Apa itu Additive Manufacturing?

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 7 ก.ย. 2024
  • Sumber materi: www.impactfirs...
    Sumber video: • What is Additive Manuf... dan • Welcome to Directed En...
    Additive Manufacturing adalah proses pembuatan objek 3D dengan menambahkan material secara berlapis-lapis. Guna membuat objek menggunakan additive manufacturing, perusahaan harus membuat desain terlebih dahulu. Biasanya dilakukan dengan menggunakan desain komputer atau CAD, perangkat lunak, atau dengan memindai objek yang ingin dicetak. Perangkat lunak kemudian menerjemahkan desain menjadi kerangka lapis demi lapis untuk diikuti oleh mesin manufaktur aditif/printer 3D.
    Additive Manufacturing menawarkan beberapa keuntungan, seperti:
    • Efisien: Material digunakan secara optimal, menghasilkan lebih sedikit limbah.
    • Fleksibilitas: Desain yang kompleks dapat dibuat dengan mudah.
    • Kecepatan: Prototipe dan produk dapat dibuat dengan cepat.
    • Kustomisasi: Produk dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan.
    Dalam Additive Manufacturing terdapat berbagai jenis bahan yang dapat digunakan, dikategorikan berdasarkan sifatnya:
    1. Polimer:
    • Plastik: seperti ABS, PLA, PETG, TPU, dan Nylon.
    • Resin: Digunakan untuk stereolithography (SLA) dan digital light processing (DLP) menghasilkan objek dengan permukaan halus dan akurasi tinggi.
    2. Logam:
    • Bubuk logam: Digunakan untuk Selective Laser Melting (SLM) dan Electron Beam Melting (EBM) menghasilkan objek logam yang kuat dan tahan lama dengan presisi tinggi.
    • Filamen logam: Digunakan untuk Fused Deposition Modeling (FDM) untuk mencetak objek logam dengan biaya lebih rendah.
    3. Keramik:
    • Bubuk keramik: Digunakan untuk Selective Laser Sintering (SLS) menghasilkan objek keramik yang tahan panas dan aus.
    • Pasta keramik: Digunakan untuk Direct Ink Writing (DIW) menghasilkan objek keramik dengan bentuk kompleks.
    4. Biomaterial:
    • Polimer biokompatibel: Digunakan untuk mencetak implan, organ, dan perangkat medis.
    • Sel hidup: Digunakan untuk bioprinting jaringan dan organ manusia.
    beberapa tantangan utama Additive Manufacturing:
    1. Keterbatasan Material
    Tidak semua bahan kompatibel dengan proses additive manufacturing. Faktor seperti daya laser, kecepatan, morfologi serbuk, dan proses akhir dapat memengaruhi hasil cetak. Hal ini menyebabkan persentase produk gagal yang tinggi.
    2. Keakuratan dan Kualitas Pencetakan
    Additive manufacturing memiliki keterbatasan dalam akurasi dan kualitas permukaan dibandingkan manufaktur tradisional. Faktor seperti geometri, pengaturan pencetakan, dan kualitas bahan dapat memengaruhi presisi dan estetika produk.
    3. Biaya Awal yang Tinggi
    Biaya awal untuk mesin additive manufacturing dan bahannya masih relatif tinggi dibandingkan manufaktur tradisional. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi perusahaan kecil dan menengah.
    4. Keterampilan dan Pengetahuan SDM
    Kurangnya SDM yang terampil dalam mengoperasikan teknologi Additive Manufacturing dan memahami berbagai bahan yang digunakan.
    Contoh Additive Manufacturing
    1. Prototipe
    • Industri Otomotif: Produsen mobil menggunakan Additive Manufacturing untuk membuat prototipe mobil baru dengan cepat dan murah.
    2. Produksi Suku Cadang
    • Industri Aerospace: Produsen pesawat menggunakan Additive Manufacturing untuk membuat suku cadang pesawat yang ringan dan kuat.
    3. Alat Bantu Produksi
    • Industri Manufaktur: Produsen menggunakan Additive Manufacturing untuk membuat jig dan fixture yang digunakan dalam proses manufaktur.
    Contoh Perusahaan Manufaktur yang Mengaplikasikan Additive Manufacturing:
    • General Electric: GE menggunakan Additive Manufacturing untuk membuat suku cadang mesin jet yang lebih ringan dan efisien.
    • Siemens: Siemens menggunakan Additive Manufacturing untuk membuat prototipe turbin angin dan komponen lainnya.
    • Nike: Nike menggunakan Additive Manufacturing untuk membuat sepatu lari yang disesuaikan dengan kebutuhan pelari.

ความคิดเห็น •