Q.S SHAD, RECITED BY SYAIKH SAAD AL GHOMIDI

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 23 ส.ค. 2022
  • Surah Sad adalah surah ke-38 dalam al-Qur'an. Surah yang terdiri atas 88 ayat ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Qamar. Dinamai dengan Sad karena surah ini dimulai dengan huruf Shaad.
    Kandungan Surah Sad Ayat 1-3 ini, sebelum membahas kandungan ayat terlebih dahulu kita mengetahui isi surah ini. Surah yang diturunkan di Mekah dan berisikan 88 ayat ini memberikan gambaran tentang salah satu bentuk sikap keras kepala orang-orang musyrik yang menolak dakwah Nabi Muhammad saw., di samping sikap dengki mereka karena Muhammad memperoleh kehormatan sebagai rasul dan menerima wahyu al-Qur’ân.
    Di dalamnya dapat kita lihat, misalnya, bantahan terhadap ilusi-ilusi palsu yang mereka yakini benar, dan keterangan bahwa faktor yang mendorong mereka memerangi dakwah rasul adalah keyakinan palsu dan sikap mereka yang suka menentang dan berselisih.
    Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Sad Ayat 1-3
    Surah Sad Ayat 1
    صٓ وَٱلۡقُرۡءَانِ ذِى ٱلذِّكۡرِ
    Terjemahan: Shaad, demi Al Quran yang mempunyai keagungan.
    Tafsir Jalalain: ص (Shaad) hanya Allahlah yang mengetahui artinya وَالْقُرْآنِ ذِي الذِّكْرِ (demi Alquran yang mempunyai keagungan) yakni penjelasan atau kemuliaan. Jawab dari qasamnya tidak disebutkan, yaitu, bahwa perkaranya tidak seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir Mekah, tuhan itu bermacam-macam.
    Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَٱلۡقُرۡءَانِ ذِى ٱلذِّكۡرِ (Demi Al-Qur’an yang mempunyai keagungan) yaitu demi Al-Qur’an yang mencakup sesuatu yang mengandung peringatan bagi para hamba dan berbagai manfaat bagi mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat. Adh-Dhahhak berkata tentang firman Allah:
    ذِى ٱلذِّكۡرِ; seperti firman-Nya: laqad anzalnaa ilaikum kitaaban fiiHi dzikrukum (“Sesungguhnya telah kami turunkan kepadamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu.”)(al-Anbiyaa’: 10) yaitu peringatan bagi kalian.” Demikian pula dikatakan oleh Qatadah dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
    Ibnu Abbas, Sa’id bin Jubair, Ismail bin Abi Khalid, Ibnu ‘Uyainah, Abu Hushain, Abu Shalih dan as-Suddi berkata: “dzidz dzikr; artinya yang memiliki kemuliaan, yaitu memiliki posisi dan kedudukan.”
    Kedua pendapat tersebut tidak saling bertentangan. Karena al-Qur’an adalah sebuah kitab yang mulia serta mengandung peringatan, alasan-alasan dan perhatian/peringatan. Mereka berbeda pendapatg mengenai jawaban sumpah ini. Sebagian di antara mereka berkata, yaitu firman Allah:
    ing kullu illaa kadzdzabar rusula fahaqqa ‘iqaab (“Mereka semua itu tidak lain hanyalah mendustakan para Rasul, maka pastilah [bagi mereka] adzab-Ku.”)(Shaad: 14) pendapat lain mengatakan bahwa jawabannya adalah rangkaian surat secara sempurna. wallaaHu a’lam.
    Tafsir Kemenag: Allah memulai firman-Nya dengan Fawatih as-Suwar “shad.”, seperti halnya Dia memulai beberapa surah yang diturunkan di Mekah dan dua buah surah yang diturunkan di Medinah. Mengenai penafsiran Fawatih as-Suwar telah dikemukakan secara luas pada penafsiran ayat yang pertama surah yang kedua (al-Baqarah dalam Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 1).

ความคิดเห็น • 4