Napak Tilas Situs Sejarah Nyatnyono Ungaran
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 15 ก.ย. 2024
- Bagi para pecinta ziarah makam auliya’ di Jawa Tengah, kota Ungaran tidak asing lagi di telinga mereka. Di kota inilah terdapat makam wali besar yang terletak di lereng Gunung Suroloyo yang asri. Yakni makam waliyullah Hasan Munadi dan putranya, waliyullah Hasan Dipuro. Letak makam ini tepatnya di Dusun Nyatnyono. Asal-usul nama dusun Nyatnyono sendiri tidak terlepas dari kisah keramat Waliyullah Hasan Munadi.
Ampel bersama Raden Patah. Setelah dianggap cukup ilmunya, Raden Patah diperintahkan oleh Sunan Ampel untuk membangun pesantren di Desa Glagah Wangi, Demak, sedangkan Kiai Hasan Munadi dan putranya disuruh untuk kembali ke kampungnya, untuk mengembangkan Islam di daerah Semarang dan sekitarnya.
Sebelum mulai melakukan aktivitas dakwah, Kiai Hasan Munadi berkhalwat di Puncak Gunung Suroloyo untuk meminta petunjuk kepada Allah SWT. Setelah seratus hari melakukan khalwat, Kiai Hasan mendapat isyarat. Dalam khalwatnya itu ia melihat sebuah masjid di salah satu dusun yang terletak di lereng bukit yang kemudian dikenal sebagai Dusun Nyatnyono.
Keluarbiasaan terjadi. Atas izin Allah, begitu Kiai Hasan keluar dari tempat khalwatnya, ternyata masjid yang ada dalam isyarat itu benar-benar sudah berdiri tegak di Lereng Gunung Sukroloyo..Asal-muasal nama Nyatnyono sendiri, yang berarti “berdiri tahu-tahu sudah ada”, tidak terlepas pula dari hasil khalwat yang dilakukan Kiai Hasan. Setelah mendapat isyarat itu, Kiai Hasan pun keluar dari khalwatnya untuk menuju kampung tempat masjid dalam isyarat itu berada.
Karena peristiwa luar biasa itulah, yang merupakan karamah dari waliyullah Hasan Munadi, pada akhimya masjid dan dusunnya kemudian dinamakan “Nyatnyono”. Nyat artinya “berdiri” dan Nyono artinya “sudah ada”. Maksudnya, berdiri dari khalwat, tiba-tiba masjidnya sudah ada dengan sendirinya:
Hasan Munadi tercatat sebagai punggawa Kerajaan Demak yang saat itu dipimpin oleh Raden Fatah. Dengan pangkat tumenggung, dia dipercaya memimpin tentara Demak mengatasi segala bentuk kejahatan dan keangkuhan yang mengancam kejayaan Kerajaan Demak. Hasan Munadi kemudian memilih mensyiarkan Islam di daerah selatan kerajaan dan meninggal pada usia 130 tahun. Beliau meninggal dan kemudian dimakamkan di kampung halaman Nyatnyono di atas Masjid Subulussalam.
Karomah Waliyullah Hasan Munadi
Riwayat tentang karamah waliyullah Hasan Munadi tidak hanya sebatas ketika ia masih hidup. Bahkan ratusan tahun setelah wafatnya, karamah itu masih dirasakan oleh masyarakat. Di antaranya pada waktu Masjid Keramat tersebut direnovasi pada tahun 1985.
Sebagaimana kelaziman para pemangku makam yang hendak merehab Masjid Keramat, Kiai Asmui pemangku makam keramat pada waktu itu melakukan mujahadah selama satu tahun terlebih dahulu. Setelah mujahadah selesai dilaksanakan, ia pun berinisiatif untuk meminta bantuan masyarakat sekitar yang bersedia menjadi dermawan untuk menyumbangkan hartanya.
Masyarakat Nyatnyono memang bisa dibilang kelas menengah ke bawah, hanya beberapa pejabat dan keluarga tertentu yang memiliki kekayaan yang dianggap berlebih di masa itu. Proposal yang ditawarkan, termasuk kepada instansi-instansi tertentu dan beberapa orang kaya yang ada di lingkungan sekitar, kembali dengan tidak membawa hasil apa pun.
Dalam kondisi semacam itu, Kiai Asmui gamang untuk melanjutkan renovasi. Akhirnya ia sowan kepada Kiai Hamid (K.H. Abdul Hamid Magelang), yang termasyhur dengan kewaliannya, untuk meminta pendapat tentang situasi yang sedang dihadapinya. Namun, Kiai Hamid malah menjawab ringan, “Sudah, pulang sana, mulai renovasi masjidnya. Waliyullah Hasan itu kaya. Kuburannya ada gambar uang.”
Sepulang dari kediaman Kiai Hamid, Kiai Asmui makin bingung memikirkan kata-kata Kiai Hamid. Tapi, karena taat kepada sang guru, ia tidak berpikir panjang lagi. Meski tidak memiliki modal, ia pun mulai merenovasi. Bagian-bagian bangunan masjid yang dinilai sudah tidak layak mulai dirobohkan untuk direnovasi.
Tiba-tiba keanehan kembali terjadi. Tidak diduga-duga, seorang peziarah yang datang ke makam dan tengah menderita sakit kronis dalam waktu yang singkat sembuh dari penyakit yang dideritanya setelah meminum dan mengusap- kannya ke bagian tubuh air yang keluar dari sumber yang berada tak jauh dari makam.
#nyatnyono
#hasanmunadi
#hasandipuro
#masjidsubulussalam
Napak tilas situs sejarah ,detailnya mantap ka
Alhamdulillah udah pernah ziarah ke sana 1 kali mudah2an mendapatkan berkah barokah waliyullah Hasan munadi
Situs sejarah yang luar biasa kisahnya kawan
menikmati view pemandangan di Nyatnyono ungaran. sejuk pemandangan nya.
Terimakasih sudah mampir. KOmplit padam. Salkomsel
Hadir Nyimak
L4,,makasih boss q infonya nafaktilas wali alloh hasanmuhadi.
salam kenal kawan,,
datang menyaksikan Napak Tilas Situs Sejarah Nyatnyono Ungaran
Msntapz mas..sukses sll
Dusun nyatnyono suasana pegunungan
Hamdalah sekarang makam mbah wali hasan munadi nyatnyono sudah bersih dari para oknum yg praktik jual beli minyak dan jimat🤲🤲
Masyaa Allaaahu luar biasa ya perjuangan dakwah waliyullaaah
Menonton bosss 😍👍
bagus kak sejarahnya👍👍
Mantap
Nyimak riyen mawon Pak. Sukses terus, dan selalu hati2.
Napak tilas situs sejarah
napak tilas sejarah sebagai pengingat buat masa sekarang
Salam komplit ya ditunggu mampiry 😍
Itu simbah saya..... Mbah hasan munadi... Hasan dipuro
Hi am new friend. Nice video thanks for sharing us. Plz stay connect
Thank you
23 mei 2019 berarti bulan puasa tahun itu sebelum pandemi
Beliau Kyai Hasan Munadi memiliki nama Jawa, Kyai Kertonadi.. Memiliki putri Kyai Hasan Dipuro, berputra Kyai Arifin berputra Kyai Ruhani berputra Kyai Umar Imampuro berputra Kyai Ahmad Siroj Solo, berputra Kyai Shoimuri Boyolali, berputra Kyai Tamam Shoimuri (ayah saya), dr silsilah tsb sy masih salah satu dzuriyyah Simbah Waliyullah Hasan Munadi.
Matur nuwun tambahan informasinya ..salam takdim kagem bapak 🙏🙏
@@masnawir penjenengan pidalem wonten pundi?
Sejarah ttg apa ini bos napak tilas
Makanya kalau nonton jangan nanggung. Jadi nggak faham kan?
Ada yang tau nama "kluraga simbah munadi