Mlihat pkaiany nnek ini org belanda bkn sku rejang atau pribumi😁😁😁 ..bisa jg cerita legenda versi misteri illahi yg terlalu kekinian hingga crita kolosalny hilng 😊.... Terus berkarya
Numpang ngomen au sanak.. Lebih tepatnya kritik.. Biarlah walaupun terlambat komen! Semoga kritik ini menjadi evaluasi di masa yang akan datang. Dari pengamatanku terdapat banyak kekurangan atas hasil karya (animasi) kalian ini, di antaranya: 1. Terdapat suara-suara menganggu dari ayuk-ayuk dubber. La tau lagi dubbing, mbok ya diam dulu.. kalau memang mau ngobrol ya sebaiknya menjauh dari temannya yang lagi dubbing. Suara-suara kalian itu mengacaukan suara si narator atau dubber yang lagi ngomong. 2. Benar kata yang komen di bawah.. Rumah yang ditampilkan tidak mencerminkan rumah tradisional zaman dulu. Di luar memang terlihat seperti rumah-rumah zaman dulu. Namun ketika masuk ke bagian dalam, sungguh 'wah' sekali. Bagian interior rumahnya lebih bagus dan lebih luas dari rumahku. Bagaimana tidak, di dalamnya ada sofa, di bagian gudang rumah si bujang itu lebih mirip tempat kostum di lokasi syuting sinetron daripada rumah tradisional. Selain itu, saya menangkap sebuah benda seperti sebuah 'televisi flat' yang menempel di dinding.. hebat sekali orang rejang di zaman itu, sudah punya tv, sofa, busana-busana kekinian.. de el el. 3. Saya hampir ketawa ketika sang raja bicara, karena dubber sang raja adalah cewek. Ya, saya mengerti bahwa hanya beberapa orang saja yang ada di balik animasi ini. Tapi tetap harus memperhatikan juga. Kalau ada dua lelaki di sana ( 1 dubber si bujang) maka teman lelaki yang satu lagi boleh 'dipinjam' sebentar, tidak peduli sekalipun dia sutradaranya. Yang penting tokoh rajanya suara seorang lelaki, kecuali kalau ada di antara ayuk-ayuk sekalian ada yang bisa mengeluarkan suara lelaki. 4. Animasi ini menceritakan asal-usul lagu lalan belek kan ya? Tuh di judul!! Sayangnya lagu yang dimaksud tidak ditampilkan. Seharusnya lagu tersebut dijadikan theme song animasinya. Agar orang-orang tau 'oh, ini toh lagu lalan belek'.. jelaskan pula, makna dari lagu ini.. siapa yang menyanyikannya 'sang suami putri lalan atau saudari-saudarinya'? Ini tidak, ketika sang putri datang menghadap ayahnya hanya sang putri yang nerocos menjelaskan prihal dirinya dan juga anaknya. Sementara keluarganya tidak memberi tanggapan.. eh tiba-tiba muncul sederet tulisan. Tamat. Itu saja kritik dariku. Ya, terlepas banyaknya kekurangan dari karya kalian. Saya tetap mengapresiasi yang sebesarnya terhadap kalian semua karena telah mengangkat sebuah kisah dari rejang. Teruslah berkarya meski dengan peralatan sederhana. Tidak hanya untuk kebutuhan kuliah saja tapi di luar itu. Hormat saya. Salam jak selatan.
Salam dari pengemar bahaso rejang🙏🙏
Mantap cerita yg lengkap
Kalau saya penasaran dg Kisah Puyang sbeytered,Rajo lilo.
Mlihat pkaiany nnek ini org belanda bkn sku rejang atau pribumi😁😁😁 ..bisa jg cerita legenda versi misteri illahi yg terlalu kekinian hingga crita kolosalny hilng 😊.... Terus berkarya
Salam kenal dari bandung. Aku jg bawain lagu lalan belek versi fingerstyle.
Joko Tarub=bujang kurung
Nawang Wulan=si lalan
Nawang Sari=krikam manis.....salam dari kami suku rejang.👍👍👍
Oi dio coa si asli cerito ye a maso cerito ne coa pakei baso jang jibeak udi ngike u
Aduh dongengnya bagus audionya kurang.... kayak bernafas di didalam air
fokus ke voice nawang wulan 😁
Belek ip
Kk baju ny agak diganti soalnya terlalu modern yg tradisional
Pakaian dan perabotannya kurang tradisional seharusnya menggambarkan keadaan pd jaman dahulu ,ini sepertinya pakaian dan perabotan sdh modern
suara dinda lala nya kasar sekali hhh.ganti yg lebih lembut la
pakaian pemain kartun nya harus lebih mendekati pada kondisi cerita saat terjadi.
lebih enak sih pakai bahasa rejang aj skalian,kan lebih kerasa
Haha
Anak Nawang wulantu perempuan ,,& nama anaknya nawang si,, ini kok laki²
Kayak d butik aja pakaian bidadari 😂😂😂
kenapa ngak bahasa rejang aja.?
Numpang ngomen au sanak..
Lebih tepatnya kritik..
Biarlah walaupun terlambat komen! Semoga kritik ini menjadi evaluasi di masa yang akan datang.
Dari pengamatanku terdapat banyak kekurangan atas hasil karya (animasi) kalian ini, di antaranya:
1. Terdapat suara-suara menganggu dari ayuk-ayuk dubber.
La tau lagi dubbing, mbok ya diam dulu.. kalau memang mau ngobrol ya sebaiknya menjauh dari temannya yang lagi dubbing. Suara-suara kalian itu mengacaukan suara si narator atau dubber yang lagi ngomong.
2. Benar kata yang komen di bawah.. Rumah yang ditampilkan tidak mencerminkan rumah tradisional zaman dulu.
Di luar memang terlihat seperti rumah-rumah zaman dulu. Namun ketika masuk ke bagian dalam, sungguh 'wah' sekali. Bagian interior rumahnya lebih bagus dan lebih luas dari rumahku. Bagaimana tidak, di dalamnya ada sofa, di bagian gudang rumah si bujang itu lebih mirip tempat kostum di lokasi syuting sinetron daripada rumah tradisional. Selain itu, saya menangkap sebuah benda seperti sebuah 'televisi flat' yang menempel di dinding.. hebat sekali orang rejang di zaman itu, sudah punya tv, sofa, busana-busana kekinian.. de el el.
3. Saya hampir ketawa ketika sang raja bicara, karena dubber sang raja adalah cewek. Ya, saya mengerti bahwa hanya beberapa orang saja yang ada di balik animasi ini. Tapi tetap harus memperhatikan juga. Kalau ada dua lelaki di sana ( 1 dubber si bujang) maka teman lelaki yang satu lagi boleh 'dipinjam' sebentar, tidak peduli sekalipun dia sutradaranya. Yang penting tokoh rajanya suara seorang lelaki, kecuali kalau ada di antara ayuk-ayuk sekalian ada yang bisa mengeluarkan suara lelaki.
4. Animasi ini menceritakan asal-usul lagu lalan belek kan ya? Tuh di judul!! Sayangnya lagu yang dimaksud tidak ditampilkan.
Seharusnya lagu tersebut dijadikan theme song animasinya. Agar orang-orang tau 'oh, ini toh lagu lalan belek'.. jelaskan pula, makna dari lagu ini.. siapa yang menyanyikannya 'sang suami putri lalan atau saudari-saudarinya'? Ini tidak, ketika sang putri datang menghadap ayahnya hanya sang putri yang nerocos menjelaskan prihal dirinya dan juga anaknya. Sementara keluarganya tidak memberi tanggapan.. eh tiba-tiba muncul sederet tulisan. Tamat.
Itu saja kritik dariku.
Ya, terlepas banyaknya kekurangan dari karya kalian. Saya tetap mengapresiasi yang sebesarnya terhadap kalian semua karena telah mengangkat sebuah kisah dari rejang.
Teruslah berkarya meski dengan peralatan sederhana. Tidak hanya untuk kebutuhan kuliah saja tapi di luar itu.
Hormat saya. Salam jak selatan.
Bi gaul jang bio toide