Sepakat pak Agung. Selama hidup kita semua belajar dalam perjalanan hidup untuk tumbuh berkembang. Agar bisa memberi manfaat dan kemaslahatan bersama. Dg cinta kasih jadi berkat untuk kehidupan🙏🙏🙏❤️
Belajar agama apapun yg jumlahnya lebih dari 4000 ribuan menurut google adalah : Perilaku yg dulunya tidak baik akan jadi baik. Jadi hasil dari menjalankan ajaran agama apapun dng benar adalah orang jadi bijaksana, bukan jadi orang yg pandai berdoa, mendoakan, hafal ayat² dll. ❤
Oh tak bisa begitu....dunia bukan sj sandiwara genre drama keluarga dan romantis, ada jg sandiwara genre peperangan, Genre intrik politik, pembunuhan, pemerkosaan, pengkhianatan dan penipuan. Allah bukan saja menenggelamkan umat buruk, umat baikpun akan dihapus وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ “Demi Dzat yang diriku berada ditangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (HR. Imam Muslim 2.749).
Agama adalah subyektif, dan saya akan berusaha melanjutkan pernyataan ini. Agama adalah buah perenungan seseorang atau kelompok pada masanya, sebagai akibat dari suatu keadaan seperti kekacauan, kemiskinan, kebodohan yang amat sangat. Beberapa diantaranya kemudian melakukan perenungan, samadi untuk menemukan formula aturan untuk kenyamanan dan sekaligus kepentingan tertentu. Dalam perjalanan perenungannya sampai batas pencapaian halusinasi hingga muncul Tuhan. Kata ini dimaknai sangat dalam dan kemudian munculah ayat-ayat sampai ribuan yang kemudian dihafal, ditulis, diwartakan, diumumkan dan kemudian diyakini sampai sekarang. Bahkan dari sebagiannya menjadi dogma dan harus dihafal, dipatuhi, dilaksanakan demi sebuah kepentingan kelompok sebagian orang.
🙏salam bhinneka tunggal Ika dulur Lanang Yaya mengutip pembicaraan panjenengan panjenengan berkata agama lahir dari indifidu dalam introgasi saya itu keliru ! Silahkan simak lahirnya agama di Nusantara satu melalui sistem pendidikan bukan lahir dari pribadi individu bangsa ! Dan Nusantara satu sudah memiliki sistem hadiluhung sebelum agama masuk dan saya adalah pribadi yang tidak menyetujui sebelum agama bisa buktikan semua yang di muatnya nwun
Agama itu tergantung darimana sumber pengetahuannya, agama yg benar tentu sumber pengetahuannya benar yaitu dari Tuhan yg benar, Tuhan sang pencipta dan pemberi kehidupan. Bagaimana Tuhan yg benar, yaitu Tuhan yg bisa dibuktikan dgn akal yg sehat waras, selain Tuhan yg benar ini, itulah doktrin dogma yg sekedar iman sja.😅👽
Fakta di lapangan agama hanya sbg alat untuk mendapatkan keuntungan atau hanya sbg barang dagangan... Sgt sedikit org beragama sesuai tuntunan nya yg banyak itu org mabok agama org jualan agama org yg beragama itu msh sedikit
Kenapa pendiri bngsa ini tdk mendirikan negara tdk berdadarkan agama......?? Karna justru dg agama mudah tersulut konflik... ......gk percaya buktikan....!?
Kebenaran dalam "konteks agama" tidak dapat diukur? dan lahir dari pengalaman individu? wkwkwkwk ini bagaimana sih, justru sebaliknya seseorang yang mengikat dirinya sendiri (agama/religion,=mengikat diri) terhadap suatu agama, artinya ia meninggalkan kebenaran2 yang dia pikirkan sebelumnya, tetapi mengikat dirinya pada kebenaran agama yang ia pegang. Dalam hal ini Ia mengikat diri pada yang ia buat menjadi "Tuhan". Bila yang ia Tuhankan adalah "organisasi agamanya" maka Ia akan memeprtahankan segala sesuatu yang ada dalam organisasi tersebut. Bila yang Ia Tuhankan adalah "ajaran agamanya" maka ia akan berusaha mempertahankan ajaran agamanya. Dan semuanya ini DAPAT DIUKUR. Sekarang bagaimana dengan Atheist? ada banyak "agama" (pengikatan diri) seseorang yang tidak mengikat dirinya pada "Pencipta", tetapi mengikat dirinya (agama) pada hal yang lain. Dalam hal ini Ia sebagai atheist, akan menTUHANKAN (mengikat dirinya) pada hal yang Ia anggap sebagai pengatur hidupnya. Misal Ia menuhankan Moral dan Etika, maka Ia akan berusaha mempertahankan Moral dan Etika. TETAPI apakah pernah bertanya, SIAPAKAH YANG membuat batasan baik dan benar? kenapa baik dan benar (moralitas) bersifat objective? WKWKWKWK jadi KEBENARAN DAPAT DIUKUR
Jgn ingkar tuhan sudah banyak kaum yg ingkar tuhan di masa lalu yg di hancurkan tuhan. Org atheis betapa pun baik nya dalam sosial tidak akan berguna karena mereka ingkar ada nya tuhan. Bagaimana tuhan memberi pahala padahal mereka ingkar dgn pemberi pahala yg terbaik. Di negri ini minoritas merasa di tindas, padahal mereka mayoritas di dunia ini dan mereka membenci agama mayoritas di negri ini. Org beriman dan tidak beriman tidak akan bisa bersatu mereka seperti air dan minyak itu sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Sejak kapan tuhan menetapkan tujuan? Apa tujuan yang di tetapkan tuhan... hasilnya pasti berbeda sesuai keyakinan masing2 Konteks keyakinan Adalah subjek dalam diskusi ini sangat tepat..🙏
⚡🌱⚡🌱⚡
Terimakasih pencerahannya Pak.
Indeed
Terimakasih Pencerahannya Pak @agungwebe As usual 🙏🏻🙏🏻🙏🏻💥💥💥
Sepakat pak Agung. Selama hidup kita semua belajar dalam perjalanan hidup untuk tumbuh berkembang. Agar bisa memberi manfaat dan kemaslahatan bersama. Dg cinta kasih jadi berkat untuk kehidupan🙏🙏🙏❤️
"pada akhirnya agama adalah perjalanan" yaitu spiritual yg berLAKU...trmksh p.Agung,
Rahayuu Pak Agung...
Temanggung nderek nyimak
🙏🙏🙏
KALO SEMUA BISA SPT APA YG P. AGUNG KATAKAN BETAPA DAMAINYA HIDUP INI, DAMAI ADALAH SUMBER KEMERDEKAAN DAN KEBAHAGIAAN. ❤❤❤
Terima kasih Pak Agung.
Penyampaian seperti ini sangat bermanfaat, terutama buat saya yang minim pengetahuan.
Sehat selalu Pak Agung.
Salam bahagia ❤
Terimakasih
Terimakasih
Terimakasih ❤
Belajar agama apapun yg jumlahnya lebih dari 4000 ribuan menurut google adalah : Perilaku yg dulunya tidak baik akan jadi baik.
Jadi hasil dari menjalankan ajaran agama apapun dng benar adalah orang jadi bijaksana, bukan jadi orang yg pandai berdoa, mendoakan, hafal ayat² dll. ❤
Leres, setuju Pak Agung. Maturnuwun atas perspektifnya.. Rahayu 🙏🏻
Ikut nyimak ,lanjutkan gaspool trs
Tuhan tidak pernah menurunkan agama
Oh tak bisa begitu....dunia bukan sj sandiwara genre drama keluarga dan romantis, ada jg sandiwara genre peperangan,
Genre intrik politik, pembunuhan, pemerkosaan, pengkhianatan dan penipuan. Allah bukan saja menenggelamkan umat buruk, umat baikpun akan dihapus
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ ، فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
“Demi Dzat yang diriku berada ditangan-Nya, jika kalian tidak berbuat dosa Allah akan hilangkan kalian dan Allah akan datangkan kaum lain yang berdosa, lalu mereka pun minta ampun kepada Allah, Allah pun ampuni dosa mereka.” (HR. Imam Muslim 2.749).
Rahayu romo Agung yg cerdas selaras.......
Nyimak....... lanjuuutt ♥️
Rahayu
KONFLIK ITU
MENURUT SEJARAH DUNIA
ADALAH TRADISI BANGSA PRIMITIF.
te o pe TOP !!!
Mantaapppp, ......terhubung dengan YANG ILAHI.......kemajuan yang Luar Biasa.
Rahayu pak Agung... Bondowoso hadir...
Maturnuwun
Agama adalah subyektif, dan saya akan berusaha melanjutkan pernyataan ini. Agama adalah buah perenungan seseorang atau kelompok pada masanya, sebagai akibat dari suatu keadaan seperti kekacauan, kemiskinan, kebodohan yang amat sangat. Beberapa diantaranya kemudian melakukan perenungan, samadi untuk menemukan formula aturan untuk kenyamanan dan sekaligus kepentingan tertentu. Dalam perjalanan perenungannya sampai batas pencapaian halusinasi hingga muncul Tuhan. Kata ini dimaknai sangat dalam dan kemudian munculah ayat-ayat sampai ribuan yang kemudian dihafal, ditulis, diwartakan, diumumkan dan kemudian diyakini sampai sekarang. Bahkan dari sebagiannya menjadi dogma dan harus dihafal, dipatuhi, dilaksanakan demi sebuah kepentingan kelompok sebagian orang.
Iya pernyataan asumsi😅
❤❤
iya jugak ya
Setuju om.
Setuju om
🙏salam bhinneka tunggal Ika dulur Lanang Yaya mengutip pembicaraan panjenengan panjenengan berkata agama lahir dari indifidu dalam introgasi saya itu keliru ! Silahkan simak lahirnya agama di Nusantara satu melalui sistem pendidikan bukan lahir dari pribadi individu bangsa ! Dan Nusantara satu sudah memiliki sistem hadiluhung sebelum agama masuk dan saya adalah pribadi yang tidak menyetujui sebelum agama bisa buktikan semua yang di muatnya nwun
Agama itu tergantung darimana sumber pengetahuannya, agama yg benar tentu sumber pengetahuannya benar yaitu dari Tuhan yg benar, Tuhan sang pencipta dan pemberi kehidupan. Bagaimana Tuhan yg benar, yaitu Tuhan yg bisa dibuktikan dgn akal yg sehat waras, selain Tuhan yg benar ini, itulah doktrin dogma yg sekedar iman sja.😅👽
Lebih tepatnya Agama itu inter Subyektif
Status agama nya mmg benar disebut realita inter subyektif tp implementasinya ranah subyektif.
Fakta di lapangan agama hanya sbg alat untuk mendapatkan keuntungan atau hanya sbg barang dagangan...
Sgt sedikit org beragama sesuai tuntunan nya yg banyak itu org mabok agama org jualan agama org yg beragama itu msh sedikit
Kenapa pendiri bngsa ini tdk mendirikan negara tdk berdadarkan agama......?? Karna justru dg agama mudah tersulut konflik...
......gk percaya buktikan....!?
Kebenaran dalam "konteks agama" tidak dapat diukur? dan lahir dari pengalaman individu? wkwkwkwk
ini bagaimana sih, justru sebaliknya seseorang yang mengikat dirinya sendiri (agama/religion,=mengikat diri) terhadap suatu agama, artinya ia meninggalkan kebenaran2 yang dia pikirkan sebelumnya, tetapi mengikat dirinya pada kebenaran agama yang ia pegang. Dalam hal ini Ia mengikat diri pada yang ia buat menjadi "Tuhan". Bila yang ia Tuhankan adalah "organisasi agamanya" maka Ia akan memeprtahankan segala sesuatu yang ada dalam organisasi tersebut. Bila yang Ia Tuhankan adalah "ajaran agamanya" maka ia akan berusaha mempertahankan ajaran agamanya. Dan semuanya ini DAPAT DIUKUR.
Sekarang bagaimana dengan Atheist? ada banyak "agama" (pengikatan diri) seseorang yang tidak mengikat dirinya pada "Pencipta", tetapi mengikat dirinya (agama) pada hal yang lain. Dalam hal ini Ia sebagai atheist, akan menTUHANKAN (mengikat dirinya) pada hal yang Ia anggap sebagai pengatur hidupnya. Misal Ia menuhankan Moral dan Etika, maka Ia akan berusaha mempertahankan Moral dan Etika. TETAPI apakah pernah bertanya, SIAPAKAH YANG membuat batasan baik dan benar? kenapa baik dan benar (moralitas) bersifat objective?
WKWKWKWK jadi KEBENARAN DAPAT DIUKUR
Jgn ingkar tuhan sudah banyak kaum yg ingkar tuhan di masa lalu yg di hancurkan tuhan.
Org atheis betapa pun baik nya dalam sosial tidak akan berguna karena mereka ingkar ada nya tuhan. Bagaimana tuhan memberi pahala padahal mereka ingkar dgn pemberi pahala yg terbaik.
Di negri ini minoritas merasa di tindas, padahal mereka mayoritas di dunia ini dan mereka membenci agama mayoritas di negri ini.
Org beriman dan tidak beriman tidak akan bisa bersatu mereka seperti air dan minyak itu sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Sejak kapan tuhan menetapkan tujuan?
Apa tujuan yang di tetapkan tuhan... hasilnya pasti berbeda sesuai keyakinan masing2
Konteks keyakinan Adalah subjek dalam diskusi ini sangat tepat..🙏
Apa definisinya pahala, dan Tuhan itu ada di mana sehingga bisa memberikan pahala?
@@Danny-ce4xd pahala itu balasan . Jika tidak percaya Tuhan gak ada guna nya berbuat baik.
@@razahsitumorang998 Tuhan itu satu, pasti ada satu pandangan yg benar walau berbeda. Yaitu pandangan yg di ajarkan Tuhan yg benar.
@@Danny-ce4xd pahala itu balasan dr Tuhan. Ingkar Tuhan pasti tidak dapat balasan kecuali balasan di dunia dan neraka di hari ahir.
❤❤❤❤❤