PETANI adalah profesi yang bukan PILIHAN, tapi KEADAAN... dari semenjak bertani -+5tahun, yang sirasakan adlh kebijakan yg belum jg berpihak pd petani (khususnya petani padi) walaupun dimasa pandemi ini, dikatakan pertanian adlh komuditi yg paling menunjang ekonomi, dan tidak mengalami penurunan hasil... Tpi nyatanya, pertanian belumlah menjadi prioritas.. Permasalahan dipertanian ini, sangat kompleks dan sudah mnjdi gunung.. 1. Kebijakan yg belum berpihak kepada petani, seperti import beras pd saat petani kita musim panen. 2. Pengurangan subsidi pd pupuk, dan tidak meratanya pembagian pupuk subsidi kepada masyarakat petani, sebagian masih dikuasai oleh oknum2 penguasa lahan. 3. Hasil komuditi pertanian yg tidak adanya pengawasan dlm proses jual belinya, sehingga produsen padi dipenuhi calo2 dan berpengaruh pd hasil penjualan dari petani.. 4. Berkurangx lahan pertanian, yang trjdi karna alih fungai lahan, yang kebanyakan ditunggangi oleh kepentingan2 politik individu para oligarki... 5. Kurangx minat generasi muda untk bertani, karna bagi merwka bertani itu bukan lah PILIHAN, TAPI KEADAAN... 6. Naiknya biaya produksi pertanian, seiring modernisasi alat2 pertanian, pekerja harian lepas di komuditi pertanian yg makin langka, dan harga2 produksi pastisida kkmia maupun organik yang semakin melaju naik harganya, dgn berbagai alasan produsen, dan tidak adanya pengawasan dri pihak berwenang tentang harga jualx, mngkin yg diawasi hanya pajaknya saja.. 😊😊 Perlu diketahui, kami para petani saat ini, adalah ladang hasil bagi pada produsen beras, pupuk, dan pestisida... Dan instansi yg ada, dan para pemngku kebijakan, tidak ada kontribusi pengawasanx, atau memang tidak masuk dlm pengawasan.. 😄 Petani dizaman milenial ini, hx bsa bermimpi saja, dan berharap saja, ada kebaikan yg datang suatu saat nanti, sambil bertahan hidup dari himpitan2 yg ada, atau PETANI HANYA PROFESI KENANGAN NANTINYA BAGI GENERASI MASA DEPAN..... semoga komentar ini didengarkan dan dijadikan renungan buat kita semua, bahwa PERJALANAN MENJADI NASI ITU, TIDAK MUDAH, DAN ADA PROSES YG PANJANG, SEHINGGA BISA KALIAN MAKAN, UNTK BERTAHAN HIDUP... Bukan ujuk2 langsung nasi ya... 😁😁 dan yg membudidayakanx adlh profesi bernama PETANI saat ini keadaanx seimbang antara BERTAHAN HIDUP ATAU HANYA MENJADI KENANGAN... 🙏🙏🙏🙏
Kuantitas & kualitas panenan tidak cuma tergantung pd kesuburan tanah melainkan juga ditentukan kualitas air irigasi. Dulu sebelum ada budidaya ikan air tawar, kualitas hasil panen di tanah leluhur tinggi. Berasnya padat, awet. Nasinya pulen, wangi & tidak mudah basi. Setelah ada budidaya ikan air tawar, air irigasi tercemar kelebihan pakan ikan yg hanyut. Pencemar ini bersifat _'panas'_ bagi tanaman padi. Kualitas panenan jadi merosot. Itu gambaran bagaimana tantangan yg para kadang tani.
Kalau kebun sayuran/botani/tanaman hias di tengah pemukiman padat penduduk dan gedung tinggi masih banyak dijumpai di kota semarang dan kudus, tapi kalau sawah kayaknya cenderung di pinggir, jauh dari pemukiman
di Jakarta daerah Cengkareng masih banyak swah dan palawija. di Jaksel juga deket2 Tangerang tuh. atau di cibubur masih ada tani tapi bukan sawah lebih ke sayuran dan buah.
Itu juga pinggiran mas. Wiĺayah jakbar sama jakut gk sebabyak jaksel sama jakpus perkantoran dan pemukimannya. Tanah2 yg ada di berita itu juga udah punya pengembang, masih dlm prisea pembangunan. Emg pengembang sekarang pembangunannya udah di sekitaran pinggiran. Luas kota semarang dan jkt beda jauh. Pusat perkantoran di semarang masih di wilayah semarang barat. Sementara mangkang ngaliyan, dan wilayah2 semarang atas kan masih pedesaan/perkampungan. Blom masuk pengembangan perkotaan. Walau sekarang udah mulai dikembangkan sih
Kalo kata bang JJ Rizal, memang harusnya ada sawah sebagai salah satu benteng ketahanan kota soal pangan. Kalo kita dalam kondisi darurat, emangnya aspal bisa dimakan?
Kalo di tempat saya beda, ada sawah deket/ pinggir jalan strategis area kantor Pemda itu tanah persawahan milik pribadi diatur oleh pemerintah setempat tidak boleh didirikan bangunan apapun..boleh dijual keorang lain tp siapapun tidak boleh membangun / mendirikan bangunan diarea tersebut,kata nya kalo dibiarkan nanti lama lama area persawahan ini akan berubah jadi bangunan semua, aku ikut senang mendengarnya .sekian.
Itu pemerintah provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat harus nya membantu dari segi penyuluhan, peralatan Moderen pertanian dan lain2, mungkin Bisa menjadi pariwisata kota, atau bikin saja peraturan tanah disitu menjadi zona hijau
@@Gajeboname itu di sekitar bandara Banyuwangi dibikin peraturan tentang zona hijau persawahan, itu juga milik swasta / perorangan, pemerintah kab Banyuwangi tidak akan memberikan izin mendirikan bangunan
@@ngapakiyyah718 OOOHHHH jadi zona hijau karena ad bandara toh, WAJAR. Jng d samain lah ama yg d daerah jakarta. Jadi zona hijau kan harus ad dasarnya.
Ya memang karena tanah pulau Jawa terutama Jakarta sekarang itu subur seharusnya digunakan sebagai lahan pertanian yang utama/industri pertanian dikarenakan kesuburannya.
@PARADOX87 Kalo kepemilikannya legal, ga mungkin pemerintah asal gusur tananh milik masyarakat tanpa ada dikasih ganti. Beda kalo tanah sengketa atau tanah serobot yang bukan haknya. Contohnya kayak rumah-rumah kumuh di pinggiran kali yang sebenernya milik negara, anehnya waktu digusur malah protes padahal Haram serobot tanah yang bukan haknya.
Iya sawah di jaktim bbrp thn lalu tuh masih keliatan kalo menuju jkt lewat tol cikampek.....deket2 antara tol pd gede & exit tol halim/cawang. Kalo di jakut ya ky yg di video ini....di rorotan. Deket aeon mall & IKEA JGC.
@@lilylestari4135 klo tanah sdh ditetapkan Lahan Hijau oleh Pemerintah mau sampai kapanpun akan jadi lahan pertanian siapapun pemiliknya, kecuali ada kolusi perubahan status.
Saya pernah menyusuri BKT (Banjir Kanal Timur) dari titik nol BKT ke bagian hilirnya di laut dan pas sudah di sekitaran daerah Marunda-daerah perbatasan antara Jakut dan Bekasi kalau tidak salah-sambil menyusurin BKT itu, saya agak kaget ngeliat masih ada sawah di pinggiran BKT dan daerah yang dijadikan sawah itu masih bagian dari DKI Jakarta.
bener bgt, bapakku jg numpang tanah untuk bertani di jak tim lahannya menyusut terus, udh gitu cari urea subsidi susah bangt, non subsidi mahalnya ampun deh di pasar harus bersaing sama sayuran luar daerah yg mungkin masi dpt subsidi penyuluhan/perhatian pemerintah boro2
Kok kesannya kayak heran sih min 😅 jangankan sawah, pemukiman kumuh padat penduduk yg masih belum ada jamban dan belum ada saluran air bersih pun masih ada di Jakarta 😁
Gak Nyambung Lu! Sawah di Perkotaan disamain sm Sanitasi dan Drainase buruk. Hadeeh Netizen Stunting! Sawah itu BUKAN SEBUAH PERMASALAHAN! MALAH ADA SAWAH DULU SBLM KOTA! Sanitasi dan Drainase dampak dari Kemajuan Kota berbondong org dtg Ke Jakarta yg Akhirnya Menimbulkan Permasalahan.
@@herdimassa2481 palingan buzzer kampung bang miris lah orang kampung yg selokan depan rumah dia aja buk sampah plastik tapi sok sokan paling elite. dan yg pasti dia bukan orang Jakarta kayak saya
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang. IDE UTAMANYA KAN INI, jd ya emang salah kaprah klo terlalu menuhankan infrastruktur tanpa memperhatikan keseimbangan tujuan pembangunan 🤭 INGAT!!! PETANI, PETERNAK, NELAYAN dkk ADALAH YANG MENJAGA VALUE/NILAI UANG KITA SELAMA INI SECARA RIIL. RESPECT YANG SEDALAM-DALAMNYA 😥
bang tau ga, dibeberapa situ (danau) jkt itu ga boleh mancing/jala/cari ikan padahal ikan sumber protein yg mudah di dapat. kalo dah gitu gimana coba. kekayaan alam tp ga boleh dimanfaatkan
Nggak lah, kita kan masih butuh makan. Dan pertumbuhan populasi bakal memuncak sekitar tahun 2030-2060. Juga tanah kita luas, 2,1 juta kilometer persegi.
Sedihnya lagi klau yang mau maju aja hanya di Pulau Jawa dipulau gak di urusin mana hasil tambang kebanyakan dri kalimantan, sulawesi, ama papua lgi dah aja yg masih nolak pindah Ibu Kota. Hei gvlk yg pindah cuma pusat pemerintahan, bukan pusat perekonomian dan lain2.
@@iribilangboss3023 harusnya, yg dipindah kota bisnisnya, karna jakarta memang dari jaman sukarno udah dipilih jadi ibu kota, mau menyingkirkan sejarah? Jangan sok pinter sendiri deh, IKN itu secara prosedur sudah cacat, masa sudah diketok dibuat tp belum ada perencanaan amdal dll, bung, hangan fanatik jadi orang, malu nanti kau
Seharusnya tidak usah ada pertambangan, cukup mendukung yg sudah ada dan di kembangkan lebih maju lagi. Hidupkan pertanian, kembangkan kita jual hasilnya kepada mereka yg tidak bisa menanam seperti kita dan sudahi para industri"..
tidak ada pertambangan? balik lagi jaman prasejarah, panen beras diantar pakai kerbau karena minyak gak ada, televisi dan radio tidak ada tembaga timah gak ada informasi menyebar sangat lambat,.. sulit banget tanpa pertambangan
@@bersamapraktek6670 industrialisasi dan gaya hidup barat sdh merusak lingkungan bro, coba org barat gaada dan gaada kolonialisasi, kita org pribumi masih hidup dgn cara tradisional, bumi tetap asri, enggak climate change kaya skrg
@@bersamapraktek6670 pada kenyataanya sekarang banyak pertambangan, banyak industri dengan berdirinya itu semua tidak luput dngan cara menyingkirkan rakyat kecil. Apakah negara sekarang bisa mensejahterakan rakyat ????
tau Serpong ? Lengkong gudang Lengkong timur ? dulu belakang kampus UINSH ada sawah tuh sekarang jadi kosan. belakang stasiun serpong juga dulunya banyak sawah sekarang jadi kostan dan toko. deket dinas pertanian tuh itu dulunya dikelilingi sawah sekarang jadi perumahan 🤣 tinggal yg exit tol aja tuh mepet2 tol yg masih sawah
@@minimalism2688 tanah kaka saya di jual kepaksa pembangunan bandara. padhala lagi nanem Bonteng puan. mayan buat bulan puasa. mahal emang klo Surat2 lengkap ya wkwkwk langsung beli tanah di bogor dapet 20x luas tanah di Tangerang dan masih banyak sisanya wkwkwk. padahal mau fia kasih buat bikin rumah anaknya kelak deket bandara pondok cabe tuh. wkwkwk masih banyak sawah situ kemaren pada kegusur
Ayo anak generasi milenial mari jadi petani , mumpung masih muda banyakin belajar biar tuanya kita gk tergantung pada negara luar ... Tanah kita subur lo
Tani yang ada di wilayah Jawa jarang disponsorin besar besaran oleh negara, oleh tenaga ahli yg sarjana..... Sarjana pertanian jadi PNs impek yg didapat menurut kita yg awam begini biasa aja... Hmmm
Reality nya sawah di jakarta yg pengairan nya menggunakan air sungai yg tercemar, 'padinya' mengandung timbal di ambang batas normal (terutama air sungai citarum)
bisa jadi tapi kita belum uji lab untuk sample padinya. kalo di air mungkin bisa tapi residunya belum tentu terdapat pada tumbuhan. kalo pada hewan sih positif ada
@@syahrulfauzi6344 Ada bang udah lama, dan tesnya diluar negeri karena alat dan sdm yg di Indonesia belum memadai Ini linknya walaupun yg ngerjain wartawan luar negeri th-cam.com/video/GEHOlmcJAEk/w-d-xo.html
@@rei_459 hah itu temen saya pak sunardi. sample yg diambil juga bukan padinya tapi sawahnya. dan kalo dibilang sdmnya gak ada itu bohong buat baca timbal doang pake AAS juga bisa. pake spektro juga bisa. spektro di kampus2 di balai2 uji di rumah sakit bahkan di beberapa smk juga ada. dan kadar nya juga gak tinggi atau belum tinggi pada berasnya atau pada padijya tapi di sample airnya saja. dan ini kasus citarum. selain itu di ciujung dan beberapa kota industri lain juga sama kok cemaran air limbahnya tinggi. itu blik ke pemerintah karena standar ambang batas perusahaan boleh buang limbah itu sesuai peraturan kepala daerah. per outlet per perusahaan. makanya perusahaan pengelolaan air limbah kaya lpii, eco waste dan sejenisnya sangat diuntungkan jika perusahaan tidak memiliki IPAL sendiri. nah masalahnya pemda ini gerak tidak. itu untuk kasus citarum untuk kasus residu di beras ada jurnal menarik nih di internet mulai dari Balitbang pertanian, sampai beberapa kampus. tapi karena standar atau ambang batasnya masih dibawah ambang batas yg dikeluarkan pemerintah ya semuanya aman. bahkan di kawasan citarum tersebut. jadi jgn bilang SDM nya gak bisa tapi pergaulan kami sampe mana
@@syahrulfauzi6344 Sudah liat videonya kah bang? Disitu ada 3 cara pengujian( Tes langsung air sungainya, tes kandungan timbal pada padi dan yg terakhir Tes jumlah kandungan timbal yg di konsumsi masyarakat disekitar aliran sungai citarum dari tes DNA pada rambut) gue yakin yg pertama Indonesia udah bisa cuma yg kedua dan ketiga kurang menyakinkan. Bahkan disitu ada dokter kalo gk profesor yg ikut menguji dan beliau baru sadar atau tau kalo hasil uji sangat mengkhawatirkan. Dan ngomong" hasil uji yg dari Indonesia dengan yg di luar beda jauh gk tau bisa gitu bagaimana. Dan gue berfikirnya SDM indonesia kurang bukan karena kemampuannya tetapi seberapa mereka concern atau peduli terhadap permasalahan tersebut (terutama pembuat kebijakan)
jadi intinya itu lahan sawah ngga dianggap ada dalam dukunggan pemerintah ibukota, selain itu sudah semakin mengecil jumlah lahannya. karena mereka sibuk ngembangin sektor lain.
@@danteaquila2699 bukan tentang lahannya. sektor itu kan ada perikanan, perkebunan, pertanian, perlacuran dsb. nah mungkin versi petani, dukungan yg dimaksudkan itu bukan di lahan, tapi perkembangan teknologinya, pembaruan jenis pupuk sesuai lahan, subsidi bibit pupuk dsb. ngga masalah mau lahan itu milik pemerintah jepang, yg diharapkan itu dukungan yg contohnya udah disebutkan tadi. balik lagi, mungkin, sy cuma berasumsi yg berasal dari bukan pengalaman alias bukan pegiat atau pelaksana.
jangankan di jakarta, di kabupaten saja ahan persawahan setiap tahun semakin berkurang. ya karena dijadikan pembangunan perumahan, pabrik, dan tentu jalan tol.
Tonton Reality Bites eps. [Sawah di Jakarta? Masih Ada?!] dan episode lainnya hanya di www.narasi.tv atau klik bit.ly/32ZcSBa.
Audio ada yg eror kak
Mohon diperbaiki
Audio lu error tuh
Audionya heyy
PETANI adalah profesi yang bukan PILIHAN, tapi KEADAAN... dari semenjak bertani -+5tahun, yang sirasakan adlh kebijakan yg belum jg berpihak pd petani (khususnya petani padi) walaupun dimasa pandemi ini, dikatakan pertanian adlh komuditi yg paling menunjang ekonomi, dan tidak mengalami penurunan hasil... Tpi nyatanya, pertanian belumlah menjadi prioritas.. Permasalahan dipertanian ini, sangat kompleks dan sudah mnjdi gunung..
1. Kebijakan yg belum berpihak kepada petani, seperti import beras pd saat petani kita musim panen.
2. Pengurangan subsidi pd pupuk, dan tidak meratanya pembagian pupuk subsidi kepada masyarakat petani, sebagian masih dikuasai oleh oknum2 penguasa lahan.
3. Hasil komuditi pertanian yg tidak adanya pengawasan dlm proses jual belinya, sehingga produsen padi dipenuhi calo2 dan berpengaruh pd hasil penjualan dari petani..
4. Berkurangx lahan pertanian, yang trjdi karna alih fungai lahan, yang kebanyakan ditunggangi oleh kepentingan2 politik individu para oligarki...
5. Kurangx minat generasi muda untk bertani, karna bagi merwka bertani itu bukan lah PILIHAN, TAPI KEADAAN...
6. Naiknya biaya produksi pertanian, seiring modernisasi alat2 pertanian, pekerja harian lepas di komuditi pertanian yg makin langka, dan harga2 produksi pastisida kkmia maupun organik yang semakin melaju naik harganya, dgn berbagai alasan produsen, dan tidak adanya pengawasan dri pihak berwenang tentang harga jualx, mngkin yg diawasi hanya pajaknya saja.. 😊😊
Perlu diketahui, kami para petani saat ini, adalah ladang hasil bagi pada produsen beras, pupuk, dan pestisida... Dan instansi yg ada, dan para pemngku kebijakan, tidak ada kontribusi pengawasanx, atau memang tidak masuk dlm pengawasan.. 😄
Petani dizaman milenial ini, hx bsa bermimpi saja, dan berharap saja, ada kebaikan yg datang suatu saat nanti, sambil bertahan hidup dari himpitan2 yg ada, atau PETANI HANYA PROFESI KENANGAN NANTINYA BAGI GENERASI MASA DEPAN..... semoga komentar ini didengarkan dan dijadikan renungan buat kita semua, bahwa PERJALANAN MENJADI NASI ITU, TIDAK MUDAH, DAN ADA PROSES YG PANJANG, SEHINGGA BISA KALIAN MAKAN, UNTK BERTAHAN HIDUP... Bukan ujuk2 langsung nasi ya... 😁😁 dan yg membudidayakanx adlh profesi bernama PETANI saat ini keadaanx seimbang antara BERTAHAN HIDUP ATAU HANYA MENJADI KENANGAN... 🙏🙏🙏🙏
Betul. Pemerintah seperti kurang berpihak kepada para petani, salah satunya adalah sulitnya mendapatkan pupuk dan semakin mahalnya harga obat.
Terimakasih banyak atas Kehidupan yang ada ditanah ibu Pertiwi yang Sedang susah ini
HormatKu kepada PARA PETANI.
PROFESI YANG MEMBESARKAN RAGAKU
Terima kasih Bapak Ibu tani dimana saja, apapun jenis taninya 🙏🌻🤘💚
🙏
Tani kripto
Saya petani padi dan talas.
😊😊😊😊
keren liputannya, malah baru tau masih ada sawah di jakarta. selama ini cuma tau sawah besar sama srengseng sawah aja
ini bukti kalau kemajuan infrastruktur tetap tidak bisa menggantikan kebutuhan primer.
enggak ada hubungannya
Beras import lebih dominan, subsidi beras murah, petani rugi
Kuantitas & kualitas panenan tidak cuma tergantung pd kesuburan tanah melainkan juga ditentukan kualitas air irigasi.
Dulu sebelum ada budidaya ikan air tawar, kualitas hasil panen di tanah leluhur tinggi. Berasnya padat, awet. Nasinya pulen, wangi & tidak mudah basi. Setelah ada budidaya ikan air tawar, air irigasi tercemar kelebihan pakan ikan yg hanyut. Pencemar ini bersifat _'panas'_ bagi tanaman padi.
Kualitas panenan jadi merosot.
Itu gambaran bagaimana tantangan yg para kadang tani.
kalo budidaya sistem mina padi gimana? malah budidaya padi dan ikan air tawar pada satu lahan yg sama.
mina padi
@@lilylestari4135 saya sudah menyebut *kelebihan pakan ikan*
Pembudidaya ikan memberi pakan secara berlebihan.
Berlatih lebih cermat ya?
Kalau kebun sayuran/botani/tanaman hias di tengah pemukiman padat penduduk dan gedung tinggi masih banyak dijumpai di kota semarang dan kudus, tapi kalau sawah kayaknya cenderung di pinggir, jauh dari pemukiman
di Jakarta daerah Cengkareng masih banyak swah dan palawija. di Jaksel juga deket2 Tangerang tuh. atau di cibubur masih ada tani tapi bukan sawah lebih ke sayuran dan buah.
Itu juga pinggiran mas. Wiĺayah jakbar sama jakut gk sebabyak jaksel sama jakpus perkantoran dan pemukimannya. Tanah2 yg ada di berita itu juga udah punya pengembang, masih dlm prisea pembangunan. Emg pengembang sekarang pembangunannya udah di sekitaran pinggiran. Luas kota semarang dan jkt beda jauh. Pusat perkantoran di semarang masih di wilayah semarang barat. Sementara mangkang ngaliyan, dan wilayah2 semarang atas kan masih pedesaan/perkampungan. Blom masuk pengembangan perkotaan. Walau sekarang udah mulai dikembangkan sih
betul ndes, nek hamparan pabrik sak ndayak😂
gimana dg limbah & polusi?
@@syahrulfauzi6344 Cengkareng mah Tangerang bro
Keren liputan nya, agar pemerintah tak luput juga perhatian nya sama petani di ibu kota
semangat bapak tani. titipan nenek moyang. kalo aku punya tanah luas ingin sekali bertani
blm pernah lihat sawah dijakarta, yg saya lihat banyak pemukiman kumuh dg masih gang" kecil di balik megahnya gedung" bertingkat
Di Kisaran Jagakarsa, Ciganjur, Cipedak, Srengseng sawah, Cilandak , masih banyak Kebon
Kalo kata bang JJ Rizal, memang harusnya ada sawah sebagai salah satu benteng ketahanan kota soal pangan. Kalo kita dalam kondisi darurat, emangnya aspal bisa dimakan?
kalo makan infrastruktur hasil ngutang sedap sedap sedap
ya sawahnya di pinggiran kota/kabupaten lah yg harga tanahnya blm mahal. Ini bagus bisa bertahan, tapi kalo yg punya tanah mau jual habislah
@@danteaquila2699 logikanya ya harus dalam benteng kota, kalo enggak nanti rawan. Kalo misalnya perang bisa dibakar lawan.
Kalo di tempat saya beda, ada sawah deket/ pinggir jalan strategis area kantor Pemda itu tanah persawahan milik pribadi diatur oleh pemerintah setempat tidak boleh didirikan bangunan apapun..boleh dijual keorang lain tp siapapun tidak boleh membangun / mendirikan bangunan diarea tersebut,kata nya kalo dibiarkan nanti lama lama area persawahan ini akan berubah jadi bangunan semua, aku ikut senang mendengarnya .sekian.
Kalo logika saya, ga ada nasi masih ada bahan lain yg bisa dimakan. Bukan makan aspal 😄
Itu pemerintah provinsi DKI Jakarta maupun pemerintah pusat harus nya membantu dari segi penyuluhan, peralatan Moderen pertanian dan lain2, mungkin Bisa menjadi pariwisata kota, atau bikin saja peraturan tanah disitu menjadi zona hijau
Gak bisalah, tanahnya punya pengembang/swasta yg d sewa ama petani, mana bisa d jadiin zona hijau.
@@Gajeboname itu di sekitar bandara Banyuwangi dibikin peraturan tentang zona hijau persawahan, itu juga milik swasta / perorangan, pemerintah kab Banyuwangi tidak akan memberikan izin mendirikan bangunan
@@ngapakiyyah718 OOOHHHH jadi zona hijau karena ad bandara toh, WAJAR. Jng d samain lah ama yg d daerah jakarta. Jadi zona hijau kan harus ad dasarnya.
Semoga tetep di pertahankan , dan petani nya sejahtera , idup terus masyarakat betawi .
Itu aja masyarakat Jawa 🥲
Ya memang karena tanah pulau Jawa terutama Jakarta sekarang itu subur seharusnya digunakan sebagai lahan pertanian yang utama/industri pertanian dikarenakan kesuburannya.
jakarta udh terlalu mahal harga tanahnya... ini yg punya tanah blm jual aja jadi dipake sawah dulu
Memang dari dahulu tanah jakarta asalnya kebanyakan rawa-rawa, subur jadinya.
Inget wktu kecil min, org tua punya sawah di daerah jakarta timur, kebun
Kacang tanah, tp skrg di gusur untuk perumahan.
Kayak itu juga yang akan dirasakan warga kaltim khususnya yang berada di dalam lingkuo IKN.. Tapi yang sekarang Hutan dibabat, sangat disayangkan
@@paradox8776 ya mau gimana lagi
kita jg harus siap menghadapi perubahan
termasuk beberapa perkejaan kantoran yang akan dimakan sistem komputer
@PARADOX87 Kalo kepemilikannya legal, ga mungkin pemerintah asal gusur tananh milik masyarakat tanpa ada dikasih ganti. Beda kalo tanah sengketa atau tanah serobot yang bukan haknya. Contohnya kayak rumah-rumah kumuh di pinggiran kali yang sebenernya milik negara, anehnya waktu digusur malah protes padahal Haram serobot tanah yang bukan haknya.
@@daffadistrict3 di gusur tp tetap ada uang pengganti bang.
Iya sawah di jaktim bbrp thn lalu tuh masih keliatan kalo menuju jkt lewat tol cikampek.....deket2 antara tol pd gede & exit tol halim/cawang.
Kalo di jakut ya ky yg di video ini....di rorotan. Deket aeon mall & IKEA JGC.
Gw berharap sisa sawah di Rorotan ini terus bertahan sampai kapan pun bukan beralih fungsi menjadi perumahan!
klo cuannya lebih ke perumahan gimana? pemilik tanah pasti lebih milih yg cuannya lebih tinggi
Harapan sih harapan, tapi akhirnya tergantung yg empunya tanah juga 😂
realita konversi lahan
@@lilylestari4135 klo tanah sdh ditetapkan Lahan Hijau oleh Pemerintah mau sampai kapanpun akan jadi lahan pertanian siapapun pemiliknya, kecuali ada kolusi perubahan status.
harga tanahnya pasti mahal, kalo dipake sawah rugi yg punya lama2
Saya pernah menyusuri BKT (Banjir Kanal Timur) dari titik nol BKT ke bagian hilirnya di laut dan pas sudah di sekitaran daerah Marunda-daerah perbatasan antara Jakut dan Bekasi kalau tidak salah-sambil menyusurin BKT itu, saya agak kaget ngeliat masih ada sawah di pinggiran BKT dan daerah yang dijadikan sawah itu masih bagian dari DKI Jakarta.
banyak di daerah rorotan cakung cilincing
@@b805gyn5 iya tau kan gw nonton videonya
Semangat petani jakarta... 😭😭😭 terharu
Saya mendukung pertanian Jakarta. Jangan sampai punah.
Panorama indah ketika pesawat mendarat di bandara jakarta...Dari atas asik melihatnya...pertahankan keindahan itu...
bener bgt, bapakku jg numpang tanah untuk bertani di jak tim
lahannya menyusut terus, udh gitu cari urea subsidi susah bangt, non subsidi mahalnya ampun deh
di pasar harus bersaing sama sayuran luar daerah yg mungkin masi dpt subsidi
penyuluhan/perhatian pemerintah boro2
Kok kesannya kayak heran sih min 😅 jangankan sawah, pemukiman kumuh padat penduduk yg masih belum ada jamban dan belum ada saluran air bersih pun masih ada di Jakarta 😁
anak jaksel biasa.
jakarta komplit ya..lov u jakarta😍❤
Gak Nyambung Lu!
Sawah di Perkotaan disamain sm Sanitasi dan Drainase buruk. Hadeeh Netizen Stunting!
Sawah itu BUKAN SEBUAH PERMASALAHAN! MALAH ADA SAWAH DULU SBLM KOTA!
Sanitasi dan Drainase dampak dari Kemajuan Kota berbondong org dtg Ke Jakarta yg Akhirnya Menimbulkan Permasalahan.
orang Jakarta mana nih kapan2 jalan2 bareng ke. sambil liat2 kota Jakarta. jgn nongol di socmed doang
@@herdimassa2481 palingan buzzer kampung bang miris lah orang kampung yg selokan depan rumah dia aja buk sampah plastik tapi sok sokan paling elite. dan yg pasti dia bukan orang Jakarta kayak saya
Smoga tahun ini petani sawah bagus bagus dan hasilnya memuaskan petani👍👍👍
Yess, memang masih ada dan harus dijaga ya
setuju biar kesannya anti mainstream gitu hehe
@@saleh60 dan agraris banget ya..hehe
Wahhh baru tahu saya, klw dijakrta ad persawahan...
Emang top deh episode kali ni
Daerah perbatasan jakarta timur dan depok masih hijau tapi gedung-gedungnya pendek- pendek semua
Sawah di Jakarta udah jadi Kecamatan. Namanya Sawah besar
Cok 😂
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia, unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan perhatian yang seimbang. IDE UTAMANYA KAN INI, jd ya emang salah kaprah klo terlalu menuhankan infrastruktur tanpa memperhatikan keseimbangan tujuan pembangunan 🤭 INGAT!!! PETANI, PETERNAK, NELAYAN dkk ADALAH YANG MENJAGA VALUE/NILAI UANG KITA SELAMA INI SECARA RIIL. RESPECT YANG SEDALAM-DALAMNYA 😥
bang tau ga, dibeberapa situ (danau) jkt itu ga boleh mancing/jala/cari ikan
padahal ikan sumber protein yg mudah di dapat. kalo dah gitu gimana coba. kekayaan alam tp ga boleh dimanfaatkan
suatu hari nanti mungkin anak cucu kita mesti study tour ke vietnam atau thailand cuman buat lihat tanaman padi.
Nggak lah, kita kan masih butuh makan. Dan pertumbuhan populasi bakal memuncak sekitar tahun 2030-2060. Juga tanah kita luas, 2,1 juta kilometer persegi.
Maen kamu cuma di jakarta aja bro? Di luar jakarta,area sawah kita masih luas banget bro..
kagak bro nanti mereka yg main ke jawa barat buat liat sawah
Di tamgeraang masih bnayk kok
Sedih sekali ketika tau Ibukota pindah,dan pindahnya mengorbankan pepohonan paru2 dunia
Sedihnya lagi klau yang mau maju aja hanya di Pulau Jawa dipulau gak di urusin mana hasil tambang kebanyakan dri kalimantan, sulawesi, ama papua lgi dah aja yg masih nolak pindah Ibu Kota. Hei gvlk yg pindah cuma pusat pemerintahan, bukan pusat perekonomian dan lain2.
@@iribilangboss3023 harusnya, yg dipindah kota bisnisnya, karna jakarta memang dari jaman sukarno udah dipilih jadi ibu kota, mau menyingkirkan sejarah?
Jangan sok pinter sendiri deh, IKN itu secara prosedur sudah cacat, masa sudah diketok dibuat tp belum ada perencanaan amdal dll, bung, hangan fanatik jadi orang, malu nanti kau
liat aja di google map
biasanya di daerah cilincing sebelah kanal banjir timur diatasnya daerah jgc
betul, tepatnya d rorotan kec. cilincing. dekat rumah eks sekda dki alm. saifulah.
Benar bro
Seharusnya tidak usah ada pertambangan, cukup mendukung yg sudah ada dan di kembangkan lebih maju lagi. Hidupkan pertanian, kembangkan kita jual hasilnya kepada mereka yg tidak bisa menanam seperti kita dan sudahi para industri"..
tidak ada pertambangan? balik lagi jaman prasejarah, panen beras diantar pakai kerbau karena minyak gak ada, televisi dan radio tidak ada tembaga timah gak ada informasi menyebar sangat lambat,.. sulit banget tanpa pertambangan
@@bersamapraktek6670 industrialisasi dan gaya hidup barat sdh merusak lingkungan bro, coba org barat gaada dan gaada kolonialisasi, kita org pribumi masih hidup dgn cara tradisional, bumi tetap asri, enggak climate change kaya skrg
itu bukan jaman prasejarah bro jaman pra sejarah tuh manusia purba blm bisa baca tulis
@@bersamapraktek6670 pada kenyataanya sekarang banyak pertambangan, banyak industri dengan berdirinya itu semua tidak luput dngan cara menyingkirkan rakyat kecil. Apakah negara sekarang bisa mensejahterakan rakyat ????
BANDUNG masih penuh & luas sawah apalagi di daerah kabupatennya ✨
"sawah besar" apakah dulunya byk sawah di sana?
meaby, rawamangun, dulu mungkin juga rawa
Bedanya petani sama masyarakat pinggir kota, kalo petani saldo di rekening 0 tapi perut tetep kenyang dan masih bisa makan
saldo cuma angka, gaada artinya
Di Tangsel malah hilang sawah-sawahnya udah berubah jadi perumahan
tau Serpong ? Lengkong gudang Lengkong timur ?
dulu belakang kampus UINSH ada sawah tuh sekarang jadi kosan. belakang stasiun serpong juga dulunya banyak sawah sekarang jadi kostan dan toko. deket dinas pertanian tuh itu dulunya dikelilingi sawah sekarang jadi perumahan 🤣 tinggal yg exit tol aja tuh mepet2 tol yg masih sawah
@@syahrulfauzi6344 iya dulu tangsel masih banyak kebon sama sawah, sekarang kebanyakan ruko sama perumahan.
@@minimalism2688 tanah kaka saya di jual kepaksa pembangunan bandara. padhala lagi nanem Bonteng puan. mayan buat bulan puasa. mahal emang klo Surat2 lengkap ya wkwkwk langsung beli tanah di bogor dapet 20x luas tanah di Tangerang dan masih banyak sisanya wkwkwk. padahal mau fia kasih buat bikin rumah anaknya kelak deket bandara pondok cabe tuh. wkwkwk masih banyak sawah situ kemaren pada kegusur
Maa Syaaa Allah
SubhanAllah
Alhamdulillah
jakarta timur arah utara banyak min daerah rorotan
Ayo anak generasi milenial mari jadi petani , mumpung masih muda banyakin belajar biar tuanya kita gk tergantung pada negara luar ... Tanah kita subur lo
betul, bertani dengan cara pintar dan teknologi
Semoga petani Jakarta masih bisa bertahan sampai nanti Jakarta bukan ibu kota negara lagi.
di kabupaten Bekasi lahan sawah semakin berkurang dengan adanya pembukaan perumahan dan industri.
Dulu gw nangkep ikan d jakarta nyarinya di got, nangkep kupu kupu nangkep capung, sekarang s got full sampah😅
Masa kecil kita sama bang, bahagia
sumpah ini gw video ini kek liat dunia fantasi.... hampir gk percaya klo di jakarta masih ada sawah..
Emang bener apa yang dibilang bapak awal video.. saya waktu kecil tinggal di JKT , saya lihat foto-foto lawas jakarta emang udah kelihatan emang subur
Jangankan di DKI, jawa barat juga petani Dan petugas pertanian nya akan tersingkir, Dan Berasnya dimasa depan akan impor
Baru tahu ada sawah di Jakarta.
Mudah mudahan tetap terjaga
Bapak gubernur, coba dong itu tanah yg di kuasai korporasi di ambil alih lagi, harusnya sih bisa ya, biar nyambung jg sama naturalisasi 😇
karena harga disana mahal, di desa sini harga murah 1kgnya,
Brp
Baru liat jkt ada sawah
kota jakarta kota yg anti mainstream hehe lov jakarta❤
mendingan mainstream tapi teratur drpd anti mainstream tp beribu masalah
Semoga ada penerusnya selalu 👍
Sawahnya indah dan jaket reporternya keren
Wilayah priok, marunda, rorotan cakung mana suaranya?
Ketika bencana terjadi makanan lah yang utama
wah keren
Baru tau...
Semoga setelah IKN pindah, lahan hijau di jakrta meningkat kembali
Kanya susah karena lahanya sudah banyak di kuasai oleh pengengbang.
Susah,udah jadi beton semua hehe
Tetap Berdoa saja
Semoga kalimantan masih memiliki hutan yang asli nantinya
Setau saya sawah di jakarta itu di bekasi, di bantar gebang.
Tani yang ada di wilayah Jawa jarang disponsorin besar besaran oleh negara, oleh tenaga ahli yg sarjana..... Sarjana pertanian jadi PNs impek yg didapat menurut kita yg awam begini biasa aja... Hmmm
Wah di jakarta juga ada manusia wooow
Keren lah
Woooow
Orang-orang ini justru lebih kaya dari kebanyakan orang-orang kantoran yg kerja di gedung tinggi itu
Di Jakarta: sawah ada laut ada gedung gedung tinggi ada nasi uduk semur jengkol ada steak ada
Di kota besar pada pengen hijau, didaerah yang udah hijau di gunduli, aneh manusia
perlunya pemerataan dan penataan wilayah yang baik, biar ga asal bangun
Enaknya jadi petani ya punya duit bisa makan gk punya duit masih bisa makan.
value sawah terlalu kecil untuk di ibukota, lebih baik jadi pabrik/perkantoran
Didalem komplek TNI AU di halim ada sawah
Liat aja Jakarta tahun 70 an aja itu masih banyak sawah
Di jepara masih ada , sawah di tengah kota
Reality nya sawah di jakarta yg pengairan nya menggunakan air sungai yg tercemar, 'padinya' mengandung timbal di ambang batas normal (terutama air sungai citarum)
bisa jadi tapi kita belum uji lab untuk sample padinya. kalo di air mungkin bisa tapi residunya belum tentu terdapat pada tumbuhan. kalo pada hewan sih positif ada
@@syahrulfauzi6344 Ada bang udah lama, dan tesnya diluar negeri karena alat dan sdm yg di Indonesia belum memadai
Ini linknya walaupun yg ngerjain wartawan luar negeri
th-cam.com/video/GEHOlmcJAEk/w-d-xo.html
@@rei_459 hah itu temen saya pak sunardi. sample yg diambil juga bukan padinya tapi sawahnya. dan kalo dibilang sdmnya gak ada itu bohong buat baca timbal doang pake AAS juga bisa. pake spektro juga bisa. spektro di kampus2 di balai2 uji di rumah sakit bahkan di beberapa smk juga ada. dan kadar nya juga gak tinggi atau belum tinggi pada berasnya atau pada padijya tapi di sample airnya saja. dan ini kasus citarum. selain itu di ciujung dan beberapa kota industri lain juga sama kok cemaran air limbahnya tinggi.
itu blik ke pemerintah karena standar ambang batas perusahaan boleh buang limbah itu sesuai peraturan kepala daerah. per outlet per perusahaan. makanya perusahaan pengelolaan air limbah kaya lpii, eco waste dan sejenisnya sangat diuntungkan jika perusahaan tidak memiliki IPAL sendiri. nah masalahnya pemda ini gerak tidak. itu untuk kasus citarum
untuk kasus residu di beras ada jurnal menarik nih di internet mulai dari Balitbang pertanian, sampai beberapa kampus. tapi karena standar atau ambang batasnya masih dibawah ambang batas yg dikeluarkan pemerintah ya semuanya aman. bahkan di kawasan citarum tersebut.
jadi jgn bilang SDM nya gak bisa tapi pergaulan kami sampe mana
@@rei_459 maaf saya gak bida copy link jurnal ufah ngetik 4 kali pake link external komen di hapus terus sama yucup
@@syahrulfauzi6344 Sudah liat videonya kah bang?
Disitu ada 3 cara pengujian( Tes langsung air sungainya, tes kandungan timbal pada padi dan yg terakhir Tes jumlah kandungan timbal yg di konsumsi masyarakat disekitar aliran sungai citarum dari tes DNA pada rambut) gue yakin yg pertama Indonesia udah bisa cuma yg kedua dan ketiga kurang menyakinkan. Bahkan disitu ada dokter kalo gk profesor yg ikut menguji dan beliau baru sadar atau tau kalo hasil uji sangat mengkhawatirkan.
Dan ngomong" hasil uji yg dari Indonesia dengan yg di luar beda jauh gk tau bisa gitu bagaimana. Dan gue berfikirnya SDM indonesia kurang bukan karena kemampuannya tetapi seberapa mereka concern atau peduli terhadap permasalahan tersebut (terutama pembuat kebijakan)
jadi intinya itu lahan sawah ngga dianggap ada dalam dukunggan pemerintah ibukota, selain itu sudah semakin mengecil jumlah lahannya. karena mereka sibuk ngembangin sektor lain.
karena itu lahan milik korporasi n pribadi bukan milik pemerintah
@@danteaquila2699 bukan tentang lahannya.
sektor itu kan ada perikanan, perkebunan, pertanian, perlacuran dsb. nah mungkin versi petani, dukungan yg dimaksudkan itu bukan di lahan, tapi perkembangan teknologinya, pembaruan jenis pupuk sesuai lahan, subsidi bibit pupuk dsb. ngga masalah mau lahan itu milik pemerintah jepang, yg diharapkan itu dukungan yg contohnya udah disebutkan tadi. balik lagi, mungkin, sy cuma berasumsi yg berasal dari bukan pengalaman alias bukan pegiat atau pelaksana.
Baguslah. Jakarta kan bentar lagi jadi Kampung Besar. Ibukota kan mau pindah
Ketika semua tanah menjadi gedung, pada saat itu kita akan bingung untuk makan apa
jangankan di jakarta, di kabupaten saja ahan persawahan setiap tahun semakin berkurang. ya karena dijadikan pembangunan perumahan, pabrik, dan tentu jalan tol.
"Subur bagus"
SMOGA PETANI JG SUKSES, SEBAB MEREKA MENGUSAHAKAN MAKANAN BAGI MANUSIA
Dulu di pondok kopi masih ada sawah tau sekarang masih ada .
Blom percaya klo jkrta ada sawahhh
Yes. Para broker siap menimbun sawah ini.
rorotan masih banyak
Krn pd dasarnya tanah di jkt adalah tanah endapan sungai
Negeri tidak kekurangan bahan pangan apapun . Perlahan2 menjadi kekurangan bahan pangan akhirnya impor deh.
semoga enggak bro.
Pembinaan atau pembinasaan tinggal ganti aja kosa katanya om
Sebenarnya andai tidak diplastikin pemakaman covid adalah lahan yang sangat subur
Sebelah std . Kamal junaidi jepara
jika sawah tak menyusut, beras gk akan impor dari thailand
Tolong ya pak anis sawah nya jangan di gusur.... Pertahankan sawah di jakarta biar gak punah
Masih banyak sanitasi warga yang belum mamadai dengan baik.
kemampuan pemerintah mmg terbatas apalagi banyak ketidak efisiensi an, warga harus bisa mengurus diri sendiri
tanah produktif tidak seharusnya dibangun rumah, gedung atau pabrik.
tergantung yg punya lahan
Sa ae kaleng krupuk
Demi mndpt predikat negara maju, perlukah kita mngorbankan lahan, SDA dikeruk, merusak lingkungn dgn membngun industri?
USA negara maju, pertanian mereka juga maju. Indonesia aja impor kedelai dari USA.
Beras impor, garam gula impor.. tapi gak punya duit
Ini 2 menit awal sama 2 menit akhir suaranya hilang kah?
Ibu Kota Pindah, jakarta jadi penghasil beras 😂
Bukan hal yang mengherankan dong?
gue yg bukan orang Jakarta kaget & heran, kirain di sono gada sawah🤣
Nah maksudnya gini gan👆
Coba min cari beria ada perkebunan sawit kaga di jakarta
Audionya sebagian ilang min