"Feminisme: Apakah Indonesia Membutuhkannya?”

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 12 ธ.ค. 2024

ความคิดเห็น • 11

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 6 หลายเดือนก่อน +1

    Mari kita tengok sebentar terminologi kesetaraan gender secara umum:
    "Gender equality is when people of all genders have equal rights, responsibilities and opportunities."
    "Kesetaraan gender adalah ketika semua orang dari berbagai gender memiliki hak, tanggung jawab dan kesempatan yang sama."
    Kesetaraan gender fokus di tiga aspek yaitu hak, tanggung jawab dan kesempatan. Misalnya :
    🔹Perempuan memiliki hak pendidikan sebagaimana laki-laki.
    🔹Laki-laki memiliki tanggung jawab mendidik anak sebagaimana perempuan.
    🔹Perempuan mendapatkan kesempatannya dalam parsitipasi politik.
    Hal-hal seperti ini yang disebut sebagai kesetaraan gender.

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 6 หลายเดือนก่อน

    Perlu dipahami bahwa feminisme adalah cabang dari humanisme
    Feminisme mencoba untuk memisahkan diri dari humanisme atau gerakan egalitarianisme sebab diperlukan sebuah pendekatan yang spesifik yang mengangkat isu soal ketimpangan gender; egalitarianisme dapat bergerak dalam rana politik, ekonomi, lingkungan, dan seterusnya.
    Feminisme gelombang awal bergerak untuk menyetarakan hak perempuan dengan laki-laki dalam bidang keluarga, budaya, pekerjaan, kesehatan, dan seterusnya. Dalam hal ini, feminisme tidak memiliki asumsi untuk merendahkan peran laki-laki atau membenci kaum pria, tentunya dalam konteks Indonesia, Feminisme berfungsi untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 6 หลายเดือนก่อน

    Memang benar bahwa agama Abrahamik menempatkan seorang pria dalam posisi sebagai "imam" bagi keluarganya.
    Akan tetapi, perhatikan baik-baik bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memilih untuk menjadi seorang laki-laki atau perempuan. Jadi, jangan pernah menjadikan itu sebagai sebuah kedok untuk menguasai orang lain. Memang betul, cara untuk menguasai orang lain yang paling ampuh adalah dengan menggunakan atribut yang tidak dapat diubah (seks, usia, warna kulit, genetik, tempat lahir, dll). Adapun begitu, apabila seorang pria telah diberikan hak untuk menjadi pemimpin keluarga atau dalam institusi ibadah, sangat penting bagi kita untuk memahami bahwa *orang yang diberikan hak akan dituntut sebuah pertanggungjawaban yang lebih berat.*
    Jika seorang pria menjadi pemimpin dalam keluarga dan rana ibadah, maka akan menjadi sesuatu yang sangat menjijikan sekali jika dia meremehkan kaum wanita: dia mendapatkan hak dan memainkannya, serta mengatasnamakan agama untuk melupakan rasa tanggung jawab.
    Bila kita masih konsisten dengan pemahaman seperti ini, maka seorang pria yang mendapatkan hak sebetulnya dituntut untuk menjadi pelayan untuk melayani dan bertanggung jawab kepada perempuan. Singkatnya, Tuhan mencipta perempuan supaya seorang pria dapat belajar melayani Tuhannya dengan melayani sang perempuan. Permasalahannya, banyak pria yang mengaku beragama yang ingin menjadi Tuhan atas wanita, dan menjadikan wanita sebagai sebuah boneka, mesin, atau pelayan bagi kepentingan dirinya sendiri.

  • @MEMEForLiving
    @MEMEForLiving ปีที่แล้ว

    Butuh buangeeet...sumpah pengalaman jalan...

  • @antaralogistics9724
    @antaralogistics9724 ปีที่แล้ว

    Selama ini gw udah ditindas sama istri gw... trus kalean mau apa lagi 😢😢😢

  • @androidevo8234
    @androidevo8234 ปีที่แล้ว +2

    gue kasih saran saja.
    lelaki membangun bagunan.
    lelaki membangun jalan.
    lelaki membuat mobil+montor.
    lelaki mengerjakan pembuatan listrik.
    lelaki mengerjakan yang tidak mampu dikerjakan wanita karena fisik bawaan lelaki lebih kuat dibanding wanita.
    terus bisanya wanita apa.....???
    ngomel.
    dandan.
    habisin uang.
    melahirkan.
    kami lelaki tidak mengeluh perempuan bawel.
    namun kalao lelaki harga dirinya di singung tahu sendiri akibatnya.
    sebenarnya bila dunia tidak ada lelaki wanita bisa mengerjakan semuanya.
    namun akan mudah mati.
    pekerjaan jadi lambat.
    lelaki biasa bisa mengangkat barang 50 kg sampai 70 kg.
    wanita biasa bisa angkat 20 kg sampai 40 kg.
    terus mau kesetaraan gender mana bisa...lo mau lawan takdir tuhan...sehebat apa sih wanita....????

    • @VeronikaMbae
      @VeronikaMbae ปีที่แล้ว +3

      Kajian feminisme fokusnya salah satunya adalah lebih pada kesetaraan untuk mengakses berbagai sumber daya. Bukan ekspansi para wanita utk melawan laki2 atau menempatkan laki2 lebih rendah. Kalau anda hidup dalam budaya patriarkat, akan sangat merasakan hal tersebut. Perempuan banyak mengalami ketidakadilan, diskriminasi, ect.

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 6 หลายเดือนก่อน

      Sepertinya kamu salah persepsi tentang apa itu feminist.