Betul. Supaya pembangunan di Indonesia lebih cepat dan agar rumah muraj bisa tersedia untuk kaum muda. Gila. Rumah mahal banget sekarang soalnya. Gk masuk akal harganya. Dengan ini, housing problem bakal teratasi.
kalo gak masalah sama tipe rumah yang template dan modular, ini hal yang bagus. Tapi emang kamu nggak mau rumah pribadi kamu punya nilai personal buat dirimu sendiri? Nilai nilai personal itu tidak bisa dicapai dengan sistem bangunan konstruksi instan kayak gini...
@@orgRockarsitek & sipil gak goblok, ada ilmunya namanya progressive failure. Pasti dihindari sebisa mungkin utk mengdindari kegagalan berantai struktur primer. Bahkan pada bangunan modular. Kalaupun gagal biasanya disebabkn korupsi, atau human error. bukan konsep nya.
Enggak setuju, krn planning dan konstruksi mcm begini telah diimplementasi pd Uni Soviet, bahkan di kota2 Eropa Barat bergaya brutalis modern, alhasilnya kota mcm begini akan semraut turun mjd ghetto atau slums area bg kls bawah atau lbh buruk krn akomodasi yg tdk menyadari kebutuhan self-sufficiency pd rencana pengembangan urban. Ada alasan kenapa banyak org yg tinggal di kota2 distrik tua memiliki aset properti yg sangat mahal, krn pertumbuhan urbanisasi organik namun terkontrol menyesuaikan kebutuhan2 scr campuran tanpa hrs ini dikotak-kotakin kpd distrik terdedikasi utk spesialisasi bidang2 tertentu. Cth aja, ngapain mw tinggal di tmpt yg amat jauh dr rumah sakit, sekolah, dan rekreasi bila cmn krn biaya huni murah pd pembayaran di muka tapi pajak ttp sama? Tengoklah itu nasib kompleks residensial Biljmeer, kota bikin cepat jadi bukanlah solusinya utk krisis keterbatasan tempat tinggal di pasar scr global maupun lokal, parah lgi disini sistem kendaraan umum msh kurang memadai scr merata ke seluruh wilayah penduduk Indonesia.
Betul ini hal baru, harus kita lakukan, meskipun banyak juga yang nyinyir dan bahkan cenderung menyerang. Karena mereka dilandasi oleh semangat dengki, iri sehingga nyinyir. Maju terus pantang mundur konstruksi Indonesia, terus lah berinovasi dan berkreasi untuk membangun negeri.
Ijin sharing : modular buildings, dg salah satu teknologinya adl. precast prestressed concrete buildings itu tidak lebih murah, dan tidak lebih cepat waktu konstruksi scr keseluruhan. Gedung 5 lantai luas 5000 m² dg metode prefab prestressed concrete bisa sy bangun dlm waktu 4 bln on-site (di lokasi), tp jangan lupa hitung juga waktu konstruksi di workshop yg butuh waktu spt bangun konvensional. Jadi total waktu bangun sebenarnya hampir sama. Ini utk teknologi precast prestressed concrete ya. Kalau baja berat sedikit lain. Dan lokasi proyek wajib punya akses lebar utk bawa modul bangunannya dan tentu alat-alat berat pendukungnya. Total cost bisa lebih mahal 30 % dr bangun konvensional harga premium (bukan harga biasa ya). Ada beberapa program kredit bank di Indonesia yg udah berikan diskon khusus utk Green Building, spt halnya konstruksi modular system ini. Tinggal gimana investor mau/tidak manfaatkan kecepatan bangun sistem modular ini agar bisa cepat operasional tp harus dibayar dg harga lebih mahal.
Jika pasarnya ramai pasti akan dipikirkan dengan cost murah serta effesien. Dikarenakan masih sedikit peminat, pastinya masih mahal.. sudah muak juga sih dengan kapitalisasi tempat tinggal..
saya mau katakan hal yang sama 😂😂 tapi jika massif pada pembangunan konsep seperti precasting akan lebih cepat yang lama kumpulin uang nya, dan akan lebih cepat bersama furniture didalamnya seperti di jepang itu 😂
Nah, untuk akses jalan itu yang paling kruisial memang. Karena jalan di Indonesia itu sempit. Tiang listrik, lebar jalan kiri dan kanan. Susah demikian. Apalagi didaerah jawa barat. Bakal banyak rumah yang digusur hanya untuk lewat doang. Kecuali kalau materialnya dibuat lebih kecil lagi baru bisa
Pabrik Rumah / gedung keren juga , pondasi rumah/gedung kita buat di pabrik. Di lapangan tinggal rakit woow di indo kayanga butuh uang banyak buag realisasiin ini
Di indo sudah ada beberapa pabrikan, coba saja search rumah modular, nanti banyak keluar, beberapa orang sudah ada yg menggunakan, total biaya terhitung lebih murah dibandingkan teknik konvensional
@@yasafebrianuswantoro3610 iya tapi belum termasuk ongkos logistik, dan tau sendiri kondisi di indonesia jalanan itu ngga semua bisa dilewati alat berat, sedangkan rumah modular rata2 butuh alat berat, jika tidak yaa pengerjaan sulit dan malah tidak efisien. KECUALI jalanan nya punya lebar minimal bisa dilewati truk crane, dan tonase jalan kuat. Ngga bisa di terapkan di semua kondisi. KECUALI mungkin di perumahan baru yang didesain dari awal modular, from scratch blank canvas.
@@ntznbgztiya memang ga bisa untuk semua kondisi, selama masih di daerah urban dan topografi daerahnya normal masih lebih murah dibanding sistem konvensional. Kalau sudah daerah terpencil ongkos logistiknya yg besar.
kelamaan pakai cara begituan jalanan macet truk muat beton segede gaban , lokasi ditengah kota sempit perlu alat berat buat nyusun wall. kecuali klw membangun gedung di areal luas atw hutan itu baru cocok di cina kan begitu lokasinya
"Bisnis konstruksi cenderung resisten dengan inovasi dan masih dijejali dengan pandangan tradisional.." Sepakat sekali pak. Sy bekerja di bidang konstruksi jembatan saat ini. Memang untuk sekedar melempar ide saja terkait metode konstruksi dan lain lain pasti ada barrier skeptis yang kuat dari semua pihak. Prinsip yang umum berlaku soal metode itu,"Kalau belum pernah dilakukan, berarti kemungkinan besar tidak akan bisa dilakukan." Hal ini lumrah karena memang ruang bereksperimen di dunia dalam industri teknik sipil itu sempit. Menurut saya alasannya berputar di mutu, biaya dan waktu. Engineer sipil cenderung dituntut bisa mendeliver pekerjaan sesuai spesifikasi seekonomis dan secepat mungkin, sementara owner selaku pembiaya proyek umumnya tentu tidak mau proyeknya menjadi kelinci percobaan karena besarnya resiko biaya dan waktu yang hilang andaikan inovasi tidak berjalan sesuai rencana. Belum lagi resistensi lain dari pihak pekerja misalnya, yang tidak familiar dengan inovasi akan menganggap metode baru sebagai hal yang rumit dan membahayakan keselamatan. Ini berbeda di bidang teknologi lain, yang mana membuat prototype cenderung lebih murah dan bisa dilakukan secara terkendali di lab atau di area aman.
Saya jadi penasaran soal ini mas, kalau di perkuliahan teknik sipil gitu, apa tidak ada lab yang memfasilitasi eksperimen-eksperimen seperti ini? Paham sih mengapa di ruang eksperimen di teknik sipil itu sempit. Resikonya besar, bisa dari polusi, resiko mengganggu tetangga, minimalisir kerusakan ke tetangga, dsb.
Terimakasih pak dr indrawan atas ilmunya kita jadi tau berbagai macam inovasi dan sistem, ekosistem bisnis dan ekonomi inovasi dalam dunia kontruksi memang sangat jarang dan sangat sedikit ter expose inovasi selalu ketutup inovasi di ai, digital
konsep modularitas sudah menjadi bagian hidup manusia sejak lama. memperbaiki bagian yang rusak, menambah bagian baru, dan memperpanjang usia pakai produk, semuanya ada dalam konsep modularitas. kendaraan dan elektronik sudah lama mengusung konsep modularitas, kini tinggal industri properti yang perlu mengusung konsep modularitas.
@@jonoulomo9663 benar. kalau semua bisa mengusung konsepnya, kenapa tidak? sudah terbukti banyak produk yang masih bertahan sampai sekarang karena konsep modularitas ini. lagipula pengguna juga dapat belajar dari modul-modul produk sehingga nantinya pengguna lebih mudah menganalisa produk jika rusak atau perlu pembaruan.
Cmn masalahnya konsep modularitas bangunan itu bisa mjd pembawa aib buruk, kw gak bisa enteng gonta ganti bagian2 scr spesifik pd bangunan, kamu hrs overhauling smuanya pd akhirnya. Mjd isu disini adlh sistem logistik dan transportasi utk prefab compartment tadi, kw enggak akan bisa melakukan konstruksi mcm begini yg pake material terstandarisasi ke smua tmpt aja, blm lgi ttg isu gak smua material bisa cocok dg segala kondisi lingkungan alam yg dihadapinya. Kebanyakan sih skrg dituntut utk mengikuti standar kualitas keamanan dan keselamatan bangunan yg sangat ketat, gak tau utk ini bila di Indonesia, jd ini sisi positif umumnya dr memilih opsi ini, apalagi ini kan rumah2 dibangun dlm workshop terlindung dr elemen luar shg terkontrol gimana prosesnya berjalan. Konstruksi kyk begini enggak selalu ramah lingkungan, ttp efisien, hemat energi, dan ongkos murah dijalankan dlm proses waktu yg telah ditentukan tepat mjd hal yg pasti, cmn tentunya model rumah begini bkn bread & butter bisa dibeli kalangan menengah bawah atau menengah aspiratif. Ini krn desain rumah dan ketentuan bahannya udh sjk awal telah ditentukan scr terbuka dg kontraktor, jd smua hrs dibayar di muka, gak bisa namanya nyicil2 sebab itu smua kas bener2 lgsg dipake ngekeh utk jadiin tuh gedung scr total, kebanyakan bank akan kasih syarat lbh ruwet utk pembeli rmh beginian. Lalu ini gak akan ngefek perbaiki masalah perumahan yg menjalar di seluruh dunia, yakni pd isu zonasi lokasinya rmh ini bisa diletakin, ini idealnya utk bangun rmh di pinggiran kota spesifik utk tmpt berhuni aja, shg kembali lgi bener2 cocok bg kemampuan & keperluan penduduk kelas menengah atas yg bisa mondar-mandir dr kota ke suburbia utk dapetin amenitas dan layanan publik.
Sebenernya hampir sama dg metode konvensional kalo masalah waktu,krn beton precast/modular juga butuh waktu yg hampir sama utk umur beton utk siap dipasang.dan memang hrs diakui konstruksi modular lebih terkesan efisien dari metode lama.tapi jgn lupa pemerintah jga menanggung kerugian pada infrastruktur jalan,karena ketika pengangkutannya sangat berat itu.dan kebanyakan jalan2 di indonesia speknya kurang mempuni utk beban seberat itu.dulu pernah merhatiin pembangunan flyover dikuningan jkt jln2 yg dilalui pengangkutan precast rata2 rusak/amblas/jd bergelombang + macetnya. Jg utk pembangunan apartemen kembangan,apartemen didaerah grogol jg gitu.jln rata2 pada amblas.proses pengangkutanya jg walaupun tengah malam tpi kenyataanya bongkar muatanya gak kelar sampe siang.di jkt sebenernya dah banyak bangunan2 apartemen yg semi modular &waktunya jg hampir sama dengan yg sistem full onsite.krn utk proses finishingnya jg tetep onsite.
Inovasi di dunia konstruksi yang kita bisa jadikan panutan adalah bukan yang (hanya) memenangkan parameter-parameter ekonomis semata (kecepatan, biaya, efisiensi) tapi yang bisa mengungkap masalah-masalah ekologis yang kontekstual - yang seringkali tidak dapat dijawab oleh sistem konstruksi yang 'universal'. Keunggulan yang tidak tersorot di dalam konten ini adalah seberapa fleksibilitas sistem konstruksi modular tersebut dalam mengantisipasi isu-isu spesifik yg ada di dalam dan seputar proyeknya. Kalau sistem ini hanya menawarkan keunggulan ekonomis & replikabilitas (mampu direplikasi di manapun), sistem ini tdk memberikan manfaat riil bagi lingkungannya dan hanya memberikan manfaat bagi pemiliknya.
Indonesia juga bisa buat, bahkan gedung-gedung rusun pekerja IKN juga dibangun dengan metode yang sama. Hanya saja yang di China punya skala pembangunan dan struktur yang lebih besar saja. Teknik ini terbukti mempersingkat waktu pembangunan tapi sayangnya baik di China dan Indonesia pemain di industri ini masih sedikit. Adapun yang saya tau cuma salah satu BUMN karya yang melakukannya.
modular adlh teknologi yg akan tr berkembang dan bagian dr teknologi utama di masa dpn.. elektronik skrg jg sdh pakai teknologi ini.. di Indonesia dlm hal bgnan sdh ada rmh modular yg digunakan utk membangun rmh tahan gempa dibgn hanya 1 minggu jd utk 1 lt.. smg kedpnnya banyak dilirik oleh para developer sehingga hrg jauh lbh terjangkau dan efisien serta kuat mengingat harga tanah trs naik melambung.. thx pa Dokter konten yg bgs utk membuka wawasan.. 😃🙏
Kalau di dunia web developer pembuatan user interface dibuat secara modular dengan membuat beberapa komponen-komponen UI yang nantinya dipadukan. Kelebihan lebih mudah pemeliharaan, fleksibel dan banyak lagi.
Membangun Rumah dan Gedung ada 4 Tahap 1. Perencanaan atau desain 2. Pelaksanaan atau Konstruksi Strukture dan Hard Arsitektur 3. Pelaksanaan Instrumentasi MEP dan Finishing Arsitektur 4. Pelaksanaan Interior decorative dan Furnishing Dalam Teknik Konstruksi Konvensional hampir semua dilakukan onsite, kecuali Furnishing Tapi dalam Teknik Konstruksi Modular Item No.2 Konstruksi Strukture dan Hard Arsitekture dan No.3 Instrumentasi MEP dan Finishing Arsitektur difabrikasi di Pabrik yang sebenarnya ada Durasi juga didalamnya jadi dilapangan hanya Ereksi dan Installasi Kecuali item Ground strukture tetep dilakukan onsite dan Konvensional Secara keseluruhan mungkin efesisensi waktu ada di range 20%~30% saja, tapi ada konsekuensi pada fleksibilitas desain dan mungkin harga. yang secara sederhana biaya bangun gedung bisa dipecah menjadi 4 bagian : 30% Biaya Struktur 30% Biaya Arsitektur 30% Biaya Upah Kerja ( Labour Cost ) 10% Biaya Instalasi MEP Tks
Tekhnologi ini diawali di Eropah...thn 1991 saya melihat sendiri pembangunan gedung bertingkat banyak dgn sistem seperti di video di kota Lyon (France)..keuletan warga Tiongkok (diawali dg pengiriman sangat banyak pelajar Tiongkok ke banyak negara Eropah&Amerika di thn 70-80an/revolusi) yaitu membawa dan mengembangkan tekhnologi ke Negara nya. Semoga Indonesia bisa mengejar kemajuan Tiongkok ini.
Model pembangunan di juat dgn sistem modular, semua di buat di pabrik dgn tenaga kerja trampil, dengan teknologi dan bahan bangunan yg lebih kuat, ringan dan efisien. Disinilah inovatifnya.
1. Jangan hanya menghitung di site, juga harus menghitung di ruang workshopnya. Ini sama dengan teman saya bangun rumah 2 lantai hanya dalam 1 hari. Ko bisa? Karena ia membeli rumah di Tomohon dan tinggal dipasang doang di tempatnya, sehari selesai. 2. Kalau menggunakan beton dan rumah 5 lantai selesai 19 hari (termasuk pembuatan fondasinya), itu baru benar-benar hebat.
yg kek gini pasti pemerintah china suka banget. terlepas total pengerjaan hampir sama dengan konvensional tapi pandangan global terhadap softpower china bakalan keren bgt. 😊
Ini metode precast.. harus punya lahan yang luas untuk simpan stock karena komponen akan di produksi terlebih dahulu 5 bulan sebelumnya jadi sebenarnya real satu tahun juga. Cuman di proyek nampak hanya 19 hari 😂😂😂😂
Yap, adaptasi dari desain konstruksi bangunan di tengah laut ya pak.. dibikin di pabrik, dibawa pake kapal, dirakit ditempat di tengah laut.. cuma bedanya kalo ini dibawa pake truk yg harus mikirin situasi selama perjalanan
Mungkin lebih tepat ditulis berhasil merakit gedung 57 lantai dalam 19 hari. Karena proses pembuatan modular nya dilakukan di lokasi pabrik. Tentu waktu yg diperlukan >19 hari. Tks. 🤝
pas baru tanah doang, pre-cast udah bisa mulai dibangun. Itupun gak harus 1 lantai dulu tapi bisa langsung 10 lantai tergantung luas pabrik. Apalagi bikinnya pakai cetakan, udah gak perlu mengukur siku dan perataan lagi. Begitu perataan tanah, ngukur2 macem2 dan pondasi mengeras, per-cast udah jadi dan tinggal pasang. Kalau metode lama ya nunggu pondasi keras dulu baru mulai membangun atasnya :D Kalah start duluan.
Prefab bukan hal baru di dunia konstruksi sih. Bangunan tinggi prefabrikasi pun udah dari sejak WW2. Di Indo juga udah banyak untuk konstruksi tertentu kan. Prefab, precast... Itu cuma salah satu metode pembangunan. Kalo dibilang disrupsi yang bakal ubah cara konstruksi ya ga juga. Selalu ada plus-minusnya, ada cost & benefit-nya tersendiri. Bisa dipake tergantung situasi dan kondisi. Ga bisa cocok buat semua jenis konstruksi dan sikon di lapangan. Buat bangunan kecil ga masalah, tapi buat bangunan tinggi gede pake sistem modular, ya harus lebih banyak mitigasinya. Ga sesederhana itu juga. Balik lagi, selalu ada plus-minusnya, ada cost & benefit-nya tersendiri.
Bangun rumah disuruh beli bata Lego, tukangnya protes ngak akan kuat katanya, karena ngak ada adukan, suruh pilar pakai beton modular, tukangnya protes, Kasihan tukangnya kerja kerja kecepatan dia akhirnya nganggur lagi, juga ngak bisa dapat bonus dari toko bangunan 😀.
Pak Indrawan bahas tentang inovasi di bidang pendidikan sekolah. Kenapa pendidikan sekolah guru dari jaman dahulu samapi sekarang menggunakan teknik yang sama? Apakah ada sistem inovasi agar murid dapat menyerap ilmu dengan cepat khusunya di ruang kelas sekolah antara guru dan murid
Saya seorang kontraktor, yang saya lihat orang menganggap bangunan konvensional lebih murah, pada kenyataannya mereka bisa bangun murah dengan teknik bangun dan material yang asal asalan, biasanya di patok 5jt/m2 ke bawah. Kalaulah harga rumah modular ini dihitung rata rata 7jt/m2, sebenernya jika di banding dengan metode konvensional dengan syarat teknis dan material benar dan tepat, tentu bangunan modular lebih murah dibanding konvensional. Silahkan diskusi
Jgn lupa faktor infrastruktur setempat yg mendukung. china membangun jalan2 yg sangat kuat; bagus dan lebar kesegala penjuru yg memungkinkan angkutan material 1/2 jadi seperti unit2 modular bisa gampang di angkut truk2 yg super besar
Di indonesia udah banyak lho yg bangun property pakai metode prefab. Bukan hanya proyek individu. Bahkan sebagian pengembang besar juga sudah memanfaatkan inovasi ini. Sejauh ini mayoritas rumah tinggal sampai dengan 3 lantai. Tapi memang minim publikasi.
Di China, rumus konstruksi tradisional/lama sudah dipatahkan, sejak dibangunnya gedung CCTV di Beijing. Apalagi saat ini, banyak bangunan baru diChina bentuk kotak sabun sudah banyak ditinggalkan., terutama untuk bangunan konstruksi Bandara, stasiun kereta, gedung olah-raga, dan fasilitas umum yang biasanya dibangun oleh Pemerintah China, dan pemerintah daerah/provinsi. Saha Hadid Adalah pelopor arsitek modern futuristik yang memperkenalkan pada China (stadion Olimpiade Beijing/Stadion Sarang Burung ).
Tidak menyimak yang di sampai kan, kekuatan nya karena memakai Lebih banyak baja kekuatan nya 10x lipat, mungkin dulu iya, seperti saya dulu meragukan, JBL, JVC, sampai wuling otomotif
Asia harus menjadi macan dunia dalam segala hal ..tentunya yg utama adalah kemajuan tentang kedamaian ...kemudian kemajuan technologi,pembangunan,pertanian,perdagagangan, dll...asia mantab
sebenarnya rumah modular udah bisa di bikin di Indonesia...cuma developer ga mau adopt...karena untungnya lebih kecil...kecuali kalo kita ngebangun sendiri...
Saya salah satu pengagum Dr. Indrawan. Untuk video yang satu ini saya pribadi nggak sependapat kalo dikatakan distrupsi. Perusahaan konstruksi menganggap ini tak lebih dari sebuah metode dari pelaksanaan sebuah proyek. Sedikit penjelasan dari saya. Kualitas lebih baik, setuju karena lebih mudah untuk dilakukan pengawasan. Lokasi proyek lebih bersih sih iya, tapi hiruk pikuk, tumpukan material yang awalnya ada di lokasi proyek itu dipindah ke pabrik modularnya. jadi sama aja cuman pindah lokasi. Klo untuk mengurangi limbah proyek, emang betul bisa mengurangi dan juga lebih terkontrol. Polusi karbon karena truck lalu lalang, sepemahaman saya malah lebih meningkatkan polusi. Gambaran simpelnya gini, material yang harusnya di kirim ke lokasi proyek, jadi di kirim ke pabrik modularnya terus di cetak baru di kirim ke lokasi proyeknya. karena modulnya sudah dalam kondisi terakit, berat nya pasti lebih berat dong. Alat beratnya jadi butuh lebih banyak lagi. belum lagi pas mobilisasi dari pabrik modularnya ke lokasi harus hati2, karena modularnya udah dalam kondisi terakit dengan rapi dan baik. Biaya lebih murah 10%-30%. ini bergantung ke banyak variabel. Kalo paling mudah ada 3, Jenis modulnya, volume dan Jarak tempuh dari pabrik modularnya ke Lokasi proyeknya. Tapi kalo sampai biaya lebih murah, jujur pesimis banget untuk proyek gedung. Logika sederhananya gedung dengan karakter seperti itu pasti di bangun di tengah kota besar, dan lokasi yang memungkinkan untuk pendirian pabrik modular di pinggir kota. Kalau pemasalahan hemat energi, kualitas udara tinggal bergantung pada desain MEP dan HVAC nya. Walaupun dibangun dengan cara konvensional pun tetep akan bisa sama hemat energi dan kualitas udaranya baik, asal desain MEP dan HVAC nya sama. Membangun 57 lantai dalam waktu 19 hari. Mungkin lebih tepatnya "dirakit" dalam waktu 19 hari. Karena terlebih dahulu di produksi di pabrik, belum lagi tuntutan pada desain yang harus benar2 presisi. Jumlah baja dan beton yang dipakai jauh lebih sedikit. Ini bisa jadi justru sebalikannya, karena pada dasarnya ada perlemahan struktur pada join2 struktur modular gedung tersebut. Gedung ini tahan gempa hingga magnitudo 9. Mungkin lebih tepatnya "didesain untuk bisa menahan gempa sampai dengan magnitudo 9". Pada dasarnya teknologi ini di indonesia sudah ada. Walaupun mungkin beda jenis modularnya antara baja dan beton, dan juga gak setinggi 57 lantai. Saya baca komentar juga banyak yang berharap diterapkan di perumahan. Benernya udah ada, namanya rumah RISHA. Tapi ya gitu kalo pengen biaya produksinya murah, harus dibuatnya sama semua atau setidaknya mirip modulnya. Dan akan sulit minta yang minimalis lah klasik lah. Karena nantinya akan ditentukan dari modul tersebut. Sekedar berbagi saja. Sehat selalu dan terus berkarya dok. 🙏🙏🙏
@@cogan-69 Penemu pondasi cakar ayam dari konoha. Di akui oleh dunia dan masih di pakek sampek sekarang. Tapi emang itu sebelum negara api menyerang. 😂😂😂
Cost terbesar rumah tangga itu pertama biaya mengurus tempat tinggal, biaya transportasi dan biaya makanan. Jadi solusi REAL bagi generasi mendatang JELAS apartemen adalah jawabannya. Karena apartemen ngga ada perkara benerin genteng, benerin pager, ngga ada benerin, benerin lantai, benerin kanopi, benerin bocor2, ngerapihin taman, motong rumput motong dahan pohon dll. Lalu lokasi apartemen relatif strategis terhadap transportasi publik, cost terbesar rumah tangga adalah memlihara mobil dan motor, luas rumah hampir 30% persen terpakai untuk garasi, tidak efisien.
faktanya asia terus berkembang sedangkan barat sebenarnya sudah mentok, banyak orang asia di hire mereka agar dapat bisa mengimbangi asia yang maju jalan terus tidak terhentikan.
Kalau di Indonesia susah menerapkan sistem modular gini, pengiriman modul dari pabrik ke lokasi akan mengalami kesulitan karena jalanan yang penuh dengan kabel jaringan komunikasi yang berjuntai dimana-mana, akses jalan yang sempit dan persimpagan jalan sempit.
Ya memang susah, lagipula pemain industrinya juga masih sedikit. Di Indonesia sudah diterapkan tapi lokasinya tidak padat penduduk/bangunan. Sebagai contoh rusun pekerja IKN, gedung paddock sirkuit mandalika, dan RS Darurat COVID-19 Pulau Galang
Saat masa perencanaan sudah ada perhitungan gempa, ada metode nya, tidak harus menunggu gempa terlebih dahulu. Termasuk uji beban mati, hidup, angin. Kalo saat perhitungan gempa tidak lulus, maka tidak akan pernah dapat izin membangun.
Jika memang sudah diperhitungkan namun tetap ambruk, itu bisa saja berasal dari faktor eksternal force majeure, atau kesalahan perencanaan sehingga pihak desainer bisa dipidana bila timbul korban jiwa.
sebetulnya tidak murni 3 bulan juga sih, di warehousenya persiapan bikin modulnya juga tidak bisa sebentar, dan modulnya tidak murni typical juga, masing masing bangunan pasti ada perbedaan 30cm- 1 meter.
Teknologi yg digunakan dgn metoda volumetrik. Namun disini tdk dijelaskan terhadap jenis dan berapa lama proses pondasinya dan seterusnya. Maju terus konstruksi Indonesia
Sebenarnya konsep pracetak ini sudah ada lama banget dan sudah diterapkan di beberapa jenis bangunan seperti jembatan komposit dan rumah tinggal. Tapi untuk bangunan pencakar langit mungkin sedikit. Regulasi negara-negara yang tentunya berdasarkan masukan para ahli Civil Engineering di seluruh dunia pasti punya pertimbangan komperhensif mengenai ini pak. Tidak hanya memperhitungkan cepat dan murah tapi juga kekuatan struktur demi keselamatan ribuan penghuni gedung tersebut. Ibaratnya begini pak, pohon kelapa setinggi 10 meter tetap akan lebih kuat menahan terpaan angin & gempa versus lego yang disusun sebesar diameter batang kelapa dengan tinggi yang sama.
tidak juga, jika melihat pengangguran ynag disebabkan oleh pekerja lapangan yang diminimalisir karna dibutuhkannya pekerja yang 'lebih sedikit', namun untuk fabrikasi di pabriknya justru membutuhkan lapangan pekerjaan yang baru. Sehingga diharapkan mereka yang kehilangan pekerjaan di lapangan konstruksi, bisa beradaptasi untuk bekerja di pabriknya
Para pekerja konstruksinya bisa dialihkan ke pabrik pembuatan bagian-bagian kontruksi. Dengan catatan mayoritas proses pembuatan ini tidak justru diambil alih robot dan AI.
Lebih tepatnya "DIRAKIT" 19 Hari.. 😇 Karena umur beton itu tidak bisa dimajukan atau dipercepat.. harus sesuai standard baru bisa dikasih beban.. Jadi sebagian besar proses yang tadinya dilakukan di site, ini dilakukan di Pabrik.. selesai, kirim dan rakit.. #imho #cmiiw
Sharing yg menarik Pak Indrawan, tapi saran Bapak bisa riset juga di Indonesia, banyak yang sudah bisa seperti itu. Kemudian juga mesti dilihat prosesnya dari design dan pre fabrikasinya. Karena proses utk beton cukup umur perlu waktu yg cukup, bisa lebih cepat namun biaya akan mahal. Izin hanya masukan. Thanks
Betul. Industri konstruksi adalah industri yang sedikit sekali inovasi2 baru. Selalu metode sama dari jaman dulu. Tapi di sisi lain industri kontruksi adalah padat karya. Menyerap banyak sekali tenaga kerja. Banyak sekali usaha2 ukm dan jasa yg mendapat job. Ketika semua dimodularkan maka akan terkonsemtrasi saja produsen2 besar. Di indonesia sendiri sudah ada konsep modular tapi terbatas dan kurang pengenalan di masyarakat
Beton itu matangnya 28 hari... 19 Hari untuk 57 lantai itu yg ga mungkin.. Kecuali klo metode cuma bongkar pasang modul beton.. sperti pemasangan beton pre-cast.. bisa cepat..
Pada dasarnya bisa aja Dibuat modular, asal : ketika pabrikasi benar benar Diperhatikan proses, mutu Dan standarnya. Quality Control menjadi faktor utama. Menjadi masalah apabila proses pabrikasi tidak maksimal.... Kemudian ketika pemasangan juga perlu Diperhatikan, jangan sampai pabrikasi bagus, pemasangan amburadul ....
Saya orang yg tidak pernah kagum pada teknologi...karena harusnya teknologi hanya alat.....tapi sekarang jadi dewa.....yang pasti peran teknologi adalah menggantikan manusia....karena itu teknologi konstruksi seperti ini yg sebenarnya sudah lama dimulai tidak akan berjalan di negara yg menganut demokrasi dan penduduk banyak....karena pekerjaan 100 orang bisa dikerjakan hanya oleh 1 orang....yg 99 orang mau diapain ?
Indonesia sejak dahulu kala sudah mengenal Bangun 1000 candi dalam waktu 1 malam, arsitek sekaligus konstruktornya Mas Bandung Bondowoso. Sayang kisah itu sudah terkubur masa lalu, apalagi para pekerja konstruksi Mas Bandung itu gak suka keributan. Padahal kita tahu di sini sudah terlalu ramai 24 jam, terlalu banyak toko 24 jam, membuat para pekerja Mas Bandung sulit untuk kerja bangun 1000 candi dalam 1 malam lagi. 😅
Gak ada lagi rumah kumuh karena ada rumah modular. Tapi tanah tetap mahal. Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah ada sejak beberapa tahun lalu program untuk rumah modular/instan tipe kecil RSH.
Ribuan tahun lalu, sudah di terapkan di Pulau Jawa. Dalam 1 malam, di buatlah bangunan sebanyak 999. Serentak. Dengan 1 tenaga manusia. Di bantu oleh ribuan alat2 berat yg di operasikan oleh makhluk yg kecepatannya lebih cepat oleh cahaya. Jadi mata kita tidak bisa melihatnya.
Dari 3 hal : Kualitas, Biaya, Waktu dan Keselamatan. Kita cuma bisa dapet 3 maksimal biasanya dengan mengorbankan salah satu. Sepertinya terlalu too good to be true klo bisa dapat 4 hal itu sekaligus 😮 Jadi masih harus dilihat lagi kedepannya gmna perkembangannya. Klo gini kuli jawa bisa bisa terancam nich 😅
Tren pembangunan perkotaan di Indonesia saat ini masih kepada kota terbuka. Hal tersebut dapat dilihat dengan maraknya pembangunan di sepanjang jalan, dan itu tidak bagus. Kalau di luar negeri sepanjang jalan antar kota itu tidak ada bangunan-bangunan seperti ruko-ruko atau perumahan, jadi pembangunan mereka terkonsep,” ucap Himawan di Jakarta, Kamis (7/8/2014). Dia mencontohkan, Jalur Pantura Jawa yang sisi kanan dan kirinya dipenuhi oleh toko-toko dan kawasan pemukiman, selain itu sisi jalan raya yang menuju Bandung pun kurang lebih memiliki kondisi yang sama. “Harusnya ada penataan ruang. Contoh di Tiongkok mereka sudah menerapkan konsep vertical housing, sedangkan kalau kita masih suka mengembangkan landed housing dan baru belajar menerapkan vertical housing. Semua negara membutuhkan itu, karena konsep vertical housing di negara-negara lain terbukti mengefisiensikan penggunaan lahan,” ucapnya. Himawan juga menjelaskan bahwa Jakarta merupakan salah satu kota dengan penataan kota yang buruk di kawasan Asia Pasifik, jauh tertinggal dengan Singapura dan Kuala Lumpur, bahkan Manila yang sekarang mulai berbenah memperbaiki diri. Konsep vertical housing sendiri bagi Himawan sudah harus mulai diterapkan di kota-kota besar yang penduduknya belum terlalu padat seperti Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Solo
Setahu saya vertikal housing seperti apartment di barat sudah mulai ditinggalkan karena menjadi sarang kejahatan seperti narkoba, hjman trafficing, prostitusi dll....kecuali apartment mewah yg jumlah unit hanya sedikit
di Indonesia akan sulit di terapkan, pemerintah mungkin diuntungkan soal biaya dan waktu pembangunan yanv dipangkas, hanya kontraktor akan repot soal biaya yang lebih sedikit
Sebenrnya ini sudah lumrah di dunia konstruksi saat ini. Selama saya kuliah dulu sudah di ajarkan menagemnt yg bagus dengan cara moduler. Bangunan* tidak d bangun di lokasi proyek alisan cor cast in. Beton precest dah lumrah contohnya bumn* sudah menerapkan adhikarya,berantas dan sebaginya sudah melaksanaknya. Klok dari awal kalender pelaksanaan proyek tidak mukin 19 hari dengan lantai yg lebih dari 10 lantai.
kontraktor pasti senang dgn konsep ini krn kehilangan semen, pasir dan lain² dapat di minilisir. ongkos premam jg berkurang krn pembangunan cepat selesai
habis ntn the overpost jd ngerti kenapa prefab ga laku di ind, karena si developer gaada urgensi buat bangun cepet" soalnya perlu modal dari penjualan dulu, perlu waktu buat jualan
Setuju bgt. Semoga bisa segera diterapkan di Indonesia khususnya untuk pembangunan rumah pribadi. Capek menghadapi drama tukang konvensional
Betul. Supaya pembangunan di Indonesia lebih cepat dan agar rumah muraj bisa tersedia untuk kaum muda. Gila. Rumah mahal banget sekarang soalnya. Gk masuk akal harganya. Dengan ini, housing problem bakal teratasi.
kalo gak masalah sama tipe rumah yang template dan modular, ini hal yang bagus. Tapi emang kamu nggak mau rumah pribadi kamu punya nilai personal buat dirimu sendiri? Nilai nilai personal itu tidak bisa dicapai dengan sistem bangunan konstruksi instan kayak gini...
@@muh.ardi. nilai personal yg seperti apa bang?
sudah byk kalo di Indonesia namanya prefab, bentuknya sudah ditentukan sama pabriknya, jadi ga bisa pilih model bangunan
Sudah ada, salah satu BUMN juga pemainnya. Gedung-gedung Rusun Pekerja IKN juga dibuat dengan metode yang sama.
setuju, semoga bisa diterapkan di perumahan, jadi kualitas setiap bangunan bisa sama
Udh di terapin, Celakanya klo satu kuncian lepas, bisa langsung hancruuu semua bangunana
@@orgRockarsitek & sipil gak goblok, ada ilmunya namanya progressive failure. Pasti dihindari sebisa mungkin utk mengdindari kegagalan berantai struktur primer. Bahkan pada bangunan modular. Kalaupun gagal biasanya disebabkn korupsi, atau human error. bukan konsep nya.
sudah ada di indonesia. sudah lama. namanya rumah 'risha' ada channel youtubenya juga
@@orgRock kok sependapat. Ingat gedung WTC yg hancur ketabrak pesawat tahun 2001, gedung pakai baja semua
Enggak setuju, krn planning dan konstruksi mcm begini telah diimplementasi pd Uni Soviet, bahkan di kota2 Eropa Barat bergaya brutalis modern, alhasilnya kota mcm begini akan semraut turun mjd ghetto atau slums area bg kls bawah atau lbh buruk krn akomodasi yg tdk menyadari kebutuhan self-sufficiency pd rencana pengembangan urban. Ada alasan kenapa banyak org yg tinggal di kota2 distrik tua memiliki aset properti yg sangat mahal, krn pertumbuhan urbanisasi organik namun terkontrol menyesuaikan kebutuhan2 scr campuran tanpa hrs ini dikotak-kotakin kpd distrik terdedikasi utk spesialisasi bidang2 tertentu. Cth aja, ngapain mw tinggal di tmpt yg amat jauh dr rumah sakit, sekolah, dan rekreasi bila cmn krn biaya huni murah pd pembayaran di muka tapi pajak ttp sama? Tengoklah itu nasib kompleks residensial Biljmeer, kota bikin cepat jadi bukanlah solusinya utk krisis keterbatasan tempat tinggal di pasar scr global maupun lokal, parah lgi disini sistem kendaraan umum msh kurang memadai scr merata ke seluruh wilayah penduduk Indonesia.
Betul ini hal baru, harus kita lakukan, meskipun banyak juga yang nyinyir dan bahkan cenderung menyerang. Karena mereka dilandasi oleh semangat dengki, iri sehingga nyinyir. Maju terus pantang mundur konstruksi Indonesia, terus lah berinovasi dan berkreasi untuk membangun negeri.
Ijin sharing : modular buildings, dg salah satu teknologinya adl. precast prestressed concrete buildings itu tidak lebih murah, dan tidak lebih cepat waktu konstruksi scr keseluruhan. Gedung 5 lantai luas 5000 m² dg metode prefab prestressed concrete bisa sy bangun dlm waktu 4 bln on-site (di lokasi), tp jangan lupa hitung juga waktu konstruksi di workshop yg butuh waktu spt bangun konvensional. Jadi total waktu bangun sebenarnya hampir sama. Ini utk teknologi precast prestressed concrete ya. Kalau baja berat sedikit lain. Dan lokasi proyek wajib punya akses lebar utk bawa modul bangunannya dan tentu alat-alat berat pendukungnya. Total cost bisa lebih mahal 30 % dr bangun konvensional harga premium (bukan harga biasa ya). Ada beberapa program kredit bank di Indonesia yg udah berikan diskon khusus utk Green Building, spt halnya konstruksi modular system ini. Tinggal gimana investor mau/tidak manfaatkan kecepatan bangun sistem modular ini agar bisa cepat operasional tp harus dibayar dg harga lebih mahal.
Jika pasarnya ramai pasti akan dipikirkan dengan cost murah serta effesien. Dikarenakan masih sedikit peminat, pastinya masih mahal..
sudah muak juga sih dengan kapitalisasi tempat tinggal..
saya mau katakan hal yang sama 😂😂 tapi jika massif pada pembangunan konsep seperti precasting akan lebih cepat yang lama kumpulin uang nya, dan akan lebih cepat bersama furniture didalamnya seperti di jepang itu 😂
Perlu diingat juga budaya koruptif walaupun disruptif.
Nah ini bagus info tandingannya,
Nah, untuk akses jalan itu yang paling kruisial memang. Karena jalan di Indonesia itu sempit. Tiang listrik, lebar jalan kiri dan kanan. Susah demikian. Apalagi didaerah jawa barat. Bakal banyak rumah yang digusur hanya untuk lewat doang.
Kecuali kalau materialnya dibuat lebih kecil lagi baru bisa
Pabrik Rumah / gedung keren juga , pondasi rumah/gedung kita buat di pabrik. Di lapangan tinggal rakit woow di indo kayanga butuh uang banyak buag realisasiin ini
Di indo sudah ada beberapa pabrikan, coba saja search rumah modular, nanti banyak keluar, beberapa orang sudah ada yg menggunakan, total biaya terhitung lebih murah dibandingkan teknik konvensional
@@yasafebrianuswantoro3610 iya tapi belum termasuk ongkos logistik, dan tau sendiri kondisi di indonesia jalanan itu ngga semua bisa dilewati alat berat, sedangkan rumah modular rata2 butuh alat berat, jika tidak yaa pengerjaan sulit dan malah tidak efisien. KECUALI jalanan nya punya lebar minimal bisa dilewati truk crane, dan tonase jalan kuat. Ngga bisa di terapkan di semua kondisi. KECUALI mungkin di perumahan baru yang didesain dari awal modular, from scratch blank canvas.
@@ntznbgztiya memang ga bisa untuk semua kondisi, selama masih di daerah urban dan topografi daerahnya normal masih lebih murah dibanding sistem konvensional. Kalau sudah daerah terpencil ongkos logistiknya yg besar.
di indonesia udh ada. namanya rumah risha. ada channel youtubenya juga
kelamaan pakai cara begituan jalanan macet truk muat beton segede gaban , lokasi ditengah kota sempit perlu alat berat buat nyusun wall.
kecuali klw membangun gedung di areal luas atw hutan itu baru cocok di cina kan begitu lokasinya
"Bisnis konstruksi cenderung resisten dengan inovasi dan masih dijejali dengan pandangan tradisional.."
Sepakat sekali pak. Sy bekerja di bidang konstruksi jembatan saat ini. Memang untuk sekedar melempar ide saja terkait metode konstruksi dan lain lain pasti ada barrier skeptis yang kuat dari semua pihak. Prinsip yang umum berlaku soal metode itu,"Kalau belum pernah dilakukan, berarti kemungkinan besar tidak akan bisa dilakukan."
Hal ini lumrah karena memang ruang bereksperimen di dunia dalam industri teknik sipil itu sempit. Menurut saya alasannya berputar di mutu, biaya dan waktu. Engineer sipil cenderung dituntut bisa mendeliver pekerjaan sesuai spesifikasi seekonomis dan secepat mungkin, sementara owner selaku pembiaya proyek umumnya tentu tidak mau proyeknya menjadi kelinci percobaan karena besarnya resiko biaya dan waktu yang hilang andaikan inovasi tidak berjalan sesuai rencana. Belum lagi resistensi lain dari pihak pekerja misalnya, yang tidak familiar dengan inovasi akan menganggap metode baru sebagai hal yang rumit dan membahayakan keselamatan.
Ini berbeda di bidang teknologi lain, yang mana membuat prototype cenderung lebih murah dan bisa dilakukan secara terkendali di lab atau di area aman.
Saya jadi penasaran soal ini mas, kalau di perkuliahan teknik sipil gitu, apa tidak ada lab yang memfasilitasi eksperimen-eksperimen seperti ini?
Paham sih mengapa di ruang eksperimen di teknik sipil itu sempit. Resikonya besar, bisa dari polusi, resiko mengganggu tetangga, minimalisir kerusakan ke tetangga, dsb.
Terimakasih pak dr indrawan atas ilmunya kita jadi tau berbagai macam inovasi dan sistem, ekosistem bisnis dan ekonomi inovasi dalam dunia kontruksi memang sangat jarang dan sangat sedikit ter expose inovasi selalu ketutup inovasi di ai, digital
konsep modularitas sudah menjadi bagian hidup manusia sejak lama.
memperbaiki bagian yang rusak, menambah bagian baru, dan memperpanjang usia pakai produk, semuanya ada dalam konsep modularitas.
kendaraan dan elektronik sudah lama mengusung konsep modularitas, kini tinggal industri properti yang perlu mengusung konsep modularitas.
Bahasa sederhananya asembling gedung. kalau di Indonesia Anda pesan rumah gazebo, akan dibuat di pabrik lalu dirangkai di lokasi.
wah gedung model begini bisa saja lantai lantai bisa dicopot trus dipindah
@@jonoulomo9663 benar. kalau semua bisa mengusung konsepnya, kenapa tidak? sudah terbukti banyak produk yang masih bertahan sampai sekarang karena konsep modularitas ini. lagipula pengguna juga dapat belajar dari modul-modul produk sehingga nantinya pengguna lebih mudah menganalisa produk jika rusak atau perlu pembaruan.
Yup kecil yg terbaik mo lebih gede? kumpul.... ky small botnya Hiro Hamada
Cmn masalahnya konsep modularitas bangunan itu bisa mjd pembawa aib buruk, kw gak bisa enteng gonta ganti bagian2 scr spesifik pd bangunan, kamu hrs overhauling smuanya pd akhirnya. Mjd isu disini adlh sistem logistik dan transportasi utk prefab compartment tadi, kw enggak akan bisa melakukan konstruksi mcm begini yg pake material terstandarisasi ke smua tmpt aja, blm lgi ttg isu gak smua material bisa cocok dg segala kondisi lingkungan alam yg dihadapinya. Kebanyakan sih skrg dituntut utk mengikuti standar kualitas keamanan dan keselamatan bangunan yg sangat ketat, gak tau utk ini bila di Indonesia, jd ini sisi positif umumnya dr memilih opsi ini, apalagi ini kan rumah2 dibangun dlm workshop terlindung dr elemen luar shg terkontrol gimana prosesnya berjalan.
Konstruksi kyk begini enggak selalu ramah lingkungan, ttp efisien, hemat energi, dan ongkos murah dijalankan dlm proses waktu yg telah ditentukan tepat mjd hal yg pasti, cmn tentunya model rumah begini bkn bread & butter bisa dibeli kalangan menengah bawah atau menengah aspiratif. Ini krn desain rumah dan ketentuan bahannya udh sjk awal telah ditentukan scr terbuka dg kontraktor, jd smua hrs dibayar di muka, gak bisa namanya nyicil2 sebab itu smua kas bener2 lgsg dipake ngekeh utk jadiin tuh gedung scr total, kebanyakan bank akan kasih syarat lbh ruwet utk pembeli rmh beginian. Lalu ini gak akan ngefek perbaiki masalah perumahan yg menjalar di seluruh dunia, yakni pd isu zonasi lokasinya rmh ini bisa diletakin, ini idealnya utk bangun rmh di pinggiran kota spesifik utk tmpt berhuni aja, shg kembali lgi bener2 cocok bg kemampuan & keperluan penduduk kelas menengah atas yg bisa mondar-mandir dr kota ke suburbia utk dapetin amenitas dan layanan publik.
13:11 Langkah berani menuju perubahan adalah kunci utk menciptakan dunia yg lbh baik.
Makanya sy dukung Perubahan Pak 😇😎
Semuanya lahir dr hasil renungan, pemikiran, rasa prihatinnya, dan ketulusan bagi kemanusiaan. Lahirlah cipta dan karya, peradaban.
Makasih
Sebuah inovasi di awal pasti akan Terasa Aneh dan akhirnya menjadi Lebih baik, lebih cepat dan Lebih Efisien 😂
Saatnya pembangunan lebih cepat, usahakan gedung saja yang dipercepat, supaya lahan tidak cepat habis juga
Sebenernya hampir sama dg metode konvensional kalo masalah waktu,krn beton precast/modular juga butuh waktu yg hampir sama utk umur beton utk siap dipasang.dan memang hrs diakui konstruksi modular lebih terkesan efisien dari metode lama.tapi jgn lupa pemerintah jga menanggung kerugian pada infrastruktur jalan,karena ketika pengangkutannya sangat berat itu.dan kebanyakan jalan2 di indonesia speknya kurang mempuni utk beban seberat itu.dulu pernah merhatiin pembangunan flyover dikuningan jkt jln2 yg dilalui pengangkutan precast rata2 rusak/amblas/jd bergelombang + macetnya. Jg utk pembangunan apartemen kembangan,apartemen didaerah grogol jg gitu.jln rata2 pada amblas.proses pengangkutanya jg walaupun tengah malam tpi kenyataanya bongkar muatanya gak kelar sampe siang.di jkt sebenernya dah banyak bangunan2 apartemen yg semi modular &waktunya jg hampir sama dengan yg sistem full onsite.krn utk proses finishingnya jg tetep onsite.
Kalo utk gedung tinggi diragukan. pasti utk rumah 1 lantai ini bisa sangat diandalkan. Angin segar utk developer rumah subsidi dalam negeri, yg lemot.
g bs dimainin donk pasir dkk wkwkwkwk
Wkwk kaca mata kuda
@@febriyanyayan5317 Jangan dibongkar om wkwk
Ikn di bangunnya dengan sistem modular.
Sekarang dunia konstruksi sudah berpindah ke sistem modular, maka nya jokowi bisa mematok ikn akan selesai 😊
klo di ragukan kenapa bisa di bangun setinggi 57 lantai 😅
Dr Indra tolong bahas soal korupsi timah Harvey mois dan helena lim dong,, biar kita semua paham..
Ambillah Rezekimu sesuai dengan posisimu, karena disaat kamu mengambil lebih, maka kamu akan selalu merasa kekurangan.
Ditunggu selalu sharing inovasi inovasi dunia yg lebih baik
Inovasi di dunia konstruksi yang kita bisa jadikan panutan adalah bukan yang (hanya) memenangkan parameter-parameter ekonomis semata (kecepatan, biaya, efisiensi) tapi yang bisa mengungkap masalah-masalah ekologis yang kontekstual - yang seringkali tidak dapat dijawab oleh sistem konstruksi yang 'universal'. Keunggulan yang tidak tersorot di dalam konten ini adalah seberapa fleksibilitas sistem konstruksi modular tersebut dalam mengantisipasi isu-isu spesifik yg ada di dalam dan seputar proyeknya. Kalau sistem ini hanya menawarkan keunggulan ekonomis & replikabilitas (mampu direplikasi di manapun), sistem ini tdk memberikan manfaat riil bagi lingkungannya dan hanya memberikan manfaat bagi pemiliknya.
Orang Indonesia sperti bapak ini membuktikan bahwa di Indonesia banyak yg cerdas cerdas,
@@andraqi9yang cerdas banyak bang, kalo indo mah kurang orang jujur 🗿
Indonesia juga bisa buat, bahkan gedung-gedung rusun pekerja IKN juga dibangun dengan metode yang sama. Hanya saja yang di China punya skala pembangunan dan struktur yang lebih besar saja. Teknik ini terbukti mempersingkat waktu pembangunan tapi sayangnya baik di China dan Indonesia pemain di industri ini masih sedikit. Adapun yang saya tau cuma salah satu BUMN karya yang melakukannya.
modular adlh teknologi yg akan tr berkembang dan bagian dr teknologi utama di masa dpn.. elektronik skrg jg sdh pakai teknologi ini.. di Indonesia dlm hal bgnan sdh ada rmh modular yg digunakan utk membangun rmh tahan gempa dibgn hanya 1 minggu jd utk 1 lt.. smg kedpnnya banyak dilirik oleh para developer sehingga hrg jauh lbh terjangkau dan efisien serta kuat mengingat harga tanah trs naik melambung.. thx pa Dokter konten yg bgs utk membuka wawasan.. 😃🙏
Kalau di dunia web developer pembuatan user interface dibuat secara modular dengan membuat beberapa komponen-komponen UI yang nantinya dipadukan. Kelebihan lebih mudah pemeliharaan, fleksibel dan banyak lagi.
Kalau utk bangunan 2-3 lantai tidak perlu di ragukan kekuatannya. Cuma kekurangannya harganya pasti sangat mahal.
Lebih efisien seperti ini, contohnya kalau bangun rumah di indo uang bangun itu sama dengan uang belanjaan bahan bangunan
Membangun Rumah dan Gedung ada 4 Tahap
1. Perencanaan atau desain
2. Pelaksanaan atau Konstruksi Strukture dan Hard Arsitektur
3. Pelaksanaan Instrumentasi MEP dan Finishing Arsitektur
4. Pelaksanaan Interior decorative dan Furnishing
Dalam Teknik Konstruksi Konvensional hampir semua dilakukan onsite, kecuali Furnishing
Tapi dalam Teknik Konstruksi Modular
Item No.2 Konstruksi Strukture dan Hard Arsitekture
dan No.3 Instrumentasi MEP dan Finishing Arsitektur
difabrikasi di Pabrik yang sebenarnya ada Durasi juga didalamnya
jadi dilapangan hanya Ereksi dan Installasi
Kecuali item Ground strukture tetep dilakukan onsite dan Konvensional
Secara keseluruhan mungkin efesisensi waktu ada di range 20%~30% saja, tapi ada konsekuensi pada fleksibilitas desain dan mungkin harga.
yang secara sederhana biaya bangun gedung bisa dipecah menjadi 4 bagian :
30% Biaya Struktur
30% Biaya Arsitektur
30% Biaya Upah Kerja ( Labour Cost )
10% Biaya Instalasi MEP
Tks
Bahas perkembangan otomotif dong om, kalau bisa sampai dampak ke bengkel konvesional
Tekhnologi ini diawali di Eropah...thn 1991 saya melihat sendiri pembangunan gedung bertingkat banyak dgn sistem seperti di video di kota Lyon (France)..keuletan warga Tiongkok (diawali dg pengiriman sangat banyak pelajar Tiongkok ke banyak negara Eropah&Amerika di thn 70-80an/revolusi) yaitu membawa dan mengembangkan tekhnologi ke Negara nya. Semoga Indonesia bisa mengejar kemajuan Tiongkok ini.
Pusat2 teknologi dunia di kuasai talenta2 dr china tanpa mereka teknologi dunia masih jadul 😅🤣😂
Model pembangunan di juat dgn sistem modular, semua di buat di pabrik dgn tenaga kerja trampil, dengan teknologi dan bahan bangunan yg lebih kuat, ringan dan efisien. Disinilah inovatifnya.
Keren ini buat rumah 2 tingkat. Bikin rumah skrg udh mahal susah nyari tkg yg sesuai.
Saya jadi teringat soal rumah risa. Bagaimana efisiensi, efektifitas, & kualitas nya ya?
1. Jangan hanya menghitung di site, juga harus menghitung di ruang workshopnya. Ini sama dengan teman saya bangun rumah 2 lantai hanya dalam 1 hari. Ko bisa? Karena ia membeli rumah di Tomohon dan tinggal dipasang doang di tempatnya, sehari selesai.
2. Kalau menggunakan beton dan rumah 5 lantai selesai 19 hari (termasuk pembuatan fondasinya), itu baru benar-benar hebat.
yg kek gini pasti pemerintah china suka banget. terlepas total pengerjaan hampir sama dengan konvensional tapi pandangan global terhadap softpower china bakalan keren bgt. 😊
Ini metode precast.. harus punya lahan yang luas untuk simpan stock karena komponen akan di produksi terlebih dahulu 5 bulan sebelumnya jadi sebenarnya real satu tahun juga. Cuman di proyek nampak hanya 19 hari 😂😂😂😂
Yap, adaptasi dari desain konstruksi bangunan di tengah laut ya pak.. dibikin di pabrik, dibawa pake kapal, dirakit ditempat di tengah laut.. cuma bedanya kalo ini dibawa pake truk yg harus mikirin situasi selama perjalanan
Waktu gue kerjain proyek sering pake precast emang cepat, kalo mau bisnis gini modalnya Segede alaihim
Mungkin lebih tepat ditulis berhasil merakit gedung 57 lantai dalam 19 hari. Karena proses pembuatan modular nya dilakukan di lokasi pabrik. Tentu waktu yg diperlukan >19 hari. Tks. 🤝
Tdk juga kan bahan2nya sdh siap semua. Sama aja dgn bangun ruko kan tdk mgkn mau bangun baru order bikin batu batanya 😂
pas baru tanah doang, pre-cast udah bisa mulai dibangun. Itupun gak harus 1 lantai dulu tapi bisa langsung 10 lantai tergantung luas pabrik. Apalagi bikinnya pakai cetakan, udah gak perlu mengukur siku dan perataan lagi.
Begitu perataan tanah, ngukur2 macem2 dan pondasi mengeras, per-cast udah jadi dan tinggal pasang. Kalau metode lama ya nunggu pondasi keras dulu baru mulai membangun atasnya :D Kalah start duluan.
memang bikin melongo China ini...... Semoga Indonesia semakin baik
Prefab bukan hal baru di dunia konstruksi sih. Bangunan tinggi prefabrikasi pun udah dari sejak WW2. Di Indo juga udah banyak untuk konstruksi tertentu kan. Prefab, precast... Itu cuma salah satu metode pembangunan. Kalo dibilang disrupsi yang bakal ubah cara konstruksi ya ga juga. Selalu ada plus-minusnya, ada cost & benefit-nya tersendiri. Bisa dipake tergantung situasi dan kondisi. Ga bisa cocok buat semua jenis konstruksi dan sikon di lapangan. Buat bangunan kecil ga masalah, tapi buat bangunan tinggi gede pake sistem modular, ya harus lebih banyak mitigasinya. Ga sesederhana itu juga. Balik lagi, selalu ada plus-minusnya, ada cost & benefit-nya tersendiri.
setuju
Setuju
Bangun rumah disuruh beli bata Lego, tukangnya protes ngak akan kuat katanya, karena ngak ada adukan, suruh pilar pakai beton modular, tukangnya protes, Kasihan tukangnya kerja kerja kecepatan dia akhirnya nganggur lagi, juga ngak bisa dapat bonus dari toko bangunan 😀.
Pak Indrawan bahas tentang inovasi di bidang pendidikan sekolah. Kenapa pendidikan sekolah guru dari jaman dahulu samapi sekarang menggunakan teknik yang sama? Apakah ada sistem inovasi agar murid dapat menyerap ilmu dengan cepat khusunya di ruang kelas sekolah antara guru dan murid
Saya seorang kontraktor, yang saya lihat orang menganggap bangunan konvensional lebih murah, pada kenyataannya mereka bisa bangun murah dengan teknik bangun dan material yang asal asalan, biasanya di patok 5jt/m2 ke bawah.
Kalaulah harga rumah modular ini dihitung rata rata 7jt/m2, sebenernya jika di banding dengan metode konvensional dengan syarat teknis dan material benar dan tepat, tentu bangunan modular lebih murah dibanding konvensional.
Silahkan diskusi
Jgn lupa faktor infrastruktur setempat yg mendukung. china membangun jalan2 yg sangat kuat; bagus dan lebar kesegala penjuru yg memungkinkan angkutan material 1/2 jadi seperti unit2 modular bisa gampang di angkut truk2 yg super besar
Di indonesia udah banyak lho yg bangun property pakai metode prefab. Bukan hanya proyek individu. Bahkan sebagian pengembang besar juga sudah memanfaatkan inovasi ini. Sejauh ini mayoritas rumah tinggal sampai dengan 3 lantai. Tapi memang minim publikasi.
Di China, rumus konstruksi tradisional/lama sudah dipatahkan, sejak dibangunnya gedung CCTV di Beijing. Apalagi saat ini, banyak bangunan baru diChina bentuk kotak sabun sudah banyak ditinggalkan., terutama untuk bangunan konstruksi Bandara, stasiun kereta, gedung olah-raga, dan fasilitas umum yang biasanya dibangun oleh Pemerintah China, dan pemerintah daerah/provinsi. Saha Hadid Adalah pelopor arsitek modern futuristik yang memperkenalkan pada China (stadion Olimpiade Beijing/Stadion Sarang Burung ).
Keren smoga awet👍, semoga ga kaya kasus2 "Tofu Building" yg banyak terjadi disana
yesss anda benar
Tidak menyimak yang di sampai kan, kekuatan nya karena memakai Lebih banyak baja kekuatan nya 10x lipat, mungkin dulu iya, seperti saya dulu meragukan, JBL, JVC, sampai wuling otomotif
Adem banget wajah dr, terimakasih dok
Rumah tapak modular ,hendaknya di pikirkan insinyur insinyur Indonesia 🙏👍
Asia harus menjadi macan dunia dalam segala hal ..tentunya yg utama adalah kemajuan tentang kedamaian ...kemudian kemajuan technologi,pembangunan,pertanian,perdagagangan, dll...asia mantab
Bukan gedungnya dibangun dlm 19 hari...tapi dirakitnya..krn udh dibuat duluan di pabrik nya.Bisa memakan waktu bulanan juga
Nah, ini cerdas!!! Dibutuhkan tempat yg luas BUAT NYIMPENNYA ~
sebenarnya rumah modular udah bisa di bikin di Indonesia...cuma developer ga mau adopt...karena untungnya lebih kecil...kecuali kalo kita ngebangun sendiri...
mantab, Game Changer ...
seperti Elon Musk bikin rangka mobil sekali jadi
Saya salah satu pengagum Dr. Indrawan. Untuk video yang satu ini saya pribadi nggak sependapat kalo dikatakan distrupsi. Perusahaan konstruksi menganggap ini tak lebih dari sebuah metode dari pelaksanaan sebuah proyek. Sedikit penjelasan dari saya.
Kualitas lebih baik, setuju karena lebih mudah untuk dilakukan pengawasan.
Lokasi proyek lebih bersih sih iya, tapi hiruk pikuk, tumpukan material yang awalnya ada di lokasi proyek itu dipindah ke pabrik modularnya. jadi sama aja cuman pindah lokasi.
Klo untuk mengurangi limbah proyek, emang betul bisa mengurangi dan juga lebih terkontrol.
Polusi karbon karena truck lalu lalang, sepemahaman saya malah lebih meningkatkan polusi. Gambaran simpelnya gini, material yang harusnya di kirim ke lokasi proyek, jadi di kirim ke pabrik modularnya terus di cetak baru di kirim ke lokasi proyeknya. karena modulnya sudah dalam kondisi terakit, berat nya pasti lebih berat dong. Alat beratnya jadi butuh lebih banyak lagi. belum lagi pas mobilisasi dari pabrik modularnya ke lokasi harus hati2, karena modularnya udah dalam kondisi terakit dengan rapi dan baik.
Biaya lebih murah 10%-30%. ini bergantung ke banyak variabel. Kalo paling mudah ada 3, Jenis modulnya, volume dan Jarak tempuh dari pabrik modularnya ke Lokasi proyeknya. Tapi kalo sampai biaya lebih murah, jujur pesimis banget untuk proyek gedung. Logika sederhananya gedung dengan karakter seperti itu pasti di bangun di tengah kota besar, dan lokasi yang memungkinkan untuk pendirian pabrik modular di pinggir kota.
Kalau pemasalahan hemat energi, kualitas udara tinggal bergantung pada desain MEP dan HVAC nya. Walaupun dibangun dengan cara konvensional pun tetep akan bisa sama hemat energi dan kualitas udaranya baik, asal desain MEP dan HVAC nya sama.
Membangun 57 lantai dalam waktu 19 hari. Mungkin lebih tepatnya "dirakit" dalam waktu 19 hari. Karena terlebih dahulu di produksi di pabrik, belum lagi tuntutan pada desain yang harus benar2 presisi.
Jumlah baja dan beton yang dipakai jauh lebih sedikit. Ini bisa jadi justru sebalikannya, karena pada dasarnya ada perlemahan struktur pada join2 struktur modular gedung tersebut.
Gedung ini tahan gempa hingga magnitudo 9. Mungkin lebih tepatnya "didesain untuk bisa menahan gempa sampai dengan magnitudo 9".
Pada dasarnya teknologi ini di indonesia sudah ada. Walaupun mungkin beda jenis modularnya antara baja dan beton, dan juga gak setinggi 57 lantai. Saya baca komentar juga banyak yang berharap diterapkan di perumahan. Benernya udah ada, namanya rumah RISHA. Tapi ya gitu kalo pengen biaya produksinya murah, harus dibuatnya sama semua atau setidaknya mirip modulnya. Dan akan sulit minta yang minimalis lah klasik lah. Karena nantinya akan ditentukan dari modul tersebut.
Sekedar berbagi saja. Sehat selalu dan terus berkarya dok.
🙏🙏🙏
Mana ada teknologi buatan konoha adanya impor semua 😂😂😂
Ini bukti bahwa orang Indonesia banyak yg cerdas seperti anda, dengan penjelasan yg panjang dan detail.
@@cogan-69 Penemu pondasi cakar ayam dari konoha. Di akui oleh dunia dan masih di pakek sampek sekarang. Tapi emang itu sebelum negara api menyerang. 😂😂😂
@@andraqi9 cuman keseringan ngirim semen aja bang 😅
@@andraqi9 keseringan kirim semen aja bang 😅
woahhh..... keren...
itu lah negara tiongkok...
kerja dengan semangat..
mantap....
Cost terbesar rumah tangga itu pertama biaya mengurus tempat tinggal, biaya transportasi dan biaya makanan.
Jadi solusi REAL bagi generasi mendatang JELAS apartemen adalah jawabannya.
Karena apartemen ngga ada perkara benerin genteng, benerin pager, ngga ada benerin, benerin lantai, benerin kanopi, benerin bocor2, ngerapihin taman, motong rumput motong dahan pohon dll. Lalu lokasi apartemen relatif strategis terhadap transportasi publik, cost terbesar rumah tangga adalah memlihara mobil dan motor, luas rumah hampir 30% persen terpakai untuk garasi, tidak efisien.
faktanya asia terus berkembang sedangkan barat sebenarnya sudah mentok, banyak orang asia di hire mereka agar dapat bisa mengimbangi asia yang maju jalan terus tidak terhentikan.
Itu bukan membangun .itu merakit.tak heran sedikitpun.untuk bikin rakitan itu yg perlu waktu lama
Kalau di Indonesia susah menerapkan sistem modular gini, pengiriman modul dari pabrik ke lokasi akan mengalami kesulitan karena jalanan yang penuh dengan kabel jaringan komunikasi yang berjuntai dimana-mana, akses jalan yang sempit dan persimpagan jalan sempit.
Ya memang susah, lagipula pemain industrinya juga masih sedikit. Di Indonesia sudah diterapkan tapi lokasinya tidak padat penduduk/bangunan. Sebagai contoh rusun pekerja IKN, gedung paddock sirkuit mandalika, dan RS Darurat COVID-19 Pulau Galang
Belum diuji dengan gempa. Contoh cara bangun seperti itu hotel di Sulawesi, ketika ada gempa langsung ambruk!
Saat masa perencanaan sudah ada perhitungan gempa, ada metode nya, tidak harus menunggu gempa terlebih dahulu. Termasuk uji beban mati, hidup, angin. Kalo saat perhitungan gempa tidak lulus, maka tidak akan pernah dapat izin membangun.
Jika memang sudah diperhitungkan namun tetap ambruk, itu bisa saja berasal dari faktor eksternal force majeure, atau kesalahan perencanaan sehingga pihak desainer bisa dipidana bila timbul korban jiwa.
sebetulnya tidak murni 3 bulan juga sih,
di warehousenya persiapan bikin modulnya juga tidak bisa sebentar, dan modulnya tidak murni typical juga, masing masing bangunan pasti ada perbedaan 30cm- 1 meter.
Teknologi yg digunakan dgn metoda volumetrik. Namun disini tdk dijelaskan terhadap jenis dan berapa lama proses pondasinya dan seterusnya.
Maju terus konstruksi Indonesia
Sebenarnya konsep pracetak ini sudah ada lama banget dan sudah diterapkan di beberapa jenis bangunan seperti jembatan komposit dan rumah tinggal. Tapi untuk bangunan pencakar langit mungkin sedikit. Regulasi negara-negara yang tentunya berdasarkan masukan para ahli Civil Engineering di seluruh dunia pasti punya pertimbangan komperhensif mengenai ini pak. Tidak hanya memperhitungkan cepat dan murah tapi juga kekuatan struktur demi keselamatan ribuan penghuni gedung tersebut. Ibaratnya begini pak, pohon kelapa setinggi 10 meter tetap akan lebih kuat menahan terpaan angin & gempa versus lego yang disusun sebesar diameter batang kelapa dengan tinggi yang sama.
Ini kalo ditetapkan akan banyak pengangguran yg ganas dan akan mempengaruhi sosial keamanan
tidak juga, jika melihat pengangguran ynag disebabkan oleh pekerja lapangan yang diminimalisir karna dibutuhkannya pekerja yang 'lebih sedikit', namun untuk fabrikasi di pabriknya justru membutuhkan lapangan pekerjaan yang baru. Sehingga diharapkan mereka yang kehilangan pekerjaan di lapangan konstruksi, bisa beradaptasi untuk bekerja di pabriknya
Para pekerja konstruksinya bisa dialihkan ke pabrik pembuatan bagian-bagian kontruksi. Dengan catatan mayoritas proses pembuatan ini tidak justru diambil alih robot dan AI.
Lebih tepatnya "DIRAKIT" 19 Hari.. 😇
Karena umur beton itu tidak bisa dimajukan atau dipercepat.. harus sesuai standard baru bisa dikasih beban..
Jadi sebagian besar proses yang tadinya dilakukan di site, ini dilakukan di Pabrik.. selesai, kirim dan rakit..
#imho #cmiiw
Sharing yg menarik Pak Indrawan, tapi saran Bapak bisa riset juga di Indonesia, banyak yang sudah bisa seperti itu. Kemudian juga mesti dilihat prosesnya dari design dan pre fabrikasinya. Karena proses utk beton cukup umur perlu waktu yg cukup, bisa lebih cepat namun biaya akan mahal. Izin hanya masukan. Thanks
setuju jadi memang industri konstruksi adalah yg paling kompleks, dan berbeda dengan industri baja yang dicontohkan oleh konten diatas
Teorinya seh disrupsi…tp kenyataannya biaya riil jauh lebih mahal dg alasan teknologi baru, dari sisi waktunya pun lama produksinya…
betul mas, kyknya Pak Dr Indrawan kurang update
@@AB-kh5ghrisetnya kurang dalem kayaknya.
Jadi inget sama Om Bennix klo dah gini
@@AhmadSipa lama2 keliatan jago ngomong aja tapi isinya gak terlalu bagus. agak kaget juga soalnya beliau kan gelar sudah tinggi
om...coba carikan materi konten yang berhubungan dengan disrupsi di bidang agrobisnis...mungkin ada informasi? thanks
Betul. Industri konstruksi adalah industri yang sedikit sekali inovasi2 baru. Selalu metode sama dari jaman dulu. Tapi di sisi lain industri kontruksi adalah padat karya. Menyerap banyak sekali tenaga kerja. Banyak sekali usaha2 ukm dan jasa yg mendapat job. Ketika semua dimodularkan maka akan terkonsemtrasi saja produsen2 besar. Di indonesia sendiri sudah ada konsep modular tapi terbatas dan kurang pengenalan di masyarakat
Keren keren. Puncak industri konstruksi saat ini masih atas bangunan Istana Kaca Nabi Sulaiman yang dibangun dalam 1 kedipan mata.
Masih tidur ya....!!
Lebih canggih lagi pembangunan istana es ( frozen / putri salju ).
Beton itu matangnya 28 hari... 19 Hari untuk 57 lantai itu yg ga mungkin.. Kecuali klo metode cuma bongkar pasang modul beton.. sperti pemasangan beton pre-cast.. bisa cepat..
Ayuk pemerintah bikin regulasi untuk mendukung industri yg lebih sustainable.
pemerintah udh dukung. rumah yg kemarin kena gempa di jawabarat, di bangun kembali dengan konsep ini. klo ga salah pakai yg rumah Risha.
Pada dasarnya bisa aja Dibuat modular, asal : ketika pabrikasi benar benar Diperhatikan proses, mutu Dan standarnya. Quality Control menjadi faktor utama.
Menjadi masalah apabila proses pabrikasi tidak maksimal....
Kemudian ketika pemasangan juga perlu Diperhatikan, jangan sampai pabrikasi bagus, pemasangan amburadul ....
UTK MENGHINDARI & MENEKAN RESIKO DARI OKNUM KONTRAKTOR YG NAKAL (CUAN GEDE MODAL MINIM) YG BERKOMPLOT DG OKNUM DEVELOPER & PEJABAT PENGAWAS KORUP
Ini komentar yg real
Cuma pindah tempat korupsinya aja Itu. Pas pembuatan precastnya di Pabrik, ya Org pabriknya yang korupsi.
Saya orang yg tidak pernah kagum pada teknologi...karena harusnya teknologi hanya alat.....tapi sekarang jadi dewa.....yang pasti peran teknologi adalah menggantikan manusia....karena itu teknologi konstruksi seperti ini yg sebenarnya sudah lama dimulai tidak akan berjalan di negara yg menganut demokrasi dan penduduk banyak....karena pekerjaan 100 orang bisa dikerjakan hanya oleh 1 orang....yg 99 orang mau diapain ?
Terima Kasih Dr. Indrawan Nugroho edukasinya.
Modular pasti tingkat kepresisian setiap bagian akan lebih baik karena di buat di pabrik dan hasilnya akan konsisten
Indonesia sejak dahulu kala sudah mengenal Bangun 1000 candi dalam waktu 1 malam, arsitek sekaligus konstruktornya Mas Bandung Bondowoso. Sayang kisah itu sudah terkubur masa lalu, apalagi para pekerja konstruksi Mas Bandung itu gak suka keributan. Padahal kita tahu di sini sudah terlalu ramai 24 jam, terlalu banyak toko 24 jam, membuat para pekerja Mas Bandung sulit untuk kerja bangun 1000 candi dalam 1 malam lagi. 😅
Gak ada lagi rumah kumuh karena ada rumah modular. Tapi tanah tetap mahal. Sebenarnya pemerintah Indonesia sudah ada sejak beberapa tahun lalu program untuk rumah modular/instan tipe kecil RSH.
Ribuan tahun lalu, sudah di terapkan di Pulau Jawa. Dalam 1 malam, di buatlah bangunan sebanyak 999. Serentak. Dengan 1 tenaga manusia. Di bantu oleh ribuan alat2 berat yg di operasikan oleh makhluk yg kecepatannya lebih cepat oleh cahaya. Jadi mata kita tidak bisa melihatnya.
Jangan jauh jauh deh ke china, itu Paddock Mandalika yang dibuat modular aja awalnya banyak yang skeptis bahkan nyinyir
Percuma mandalika ga di dukung fasum n fasos pendukung yg memadai sulit bisa stabil ramai.
Dari 3 hal : Kualitas, Biaya, Waktu dan Keselamatan. Kita cuma bisa dapet 3 maksimal biasanya dengan mengorbankan salah satu. Sepertinya terlalu too good to be true klo bisa dapat 4 hal itu sekaligus 😮 Jadi masih harus dilihat lagi kedepannya gmna perkembangannya. Klo gini kuli jawa bisa bisa terancam nich 😅
semoga cepet masuk indonesia..supaya milenial bisa punya rumah murah
Cocok dipake di IKN ❤❤❤❤
Indonesia terutama jawa harus mulai membangun rumah2 susun/apartemen lebih rapi ..hingga gak semakin banyak muncul gang-gang
Ilmu menarik, masalahnya bangunan berhubungan dengan nyawa, jadi keamanan adalah faktor utama.
Tren pembangunan perkotaan di Indonesia saat ini masih kepada kota terbuka. Hal tersebut dapat dilihat dengan maraknya pembangunan di sepanjang jalan, dan itu tidak bagus. Kalau di luar negeri sepanjang jalan antar kota itu tidak ada bangunan-bangunan seperti ruko-ruko atau perumahan, jadi pembangunan mereka terkonsep,” ucap Himawan di Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Dia mencontohkan, Jalur Pantura Jawa yang sisi kanan dan kirinya dipenuhi oleh toko-toko dan kawasan pemukiman, selain itu sisi jalan raya yang menuju Bandung pun kurang lebih memiliki kondisi yang sama.
“Harusnya ada penataan ruang. Contoh di Tiongkok mereka sudah menerapkan konsep vertical housing, sedangkan kalau kita masih suka mengembangkan landed housing dan baru belajar menerapkan vertical housing. Semua negara membutuhkan itu, karena konsep vertical housing di negara-negara lain terbukti mengefisiensikan penggunaan lahan,” ucapnya.
Himawan juga menjelaskan bahwa Jakarta merupakan salah satu kota dengan penataan kota yang buruk di kawasan Asia Pasifik, jauh tertinggal dengan Singapura dan Kuala Lumpur, bahkan Manila yang sekarang mulai berbenah memperbaiki diri.
Konsep vertical housing sendiri bagi Himawan sudah harus mulai diterapkan di kota-kota besar yang penduduknya belum terlalu padat seperti Bogor, Bandung, Yogyakarta, dan Solo
Bapak bapak sperti ini membuktikan bahwa banyak orang cerdas di ngeri ini, dengan penjelasan yg panjang dan detail.
Setahu saya vertikal housing seperti apartment di barat sudah mulai ditinggalkan karena menjadi sarang kejahatan seperti narkoba, hjman trafficing, prostitusi dll....kecuali apartment mewah yg jumlah unit hanya sedikit
@@jualrumahbagus apasi wkwkwk
di Indonesia akan sulit di terapkan, pemerintah mungkin diuntungkan soal biaya dan waktu pembangunan yanv dipangkas, hanya kontraktor akan repot soal biaya yang lebih sedikit
Gen Z harus menyukai konten seperti ini, bukan sibuk mecari The Nuruls
Siap belajar, coach. Selalu dahsyat mashallah
Semoga di Indonesia segera hadir..kesal, letih dan bosan mengahdapi oknum2 tukang yg menjengkelkan
Sebenrnya ini sudah lumrah di dunia konstruksi saat ini. Selama saya kuliah dulu sudah di ajarkan menagemnt yg bagus dengan cara moduler. Bangunan* tidak d bangun di lokasi proyek alisan cor cast in. Beton precest dah lumrah contohnya bumn* sudah menerapkan adhikarya,berantas dan sebaginya sudah melaksanaknya. Klok dari awal kalender pelaksanaan proyek tidak mukin 19 hari dengan lantai yg lebih dari 10 lantai.
Bisnis properti jangan mau dimonopoli harus ada pesaing baru dengan sungguhan segar buat para konsumen
Di Indonesia terkendala jalan yg sempit, kirim ke tempat bisa jdi masalah yg besar
inovasi konstruksi yang minimalisir waktu, tenaga.
kontraktor pasti senang dgn konsep ini krn kehilangan semen, pasir dan lain² dapat di minilisir.
ongkos premam jg berkurang krn pembangunan cepat selesai
Mari selalu berbuat banyak kebaikan 🔥
Kalo bangunan yg lebih tinggi dari burj khalifa beneran bisa dibangun
Mohon bahas distrupsi Bata merah yang digantikan oleh Bata ringan
habis ntn the overpost jd ngerti kenapa prefab ga laku di ind, karena si developer gaada urgensi buat bangun cepet" soalnya perlu modal dari penjualan dulu, perlu waktu buat jualan
tidak ternasuk:
1. proses penggalian dan pembangunan pondasi
2. proses pembuatan modul 🤔
hebat memang jika teknologi itu diterapkan di. indonesia kayanya ga ada yg korupsi 👍
Terimakasih... Rahayu
Sangat setuju 👍🏻
Gilak dia pake hvac udh kayak aliran udara di industri obat
Cocok diterapkan di Jakarta, rumah tapak sudah terlalu semrawut
Maka, BENAR QUOTES INI ~
" *Tuhan menciptakan langit dan bumi.* Sisanya, dibuat oleh orang-orang China " ~