guru untuk peserta didik apapun kurikulumnya
Good analysis bro
Menteri ini cocok menteri pendidikan islam....
Siap Pak Mentri,, mengingat kembalii materi ToT di tahun 2003 lalu,, 🙏💪💪
👌
Ganti Mentri ganti istilah ganti kebijakan... ganti kurikulum. Deep learning ini proyek baru dan mainan baru bagi pemangku kepentingan dari pusat sampai daerah. Mainkan Bro.....
ilmu itu hrs kognitif, yakni 50℅ sepan 50℅ I/O
Hanya berubah nama aja pada intinya sama saja ....guru sudah melaksanakan di kurikulum merdeka, K13, dll
Terima kasih atas pencerahannya
setali tiga uang...trims pak Presiden
Ok
seharusnya indonesia mengadaptasi sistem pembelajaran asli nusantara, dan sistem pembelajaran asli yg masih bertahan sampe sekarang adalah pesantren. Itulah yg diadaptasi oleh bapak Habibi menjadi sistem pesantren modern (Man Insan Cendekia) yg mengintegrasikan IPTEK dan IMTAQ.
Yang sudah diterapkan : CBSA, PKP, KBK, KTSP, Pendidikan Karakter kurikulum merdeka,
Hasilnya ????
Sekarang Deep Learning
Ganti menteri ganti kurikulum.
Anak anak bukanlah kelinci percobaan 😢
Mantap, kumer hapus, deep learning Maju❤
Terimaksih penjelasannya dan slaidnya, semoga sehat selalu
Di deskripsi
Kl yg tepat adalah bgmn menguasai konsep keilmuan, bgmn motivasi anak2 utk kembali membaca buku lg, dan tidak bergantung IT dulu. Kl deep kearning itu memamfaat kecerdasan buatan utk mencapai tujuan. Jd belum waktunya lah anak2 menggunakan deep learning, kecuali udah menguasai konsep keilmuan yg beragam.
Itu bisa efek kalo guru mengajar sambil di awasi mahasiswa keguruan biar mahasiswa bisa belajar dari yg sudah jadi guru,guru pun akan mengajar dengan baik agar jdi contoh...terus materi yg di ajarkan jangan banyak, misalnya Bilangan untuk kelas 1,2,3...nanti kelas 4,5,6 bukan bilangan lagi...mungkin geometri...dst nya ...agar fokus penguasaan materi....
Anak anak juga tidak ada lagi sistem naik kelas tapi naik materi bila anak belum menguasai bilangan 1, jangan naik tingkat
Nah begitu pula untuk pelajaran yg lain...seperti IPA,IPS dll
yang penting sudah bisa cair lah, bang
kerjaan tim jadi lebih mudah, mirip dengan sebelumnya tapi berbeda
segera bisa cair
Intinya, minimal Kata kata nomenklaturnya ganti ,dengan begitu bisa dikatakan sudah bekerja.
Kalau kata orang desa, Ibarat kotak roti Konghuan isinya Rengginang
Kembali ke jaman dulu, siswa harus baca buku secara manual biar pintar,
Jaman baheula ge kitu. Ngan ganti ngaran doang. Nu penting mah guruna daek teu berubah.
Masih mutar-mutar aja sistem pendidikan kita
Persoalannya bukan pada pendekatan pembelajaran, tapi pada implemenntasinya
Sebaiknya sistem pendidikan kita itu adalah sistem pendidikan islam
Jangan yg lain pak kita harus yakin dengan kebenaran agama kita dan contohlah Baginda Nabi kita dan para Sahabat
Agar anak didik kita menjadi orang yg bertakwa sejak dini berahlak dan berguna bagi agama bangsa dan umat
Jika tidaķ maka anak anak kita hanya akan menjadi orang yg materialistis seperti saat ini dan yg telah lalu
❓️
mbok mikir....coba astronomi jaman itu seperti apa? Mereka masih mengira bumi itu datar....itu baru astronomi, belum hal2 yang laian dalam ilmu pengetahuan.
😂😂😂😂
Terima kasih infonya min. minimal rubah dikit, biar klihatan beda 😅.
Pemahaman tentang kurikulum merdeka belum utuh, ada lagi konsep pendekatan yg perlu di pelajari guru💪
Contohnya apa bu?
Yg beda cuman mentriNya,, biar dianggap Kerja & dianggap ahli,,yg perlu belajar ahlak itu mulai dri Pemimpin biar jadi contoh bagi anak sekolah
Yes
sebagai guru, Kurikulum merdeka lebih sederhana dan mudah dipahami.
Sebelumnya mohon maaf bp/ibu. Salam kenal juga gih. Setelah saya pelajari, ternyata selama ini saya sudah menerapkan sistem pembelajaran tersebut mulai sejak tahun 2023. Yaitu pembelajaran yang berbasis pemahaman, jadi sistem pembelajaran yang bukan mengutamakan nilai angka, akan tetapi bagaimana anak dapat memahami maksud dari sebuah materi yang di pelajari sehingga anak dapat mengolah pada saat anak menyampaikan isi materi sesuai dengan pemahamannya sendiri Tanpa menghilangkan karakter profil pelajar pancasila. Agar Akhlak anak dapat terbentuk dengan baik. Kira kira seperti itu bp/ibu. Terima kasih.
tetep aja zonasi per kelurahan anak gw yg klas 6 bisa ke swasta lagi sprti kkaknya terdahulu....coba tengok ke psr kemis bos kab tgr sekolahan smp dikit dah gitu ga nampung anak masuk sekolah ga kaya sekolahan di kodya tgr gedung sekolah lanhsunh menjulang tingkat jd nampung diatas 10 kelas
semoga dihidupkan kembali pelatihan off line berbasis literasi seperti saat adanya kesharlindung
teori banyak intinya guru kerja mengajar mendidik melatih dengan keahliannya siswa belajar memahami mengerti mempraktikan dengan disiplin pasti cerdas
Kurikilum 213 itu Sangat Angus ( dgn konsep CBSA ).
Saya pikir ada yg bikin kaget, ternyata ya mirip2 sj dg yg ada. Kakau pingin berhasil, konsep ini hrs dijabarkan dlm bentuk kurikulum, termasuk petunjuk implementasinya spt apa. Sehingga para pendidik mampu menjalankan fungsinya dg baik. Sdgkan para pembelajar tinggal mengikutinya. Kalau tdk ya akan bali maning-bali maning.
Bisa ga dijalankan secara menyeluruh di semua tempat di indonesia? Dasar utamanya adalah memahami, mengkritisi, dan menghargai. Sudahkah tercapai? Mungkin ada pada sekolah2 bermutu, baik di kota, maupun di daerah dg sarana yg baik.
Yang diubah bukan kurikulumnya. Tapi kualitas SDM (gurunya). Mindset atau pola pikirnya dulu yg diubah.
Mau gonta ganti konsep kalo pola pikir gurunya masih begitu² sj ya zonk. Gak akn prnh ada perubahan
👍👍👍
Gaya ngajar tetap ,tapi kalo SDM kependidikan nya ok baru mantap ,kalo SDM kependidikan tidak ok ,maka yg terjadi adalah ganti istilah
Terima kasih ilmunya Sahabat Pembelajar yang mencerahkan. Tapi, maaf... seingat saya Undang-Undang tentang Sisdiknas itu no,20 tahun 2003 bukan tahun 2023.
Ya salah ucap
Tolong gaji selurug guru honorer naikkan pak Menteri...
memperhatikan paparan ini, setidaknya terkesan 1. sinkretis dari berbagai sumber yang dipaksakan, bahkan juga dari UU dan non UU. 2. gambar ilustrasi tidak mencerminkan flow work, arah kerja lengkap dengan relasi, input-output tidak masalah in process. 3. ilustrasi tidak menggambarkan atau mencampurkan proses kecilnya (itemik) dan proses besarnya (portopolio). 4. sebagian kita berpikir ilustrasi dan diksi-diksinya ini sebenarnya menggambarkan apa, kurikulumkah, metode belajarkah, pendekatan apalah. 5. adalah tidak kalah penting, ilustrasi ini untuk konsumsi siapa, birokrasi pendidikankah (seperti menteri hingga kepala dinas), tenaga administrasikah, gurukah, atau bahkan untuk siswakah. 6. sebagian kita sudah mulai khawatir, 61. ilustrasinya lebih sulit dari pendidikannya, lihat #1-4. 62. sebagian kita melihat itu tidak workable, langsung bisa ditindaklanjuti. 63. dalam 2-3 tahun mendatang, diperkirakan dunia pendidikan masih disibukan dengan pembelajaran-pembelajaran seperti ini. 64. dan tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. 65. kita tidak yakin, kita sanksi peserta pembelajaran, penataran atau apalagi webinar dsb bisa paham tuntas. 66. kasus belakangan guru penggerak yang pembejarannya sampai membutuhkan waktu enam bulan, dan sekarang dinyatakan (setidaknya) unuseful, dan 100 % memuat konten non-pendidikan, lebih administratif. 7. kiranya pendidikan perlu to the point of problem focus dan area focusnya. 71. kedua fokus ini berdasarkan realitas pendidikan yang sekarang dipisahkan (mudah-mudahan hanya dipilahkan) sebagai pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi. 72. fokus-fokus ini kiranya juga memilahkan pekerjaan administratif, manajerial atau politik, dan pekerjaan klas. 73. masalah yang muncul hingga sekarang tidak memilahkan kewenangan dan tugas pokok dan fungsi entitas yang terlibat dalam pendidikan. terkesan semua ingin menjadi menteri luar negeri pada era awal kemerdekaan. kasus-kasus pengangkatan guru honorer, pengangkatan tenaga pegawai harian lepas dan sejenisnya menggambarkan interferensi tersebut. 74. masalah pada substansi pendidian, hingga sekarang repetisi-repetisi masih terlihat dari pendidikan dasar menengah hingga tinggi, dan tampaknya tidak akan teratasi dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang, dikarenakan tidak menangkap soalnya, atau sulit menindaklanjuti atau bahkan meremehkan sebagai bukan masalah. 75. pelajaran-pelajaran sudah diajarkan sejak SD, diulang lagi di SMP, SMA dan di perguruan tinggi. repetisi ini terlihat tidak berelasi dengan standar minimal pendidikan, jika ada atau jika dirumuskan atau jika diperhatikan (kasusnya sama dengan visi misi, semua ada, tetapi nyaris tidak berelasi dengan prakteknya). 8. jika yang menjadi fokus masalah dan tempat dimana masalah itu seperti pada #73 dan #74, sebagian kita tidak melihat relasinya dengan deep learning dan learning-learning yang lainnya. model-model learning ini diproyeksikan akan menyita waktu guru dan siswa untuk tujuan yang non-substansial. dan stigma ganti menteri ganti kebijakan tidak saja tetap terjadi tetapi juga sangat merugikan kemajuan bangsa ini. kiranya kita perlu mengembalikan pada konstitusi seperti apakah mencerdaskan kehidupan bangsa itu, atau apakah pendidikan kita sudah menjawab tuntutan konstitusi. dulu kita sangat berharap pada kurikulum 2013 yang tampak berorientasi pada siswa, bukan memerdekakan siswa untuk tidak belajar. quo vadis pendidikan indonesia.
Maaf PAK kelihatannya itu semua sudah ada sejak dulu selama saya menjadi guru cuma beda nama nya saja
perlu kesadaran, mindfulness juga bahwa kurikulum akan bersiklus seiring dengan pemikiran manusia yang terus bertumbuh. Pasti terjadi perubahan, karena sunatullah nya seperti itu. Yang terpeenting adalah bagaimna kita bisa beradaptasi dengan perubahan dan tidak alergi terhadap perubahan. LEGACY. itu kata kuncinya. semua pemimpin diusahakan punya legacy. dari satu pimpinan ke pimpinan yg lain. sudah harus terbiasa dengan itu. Toh sebenanrnya dari kurikulum awal republik ini berdiri sampai nanti kirikulum pembaharuan yg disebut deep learning. intinya sama. Ada Capaian pembelajaran, Tujuan Pembelajaran Modul Ajar/ RPP. ditambah struktur kurikulum. lalu cara asesmen dan penilaian. Itu saja sihhh suklusnya. Nama cuma merknya. isinya yaaa itu itu juga. jadi jangan terlalu heboh. daya adaptasi terhadap perubahan itu yang perlu ditingkatkan dengan penuh kesadaran.
Ini budi
Ini wati
Ini iwan
Iwan adik budi
Pak harun bapak budi
Terakhir mestinya "I love you full".
Sudalam diterapkan ini Pak Menteri.. hanya nama berbeda
Beti dengan diferensiasi. Cuman ada kesehatannya doang.
Gonta - Ganti Kurikulum-Mumet-Belum Paham-Proyek- = Ganti Lagi
Berkata atas kata tidak akan menghasilkan apa-2 dan hanya sia-2 saja. Seharusnya digeser kepada berkata atas benda. Berkata atas benda akan menjadi jelas. Guru tidak perlu banyak kata, lewat benda siapapun cepat ngerti dan juga paham..
Klw saya itu gakasalah sama kurikulum apapun... Yang paling sulit itu pertanggung jawaban Bos, operator dapodik, aset barang .. seharusnya guru tak mendapat tugas tambahan itu .. fokus ke ngajar
Bpk Prof Mukti ini keahliannya dibidang apa dalam pendidikan, apakah Profesornya ini dari keahlian PEndidikan Dasar
Bagaimana PM ini diterapkan dalam AI?
Kurikulum ini sering berubah2 karna ganti kurikulum ganti metode sehingga anak2 menjadi pusing ndk kyak dulu sekali dalam 5 tahun dia ganti maka guru gajarx nyaman siswax cepat mengerti
Yang pusing itu bukan anak-anak tapi gurunya....guru harus paham dan mampu menerapkan... kalau anak-anak kan tinggal menikmati dan mengikuti....
Yg penting guru jgn dibebani administrasi pembelajaran, biar konsentrasi mendidik anak, jangan libatkan ke politik, waktu pilpres ato pilkada, guru sibuk dikumpulkan pejabat jadi ruwet ganggu belajar siswa 😢😢😢
terima kasih, sedikit revisi untuk UU sisdiknas bukan tahun 2023, tapi tahun 2003 ya
Makasih koreksin̈ya. Salah ucap
Terima kasih penjelasan dan pencerahannya....bisa bagi slide materi nya pak untuk berbagi di kombel sekolah kami🙏
Di deskripsi
quote :" ya begitulah masih muter 2 pendidikan kita" wkwkwk
Dami Yuningsih, S.Pd., MM.SDN 1 JAYAWARAS Garut menyimak
Terlalu abstrak.adakah sintak/langkah pembelajaran pendekatan deep learning tersebut?
Ide apa lagi ini ?
Spy kelihatan pinter jual ide deep learning. Learning by doing itu akan lbh nyantel lewat MERDEKA BELAJAR DG PROYEK2 yg dibawa siswa dan didiskusikan bersama.
Kebanyakan teori ! Gurunya aja di baguskan ✓ disejahterakan ✓ otomatis Indonesia sukses, lah wong sdh rancangan elite globe biar jdi negara Buruh murah kok yah 😊
Ganti kurikulum ganti buku paket??