Embrace the Spirit of the Holy Spirit - Karomah KH Muhammad Arwani Amin Kudus

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 21 ส.ค. 2024
  • His real name is actually Arwan. Since his return from the first Hajj in 1927 AD behind his name has become "Arwani". While Amin was not a title meaning "one who can be trusted", but his father's first name; Amin Sa'id. KH Arwani Amin is the second son of 12 siblings. His siblings sequentially are Muzainah, Arwani Amin, Farkhan, Sholikhah, Haji Abdul Muqsith, Khafidz, Ahmad Da'in, Ahmad Malikh, I'anah, Ni'mah, Muflikhah and Ulya.
    Embrace the Spirit of the Holy Spirit - Karomah KH Muhammad Arwani Amin Kudus
    Islamic story that stirs the soul. Studying about Islam, Faith, Monotheism, Makrifat. About the karamahs of Auliaullah/ Waliyullah. The magic story of the tarekat practitioner. The story of the prophet's companions, Sufis, great scholars. Shari'a, Tariqat, Itself. Makrifat.

ความคิดเห็น • 17

  • @baihulkjisans922
    @baihulkjisans922 4 หลายเดือนก่อน

    Alhamdulillah bangga aku mnjadi bangsa nusantara ,,besarnya rahmat Allah kepada negeri ini ,,salam damai dri Kedah Malaysia ..

  • @suryo1237
    @suryo1237 ปีที่แล้ว +2

    Selalu mrngikuti cenel ya kak

  • @quotescalm
    @quotescalm ปีที่แล้ว +2

    tabarakalla.....tq for sharingg

  • @usapaintconcept3415
    @usapaintconcept3415 ปีที่แล้ว +2

    Hadir bro qu....😊🙏

  • @IMAMIMRON
    @IMAMIMRON ปีที่แล้ว +2

    Alhamdulillah, penjelasan yang hebat. Terima kasih ya. Salam.

  • @abahinthehouse5539
    @abahinthehouse5539 ปีที่แล้ว +2

    MashaaAllah Tabarakallah

  • @sujudsyukur2863
    @sujudsyukur2863 ปีที่แล้ว

    Maa syaa Alloh..Alfaaatikhah kgem mbah arwani0

  • @Jejakspiritual165
    @Jejakspiritual165 ปีที่แล้ว +1

    Wali wali Alloh memang selalu diluar nalar manusia pada umumnya dalam tindakannya, itulah yg ruh sucinya rapat dengan Alloh swt.

  • @Agen_tas_murah
    @Agen_tas_murah ปีที่แล้ว +1

    MasyaAllah..

  • @ardiansa8532
    @ardiansa8532 ปีที่แล้ว +2

    Assalamualaikum...🙏💖🙏

  • @rakasnadafa7814
    @rakasnadafa7814 ปีที่แล้ว

    ♥️♥️

  • @kidalzul8147
    @kidalzul8147 ปีที่แล้ว +2

    Semoga terus istiqamah muslimim dan muslimat

  • @izzulfikri6599
    @izzulfikri6599 ปีที่แล้ว

    Mari kita kembali pada kemurnian ajaran islam. Perkuat tauhid dan pelajari sunnah. Jauhi syirik dan bidah serta khurafat. Mungkin lebih baik kita mendengar kisah Nabi dan para sahabat nabi yang merupakan generasi terbaik dalam islam.
    th-cam.com/video/zK7crQ1DKbo/w-d-xo.html

  • @iqbalaulia6724
    @iqbalaulia6724 ปีที่แล้ว +1

    dongengg

    • @mshodiqdawamimilagros4929
      @mshodiqdawamimilagros4929 ปีที่แล้ว

      wahaboy?

    • @iqbalaulia6724
      @iqbalaulia6724 ปีที่แล้ว

      @@mshodiqdawamimilagros4929 daripada tukang percaya cerita dongeng

    • @mshodiqdawamimilagros4929
      @mshodiqdawamimilagros4929 ปีที่แล้ว +1

      Rasulullah telah menubuatkan dalam sabdanya bahwa kelak akan bermunculan orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah Penduduk Najed dari bani Tamim yakni orang-orang yang sangat luar biasa ibadahnya. Baik shalatnya, puasanya, juga bacaan Al Qur'annya.
      Bahkan Rasulullah menyebut ibadah yang dilakukan para Sahabat tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah Penduduk Najed dari bani Tamim.
      Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
      يَخْرُجُ قَوْمٌ مِنْ أُمَّتِي يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَيْسَ قِرَاءَتُكُمْ إِلَى قِرَاءَتِهِمْ بِشَيْءٍ
      "Akan muncul suatu kaum dari umatku yang pandai membaca Al-Qur'an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka.
      وَلَا صَلَاتُكُمْ إِلَى صَلَاتِهِمْ بِشَيْءٍ
      Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka.
      وَلَا صِيَامُكُمْ إِلَى صِيَامِهِمْ بِشَيْءٍ
      Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian.
      يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ يَحْسِبُونَ أَنَّهُ لَهُمْ وَهُوَ عَلَيْهِمْ
      Mereka membaca Al-Qur'an dan mereka menyangka bahwa Al-Qur'an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al-Qur'an itu adalah (bencana) atas mereka.
      لَا تُجَاوِزُ صَلَاتُهُمْ تَرَاقِيَهُمْ
      Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan.
      يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ الرَّمِيَّةِ
      Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya. (HR Muslim 1773 atau Syarh Shahih Muslim 1066)
      Dalam sabda Rasulullah di atas dapat diketahui bahwa SHOLATNYA orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah penduduk Najed dari bani Tamim tidak sampai melewati tenggorokannya yakni shalat mereka tidak sampai ke hatinya MAKNANYA tidak mempengaruhi hati mereka sehingga mereka berakhlak buruk yakni GEMAR TAKFIRI (mengkafirkan) atau MENUDUH MUSYRIK.
      NAMUN mereka KELIRU ketika BERHUJJAH dengan Al Qur’an maka "Al Qur'an menjadi bencana" bagi mereka karena tuduhan akan kembali kepada si penuduh sehingga mereka terjerumus MURTAD yakni keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.
      Dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda,
      إنَّ أخوفَ ما أخاف عليكم رجل قرأ القرآن، حتى إذا رُئيت بهجته عليه وكان ردءاً للإسلام، انسلخ منه ونبذه وراء ظهره، وسعى على جاره بالسيف ورماه بالشرك، قلت: يا نبيَّ الله! أيُّهما أولى بالشرك: الرامي أو المرمي؟ قال: بل الرامي
      “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca al-Qur’an, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’an dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’an, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allah, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Al-Bukhari dalam At-Tarikh, Abu Ya’la, Ibnu Hibban dan Al-Bazzar)
      Orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah penduduk Najed dari bani Tamim adalah CONTOH orang-orang yang MENGASINGKAN DIRI yakni MENYEMPAL KELUAR dari mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham) PADA zaman Salafus Sholeh sehingga mereka disebut FIRQAH atau KAUM KHAWARIJ.
      KHAWARIJ adalah bentuk jamak, dan mufradnya adalah dari kata KHARIJ. Kata KHARIJ adalah isim fa'il dari fi'il madhi KHARAJA yang artinya KELUAR.
      Sebutan KHAWARIJ berlaku tidak sebatas pemberontak NAMUN berlaku bagi siapa saja yang menganggap sesat, menuduh musyrik dan bahkan menghalalkan darah dan membunuh umat Islam karena mereka KELIRU BERHUJJAH atau KELIRU MEMAHAMI Al Qur'an dan Hadits SEHINGGA mereka MENGASINGKAN DIRI atau MENYEMPAL KELUAR dari mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham).
      Mereka MENGASINGKAN DIRI atau MENYEMPAL KELUAR karena mereka menganggap atau menuduh mayoritas kaum muslim (as-sawadul a’zham) telah rusak padahal mereka sendirilah yang rusak
      Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab; Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Suhail bin Abu Shalih dari Bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Aku membaca Hadits Malik dari Suhail bin Abu Shalih dari Bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apabila ada seseorang yang berkata; ‘Celakalah (rusaklah) manusia’, maka sebenarnya ia sendiri yang lebih celaka (rusak) dari mereka. (HR Muslim 4755 atau versi Syarh Shahih Muslim 2623)
      Dzul Khuwaishirah tokoh penduduk Najed dari bani Tamim walaupun termasuk salaf / sahabat (bertemu dengan Rasulullah) namun tidak mendengarkan dan mengikuti Rasulullah melainkan mengikuti pemahaman atau akal pikirannya sendiri sehingga menjadikannya SOMBONG dan DURHAKA kepada Rasulullah yakni MERASA LEBIH PANDAI dari Rasulullah sehingga berani menyalahkan dan mencela atau menghardik Rasulullah ketika pembagian harta rampasan perang.
      Dari Abu Sa’id Al Khudriy radliallahu ‘anhu berkata; Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang membagi-bagikan pembagian(harta), datang Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari BANI TAMIM, lalu berkata; Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Sungguh kamu telah mengalami keburukan dan kerugian jika aku tidak berbuat adil. (HR Bukhari 3341 atau versi Fathul Bari 3610)
      Jadi masuk akallah atau logislah kalau orang-orang pada ZAMAN NOW (masa sekarang) yang mendalami ilmu agama secara otodidak (shahafi) sehingga TERJERUMUS KESOMBONGAN MENOLAK KEBENARAN dan menyalahkan, menganggap sesat atau bahkan mengkafirkan, menghalalkan darah dan membunuh umat Islam karena “nenek moyang mereka” yakni Dzul Khuwaishirah penduduk Najed dari bani Tamim MENYALAHKAN Rasulullah.