Kalau lo merasa saran-saran di video ini belum cukup membantu lo, tenang aja. Lo bisa coba cari solusi terbaik untuk lo dengan ngobrol bareng Mentor Satu Persen. Klik aja link berikut ini ya: satu.bio/generasi-healing
Saya pengguna social media yang melihat betapa toxicnya media itu. Akan tetapi, saya tidak merasa perlu untuk healing apapun. Cukup matikan nofitikasi di social media
Rada bingung ya sama konsep healing. Buat gue, healing dengan jalan-jalan justru tetep capek mentalnya, capek badan juga. Tapi kadang milih opsi jalan-jalan biar capek sekalian dan nanti bisa tidur nyenyak. Healing yang sering gue pake adalah muterin kompleks dengerin lagu, masak, bikin kue, atau kerjaan apapun yang bisa bikin fokus jeda sementara dr hal yang bikin judeg sebelumnya. Pas udh mendingan balik ngerjain lagi.
Hai ka, saya mahasiswa psikologi. Sedikit meluruskan ya, healing itu konsepnya bukan jalan-jalan, melakukan aktivitas favorit, makanan favorit, dll. Meskipun kita stres berat, capek dan emosi tak terkendali jangan berharap bahwa jalan-jalan itu bisa menghilangkan problem mental secara tuntas ya, jadi wajar kalau setiap orang masih merasa capek secara fisik dan mental karena yang dilakukan hanya stress coping😊. Healing bisa dilakukan oleh diri sendiri dan dibantu dengan tenaga ahli jiwa (psikolog/psikiater). Intinya dari proses healing adalah kita harus nerima diri sendiri dan memaafkan diri sendiri. Satu hal yang diinget ya ka jangan self diagnosis ya karena bahaya buat diri sendiri dan sebaiknya langsung konsultasi kepada ahli jiwa. Terimakasih😊
Healing lebih mudah disebut dari pada refreshing :) itulah mengapa diatas disebutkan 'rada bingung ya sama konsep healing'. Itu semacam bahasa yang dianggap normal. Chill mungkin lebih masuk dan lebih mudah disebut
Healing adalah kata lain dari refreshing, fenomena yang udah ada sejak dulu kala. Now, social media makes people FOMO (fear of missing out) & restless. Butuh refreshing memang. Mental buruk karena kebanyakan main sosmed dan membanding-bandingkan hidup (padahal harusnya nggak usah membanding-bandingkan karena tiap orang beda-beda rejeki, latar belakang, lingkungan tumbuh, kemampuan, dan sifatnya). Apalagi di jaman sekarang, entah kenapa, orang sekitaran pada menuntut kita agar dapat melakukan ini itu secara instan dan cepat, menambah ketegangan dalam menjalani hidup. Refreshing harusnya tidak dengan beli barang/konsumtif, ngopi/ke cafe.. gak akan ada habisnya nurutin kemauan konsumtif itu. Bisa sesederhana dengan gak pegang gadget sementara dan tiduran, sepedaan, baca buku, nonton film, dengerin musik, main musik, nulis cerita, jalan-jalan, bersihin rumah, nyoba resep makanan baru, ngrawat tanaman, main ama hewan piaraan, becandaan ama adik/kakak, dll.
Healing g bisa disamakan dgn refreshing, merubah makna. Kalau sedang berobat baik fisik/mental, baru healing. Anak2 kmrn sore yg dikit2 liburan bilang healing.
@@rafim3835 betul itu.... healing itu proses penyembuhan dr sesuatu yang buruk, sedangkan refreshing menyegarkan badan dr rasa penat, itu menurut pemahamanku aja sih.... sukses buat semuanya 👍👍👍
Healing paling enak tuh diem dirumah seharian ngelakuin aktifitas tanpa dikejar waktu, beres² mandi, nonton film, gambar, dengerin lagu. Aku klo jalan² udahnya malah tambah stres, capek, nambah cucian, ngurangin duit wkwk.
Nah, FYI keknya orang yang buat status itu salah satu temennya temen gw si. Nah, kejadiannya keknya itu disebar melalui komen gdocs dan disaksikan seangkatan. Soalnya emang bener si, tiap hari temen gw dikejar tugas, dan lu tahu kan temen gw tu jurusan yang bisa dibilang teknik (dijaman sekarang sangat favorit) dan salah satu univ terkemuka di Indonesia. Dan jangankan begitu, temen gw dulu tu sering juara lomba OSN Math, itu aja masi kadang dia sering mengeluh ke gw tentang jurusannya hahaha. Nah faktor utama yang sering gw rasain sebagai orang di umur 21 ini (mahasiswa sudah akhir). Adalah efek dari kuliah online (2 tahunan), temen gw itu juga. And, imagine saat liburan semester hanya digunakan untuk berdiam dirumah aja. Dan tidak ada tugas bahkan ga ada ngapa2in, tiba2 lu masuk kuliah dan dikasih tugas banyak. Dan itu membuat otak meledak si. Stelah rest cukup lama. Nah, maka dari itu, menurut gw sekali2 ketemu orang lain, dan membahas masalah lain salah satu healing juga. Intinya klo nonton film walaupun di laptop ada yang nemenin lah. Gak cuma diem dirumah. I'm introvert btw.
@@ditonugrah3609 tiap orang punya beda² cara buat healing. Klo misal kasusnya kek gitu yah mmng lebih baik keluar dari rumah, ketemu orang², ngelakuin sesuatu hal bareng temen. Gw akuin diem dirumah dalam waktu yg lama mmng bikin stres walau cmn diem doang. Btw gw juga 21 mau ke 22 introvert juga, dan udah kerja jadi keluar rumah dan ketemu orang² sering gw lakuin hampir tiap hari pas pandemi pun gk wfh karna gw kerja ditoko atk jadi tiap hari harus buka. So itulah knp diem dirumah seharian cara gw healing.
Healing lebih tepat untuk sebuah istilah proses recover psikologis karena sebuah event traumatis, bukan liburan ala2 gen Z yg sekedar escape dari realitas problem. Healing versi saya adalah berkomunikasi dgn Tuhan. Saat ini msh menjalani healing setelah ibu meninggal, slowly but sure, sudah lebih baik menerima kenyataan. Di awal healing saya mengambil jarak dari kehidupan dunia berbulan2, sya beribadah, membedah alquran dan beragam buku selfhelp yg berhubungan dgn coping with loosing someone. Saya yg paling paham diri saya, padahal sy traveller, tapi saya tau pasti bagi diri saya pergi berlibur tidak solutif untuk healing sy dari kematian ibunda. Dengan memahami emosi lebih jujur, paham yg mana prioritas, Alhamdulillah perjalanan healing ini hampir sampai pada sebuah ketenangan jiwa.
Setuju kak :) saya pribadi ga setuju dengan penggunaan istilah healing sbg istilah lain dr refreshing / holiday.. Krn healing sendiri adalah proses yang sangat panjang yg hrs dilalui seseorang utk betul2 menemukan dirinya sendiri
Gw termasuk generasi Z dan sayangnya gw lebih setuju dgn pendapat dr. Rhenald Kasali. Kita generasi yg lahir dari kondisi yg stabil dan damai...tidak ada "struggle" yg berarti...penderitaan kita lebih ke existence daripada survival. Coba mindset kita geser dikit, jadikan ke mode survival...gw cukup yakin lo pada bisa lebih kuat menjalani permasalahan.
Resume 1. Generasi z generasi paling kreatif 2.over protektif over sharing 3. Media sosial flexing pamer keberhasilan 4. Generasi z sering ngebandingin dengan orang lain 5. Stress Coping Generasi z lebih melek menghadapi stres 6. Healing > stress Coping> emoticon focus Coping> membantu lebih baik > membantu menenangkan diri Problem focus Coping> menyelesaikan masalah langsung Ketenangan hati Kekuatan mental
gen z sekarang mungkin emang lbh aware dengan mental health, tapi memang seringkali kurang tepat aja menggunakan istilah2 yg berhubungan dgn mental health tsb.
@@blindshape7848 "Gw tuh OCD banget ketika liat sendal gak rapi!1!1" "Barusan aja beli sendal baru, udah seneng2, malah ilang. Bipolar banget gw!1!1" "Gw sering skizofrenia ketika hujan gede dan kek ada suara manggil2 nama gw gitu" "Biarin dah, PR gak gw kerjain. Lagi ADHD banget gw." "penyakit autisme sama penyakit ayan itu sama kan?"
kata drakor yang aku tonton. " karna zaman ini yang merengut mimpimu" dan " karna zamanmu sekarang mimpimu terwujud. ada yg ga bisa karena ekonomi atau karena terlalu bisa diberi. umurku 16 tahun dan aku sadar banget klo kita itu manja bgt, ditambah karena edukasi tentang psikis atau tentang kesehatan mental itulah yg buat kita jadi suka menebak nebak, beda sama zaman ortuku atau zaman kakak kakak sekalian yang dulu memang juga punya edukasi tapi karena dijaman itu hal itu harus dipenuhi jadi ga ada waktu untuk mikirin masalah lain. tapi ga semuanya mungkin gitu, contoh cerita mamaku yang dulu mogok kuliah karena stres, tapi karna ada harapan beliau bangkit lagi. intinya jaman dulu dan sekarang itu sama sama udah punya healing, perbedaannya healing zaman sekarang lebih terlalu dielukan sebagai masalah "kesehatan mental" . kita semua butuh healing sesuai dengan penjelasan divideo.
Ibarat kata orang dulu itu "manusia yang hidupnya mindfull mereka itu tidak mengerti tentang teori mindfullness dkk, mereka hanya hidup apa adanya, berjuang dan nerima"
Healing itu bukan seperti holiday, healing itu proses diri untuk menemukan diri, untuk memproses diri dari trauma masa lalu, untuk menemukan jati diri, memiliki konsep diri, punya regulasi diri, menentukan tujuan hidup mu dan juga menerima diri dengan apa adanya. Sekali kita mau self healing yah..harus komit gak bisa setengah2. Ini juga termasuk menemukan arti Tuhan bagi diri sendiri. Kebetulan saya bekerja di dunia healing semenjak 2004 jadi sedikit paham. Memulai nya harus memiliki self kepo, untuk memulai self quest kita sendiri. Thank You
Healing sesungguhnya menurut saya 1. Rebahan dengan tujuan menghilangkan penat. Gak usah jalan jalan, daripada keluarin duit terus belum macet. 2. Mengurangi komunikasi dengan orang orang toxic, siapapun. Mau temen atau saudara yang kerjaannya cuman menghargai kita dari sisi materi, tahta, fisik, atau kecerdasan doang untuk memenuhi "keegoisan" mereka... 3. Menjalani hobi kalian, di waktu senggang Healing bukan cuman sekedar menghilangkan lelah, tapi juga kesehatan mental...
Dari 2 tahun lalu. Saya sudah stop jalan jalan, stop mendaki kalau nggak ada tujuan yang jelas. "Jalan jalan", "Melihat keindahan alam" "Refreshing", atau alasan lain. Karena, saya bener bener cemburu... Bagaimana Rasulullah, dan para sahabat. Bisa "Healing", "refreshing" Hanya dari sholat. Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam mengatakan "allah telah menjadikan sholatku sebagai hiburan ku" MasyaAllah. Ketika saya mendengarkan itu, saya merasa : Cemburu, iri.... Marah... Sedih, kecewa.. Berapa kali aku sholat dari aku baligh sampai hari ini? Namun aku belum bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rasulullah. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi. Saya kadang masih menganggap sholat adalah sebuah beban 😢.
Haii, jgn sedih. Aku saat ini pun masih bolong sholatnya kadang juga masih merasa beban disaat udh mulai menikmati nikmatnya sebuah ibadah. Bisa sampai dititik ini karna aku kena masalah, mulai dari finansial, asmara dan masalah hidup lainnya. Terus jd bnyk berdoa, dzikir, dan memperbaiki ibadahku (sekarang jg masih proses berubah). Aku mulai merasa membutuhkan Allah disetiap langkahku ditambah seringnya doaku yg terkabul disaat terjepit, disitulah aku mulai merasa rindu lalu jd lbh baik sholatnya (meski kadang masih bolong). Lalu berkembang lg ada rasa tenang, nyaman layaknya istirahat padahal lg sholat (ya mirip healing ini). Jd saran aja, coba deh rasa butuhmu akan Allah lbh dibesarkan lg, jdkan Allah tumpuan, harapan terakhir, tempat curhatmu apapun masalahnya. Mudah2an cara ini bisa memunculkan rasa kangen sama Allah dan akhirnya hal yg kamu inginkan tercapai :)
Hanya dekat Allah saja aku tenang (Mzm 62:2) secape apa dirimu, ketika mendekat pd Tuhan dan berbagi semuanya, menyerahkan semuanya kepada Dia, maka kita akan merasa damai😇
Menurut saya ada pergeseran makna dari kata "healing" itu sendiri. Dulu, healing itu berbenah diri. Jadi fokusnya ke dalam diri kita sendiri terus berusaha berdamai/menerima/menyembuhkan/menata kembali hal2 yg sakit dalam diri kita. Tapi skrg healing jadi kata ganti refreshing.
Hai min, sehat selalu! Saya mau request video yang bahas psikologi dari tokoh Yeonsu dan Choi Wong yang ada di drakor Our Beloved Summer. Mereka ini berbeda banget dan tokohnya juga relate sama real life.. Tokoh Yeonsu anak perempuan pintar dan mendapat peringkat pertama disekolah, dia ini dibesarkan oleh neneknya sedangkan tokoh Choi Wong anak laki-laki yang memiliki peringkat terendah di sekolah dan dia dibesarkan oleh orangtua angkat yang sangat support. Mereka berdua juga memiliki value kehidupan yang berbeda yang pas buat dibahas karna relate banget. Semoga dinotice sama admin, soalnya belum ada yg bahas ini.. (Yang setuju jangan lupa di up biar ternotice 😂)
Halo, Kak! Makasih banyak yaa atas rekomendasi dan idenya. Kalau Kakak berkenan, Kakak bisa drop idenya di sini, siapa tau nanti ide Kakak bisa direalisasikan sama tim TH-cam Satu Persen xixi: satupersen.net/page/content-dropbox Boleh banget nih kak mampir dulu ke vidio terbarunya nya satu persen, th-cam.com/video/GHYaVZ970L0/w-d-xo.html Semoga bermanfaat kak^^
Kesimpulan yang gua dapet sih ya generasi sekarang banyakan justru jatuhnya menghindar dari masalah dengan mengatas namakan "healing". Saat mereka healing mereka malah nyaman di kondisi stress-free itu dan jadi gamau balik ke kehidupan mereka sebenernya. Masalahnya tetep ada, bahkan nambah banyak karna ngga diselesaiin. Bedanya ama orang dulu, mereka ga kenal healing, kenalnya nyelesaiin masalah. Tapi ya positf nya generasi sekarang lebih aware dan lebih kreatif kalo kata di video.
Iya sih kalo masih punya waktu. Tapi kalo yg udah masuk ke dunia kerja banyak tidak semudah menikah, kerja dan hidup bahagia. Mungkin sebagaian orang yg menganggap Sekolah atau kuliah banyak tugas dan ngeluh tapi Itu hanyalah awalan dari seleksi alam dan yg lolos dari seleksi tentu mendapatkan Pressure atau tekanan yg PASTi nya jauh lebih besar. Mau tidak mau anda butuh pendapatan suka tidak suka.
Gue kalau stress pasti tidur, lebih dekat sama Tuhan, dan gue hadapi masalah itu dengan cara gue selesaikan walaupun masalah itu berat sampai gue stress. Kalau gue hadapi pasti masalah selesai, seberat apapun karena gue percaya Tuhan pasti menolong kita dan Tuhan memilih kita untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan kemampuan kita. Sayang kalian semua
Ok. Gw merasa salah jurusan wkwk 😭. Belakangan ini gw sering ga kerjain tugas ya gegara itu (numpuk banget gilaa). Nah gw sering banget "healing", ga masalah sih menurut gw tapi kalo terlalu lama(?) Ga perlu mending malah kalo terlalu lama bisa numpuk tugas dan makin parah takutnya kasian dirimu tuh. Menurut w kalo orang2 ngerti sama masalah kita, terus nyeder ngandelin orang terus itu susah sih. Yang bisa bantu banget itu diri lu. Fokus aja ges. Terserah mau ngapain santai relax. DAN KE STEP SELANJUTNYA BILA SUDAH MENDINGAN LANGSUNG HADAPI KENYATAAN LAWAN TUH SEMUA MASALAH!!. Dan emang jangan lupa buat refreshing walau hanya sebentar aja, dan kontrol diri lu sebisa lu. Secepatnya sebisa mungkin minta bantuan orang2 lebih ngerti tentang kita jangan berlarut2 senyamannya aja. Jangan terlalu longgar dan jangan sampai ga healing jg (ya buat brpp org sih)... Pokonya cuma bisa semangatin aja deh buat diri gw sama buat kalian!!
Gw generasi akhir 80 an,dmn waktu itu internet langka,ya warnet,ya wartel,sosmed ga sebanyak sekarang,waktu itu friendster kalo ga salah,tp point plus nya,gw jadi mikir gda sesuatu yg instan..boro2 healing,buat skripsi aja mesti begadangan di warnet,lulus kuliah,extra kerja keras buat cari kerja.. Anak sekarang menurut gw terlalu manja,walaupun ga semua sih
yoi, betul bgt. gw jg dari generasi yang sama, mental issue ga seberat jaman skrg. ya masalah mah ada aja sih, tp masih ada jalan yg pasti2 aja jalannya buat diselesaikan. masalah kuliah, ky skripsi, pernah jg sampe mentok, burn out, palingan jeda sebentar, baru gas lg, krn banyk temen2 yg saling mendukung.
Mnurutku Krn sosmed juga sih.. serba salah, kalau ga pake sosmed ndk keep up sama kebutuhan dunia saat ini (info requirement minimum buat kerja dsb) tp kalau pakai bisa overwhelemed dg aliran informasi. Alhasil kalo kata cak lontong dan Dedy Corbuzier generasi sekarang susah self directing, terlalu banyak opurtunity, banyak informasi plus minusnya jadi susah memutuskan. Kalau dulu mungkin sekali kita merasa ini jalan kita yaudah.. mau jalan lain ternyata lebih mudah tp kan kita Ndak tau pasti, jd hadapi aja yg ada didepan. Sekarang kita paham persaingan kayak apa, tingkat employment, isu sosial yang ngaruh lagsung ke peresapan tenaga kerja dsb. Belum lagi tekanan perkembangan teknologi cepet banget bkin cemas pencari kerja. Disamping itu di sosmed liat orang lain nyoba ini nyoba itu, kesempatan ini itu dibuka dan pengen diambil. Outputnya ya gajalan lurus dan mengerahkan energi ke jalan itu, energi anak muda habis di bingungan doang wkwk
Healing versi gue : Lari pagi di hari minggu, Dengerin musik, nonton film bagus, baca buku, ngopi goodday, nonton channel fav salah satunya satu persen ini heheh yaaa itu aja alhamdulillah udah senanggg;)) Dan betul sih klu lagi ga baik" aja hindari dulu buka socmed apalagi klu fypnya orang huru-hara terus🙃
Gw mau ngelurlarin unek² aja nih tentang healing. Pendapat gw berkaitan sama point² yang dibahas di vidio, tapi bukan berarti gw lagi mengargumentasi atau menyanggah isi vidio di atas, gw cuma pengen ngeluarin apa yang ada di otak gw aja. 1. Menurut gw pola asuh sampai kapanpun akan selalu disalahkan, karena gw rasa gak ada pola asuh yang bener² tepat. Pola asuh orang tua gak plek gitu aja ngebentuk karakter mereka, ada faktor lain. Manusia itu dinamis, pembentukan karakter akan terus berjalan selama dia masih hidup. Jadi kalau ada yang bilang "yah gw egois karena kecilnya sering dimanjain orang tua gw" atau "gw jadi tukang bohong gini karena orang tua gw overprotective" kalimat kayak gitu gak seharusnya dijadiin pembelaan/alasan, apalagi buat mereka yang udah mulai beranjak dewasa. Karena ketika mereka mulai dewasa mereka harusnya bisa nentuin mana hal yang baik dan gak baik buat dilakuin. Gw yakin, mereka yang udah mulai 20an pasti bisa inget dan nilai sendiri gimana cara mereka dibesarkan dulu, dan kalau mereka tau cara mereka dibesarkan dirasa gak baik atau kurang tepat, kenapa harus dilanjutkan? Jadi buat gw aneh aja kalau di usia segitu masih suka nyalahin/ jadiin pola asuh orang tua sebagai alasan dari sifat "buruk" mereka. 2. Mengenai sosmed, yah gw emang pernah denger kalau ada penelitian yang bahkan menyatakan bahwa buka sosmed di awal hari kayak bangun tidur gitu bisa mempengaruhi mood gitu selama sehari itu. Tapi ayolah guys, gw pernah denger semacem nilai moral gitu tentang kapal laut. Kapal laut gak akan pernah tenggelam meski berada di tengah² air yang banyak, bahkan dia menggunakan air laut tersebut untuk sampai ke tempat tujuannya. Tapi kalau kapal itu ngebiarin ada lubang di bagian dirinya dan air laut masuk, kapal itu bisa tenggelam sampai dasar. (Kurang lebih gitulah, gw lupa² kalimatnya, semoga sampai pesannya.) Dan menurut gw ini berkaitan banget sama penggunaan sosmed. Jadi yah intinya hal² "negatif" yang kalian temuin, kalau kalian bisa kontrol hal tersebut, hal kayak gitu bisa berefek sebaliknya, bukannya jadi sumber beban/stress tapi malah bisa jadi sumber motivasi. Tinggal kitanya aja harus ngelatih cara berfikir kita. 3. Gw rasanya gasuka aja ketika ada mindset bahwa healing itu harus jalan², rekreasi, staycation atau semacemnya lah. Mindset² gitu ilangin lah ayo. Tanemin lah kalau konsep healing itu nyari kegiatan yang menyenangkan buat ngalihin stress, dan kegiatan menyenangkan gak harus yang begitu, banyak hal² kecil yang tanpa kalian sadari bisa bikin kalian seneng. Jangan sampe lah ke suggest di otak kalian, kalau healing harus gini dan kalau gak gini gak bisa ke-"healing" Kalian harus hati² lho sama ucapan ataupun mindset, karena ada yang bilang otak bakal wujudin apa yang kita ucap/kita percaya.
Hai bener banget. Kita tuh hidup juga ga mesti dengan keluarga bisa jadi faktor lingkungan, or keadaan sampe juga medsos. Kadang suka sebal bila kita melakukan kesalahan pasti ada yg ucap didikan ortunya ga bener. As always lagu lama banget ..
Aku si manja Aku si fomo Aku si ambisius Aku si paling kreatif Aku si paling beda Aku si pendobrak Sipat sipat ini ada dikita para gen z dan sebenarnya sipat ini udah ada dari generasi genarasi sblm kita tapi karena era informasi dan internet amat sangat mudah di akses ya jadi lebih identik dengan kita.. Well kaget atas tingkat stress saat awal awal dewasa itu wajar bgt
Jika lu lebih maju dari kawan lu, kadang meraka jadi toxic sama lu karena mereka pengennya sama keadaannya sama mereka. Padahal mereka pola hidupnya berantakan.
Halo, kak! Sini kak sharing dulu aja sama mimin, kalo nanti kakak kurang yakin sama jawaban yang mimin kasih. Kakak boleh langsung sharing sama mentornya Satu Persen, cek disini yaa satu.bio/yt-mentoring ^^
Solusinya mudah. Cukup puasa sosmed. Kalau memang butuh sosmed, pergunakan hanya untuk kerjaan & networking. Jangan kepo sama story2 orang apalagi selebgram, follow hanya orang yg lu kenal & emang bermanfaat buat hidup lu.
Sayangnya banyak dr org skrg yg malah seneng banget bukain sosmed atau channel utube para influencer yg isinya pamer2 sultan2an doang. Mereka selalu beralasan mereka nntn itu buat jd penyemangat biar sukses. Padahal, kl cuma buat jd motivasi aja, ngapain ditontonin terus? Cukup sekali aja nntn konten influencer pas mereka bahas perjalanan sukses mereka. Ngapain nntn momen mereka beli Tesla 2 M? Atau beli rumah sultan puluhan M? Buat apaah mayoritas mereka itu dlm masa denial dr kenyataan bahwa dg nonton acara pamer2 itu sejatinya membuat mereka iri, pengen, ga bersyukur dg kondisi yg mereka punya, pengen sukses dg cara instan. Alhasil gampang bgt yg ketipu2 invest palsu spt kmrn yg ditawarin oleh so called sultan.
Healing kadang sering digunakan untuk refresing dan bersenang senang saking asiknya, begitu kembali pada kenyataan berupa masalah yang di hadapi malah jadi stress lagi karena berasa ketampar aja. karena kebanyakan ngabisin waktu buat refresing trs jadinya rada kaget juga pas harus berhadapan lagi sama masalahnya. So sad aku sering kayak gitu. Makasih bang dah nyadarin:)
Sebagai warga Bali. Bali saat ini menjadi tempat tujuan utama bagi penderita yang katanya Self - Healing. Kalau menurut saya pribadi sih, mereka bukan Healing tapi sekedar menunjukkan eksistensi aja, yaa sedikit Flexing lah. Moga aja pas pulang ke daerahnya, uangnya masih ada. Jangan udah foto2 sama bikin video di Bali. Pas pulang ke daerahnya masing2. Malah kere lagi, jadi susah sendiri kan? Sakit lagi lu nanti. Dan pas ada duit, ke Bali lagi Healing lagi. Pulangnya, habis lagi tu duit. Tapi sisi terangnya. Makasih banyak sih buat kalian yang healing datang ke Bali. Meskipun masih banyak tempat wisata di negeri ini yang indah selain Bali. Karna kalian juga membantu perekonomian kami kembali lancar, kembali terbuka lagi, Bar saya yg tadinya sepi jadi rame karna kalian. Makasih banyak lah pokoknya. Soal budget kalian menipis setelah healing dari Bali. Yaaa... Itu urusan kalian. Yang penting kami kenyang dari uang healing kalian. Suksma. Dumogi Rahayu Sareng Sami.🙏
@@muriahmad501 Kalo soal orang2 dari negara barat jadi gelandangan dari dulu juga udah banyak. Biasanya mereka itu datang ke negara2 Asia Tenggara dengan low budget. Udah low budget. Gayanya sok2an pula kadang. Kalo minum bir atau jajan apa2 gitu. Terlalu over di awal. Kayak seolah2 Crazy Rich dari Barat gitu dia menganggap dirinya. Pas duit udah habis. Naahhh... Akhirnya mereka baru kebingungan sendiri. 😂 Ujung2nya, pihak Imigrasi sama Dubesnya lagi yg repot ngurusin dia. Karna kalo nggak gitu, dia bakal ngemis pake kotak tulisan NO MONEY... Udah sering kayak gitu.😂 Memang kebanyakan dari bule yg datang ke Bali kan atau negara2 di Asia Tenggara kan, mengincar jajanan murah, penginapan murah, biaya hidup yg murah. 1000$ kalo mereka jalan2 ke negara2 Skandinavia sih nggak ada apa2nya. Coba kalo mereka jalan2 ke Indonesia dengan uang 1000$. Berlebih-lebih tu duit. Makanya Asia Tenggara memang incaran bagi orang2 dari negara barat yg low budget.
@@igustimadearya9743 wah.. Parah juga ya,jadi penasaran, mudah2an suatu saat bisa jalan2 kesana, pernah dulu ke Bali tapi cuma transit, btw nama cafe abang ?
Banyak cara untuk melakukan healing, gak perlu kompleks, bertahap2 ataupun yang mahal untuk mengatasi stres atau hambatan seperti mendengarkan musik, meditasi, minum teh/kopi, menonton film komedi tetapi benar, jauhi sosmed untuk sementara, bisa pusing kalau nggak ketagihan meskipun bisa healing tetapi karena ketagihan tersebut bisa mempengaruhi kerjaan kita, stress bakal muncul lagi. Untuk strawberry generation yang disebut oleh Prof Rhenald itu beneran ada. Menurut Prof. Rhenald Kasali, Strawberry Generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati kalau dikasih tekanan / cobaan karena sudah manja terhadap kesempurnaan/kebagusan dari suatu produk yang dibanggakannya (misal aplikasi, banyak fitur bagus, jadinya disukai gen muda tetapi ada bug, jadinya mereka kewalahan dan panik di saat itu juga, gak tau mau apa). Jadi keluar dari zona nyaman dan banyak berinovasi, gagal dan bangkit, datang ujian kehidupan dihadapi dengan bijak, kita seperti sekuat baja tetapi juga kuat dan tahan
Semakin nambah umur, curhat ke temen gak terlalu signifikan utk mengurangi beban pikiran dan prasaanku. Malah aku ada rasa gak enak ke temen. Energi negatif ku nyalur ke dia gak? Apa aku menjadikan dia tempat sampahku atau gimana. Cerita sama Tuhan dan ortu, DAN lgsg omongin ke orang yg menyebabkan pikiran beban hati dan pikiran mmg lebih meringankan bebanku. Mungkin ada yg merasakan hal yg sama denganku?
Mungkin karena sekarang ada satupersen jadi kita tau harus healing. Orang dulu mana paham yang ada ngomel2in orang kerjaannya. Jujur sih nonton kek ginian bikin gua lebih mengenal diri sendiri dan tau kapan hari berhenti kapan harus gas. Kapan harus menyendiri, kapan harus bareng2.
Boleh juga ini channel, ya namanya juga hidup banyak masalah, kadang gk bisa membedakan masalah mana yang perlu dipikirin, diselesaikan, atau diabaikan. Sehingga masuk ke pikiran jadi pusing, stress, trus healing. Kadang muter gitu terus.
Konsep seperti healing, self rewards, dsb itu salah satunya muncul karena banyaknya muncul materi-materi seperti psikologi ke kalayak umum dan perhatian masyarakat muda ini menangkap hal tersebut dengan mindset strawberry generation. Gimana pendapat kalian?
Yang gua rasakan ketika melihat keberhasilan orang lain di sosial media adalah "Kenapa dulu gua gak habisin waktu untuk hal-hal yang bermanfaat yang dapat menunjang masa depan". Atau bisa dibilang gua menyesal. Seharusnya dari dulu gua udah punya perencanaan untuk hidup gua kedepannya. Ada banyak seharusnya seharusnya yg lain yg ada dipikiran gua sekarang.
Soalnya generasi z. Pemikirannya sudah tua duluan dr kecil jarang bermain sesuai mainan anak2 di cekokin gadget dan dibombardir sosmed dr semua bagai sudut ga bisa lepas dr watsap, Instagram, musik,yutub,tiktok, game, sekolah online.
Healing bagi saya yg gampang2 aja.. just being alone. Nonton TH-cam yg bikin kontennya bikin mood happy..sambil beberes rumah.. as simple as that. Krn ujung2nya rumah yg bersih itu bisa meng-clear-kan pikiran.
Dari beberapa contoh yang saya lihat, secara langsung maupun tidak, istilah self healing atau self care sekarang itu lebih cenderung ke arah self pampering. Saya paham, kita butuh sesuatu untuk refreshing setelah kerja atau ngerjain tugas, tapi nggak gitu juga lah. Jadi lebih kayak justifikasi buat ngelakuin hal-hal hedonistik. Liburanlah, beli barang ini dan itulah. Seringkali itu semua sebenernya nggak perlu, dan efeknya cuma sementara.
1. Tidur 7-8 jam (Otak butuh ngebuang waste product selama seharian berpikir & bekerja) 2. Minum air mineral cukup (Agar tidak dehidrasi & otak bekerja maksimal) 3. Olahraga at least 1 minggu 1x (supaya jantung sehat, otot semakin kuat dan ga dikit-dikit sakit pinggang sakit leher) Orang yang stress threshold nya rendah, biasanya mengabaikan 1 atau lebih dari 3 hal di atas.
Solusiku ketika stres antara lain berdzikir, curhat dg suami, minum segelas kopi dan makan makanan yg kusuka, dengerin musik. Sekiranya cuan lebih dari cukup baru jalan- jalan ke pantai, at tempat wisata. Sekiranya sudah fress, baru melanjutkan pekerjaan.
iyyap, overstimulation karena sosmed bisa jadi pemicu overthinking. Ditambah postingan-postingan yang bisa membuat kita membanding-bandingkan diri dengan orang lain akan semakin memberi tekanan. Social media detox bisa jadi salah satu cara refreshing, nggak harus pergi staycation dan healing mahal lainnya
For me, mungkin anak2 seangkatan kita selalu disuapi dgn partial knowledge of psychology, ya, kita sering dapetin info2 yg pecah2, antara pengenalan dengan masalah mental dengan solusi, ada yg dapet yg pertama aja, dan salah menanggapinya karna solusinya blum sempet dia dpet. Contohnya bnyak yg malah 'bangga' dgn mental disorder yg baru dia kenal di sosmed, tanpa dilanjutin ke social value atau problem solving nya, thus..., tapi ini bentuk hasil 'transisi' sesuai pendapat ketiga tadi, makin lama jg nilai positifnya bakal lebih kerasa dari skrng. Makin kesini edukasi ttng psikologi udh kayak kuliah terbuka buat pemuda zaman skrng, neurodiversity bkal jadi bahan buat kita bwt memahami sesama, ini gak buruk, malah bagus.. selama apa yg dkatain mentor diakhir tadi😶
Halo, Kak! Makasih banyak yaa atas rekomendasi dan idenya. Kalau Kakak berkenan, Kakak bisa drop idenya di sini, siapa tau nanti ide Kakak bisa direalisasikan sama tim TH-cam Satu Persen xixi: satupersen.net/page/content-dropbox Boleh banget nih kak mampir dulu ke vidio terbarunya nya satu persen, th-cam.com/video/GHYaVZ970L0/w-d-xo.html Semoga bermanfaat kak^^
Dear Satu Persen, makasih banyakkk buat penjelasan. IMO, mungkin itu maksudnya "anak 21" itu angkatan 2021 deh, which is mahasiswa baru yg pertama masuk kuliah udah langsung PJJ dan bikin rentan stres. Ini menurut gue sihh hehe, soalnya gue jg nyimak itu komen" di menfessnya. Cmiiw
Bukan ke manja sih kalo kata gw, tekanan bro itu true bgt, orang yg menengah ke atas memang hidupnya enak tp karena keistimewaan itu justru timbul suatu "TUNTUTAN" apa-apa harus selalu bagus dan naik, kalo ada hal "turun/jelek", keistimewaan itu akan dicabut atau hancur sendiri... sedangkan setiap orang nggak bisa selalu terbaik...masih banyak yg mau gw jelasin cuma kyknya ini juga kepanjangan
@@rizkiramadhan871 kalo secara definisi emang beda, tapi kalo merujuk ke topik diatas sekilas sama, justru itu orang healing biasanya bukan karena manja tapi lebih ke tekanan. kita nggak pernah tahu masalah orang itu seperti apa. Cuma pemilihan kata healing menurut gw juga kurang pas dan banyak oknum secara lebay menggunakan healing untuk obat pereda stress
Cara dengerinya sama, kondisinya sama jenis videonya juga bahas hal hal yang berkaitan seperti video lainya.. tapi jujur bobotnya berasa 200% dari biasanya..greatt
aq sudah liat juga video prof Rhenald masalah healing ini, setuju aja sih sama beliau.. kalau menurut opini q, kata mahasiswa itu gak wajar, tapi dia ada rasa malas aja gitu, masa hnya karena gak bisa netflix sama chat sama temen.. terus menurut q seseorang itu harus punya visi, misi, dunia akhirat sehingga lahir lah tanggung jawab dan cita2 yg mau dicapai sesuai selera dan hajat masing2. wallahualam
ga ngerti lagi sama satu persen, videonya mewakiliiiii banget, ttg hal ini wkwk sampe aku benci banget istilah itu kalo diucapin temenku ke aku ini subjektif yaa, menurutku sekarang tuh yg dibutuhin bukan hiling, tapi bodoamat sama apapun teruatama media sosial, dan fokus sama diri sendiri, gagal yaudah ulangi dengan tingkat yang lebih baik, jangan pedulikan apapun, capek yaudah tidur, menurutku hiling juga ga bakal nyembuhin mental, yang bisa nyembuhin mental ya diri sendiri kalo perlu dibantu sikolog. makasi satu persen gokil videonya!!!
mantengin spotify semaleman, ngopi di rumah, jurnaling, makan berkuah, nangis, kabur ke nontonin orang ngobrol di youtube, lawakan, kayak kalo keluar2 jauh tuh bikin capek badan:( tp yaaa ada agak refresh juga sih kalo tepat sasaran. Iya bener banget masalahnya ga ilang tapi at least jd punya kesiapan diri buat lewatin itu semua perlahan lahan dan gak nunda-nunda kerjaan itu lebih membantu daripada nolak kerjaan yg numpuk mending cpt dikerjain sambil dengerin musik dulu kyk kerjaan tugas bisa lo kerjain sekarang trs udah mereka ilang dan lo ga stress lagi dihantui tugas
Menurut saya memang generasi sekarang lebih manja. Soalnya semuanya semakin mudah saat ini, jadi kalau cenderung dipermudah maka semuanya pasti ga akan banyak usaha yg dilakukan. Akhirnya manja itu muncul deh. Seperti itu sepertinya siklus manja itu muncul, ya karena semua makin mudah dan terbiasa mudah.
konsep healing menurut gw ya kita ngelakuin hal yg bikin spirit, pikiran, mood positif kita naek lagi dan kita siap buat ngadepin masalah yg bakal kita hadepin nanti. contoh gw niat healing 7 hari, 2hri pertama gw bikin rencana2 apa yg bakal gw lakuin setelah healing, kaya misal target ditempat kerja, bikin target buat 1taun kedepan dll. hari ke3 sampe ke6 bener2 manjain diri kaya denger musik yg gw suka, baca2 ulang buku yg mungkin kita udah lupa, dll... hari terakhir gw dengerin motivasi biar semangat makin gede... dan alhamdulillah healing gw bisa bikin gw lebih fresh pas masuk lingkungan lg. nah, yg jadi pertanyaan, lu healing berhari2 sampe berminggu2 trus pas hari pertama masuk kerja udah ngeluh lagi??? lu selama healing ngapain anying!!!
Kita ga bisa healing dengan liburan klo miskin, bagi orang miskin ga ada healing, mereka ga mikir healing karena tiap hari kerja cuma buat makan, ga ada waktu dan ga ngerti cara healing yang benar , ada yg mo healing eh jdnya malah nambah masalah, caranya bukan healing tapi menerima jalan hidup dengan ikhlas , ilmu ikhlas dan bersyukur yang diperbanyak ... ini sebenarnya ga cuma utk orang miskin tapi juga semua kalangan. Yang harus disadari ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak sesuai dengan keinginan. Suka ga suka ya harus dijalani. Alasan healing lama2 untuk menghindari masalah, toh masalahnya pasti balik lagi klo ga diselesaikan. 😊
Lumayan toh bantu sektor kuliner dan pariwisata kan. Tau sesuatu baru, daerah baru, mumpung bisa, asal ga maksain kemampuan aja. Buat gue sih kalo ada masalah cerita ke org lain atau journaling, pikiran gue akan ttp ke itu doang, muteer aja wlpn akhirnya solved juga gt. Kalo cape uda fatigue bgt paling healingnya tidur. Depends on the situation, kadang ttp butuh perbaiki emosi dgn hirup udara segar, cari pengalaman baru. Kalo mampu kenapa engga kan? Dunia terlalu luas untuk cuma muter di satu tempat doang. Tentang manja ya, lucu sih. Kalo jalan2 nya backpacking, pake duit lo sendiri, manja dari mana? Ga ngerugiin orang juga. Looking from the bright side, pengaruh dari medsos banyak tempat cantik worth buat jalan2. Why not? Kan jadinya tau oh ternyata ada tempat sebagus itu. Tinggal lo nya aja jaga hati biar ga iri. Yah penyakit hati mah ga cuma kalo liat medsos, dari generasi nenek moyang jg selalu ada cuma beda bentuknya. We don't have to bring everything about generation gap too far.
Lagi ngerasain bgt stress jangka panjang soal "masa depan" jangka panjang, ini ngebantu bgt dari gw yang bener2 awam, ngerasa gagal terus selama 1 tahun lebih cape bgt
Halo, Kak! Sebelumnya makasih banyak yaa udah curhat ke Mimin, kalau boleh Mimin simpulkan berarti Kakak lagi di fase merasa takut akan masa depan ya?😥 Mungkin Mimin belum bisa banyak membantu Kakak, tapi kebetulan Satu Persen punya playlist video yang sesuai sama permasalahan Kakak. Jadi Mimin saranin Kakak buat tonton dulu playlist ini biar masalah Kakak gak berlarut-larut yaa kak: th-cam.com/video/jyKiONdW4xs/w-d-xo.html Dan kalau Kakak masih butuh bantuan buat mengatasi masalah Kakak, Kakak juga bisa coba ngobrol bareng Mentor Satu Persen dengan klik link berikut ini ya kak: satu.bio/yt-mentoring Jangan lupa juga buat pakai kode promo "MARETCERIA" buat dapetin diskon 60% ☺ Semoga jawaban Mimin cukup membantu yaa Kak🥰
Jujur membandingkan diri dengan orang lain itu juga terbentuk dari usia muda juga. Ga usah jauh-jauh, cara orang tua dan guru dalam memotivasi kita di usia sekolah adalah dengan membandingkan diri kita dengan orang lain (teman sekelas, atau kerabat seusia, dan lain-lain). Jadinya secara tidak sadar, ini membentuk kita juga. Selain itu juga kita dididik untuk berkompetisi dengan orang lain. Padahal seiring dengan sejalannya waktu, seharusnya kita dididik untuk berkompetisi dengan diri kita sendiri di hari kemarin, bukan comparing diri kita dengan rekan kerja/teman/kerabat.
Saya generasi milineal pernah stress karena pasangan yang mau saya lamar malah nikah sama orang lain dan saya melakukan healing dengan cara Nonton TH-cam 😂
Bener sih. Dulu pas ngambil cuti gk kerja selama bbrp hari buat liburan, tapi malah terus kerja di hotel & liburannya ya cuman kulineran. Soalnya sensasinya emang lebih enak kalo kerjaan kelar dari pada liburan nunda kerjaan. Nunda kerjaan emang sering juga, tapi ya pas selesai mepet deadline pasti ngerasa “task kaya gini ternyata simple ya, tapi kok gk tak selesain dari dulu biar bisa santai di akhir”. Btw, aku freelance ya jadi emang bukan dari atasan yg maksa kerja tapi emang pilihan sendiri. Padahal udah ngomong client mau cuti kerja dulu & memperpanjang due date.
dulu ortu nyimpan playstation di lemari, trus lemari dikunci.hanya boleh main waktu weekend doang,dan itu ternyata lebih memberi kenikmatan daripada dibolehin main tiap hari.keknya itu yang menyebabkan kita jenuh dan bosan,karena entertain sekarang gampang diperoleh.
Biasanya kalau masalah2 yg dibiarkan lalu menumpuk, orang jadi gatau mau gimana lagi. Intinya kembali ke seberapa jujur kita sama diri sendiri & keadaan, yg menurut saya hanya bisa diluapkan di hadapan Tuhan. Cara2 selebihnya beda2 sesuai minat, klo saya misalnya main musik bareng, itu udah jauh lebih self healing dibandingkan ke mall atau rekreasi sekalipun. Tapi yg terutama tetap harus gentle hadapi & selesaikan inti masalahnya
Healing jelas baik banget dan diperlukan sekali. Bentuknya saja yg mungkin kadang tidak selalu menolong, contoh, sekadar berlibur atau mengalihkan perhatian/energy ke hal2 lain. This form of dealing with problems is simply called an Escape. Yg lebih perlu adalah menghadapi problem itu sendiri, menganalisa diri sendiri dan melatih mental utk fokus belajar mengatasi problemnya. But yes, to some people this might take months or even years, terutama healing dari luka batin yg kronis.
Menurutku healing 6 bulan itu perlu Tp percayalah kurang dr 6 bulan rasa bosan sudah mulai melanda hati dan fikiran Namun dr situ pula pikiran dan hati yg bersih kembali siap menghadapi dan menyelesaikan apapun yg tertunda 😎
Healing itu klo skr keknya ga menyelesaikan masalah tp justru menimbukan masalah baru, krn tujuan helaingnya ya buat bikin status, foto n video buat di pamer² di medsosnya
Wkwkw setuju bngt sih. Dr semua komentar plg bener ini. Sbnrnya bukan lg musim healing. Emang dari bawaanya org indo emg mental chill 😂 ud drdl org indo sans ae 😂
Ini bener banget, thanks satu persen Gue tipe orang yang masalahnya gabisa dikelarin dengan emosional focus coping. Ketika healing malah makin ngerasa bersalah karena ngerasa lari dari masalah. Ujung-ujungnya bisa nambahin anxiety. Prefer buat problem focus coping. 👍
Healing buat gue, ketika pulang kerja sampai rumah, anak istri udah tidur. gue keluar ke teras rumah, cuman ngeroko/ngopi sambil main game di hp. itu buat gue udah self healing banget sih. sejenak gak mikirin kerjaan, target kehidupan, kebutuhan kehidupan dll. so kalau healing ke tempat tempat wisata yaa menurut gue itu hanya untuk family time aja sih
Emang yg bisa membuat hati tenang dan tetap bisa fokus sama diri sendiri ,dan bisa fokus untuk mencapai apa yg ingin kita capai adalah menonaktifkan sosial media, Alhamdulillah gue udah ngerasain ketenangan setelah 1bulan lebih saya menonaktifkan instagram.
Intinya ga cinta, sih min. Kalo cinta, secapek apapun kita, pasti akan melakukan itu lagi. Kalo emang ga suka sama sesuatu itu, capek hati terus kan, makanya butuh healing
Agree min. Stress out coping/emotion focus coping juga ga salah, karena menurut pendapat pribadiku, tujuan stress out coping/emotion focus coping adalah menenangkan diri yang di mana kalau pikiran dan emosi kita udah tenang, itu bakal lebih membantu kita untuk menghadapi problem focus coping
Sebagai Generasi Milenial yang udah kepala 3 dan Jomblo, healing saya cuma di rumah untuk Tidur, ngomong sama orang tua dan Main Video Game di PS4 atau di PC Hehe, itu juga setiap weekend
Ini adalah petunjuk titik kulminasi bahwa generasi sekarang menyadari getaran pesan dari bawah sadar mereka bahwa mereka harus merasakan keberjejakan dengan pikiran, stress dan ego adalah tanda kita tidak melihat pikiran dan tidak berjarak dengannya. Ada ribuan metode di muka bumi ini, sayangnya yang ditawarkan para senior adalah pelatihan, konseling atau media sosial yang sekedar komersial dan berujung tidak memberdayakan diri
Kalau nilai mata pelajaran matematika fisika kimia aja merah terus dan pas kuliah malah milih kuliah di teknik atau di MIPA Mau healing Sampai puluhan tahun gak akan selesai masalah beban kuliahnya Mending pindah fakultas atau berhenti kuliah sama sekali
bangun kualitas hidup yg lebih baik dg tinggalkan sosmed kcuali utk jualan or bisnis.maintain hub dg org2 sekitar dg ngobrol2 face to face.kl udh bs "hidup normal" lg nanti lama2 jg ga tlalu butuh healing2 kek gt.sosmed yg sering bikin mental anak muda jd rapuh.apalg kecilnya trbiasa apa2 ada hehe.kl jaman dl mah minta ini itu blum tentu dikash ortu hehe
Mungkin orang tua itu lebih menunjukan proses step by step tanpa flexing,soalnya kan generasi sekarang berhasil dikit aja dan keberhasilan itu nggak begitu berpengaruh ke hidupnya langsung flexing.
Liat pembahasan tentang healing di narasi TV yg jadi narsum nya aktivis healing selama 5 thn (kalo gak salah) di mana beliau mendefinisikan healing sebagai sebuah aktivitas yg di sukai gak harus liburan ke bali, kalo hoby nya di ngelukis dia bakal banyak spend waktunya di situ dsb. Menarik tentang pembahasan emotion focus coping pengen minta saran buat permasalahan ini mungkin ini terdengar absurd buat beberapa orang yg berfikiran rasional, jadi my friend dia selalu keluar main, kelayapan, tiap malam dengan alasan ingin (kalo bahasa sunda nya nga bangbrangkeun kapusing / masalah) istilah indonya mungkin kek mencurahkan semua masalah dengan cara main, berhubung trouble temen gua ini ehh kaitannya sama mistis dia meyakini kalo orang tuanya sakit karna di santet jadi orang tuanya sakit gak sembuh2 padahal udh di bawa berobat kesana kemari dari dokter hingga orang pinter cuman gak menghasilkan kesembuhan, so yg bikin bingung jalan keluarnya harus gimana ya ? Gimana cara gua bisa terus semangatin dia supaya dia gak depres, kembali jadi produktif ? Tolong untuk jawabannya jangan yg bikin borring seperti kata syukur dan sabar dengan redaksi seperti orang kaya yg nyuruh syukur sama orang yg kelaparan, orang kaya yg menyuruh sabar orang yg lagi kesusahan. Kasihan sama ortunya yg udah biayain tapi dianya gak bener, pendidikannya terganggu, nggak produktif, berprilaku negatif
Otak kepala orang itu beda beda, tpi kl healing versi gue itu malah freelance di bidang yg emg gue tekunin terus dpt cuan (karena salah jurusan kuliah juga jdi healing yg begini itu sering banget wkwkw tapi malah happy kok) dan yang selanjutnya itu, solo travelling pake kereta lokal cuman pengen dapet keindahan yang ijo ijo sambil minum teh & kalau tidur bukan opsi yang tepat untuk gue, malahan pas bangun tidur ngerasa lebih capek bgt.
Yah betu mungkin karena zaman dulu itu lebih nerima da jalanin saja, kalo sekarang anak²nya lebih banyak tau jadi butuh jalan keluar dan pengertian tentang apa yang kita rasakan, jadi mungkin untuk anak jaman sekarang lebih ingin tau cara menghadapinya gimana dan sebagainya berbeda dari jaman orang dulu yang kurang mempermasalahkannya. Maaf ini pendapat saya.
Kalau lo merasa saran-saran di video ini belum cukup membantu lo, tenang aja. Lo bisa coba cari solusi terbaik untuk lo dengan ngobrol bareng Mentor Satu Persen. Klik aja link berikut ini ya: satu.bio/generasi-healing
Min, bahas ttng neurodiversity dong👍
Bisa pake SWOT gak?
Sangat menginspirasi
Unique tradition in Bali before celebration of the silent day🙏🏻
th-cam.com/video/Bw6g74k_Wt8/w-d-xo.html
th-cam.com/video/CBRuEv_RkgQ/w-d-xo.html
Ada worksheet SWOT
Jujur, alasan kedua itu relate. Social media sometimes really toxic.
That's why kadang2 aku suka non aktifin sosmed terutama Instagram sampe semingguan 😂😂
Emang fungsi sosial media itu melepaskan sisi toxic setiap orang
Coba unistall klau saya udah 6 bulan g pk sosmed
very:)
Saya pengguna social media yang melihat betapa toxicnya media itu. Akan tetapi, saya tidak merasa perlu untuk healing apapun. Cukup matikan nofitikasi di social media
Rada bingung ya sama konsep healing. Buat gue, healing dengan jalan-jalan justru tetep capek mentalnya, capek badan juga. Tapi kadang milih opsi jalan-jalan biar capek sekalian dan nanti bisa tidur nyenyak. Healing yang sering gue pake adalah muterin kompleks dengerin lagu, masak, bikin kue, atau kerjaan apapun yang bisa bikin fokus jeda sementara dr hal yang bikin judeg sebelumnya. Pas udh mendingan balik ngerjain lagi.
Hai ka, saya mahasiswa psikologi. Sedikit meluruskan ya, healing itu konsepnya bukan jalan-jalan, melakukan aktivitas favorit, makanan favorit, dll. Meskipun kita stres berat, capek dan emosi tak terkendali jangan berharap bahwa jalan-jalan itu bisa menghilangkan problem mental secara tuntas ya, jadi wajar kalau setiap orang masih merasa capek secara fisik dan mental karena yang dilakukan hanya stress coping😊. Healing bisa dilakukan oleh diri sendiri dan dibantu dengan tenaga ahli jiwa (psikolog/psikiater). Intinya dari proses healing adalah kita harus nerima diri sendiri dan memaafkan diri sendiri. Satu hal yang diinget ya ka jangan self diagnosis ya karena bahaya buat diri sendiri dan sebaiknya langsung konsultasi kepada ahli jiwa. Terimakasih😊
Iya makanya bisa jadi kita butuh tapi tidak cocok untuk semua orang
@@teropong.dunia07 salam mahasiswa psikologi
Itu bukan healing tpi refreshing
Healing lebih mudah disebut dari pada refreshing :) itulah mengapa diatas disebutkan 'rada bingung ya sama konsep healing'. Itu semacam bahasa yang dianggap normal. Chill mungkin lebih masuk dan lebih mudah disebut
Healing adalah kata lain dari refreshing, fenomena yang udah ada sejak dulu kala. Now, social media makes people FOMO (fear of missing out) & restless. Butuh refreshing memang. Mental buruk karena kebanyakan main sosmed dan membanding-bandingkan hidup (padahal harusnya nggak usah membanding-bandingkan karena tiap orang beda-beda rejeki, latar belakang, lingkungan tumbuh, kemampuan, dan sifatnya). Apalagi di jaman sekarang, entah kenapa, orang sekitaran pada menuntut kita agar dapat melakukan ini itu secara instan dan cepat, menambah ketegangan dalam menjalani hidup.
Refreshing harusnya tidak dengan beli barang/konsumtif, ngopi/ke cafe.. gak akan ada habisnya nurutin kemauan konsumtif itu. Bisa sesederhana dengan gak pegang gadget sementara dan tiduran, sepedaan, baca buku, nonton film, dengerin musik, main musik, nulis cerita, jalan-jalan, bersihin rumah, nyoba resep makanan baru, ngrawat tanaman, main ama hewan piaraan, becandaan ama adik/kakak, dll.
Cakep komen nya! 👍🏻
daging nih komen haha,totally agree🙌
Healing g bisa disamakan dgn refreshing, merubah makna. Kalau sedang berobat baik fisik/mental, baru healing. Anak2 kmrn sore yg dikit2 liburan bilang healing.
@@rafim3835 betul itu.... healing itu proses penyembuhan dr sesuatu yang buruk, sedangkan refreshing menyegarkan badan dr rasa penat, itu menurut pemahamanku aja sih.... sukses buat semuanya 👍👍👍
healing sama refreshing tidak sama
Healing paling enak tuh diem dirumah seharian ngelakuin aktifitas tanpa dikejar waktu, beres² mandi, nonton film, gambar, dengerin lagu.
Aku klo jalan² udahnya malah tambah stres, capek, nambah cucian, ngurangin duit wkwk.
Nah, FYI keknya orang yang buat status itu salah satu temennya temen gw si. Nah, kejadiannya keknya itu disebar melalui komen gdocs dan disaksikan seangkatan. Soalnya emang bener si, tiap hari temen gw dikejar tugas, dan lu tahu kan temen gw tu jurusan yang bisa dibilang teknik (dijaman sekarang sangat favorit) dan salah satu univ terkemuka di Indonesia. Dan jangankan begitu, temen gw dulu tu sering juara lomba OSN Math, itu aja masi kadang dia sering mengeluh ke gw tentang jurusannya hahaha.
Nah faktor utama yang sering gw rasain sebagai orang di umur 21 ini (mahasiswa sudah akhir). Adalah efek dari kuliah online (2 tahunan), temen gw itu juga. And, imagine saat liburan semester hanya digunakan untuk berdiam dirumah aja. Dan tidak ada tugas bahkan ga ada ngapa2in, tiba2 lu masuk kuliah dan dikasih tugas banyak. Dan itu membuat otak meledak si. Stelah rest cukup lama. Nah, maka dari itu, menurut gw sekali2 ketemu orang lain, dan membahas masalah lain salah satu healing juga. Intinya klo nonton film walaupun di laptop ada yang nemenin lah. Gak cuma diem dirumah. I'm introvert btw.
@@ditonugrah3609 tiap orang punya beda² cara buat healing. Klo misal kasusnya kek gitu yah mmng lebih baik keluar dari rumah, ketemu orang², ngelakuin sesuatu hal bareng temen. Gw akuin diem dirumah dalam waktu yg lama mmng bikin stres walau cmn diem doang.
Btw gw juga 21 mau ke 22 introvert juga, dan udah kerja jadi keluar rumah dan ketemu orang² sering gw lakuin hampir tiap hari pas pandemi pun gk wfh karna gw kerja ditoko atk jadi tiap hari harus buka. So itulah knp diem dirumah seharian cara gw healing.
Malam, Semoga Bermanfaat 🙏
m.th-cam.com/video/uRBUaO2-CN4/w-d-xo.html
@@wulan_noor299 iya sih, mungkin beda2 caranya setiap orang. 😩
Bener banget bang
Healing lebih tepat untuk sebuah istilah proses recover psikologis karena sebuah event traumatis, bukan liburan ala2 gen Z yg sekedar escape dari realitas problem. Healing versi saya adalah berkomunikasi dgn Tuhan. Saat ini msh menjalani healing setelah ibu meninggal, slowly but sure, sudah lebih baik menerima kenyataan. Di awal healing saya mengambil jarak dari kehidupan dunia berbulan2, sya beribadah, membedah alquran dan beragam buku selfhelp yg berhubungan dgn coping with loosing someone. Saya yg paling paham diri saya, padahal sy traveller, tapi saya tau pasti bagi diri saya pergi berlibur tidak solutif untuk healing sy dari kematian ibunda. Dengan memahami emosi lebih jujur, paham yg mana prioritas, Alhamdulillah perjalanan healing ini hampir sampai pada sebuah ketenangan jiwa.
setuju. pengertiannya jd bias.
Agreed 😊
Setuju kak :) saya pribadi ga setuju dengan penggunaan istilah healing sbg istilah lain dr refreshing / holiday.. Krn healing sendiri adalah proses yang sangat panjang yg hrs dilalui seseorang utk betul2 menemukan dirinya sendiri
Bener....Kalo jalan2 mah bukan heling atuhh.....itu namanya REFRESHING.
yup orang yang bahagia adalah orang yang beriman
Gw termasuk generasi Z dan sayangnya gw lebih setuju dgn pendapat dr. Rhenald Kasali. Kita generasi yg lahir dari kondisi yg stabil dan damai...tidak ada "struggle" yg berarti...penderitaan kita lebih ke existence daripada survival. Coba mindset kita geser dikit, jadikan ke mode survival...gw cukup yakin lo pada bisa lebih kuat menjalani permasalahan.
setuju banget
Ke ukraina, Perang 🔥
Huraaa
hahahahaa, damai dan gk ada struggle.
sama!
Kirain butuh healing ternyata butuh God in everything 😇
Nah ini top komen slam anak meme bang hehe
Resume
1. Generasi z generasi paling kreatif
2.over protektif over sharing
3. Media sosial flexing pamer keberhasilan
4. Generasi z sering ngebandingin dengan orang lain
5. Stress Coping
Generasi z lebih melek menghadapi stres
6. Healing > stress Coping> emoticon focus Coping> membantu lebih baik > membantu menenangkan diri
Problem focus Coping> menyelesaikan masalah langsung
Ketenangan hati
Kekuatan mental
Kasar nya generasi yang paling lembek mental nya Pecandu drama juga wkwk
Kreatif gundulmu 😁
gen z sekarang mungkin emang lbh aware dengan mental health, tapi memang seringkali kurang tepat aja menggunakan istilah2 yg berhubungan dgn mental health tsb.
setujuuuu
This!!
Mental Health dianggap keren 😃
contoh?
@@blindshape7848 "Gw tuh OCD banget ketika liat sendal gak rapi!1!1"
"Barusan aja beli sendal baru, udah seneng2, malah ilang. Bipolar banget gw!1!1"
"Gw sering skizofrenia ketika hujan gede dan kek ada suara manggil2 nama gw gitu"
"Biarin dah, PR gak gw kerjain. Lagi ADHD banget gw."
"penyakit autisme sama penyakit ayan itu sama kan?"
kata drakor yang aku tonton. " karna zaman ini yang merengut mimpimu" dan " karna zamanmu sekarang mimpimu terwujud. ada yg ga bisa karena ekonomi atau karena terlalu bisa diberi. umurku 16 tahun dan aku sadar banget klo kita itu manja bgt, ditambah karena edukasi tentang psikis atau tentang kesehatan mental itulah yg buat kita jadi suka menebak nebak, beda sama zaman ortuku atau zaman kakak kakak sekalian yang dulu memang juga punya edukasi tapi karena dijaman itu hal itu harus dipenuhi jadi ga ada waktu untuk mikirin masalah lain. tapi ga semuanya mungkin gitu, contoh cerita mamaku yang dulu mogok kuliah karena stres, tapi karna ada harapan beliau bangkit lagi. intinya jaman dulu dan sekarang itu sama sama udah punya healing, perbedaannya healing zaman sekarang lebih terlalu dielukan sebagai masalah "kesehatan mental" . kita semua butuh healing sesuai dengan penjelasan divideo.
mjb tapi kepo sama judul dramanya dong
@@ginamayangsari7583 judulnya 2521
Ibarat kata orang dulu itu "manusia yang hidupnya mindfull mereka itu tidak mengerti tentang teori mindfullness dkk, mereka hanya hidup apa adanya, berjuang dan nerima"
Na hee-do
@@atikayuniar9461 bagusss bgttt 2521 jadi semangatt setiap kali abis nonton, suka samaa positive vibes nya na hee do :))
Healing itu bukan seperti holiday, healing itu proses diri untuk menemukan diri, untuk memproses diri dari trauma masa lalu, untuk menemukan jati diri, memiliki konsep diri, punya regulasi diri, menentukan tujuan hidup mu dan juga menerima diri dengan apa adanya. Sekali kita mau self healing yah..harus komit gak bisa setengah2. Ini juga termasuk menemukan arti Tuhan bagi diri sendiri. Kebetulan saya bekerja di dunia healing semenjak 2004 jadi sedikit paham. Memulai nya harus memiliki self kepo, untuk memulai self quest kita sendiri. Thank You
Banyak cara untuk ngartiin tentang healing bro😂😂😂
@@radityahermanto858 klo jalan2 buat melepas penat mah namanya refreshing. Orang2 sering bgt salah penggunaan kata kek gitu
@@zebradove6657 padal dulu dah bener rangorang nyebutnya refreshing, kenapa ganti jadi healing dah
@@dewey-nd6bk Makanya wkwkwkwkwk padahal healing itu merujuk ke hal yang lebih serius kek kejiwaan wwkwk
Healing sesungguhnya menurut saya
1. Rebahan dengan tujuan menghilangkan penat. Gak usah jalan jalan, daripada keluarin duit terus belum macet.
2. Mengurangi komunikasi dengan orang orang toxic, siapapun. Mau temen atau saudara yang kerjaannya cuman menghargai kita dari sisi materi, tahta, fisik, atau kecerdasan doang untuk memenuhi "keegoisan" mereka...
3. Menjalani hobi kalian, di waktu senggang
Healing bukan cuman sekedar menghilangkan lelah, tapi juga kesehatan mental...
Dari 2 tahun lalu.
Saya sudah stop jalan jalan, stop mendaki kalau nggak ada tujuan yang jelas.
"Jalan jalan",
"Melihat keindahan alam"
"Refreshing", atau alasan lain.
Karena, saya bener bener cemburu...
Bagaimana Rasulullah, dan para sahabat.
Bisa "Healing", "refreshing" Hanya dari sholat.
Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam mengatakan "allah telah menjadikan sholatku sebagai hiburan ku"
MasyaAllah.
Ketika saya mendengarkan itu, saya merasa : Cemburu, iri.... Marah... Sedih, kecewa..
Berapa kali aku sholat dari aku baligh sampai hari ini?
Namun aku belum bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rasulullah.
Bahkan yang lebih menyedihkan lagi.
Saya kadang masih menganggap sholat adalah sebuah beban 😢.
Haii, jgn sedih. Aku saat ini pun masih bolong sholatnya kadang juga masih merasa beban disaat udh mulai menikmati nikmatnya sebuah ibadah.
Bisa sampai dititik ini karna aku kena masalah, mulai dari finansial, asmara dan masalah hidup lainnya. Terus jd bnyk berdoa, dzikir, dan memperbaiki ibadahku (sekarang jg masih proses berubah). Aku mulai merasa membutuhkan Allah disetiap langkahku ditambah seringnya doaku yg terkabul disaat terjepit, disitulah aku mulai merasa rindu lalu jd lbh baik sholatnya (meski kadang masih bolong). Lalu berkembang lg ada rasa tenang, nyaman layaknya istirahat padahal lg sholat (ya mirip healing ini).
Jd saran aja, coba deh rasa butuhmu akan Allah lbh dibesarkan lg, jdkan Allah tumpuan, harapan terakhir, tempat curhatmu apapun masalahnya. Mudah2an cara ini bisa memunculkan rasa kangen sama Allah dan akhirnya hal yg kamu inginkan tercapai :)
Hanya dekat Allah saja aku tenang (Mzm 62:2) secape apa dirimu, ketika mendekat pd Tuhan dan berbagi semuanya, menyerahkan semuanya kepada Dia, maka kita akan merasa damai😇
Menurut saya ada pergeseran makna dari kata "healing" itu sendiri. Dulu, healing itu berbenah diri. Jadi fokusnya ke dalam diri kita sendiri terus berusaha berdamai/menerima/menyembuhkan/menata kembali hal2 yg sakit dalam diri kita. Tapi skrg healing jadi kata ganti refreshing.
Bener2 ga suka bngt healing digabti jadi refreshing, karena pada dasarnya healing itu penyembuhan diri kek bebenah menyadari sifat dan sikap
setauku healing dari dulu buat isi HP
jajaajajaj
Hai min, sehat selalu!
Saya mau request video yang bahas psikologi dari tokoh Yeonsu dan Choi Wong yang ada di drakor Our Beloved Summer. Mereka ini berbeda banget dan tokohnya juga relate sama real life..
Tokoh Yeonsu anak perempuan pintar dan mendapat peringkat pertama disekolah, dia ini dibesarkan oleh neneknya sedangkan tokoh Choi Wong anak laki-laki yang memiliki peringkat terendah di sekolah dan dia dibesarkan oleh orangtua angkat yang sangat support.
Mereka berdua juga memiliki value kehidupan yang berbeda yang pas buat dibahas karna relate banget.
Semoga dinotice sama admin, soalnya belum ada yg bahas ini..
(Yang setuju jangan lupa di up biar ternotice 😂)
Halo, Kak! Makasih banyak yaa atas rekomendasi dan idenya. Kalau Kakak berkenan, Kakak bisa drop idenya di sini, siapa tau nanti ide Kakak bisa direalisasikan sama tim TH-cam Satu Persen xixi: satupersen.net/page/content-dropbox
Boleh banget nih kak mampir dulu ke vidio terbarunya nya satu persen, th-cam.com/video/GHYaVZ970L0/w-d-xo.html
Semoga bermanfaat kak^^
Kesimpulan yang gua dapet sih ya generasi sekarang banyakan justru jatuhnya menghindar dari masalah dengan mengatas namakan "healing". Saat mereka healing mereka malah nyaman di kondisi stress-free itu dan jadi gamau balik ke kehidupan mereka sebenernya. Masalahnya tetep ada, bahkan nambah banyak karna ngga diselesaiin. Bedanya ama orang dulu, mereka ga kenal healing, kenalnya nyelesaiin masalah. Tapi ya positf nya generasi sekarang lebih aware dan lebih kreatif kalo kata di video.
Healing bagiku dengan cara meditasi dan merenung di kamar dan instropeksi diri..
Me to. It is very nice for me time
Iya sih kalo masih punya waktu. Tapi kalo yg udah masuk ke dunia kerja banyak tidak semudah menikah, kerja dan hidup bahagia. Mungkin sebagaian orang yg menganggap Sekolah atau kuliah banyak tugas dan ngeluh tapi Itu hanyalah awalan dari seleksi alam dan yg lolos dari seleksi tentu mendapatkan Pressure atau tekanan yg PASTi nya jauh lebih besar. Mau tidak mau anda butuh pendapatan suka tidak suka.
Justru salah satu self-healing yang betul itu ya meditasi kayak kamu hehe, kalau dari pemaknaan yang asli ya.. yang aku pelajari selama kuliah.
Gue kalau stress pasti tidur, lebih dekat sama Tuhan, dan gue hadapi masalah itu dengan cara gue selesaikan walaupun masalah itu berat sampai gue stress. Kalau gue hadapi pasti masalah selesai, seberat apapun karena gue percaya Tuhan pasti menolong kita dan Tuhan memilih kita untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan kemampuan kita. Sayang kalian semua
Ok. Gw merasa salah jurusan wkwk 😭. Belakangan ini gw sering ga kerjain tugas ya gegara itu (numpuk banget gilaa). Nah gw sering banget "healing", ga masalah sih menurut gw tapi kalo terlalu lama(?) Ga perlu mending malah kalo terlalu lama bisa numpuk tugas dan makin parah takutnya kasian dirimu tuh. Menurut w kalo orang2 ngerti sama masalah kita, terus nyeder ngandelin orang terus itu susah sih. Yang bisa bantu banget itu diri lu. Fokus aja ges. Terserah mau ngapain santai relax. DAN KE STEP SELANJUTNYA BILA SUDAH MENDINGAN LANGSUNG HADAPI KENYATAAN LAWAN TUH SEMUA MASALAH!!. Dan emang jangan lupa buat refreshing walau hanya sebentar aja, dan kontrol diri lu sebisa lu. Secepatnya sebisa mungkin minta bantuan orang2 lebih ngerti tentang kita jangan berlarut2 senyamannya aja. Jangan terlalu longgar dan jangan sampai ga healing jg (ya buat brpp org sih)... Pokonya cuma bisa semangatin aja deh buat diri gw sama buat kalian!!
wah sama kasusnya kayak saya, smt berapa mas/mba?
Gw generasi akhir 80 an,dmn waktu itu internet langka,ya warnet,ya wartel,sosmed ga sebanyak sekarang,waktu itu friendster kalo ga salah,tp point plus nya,gw jadi mikir gda sesuatu yg instan..boro2 healing,buat skripsi aja mesti begadangan di warnet,lulus kuliah,extra kerja keras buat cari kerja..
Anak sekarang menurut gw terlalu manja,walaupun ga semua sih
Bener, terlalu manja. Kecuali emang hidupnya berat banget wajar lah😌
yoi, betul bgt. gw jg dari generasi yang sama, mental issue ga seberat jaman skrg. ya masalah mah ada aja sih, tp masih ada jalan yg pasti2 aja jalannya buat diselesaikan.
masalah kuliah, ky skripsi, pernah jg sampe mentok, burn out, palingan jeda sebentar, baru gas lg, krn banyk temen2 yg saling mendukung.
Mnurutku Krn sosmed juga sih.. serba salah, kalau ga pake sosmed ndk keep up sama kebutuhan dunia saat ini (info requirement minimum buat kerja dsb) tp kalau pakai bisa overwhelemed dg aliran informasi. Alhasil kalo kata cak lontong dan Dedy Corbuzier generasi sekarang susah self directing, terlalu banyak opurtunity, banyak informasi plus minusnya jadi susah memutuskan. Kalau dulu mungkin sekali kita merasa ini jalan kita yaudah.. mau jalan lain ternyata lebih mudah tp kan kita Ndak tau pasti, jd hadapi aja yg ada didepan. Sekarang kita paham persaingan kayak apa, tingkat employment, isu sosial yang ngaruh lagsung ke peresapan tenaga kerja dsb. Belum lagi tekanan perkembangan teknologi cepet banget bkin cemas pencari kerja. Disamping itu di sosmed liat orang lain nyoba ini nyoba itu, kesempatan ini itu dibuka dan pengen diambil. Outputnya ya gajalan lurus dan mengerahkan energi ke jalan itu, energi anak muda habis di bingungan doang wkwk
Kenapa gak nyebut "refreshing"? Kalo healing berarti kudu melibatkan ahli medis/psikis dan dilakukan bertahap.
SANGAT SETUJU
Banyak org skrg yg salah artikan. Liatnya suka cringe sendiri gue
Nah itu dia zaman sekarang banyak salah mengartikan makna healing. Mereka sebenarnya cuman refreshing doang.
Iya kayak berasa si paling sakit mental🤣
Healing versi gue :
Lari pagi di hari minggu, Dengerin musik, nonton film bagus, baca buku, ngopi goodday, nonton channel fav salah satunya satu persen ini heheh yaaa itu aja alhamdulillah udah senanggg;))
Dan betul sih klu lagi ga baik" aja hindari dulu buka socmed apalagi klu fypnya orang huru-hara terus🙃
Enak bener hidupmu, apa ngak bekerja?
@@bihan5404 kerja masak 1 Minggu full bro ?
@@AlluringAngels69 kamu libur berapa hari dalam seminggu?
Hey Yongkimin :)
@@bihan5404 justru saya bekerja dri senin-sabtu dan hanya punya waktu satu hari untuk ga nyentuh kerjaan😭
Gw mau ngelurlarin unek² aja nih tentang healing. Pendapat gw berkaitan sama point² yang dibahas di vidio, tapi bukan berarti gw lagi mengargumentasi atau menyanggah isi vidio di atas, gw cuma pengen ngeluarin apa yang ada di otak gw aja.
1. Menurut gw pola asuh sampai kapanpun akan selalu disalahkan, karena gw rasa gak ada pola asuh yang bener² tepat. Pola asuh orang tua gak plek gitu aja ngebentuk karakter mereka, ada faktor lain.
Manusia itu dinamis, pembentukan karakter akan terus berjalan selama dia masih hidup. Jadi kalau ada yang bilang "yah gw egois karena kecilnya sering dimanjain orang tua gw" atau "gw jadi tukang bohong gini karena orang tua gw overprotective" kalimat kayak gitu gak seharusnya dijadiin pembelaan/alasan, apalagi buat mereka yang udah mulai beranjak dewasa. Karena ketika mereka mulai dewasa mereka harusnya bisa nentuin mana hal yang baik dan gak baik buat dilakuin. Gw yakin, mereka yang udah mulai 20an pasti bisa inget dan nilai sendiri gimana cara mereka dibesarkan dulu, dan kalau mereka tau cara mereka dibesarkan dirasa gak baik atau kurang tepat, kenapa harus dilanjutkan? Jadi buat gw aneh aja kalau di usia segitu masih suka nyalahin/ jadiin pola asuh orang tua sebagai alasan dari sifat "buruk" mereka.
2. Mengenai sosmed, yah gw emang pernah denger kalau ada penelitian yang bahkan menyatakan bahwa buka sosmed di awal hari kayak bangun tidur gitu bisa mempengaruhi mood gitu selama sehari itu.
Tapi ayolah guys, gw pernah denger semacem nilai moral gitu tentang kapal laut. Kapal laut gak akan pernah tenggelam meski berada di tengah² air yang banyak, bahkan dia menggunakan air laut tersebut untuk sampai ke tempat tujuannya. Tapi kalau kapal itu ngebiarin ada lubang di bagian dirinya dan air laut masuk, kapal itu bisa tenggelam sampai dasar. (Kurang lebih gitulah, gw lupa² kalimatnya, semoga sampai pesannya.)
Dan menurut gw ini berkaitan banget sama penggunaan sosmed. Jadi yah intinya hal² "negatif" yang kalian temuin, kalau kalian bisa kontrol hal tersebut, hal kayak gitu bisa berefek sebaliknya, bukannya jadi sumber beban/stress tapi malah bisa jadi sumber motivasi. Tinggal kitanya aja harus ngelatih cara berfikir kita.
3. Gw rasanya gasuka aja ketika ada mindset bahwa healing itu harus jalan², rekreasi, staycation atau semacemnya lah. Mindset² gitu ilangin lah ayo. Tanemin lah kalau konsep healing itu nyari kegiatan yang menyenangkan buat ngalihin stress, dan kegiatan menyenangkan gak harus yang begitu, banyak hal² kecil yang tanpa kalian sadari bisa bikin kalian seneng.
Jangan sampe lah ke suggest di otak kalian, kalau healing harus gini dan kalau gak gini gak bisa ke-"healing"
Kalian harus hati² lho sama ucapan ataupun mindset, karena ada yang bilang otak bakal wujudin apa yang kita ucap/kita percaya.
Hai bener banget. Kita tuh hidup juga ga mesti dengan keluarga bisa jadi faktor lingkungan, or keadaan sampe juga medsos. Kadang suka sebal bila kita melakukan kesalahan pasti ada yg ucap didikan ortunya ga bener. As always lagu lama banget ..
Aku si manja
Aku si fomo
Aku si ambisius
Aku si paling kreatif
Aku si paling beda
Aku si pendobrak
Sipat sipat ini ada dikita para gen z dan sebenarnya sipat ini udah ada dari generasi genarasi sblm kita tapi karena era informasi dan internet amat sangat mudah di akses ya jadi lebih identik dengan kita..
Well kaget atas tingkat stress saat awal awal dewasa itu wajar bgt
Jika lu lebih maju dari kawan lu, kadang meraka jadi toxic sama lu karena mereka pengennya sama keadaannya sama mereka. Padahal mereka pola hidupnya berantakan.
Halo, kak! Sini kak sharing dulu aja sama mimin, kalo nanti kakak kurang yakin sama jawaban yang mimin kasih. Kakak boleh langsung sharing sama mentornya Satu Persen, cek disini yaa satu.bio/yt-mentoring ^^
Solusinya mudah. Cukup puasa sosmed. Kalau memang butuh sosmed, pergunakan hanya untuk kerjaan & networking. Jangan kepo sama story2 orang apalagi selebgram, follow hanya orang yg lu kenal & emang bermanfaat buat hidup lu.
Sayangnya banyak dr org skrg yg malah seneng banget bukain sosmed atau channel utube para influencer yg isinya pamer2 sultan2an doang.
Mereka selalu beralasan mereka nntn itu buat jd penyemangat biar sukses. Padahal, kl cuma buat jd motivasi aja, ngapain ditontonin terus? Cukup sekali aja nntn konten influencer pas mereka bahas perjalanan sukses mereka. Ngapain nntn momen mereka beli Tesla 2 M? Atau beli rumah sultan puluhan M? Buat apaah
mayoritas mereka itu dlm masa denial dr kenyataan bahwa dg nonton acara pamer2 itu sejatinya membuat mereka iri, pengen, ga bersyukur dg kondisi yg mereka punya, pengen sukses dg cara instan. Alhasil gampang bgt yg ketipu2 invest palsu spt kmrn yg ditawarin oleh so called sultan.
Healing kadang sering digunakan untuk refresing dan bersenang senang saking asiknya, begitu kembali pada kenyataan berupa masalah yang di hadapi malah jadi stress lagi karena berasa ketampar aja. karena kebanyakan ngabisin waktu buat refresing trs jadinya rada kaget juga pas harus berhadapan lagi sama masalahnya. So sad aku sering kayak gitu. Makasih bang dah nyadarin:)
Sebagai warga Bali. Bali saat ini menjadi tempat tujuan utama bagi penderita yang katanya Self - Healing. Kalau menurut saya pribadi sih, mereka bukan Healing tapi sekedar menunjukkan eksistensi aja, yaa sedikit Flexing lah.
Moga aja pas pulang ke daerahnya, uangnya masih ada. Jangan udah foto2 sama bikin video di Bali. Pas pulang ke daerahnya masing2. Malah kere lagi, jadi susah sendiri kan? Sakit lagi lu nanti. Dan pas ada duit, ke Bali lagi Healing lagi. Pulangnya, habis lagi tu duit.
Tapi sisi terangnya. Makasih banyak sih buat kalian yang healing datang ke Bali. Meskipun masih banyak tempat wisata di negeri ini yang indah selain Bali. Karna kalian juga membantu perekonomian kami kembali lancar, kembali terbuka lagi, Bar saya yg tadinya sepi jadi rame karna kalian. Makasih banyak lah pokoknya.
Soal budget kalian menipis setelah healing dari Bali. Yaaa... Itu urusan kalian. Yang penting kami kenyang dari uang healing kalian.
Suksma. Dumogi Rahayu Sareng Sami.🙏
Mantaaap gan 🤣🤣
Denger2 pas covid jadi banyak bule gelandangan, bener ga bang?
@@muriahmad501 Kalo soal orang2 dari negara barat jadi gelandangan dari dulu juga udah banyak. Biasanya mereka itu datang ke negara2 Asia Tenggara dengan low budget. Udah low budget. Gayanya sok2an pula kadang. Kalo minum bir atau jajan apa2 gitu. Terlalu over di awal. Kayak seolah2 Crazy Rich dari Barat gitu dia menganggap dirinya.
Pas duit udah habis. Naahhh... Akhirnya mereka baru kebingungan sendiri. 😂 Ujung2nya, pihak Imigrasi sama Dubesnya lagi yg repot ngurusin dia. Karna kalo nggak gitu, dia bakal ngemis pake kotak tulisan NO MONEY... Udah sering kayak gitu.😂
Memang kebanyakan dari bule yg datang ke Bali kan atau negara2 di Asia Tenggara kan, mengincar jajanan murah, penginapan murah, biaya hidup yg murah. 1000$ kalo mereka jalan2 ke negara2 Skandinavia sih nggak ada apa2nya. Coba kalo mereka jalan2 ke Indonesia dengan uang 1000$. Berlebih-lebih tu duit. Makanya Asia Tenggara memang incaran bagi orang2 dari negara barat yg low budget.
@@igustimadearya9743 wah.. Parah juga ya,jadi penasaran, mudah2an suatu saat bisa jalan2 kesana, pernah dulu ke Bali tapi cuma transit, btw nama cafe abang ?
saya juga orang bali ni bli.. bener apa yang dibilang sama bli arya, temen saya dari jkt liburan semester ke bali tujuannya buat healing wkwkw
Banyak cara untuk melakukan healing, gak perlu kompleks, bertahap2 ataupun yang mahal untuk mengatasi stres atau hambatan seperti mendengarkan musik, meditasi, minum teh/kopi, menonton film komedi tetapi benar, jauhi sosmed untuk sementara, bisa pusing kalau nggak ketagihan meskipun bisa healing tetapi karena ketagihan tersebut bisa mempengaruhi kerjaan kita, stress bakal muncul lagi. Untuk strawberry generation yang disebut oleh Prof Rhenald itu beneran ada. Menurut Prof. Rhenald Kasali, Strawberry Generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati kalau dikasih tekanan / cobaan karena sudah manja terhadap kesempurnaan/kebagusan dari suatu produk yang dibanggakannya (misal aplikasi, banyak fitur bagus, jadinya disukai gen muda tetapi ada bug, jadinya mereka kewalahan dan panik di saat itu juga, gak tau mau apa). Jadi keluar dari zona nyaman dan banyak berinovasi, gagal dan bangkit, datang ujian kehidupan dihadapi dengan bijak, kita seperti sekuat baja tetapi juga kuat dan tahan
Malam, Semoga Bermanfaat 🙏
m.th-cam.com/video/uRBUaO2-CN4/w-d-xo.html
Semakin nambah umur, curhat ke temen gak terlalu signifikan utk mengurangi beban pikiran dan prasaanku. Malah aku ada rasa gak enak ke temen. Energi negatif ku nyalur ke dia gak? Apa aku menjadikan dia tempat sampahku atau gimana. Cerita sama Tuhan dan ortu, DAN lgsg omongin ke orang yg menyebabkan pikiran beban hati dan pikiran mmg lebih meringankan bebanku.
Mungkin ada yg merasakan hal yg sama denganku?
Mungkin karena sekarang ada satupersen jadi kita tau harus healing. Orang dulu mana paham yang ada ngomel2in orang kerjaannya. Jujur sih nonton kek ginian bikin gua lebih mengenal diri sendiri dan tau kapan hari berhenti kapan harus gas. Kapan harus menyendiri, kapan harus bareng2.
10 Tahun yg lalu hidup lebih damai karena jauh dari sosial media
Boleh juga ini channel, ya namanya juga hidup banyak masalah, kadang gk bisa membedakan masalah mana yang perlu dipikirin, diselesaikan, atau diabaikan. Sehingga masuk ke pikiran jadi pusing, stress, trus healing. Kadang muter gitu terus.
Konsep seperti healing, self rewards, dsb itu salah satunya muncul karena banyaknya muncul materi-materi seperti psikologi ke kalayak umum dan perhatian masyarakat muda ini menangkap hal tersebut dengan mindset strawberry generation.
Gimana pendapat kalian?
Yang gua rasakan ketika melihat keberhasilan orang lain di sosial media adalah "Kenapa dulu gua gak habisin waktu untuk hal-hal yang bermanfaat yang dapat menunjang masa depan". Atau bisa dibilang gua menyesal. Seharusnya dari dulu gua udah punya perencanaan untuk hidup gua kedepannya. Ada banyak seharusnya seharusnya yg lain yg ada dipikiran gua sekarang.
Soalnya generasi z. Pemikirannya sudah tua duluan dr kecil jarang bermain sesuai mainan anak2 di cekokin gadget dan dibombardir sosmed dr semua bagai sudut ga bisa lepas dr watsap, Instagram, musik,yutub,tiktok, game, sekolah online.
Lebih deket sama Tuhan bisa jd healing jg sih sebenernya... Percaya aja, kita dikasih pundak lebih kuat dari masalah kita....
Healing bagi saya yg gampang2 aja.. just being alone. Nonton TH-cam yg bikin kontennya bikin mood happy..sambil beberes rumah.. as simple as that. Krn ujung2nya rumah yg bersih itu bisa meng-clear-kan pikiran.
Dari beberapa contoh yang saya lihat, secara langsung maupun tidak, istilah self healing atau self care sekarang itu lebih cenderung ke arah self pampering.
Saya paham, kita butuh sesuatu untuk refreshing setelah kerja atau ngerjain tugas, tapi nggak gitu juga lah.
Jadi lebih kayak justifikasi buat ngelakuin hal-hal hedonistik. Liburanlah, beli barang ini dan itulah. Seringkali itu semua sebenernya nggak perlu, dan efeknya cuma sementara.
1. Tidur 7-8 jam (Otak butuh ngebuang waste product selama seharian berpikir & bekerja)
2. Minum air mineral cukup (Agar tidak dehidrasi & otak bekerja maksimal)
3. Olahraga at least 1 minggu 1x (supaya jantung sehat, otot semakin kuat dan ga dikit-dikit sakit pinggang sakit leher)
Orang yang stress threshold nya rendah, biasanya mengabaikan 1 atau lebih dari 3 hal di atas.
Persetan dengan healing, kata orang tua lupakan jangan pikirkan saat kerja, disiplin dan jalanin aja. Reject modernitas kembali ke runtititas!!!!
Solusiku ketika stres antara lain berdzikir, curhat dg suami, minum segelas kopi dan makan makanan yg kusuka, dengerin musik. Sekiranya cuan lebih dari cukup baru jalan- jalan ke pantai, at tempat wisata. Sekiranya sudah fress, baru melanjutkan pekerjaan.
iyyap, overstimulation karena sosmed bisa jadi pemicu overthinking. Ditambah postingan-postingan yang bisa membuat kita membanding-bandingkan diri dengan orang lain akan semakin memberi tekanan. Social media detox bisa jadi salah satu cara refreshing, nggak harus pergi staycation dan healing mahal lainnya
For me, mungkin anak2 seangkatan kita selalu disuapi dgn partial knowledge of psychology, ya, kita sering dapetin info2 yg pecah2, antara pengenalan dengan masalah mental dengan solusi, ada yg dapet yg pertama aja, dan salah menanggapinya karna solusinya blum sempet dia dpet. Contohnya bnyak yg malah 'bangga' dgn mental disorder yg baru dia kenal di sosmed, tanpa dilanjutin ke social value atau problem solving nya, thus..., tapi ini bentuk hasil 'transisi' sesuai pendapat ketiga tadi, makin lama jg nilai positifnya bakal lebih kerasa dari skrng. Makin kesini edukasi ttng psikologi udh kayak kuliah terbuka buat pemuda zaman skrng, neurodiversity bkal jadi bahan buat kita bwt memahami sesama, ini gak buruk, malah bagus.. selama apa yg dkatain mentor diakhir tadi😶
Mirip pembahasan di video Reynald Kasali : mengapa anak muda kita capek sedikit butuh healing. :))
Iya..recreate yaa😁😁
Hallo kak Evan, boleh dong sekali-sekali satu persen membahas prinsip hidup YOLO yang juga lagi nge-hits dianut oleh generasi milenial akhir2 ini.. :)
Halo, Kak! Makasih banyak yaa atas rekomendasi dan idenya. Kalau Kakak berkenan, Kakak bisa drop idenya di sini, siapa tau nanti ide Kakak bisa direalisasikan sama tim TH-cam Satu Persen xixi: satupersen.net/page/content-dropbox
Boleh banget nih kak mampir dulu ke vidio terbarunya nya satu persen, th-cam.com/video/GHYaVZ970L0/w-d-xo.html
Semoga bermanfaat kak^^
Dear Satu Persen, makasih banyakkk buat penjelasan. IMO, mungkin itu maksudnya "anak 21" itu angkatan 2021 deh, which is mahasiswa baru yg pertama masuk kuliah udah langsung PJJ dan bikin rentan stres. Ini menurut gue sihh hehe, soalnya gue jg nyimak itu komen" di menfessnya. Cmiiw
Bukan ke manja sih kalo kata gw, tekanan bro itu true bgt, orang yg menengah ke atas memang hidupnya enak tp karena keistimewaan itu justru timbul suatu "TUNTUTAN" apa-apa harus selalu bagus dan naik, kalo ada hal "turun/jelek", keistimewaan itu akan dicabut atau hancur sendiri... sedangkan setiap orang nggak bisa selalu terbaik...masih banyak yg mau gw jelasin cuma kyknya ini juga kepanjangan
manja sama tekanan beda bro
@@rizkiramadhan871 kalo secara definisi emang beda, tapi kalo merujuk ke topik diatas sekilas sama, justru itu orang healing biasanya bukan karena manja tapi lebih ke tekanan. kita nggak pernah tahu masalah orang itu seperti apa. Cuma pemilihan kata healing menurut gw juga kurang pas dan banyak oknum secara lebay menggunakan healing untuk obat pereda stress
Bisa jadi
Cara dengerinya sama, kondisinya sama jenis videonya juga bahas hal hal yang berkaitan seperti video lainya.. tapi jujur bobotnya berasa 200% dari biasanya..greatt
aq sudah liat juga video prof Rhenald masalah healing ini, setuju aja sih sama beliau.. kalau menurut opini q, kata mahasiswa itu gak wajar, tapi dia ada rasa malas aja gitu, masa hnya karena gak bisa netflix sama chat sama temen.. terus menurut q seseorang itu harus punya visi, misi, dunia akhirat sehingga lahir lah tanggung jawab dan cita2 yg mau dicapai sesuai selera dan hajat masing2. wallahualam
ga ngerti lagi sama satu persen, videonya mewakiliiiii banget, ttg hal ini wkwk sampe aku benci banget istilah itu kalo diucapin temenku ke aku ini subjektif yaa, menurutku sekarang tuh yg dibutuhin bukan hiling, tapi bodoamat sama apapun teruatama media sosial, dan fokus sama diri sendiri, gagal yaudah ulangi dengan tingkat yang lebih baik, jangan pedulikan apapun, capek yaudah tidur, menurutku hiling juga ga bakal nyembuhin mental, yang bisa nyembuhin mental ya diri sendiri kalo perlu dibantu sikolog. makasi satu persen gokil videonya!!!
“Hard times create strong men, strong men create good times, good times create weak men, and weak men create hard times.”
mantengin spotify semaleman, ngopi di rumah, jurnaling, makan berkuah, nangis, kabur ke nontonin orang ngobrol di youtube, lawakan, kayak kalo keluar2 jauh tuh bikin capek badan:( tp yaaa ada agak refresh juga sih kalo tepat sasaran. Iya bener banget masalahnya ga ilang tapi at least jd punya kesiapan diri buat lewatin itu semua perlahan lahan dan gak nunda-nunda kerjaan itu lebih membantu daripada nolak kerjaan yg numpuk mending cpt dikerjain sambil dengerin musik dulu kyk kerjaan tugas bisa lo kerjain sekarang trs udah mereka ilang dan lo ga stress lagi dihantui tugas
Menurut saya memang generasi sekarang lebih manja. Soalnya semuanya semakin mudah saat ini, jadi kalau cenderung dipermudah maka semuanya pasti ga akan banyak usaha yg dilakukan. Akhirnya manja itu muncul deh. Seperti itu sepertinya siklus manja itu muncul, ya karena semua makin mudah dan terbiasa mudah.
semakin keras usahamu,semakin tangguh dirimu...
Healing gue paling lama: sebulan 😭 why? Karena kebanyakan bersantai juga membosankan
konsep healing menurut gw ya kita ngelakuin hal yg bikin spirit, pikiran, mood positif kita naek lagi dan kita siap buat ngadepin masalah yg bakal kita hadepin nanti. contoh gw niat healing 7 hari, 2hri pertama gw bikin rencana2 apa yg bakal gw lakuin setelah healing, kaya misal target ditempat kerja, bikin target buat 1taun kedepan dll. hari ke3 sampe ke6 bener2 manjain diri kaya denger musik yg gw suka, baca2 ulang buku yg mungkin kita udah lupa, dll... hari terakhir gw dengerin motivasi biar semangat makin gede... dan alhamdulillah healing gw bisa bikin gw lebih fresh pas masuk lingkungan lg. nah, yg jadi pertanyaan, lu healing berhari2 sampe berminggu2 trus pas hari pertama masuk kerja udah ngeluh lagi??? lu selama healing ngapain anying!!!
Kita ga bisa healing dengan liburan klo miskin, bagi orang miskin ga ada healing, mereka ga mikir healing karena tiap hari kerja cuma buat makan, ga ada waktu dan ga ngerti cara healing yang benar , ada yg mo healing eh jdnya malah nambah masalah, caranya bukan healing tapi menerima jalan hidup dengan ikhlas , ilmu ikhlas dan bersyukur yang diperbanyak ... ini sebenarnya ga cuma utk orang miskin tapi juga semua kalangan. Yang harus disadari ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak sesuai dengan keinginan. Suka ga suka ya harus dijalani. Alasan healing lama2 untuk menghindari masalah, toh masalahnya pasti balik lagi klo ga diselesaikan. 😊
Lumayan toh bantu sektor kuliner dan pariwisata kan. Tau sesuatu baru, daerah baru, mumpung bisa, asal ga maksain kemampuan aja. Buat gue sih kalo ada masalah cerita ke org lain atau journaling, pikiran gue akan ttp ke itu doang, muteer aja wlpn akhirnya solved juga gt. Kalo cape uda fatigue bgt paling healingnya tidur. Depends on the situation, kadang ttp butuh perbaiki emosi dgn hirup udara segar, cari pengalaman baru. Kalo mampu kenapa engga kan? Dunia terlalu luas untuk cuma muter di satu tempat doang.
Tentang manja ya, lucu sih. Kalo jalan2 nya backpacking, pake duit lo sendiri, manja dari mana? Ga ngerugiin orang juga. Looking from the bright side, pengaruh dari medsos banyak tempat cantik worth buat jalan2. Why not? Kan jadinya tau oh ternyata ada tempat sebagus itu. Tinggal lo nya aja jaga hati biar ga iri. Yah penyakit hati mah ga cuma kalo liat medsos, dari generasi nenek moyang jg selalu ada cuma beda bentuknya. We don't have to bring everything about generation gap too far.
Lagi ngerasain bgt stress jangka panjang soal "masa depan" jangka panjang, ini ngebantu bgt dari gw yang bener2 awam, ngerasa gagal terus selama 1 tahun lebih cape bgt
Halo, Kak! Sebelumnya makasih banyak yaa udah curhat ke Mimin, kalau boleh Mimin simpulkan berarti Kakak lagi di fase merasa takut akan masa depan ya?😥
Mungkin Mimin belum bisa banyak membantu Kakak, tapi kebetulan Satu Persen punya playlist video yang sesuai sama permasalahan Kakak. Jadi Mimin saranin Kakak buat tonton dulu playlist ini biar masalah Kakak gak berlarut-larut yaa kak: th-cam.com/video/jyKiONdW4xs/w-d-xo.html
Dan kalau Kakak masih butuh bantuan buat mengatasi masalah Kakak, Kakak juga bisa coba ngobrol bareng Mentor Satu Persen dengan klik link berikut ini ya kak: satu.bio/yt-mentoring
Jangan lupa juga buat pakai kode promo "MARETCERIA" buat dapetin diskon 60% ☺
Semoga jawaban Mimin cukup membantu yaa Kak🥰
Same energy, susah diceritain ny yg pasti tahun tahun ini berat bngt keadaan hidup gw, yg buat stres dan susah tidur, tapi hari pikiran g karuan
Jujur membandingkan diri dengan orang lain itu juga terbentuk dari usia muda juga.
Ga usah jauh-jauh, cara orang tua dan guru dalam memotivasi kita di usia sekolah adalah dengan membandingkan diri kita dengan orang lain (teman sekelas, atau kerabat seusia, dan lain-lain). Jadinya secara tidak sadar, ini membentuk kita juga.
Selain itu juga kita dididik untuk berkompetisi dengan orang lain. Padahal seiring dengan sejalannya waktu, seharusnya kita dididik untuk berkompetisi dengan diri kita sendiri di hari kemarin, bukan comparing diri kita dengan rekan kerja/teman/kerabat.
Saya generasi milineal pernah stress karena pasangan yang mau saya lamar malah nikah sama orang lain dan saya melakukan healing dengan cara
Nonton TH-cam 😂
Meditasi, pernapasan perut, menulis dah bikin lega pikiran klo saya.
Bener sih. Dulu pas ngambil cuti gk kerja selama bbrp hari buat liburan, tapi malah terus kerja di hotel & liburannya ya cuman kulineran. Soalnya sensasinya emang lebih enak kalo kerjaan kelar dari pada liburan nunda kerjaan. Nunda kerjaan emang sering juga, tapi ya pas selesai mepet deadline pasti ngerasa “task kaya gini ternyata simple ya, tapi kok gk tak selesain dari dulu biar bisa santai di akhir”.
Btw, aku freelance ya jadi emang bukan dari atasan yg maksa kerja tapi emang pilihan sendiri. Padahal udah ngomong client mau cuti kerja dulu & memperpanjang due date.
Kemasan materi psikologi yang tersaji dengan baik, coba sesekali di buat webinar untuk tema ini
dulu ortu nyimpan playstation di lemari, trus lemari dikunci.hanya boleh main waktu weekend doang,dan itu ternyata lebih memberi kenikmatan daripada dibolehin main tiap hari.keknya itu yang menyebabkan kita jenuh dan bosan,karena entertain sekarang gampang diperoleh.
gw dibawa langsung ke kantor orgtu gw😅..
Biasanya kalau masalah2 yg dibiarkan lalu menumpuk, orang jadi gatau mau gimana lagi. Intinya kembali ke seberapa jujur kita sama diri sendiri & keadaan, yg menurut saya hanya bisa diluapkan di hadapan Tuhan. Cara2 selebihnya beda2 sesuai minat, klo saya misalnya main musik bareng, itu udah jauh lebih self healing dibandingkan ke mall atau rekreasi sekalipun. Tapi yg terutama tetap harus gentle hadapi & selesaikan inti masalahnya
Healing 6bulan❌
bikin projects yang targetnya harus sampai di 6bulan✅
Healing jelas baik banget dan diperlukan sekali. Bentuknya saja yg mungkin kadang tidak selalu menolong, contoh, sekadar berlibur atau mengalihkan perhatian/energy ke hal2 lain. This form of dealing with problems is simply called an Escape. Yg lebih perlu adalah menghadapi problem itu sendiri, menganalisa diri sendiri dan melatih mental utk fokus belajar mengatasi problemnya. But yes, to some people this might take months or even years, terutama healing dari luka batin yg kronis.
Healing versi gue hanya main sama kucing, ngaji, sama olahraga lari sampai berkeringat lebih. Auto naikin mood sama bisa tidur lebih nyenyak😅😅😅
kesimpulanya atasi stres mu dengan fokus ke problem jika itu masih dalam kendalimu, jika diluar kendalimu ya fokus ke emosionalmu
healing for everyone
Hal pertama emotion fokus copyng untuk menghadapi dan menjalankan langkah senjutnya agar lebih fress yaitu problem fokus copyng
Menurutku healing 6 bulan itu perlu
Tp percayalah kurang dr 6 bulan rasa bosan sudah mulai melanda hati dan fikiran
Namun dr situ pula pikiran dan hati yg bersih kembali siap menghadapi dan menyelesaikan apapun yg tertunda 😎
6 sasi boi buayangno, ringkih, rewel, ruwet awokawok
1. Yg satu fokus menenangkan diri
2. Yg satu fokus menyelesaikan masalahnya langsung
Aduh harusnya bk di sekolah gw kek gini nih, serasa kaya mind reader wkkw
Bisa kok ngundang Satu Persen ke sekolah xixi
healing tu boleh aja asal gak keseringan, karena kalo keseringan ya itu, lama lama neglunjak dan jadi manja, gak terbiasa kerja keras
Healingnya jangan ngeluarin money banyak.... tergantung situasi sih... 🤭🤭🤭🤭
Healing itu klo skr keknya ga menyelesaikan masalah tp justru menimbukan masalah baru, krn tujuan helaingnya ya buat bikin status, foto n video buat di pamer² di medsosnya
udah orang indo sans hidupnya, banyak chill sekarang ditambah healing mager ultra wkwkwk
Wkwkw setuju bngt sih. Dr semua komentar plg bener ini.
Sbnrnya bukan lg musim healing. Emang dari bawaanya org indo emg mental chill 😂 ud drdl org indo sans ae 😂
Apa maksudnya konsultasi, konselting dan apalah itu
Dikit dikit healing, dikit dikit self reward, dikit dikit redflag, dikit dikit cancel
Ini bener banget, thanks satu persen
Gue tipe orang yang masalahnya gabisa dikelarin dengan emosional focus coping. Ketika healing malah makin ngerasa bersalah karena ngerasa lari dari masalah. Ujung-ujungnya bisa nambahin anxiety. Prefer buat problem focus coping. 👍
Pelarian dengan gaya : self healing
Tenkyu satu persen. Banyak ilmu, banyak pengetahuan. Semoga berkah selalu.
Kerennn👍 pembahasan topik nyaaa selalu up to datee, cara penyampaian dan analisis nya mudah dipahami bangett
Healing buat gue, ketika pulang kerja sampai rumah, anak istri udah tidur. gue keluar ke teras rumah, cuman ngeroko/ngopi sambil main game di hp. itu buat gue udah self healing banget sih. sejenak gak mikirin kerjaan, target kehidupan, kebutuhan kehidupan dll. so kalau healing ke tempat tempat wisata yaa menurut gue itu hanya untuk family time aja sih
Emang yg bisa membuat hati tenang dan tetap bisa fokus sama diri sendiri ,dan bisa fokus untuk mencapai apa yg ingin kita capai adalah menonaktifkan sosial media, Alhamdulillah gue udah ngerasain ketenangan setelah 1bulan lebih saya menonaktifkan instagram.
Intinya ga cinta, sih min. Kalo cinta, secapek apapun kita, pasti akan melakukan itu lagi. Kalo emang ga suka sama sesuatu itu, capek hati terus kan, makanya butuh healing
Agree min. Stress out coping/emotion focus coping juga ga salah, karena menurut pendapat pribadiku, tujuan stress out coping/emotion focus coping adalah menenangkan diri yang di mana kalau pikiran dan emosi kita udah tenang, itu bakal lebih membantu kita untuk menghadapi problem focus coping
Sebagai Generasi Milenial yang udah kepala 3 dan Jomblo, healing saya cuma di rumah untuk Tidur, ngomong sama orang tua dan Main Video Game di PS4 atau di PC Hehe, itu juga setiap weekend
Sama bng😁
Ini adalah petunjuk titik kulminasi bahwa generasi sekarang menyadari getaran pesan dari bawah sadar mereka bahwa mereka harus merasakan keberjejakan dengan pikiran, stress dan ego adalah tanda kita tidak melihat pikiran dan tidak berjarak dengannya. Ada ribuan metode di muka bumi ini, sayangnya yang ditawarkan para senior adalah pelatihan, konseling atau media sosial yang sekedar komersial dan berujung tidak memberdayakan diri
Kalau nilai mata pelajaran matematika fisika kimia aja merah terus dan pas kuliah malah milih kuliah di teknik atau di MIPA
Mau healing Sampai puluhan tahun gak akan selesai masalah beban kuliahnya
Mending pindah fakultas atau berhenti kuliah sama sekali
bangun kualitas hidup yg lebih baik dg tinggalkan sosmed kcuali utk jualan or bisnis.maintain hub dg org2 sekitar dg ngobrol2 face to face.kl udh bs "hidup normal" lg nanti lama2 jg ga tlalu butuh healing2 kek gt.sosmed yg sering bikin mental anak muda jd rapuh.apalg kecilnya trbiasa apa2 ada hehe.kl jaman dl mah minta ini itu blum tentu dikash ortu hehe
Orang tua harus nonton ini. Biar gk melulu nyalahin generasi milenial dan gen Z yg katanya gk menghargai proses. 😶
Mungkin orang tua itu lebih menunjukan proses step by step tanpa flexing,soalnya kan generasi sekarang berhasil dikit aja dan keberhasilan itu nggak begitu berpengaruh ke hidupnya langsung flexing.
Liat pembahasan tentang healing di narasi TV yg jadi narsum nya aktivis healing selama 5 thn (kalo gak salah) di mana beliau mendefinisikan healing sebagai sebuah aktivitas yg di sukai gak harus liburan ke bali, kalo hoby nya di ngelukis dia bakal banyak spend waktunya di situ dsb.
Menarik tentang pembahasan emotion focus coping pengen minta saran buat permasalahan ini mungkin ini terdengar absurd buat beberapa orang yg berfikiran rasional, jadi my friend dia selalu keluar main, kelayapan, tiap malam dengan alasan ingin (kalo bahasa sunda nya nga bangbrangkeun kapusing / masalah) istilah indonya mungkin kek mencurahkan semua masalah dengan cara main, berhubung trouble temen gua ini ehh kaitannya sama mistis dia meyakini kalo orang tuanya sakit karna di santet jadi orang tuanya sakit gak sembuh2 padahal udh di bawa berobat kesana kemari dari dokter hingga orang pinter cuman gak menghasilkan kesembuhan, so yg bikin bingung jalan keluarnya harus gimana ya ? Gimana cara gua bisa terus semangatin dia supaya dia gak depres, kembali jadi produktif ? Tolong untuk jawabannya jangan yg bikin borring seperti kata syukur dan sabar dengan redaksi seperti orang kaya yg nyuruh syukur sama orang yg kelaparan, orang kaya yg menyuruh sabar orang yg lagi kesusahan. Kasihan sama ortunya yg udah biayain tapi dianya gak bener, pendidikannya terganggu, nggak produktif, berprilaku negatif
Kebiasaan anak zaman now, liat berita ditelan bulat-bulat, padahal healing gk harus cuti atau bahkan liburan dibali
Otak kepala orang itu beda beda, tpi kl healing versi gue itu malah freelance di bidang yg emg gue tekunin terus dpt cuan (karena salah jurusan kuliah juga jdi healing yg begini itu sering banget wkwkw tapi malah happy kok) dan yang selanjutnya itu, solo travelling pake kereta lokal cuman pengen dapet keindahan yang ijo ijo sambil minum teh & kalau tidur bukan opsi yang tepat untuk gue, malahan pas bangun tidur ngerasa lebih capek bgt.
Ya terserah lah, duit duit kita, jangan iri boss
Heh beda orang beda pengendalian jangan toxic
Yah betu mungkin karena zaman dulu itu lebih nerima da jalanin saja, kalo sekarang anak²nya lebih banyak tau jadi butuh jalan keluar dan pengertian tentang apa yang kita rasakan, jadi mungkin untuk anak jaman sekarang lebih ingin tau cara menghadapinya gimana dan sebagainya berbeda dari jaman orang dulu yang kurang mempermasalahkannya.
Maaf ini pendapat saya.