Karakter Seorang Mukmin ialah Tidak Menanggapi Kebodohan Dengan Kebodohan | Ustad Khalid Basalamah
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 27 พ.ย. 2024
- Konsep berpaling dari orang bodoh dalam Islam memiliki akar yang kuat dalam Al-Quran dan hadis. Ini bukan berarti kita harus menghindari semua orang yang berbeda pendapat atau memiliki kekurangan. Namun, lebih kepada bagaimana kita merespons perilaku atau ucapan yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan.
Berpaling dari perdebatan yang tidak konstruktif atau lingkungan yang negatif dapat menjaga ketenangan hati dan pikiran. Terlalu banyak berinteraksi dengan orang yang seringkali memicu perselisihan dapat menguras energi dan mengganggu kedamaian.
*Rasulullah adalah contoh terbaik dalam hal ini. Beliau sangat sabar dalam menghadapi orang-orang yang berbeda pendapat, namun tetap tegas dalam menjaga prinsip dan nilai-nilai Islam.
Cara Berpaling yang Bijak:
Dengan Santun: Hindari sikap meremehkan atau menghina. Berpalinglah dengan cara yang sopan dan tidak menyakiti hati orang lain.
Tetap Menjaga Silaturahmi: Meskipun berpaling dari perdebatan, tetap jaga hubungan baik dengan orang tersebut.
Berdoa: Mohon petunjuk dan perlindungan Allah agar terhindar dari pengaruh negatif orang-orang di sekitar kita.
Dalil dalam Al-Quran:
QS. Al-Qashash: 55: "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, maka mereka berpaling daripadanya, dan mereka berkata, 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil'."
Dalil dalam Hadis:
Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda: "Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'raf: 199)