Hikmah dari video ini saya mengajak kaum muslimin agar berdoa kepada Allah bukan cuman minta kepintaran, akan tetapi yang paling utama minta petunjuk kepada Allah, karna orang yang Allah beri kepintaran belum tentu benar dalam menjalani agama, akan tetapi orang yang Allah berikan petunjuk sudah pasti benar dalam menjalani agama Barakallahu fiikum
Sebenarnya paham seperti ente ini sudah benar tapi buat orang yg gak pakai akalnya atau akalnya lemah. Tapi tingkat lebih tinggi bagi orang yg menggunakan akalnya, penjelasan ustad nuruddin diatas sudah sangat jelas
Saya tambahin, salahnya golongan ente adalah menyalahkan dan menyesatkan pendapat orang yg akalnya kuat seperti ustadz nuruddin. Jadinya nte ini orang bodoh yg menyalahkan orang pintar.
pantesan beliau ini rujukannya SUFFI, Ulama sufi sering menggunakan logika dan akal dalam memahami ajaran agama, namun sering kali hal ini dianggap lebih mendominasi daripada penekanan pada dalil Al-Qur’an dan Hadis. Pendekatan seperti ini biasanya disebut sebagai metode ahlul kalam, yang seringkali dikaitkan dengan kelompok Asy’ariyah, metode ini dianggap rentan terhadap syubhat karena lebih menonjolkan penalaran dibandingkan pemahaman langsung dari nash Al-qur'an. Sebagai pelajaran penting, kita sebaiknya merujuk pada metode ulama salaf yang berdasarkan pemahaman murni terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata metode ulama sufi atau filsafat.
@ilhamamir2636 Belajar dari sosial media atau tempat manapun itu sah-sah saja selama kita kritis dan selalu merujuk pada dalil yang shahih. Tidak semua yang disampaikan oleh seseorang, meskipun memiliki sanad ilmu, berarti bebas dari kekeliruan. Menilai pemahaman yang menyimpang cukup dengan ilmu, bukan kepintaran, karena agama ini tegak dengan hujjah yang jelas. Semoga kita selalu diberikan pemahaman yang lurus
@@ismailarafat4267 من تعلم بغير شيخ فشيخه شيطان Tapi sayangnya anda mengkritik ust yg paham tata bahasa Arab, tau ilmu shorof, nahwu dll.. Di ayat alquran ketika kita bahas dengan ilmu nahwu الرحمن علي العرش استوى Pada lafadz علي ( diatas) itu bukan menunjukkan arti tempat, coba deh belajar nahwu dulu baru mengkritik.. Tapi علي makna nya استعلاء (tinggi) sma sekali bukan bermakna tempat... Banyak yg mnkrtik ust tapi sayangnya saya liat yg mengkritik orang² yg tdk pernah ngaji... من قل علمه كثر اعتراضه
@ Kaedah Penting dalam Makna ayat Al-Quran itu sesuai dengan bahasa Arab yang fasih dan dipahami generasi pertama umat ini (Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in), Menyelewengkan makna hanya akan membawa kebingungan dan menjauhkan dari pemahaman yang benar. dalam memahami ayat seperti QS. Thaha: 5, kita perlu kembali ke pemahaman ulama salaf seperti Imam Malik yang mengatakan bahwa istiwa itu jelas maknanya, tetapi kita tidak mengetahui bagaimana kaifiyatnya. Allah bersemayam di atas ’Arsy sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa kita menyerupakan-Nya dengan makhluk. Contoh, manusia punya kaki, meja punya kaki, monyet punya kaki dan seterusnya, tentu kesemua itu berbeda. Yang bermasalah itu otak kita yang sibuk membayangkan bagaimananya Allah, akhirnya tersesat dengan kepintaran katanya tadi, ulama salaf dari dulu sampai sekarang cukup IMANI, Semoga Allah memberikan kita pemahaman yang lurus berdasarkan Al-Quran, As-Sunnah, dan pemahaman para sahabat.
-Dalil al qur'an banyak sekali menunjukan allah di langit. -Tidak sibuk masuk urusan allah,membagaimanakan allah kerena -Akal itu terbatas -Agama itu bukan harus sesuai dengan akal manusia yang lemah tetapi bagaimana beriman terhadap yang ghaib yang di kabarkan allah dan rasulnya. -Nabi mi'raj kelangit bertemu allah dan menerima perintah shalat. -Sebelum itu nabi muhammad bertemu nabi nabi yang lain juga di langit. -Tabiat seorang manusia sering mengatakan serahkan pada yang di atas. -Orang orang berdoa mengangkat tangannya ke langit. -Seorang budak yang di tanya oleh nabi tentang keberadaan allah dan dia menjawab di langit kemudian di merdekakan.
@Santai14aja Akhi...kamu berpikirnya terlalu jauh,kamu terlalu sibuk bermain dengan akalmu,kamu memaksakan akalmu untuk mencapai ranah allah, Kata imam malik rahimahullah ketika di tanya tentang istiwa' allah maka beliau berkata: Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah, dan aku tidak melihatmu kecuali dalam kesesatan" Kemudian imam malik menyuruh orang tersebut pergi dari majelisnya. Ketika berbicara yang ghaib maka harus ada dalil yang datang dari allah dan rasulnya ketika allah mengatakan dirinya berada di langit,maka kita mengimaninya,dan cukup sampai disitu,tak perlu pertanyakan jadi allah butuh sma langit,jadi dimana allah sebelum diciptakannya langit,jadi,jadi,jadi,jadi,...kok kamu menanyakan hal yang ghaib Apkah para sahabat dulu menanyakan tentang ayat ini jadi bagaiamana allah,jadi bagaimana allah,...?
@tbiteguhlimin1193 lahh ente tidak ngaji yaa pertanyaan itu kan pernah di tanyakan juga oleh sahabat ke Rosulullah,makanya jangan sok tau klo ga tau, Dalam suatu hadits Riwayat Imam Ahmad disebutkan: “Dari Waki’ bin Udus, dari pamannya yaitu Abu Razin, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita Yang Maha Mulia sebelum menciptakan makhluknya?”. Rasulullah bersabda: “Allah berada di Ama’, di bawahnya tak ada udara dan di atasnya tak ada udara, kemudian Allah menciptakan Arasynya di atas Air”. (HR. Ahmad) Jadi jawabannya adalah Allah berada di Ama’. Tapi apa Ama’ itu? Imam al-Hafidz Ali al-Qari menjelaskan maksud kata Ama’ di atas sebagai berikut? “Sang Qadli berkata: Yang dimaksud dengan Ama’ adalah sesuatu yang tak bisa diterima oleh imajinasi dan tak bisa digapai oleh akal dan pemahaman. Nabi menunjukkan ketiadaan tempat dengan sesuatu yang tak bisa dimengerti dan diimajinasikan. Dan, juga memenunjukkan ketiadaan sesuatu yang memuatnya atau udara yang melingkupinya. Istilah ini secara mutlak dimaksudkan pada suatu kekosongsan murni (khala’) yang merupakan istilah bagi ketiadaan jism (materi). [Hal ini] agar lebih mudah dimengerti oleh pendengar” (Ali al-Qari, Mirqath al-Mafatih, IX, 3661).
@@tbiteguhlimin1193 ente jangan bohong yaa, Makna Al Istiwa' Ma'lum Banyak yang menyangka bahwa kata kata yang termasyhur dari Imam Malik bin Anas (w. 179) الاستواء معلوم bermakna bahwa yang diketahui adalah makna kata Istiwa'. Sehingga disebarluaskan pada masyarakat bahwa makna Istiwa' telah diketahui, sedangkan yang tidak diketahui adalah kaifiyyah atau caranya. Padahal Imam Malik tak pernah menyatakan bahwa makna Istiwa' telah diketahui. Itu hanya tambahan penafsiran untuk "menframing" ucapan Imam Malik. Imam Malik hanya menyebut : Istiwa' diketahui. Diketahui apanya ??? Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki dalam kitab beliau HuwalLah halaman 29 memberikan penjelasan penting : Berkata al Hafidh Al Abdari dalam kitab Dalil beliau, bahwa riwayat Al Lalika-i dari Sayyidah Ummu Salamah (w. 57 H) dan Imam Robi'ah bin Abdurrahman (w. 136 H, guru Imam Malik), الاستواء غير مجهول Maka maksudnya adalah غير مجهول وروده فى القران Diketahui bahwa Istiwa' disebutkan dalam Al Qur'an. Jadi, makna ma'lum (diketahui) dalam ucapan Imam Malik, dan juga sebelumnya dalam ucapan Sayyidah Ummu Salamah dan Imam Robi'ah, adalah ma'lumul wurud (diketahui bahwa itu disebutkan dalam Al Qur'an), bukan ma'lumul ma'na. Dalilnya adalah adanya riwayat lain dari Al Lalika-i yang menggunakan redaksi : الاستواء مذكور Istiwa' itu disebutkan dalam Al Qur'an. Penjelasan Syd Muhammad Al Maliki ini sangat penting dalam memahami ucapan Imam Malik yang sering disalahpahami tersebut.
Alhamdulillah, senang rasanya melihat banyaknya komentar² yg paham tentang bagaimana menyikapi persoalan "Allah di mana?" Karena banyak sekali orang-orang yang lebih mengedapankan akal daripada dalil/wahyu, padahal ada banyak sekali dalil dalam Al-Qur'an dan Hadits yang menyatakan kalau "Allah berada di atas", "Allah beristiwa' di atas 'Arsy", Tapi mereka menolak pernyataan Allah dan Rasul-Nya seakan mereka lebih pandai
@@ArticleWritter Sebenarnya maksud mereka baik, tapi cara pandangnya keliru karena akal didahulukan dari wahyu, kalau tdk sesuai akal mereka akan takwil sesuai hawa nafsunya 👍
Allah di atas* Arshy *atas bermakna kedudukan, kemuliaan Allah Maha Besar, besar tak terhingga melebihi makhluk ciptaanNya Allah lebih dekat dari urat nadimu, berarti Allah meliputi semua makhlukNya. Kita semua dan alam semesta dalam genggamanNya
Al-Qaadliy Abu Bakr Al-Baqillaniy berkata :  Bab : Apabila ada seseorang yang bertanya : “Dimanakah Allah ?”. Dikatakan kepadanya : “Pertanyaan ‘dimana’ adalah pertanyaan yang menyangkut tempat, dan Dia tidak boleh dilingkupi oleh satu tempat. Tidak pula satu tempat bisa meliputi-Nya. Namun, kita hanya boleh mengatakan (atas pertanyaan itu) : ‘Dia berada di atas ‘Arsy-Nya’, dimana hal itu tidak berkonsekuensi makna wujud badan (jism) yang bersentuhan dan berbatasan/berdekatan. Maha Tinggi (Allah) dari atas semua itu dengan setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya !” [At-Tamhiid, hal. 300-301]. Faedah yang dapat kita ambil dari perkataan Al-Baqillaniy rahimahullah di atas antara lain : 1. Penegasan Allah berada di atas ‘Arsy, yang dalam waktu bersamaan terdapat penafikkan bahwa Allah dilingkupi atau berada di dalam tempat tertentu. Oleh karena itu, di sini Al-Baqillaniy telah menggabungkan dua pernyataan sekaligus : Allah berada di atas ‘Arsy dan menafikkan dilingkupi oleh satu tempat. 2. Penegasan Al-Baqillani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy itu tanpa perlu mengkonsekuensikan Dia mempunyai badan (jism) - seperti makhluk. 3. Ketika muncul pertanyaan : ‘Dimana Allah ?’, Al-Baqillani hanya mencukupkan dengan jawaban : “Dia berada di atas ‘Arsy”, tanpa mengkaitkan (atau men-takyif) hal-hal yang berkaitan dengan makhluk. Wallaahu a’lam bish-shawwaab. Albaqillani tokoh generasi awal asyairoh.
Ketika di tannya di mana langit ? Tentu di atas bumi, Apa langit butuh sama bumi ? Apakah langit ada tiang penyangga sebagai penahan ke bumi ? Bagaimana ruang yang di tampati langit pun kita gak tau. Apakah ada sesuatu yg meliputi langit, kita pun gak tau. Nah..Ini baru sesama makhkuk ciptaan. Apalagi sang pencipta,tentu akal manusia tak bisa mncerna, Daripada akal gak bisa terima kedudukan atau keberadaan Allah sesuai dengan yg dibwahyukan( karena terracuni filsafat), mnding dan lebih selamat bagi kita mengimani apa yg telah di kabarkan melalui wahyu-Nya
Yang sering diangkat juga (karena bumi bulat) adalah "atas ku ma atas mu beda".. diucapakan jg oleh UFS.. Padahal langit aja yang notabene makhluk tetep disebut diatas, walau disisi bumi lain nunjuk ke arah berbeda.
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
@@proplayerartofwar3522 Adanya dikhayalan, seakan2 tdk ber Tuhan Karna kalau konsekwen dg aturan yg dibuat mereka sendiri akan didapat sifat tuhan itu selalu sama dg makhluk.. Biar tdk sama pakai istilah2 yg bingungkan sendiri, plin plan.. Maka wajar pada akhirnya Fakhrurroozi sendiri, pendiri dan tokoh utama ahlulkalam bin kelam menjelang akhir hayatnya menyesal, menangis dan taubat!!
Akidah Asya'irah yang datang belakangan, terpengaruh oleh filsafat Yunan. Imam Asy Syafi’i sampai berkata : مَا جَهِلَ النَّاسُ، وَلاَ اخْتَلَفُوا إلَّا لِتَرْكِهِم لِسَانَ العَرَبِ، وَمِيلِهِمْ إِلَى لِسَانِ أَرْسطَاطَالِيْسَ. “Tidaklah manusia itu menjadi jahil (dalam masalah agama), kecuali karena mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih condong pada perkataan Aristoteles” (Siyar A’lamin Nubala, 8/268). Aku bersama Imam Syafi'i sesuai dengan madzhab fiqih ku.
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah beliau mengatakan: أنكرتم أن يكون الله على العرش وقد قال تعالى الرحمن على العرش استوى “Mengapa kalian mengingkari bahwa Allah berada di atas Arsy? Padahal Dia sendiri telah mengatakan: ‘Allah yang maha pengasih itu berada di atas Arsy’ (Qs. Thaha: 5). [lihat: Arradd alaz Zanadiqah, hal 287].
Sangat jelas dan gamblang. Seharusnya mudah dimengerti. Tapi banyak yang terjebak dalam logikanya sendiri atau dogma yang dibuat sendiri. Akhirnya menyimpang dari makna yang asli. Ikutilah petunjuk Alloh Ta'ala dan Rasul-nya agar selamat
Demi zat yang jiwaku ada ditangan nya Allah azza wa jalla di Atas Arsy “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy” [Al A’raf/7 : 54] Akal harus tunduk kepada Wahyu bukan sebaliknya .
@@Santai14aja tipikal pertanyaan ahlukalam filsafat.. para sahabat ketika turun ayat2 berkenaan dengan sifat Allah tidak ada sok2an tanya sepertinya halnya kaum filsafat..
@@Santai14aja Sifat ‘Uluw (Tinggi) Allah Subhanahu wa Ta’ala, terbagi menjadi umum dan khusus. Umum ditinjau dari ketinggian-Nya atas seluruh makhluk; dan khusus, jika ditinjau dari bersemayamnya di atas ‘Arsy setelah penciptaan langit dan bumi. Dari sini Ahlus-Sunnah menetapkan ketinggian Dzat Allah, Dzat-Nya yang Maha Suci. Dia ada sebelum penciptaan makhluk, sebelum penciptaan langit dan bumi, serta sebelum adanya waktu dan tempat. Kemudian, setelah menciptakan ‘Arsy, Dia bersemayam di atasnya. Di sini bisa disimpulkan bahwa ketinggian adalah sifat dzatiyah[3] Allah. Sedangkan bersemayamnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas ‘Arsy adalah sifat fi’liyah ikhtiyariyah,[4] maka Allah bersemayam kapan saja dan dengan cara apa saja yang Dia kehendaki. Al-istwâ` (bersemayam), al-‘uluw (tinggi) dan al-irtifa’ (ketinggian) mempunyai empat arti. Berarti ‘ala (di atas), irtafa’a (tinggi), sha’ada (naik), dan istaqarra (tetap) tanpa perlu ditanyakan bagaimananya. Seperti jawaban Imam Mâlik ketika ditanya tentang istiwâ`, beliau berkata: “Al-istiwâ` tidaklah asing (yaitu bisa difahami) dan wujudnya tidak masuk akal (tidak mampu difahami akal), sedangkan mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah,” kemudian beliau memerintahkan untuk mengeluarkan si penanya dari masjid. Oleh karena itu, Ahlus-Sunnah menetapkan ketinggian Dzat Allah dan sifat ‘uluw (tinggi) secara umum atas seluruh makhluk sebelum penciptaan serta sifat ‘uluw (tinggi) secara khusus, yaitu ketinggian dan bersemayam-Nya setelah penciptaan Arsy. Sehingga sifat ‘uluw (tinggi) yang umum melekat dengan Dzat-Nya, sedangkan sifat ‘uluw (tinggi) secara khusus berkenaan dengan kehendak dan pilihan-Nya.
@@Santai14aja Ayat-ayat Al-Qur’ân yang menerangkan sifat ‘uluw (tinggi) bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah banyak. Di antaranya firman Allah Ta’ala: أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang. [al-Mulk/67:16]. Maksud ‘Dzat yang berada di dalam langit’ ialah Dzat yang berada di atasnya. Jadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berada di atas langit (bukan di dalamnya, pent.). Lantaran jumlah langit adalah tujuh, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berada di atas langit ke tujuh. Tempat ‘Arsy berada di atas langit tujuh. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala bersemayam di atas Arsy tersebut sesuai dengan kesempurnaan-Nya, sedangkan ilmu-Nya meliputi segala tempat. Ini karena kata sambung (في, fii) pada ayat di atas mempunyai arti “di atas” (fauqiyyah dan ‘uluw), bukan sebagai zharfiyyah (keterangan tempat). Ketika kita mengatakan الماء في الكوز (air di dalam cangkir), dalam perkataan ini (في) menjadi keterangan tempat (zharfiyyah), sehingga diartikan “di dalam”. Seperti halnya kita mengatakan الطُّلاَّبُ فِيْ الْقَاعَة (murid-murid di dalam kelas). Karena kelas mengelilingi mereka, maka diartikan murid-murid “di dalam” kelas. Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi pada Allah, dimana langit mengelilingi-Nya. Maka kita artikan (في) dengan “di atas”, karena ini juga salah satu makna (في).
@@Santai14ajapertanyaan yg sia2 karena gak akan ada jawabannya .. Dari ayat yg sama ,coba lu sebagai ahli kalam jawab pertanyaan ini .. Kalau Allah maha kuasa kenapa Allah butuh enam masa buat menciptakan langit dan bumi?
Bersemayam itu apa? Di atas itu apa ? Bagaimana dgn Allah lebih dekat dg hamba di kala sujud? Bagaimana dg Allah lebih dekat dari nadi? Bagaimana dg Allah di manapun hambaNya berada ? Jadi Arsy itu apa? Apa dia selalu ngikutin Allah? Katanya Arsy diatas langit..langit lebih luas dari bumi. Jadi ada waktunya g diatas dong..brrti ingkar sendiri sama ayat..
@@AndrieSetiawanAD12 istawa ala Arsy itu lo mereka bersemayam di atas.. Jgn ditanya bersemayamnya Allah itu apa? Di atas bagi Allah itu apa?lha namanya bersemayam ya semuanya faham itu apa maksudnya, dan di atas semua bisa nangkap apa itu di atas kan..kecuali g ngotak yg g ngerti apa itu di atas.. nnti disebut di atas adalah di bawah😝😝, atau di atas tapi bukan di atas.. bersemayam tapi g bersemayam 😝😝 ada tapi ga ada..
Yakini saja pemahaman yg disampaikan ustadz anda. Kami ahlusunah meyakini pemahaman yg disampaikan beliau ustadz Nuruddin. Jika berbeda, ya memang beda. Sementara mayoritas ulama meyakini keberadaan Allah sebagaimana yg disampaikan ustadz Nuruddin.
Saya lebih Yaqin ke ajaran Ust Khalid dan ustad2 Wahabi mengenai bab ini TAUHID ,kenapa? Karena beliau menjelaskan keberadaan Allah itu diatas Arsy tapi bukan berarti butuh tempat beda dg sifat kita manusia yg sipatnya butuh kekurangan akan Rahmat Allah,manusia itu otaknya terbatas makannya Allah menjelaskan dirinya diatas Arsy biar kita mudah dan khusyuk ke yg maha diatas segalanya
Wajah dalam arti apa dulu, metafora kah...? Wajah itu kata yg digunakan untuk mendefinisikan mahluk sedangkan tuhan itu dzat, Ketika lu ritual atau semacamnya, semua yg lubayangkan akan bentuk tuhan, itu semua salah, karena hanya dapat dipahami sifat2Nya
Akidah imam 4 madzhab meyakini Allah berada di atas arsy - imam hanafi menuliskan " Sesungguhnya Allah Yg Maha suci lagi maha tinggi berada di atas langit bukan di bumi (riwayat al baihaqi dinukil ibnu qoyyum dalam ijtima'ul juyusy al islamiyyah) -imam malik menyatakan " Allah berada di atas langit, sedangkan ilmu Nya di seluruh tempat. Tidak ada satu pun tempat yg kosong dari pengetahuan dan ilmu Nya( riwayat ibn Abdil barr dalam at Tamhiid - imam asyafi'i beliau mengemukakan hadits dengan sanad kitab nya al umm, yaitu hadits di saat hamba sahaya wanita di tanya oleh baginda nabi" Di mana Allah? lalu wanita itu menjawab " Diatas langit, nabi bertanya lagi "siapa kah aku ? wanita itu menjawab " Anda adalah utusan Allah lalu nabi bersabda " Merdekakan dia" - imam hambali pernah ditanya lalu beliau menjawab " Ya, Dia Allah berada di atas Arsy Nya, tidak ada satupun tempat yg kosong dari ilmu Nya(nukilan perkataan al khallal dalam kitab al uluw lil'Aliyyil Ghaffar karya adz Dzahabi hal 176)
Aqidah kami adalah Allah beristiwa di atas 'arsy yang agung, adapun bagaimananya bukan urusan kami. Kami tidak butuh ahli filsafat untuk menjelaskan. Cukuplah Allah dan rasul saja.
Sebenarnya paham seperti ente ini sudah benar tapi buat orang yg gak pakai akalnya atau akalnya lemah. Tapi tingkat lebih tinggi bagi orang yg menggunakan akalnya, penjelasan ustad nuruddin diatas sudah sangat jelas.
@@yads2246 Secara tidak langsung anda mengatakan Imam Malik Rahimahullah akalnya lemah & tidak menggunakan akalnya, karena pernah ketika Imam Malik rahimahullah ditanya tentang istiwa’ Allah, maka beliau menjawab: َاْلإِسْتِوَاءُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ، وَالْكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ، وَاْلإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ، وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ، وَمَا أَرَاكَ إِلاَّ ضَالاًّ. “Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah, dan aku tidak melihatmu kecuali dalam kesesatan.” Kemudian Imam Malik rahimahullah menyuruh orang tersebut pergi dari majelisnya.
tapi saya ada temen yg ber pemahaman bahwa Allah tidak butuh tempat Dia tidak di atas, tidak di bawah, tidak di kanan, tidak di kiri. suatu ketika ada masalah yang menimpa dia dan dia berkata "saya serahkan semua kepada yang di atas" terus saya tanyakan loh sekarang sudah percaya Allah di atas? eeeh dia merevisi ucapannya "saya serahkan semua kepada yang ada di mana-mana" hahahaha ketahuilah ucapan yang pertama itu merupakan fitroh manusia sudah tertanam di bawah alam sadar meyakini Allah berada di atas. sedangkan yang kedua karena dari apa yang dia dengar dan apa yang dia yakini walaupun bertentangan dengan fitrohnya. fun fact : ustadz-ustadz yg ber pemahaman Allah tidak di atas pada saat ceramah/ngisi kajian secara refleks dan tanpa sadar sering mengacungkan jarinya ke atas ketika menyebut nama Allah/ hal-hal yang menisbatkan dzat Allah. sudah saya buktikan sendiri.
Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah: Allah Bersemayam di atas 'Arsy. Disebutkan dalam fatwa tersebut: “Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah beristiwa' atau bersemayam di atas 'Arsy, dan kita wajib beriman kepada-Nya dengan tidak perlu bertanya-tanya bagaimana dan dimana
Sama seperti pemahaman para ulama salaf, namun jauh berbeda dengan orang yg mengaku bermazhab asyari maturidi. Apa yg tak sesuai akalnya mereka takwil walaupun itu firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahkan sifatNya pun mereka tentukan hanya 20. Itu kalau saya tidak salah. Allahu a'lam.
Ya betul itu, gak ada salah toh keimanan orang itu beda beda tingkatannya, seperti Nabi yang menjawab pertanyaan seorang ANAK KECIL, Alloh istawa alal Aras, jawaban keimanan seorang Anak Kecil, keimanan seorang anak kecil, tau kan anak kecil klo bedebat.. aku yg benar kamu yang salah, aku, aku, aku, yaa mudah2an bisa difahami.. intinya gak ada yang salah, yang salah kalau gak beriman itu aja.. tapi perlu di ingat.. keimanan orang itu tingkatannya beda beda tergantung ilmunya.. kenalnya dengan Alloh
Alhamdulillah,saya dimudahkan dg memahami aqidah ahlussunnah yg diantara banyak aqidah2 yg sesat mengaku ahlussunnah seperti ini. Sesungguhnya aqidah ahlussunnah sangat mudah di fahami Allah berada di atas langit di atas arasy
@MadKrepock Allah sendiri yg menyatakan dalam surat Al maidah 64, Azzumar 67. Aqidah Ahlussunnah itu mudah di fahami,tidak seperti aqidah sesat asyariyyah
@kaijennsen1977 nah itu kau.. (mudah di fahami🤣) di kira Al-Qur'an itu buku biasa apa!? Kalau bukan ahlinya.. menafsirkan Al-Qur'an dgn mudah dan sembarangan..maka akan mudah tersesat... seperti halnya Kaum khawarij...
Kodarullah. Kbnyakan umat yg mngikuti akidah sprti anda trmasuk saya dulu sblum berhijrah.. Sampai skarang saya liat ibadah nya semaunya berdasarkn hwa nafsu bahkan yg wajib pun udah jelas2 sholat itu wajib tp bnyak yg di tinggalkan dgn alasan allah memaklumi.. Nauzubillah... Ini fakta n saya trmasuk plaku.. Miris nyaris dulu khidupan saya sblm hijrah gak tau n gk prnah ngobrolin akhirat aplagi hadis ayat kur' an. Alhmdulillah brbeda dgn skarang lbih hati mnjaga lisan cara2 ibadah yg benar mnurut cara allah.. Sprti baru mngenal ini islam yg sbenarnya oh ini rasanya sholat yg bgitu nikmat mnuru cara allah n rosul nya alhmdulillah.
Wah, penjelasannya mudah sekali dipahami, ustadz! Alhamdulillah~ Enf, ternyata begini ya penjelasan yang ditulis oleh Imam Fakhruddin Ar-Razi ini, asli, mudah banget dipahami! Apalagi oleh ustadz Muhammad Nuruddin yang menyampaikannya dengan terjemahannya yang benar-benar pas, jadi kerasa feel'snya! Fufufu~ Tolong diperbanyak lagi, ustadz, video-video dengan berbagai referensi kitab-kitab Ahlussunah yang ustadz sampaikan kepada kami sebagai pendengar, khususnya, bagi orang-orang yang masih belum paham bahasa Arab. Terima kasih atas ilmunya, ustadz, sehat selalu!
Dlm rumah tangga (contoh) Istri menyuruh utk beli lele Kira2 suami kalau belinya ikan mujair atau gurame. Karena mungkin yg dimaksud istri lele adalah ikan2 yg hidup diair tawar. Sama suami yg beli ikan lele, Kira2 pulang2 mana yg akan dimarahi istri?? “Dan sesungguhnya telah Kami MUDAHKAN Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).
Ustadz Muhammad nuruddin jarang ngmbil Ulama ahlussunnah dari kalangan Ulama SUNNAH..Tp selalu ngambil dari ahlulkalam, filosof yg dianggap ahlussunnah Padahal benci SUNNAH dan ngagungkan akal sebagai dalil qot'i.. Silahkan cermati dg baik, jgn terpengaruh retorika cantiknya!
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Akidah Ahlussunnah "Arrahman alal arsystawa" Dan "laisa kamitslihi syai" "Allah beristiwa dan istiwanya tidak sama dengan makhluk" Selesai titik Ga usah dipertanyakan karna mempertanyakan nya bid'ah (imam Malik)
Benar kata ustadz nidlol mashud fatal orang yang mempertanyakan atau mengkritik tentang apa yang Allah sebutkan dirinya sendiri dalam Al-Qur'an... Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur'an ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ Artinya: “Kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).” Dan dalam Surat Thaha: 5 dengan lafazh: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى Artinya: “Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana) berada.” Begitu pula perkataan imam malik ketika ada seseorang bertanya kepada beliau dimana Allah... Beliau menjawab sesuai yang Allah firmankan di dalam Al-qur'an.. Padahal imam malik termasuk imam ahlusunnah yang lebih layak diambil ilmunya tentang topik bahasan tersebut ketimbang fakhruddin ar razi.... Inilah kesalahan seseorang ketika mengambil ilmu ulama akhirin untuk membantah ilmu ulama terdahulu... Padahal seharusnya ulama terdahulu digunakan untuk membantah pemahaman ulama akhirin yang tidak sejalan dengan ulama terdahulu...
Alangkah baiknya Arsy tetap diartikan sebagai Arsy, dan kita cukupkan Allah berada diatas Arsy beristiwa Tanpa perlu mengartikan Arsy itu singgasana Wallahu'alam
1. الإمام أبو حنيفة (80-150 هـ) - المذهب الحنفي قال الإمام أبو حنيفة في كتاب الفقه الأكبر: > "من قال: لا أدري أالله في السماء أم في الأرض، فقد كفر، لأن الله تعالى يقول: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه: 5)، وعرشه فوق السماوات." هذا يدل على أن الإمام أبو حنيفة أثبت أن الله على العرش، ولكنه ينزه الله عن مشابهة المخلوقات. --- 2. الإمام مالك بن أنس (93-179 هـ) - المذهب المالكي قال الإمام مالك عندما سُئل عن قوله تعالى: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه: 5): > "الاستواء معلوم، والكيف مجهول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة." هذا القول يشير إلى إثبات الإمام مالك لصفة الاستواء مع تفويض الكيفية لله عز وجل. --- 3. الإمام الشافعي (150-204 هـ) - المذهب الشافعي قال الإمام الشافعي كما نقل عنه: > "نثبت أن الله على عرشه كما وصف نفسه في كتابه، من غير سؤال عن الكيف." هذا يعكس منهجه في تفويض الكيفية مع إثبات المعنى الظاهر للنصوص. --- 4. الإمام أحمد بن حنبل (164-241 هـ) - المذهب الحنبلي قال الإمام أحمد بن حنبل: > "الله على عرشه بائنٌ من خلقه، نؤمن بذلك بلا تمثيل ولا تكييف." كان الإمام أحمد ينكر التأويل الذي ينفي ظاهر النصوص، ويثبت صفة الاستواء كما وردت في القرآن والسنة. --- الخلاصة العامة اتفق الأئمة الأربعة على: 1. إثبات صفة الاستواء على العرش كما ورد في القرآن (الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى - طه: 5). 2. تنزيه الله عن مشابهة المخلوقات (ليس كمثله شيء - الشورى: 11). 3. تفويض الكيفية إلى الله عز وجل. 4. النهي عن الخوض في التفاصيل لأنها من الغيب.
--- 1. الإمام أبو حنيفة (80-150 هـ) كتاب الفقه الأكبر، لأبي حنيفة، باب العقيدة. النص: "من قال: لا أدري أالله في السماء أم في الأرض فقد كفر...". تحقيق: رواه الإمام المكي في كتابه شرح الفقه الأكبر، ص 302. 2. الإمام مالك بن أنس (93-179 هـ) التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد، لابن عبد البر، ج7، ص138. القصة: سئل الإمام مالك عن الاستواء فقال: "الاستواء معلوم، والكيف مجهول...". هذا القول مشهور وثابت عن الإمام مالك في كتب التفسير والعقيدة. --- 3. الإمام الشافعي (150-204 هـ) مناقب الشافعي، للإمام البيهقي، ج1، ص404. النص: "نثبت لله ما أثبته لنفسه في كتابه، ونفوض الكيف إلى الله". الإمام البيهقي نقل منهج الإمام الشافعي في العقيدة بشكل واضح. --- 4. الإمام أحمد بن حنبل (164-241 هـ) لمعة الاعتقاد، لابن قدامة المقدسي، ص6. النص: "الله على عرشه بائن من خلقه، بلا تمثيل ولا تكييف". أيضًا ورد في الرد على الجهمية، للإمام أحمد، ص29. --- الآيات القرآنية المتعلقة بالموضوع: قوله تعالى: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه: 5). قوله تعالى: وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا (الفجر: 22). قوله تعالى: إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ (فاطر: 10).
Ketika saya dulu belajar agama ketika pelajaran tauhid ..yang diajarkan adalah aqidah Asy'ariah ..saya mengikuti meski pikiran saya merasa janggal . Kemaren saya kongkongko dengan gus yang lumayan terbuka untuk diajukan pertanyaan..saya tanya kontradiksi aqidah Ahlu Sunnah dan wahabi.. seperti kata ustad ini jawabannya..Alloh bertempat itu mustahil...terus saya teringat dulu hal yang mengganjal ,, kenapa aqidah Asy'ariah memulis 20 sifat wajib dan sifat jaiz dan sifat mustahil...bukankah tidak ada yang mustahil, bagi Allih yang maha kuasa atas segalanya? Terus sifat itu bisa di deskripsikan kalo ada objeknya,,sedang Alloh adalah hal gaib bagaimana cara imam al asyar'i mengamati objek Alloh , dan dalam Al Qur'an juga tidak ada mengatakan aku punya sifat 20 wajib , jaiz dan mustahil .tidak ada nabi juga tidak mengajarkan itu ..beliau menjawab itu hanya metode alat bantu untuk menuju tauhid yang benar...terus jawab apa barometer tauhid benar tidak cukupkah al Qur'an? .. beliau tersenyum,, agak sulit menjelaskan ke anda yang terlalu kuat filsafat baratnya.😅😅
Pak Ustad ini beberapa kali mengatakan kata "MUSTAHIL" kepada Dzat yg Maha Kuasa,beliau mengatakan kata "MUSTAHIL" untuk Penciptanya. Seakan2 Pak Ustad ini tau betul keadaan Allah itu bagaimana. Saya mah takut da sama Allah. Cukuplah saya beriman kepada Allah mengenai kabar2 yg disampaikan oleh Allah itu sendiri.
Banyak sekali komentar yang kontra dengan pak ustad, dan semoga beliau terbuka pemikirannya sehingga bisa menerima ayat Alloh yang berbicara tentang Alloh. Takwil oleh manusia itu bisa benar dan bisa salah, bahkan bisa tersesat yang jauh sekali. Paling selamat adalah mengikuti Alloh Ta'ala dan Rasul-nya. Bagi pak ustad dan yang sepemikiran dengan beliau ini semoga masih bisa belajar lagi dari versi lain. Karena jelas goncang syad, dan penuh kerancuan.
@@fauzizain6386 susah kalau org mengedepankan akalnya dibanding wahyu. Padahal sudah disampaikan melalui bermacam2 ayat & hadits yg menerangkan bahwa Allah berada diatas langit.
@ncumeengaming9734 emang situ mahami wahyu pake dengkul... ? Situ mahami wahyu secara tekstual itu juga pake akal... hanya saja akalnya tumpul gak mau mikir, gak mau melihat dalil secara menyeluru, gak punya metode usul yg jelas dan bersanad.
maha suci Allah, Allah memperlihatkan ulama yang berpegang teguh dengan sanad keilmuan yang benar. bukan dari opini pribadi di era orientalis, sekuler yg sangat menyesatkan tanpa adanya dalil dri sunah dan alquran, serta ulama bersnad. semoga umat islam dijaukan dr gus2an, habib palsu, kyai, ustad, yutuber yg menyesatkan. barakallah fiikumm ustad muh nuruddin
Mungkin ustad ini lebih menyukai kitab2 karangan manusia daripada kitab yang diturunkan oleh tuhan seluruh alam (Allah SWT). Sebenarnya kami yang mengimani Al quran tidak akan pernah menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya, kami hanya mengimani apa yang terkabar di dalam alquran, di dalam alquran pun telah menjelaskan meskipun dalam beberapa ayat terdapat kata wajah Allah, tangan Allah, tempat Allah beristiwa, Allah dapet melihat mendengar dll, al quran sudah menerangkan bahwa Allah tidak sama dengan makhluk dan kami tunduk berserah diri mengimaninya. Simpel ga harus puyeng2 mikirin. di akherat nanti kita bakal di kasih tau ko. Sekarang berlomba2lah untuk berbuat baik dan benar.
yang tidak mau puyeng, maka harus nganut/ngikut sama ulama yg sudah belajar agama dengan benar dan bersanad. Tanpa belajar kemudian ingin memahami agama "al-quran/hadist' dengan akalnya sendiri, maka itu bahaya.
@lacostamedia6688 Yang ikut2 ulama itu kan ikut akal pemikiran ulama2 yang diikutinya juga. Saran saya, cobalah untuk selalu melakukan verifikasi setiap ada pernyataan dari ulama2 itu. Alat verifikasinya gampang, yang paling utama adalah Al Quran kemudian hadits sahih. Kalo hadits tidak sinkron dengan Al Quran maka wajib haditsnya diabaikan, karena kemungkinan hadits tersebut lemah / palsu.
Allah di atas arsy !! Bahkan kata imam Ibnul qayyum dalilnya Allah di atas arsy tidak kurang dari 2000 dalil Bahkan ketika Rasulullah meninggal abu bakr as shiddiq mengatakan " Wahai manusia!! Jika muhammad adalah sesembahan kalian yg kalian sembah, sungguh sesembahan kalian telah mati, jika sesembahan kalian yg berada di atas langit, maka sesembahan kalian tidak akan mati dst" Diriwayatkan oleh guru2 imam bukhari
Perbedaan pandangan soal keberadaan Allah juga diikuti oleh perbedaan amaliah, ada yg dekat dgn sunnah dan ada yg kental dgn bid'ah, karena persoalan Allah dimana adalah masalah aqidah, sedangkan aqidah adalah pondasi dalam beragama.
Segeralah bertaubat sebelum terlambat, ikuti dalil yang ada jangan mentakwil hal yang ghaib. Akal kita itu terbatas sebagaimana penglihatan dan pendengaran terbatas. Jangan sampai karna menuhankan akal sampai" menolak dalil yang akan jadi problematik di akhirat
@@youmaycallmev menerima dalil itu diolah pakai akal masuknya lewat panca indera, tanpa itu kau tak ad bedanya dgn hewan. Makannya banyak ayat ditutup dengan AKAL biar lu pade mikir, dipakai maksimal itu OTAK jadi gak taklid BUTA.
Allah sendiri yang mengabarkan keberadaan nya di atas Arsy, tapi di tolak oleh mahluknya dengan sebab ia menyamakan seakan-akan Allah sama dengan dirinya..
Yang mengatakan Allah diatas 'Arsy, Allah sendiri : الرحمن على العرش استوى (طه : ٥) "Allah yang Maha pengasih diatas 'Arsy bersemayam" (Thaha :5) . Maka jumhur tabi'in, salah satu generasi terbaik umat ini, menetapkan Allah diatas 'Arsy tanpa menta'wilnya. Muhammad bin Katsiir berkata "Aku telah mendengar Al-Auza’i rahimahullah berkata: “Kami bersama banyak tabi’in berkata, Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya (berada) di atas ‘Arsy, dan kami beriman pada apa yang terdapat dalam sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Sifat-sifat Allah Jalla wa 'Ala.” . 📕Asmaaillah wasifatihii lilbayhaqi Juz 2 H. 304
@@pengelolaanalumniassunnah4014 Gara2 meyakini robbnya di langit kaum salafi wahhabiyyah membikin cara ibadah sendiri yaitu Ketika beribadah hatinya diarahkan ke langit , di bawah ini buktinya. LOL ... 🤣
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَآءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَ رْضَ فَاِ ذَا هِيَ تَمُوْرُ "Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?" (QS. Al-Mulk 67: Ayat 16)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَـكُمْ مَّا فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ فَسَوّٰٮهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ "Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 29)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: ثُمَّ اسْتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِيَ دُخَا نٌ فَقَا لَ لَهَا وَلِلْاَ رْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا ۗ قَا لَتَاۤ اَتَيْنَا طَآئِعِيْنَ "Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami datang dengan patuh."" (QS. Fussilat 41: Ayat 11)
Allah Ta’ala berfirman, (37) وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ (36) أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا “Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Rabb Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”.” (QS. Al Mu’min: 36-37)
Dalam ayat yang lain, وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ “Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.” (QS. Al Qashash: 38)
Kalau bersama Alloh, dimanapun tetap aman, sekalipun di berada di Api tetap aman.. contoh Nabi Ibarahim, jadi intinya mau dimanapun, di surga atau neraka asal bersama Alloh aman gais
Imam Abu Hanifah rahimahullah meyakini bahwa Allah berada di atas Arsy, beliau mengatakan: من لم يقر أن الله على العرش قد كفر لأن الله تعالى يقول {الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى} وعرشه فوق سبع سموات “Orang yang tidak mengikrarkan bahwa Allah di atas Arsy, maka dia telah kufur, karena Allah ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Allah yang maha pengasih itu berada di atas Arsy’ (Qs. Thaha: 5), dan Arsy-Nya itu berada di atas langit yang tujuh” [Lihat: Kitabul ‘Arsy lidz Dzahabi 2/178].
Gara2 meyakini robbnya di langit kaum salafi wahhabiyah membikin cara ibadah sendiri yaitu Ketika beribadah hatinya diarahkan ke langit , di bawah ini buktinya. LOL ... 🤣
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Mantap sekali bang uraian dan penjelasannya, sehinnga sy mudah mengerti; mengapa diperlukan banyak uraian dan penjelasan untuk melawan/menyangkal QS (7);54 , QS (10);3, dst. 😂
Saya sangat ngefans sama Ustadz nuruddin tp dalam persoalan Ini saya tidak sepakat karna. 1. Kalau Allah tidak ada di atas dibawah di samping di kiri dan dikanan maka sama saja tidak ada tuhan. 2. Hati saya Selalu mengarah ke atas kalau saya berdo'a dan sya yakin bahwa Allah ada diatas. 3. Para melapor ke atas langit. 4. Amal amal kebaikan di angkat naik. 5. Fitrah saya selalu mengarahkan bahwa Allah itu Ada diatas.
jawaban2 no 1: jawabannya adalah sama seperti para materalistis yg menganggap kalo ada itu harus menempati sesuatu baik tempat maupun arah ini bisa dibaca di akidah thohawi kalo ngka mau ikut akidah asy"ari no 2 : ketika orang berdoa mengankat tangan atau arah ke atas itu bukan menndkan tuhan di langit tapi kiblat doa ya ke atas sama seperti kiblat shalat menghadap kakbah no 3: belum bisa jawab karna nggak faham apa maksudnya no 4: amal ibadah itu makhluk jadi qiyasnya bathil 5. pendapat pribadi tidak bisa menjadi acuan karna ada pribadi yg menganggap tuhannya ada di pohon, air, hutan dll
Jangan menyamakan Khalik dengan makhluk, tidak sama, Allah itu maha tinggi artinya tidak ada zat apapun yang bisa menyamainya, bukan tigngi di langit atau di arasy...
@@ytplanet82kalau Allah ada di langit dan di atas Arsy, memang ada mahluk yg bisa berada di atas langit di atas Arsy nya Allah? Coba sebutin mahluk siapa? Yg mana?
Inilah bukti logika manusia terbatas. ketika akal ketemu dalil kemudian maka janganlah mendahulukan akal. Nabi saw dan para sahabat juga punya akal, jika pemahaman akal mereka seperti ahli kalam pasti sudah dijelaskan dan tercatat baik dalam hadits maupun tulisan ulama generasi awal.
@@SusiloAdi bukan mendahulukan akal, tapi memposisikan akal dalam memahami dalil mutasyabihat, bekal manusia dalam memahami ilmu nash ya pake akal..orang-orang tu bilang jangan mendahulukan akal, malah akalnya ditinggal..
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Allah itu pencipta materi, energi, ruang (tempat), informadi dan waktu. Bagaimana bisa Allah berada di sesuatu ciptaanNya. Yang ada Allah itu meliputi seluruh ciptaanNya yaitu meluputi seluruh materi, energi, ruang, waktu & informas.
@@camping-Geniusz Allaah mmpunyai sifat maha mendengar,sdangkan makhluq tidak mmpunyai sifat mendengar hnya diberi kemampuan oleh Allaah untuk bisa mendengar,klo kemampuan mendengarnya dicabut oleh Allaah maka akan jadi TULI
Penjelasan terbaik dari AlQuran adalah mencukupkan dengan apa yang sudah jelas, dan merincikan yang belum jelas dengan pendukung(hadist/ayat lain) yang akan menguatkan penjelasan tsb, kalau malah bertolak belakang, baiknya berhati2. Dimana2, kesimpulan itu mengakomodir premis2nya.
Kalau menunjuk pada suatu tempat, berseri Allah makhluk. Sedangkan Allah tidak membutuhkan suatu tempat..... Allah tidak butuh di cari, Allah butuh di sadari. Kriteria #butuh nya# yang mesti di kaji. "tempat atau wadah Nya*.
Jangan sok sokan merasa paling mengikuti nabi deh klo ente belajar nahwu aja ga pernah. Dalam hadits itu kata أين bisa menunjukkan dua makna, يدل على مكان atau bisa juga يدل على مكانة. Dalam hadits itu, makna أين adalah yang kedua, yaitu يدل على مكانة. Sengaja ga saya terjemahin biar anda belajar dulu sebelom koar koar kaga jelas
Allah diatas.. Allah beristiwa diatas Arsy.. Ikuti ulama yang mengajarkan Quran dan Sunnah, Jangan ikuti ahli filsafat yang memper-bagaimana-kan Allah..
Logika sesat tidak boleh bertanya dimana Allah, inilah kesesatan logika, banyak sifat Allah yang juga ada pada makhluk tapi tidak serupa. Contoh makhluk hiudp dan Allah juga hidup. Makhluk melihat dan Allah juga melihat dan itu bukan berarti Allah serupa dengan makhluk karena semua para sahabat Nabi sudah paham duluan semua sifat tersebut bagi Allah sesuai dengan kesempurnaannya dan tidak serupa dengan makhluk.
Allaah itu maha hidup sedangkan makhluq itu dihidupkan oleh Allaah,Allaah itu maha Melihat sedangkan makhluq itu hnya diberi kmampuan oleh Allaah untuk bisa melihat,andaikan Allaah mencabut kemampuan melihat pd makhluq maka makhluq itu akan buta.
Jangan bikin tambah mumet. Allah Maha Besar, Tunggal, bersemayam di atas Arsy lebih dekat dari urat leher, Allah di Langit di ketinggian Dia meliputi segala makhluk, Allah punya tangan dan dengan Tangannya menciptakan Nabi Adam AS. Intinya tidak usah berpikir deh tentang Allah, tudak ada perintahnya. Cukup terima saja apa yang ada dalam Nash sesuai kapasitasmu. Tidak perlu membayangkan dan tidak perlu dibahasakan.
لكنه فى النهاية هو يقول "ليتني لم أشتغل بعلم الكلام" وبكى" لقد اختبرت الطرق الكلامية، والمناهج الفلسفية " فلم أجدها تروي غليلًا" " ولا تشفي عليلًا،" " ورأيت أصح الطرق طريقة القرآن،" نهاية إقدام العقول عقال وأكثر سعي العالمين ضلال وأرواحنا في وحشة من جسومنا وحاصل دنيانا أذى ووبال "ولم نستفد من بحثنا طول عمرنا" "سوى أن جمعنا فيه قيل وقالوا"
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Antar tokoh asyairoh aqidahnya kok beda ya????!!!. Al-Qaadliy Abu Bakr Al-Baqillaniy berkata :  Bab : Apabila ada seseorang yang bertanya : “Dimanakah Allah ?”. Dikatakan kepadanya : “Pertanyaan ‘dimana’ adalah pertanyaan yang menyangkut tempat, dan Dia tidak boleh dilingkupi oleh satu tempat. Tidak pula satu tempat bisa meliputi-Nya. Namun, kita hanya boleh mengatakan (atas pertanyaan itu) : ‘Dia berada di atas ‘Arsy-Nya’, dimana hal itu tidak berkonsekuensi makna wujud badan (jism) yang bersentuhan dan berbatasan/berdekatan. Maha Tinggi (Allah) dari atas semua itu dengan setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya !” [At-Tamhiid, hal. 300-301]. Faedah yang dapat kita ambil dari perkataan Al-Baqillaniy rahimahullah di atas antara lain : 1. Penegasan Allah berada di atas ‘Arsy, yang dalam waktu bersamaan terdapat penafikkan bahwa Allah dilingkupi atau berada di dalam tempat tertentu. Oleh karena itu, di sini Al-Baqillaniy telah menggabungkan dua pernyataan sekaligus : Allah berada di atas ‘Arsy dan menafikkan dilingkupi oleh satu tempat. 2. Penegasan Al-Baqillani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy itu tanpa perlu mengkonsekuensikan Dia mempunyai badan (jism) - seperti makhluk. 3. Ketika muncul pertanyaan : ‘Dimana Allah ?’, Al-Baqillani hanya mencukupkan dengan jawaban : “Dia berada di atas ‘Arsy”, tanpa mengkaitkan (atau men-takyif) hal-hal yang berkaitan dengan makhluk. Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Materi,Ruang dan waktu diciptakan secara bersamaan itulah yg disebut makhluk/ alam semesta.Jadi bertempat dan dan berwaktu itu adlh hakikat alam.Sedangkan Tuhan berbeda dg alam.Hakikat Tuhan adlh Zat Yang Berdiri Sendiri tidak terikat oleh tempat, ruang dan waktu(tidak terikat oleh alam).dan Dia Maha Kaya tidak butuh kepada alam yg Dia Ciptakan. ALLAHU AKBAR !
Allah tidak memerlukan tempat tapi Allah ada diatas, ketika peristiwa isra mi'raj rasul ditanya apakah diatas rasul melihat Allah? Rasul menjawab ada cahaya yang menghalangi. Diatas arsy bukanlah sebuah tempat, karena arsy adalah makhluk Allah yg paling tinggi, paling luar dan paling besar, diatasnya tidak ada ruang lagi karena ruang itu bagian dari makhluk.
Begitu banyak dalil Al Qur'an dan hadits yang menyatakan Allah di ars, ketika datang dalill maka tinggalkanlah akal mu, karena akal tidak akan mampu untuk menandingi dalill,dan rata rata orang seperti ini merasa dirinya paling pandai 😢
Dzat Allah tinggi di atas seluruh makhlukNya, inilah keyakinan Ahlu Sunnah, Ahlusunnah beriman dengan setiap apapun yang Allah sifatkan diriNya dgnnya di dalam kitabNya, dan apa yang Rosul sifatkan Allah dgnnya tanpa tahrif(menyelewengkan makna/lafadznya?, tanpa menta'thil (menolak sifatNya), dan tanpa mentakyif (membagaimanakan) dan tanpa metamtsil (menyerupakan Allah dgn makhlukNya). AHLUSUNNAH MEYAKINI BAHWA ALLAH (ليس كمثله شيء وهو السميع البصير) Inilah Aqidah golongan yg selamat, tidak seperti Aqidahnya orang2 yang sok tahu seperti di antaranya org2 MU'TAZILAH, menolak sifatNya hanya karena tidak masuk akal baginya. Dan salafnya orang2 MU'TAZILAH adalah orang2 Ahlu filsafat, semuanya harus bisa masuk akalnya yg lemah. Fakhruddin Arrazy beliau termasuk tokoh yg berpemikiran MU'TAZILAH.
Buat ikhwan² kita yg dari kubu sebelah, kalau tidak suka tidak usah nonton vidio nya, udah tau pemahaman kita itu beda, tapi dua²ny juga punya tujuan sama, sama² ingin mensucikan dzat allah, harap saling mengerti, hindari perdebatan yg ga penting.
Kenapa ci wahhabi ketika beriibadah diantaranya : berdoa, sujud sholat, dzikrullah, hatinya diarahkan ke langit ? emang ada salaf yg mencontohkan ? aneh pisan 🤭
Sekalipun orang awam atau jahil ketika ada perkara yang diluar kemampuan yang dia yakini dan berpasrah kepada Allah sesungguhnya secara tidak langsung fitrahnya dia akan mengatakan dalam keadaan tersebut dengan perkataan dan sering terdengar dan diucapkan "TERSERAH BAGAIMANA YANG DIATAS SAJA" ini menunjukkan Fitrahnya kita manusia meyakini Allah berada di Langit sekalipun orang yang berkata tersebut awam ataupun jahil.
Memang benar, Tuhan itu tidak membutuhkan tempat. Namun hak Tuhan untuk berkehendak sebagaimana keterangan hadits tersebut. Sebagaimana Allah gk butuh malaikat untuk menjalankan tugas² namun Hak Allah menciptakan dan memberikan kewajiban dan tugas mereka. Wallahu 'alam
1). Ada shifat mustahil bagi Allah yaitu berubah menjadi terbatas atau berubah menjadi makhluk 2). Kamu masih percaya jika kalimatmu diubah seperti ini : Memang benar, Tuhan itu tidak tidur. Namun hak Tuhan untuk ingin tidur
1 - saya sampai mengulang2 menonton video ini, ternyata ust nurudin TIDAK SEKALIPUN menyebut kata "ISTAWA". Tidak mengutip ayat istawa. 2 - ISTAWA ALLAH TA'ALA DIATAS ARSY NYA BUKAN BERTEMPAT SEPERTI HALNYA MAKHLUK BERTEMPAT. 3 - Ulama Salaf menggunakan terminologi 'tempat' untuk menjelaskan sekaligus membantah firqah yg meyakini Allah Ta'ala ada dimana2 atau tidak ada di mana2, sebagaimana yg diyakini ust nurudin. 4 - Dalam memahami ayat2 sifat hendaklah mengikuti panduan surat Ali Imran:7 : - Allah Ta'ala mecela orang2 yg ibtighaa ta'wil (mencari2 ta'wil) dengan sebutan "zaighun" (condong pd kesesatan) - orang yg mendalam ilmunya (ar rasikhun) mengimani tanpa menta'wil. 5 - Men tafwidh makna 'istawa' yg merupakan fi'il madhi yg menjelaskan perbuatan Allah Ta'ala, itu artinya menolak perbuatan Allah Ta'ala. Menolak perbuatan Allah Ta'ala adala suatu kemungkaran dlm aqidah, bahkan bisa termasuk kufur jika dilakukan dengan penuh kesadaran. 5. Pertanyaa أين الله dipahami sebagai pertanyaan tempat atau kedudukan bisa diketahui dari jawabannya. Budak jariah menjawab في السماء. Maka pertanyaan itu bermaksud 'tempat', dan jawabannya dibenarkan oleh Rasulullah. 6. Asyairah mengingkari arah, sehingga menolak Allah Ta'ala istawa diatas Arsy secara hakiki. Tapi asyairah meyakini Allah Ta'ala dapat wujud dilihat penghuni surga. Pada mata yg melihat pastilah tertuju/mengARAH pada yg dilihatnya. Terjadi tanaqud/ kontradiksi pd aqidah asyairah. 7. Ikutilah manhaj aqidah ulama salaf Imam Malik dalam memahami istawa: الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة "Istawa bukan sesuatu yg tidak diketahui, kaifiyahnya tidak terpikirkan aqal, mengimaninya wajib, dan mempersoalkannya adalah bid'ah". Imam Malik itsbat makna, tafwidh kaifiyat, tidak ta'wil, tidak tafwidh makna.
@@MuhammadUsman-e3b8l - opsi men ta'wil (mencari2 ta'wil) di cela oleh Allah Ta'ala sebagai "zaighun" (condong pd kesesatan). Baca surat Ali Imran:7. - opsi men tafwidh berarti menolak perbuatan Allah Ta'ala, Menolak perbuatan Allah Ta'ala adala suatu kemungkaran dlm aqidah, bahkan bisa termasuk kufur jika dilakukan dengan penuh kesadaran. - opsi yg benar mengikuti manhaj aqidah ulama salaf Imam Malik dalam memahami istawa: الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة Imam Malik itsbat makna, tafwidh kaifiyah, tidak ta'wil, tidak tafwidh makna. Imam Malik tidak menyerupakan Allah Ta'ala dg makhluk. ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
- opsi menta'wil (mencari2 ta'wil) dicela oleh Allah Ta'ala sebagai "zaighun" (condong pd kesesatan). Baca surat Ali Imran:7. - opsi men tafwidh berarti menolak perbuatan Allah Ta'ala. Menolak perbuatan Allah Ta'ala adalah suatu kemungkaran dlm aqidah, bahkan bisa termasuk kufur jika dilakukan dengan penuh kesadaran. - opsi yg benar : mengikuti manhaj aqidah ulama salaf Imam Malik dalam memahami istawa: الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة Imam Malik itsbat makna, tafwidh kaifiyat, tidak ta'wil, tidak tafwidh makna. Imam Malik tidak menyerupakan Allah Ta'ala dengan makhluk. ليس كمثله شيء و هو السميع البصير
Jumlah sebelum waw menjelaskan : 'tidak ada yg tahu ta'wilnya kecuali Allah Ta'ala. Jumlah sesudah waw menjelaskan: sikap ar rasikhun yg mengimani Al Quran tanpa menta'wil. Jadi jelas waw disitu bukan waw athaf, tetapi waw isti'naf. Ayat itu membahas dua golongan yg sikapnya berlawanan ketika menerima ayat mutasyabihat, antara yg men ta'wil dan tidak menta'wil. Ayat itu tidak membahas tentang tafwidh makna. Tafwidh makna berarti meniadakan semua makna dari suatu kalimat (menyerahkan makna kepada Allah Ta'ala). Sedangkan wahyu Al Quran tentang "istawa" datang sebagai kalimat fi'il madhi yg menjelaskan suatu perbuatan Allah Ta'ala. Mentafwidh makna istawa berarti menganggap kalimat istawa tidak diketahui maknanya. Padahal Allah Ta'ala sudah mendatangkan sebagai kalimah fi'il. Maka mentafwidh makna sama artinya menolak perbuatan Allah Ta'ala.
Kenyataan pahit untuk aswaja NU ternyata aqidah nabi Muhammad para sahabat imam madzhab Syafi'i bukan asyariyah maturidiyah kullabiyah sufiyah. Fahimtum
Aneh knp pertanyaan seperti ini ada ya. Saya dr dulu prasaan gk pernah ada terbesit pertanyaan dimana Allah 😂 Karna sebelum ada kata "dimana" Allah udah ada. Kalau kita bertanya sifat Allah dng pertanyaan maka sama halnya dng menyamakan Allah dng kalimat tanya😂. Kata kata yg kita ucapkan ini baru ada dan yg menciptakan itu adlh kita dan kita diciptakan oleh Yg menciptakan. Ya gk masuk akal aja gitu nanya sesuatu tentang pribadi Allah. Bahkam kata kata yg kita ucapkan dan kalimat yg kita ucaokan inikan sebelum ada kata kata dan kalimat "dmn" Allah sudah ada Faham gk! Saya mau tanya. Andai semua manusia itu adlh sebatang pohon. Apakah kita akan bertanya dmn Allah sedangkan pohon tdk memiliki mulut untuk bertanya dan pohon tdk memiliki kata kata? Ibarat sebelum Allah menciptakan kalimat tanya, Dimana kalimat tanya itu?
Setelah alam semesta diciptakan oleh Allah maka alam semesta tsb ditempatkan di mana?. Di dalam Allah atau di luar Allah atau di samping Allah?. Kalau di dalam Allah berarti Allah itu di atas. Bumi dikelilingi atmosfer dan kita katakan atmosfer itu di atas kan?.😂😂
Berlebihan jika disebut fudhola'; tho'ifah min al-Hanabilah lebih tepatnya. Sejarawan mengaimini jika Asya'irah itu antitesa daripada Muktazilah; begitu juga Hanabilah yang antitesa daripada Asya'irah dalam diskursus atribut-atribut Tuhan.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua ke jalan yg Allah ridhoi dan bisa bertemu dengan Rosulullah dan beliau ridho dengan kita dan kita d akui sebagai umat beliau.....yg mengikuti beliau dan menjauhi perkara yg baru yg diada adakan
pembahasan yg ga beres2 ttng jamiyah, zindiq dll.. ar rad aj jamiyah.. org2 atsar.. membahas asma wasifat.. padahal jawaban sdh jelas di Alquran.. dan selesai itu aja.. susah utk menjawab karena ruang, waktu benda masa dll itu adalah ciptaan ALLAH.. waktu itu cuma utk mahluk jadi agak bingung jawab nya.. cma tinggal pahami aja apa yg ada di alquran selesai
@@rayyan221 padahal kemampuan akal terbatas dan bilamana akal yang ada ditubuh kita, kitapun tak tahu dimana tempatnya , lalu bagaimana dengan Allah. Cukup imani saja Allah berada diatas Arsy.
Pertanyaan simpel ustadz, kenapa kalau org berdoa mengankat tanganya ke atas? Dan syariat menganjurkan kita mengangkat tangan kita ke atas seakan² memang Alloh itu ada di atas kita
Selalu ada perbedaan pendapat dalam hal keagamaan itu karena masing-masing insan memiliki pemahaman yang berbeda beda karena perbedaan penafsiran Alquran dan hadis, namun kita semua muslim adalah saudara, jgn sampai setan menjadikan perbedaan pendapat itu sebagai jalan untuk memecah belah kita, saya pribadi memilih pendapat bahwa Allah itu ada di arsy namun saya tetap menghormati beliau (ust nuruddin), berdebat di kolom chat bukanlah hal yang bijak, kalau mmg tidak setuju seharusnya beliau diundang, duduk minum kopi sama" sambil diskusikan perihal tersebut dengan dalil-dalil yang kuat
Hikmah dari video ini saya mengajak kaum muslimin agar berdoa kepada Allah bukan cuman minta kepintaran, akan tetapi yang paling utama minta petunjuk kepada Allah, karna orang yang Allah beri kepintaran belum tentu benar dalam menjalani agama, akan tetapi orang yang Allah berikan petunjuk sudah pasti benar dalam menjalani agama
Barakallahu fiikum
💯
Setiap muslim yg sholat kan baca doa minta petunjuk di surah al Fatihah
@@nurwahib08 masya Allah benar sekali
Kalo udah kena filsafat memang agak rada2 belok..
Menolak begitu banyak dalil Al Qur-an & hadits, demi menuruti apa kata akal...
Saya beriman sesuai dengan apa yang telah Allah dan RasulNya kabarkan.
Betul,itulah aqidah ahlu sunnah.
Sebenarnya paham seperti ente ini sudah benar tapi buat orang yg gak pakai akalnya atau akalnya lemah. Tapi tingkat lebih tinggi bagi orang yg menggunakan akalnya, penjelasan ustad nuruddin diatas sudah sangat jelas
Saya tambahin, salahnya golongan ente adalah menyalahkan dan menyesatkan pendapat orang yg akalnya kuat seperti ustadz nuruddin. Jadinya nte ini orang bodoh yg menyalahkan orang pintar.
@yads2246 anda bisa jelaskan ayat,Yas alunaka.
Betul... pemahaman yg selamat... wahyu dahulukan daripada akal
pantesan beliau ini rujukannya SUFFI,
Ulama sufi sering menggunakan logika dan akal dalam memahami ajaran agama, namun sering kali hal ini dianggap lebih mendominasi daripada penekanan pada dalil Al-Qur’an dan Hadis. Pendekatan seperti ini biasanya disebut sebagai metode ahlul kalam, yang seringkali dikaitkan dengan kelompok Asy’ariyah, metode ini dianggap rentan terhadap syubhat karena lebih menonjolkan penalaran dibandingkan pemahaman langsung dari nash Al-qur'an.
Sebagai pelajaran penting, kita sebaiknya merujuk pada metode ulama salaf yang berdasarkan pemahaman murni terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata metode ulama sufi atau filsafat.
Sotoy
Wkwkwkk... Ciri orang bljar lewat sosmed... Langsung menyalahkan ust yg jelas sanad keilmuannya😂😂
@ilhamamir2636 Belajar dari sosial media atau tempat manapun itu sah-sah saja selama kita kritis dan selalu merujuk pada dalil yang shahih. Tidak semua yang disampaikan oleh seseorang, meskipun memiliki sanad ilmu, berarti bebas dari kekeliruan. Menilai pemahaman yang menyimpang cukup dengan ilmu, bukan kepintaran, karena agama ini tegak dengan hujjah yang jelas. Semoga kita selalu diberikan pemahaman yang lurus
@@ismailarafat4267
من تعلم بغير شيخ فشيخه شيطان
Tapi sayangnya anda mengkritik ust yg paham tata bahasa Arab, tau ilmu shorof, nahwu dll..
Di ayat alquran ketika kita bahas dengan ilmu nahwu
الرحمن علي العرش استوى
Pada lafadz علي ( diatas) itu bukan menunjukkan arti tempat, coba deh belajar nahwu dulu baru mengkritik.. Tapi علي makna nya استعلاء (tinggi) sma sekali bukan bermakna tempat...
Banyak yg mnkrtik ust tapi sayangnya saya liat yg mengkritik orang² yg tdk pernah ngaji...
من قل علمه كثر اعتراضه
@ Kaedah Penting dalam Makna ayat Al-Quran itu sesuai dengan bahasa Arab yang fasih dan dipahami generasi pertama umat ini (Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in), Menyelewengkan makna hanya akan membawa kebingungan dan menjauhkan dari pemahaman yang benar.
dalam memahami ayat seperti QS. Thaha: 5, kita perlu kembali ke pemahaman ulama salaf seperti Imam Malik yang mengatakan bahwa istiwa itu jelas maknanya, tetapi kita tidak mengetahui bagaimana kaifiyatnya. Allah bersemayam di atas ’Arsy sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa kita menyerupakan-Nya dengan makhluk.
Contoh, manusia punya kaki, meja punya kaki, monyet punya kaki dan seterusnya, tentu kesemua itu berbeda. Yang bermasalah itu otak kita yang sibuk membayangkan bagaimananya Allah, akhirnya tersesat dengan kepintaran katanya tadi, ulama salaf dari dulu sampai sekarang cukup IMANI, Semoga Allah memberikan kita pemahaman yang lurus berdasarkan Al-Quran, As-Sunnah, dan pemahaman para sahabat.
-Dalil al qur'an banyak sekali menunjukan allah di langit.
-Tidak sibuk masuk urusan allah,membagaimanakan allah kerena
-Akal itu terbatas
-Agama itu bukan harus sesuai dengan akal manusia yang lemah tetapi bagaimana beriman terhadap yang ghaib yang di kabarkan allah dan rasulnya.
-Nabi mi'raj kelangit bertemu allah dan menerima perintah shalat.
-Sebelum itu nabi muhammad bertemu nabi nabi yang lain juga di langit.
-Tabiat seorang manusia sering mengatakan serahkan pada yang di atas.
-Orang orang berdoa mengangkat tangannya ke langit.
-Seorang budak yang di tanya oleh nabi tentang keberadaan allah dan dia menjawab di langit kemudian di merdekakan.
@Santai14aja Akhi...kamu berpikirnya terlalu jauh,kamu terlalu sibuk bermain dengan akalmu,kamu memaksakan akalmu untuk mencapai ranah allah,
Kata imam malik rahimahullah ketika di tanya tentang istiwa' allah maka beliau berkata:
Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah, dan aku tidak melihatmu kecuali dalam kesesatan"
Kemudian imam malik menyuruh orang tersebut pergi dari majelisnya.
Ketika berbicara yang ghaib maka harus ada dalil yang datang dari allah dan rasulnya ketika allah mengatakan dirinya berada di langit,maka kita mengimaninya,dan cukup sampai disitu,tak perlu pertanyakan jadi allah butuh sma langit,jadi dimana allah sebelum diciptakannya langit,jadi,jadi,jadi,jadi,...kok kamu menanyakan hal yang ghaib
Apkah para sahabat dulu menanyakan tentang ayat ini jadi bagaiamana allah,jadi bagaimana allah,...?
@tbiteguhlimin1193 lahh ente tidak ngaji yaa pertanyaan itu kan pernah di tanyakan juga oleh sahabat ke Rosulullah,makanya jangan sok tau klo ga tau,
Dalam suatu hadits Riwayat Imam Ahmad disebutkan:
“Dari Waki’ bin Udus, dari pamannya yaitu Abu Razin, ia berkata: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita Yang Maha Mulia sebelum menciptakan makhluknya?”. Rasulullah bersabda: “Allah berada di Ama’, di bawahnya tak ada udara dan di atasnya tak ada udara, kemudian Allah menciptakan Arasynya di atas Air”. (HR. Ahmad)
Jadi jawabannya adalah Allah berada di Ama’. Tapi apa Ama’ itu? Imam al-Hafidz Ali al-Qari menjelaskan maksud kata Ama’ di atas sebagai berikut?
“Sang Qadli berkata: Yang dimaksud dengan Ama’ adalah sesuatu yang tak bisa diterima oleh imajinasi dan tak bisa digapai oleh akal dan pemahaman. Nabi menunjukkan ketiadaan tempat dengan sesuatu yang tak bisa dimengerti dan diimajinasikan. Dan, juga memenunjukkan ketiadaan sesuatu yang memuatnya atau udara yang melingkupinya. Istilah ini secara mutlak dimaksudkan pada suatu kekosongsan murni (khala’) yang merupakan istilah bagi ketiadaan jism (materi). [Hal ini] agar lebih mudah dimengerti oleh pendengar” (Ali al-Qari, Mirqath al-Mafatih, IX, 3661).
@@Santai14aja dalil hadits yg disampaikan memang benar bahwa sahabat menanyakan hal ini sebelum penciptaan makhluk, kaitannya dg makna istiwa apa 😏
@@tbiteguhlimin1193 ente jangan bohong yaa,
Makna Al Istiwa' Ma'lum
Banyak yang menyangka bahwa kata kata yang termasyhur dari Imam Malik bin Anas (w. 179)
الاستواء معلوم
bermakna bahwa yang diketahui adalah makna kata Istiwa'. Sehingga disebarluaskan pada masyarakat bahwa makna Istiwa' telah diketahui, sedangkan yang tidak diketahui adalah kaifiyyah atau caranya. Padahal Imam Malik tak pernah menyatakan bahwa makna Istiwa' telah diketahui. Itu hanya tambahan penafsiran untuk "menframing" ucapan Imam Malik. Imam Malik hanya menyebut : Istiwa' diketahui. Diketahui apanya ???
Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki dalam kitab beliau HuwalLah halaman 29 memberikan penjelasan penting :
Berkata al Hafidh Al Abdari dalam kitab Dalil beliau, bahwa riwayat Al Lalika-i dari Sayyidah Ummu Salamah (w. 57 H) dan Imam Robi'ah bin Abdurrahman (w. 136 H, guru Imam Malik),
الاستواء غير مجهول
Maka maksudnya adalah
غير مجهول وروده فى القران
Diketahui bahwa Istiwa' disebutkan dalam Al Qur'an.
Jadi, makna ma'lum (diketahui) dalam ucapan Imam Malik, dan juga sebelumnya dalam ucapan Sayyidah Ummu Salamah dan Imam Robi'ah, adalah ma'lumul wurud (diketahui bahwa itu disebutkan dalam Al Qur'an), bukan ma'lumul ma'na.
Dalilnya adalah adanya riwayat lain dari Al Lalika-i yang menggunakan redaksi :
الاستواء مذكور
Istiwa' itu disebutkan dalam Al Qur'an.
Penjelasan Syd Muhammad Al Maliki ini sangat penting dalam memahami ucapan Imam Malik yang sering disalahpahami tersebut.
Bumi itu kan bulat, atasnya orang Indonesia berlawanan arah dengan atasnya orang Amerika.
Alhamdulillah, senang rasanya melihat banyaknya komentar² yg paham tentang bagaimana menyikapi persoalan "Allah di mana?"
Karena banyak sekali orang-orang yang lebih mengedapankan akal daripada dalil/wahyu, padahal ada banyak sekali dalil dalam Al-Qur'an dan Hadits yang menyatakan kalau "Allah berada di atas", "Allah beristiwa' di atas 'Arsy", Tapi mereka menolak pernyataan Allah dan Rasul-Nya seakan mereka lebih pandai
@@ArticleWritter Sebenarnya maksud mereka baik, tapi cara pandangnya keliru karena akal didahulukan dari wahyu, kalau tdk sesuai akal mereka akan takwil sesuai hawa nafsunya 👍
Tdk mnolak ayat tpi mnolak trjemahan yg trindikasi tajsim dan tasybih,sdngkan takwil tdk smua org bebas mlakukannya krn ada syarat2nya mis.jihat jami dlm kaidah majaj at wajah syabah dlm kaidah tasybih
Allah di atas* Arshy
*atas bermakna kedudukan, kemuliaan
Allah Maha Besar, besar tak terhingga melebihi makhluk ciptaanNya
Allah lebih dekat dari urat nadimu, berarti Allah meliputi semua makhlukNya. Kita semua dan alam semesta dalam genggamanNya
Al-Qaadliy Abu Bakr Al-Baqillaniy berkata :

Bab : Apabila ada seseorang yang bertanya : “Dimanakah Allah ?”. Dikatakan kepadanya : “Pertanyaan ‘dimana’ adalah pertanyaan yang menyangkut tempat, dan Dia tidak boleh dilingkupi oleh satu tempat. Tidak pula satu tempat bisa meliputi-Nya. Namun, kita hanya boleh mengatakan (atas pertanyaan itu) : ‘Dia berada di atas ‘Arsy-Nya’, dimana hal itu tidak berkonsekuensi makna wujud badan (jism) yang bersentuhan dan berbatasan/berdekatan. Maha Tinggi (Allah) dari atas semua itu dengan setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya !” [At-Tamhiid, hal. 300-301].
Faedah yang dapat kita ambil dari perkataan Al-Baqillaniy rahimahullah di atas antara lain :
1. Penegasan Allah berada di atas ‘Arsy, yang dalam waktu bersamaan terdapat penafikkan bahwa Allah dilingkupi atau berada di dalam tempat tertentu. Oleh karena itu, di sini Al-Baqillaniy telah menggabungkan dua pernyataan sekaligus : Allah berada di atas ‘Arsy dan menafikkan dilingkupi oleh satu tempat.
2. Penegasan Al-Baqillani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy itu tanpa perlu mengkonsekuensikan Dia mempunyai badan (jism) - seperti makhluk.
3. Ketika muncul pertanyaan : ‘Dimana Allah ?’, Al-Baqillani hanya mencukupkan dengan jawaban : “Dia berada di atas ‘Arsy”, tanpa mengkaitkan (atau men-takyif) hal-hal yang berkaitan dengan makhluk.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Albaqillani tokoh generasi awal asyairoh.
@@tab10advan18 merujuklah kepada tafsirannya Ulama salaf.jangan lu tafsirkan sendiri ayat-ayat Al-Qur'an tuh.
Ketika di tannya di mana langit ?
Tentu di atas bumi,
Apa langit butuh sama bumi ?
Apakah langit ada tiang penyangga sebagai penahan ke bumi ?
Bagaimana ruang yang di tampati langit pun kita gak tau.
Apakah ada sesuatu yg meliputi langit, kita pun gak tau.
Nah..Ini baru sesama makhkuk ciptaan.
Apalagi sang pencipta,tentu akal manusia tak bisa mncerna,
Daripada akal gak bisa terima kedudukan atau keberadaan Allah sesuai dengan yg dibwahyukan( karena terracuni filsafat), mnding dan lebih selamat bagi kita mengimani apa yg telah di kabarkan melalui wahyu-Nya
Setelah alam semesta diciptakan maka oleh Allah alam semesta tsb diciptakan dimana?. Di dalam Allah atau di luar Allah atau di samping Allah?.😂😂
Saya sokong pendapat sahabat @orangkaya4932
@@IbuSalmaem dan anda merasa keren dan pintar setelah anda menanyakan itu? 😅
Yang sering diangkat juga (karena bumi bulat) adalah "atas ku ma atas mu beda".. diucapakan jg oleh UFS..
Padahal langit aja yang notabene makhluk tetep disebut diatas, walau disisi bumi lain nunjuk ke arah berbeda.
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Maasyaa Allah.. Kyai Idrus, Buya Yahya, Gus Baha, Ust. Nuruddin adalah rujukan saya saat ini..
Alhamdulillah, mantap saudaraaaa
Somad murtad
Semoga kedepan di Asatidz Yufid.tv
@@firmanabadi6238 kalau Alloh tidak beristiwa' diatas Arasy.dan Alloh ada tanpa arah dan tempat.jadi dimanakah alam semesta ini berada?
@@proplayerartofwar3522
Adanya dikhayalan, seakan2 tdk ber Tuhan Karna kalau konsekwen dg aturan yg dibuat mereka sendiri akan didapat sifat tuhan itu selalu sama dg makhluk..
Biar tdk sama pakai istilah2 yg bingungkan sendiri, plin plan..
Maka wajar pada akhirnya Fakhrurroozi sendiri, pendiri dan tokoh utama ahlulkalam bin kelam menjelang akhir hayatnya menyesal, menangis dan taubat!!
Akidah Asya'irah yang datang belakangan, terpengaruh oleh filsafat Yunan. Imam Asy Syafi’i sampai berkata :
مَا جَهِلَ النَّاسُ، وَلاَ اخْتَلَفُوا إلَّا لِتَرْكِهِم لِسَانَ العَرَبِ، وَمِيلِهِمْ إِلَى لِسَانِ أَرْسطَاطَالِيْسَ.
“Tidaklah manusia itu menjadi jahil (dalam masalah agama), kecuali karena mereka meninggalkan bahasa Arab dan lebih condong pada perkataan Aristoteles” (Siyar A’lamin Nubala, 8/268).
Aku bersama Imam Syafi'i sesuai dengan madzhab fiqih ku.
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah beliau mengatakan:
أنكرتم أن يكون الله على العرش وقد قال تعالى الرحمن على العرش استوى
“Mengapa kalian mengingkari bahwa Allah berada di atas Arsy? Padahal Dia sendiri telah mengatakan: ‘Allah yang maha pengasih itu berada di atas Arsy’ (Qs. Thaha: 5).
[lihat: Arradd alaz Zanadiqah, hal 287].
Sangat jelas dan gamblang. Seharusnya mudah dimengerti.
Tapi banyak yang terjebak dalam logikanya sendiri atau dogma yang dibuat sendiri. Akhirnya menyimpang dari makna yang asli.
Ikutilah petunjuk Alloh Ta'ala dan Rasul-nya agar selamat
Demi zat yang jiwaku ada ditangan nya Allah azza wa jalla di Atas Arsy
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy” [Al A’raf/7 : 54]
Akal harus tunduk kepada Wahyu bukan sebaliknya .
@@Santai14ajaTidak perlu bertanya dan tak ada jawabannya, karena Allah Ta'ala & Nabinya tak memberitahu.
@@Santai14aja tipikal pertanyaan ahlukalam filsafat.. para sahabat ketika turun ayat2 berkenaan dengan sifat Allah tidak ada sok2an tanya sepertinya halnya kaum filsafat..
@@Santai14aja Sifat ‘Uluw (Tinggi) Allah Subhanahu wa Ta’ala, terbagi menjadi umum dan khusus. Umum ditinjau dari ketinggian-Nya atas seluruh makhluk; dan khusus, jika ditinjau dari bersemayamnya di atas ‘Arsy setelah penciptaan langit dan bumi.
Dari sini Ahlus-Sunnah menetapkan ketinggian Dzat Allah, Dzat-Nya yang Maha Suci. Dia ada sebelum penciptaan makhluk, sebelum penciptaan langit dan bumi, serta sebelum adanya waktu dan tempat.
Kemudian, setelah menciptakan ‘Arsy, Dia bersemayam di atasnya. Di sini bisa disimpulkan bahwa ketinggian adalah sifat dzatiyah[3] Allah. Sedangkan bersemayamnya Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas ‘Arsy adalah sifat fi’liyah ikhtiyariyah,[4] maka Allah bersemayam kapan saja dan dengan cara apa saja yang Dia kehendaki.
Al-istwâ` (bersemayam), al-‘uluw (tinggi) dan al-irtifa’ (ketinggian) mempunyai empat arti. Berarti ‘ala (di atas), irtafa’a (tinggi), sha’ada (naik), dan istaqarra (tetap) tanpa perlu ditanyakan bagaimananya.
Seperti jawaban Imam Mâlik ketika ditanya tentang istiwâ`, beliau berkata: “Al-istiwâ` tidaklah asing (yaitu bisa difahami) dan wujudnya tidak masuk akal (tidak mampu difahami akal), sedangkan mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid’ah,” kemudian beliau memerintahkan untuk mengeluarkan si penanya dari masjid.
Oleh karena itu, Ahlus-Sunnah menetapkan ketinggian Dzat Allah dan sifat ‘uluw (tinggi) secara umum atas seluruh makhluk sebelum penciptaan serta sifat ‘uluw (tinggi) secara khusus, yaitu ketinggian dan bersemayam-Nya setelah penciptaan Arsy. Sehingga sifat ‘uluw (tinggi) yang umum melekat dengan Dzat-Nya, sedangkan sifat ‘uluw (tinggi) secara khusus berkenaan dengan kehendak dan pilihan-Nya.
@@Santai14aja Ayat-ayat Al-Qur’ân yang menerangkan sifat ‘uluw (tinggi) bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah banyak. Di antaranya firman Allah Ta’ala:
أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang. [al-Mulk/67:16].
Maksud ‘Dzat yang berada di dalam langit’ ialah Dzat yang berada di atasnya. Jadi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berada di atas langit (bukan di dalamnya, pent.). Lantaran jumlah langit adalah tujuh, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berada di atas langit ke tujuh. Tempat ‘Arsy berada di atas langit tujuh. Maka, Allah Subhanahu wa Ta’ala bersemayam di atas Arsy tersebut sesuai dengan kesempurnaan-Nya, sedangkan ilmu-Nya meliputi segala tempat. Ini karena kata sambung (في, fii) pada ayat di atas mempunyai arti “di atas” (fauqiyyah dan ‘uluw), bukan sebagai zharfiyyah (keterangan tempat).
Ketika kita mengatakan الماء في الكوز (air di dalam cangkir), dalam perkataan ini (في) menjadi keterangan tempat (zharfiyyah), sehingga diartikan “di dalam”. Seperti halnya kita mengatakan الطُّلاَّبُ فِيْ الْقَاعَة (murid-murid di dalam kelas). Karena kelas mengelilingi mereka, maka diartikan murid-murid “di dalam” kelas. Tetapi hal ini tidak mungkin terjadi pada Allah, dimana langit mengelilingi-Nya. Maka kita artikan (في) dengan “di atas”, karena ini juga salah satu makna (في).
@@Santai14ajapertanyaan yg sia2 karena gak akan ada jawabannya ..
Dari ayat yg sama ,coba lu sebagai ahli kalam jawab pertanyaan ini ..
Kalau Allah maha kuasa kenapa Allah butuh enam masa buat menciptakan langit dan bumi?
Arrahmanu alal arsy istawa.... ALLAH bersemayam di atas arsy.... Jangan tanya ya bersemayam nya ALLAH itu gimana😊
Nggak sampe otak manusia
Bersemayam itu apa?
Di atas itu apa ?
Bagaimana dgn Allah lebih dekat dg hamba di kala sujud?
Bagaimana dg Allah lebih dekat dari nadi?
Bagaimana dg Allah di manapun hambaNya berada ?
Jadi Arsy itu apa? Apa dia selalu ngikutin Allah? Katanya Arsy diatas langit..langit lebih luas dari bumi. Jadi ada waktunya g diatas dong..brrti ingkar sendiri sama ayat..
'Ala على arti nya bersemayam?
Jadi, maksudnya istiwa' itu apa?
@@kusumapratama8514
Sebaiknya yakini saja pemahaman yg disampaikan ustadz anda. Kami ahlusunah meyakini keberadaan Allah sperti yg disampaikan ustadz Nuruddin.
@@AndrieSetiawanAD12 istawa ala Arsy itu lo mereka bersemayam di atas..
Jgn ditanya bersemayamnya Allah itu apa? Di atas bagi Allah itu apa?lha namanya bersemayam ya semuanya faham itu apa maksudnya, dan di atas semua bisa nangkap apa itu di atas kan..kecuali g ngotak yg g ngerti apa itu di atas.. nnti disebut di atas adalah di bawah😝😝, atau di atas tapi bukan di atas.. bersemayam tapi g bersemayam 😝😝 ada tapi ga ada..
Yg katanya ustad muda, ustad cerdas, ternyata sumber aqidahnya mengambil dari aries toteles, plato dkk,,
Aqidah asyariah
Fiqih safi'iyah
Amalan ba'lawiah
Ajiiiib😂
Yakini saja pemahaman yg disampaikan ustadz anda. Kami ahlusunah meyakini pemahaman yg disampaikan beliau ustadz Nuruddin.
Jika berbeda, ya memang beda. Sementara mayoritas ulama meyakini keberadaan Allah sebagaimana yg disampaikan ustadz Nuruddin.
@@satire232
Standar kebenaran mestinya Al-Qur'an dan Sunnah dengan pemahaman Salafusshalih, bukan mayoritas ulama (khalaf)
@@easydev0 mayoritas ulama adalah sebenar² pengikut salafus shalih. Bukan kelompok yg ngaku² paling Sunnah.
@@satire232 daripada mengaku sunah trus yg di amalin bid'ah, ngamuk ngamuk teriah wahabi😂
@@satire232
Emang anda sudah survey?
Saya lebih Yaqin ke ajaran Ust Khalid dan ustad2 Wahabi mengenai bab ini TAUHID ,kenapa? Karena beliau menjelaskan keberadaan Allah itu diatas Arsy tapi bukan berarti butuh tempat beda dg sifat kita manusia yg sipatnya butuh kekurangan akan Rahmat Allah,manusia itu otaknya terbatas makannya Allah menjelaskan dirinya diatas Arsy biar kita mudah dan khusyuk ke yg maha diatas segalanya
Gara2 meyakini robbnya di langit kaum salafi wahhabiyyah membikin cara ibadah sendiri yaitu Ketika beribadah hatinya diarahkan ke langit ,LOL ... 🤣
Mahasuci Allah Dzat dan Sifat-Nya ❤ Terimakasih penjelasannya Ustad
AKIDAH AHLUSSUNNAH: Allah beristiwa di atas Arsy
referensinya?
@@al-ghifarira6044 Refernsi dari para Ulama ini, apakah kurang?
1. Al-Imam Asy-Syafi’i sendiri, pendiri mazhab Syafi’i
2. Imam Al-Baihaqi (wafat 458 H), ulama besar mazhab Syafi’i
3. Al-Imam Adz-Dzahabi, ulama mazhab Syafi’i
4. Al-Barzanji (wafat 1103 H), ulama mazhab Syafi’i
5. Al-Imam Ibnu Khuzaimah (wafat 311 H), ulama besar mazhab Syafi’i
6. Abu Bakr Ahmad bin Ishaq bin Ayyub As-Shubgi Asy-Syaafi’i (wafat 342 H)
7. Abu ‘Utsmaan As-Shoobuuni Asy-Syaafi’i (wafat 449 H)
8. Al-Baghowi, Abu Muhammad Husain bin Mas’uud Asy-Syaafi’i (wafat 516 H)
9. Abul Qoosim Ismaa’iil Al-Ashbahaani Asy-Syaafi’i (wafat 535 H)
10. Adi bin Musaafir Al-Hakaari Asy-Syaafi’i (wafat 555 H)
11. Yahya Al-‘Imraani Asy-Syaafi’i (wafat 558 H)
12. Ibnu As-Solaah Asy-Syafi’i (wafat 643 H)
@@al-ghifarira6044 sudah jelas ada di Al Quran, tapi Istiwa itu bukan bertempat seperti makhluk bertempat
@@al-ghifarira6044 Referensinya banyaaak banget di kitab kami umat Muslim AlQuran.
Kita akan bisa melihat Wajah Allah kelak ketika di Surga, dan itu merupakan kenikamatan tertinggi bagi para penghuni Surga.
@@uw9436 Anda benar saudaraku..
@@uw9436 kaum Asyaari kasihan gak bisa lihat wjah Allah. Takut nanati menyamakan Allah dgn makhluk
Betul
Wajah dalam arti apa dulu, metafora kah...?
Wajah itu kata yg digunakan untuk mendefinisikan mahluk sedangkan tuhan itu dzat,
Ketika lu ritual atau semacamnya, semua yg lubayangkan akan bentuk tuhan, itu semua salah, karena hanya dapat dipahami sifat2Nya
Wajahnya doank..? 😏
Akidah imam 4 madzhab meyakini Allah berada di atas arsy
- imam hanafi menuliskan " Sesungguhnya Allah Yg Maha suci lagi maha tinggi berada di atas langit bukan di bumi (riwayat al baihaqi dinukil ibnu qoyyum dalam ijtima'ul juyusy al islamiyyah)
-imam malik menyatakan " Allah berada di atas langit, sedangkan ilmu Nya di seluruh tempat. Tidak ada satu pun tempat yg kosong dari pengetahuan dan ilmu Nya( riwayat ibn Abdil barr dalam at Tamhiid
- imam asyafi'i beliau mengemukakan hadits dengan sanad kitab nya al umm, yaitu hadits di saat hamba sahaya wanita di tanya oleh baginda nabi" Di mana Allah? lalu wanita itu menjawab " Diatas langit, nabi bertanya lagi "siapa kah aku ? wanita itu menjawab " Anda adalah utusan Allah lalu nabi bersabda " Merdekakan dia"
- imam hambali pernah ditanya lalu beliau menjawab " Ya, Dia Allah berada di atas Arsy Nya, tidak ada satupun tempat yg kosong dari ilmu Nya(nukilan perkataan al khallal dalam kitab al uluw lil'Aliyyil Ghaffar karya adz Dzahabi hal 176)
Gara2 meyakini robbnya di langit kaum salafi wahhabiyyah membikin cara ibadah sendiri yaitu Ketika beribadah hatinya diarahkan ke langit ,LOL ... 🤣
Aqidah kami adalah Allah beristiwa di atas 'arsy yang agung, adapun bagaimananya bukan urusan kami. Kami tidak butuh ahli filsafat untuk menjelaskan. Cukuplah Allah dan rasul saja.
Berarti ente tidak butuh ulama gitu, langsung ke Al Qur'an dan hadist?
Sebenarnya paham seperti ente ini sudah benar tapi buat orang yg gak pakai akalnya atau akalnya lemah. Tapi tingkat lebih tinggi bagi orang yg menggunakan akalnya, penjelasan ustad nuruddin diatas sudah sangat jelas.
@@yads2246 Secara tidak langsung anda mengatakan Imam Malik Rahimahullah akalnya lemah & tidak menggunakan akalnya, karena pernah ketika Imam Malik rahimahullah ditanya tentang istiwa’ Allah, maka beliau menjawab:
َاْلإِسْتِوَاءُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ، وَالْكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ، وَاْلإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ، وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ، وَمَا أَرَاكَ إِلاَّ ضَالاًّ.
“Istiwa’-nya Allah ma’lum (sudah diketahui maknanya), dan kaifiyatnya tidak dapat dicapai nalar (tidak diketahui), dan beriman kepadanya wajib, bertanya tentang hal tersebut adalah perkara bid’ah, dan aku tidak melihatmu kecuali dalam kesesatan.”
Kemudian Imam Malik rahimahullah menyuruh orang tersebut pergi dari majelisnya.
Wahabi ! Klo Go-block , diam!...
Betul ikutilah bagaimana pemahaman para pendahulu Islam, para salaf.
tapi saya ada temen yg ber pemahaman bahwa Allah tidak butuh tempat Dia tidak di atas, tidak di bawah, tidak di kanan, tidak di kiri. suatu ketika ada masalah yang menimpa dia dan dia berkata "saya serahkan semua kepada yang di atas" terus saya tanyakan loh sekarang sudah percaya Allah di atas? eeeh dia merevisi ucapannya "saya serahkan semua kepada yang ada di mana-mana" hahahaha
ketahuilah ucapan yang pertama itu merupakan fitroh manusia sudah tertanam di bawah alam sadar meyakini Allah berada di atas.
sedangkan yang kedua karena dari apa yang dia dengar dan apa yang dia yakini walaupun bertentangan dengan fitrohnya.
fun fact : ustadz-ustadz yg ber pemahaman Allah tidak di atas pada saat ceramah/ngisi kajian secara refleks dan tanpa sadar sering mengacungkan jarinya ke atas ketika menyebut nama Allah/ hal-hal yang menisbatkan dzat Allah.
sudah saya buktikan sendiri.
Yang paling mantap pembuktiannya adalah ketika tanya anak kecil, Allah ada dimana. Fitrahnya selalu nunjuk ke atas.
Fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah: Allah Bersemayam di atas 'Arsy. Disebutkan dalam fatwa tersebut: “Dalam ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah beristiwa' atau bersemayam di atas 'Arsy, dan kita wajib beriman kepada-Nya dengan tidak perlu bertanya-tanya bagaimana dan dimana
Sama seperti pemahaman para ulama salaf, namun jauh berbeda dengan orang yg mengaku bermazhab asyari maturidi. Apa yg tak sesuai akalnya mereka takwil walaupun itu firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bahkan sifatNya pun mereka tentukan hanya 20. Itu kalau saya tidak salah. Allahu a'lam.
Ya betul itu, gak ada salah toh keimanan orang itu beda beda tingkatannya, seperti Nabi yang menjawab pertanyaan seorang ANAK KECIL, Alloh istawa alal Aras, jawaban keimanan seorang Anak Kecil, keimanan seorang anak kecil, tau kan anak kecil klo bedebat.. aku yg benar kamu yang salah, aku, aku, aku, yaa mudah2an bisa difahami.. intinya gak ada yang salah, yang salah kalau gak beriman itu aja.. tapi perlu di ingat.. keimanan orang itu tingkatannya beda beda tergantung ilmunya.. kenalnya dengan Alloh
Allah tidak butuh tempat , ngga kayak kau
Alhamdulillah,saya dimudahkan dg memahami aqidah ahlussunnah yg diantara banyak aqidah2 yg sesat mengaku ahlussunnah seperti ini.
Sesungguhnya aqidah ahlussunnah sangat mudah di fahami Allah berada di atas langit di atas arasy
@@kaijennsen1977 👍
Tuhan bertangan bertelapak kaki akhirnya seperti ucapan ustadz Wahabi saud😂
@MadKrepock Allah sendiri yg menyatakan dalam surat Al maidah 64, Azzumar 67.
Aqidah Ahlussunnah itu mudah di fahami,tidak seperti aqidah sesat asyariyyah
@kaijennsen1977 nah itu kau.. (mudah di fahami🤣) di kira Al-Qur'an itu buku biasa apa!? Kalau bukan ahlinya.. menafsirkan Al-Qur'an dgn mudah dan sembarangan..maka akan mudah tersesat... seperti halnya Kaum khawarij...
Aqidah mujasimah gak beres lo
Kodarullah. Kbnyakan umat yg mngikuti akidah sprti anda trmasuk saya dulu sblum berhijrah.. Sampai skarang saya liat ibadah nya semaunya berdasarkn hwa nafsu bahkan yg wajib pun udah jelas2 sholat itu wajib tp bnyak yg di tinggalkan dgn alasan allah memaklumi.. Nauzubillah... Ini fakta n saya trmasuk plaku.. Miris nyaris dulu khidupan saya sblm hijrah gak tau n gk prnah ngobrolin akhirat aplagi hadis ayat kur' an. Alhmdulillah brbeda dgn skarang lbih hati mnjaga lisan cara2 ibadah yg benar mnurut cara allah.. Sprti baru mngenal ini islam yg sbenarnya oh ini rasanya sholat yg bgitu nikmat mnuru cara allah n rosul nya alhmdulillah.
Tongkosong nyaring bunyinya
Wah, penjelasannya mudah sekali dipahami, ustadz! Alhamdulillah~
Enf, ternyata begini ya penjelasan yang ditulis oleh Imam Fakhruddin Ar-Razi ini, asli, mudah banget dipahami! Apalagi oleh ustadz Muhammad Nuruddin yang menyampaikannya dengan terjemahannya yang benar-benar pas, jadi kerasa feel'snya! Fufufu~
Tolong diperbanyak lagi, ustadz, video-video dengan berbagai referensi kitab-kitab Ahlussunah yang ustadz sampaikan kepada kami sebagai pendengar, khususnya, bagi orang-orang yang masih belum paham bahasa Arab. Terima kasih atas ilmunya, ustadz, sehat selalu!
hmm.
setelah Eri mendengar kajiannya, wawasan Eri mengenai ilmu Aqidah dan Filsafat menjadi lebih bertambah.
Padahal ust tidak menjelaskan apa" tentang tuhan,.. Tidak ada konklusinya, hanya membantah pendapat orang lain, sedang beliau tidak mnjlaskan apa"
Dlm rumah tangga (contoh)
Istri menyuruh utk beli lele
Kira2 suami kalau belinya ikan mujair atau gurame. Karena mungkin yg dimaksud istri lele adalah ikan2 yg hidup diair tawar.
Sama suami yg beli ikan lele,
Kira2 pulang2 mana yg akan dimarahi istri??
“Dan sesungguhnya telah Kami MUDAHKAN Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).
Ustadz Muhammad nuruddin jarang ngmbil Ulama ahlussunnah dari kalangan Ulama SUNNAH..Tp selalu ngambil dari ahlulkalam, filosof yg dianggap ahlussunnah Padahal benci SUNNAH dan ngagungkan akal sebagai dalil qot'i..
Silahkan cermati dg baik, jgn terpengaruh retorika cantiknya!
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Akidah Ahlussunnah
"Arrahman alal arsystawa"
Dan "laisa kamitslihi syai"
"Allah beristiwa dan istiwanya tidak sama dengan makhluk"
Selesai titik
Ga usah dipertanyakan karna mempertanyakan nya bid'ah (imam Malik)
yang paling selamat adalah menetapkan bahwa Allah berada di atas arsy sesuai dgn dalil adapun seperti apa serahkan kepada Allah.
Benar kata ustadz nidlol mashud fatal orang yang mempertanyakan atau mengkritik tentang apa yang Allah sebutkan dirinya sendiri dalam Al-Qur'an... Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur'an ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
Artinya:
“Kemudian Dia berada di atas ‘Arsy (singgasana).”
Dan dalam Surat Thaha: 5 dengan lafazh:
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
Artinya:
“Yang Maha Penyayang di atas ‘Arsy (singgasana) berada.”
Begitu pula perkataan imam malik ketika ada seseorang bertanya kepada beliau dimana Allah... Beliau menjawab sesuai yang Allah firmankan di dalam Al-qur'an.. Padahal imam malik termasuk imam ahlusunnah yang lebih layak diambil ilmunya tentang topik bahasan tersebut ketimbang fakhruddin ar razi.... Inilah kesalahan seseorang ketika mengambil ilmu ulama akhirin untuk membantah ilmu ulama terdahulu... Padahal seharusnya ulama terdahulu digunakan untuk membantah pemahaman ulama akhirin yang tidak sejalan dengan ulama terdahulu...
Alangkah baiknya Arsy tetap diartikan sebagai Arsy, dan kita cukupkan Allah berada diatas Arsy beristiwa
Tanpa perlu mengartikan Arsy itu singgasana
Wallahu'alam
Ahlussunnah tidak mentawil dallil, jadi gampang di fahami orang awam tidak muter2,
1. الإمام أبو حنيفة (80-150 هـ) - المذهب الحنفي
قال الإمام أبو حنيفة في كتاب الفقه الأكبر:
> "من قال: لا أدري أالله في السماء أم في الأرض، فقد كفر، لأن الله تعالى يقول: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه: 5)، وعرشه فوق السماوات."
هذا يدل على أن الإمام أبو حنيفة أثبت أن الله على العرش، ولكنه ينزه الله عن مشابهة المخلوقات.
---
2. الإمام مالك بن أنس (93-179 هـ) - المذهب المالكي
قال الإمام مالك عندما سُئل عن قوله تعالى: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه: 5):
> "الاستواء معلوم، والكيف مجهول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه بدعة."
هذا القول يشير إلى إثبات الإمام مالك لصفة الاستواء مع تفويض الكيفية لله عز وجل.
---
3. الإمام الشافعي (150-204 هـ) - المذهب الشافعي
قال الإمام الشافعي كما نقل عنه:
> "نثبت أن الله على عرشه كما وصف نفسه في كتابه، من غير سؤال عن الكيف."
هذا يعكس منهجه في تفويض الكيفية مع إثبات المعنى الظاهر للنصوص.
---
4. الإمام أحمد بن حنبل (164-241 هـ) - المذهب الحنبلي
قال الإمام أحمد بن حنبل:
> "الله على عرشه بائنٌ من خلقه، نؤمن بذلك بلا تمثيل ولا تكييف."
كان الإمام أحمد ينكر التأويل الذي ينفي ظاهر النصوص، ويثبت صفة الاستواء كما وردت في القرآن والسنة.
---
الخلاصة العامة
اتفق الأئمة الأربعة على:
1. إثبات صفة الاستواء على العرش كما ورد في القرآن (الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى - طه: 5).
2. تنزيه الله عن مشابهة المخلوقات (ليس كمثله شيء - الشورى: 11).
3. تفويض الكيفية إلى الله عز وجل.
4. النهي عن الخوض في التفاصيل لأنها من الغيب.
---
1. الإمام أبو حنيفة (80-150 هـ)
كتاب الفقه الأكبر، لأبي حنيفة، باب العقيدة.
النص: "من قال: لا أدري أالله في السماء أم في الأرض فقد كفر...".
تحقيق: رواه الإمام المكي في كتابه شرح الفقه الأكبر، ص 302.
2. الإمام مالك بن أنس (93-179 هـ)
التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد، لابن عبد البر، ج7، ص138.
القصة: سئل الإمام مالك عن الاستواء فقال: "الاستواء معلوم، والكيف مجهول...".
هذا القول مشهور وثابت عن الإمام مالك في كتب التفسير والعقيدة.
---
3. الإمام الشافعي (150-204 هـ)
مناقب الشافعي، للإمام البيهقي، ج1، ص404.
النص: "نثبت لله ما أثبته لنفسه في كتابه، ونفوض الكيف إلى الله".
الإمام البيهقي نقل منهج الإمام الشافعي في العقيدة بشكل واضح.
---
4. الإمام أحمد بن حنبل (164-241 هـ)
لمعة الاعتقاد، لابن قدامة المقدسي، ص6.
النص: "الله على عرشه بائن من خلقه، بلا تمثيل ولا تكييف".
أيضًا ورد في الرد على الجهمية، للإمام أحمد، ص29.
---
الآيات القرآنية المتعلقة بالموضوع:
قوله تعالى: الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (طه: 5).
قوله تعالى: وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا (الفجر: 22).
قوله تعالى: إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ (فاطر: 10).
Wkwkwk..pke chatgpt🤣🤣🤣.. Jgn chatgpt.. Kocak koca
@@ilhamamir2636 ga ngaruh, yg penting esensi
@@ilhamamir2636 lu tulis soal aljabar atau rumus fisika kuantum pakai chatGPT hasilnya juga benar. Ini gue kasih satu contoh.
Soal 1
Sederhanakan:
3x + 5x - 2
Jawaban:
(3x + 5x) - 2 = 8x - 2
mau lu salahin? Ya kalau emang bener apa salahnya pakai chatGPT? 😂
Syukron ustadz ilmunya Barokallahu fiik 🤲🙏
Allahuma Shalli'ala Sayyidina Muhammad Wa'ala Ali Sayyidina Muhammad 🤲♥️
Ketika saya dulu belajar agama ketika pelajaran tauhid ..yang diajarkan adalah aqidah Asy'ariah ..saya mengikuti meski pikiran saya merasa janggal .
Kemaren saya kongkongko dengan gus yang lumayan terbuka untuk diajukan pertanyaan..saya tanya kontradiksi aqidah Ahlu Sunnah dan wahabi.. seperti kata ustad ini jawabannya..Alloh bertempat itu mustahil...terus saya teringat dulu hal yang mengganjal ,, kenapa aqidah Asy'ariah memulis 20 sifat wajib dan sifat jaiz dan sifat mustahil...bukankah tidak ada yang mustahil, bagi Allih yang maha kuasa atas segalanya? Terus sifat itu bisa di deskripsikan kalo ada objeknya,,sedang Alloh adalah hal gaib bagaimana cara imam al asyar'i mengamati objek Alloh , dan dalam Al Qur'an juga tidak ada mengatakan aku punya sifat 20 wajib , jaiz dan mustahil .tidak ada nabi juga tidak mengajarkan itu ..beliau menjawab itu hanya metode alat bantu untuk menuju tauhid yang benar...terus jawab apa barometer tauhid benar tidak cukupkah al Qur'an? .. beliau tersenyum,, agak sulit menjelaskan ke anda yang terlalu kuat filsafat baratnya.😅😅
Pak Ustad ini beberapa kali mengatakan kata "MUSTAHIL" kepada Dzat yg Maha Kuasa,beliau mengatakan kata "MUSTAHIL" untuk Penciptanya. Seakan2 Pak Ustad ini tau betul keadaan Allah itu bagaimana. Saya mah takut da sama Allah.
Cukuplah saya beriman kepada Allah mengenai kabar2 yg disampaikan oleh Allah itu sendiri.
Lah.. seakan2 kamu paling paham dalil.. 😂
Banyak sekali komentar yang kontra dengan pak ustad, dan semoga beliau terbuka pemikirannya sehingga bisa menerima ayat Alloh yang berbicara tentang Alloh.
Takwil oleh manusia itu bisa benar dan bisa salah, bahkan bisa tersesat yang jauh sekali.
Paling selamat adalah mengikuti Alloh Ta'ala dan Rasul-nya.
Bagi pak ustad dan yang sepemikiran dengan beliau ini semoga masih bisa belajar lagi dari versi lain. Karena jelas goncang syad, dan penuh kerancuan.
@@flyinggreenbird semoga kamu terbuka akal dan pikiranmu.. allah yahdik
@@fauzizain6386 susah kalau org mengedepankan akalnya dibanding wahyu. Padahal sudah disampaikan melalui bermacam2 ayat & hadits yg menerangkan bahwa Allah berada diatas langit.
@ncumeengaming9734 emang situ mahami wahyu pake dengkul... ? Situ mahami wahyu secara tekstual itu juga pake akal... hanya saja akalnya tumpul gak mau mikir, gak mau melihat dalil secara menyeluru, gak punya metode usul yg jelas dan bersanad.
maha suci Allah, Allah memperlihatkan ulama yang berpegang teguh dengan sanad keilmuan yang benar. bukan dari opini pribadi di era orientalis, sekuler yg sangat menyesatkan tanpa adanya dalil dri sunah dan alquran, serta ulama bersnad. semoga umat islam dijaukan dr gus2an, habib palsu, kyai, ustad, yutuber yg menyesatkan.
barakallah fiikumm ustad muh nuruddin
Mungkin ustad ini lebih menyukai kitab2 karangan manusia daripada kitab yang diturunkan oleh tuhan seluruh alam (Allah SWT).
Sebenarnya kami yang mengimani Al quran tidak akan pernah menyamakan Allah SWT dengan makhluk-Nya, kami hanya mengimani apa yang terkabar di dalam alquran, di dalam alquran pun telah menjelaskan meskipun dalam beberapa ayat terdapat kata wajah Allah, tangan Allah, tempat Allah beristiwa, Allah dapet melihat mendengar dll, al quran sudah menerangkan bahwa Allah tidak sama dengan makhluk dan kami tunduk berserah diri mengimaninya.
Simpel ga harus puyeng2 mikirin.
di akherat nanti kita bakal di kasih tau ko.
Sekarang berlomba2lah untuk berbuat baik dan benar.
Top komen
yang tidak mau puyeng, maka harus nganut/ngikut sama ulama yg sudah belajar agama dengan benar dan bersanad. Tanpa belajar kemudian ingin memahami agama "al-quran/hadist' dengan akalnya sendiri, maka itu bahaya.
@lacostamedia6688 Yang ikut2 ulama itu kan ikut akal pemikiran ulama2 yang diikutinya juga.
Saran saya, cobalah untuk selalu melakukan verifikasi setiap ada pernyataan dari ulama2 itu.
Alat verifikasinya gampang, yang paling utama adalah Al Quran kemudian hadits sahih.
Kalo hadits tidak sinkron dengan Al Quran maka wajib haditsnya diabaikan, karena kemungkinan hadits tersebut lemah / palsu.
Penjelasannya mantul bang.
Jika mengimani allah tdk serupa dgn makluk, lo kok bilang allah d atas arasy(bertempat) , bukan kankah ini kontradiksi?
Allah di atas arsy !!
Bahkan kata imam Ibnul qayyum dalilnya Allah di atas arsy tidak kurang dari 2000 dalil
Bahkan ketika Rasulullah meninggal abu bakr as shiddiq mengatakan " Wahai manusia!! Jika muhammad adalah sesembahan kalian yg kalian sembah, sungguh sesembahan kalian telah mati, jika sesembahan kalian yg berada di atas langit, maka sesembahan kalian tidak akan mati dst" Diriwayatkan oleh guru2 imam bukhari
Mkasih stadz penjlasan yg simpel mudah dimengerti
Perbedaan pandangan soal keberadaan Allah juga diikuti oleh perbedaan amaliah, ada yg dekat dgn sunnah dan ada yg kental dgn bid'ah, karena persoalan Allah dimana adalah masalah aqidah, sedangkan aqidah adalah pondasi dalam beragama.
@@tidarasiozoii9573 👍.. kalau pondasinya saja sudah miring akan berakibat pada bangunannya juga... karena akal segala-galanya menurut mereka.
Segeralah bertaubat sebelum terlambat, ikuti dalil yang ada jangan mentakwil hal yang ghaib. Akal kita itu terbatas sebagaimana penglihatan dan pendengaran terbatas. Jangan sampai karna menuhankan akal sampai" menolak dalil yang akan jadi problematik di akhirat
biasa hati2 byk ruwaibidhoh di akhir zaman, semoga kita terlindung dari fitnah syubhat dan syahwat.
@@youmaycallmev menerima dalil itu diolah pakai akal masuknya lewat panca indera, tanpa itu kau tak ad bedanya dgn hewan. Makannya banyak ayat ditutup dengan AKAL biar lu pade mikir, dipakai maksimal itu OTAK jadi gak taklid BUTA.
Aamiin
Allah sendiri yang mengabarkan keberadaan nya di atas Arsy, tapi di tolak oleh mahluknya dengan sebab ia menyamakan seakan-akan Allah sama dengan dirinya..
Saya masih berpegang kepada pendapat Syaikh Shalih Al-Fauzan 👍
hallo pak wahab . Imam Fakhruddin Arrazi hidup 26 Januari 1150 -29 Maret 1210
@@AbdulChalid-g3q
Sementara Syaikh Shalih Fauzan, 2024 masih hidup
akidah khalaf😂😂
@@zulfadhliashari9443 sekh fauzan sependapat dgn salafusoleh....
Saya juga, karena beliau berpegang pada akidah Imam Al Barbahari, Imam Muzani (murid imam Syafii)
Keyakinan Allah tdk bertempat sejatinya sama dgn perkataan bahwa Allah itu tdk ada.
Semoga Allah menjaga kita dari keyakinan dan aqidah yg menyimpang
Yang mengatakan Allah diatas 'Arsy, Allah sendiri :
الرحمن على العرش استوى (طه : ٥)
"Allah yang Maha pengasih diatas 'Arsy bersemayam" (Thaha :5)
.
Maka jumhur tabi'in, salah satu generasi terbaik umat ini, menetapkan Allah diatas 'Arsy tanpa menta'wilnya.
Muhammad bin Katsiir berkata "Aku telah mendengar Al-Auza’i rahimahullah berkata:
“Kami bersama banyak tabi’in berkata, Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya (berada) di atas ‘Arsy, dan kami beriman pada apa yang terdapat dalam sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari Sifat-sifat Allah Jalla wa 'Ala.”
.
📕Asmaaillah wasifatihii lilbayhaqi Juz 2 H. 304
👆Wahhabiyyah 🤭
@@Bagusdoank imam al-bayhaqi, Ibnu Katsir, imam al-auza'i Wahhabi? wkwk
@@pengelolaanalumniassunnah4014 Gara2 meyakini robbnya di langit kaum salafi wahhabiyyah membikin cara ibadah sendiri yaitu Ketika beribadah hatinya diarahkan ke langit , di bawah ini buktinya. LOL ... 🤣
sangat mudah dimengerti, terima makasih ustad penjelasannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَآءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَ رْضَ فَاِ ذَا هِيَ تَمُوْرُ
"Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?"
(QS. Al-Mulk 67: Ayat 16)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَـكُمْ مَّا فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ فَسَوّٰٮهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
"Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 29)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ثُمَّ اسْتَـوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ وَهِيَ دُخَا نٌ فَقَا لَ لَهَا وَلِلْاَ رْضِ ائْتِيَا طَوْعًا اَوْ كَرْهًا ۗ قَا لَتَاۤ اَتَيْنَا طَآئِعِيْنَ
"Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami datang dengan patuh.""
(QS. Fussilat 41: Ayat 11)
Allah Ta’ala berfirman,
(37) وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ (36) أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا
“Dan berkatalah Fir’aun: “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Rabb Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”.” (QS. Al Mu’min: 36-37)
Dalam ayat yang lain,
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَآأَيُّهَا الْمَلأُ مَاعَلِمْتُ لَكُم مِّنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَل لِّي صَرْحًا لَّعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Dan berkata Fir’aun: “Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta”.” (QS. Al Qashash: 38)
Kalau bersama Alloh, dimanapun tetap aman, sekalipun di berada di Api tetap aman.. contoh Nabi Ibarahim, jadi intinya mau dimanapun, di surga atau neraka asal bersama Alloh aman gais
Imam Abu Hanifah rahimahullah meyakini bahwa Allah berada di atas Arsy, beliau mengatakan:
من لم يقر أن الله على العرش قد كفر لأن الله تعالى يقول {الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى} وعرشه فوق سبع سموات
“Orang yang tidak mengikrarkan bahwa Allah di atas Arsy, maka dia telah kufur, karena Allah ta’ala berfirman (yang artinya): ‘Allah yang maha pengasih itu berada di atas Arsy’ (Qs. Thaha: 5), dan Arsy-Nya itu berada di atas langit yang tujuh”
[Lihat: Kitabul ‘Arsy lidz Dzahabi 2/178].
👆Wahhabiyyah 🤭
Gara2 meyakini robbnya di langit kaum salafi wahhabiyah membikin cara ibadah sendiri yaitu Ketika beribadah hatinya diarahkan ke langit , di bawah ini buktinya. LOL ... 🤣
th-cam.com/video/Qyn8YLf-oj4/w-d-xo.html
@@BagusdoankJadi anda simpulkan bahwa Imam Abu Hanifah adalah wahabi?
th-cam.com/video/HP_OR_0QFh4/w-d-xo.htmlsi=6JR60nOv2fSWfTmF
Benarkah Allah Tidak Boleh Ditunjuk? (membantah syubhat kelompok Asyairah)
Mudah2an kita semua masuk surga dan merasakan kenikmatan melihat wajah Allah SWT...
Bertempat ga ya?
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
@@mandalafahmi941 itu namanya kontradiksi
Mantap sekali bang uraian dan penjelasannya, sehinnga sy mudah mengerti; mengapa diperlukan banyak uraian dan penjelasan untuk
melawan/menyangkal QS (7);54 , QS (10);3, dst. 😂
Saya sangat ngefans sama Ustadz nuruddin tp dalam persoalan Ini saya tidak sepakat karna.
1. Kalau Allah tidak ada di atas dibawah di samping di kiri dan dikanan maka sama saja tidak ada tuhan.
2. Hati saya Selalu mengarah ke atas kalau saya berdo'a dan sya yakin bahwa Allah ada diatas.
3. Para melapor ke atas langit.
4. Amal amal kebaikan di angkat naik.
5. Fitrah saya selalu mengarahkan bahwa Allah itu Ada diatas.
jawaban2
no 1: jawabannya adalah sama seperti para materalistis yg menganggap kalo ada itu harus menempati sesuatu baik tempat maupun arah ini bisa dibaca di akidah thohawi kalo ngka mau ikut akidah asy"ari
no 2 : ketika orang berdoa mengankat tangan atau arah ke atas itu bukan menndkan tuhan di langit tapi kiblat doa ya ke atas sama seperti kiblat shalat menghadap kakbah
no 3: belum bisa jawab karna nggak faham apa maksudnya
no 4: amal ibadah itu makhluk jadi qiyasnya bathil
5. pendapat pribadi tidak bisa menjadi acuan karna ada pribadi yg menganggap tuhannya ada di pohon, air, hutan dll
@@ruwaidasopian sejak kapan kiblat diatas ?? mau sholat ataupun doa ya tetap kiblat ke Ka'bah... jgn cari alasan yg nggak nggak.
@@ruwaidasopian
No 3 itu maksudnya Para Malaikat.
Jangan menyamakan Khalik dengan makhluk, tidak sama, Allah itu maha tinggi artinya tidak ada zat apapun yang bisa menyamainya, bukan tigngi di langit atau di arasy...
@@ytplanet82kalau Allah ada di langit dan di atas Arsy, memang ada mahluk yg bisa berada di atas langit di atas Arsy nya Allah?
Coba sebutin mahluk siapa? Yg mana?
Inilah bukti logika manusia terbatas. ketika akal ketemu dalil kemudian maka janganlah mendahulukan akal.
Nabi saw dan para sahabat juga punya akal, jika pemahaman akal mereka seperti ahli kalam pasti sudah dijelaskan dan tercatat baik dalam hadits maupun tulisan ulama generasi awal.
@@SusiloAdi bukan mendahulukan akal, tapi memposisikan akal dalam memahami dalil mutasyabihat, bekal manusia dalam memahami ilmu nash ya pake akal..orang-orang tu bilang jangan mendahulukan akal, malah akalnya ditinggal..
@@kusumapratama8514 bisa anda jelaskan ayat yas alunaka?
Semoga ust nurudin panjang umur serta sehat selalu...
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Allah itu pencipta materi, energi, ruang (tempat), informadi dan waktu. Bagaimana bisa Allah berada di sesuatu ciptaanNya. Yang ada Allah itu meliputi seluruh ciptaanNya yaitu meluputi seluruh materi, energi, ruang, waktu & informas.
Allah melihat itu bagaimna ..mata itu ada dmanusia.mau takwil bagaimna lgi.
Allah maha mendengar itu bagaimana . ...? Bisa jelaskan ?
lebih simpel mengimani apa yang telah dikabarkan oleh Allah sendiri, tidak berasumsi2 dengan akal dan logikamu, gak nyampe, malah melenceng
@@camping-Geniusz
Allaah mmpunyai sifat maha mendengar,sdangkan makhluq tidak mmpunyai sifat mendengar hnya diberi kemampuan oleh Allaah untuk bisa mendengar,klo kemampuan mendengarnya dicabut oleh Allaah maka akan jadi TULI
Penjelasan terbaik dari AlQuran adalah mencukupkan dengan apa yang sudah jelas, dan merincikan yang belum jelas dengan pendukung(hadist/ayat lain) yang akan menguatkan penjelasan tsb, kalau malah bertolak belakang, baiknya berhati2.
Dimana2, kesimpulan itu mengakomodir premis2nya.
Kalau menunjuk pada suatu tempat, berseri Allah makhluk.
Sedangkan Allah tidak membutuhkan suatu tempat.....
Allah tidak butuh di cari, Allah butuh di sadari.
Kriteria #butuh nya# yang mesti di kaji. "tempat atau wadah Nya*.
Ketika rosul ditanya oleh anak kecil dimana Alloh, apa yg dijawab sama rosul ! JAWABANYA DIATAS ARSY. SIAPA YG MENGIMANI JAWABAN ROSUL MAKA DIA BENAR.
Wahabi yaa...
Yg bilang Orang Tua Nabi di Neraka yaa
Kamu memahami ucapan rosul melalui terjemahan, bukan dengan ilmu
Yah mau gimana lagi. Kalau guru gembul punya batas dimana harus ilmiah, Ust. Nuruddin bisa unlimited diilmiahkan semua.
wah ada wahabi tajsim nih 😂
Jangan sok sokan merasa paling mengikuti nabi deh klo ente belajar nahwu aja ga pernah. Dalam hadits itu kata أين bisa menunjukkan dua makna, يدل على مكان atau bisa juga يدل على مكانة. Dalam hadits itu, makna أين adalah yang kedua, yaitu يدل على مكانة. Sengaja ga saya terjemahin biar anda belajar dulu sebelom koar koar kaga jelas
Allah diatas..
Allah beristiwa diatas Arsy..
Ikuti ulama yang mengajarkan Quran dan Sunnah,
Jangan ikuti ahli filsafat yang memper-bagaimana-kan Allah..
Alhamdulillah.. terimakasih ilmunya
Logika sesat tidak boleh bertanya dimana Allah, inilah kesesatan logika, banyak sifat Allah yang juga ada pada makhluk tapi tidak serupa. Contoh makhluk hiudp dan Allah juga hidup. Makhluk melihat dan Allah juga melihat dan itu bukan berarti Allah serupa dengan makhluk karena semua para sahabat Nabi sudah paham duluan semua sifat tersebut bagi Allah sesuai dengan kesempurnaannya dan tidak serupa dengan makhluk.
Allaah itu maha hidup sedangkan makhluq itu dihidupkan oleh Allaah,Allaah itu maha Melihat sedangkan makhluq itu hnya diberi kmampuan oleh Allaah untuk bisa melihat,andaikan Allaah mencabut kemampuan melihat pd makhluq maka makhluq itu akan buta.
Padahal jelas ada hadits shahih Rasulullah ﷺ sendiri yg bertanya dimana Allah.
kamu ikut rasul apa rozy ?
kamu ikut yesus apa paulus ?
ikut hawa nafsu. aura mukanya aja ngeselin
Jangan bikin tambah mumet. Allah Maha Besar, Tunggal, bersemayam di atas Arsy lebih dekat dari urat leher, Allah di Langit di ketinggian Dia meliputi segala makhluk, Allah punya tangan dan dengan Tangannya menciptakan Nabi Adam AS.
Intinya tidak usah berpikir deh tentang Allah, tudak ada perintahnya. Cukup terima saja apa yang ada dalam Nash sesuai kapasitasmu. Tidak perlu membayangkan dan tidak perlu dibahasakan.
Ahlussunah itu bukan cuma asy'riyah ustad...
Wahabi bukan Ahlussunah tp cenderung mujassimah
Waspada, komentar dipenuhi salafi Wahabi! Terima kasih ust Nuruddin, sangat clear dan jelas.
moal di baca, nu aya mah ngomong nih sama tangan
afwan ust, akan lebih menarik lagi, jika bahasa arab nya ditampilkan dilayar ust, afwan
كلام العلامة الكبير الله يفتح عليه فتوحا كبيرا، ويبرز ذلك في تفسيره مفاتح الغيب، رحمه الله تعالى رحمة الابرار
لكنه فى النهاية هو يقول
"ليتني لم أشتغل بعلم الكلام" وبكى"
لقد اختبرت الطرق الكلامية، والمناهج الفلسفية
" فلم أجدها تروي غليلًا"
" ولا تشفي عليلًا،"
" ورأيت أصح الطرق طريقة القرآن،"
نهاية إقدام العقول عقال
وأكثر سعي العالمين ضلال
وأرواحنا في وحشة من جسومنا
وحاصل دنيانا أذى ووبال
"ولم نستفد من بحثنا طول عمرنا"
"سوى أن جمعنا فيه قيل وقالوا"
Mantap inilah Ust.ori luar biasa ilmunya banyak memberikan pencerahan kpd umat.
Tidak ada yg mengatakan Allah bertempat , arsy itu makluq paling tinggi , dan kemudian Allah yang maha tinggi jauh diatas makhluqnya subhanahuwataala , jadi jika anda mengatakan Allah tidak bertempat itu betul namun jangan kau nafikkan bahwa Allah di atas arsy
Antar tokoh asyairoh aqidahnya kok beda ya????!!!.
Al-Qaadliy Abu Bakr Al-Baqillaniy berkata :

Bab : Apabila ada seseorang yang bertanya : “Dimanakah Allah ?”. Dikatakan kepadanya : “Pertanyaan ‘dimana’ adalah pertanyaan yang menyangkut tempat, dan Dia tidak boleh dilingkupi oleh satu tempat. Tidak pula satu tempat bisa meliputi-Nya. Namun, kita hanya boleh mengatakan (atas pertanyaan itu) : ‘Dia berada di atas ‘Arsy-Nya’, dimana hal itu tidak berkonsekuensi makna wujud badan (jism) yang bersentuhan dan berbatasan/berdekatan. Maha Tinggi (Allah) dari atas semua itu dengan setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya !” [At-Tamhiid, hal. 300-301].
Faedah yang dapat kita ambil dari perkataan Al-Baqillaniy rahimahullah di atas antara lain :
1. Penegasan Allah berada di atas ‘Arsy, yang dalam waktu bersamaan terdapat penafikkan bahwa Allah dilingkupi atau berada di dalam tempat tertentu. Oleh karena itu, di sini Al-Baqillaniy telah menggabungkan dua pernyataan sekaligus : Allah berada di atas ‘Arsy dan menafikkan dilingkupi oleh satu tempat.
2. Penegasan Al-Baqillani bahwa Allah berada di atas ‘Arsy itu tanpa perlu mengkonsekuensikan Dia mempunyai badan (jism) - seperti makhluk.
3. Ketika muncul pertanyaan : ‘Dimana Allah ?’, Al-Baqillani hanya mencukupkan dengan jawaban : “Dia berada di atas ‘Arsy”, tanpa mengkaitkan (atau men-takyif) hal-hal yang berkaitan dengan makhluk.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Materi,Ruang dan waktu diciptakan secara bersamaan itulah yg disebut makhluk/ alam semesta.Jadi bertempat dan dan berwaktu itu adlh hakikat alam.Sedangkan Tuhan berbeda dg alam.Hakikat Tuhan adlh Zat Yang Berdiri Sendiri tidak terikat oleh tempat, ruang dan waktu(tidak terikat oleh alam).dan Dia Maha Kaya tidak butuh kepada alam yg Dia Ciptakan.
ALLAHU AKBAR !
Allah tidak memerlukan tempat tapi Allah ada diatas, ketika peristiwa isra mi'raj rasul ditanya apakah diatas rasul melihat Allah? Rasul menjawab ada cahaya yang menghalangi.
Diatas arsy bukanlah sebuah tempat, karena arsy adalah makhluk Allah yg paling tinggi, paling luar dan paling besar, diatasnya tidak ada ruang lagi karena ruang itu bagian dari makhluk.
Sdh di jabarkan di video bserta rujukannya... Msh saja disanggah dgn Tuha beristiwa. sudah cukup imani saja.... Ya salaaam
Terimakasih Ustadz M. Nuruddin.
Sepakat Ulama-Ulama Ahlussunnah bahwa Allah Swt Tidak Bertempat dan tidak berlaku pada-Nya Zaman.
Begitu banyak dalil Al Qur'an dan hadits yang menyatakan Allah di ars, ketika datang dalill maka tinggalkanlah akal mu, karena akal tidak akan mampu untuk menandingi dalill,dan rata rata orang seperti ini merasa dirinya paling pandai 😢
Alhamdulillah Muncul lagi Channel Ustadz Ahlussunah Waljamaah Pengikut salafus sholih Ulama-Ulama Warotsatul Ambiya ,,
Lanjutkan Ustadz..
Lanjutkan Lanjutkan ❤❤❤❤❤❤❤❤
Dzat Allah tinggi di atas seluruh makhlukNya, inilah keyakinan Ahlu Sunnah, Ahlusunnah beriman dengan setiap apapun yang Allah sifatkan diriNya dgnnya di dalam kitabNya, dan apa yang Rosul sifatkan Allah dgnnya tanpa tahrif(menyelewengkan makna/lafadznya?, tanpa menta'thil (menolak sifatNya), dan tanpa mentakyif (membagaimanakan) dan tanpa metamtsil (menyerupakan Allah dgn makhlukNya). AHLUSUNNAH MEYAKINI BAHWA ALLAH (ليس كمثله شيء وهو السميع البصير)
Inilah Aqidah golongan yg selamat, tidak seperti Aqidahnya orang2 yang sok tahu seperti di antaranya org2 MU'TAZILAH, menolak sifatNya hanya karena tidak masuk akal baginya. Dan salafnya orang2 MU'TAZILAH adalah orang2 Ahlu filsafat, semuanya harus bisa masuk akalnya yg lemah.
Fakhruddin Arrazy beliau termasuk tokoh yg berpemikiran MU'TAZILAH.
kenapa gak merujuk ke ulama yg sebelum sebelumnya ustadz?
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan akal sehat dan ketundukan dengan al quran dan hadits di atas paham sahabat
Buat ikhwan² kita yg dari kubu sebelah, kalau tidak suka tidak usah nonton vidio nya, udah tau pemahaman kita itu beda, tapi dua²ny juga punya tujuan sama, sama² ingin mensucikan dzat allah, harap saling mengerti, hindari perdebatan yg ga penting.
Ya Allah.... Wafatkan kami diatas aqidah beriman Engkau beristiwa di atas Arys. Aamiin....
Kenapa ci wahhabi ketika beriibadah diantaranya : berdoa, sujud sholat, dzikrullah, hatinya diarahkan ke langit ? emang ada salaf yg mencontohkan ? aneh pisan 🤭
@@Bagusdoankkalau gk aneh nmanya bkan wahabi 😂
Sekalipun orang awam atau jahil ketika ada perkara yang diluar kemampuan yang dia yakini dan berpasrah kepada Allah sesungguhnya secara tidak langsung fitrahnya dia akan mengatakan dalam keadaan tersebut dengan perkataan dan sering terdengar dan diucapkan "TERSERAH BAGAIMANA YANG DIATAS SAJA" ini menunjukkan Fitrahnya kita manusia meyakini Allah berada di Langit sekalipun orang yang berkata tersebut awam ataupun jahil.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua taufik dan hidayah-Nya
Syubhat yg begitu nyata. Rusak cara berfikir orang ini. Semoga kita selalu diberikan hidayah dan iman. Bahwa allah itu berada di atas arsy Nya
Hanya karena tidak masuk diotaknya, menolak banyak dalil,,semoga Allah memberikan antum hidayah
Memang benar, Tuhan itu tidak membutuhkan tempat. Namun hak Tuhan untuk berkehendak sebagaimana keterangan hadits tersebut. Sebagaimana Allah gk butuh malaikat untuk menjalankan tugas² namun Hak Allah menciptakan dan memberikan kewajiban dan tugas mereka. Wallahu 'alam
1). Ada shifat mustahil bagi Allah yaitu berubah menjadi terbatas atau berubah menjadi makhluk
2). Kamu masih percaya jika kalimatmu diubah seperti ini : Memang benar, Tuhan itu tidak tidur. Namun hak Tuhan untuk ingin tidur
Gk ngerti sifat mustahil 😂
@@wahidbimantara2364 Gk ngerti sifat mustahil 😂
___________
Coba Jelaskan nyong 🤭
@@Bagusdoank ya udah kamu jelasin tu di atas
@@wahidbimantara2364 ya udah kamu jelasin tu di atas
___________
Owh iya y,m sorry, aku salah paham, kirain kamu wahhabi ✌
Yang tidak sepemikiran dengan apa yang disampaikan di dalam video merapat sini, siapa tau kita sepemikiran
Gw sepemikiran, bg tpi kl antum g sepemikiran no problem
Klo antum meyakini bahwa Allah azza wa jalla tidak bertempat.
Lalu kmna Rasullah shallallahu alaihi wasallam miraj, untuk menerima perintah shalat ?
Allah itu di atas Arsy.
bahas tafsir ibu katsir juga
Cuma asya'irah aja yang bilang kalau allah diatas berarti allah butuh tempat 🤣
1 - saya sampai mengulang2 menonton video ini, ternyata ust nurudin TIDAK SEKALIPUN menyebut kata "ISTAWA". Tidak mengutip ayat istawa.
2 - ISTAWA ALLAH TA'ALA DIATAS ARSY NYA BUKAN BERTEMPAT SEPERTI HALNYA MAKHLUK BERTEMPAT.
3 - Ulama Salaf menggunakan terminologi 'tempat' untuk menjelaskan sekaligus membantah firqah yg meyakini Allah Ta'ala ada dimana2 atau tidak ada di mana2, sebagaimana yg diyakini ust nurudin.
4 - Dalam memahami ayat2 sifat hendaklah mengikuti panduan surat Ali Imran:7 :
- Allah Ta'ala mecela orang2 yg ibtighaa ta'wil (mencari2 ta'wil) dengan sebutan "zaighun" (condong pd kesesatan)
- orang yg mendalam ilmunya (ar rasikhun) mengimani tanpa menta'wil.
5 - Men tafwidh makna 'istawa' yg merupakan fi'il madhi yg menjelaskan perbuatan Allah Ta'ala, itu artinya menolak perbuatan Allah Ta'ala.
Menolak perbuatan Allah Ta'ala adala suatu kemungkaran dlm aqidah, bahkan bisa termasuk kufur jika dilakukan dengan penuh kesadaran.
5. Pertanyaa أين الله dipahami sebagai pertanyaan tempat atau kedudukan bisa diketahui dari jawabannya. Budak jariah menjawab في السماء.
Maka pertanyaan itu bermaksud 'tempat', dan jawabannya dibenarkan oleh Rasulullah.
6. Asyairah mengingkari arah, sehingga menolak Allah Ta'ala istawa diatas Arsy secara hakiki.
Tapi asyairah meyakini Allah Ta'ala dapat wujud dilihat penghuni surga. Pada mata yg melihat pastilah tertuju/mengARAH pada yg dilihatnya. Terjadi tanaqud/ kontradiksi pd aqidah asyairah.
7. Ikutilah manhaj aqidah ulama salaf Imam Malik dalam memahami istawa:
الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه
بدعة
"Istawa bukan sesuatu yg tidak diketahui, kaifiyahnya tidak terpikirkan aqal, mengimaninya wajib, dan mempersoalkannya adalah bid'ah".
Imam Malik itsbat makna, tafwidh kaifiyat, tidak ta'wil, tidak tafwidh makna.
Mknya asyariah mmiliki dua opsi,tafwid mnyerahkan spnuhnya kpda alloh,tdk mnyikapi dgn makna2 liar at pnafsiran,yg kdua takwil mmaknai ssuai kaidah laisa kamitslihi syaii
@@MuhammadUsman-e3b8l
- opsi men ta'wil (mencari2 ta'wil) di cela oleh Allah Ta'ala sebagai "zaighun" (condong pd kesesatan). Baca surat Ali Imran:7.
- opsi men tafwidh berarti menolak perbuatan Allah Ta'ala,
Menolak perbuatan Allah Ta'ala adala suatu kemungkaran dlm aqidah, bahkan bisa termasuk kufur jika dilakukan dengan penuh kesadaran.
- opsi yg benar mengikuti manhaj aqidah ulama salaf Imam Malik dalam memahami istawa:
الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه
بدعة
Imam Malik itsbat makna, tafwidh kaifiyah, tidak ta'wil, tidak tafwidh makna.
Imam Malik tidak menyerupakan Allah Ta'ala dg makhluk.
ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
- opsi menta'wil (mencari2 ta'wil) dicela oleh Allah Ta'ala sebagai "zaighun" (condong pd kesesatan). Baca surat Ali Imran:7.
- opsi men tafwidh berarti menolak perbuatan Allah Ta'ala. Menolak perbuatan Allah Ta'ala adalah suatu kemungkaran dlm aqidah, bahkan bisa termasuk kufur jika dilakukan dengan penuh kesadaran.
- opsi yg benar : mengikuti manhaj aqidah ulama salaf Imam Malik dalam memahami istawa:
الاستواء غير مجهول، والكيف غير معقول، والإيمان به واجب، والسؤال عنه
بدعة
Imam Malik itsbat makna, tafwidh kaifiyat, tidak ta'wil, tidak tafwidh makna.
Imam Malik tidak menyerupakan Allah Ta'ala dengan makhluk.
ليس كمثله شيء و هو السميع البصير
Lafadz arrasikhun ataf kpd lafadz alloh,ma'tuf mngikuti ma'tuf alaih,faham? Mnyerahkan spnuhnya kpda alloh brbeda dgn mnolak/ mengingkari,faham?
Jumlah sebelum waw menjelaskan : 'tidak ada yg tahu ta'wilnya kecuali Allah Ta'ala.
Jumlah sesudah waw menjelaskan: sikap ar rasikhun yg mengimani Al Quran tanpa menta'wil.
Jadi jelas waw disitu bukan waw athaf, tetapi waw isti'naf.
Ayat itu membahas dua golongan yg sikapnya berlawanan ketika menerima ayat mutasyabihat, antara yg men ta'wil dan tidak menta'wil.
Ayat itu tidak membahas tentang tafwidh makna.
Tafwidh makna berarti meniadakan semua makna dari suatu kalimat (menyerahkan makna kepada Allah Ta'ala).
Sedangkan wahyu Al Quran tentang "istawa" datang sebagai kalimat fi'il madhi yg menjelaskan suatu perbuatan Allah Ta'ala.
Mentafwidh makna istawa berarti menganggap kalimat istawa tidak diketahui maknanya. Padahal Allah Ta'ala sudah mendatangkan sebagai kalimah fi'il.
Maka mentafwidh makna sama artinya menolak perbuatan Allah Ta'ala.
Kenyataan pahit untuk aswaja NU ternyata aqidah nabi Muhammad para sahabat imam madzhab Syafi'i bukan asyariyah maturidiyah kullabiyah sufiyah. Fahimtum
😂😂😂 omong kosong
Aneh knp pertanyaan seperti ini ada ya.
Saya dr dulu prasaan gk pernah ada terbesit pertanyaan dimana Allah 😂
Karna sebelum ada kata "dimana" Allah udah ada. Kalau kita bertanya sifat Allah dng pertanyaan maka sama halnya dng menyamakan Allah dng kalimat tanya😂.
Kata kata yg kita ucapkan ini baru ada dan yg menciptakan itu adlh kita dan kita diciptakan oleh Yg menciptakan.
Ya gk masuk akal aja gitu nanya sesuatu tentang pribadi Allah. Bahkam kata kata yg kita ucapkan dan kalimat yg kita ucaokan inikan sebelum ada kata kata dan kalimat "dmn" Allah sudah ada
Faham gk!
Saya mau tanya.
Andai semua manusia itu adlh sebatang pohon. Apakah kita akan bertanya dmn Allah sedangkan pohon tdk memiliki mulut untuk bertanya dan pohon tdk memiliki kata kata?
Ibarat
sebelum Allah menciptakan kalimat tanya, Dimana kalimat tanya itu?
Akidah ulama salaf Ahlussunah wal Jama'ah Asy'ariyah, Maturidiyah & Atsariyah (Fudhola' al-Hanabilah): Allah SWT Maha Suci dari tempat & arah.
Setelah alam semesta diciptakan oleh Allah maka alam semesta tsb ditempatkan di mana?.
Di dalam Allah atau di luar Allah atau di samping Allah?.
Kalau di dalam Allah berarti Allah itu di atas. Bumi dikelilingi atmosfer dan kita katakan atmosfer itu di atas kan?.😂😂
@@IbuSalmaemmujasima mujasimah otak lu yg salah itu
Berlebihan jika disebut fudhola'; tho'ifah min al-Hanabilah lebih tepatnya. Sejarawan mengaimini jika Asya'irah itu antitesa daripada Muktazilah; begitu juga Hanabilah yang antitesa daripada Asya'irah dalam diskursus atribut-atribut Tuhan.
Salaf yg mana berakidah seperti itu? 4 imam aja blg Allah d atas arsy
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua ke jalan yg Allah ridhoi dan bisa bertemu dengan Rosulullah dan beliau ridho dengan kita dan kita d akui sebagai umat beliau.....yg mengikuti beliau dan menjauhi perkara yg baru yg diada adakan
pembahasan yg ga beres2 ttng jamiyah, zindiq dll.. ar rad aj jamiyah.. org2 atsar.. membahas asma wasifat.. padahal jawaban sdh jelas di Alquran.. dan selesai itu aja.. susah utk menjawab karena ruang, waktu benda masa dll itu adalah ciptaan ALLAH.. waktu itu cuma utk mahluk jadi agak bingung jawab nya.. cma tinggal pahami aja apa yg ada di alquran selesai
Rasulullah miraj ke langit ke 7 artinya apa...
Terima kasih ustadz,, sangat masuk akal penjelasan ustadz,,, semoga berkah, amiin ya rab
@@rayyan221 padahal kemampuan akal terbatas dan bilamana akal yang ada ditubuh kita, kitapun tak tahu dimana tempatnya , lalu bagaimana dengan Allah.
Cukup imani saja Allah berada diatas Arsy.
Pertanyaan simpel ustadz, kenapa kalau org berdoa mengankat tanganya ke atas? Dan syariat menganjurkan kita mengangkat tangan kita ke atas seakan² memang Alloh itu ada di atas kita
Dan semuanya sepakat baik mukmin atau kafir....kalau seseorang diuji dengan musibah pasti bilang.....serahkan semuanya sama yang diatas....😊😊
Pertanyaan simpel juga, kenapa solat menghadap kiblat, apakah allah berada di kiblat?
Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. (Hafidzohullah) sudah menjelaskan semuanya, bantahan-bantahan tentang aqidah menyimpang seperti ini
صدقتَ يا استاذ، ليس كمثله شيء وهو السميع العليم، بارك الله فيك 🤲🏻
Selalu ada perbedaan pendapat dalam hal keagamaan itu karena masing-masing insan memiliki pemahaman yang berbeda beda karena perbedaan penafsiran Alquran dan hadis, namun kita semua muslim adalah saudara, jgn sampai setan menjadikan perbedaan pendapat itu sebagai jalan untuk memecah belah kita, saya pribadi memilih pendapat bahwa Allah itu ada di arsy namun saya tetap menghormati beliau (ust nuruddin), berdebat di kolom chat bukanlah hal yang bijak, kalau mmg tidak setuju seharusnya beliau diundang, duduk minum kopi sama" sambil diskusikan perihal tersebut dengan dalil-dalil yang kuat
Terima kasih ustadz
Jazakumullah khoir 🙏
Alsahirah merosak iman.yakin Kata Allah di Al Quran...sudah ..cukp beriman Allah bersemayam darasy..❤❤❤.
Hidup dalam manhaj Ahlusunnah wal jama'ah☝️☝️
Iyaaa bener tadz,
Ciri2 ahlusunnah wal jamaah, diantaranya: (menurut dalil aqli)
1. Allah tidak bertempat
2. Punya 20 sifat wajib
3. Mxdnya adalah Istawla, bukan istawa.