makasih pak atas ilmunya, bermanfaat sekali. alhamdulillah akhirnya ketemu cara ngitung skor hipotetik dan empirik.. awalnya bingung, tapi karena video bapak saya jadi bisa...terimakasih pak.. sehat dan sukses selalu..
Selamat pagi Pak Yudi, salam sejahtera dan sehat.. Izin bertanya Pak saya masih ragu jika jawaban respon hanya 1-4 kategori yang dipakai dalam penghitungan hipotetik apakah hanya 1-4(sangat,rendah,tinggi, dan sangat tinggi) atau menggunakan kategori 1-5(sangat,rendah,cukup,tinggi, dan sangat tinggi)? Terima kasih
Selamat malam pak, izin bertanya. Data saya jumlahnya sedikit hanya 43, lalu sudah dicoba menghitung mean hipotetik dan mean empirik. Hasilnya mean empirik lebih besar juga St. deviasinya. Jadi lebih baik saya pakai data hipotetik atau empirik ya pak ? Terima kasih.
Sebagai pembanding untuk data empirik, maka kategorisasi didasarkan pada data hipotetik. Kalau kategorisasi menggunakan data empirik, maka biasanya sebagian besar akan berada pada kategori sedang atau mengikuti kurve normal. Selain itu juga tergantung dari tujuan, kalau interpretasi kelompok/ subjek penelitian secara umum, maka menggunakan kategorisasi berdasarkan data hipotetik, kalau interpretasi individu pada kelompoknya menggunakan kategorisasi berdasarkan data empirik. Kalau dari yg disampaikan mbak ulfie, mean empirik > mean hipotetik, maka secara umum subjek penelitian berada pada kategori tinggi untuk variabel tsb
@@yuditri6047 Baik pal, setelah saya coba membuat kategori menggunakan mean hipotetik dapat hasil responden kebanyakan di tingkat tinggi jg. Tidak apa" ya pak?
@@ulfiesari4085 ya mbak, memang seperti itu, kalau menggunakan kategorisasi berdasarkan data hipotetik, sebagian besar responden bisa berada pada kategori rendah atau sedang atau tinggi. Namun jika menggunakan kategorisasi berdasarkan data empirik, sebagian besar responden biasanya akan selalu berada pada kategori sedang
Pak mau tanya kalo 7 kategori (sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, cukup setuju, cukup tidak setuju, setuju, sangat setuju) caranya gimana yaa pak??, saya nyari belum nemu pak, ataau ada yang tauu mohon bantuannya dijawab nyaa🙏🏻🙏🏻
Pak mau tanya, untuk hasil mean dan standar deviasi di analisis deskriptif dengan hasil mean dan standar deviasi di kategorisasi apakah hasilnya sama atau beda? terimakasih sebelumnya
Izin bertanya pak, jika data skoringnya ada yang minus, dan range kategori dari peneliti aslinya itu misalkan -18 < x < 18, untuk mencari mean hipotetiknya bagaimana ya pak kalau minus seperti itu? terima kasih banyak sebelumnya pak!!
Untuk data hipotetik tergantung dari jumlah item dan skor pilihan respon pada item (SS, S, TS, dst), sehingga akan di dapatkan mean dan SD hipotetik untuk membuat kategori rendah, sedang, tinggi dst
@@megapurnamasari2661 kalau memang dibutuhkan pengaktegorian per aspek (ada argumentasi dan referensi yg mendukung) bisa saja, caranya ya sama, tinggal kita lihat jumlah item di aspek tsb, lalu kita buat kategorisasi berdasarkan data hipotetik di aspek nya
Kak ijin bertanya, kalo misalkan 4 kategori (tinggi, sedang, rendah, sangat rendah untuk variabel status ekonomi) apakah rumusnya tetap sama seperti itu??
Berubah, karena kategori ini bersifat relatif, shg luas setiap interval pada setiap kategori dpt ditetapkan secara subjektif asalkan wajar dan logis (Azwar, 2015)
SR = X kurang dari sama dengan (Mean - 1,5 SD) R = X lebih dari (Mean - 1,5 SD), sampai dengan, X kurang dari sama dengan (Mean) T = X lebih dari (Mean), sampai dengan, X kurang dari sama dengan (Mean + 1,5 SD) ST = X lebih dari (M +1,5 SD)
Kalau hasilnya minus di kategori sangat rendah gpp kah pak ? Soalnya pnya saya aitem soal cman 13 dengan skor tertinggi 4 jadikan meannya (52+13):2 = cuman 5,41 dan SD nya 6,5..
Selamat malam, terimakasih pak atas ilmunya. Izin bertanya, ketika output kategori kluar kenapa ditabel hanya 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi? Sedgkan ketika kita olah sblmnya itu ada 5 kategori yg dimasukkan? Mohon dibantu jawab. Terimakasih 🙏🏻
Karena tidak ada (0 orang) yg berada pada kategori 5 / sangat tinggi, sehingga tidak dimunculkan. Kalau di tulis di laporan, boleh diisikan 0 frekuensinya pada kategori sangat tinggi
Boleh 4, 6, atau 7 kategori, bahkan di referensi yang pernah saya baca bisa 10 kategori. Kalau kurang dari 3 kategori, misalnya 2 kategori akan terlalu ekstrim dan kurang rinci kategorinya. Kalau lebih dari 7 atau 10 kategori maka akan mengaburkan dari tujuan pengkategorisasian
Ohh maaf salah ketik bukan rasio, maksud saya Ordinal atau Interval. Kalau sudah di kategorikan seperti itu tetap interval ya, bukan ordinal? Terimakasih
@@nabellaranti5467 kalau data awal/ mentah nya itu interval, setelah dikategorikan, misal sangat tinggi (5), tinggi (4), sedang (3), rendah (2), sangat rendah (1) itu ordinal
Wa'alaikumsalam wr wb Rendah : X < M-1SD Sedang : M-1SD = M+1SD Kalau masih bingung 3 kategori, bisa lihat/ ketik di google mas atau di buku penyusunan skala psikologi oleh pak saifuddin azwar
Izin bertanya pak. Saya sudah cari kategorisasi berdasarkan norma hipotetik, tetapi untuk kategori rendah saya mendapatkan 0 frekuensi kak. Maksud nya dari 400 responden saya tidak ada yang nilainya di bawah batas rendah nya pak, apakah itu bermasalah atau gmn ya pak? Terimakasih pak 🙏🏻
Memang bisa seperti itu, bisa jadi ada kategori yg tidak ada isi/frekuensinya. Tidak masalah, biasa hal seperti itu. Berarti memang tidak ada responden yg berada pada kategori rendah
Statistik empirik sesuai untuk interpretasi pada individu (melihat posisi individu pada kelompoknya), statistik hipotetik sesuai untuk interpretasi pada kelompok. Kalau menggunakan statistik empirik pada kelompok, tentunya sebagian besar subjek akan berada pada kategori sedang
Izin bertanya pak.. berarti untuk mencari mean dan sd itu manual ya pak? Tidak melalui penghitungan SPSS? Soalnya saya coba keduanya hasilnya berbeda pak.. baiknya pakai yg mana ya?
Ada data hipotetik dan empirik mbak, sehingga juga ada mean hipotetik, SD hipotetik, mean empirik, SD empirik. Kategorisasi nya menggunakan data hipotetik, bisa dilihat di buku penyusunan skala psikologinya pak saifuddin azwar
Terimakasih atas jawabannya pak🙏.. saya telah melakukan perhitungan menggunakan data hipotetik pak dan hasilnya dalam data saya tidak menunjukan munculnya frekuensi dalam kategori sangat rendahnya pak, jadi sebaiknya bagaimana ya pak?
@@sajakmerahjambu tidak apa2, coba bandingkan mean hipotetik dan mean empirik (data lapangan), jika mean empirik lebih tinggi dibandingkan mean hipotetik, maka subjek penelitian berada dalam kategori tinggi dan sebaliknya
kalau kategorisasi menggunakan data empirik maka kemungkinan besar akan mengikuti kurve normal dan setiap kategori akan ada isinya, ya karena memang data penelitian dibandingkan dgn dirinya sendiri (data itu sendiri), oleh karena itu disarankan kategorisasi menggunakan data hipotetik, sehingga data empirik ada pembandingnya mbak
@@yuditri6047 jika seperti itu maka penulisannya di frekuensi rendah dari hasil hipotetik bisa 0 begitu pak? Maafkan saya pak, jika banyak bertanya di kolom yt ini🙏
Mencari dulu mean dan SD hipotetiknya seperti yg ada di video, selanjutnya bisa dimasukkan ke 3 kategori. Untuk ketentuan masing-masing kategori, bisa dilihat di komentar/ pertanyaan bawah, rini ekasari. Untuk memasukkan ke spss sama dengan cara yg ada di video mas, namun hanya 3 kategori, kalau di video kan 5 kategori
pak maaf izin bertanya, itu kan mean nya dihitung secara manual dari skor tertinggi dan terendah, nah tp saya liat ada yg lain, mengitung meannya dari skor total menggunakan rumus excel, itu bedanya apa ya? soalnya kalau saya coba dua duanya hasilnya berbeda, terimakasih sebelumnya 🙏🏻
Terima kasih penjelasannya, sangat membantu Saya ingin bertanya pak, jika saya hanya ingin menggunakan 2 kategori (rendah dan tinggi) secara hipotetik, rumusnya bagaimana ya? Apakah langsung menggunakan mean hipotetiknya?
Kalau di bukunya saifuddin azwar, tidak disarankan menggunakan dua kategori, karena potensi kesalahan menjadi lebih besar bagi skor yg terletak di sekitar mean. Namun kalu tetap akan menggunakan dua kategori, maka cukup menggunakan mean hipotetiknya, misalnya kategori rendah adalah kurang dari sama dengan mean hipotetik, dan kategori tinggi lebih dari mean hipotetik
Oh iya iya, jadi kalau kategorisasi data hipotetik dhitung sesuai skalanya dulu, seperti penjelasan bpk, kemudian diolah di spss hanya untuk mengetahui frekuensi tiap kategori ya pak. Maaf mau bertanya lagi hehe Kemudian kalau misalkan menggunakan data empirik, pembuatan kategorinya berdasarkan skor max, min, mean, sama sd nya yg sebelumnya sudah di olah di spss, sesuai dgn data yg rill? Gitu bukan ya pak Takutnya saya salah jalan hehe
@@syifan.rmanza3204 jadi membandingkan data empirik (data lapangan/ riil) dengan data hipotetik (yg telah dibuat kategorisasinya) mbak, di data view spss adalah data empirik, sedangkan ketika mengisi kategori di spss maka dimasukkan angka2 dari kategorisasi yg telah dibuat berdasarkan data hipotetik
Saya baca di penelitian orang dan sumber lain. Sebelum mengkategorikan dilakukan uji normalitas dulu. Jika berdistribusi normal maka menggunakan (mean), jika tidak berdistribusi normal menggunakan (median). Apa bedanya dengan yg anda jelaskan di video ini. Dan apakah untuk skala data nominal ordinal perlu uji normalitas juga. terimakasih mohon pencerahannya.
Setahu saya, Uji normalitas itu kan salah satu uji asumsi, seringkali uji normalitas dilakukan sebelum masuk ke uji statistik inferensia, seperti uji korelasi product moment pearson. Kalau terkait mean dan median, itu kan tendensi sentral, kalau datanya ideal/ sempurna, skor mean akan sama dengan median dan akan sama dengan mode
Assalamu'alaikum pak saya ingin bertanya, waktu kita mencari kategorisasi apa udah real di pedomannya nilai tersebut, apa harus kita cari sesuai dengan data penelitian? Terimakasih
Wa'alaikumsalam wr wb. Untuk pedoman kategorisasi (berdasarkan data hipotetik) bisa di cari berdasarkan skala yg digunakan mbak. Dari skala (yg belum diisi oleh subjek) bisa menentukan nilai mean dan SD yg bisa digunakan untuk membuat kategorisasi
@@firdahuljannah6379 pada masing2 variabel membuat kategorisasi. Jika ada 2 variabel maka membuat 2 kategorisasi, untuk aitem2 yg digunakan dalam skala adalah yang sudah teruji
@@aandefitri4784 mean empirik dibandingkan dgn mean hipotetik, jika mean empirik lebih tinggi dari mean hipotetik, maka subjek penelitian berada pada kategori tinggi atau diatas rata2, dan sebaliknya
3 kategori? Rendah : X kurang dari (mean-1SD) Cukup : X lebih dari sama dengan (mean-1SD) s/d X kurang dari (mean+1SD) Tinggi : X lebih dari sama dengan (mean+1SD) Bisa dilihat di buku penyusunan skala psikologi pak saifuddin azwar
halo semuanya! aku udah nemu rentang skor tinggi, rendah dan sedang, tapi aku masih kebingungan mencari nilai N nya, mungkin ada yang bisa bantu? terimakasi
Hallo kak mau tanya kalo opsi jawaban skala saya sangat sesuai ,sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai baiknya memakai 3 kategori atau 5 kategori ya?
@@Nurulawl98 tidak apa2, empat kategori juga tidak masalah, sesuai kebutuhan dan alasan logis, misalnya subjeknya sedikit, menggunakan 3 kategori sudah cukup
Izin bertanya pak, Skor min. = 1x10 = 10, skor maks. = 5x10= 50. Sedangkan range = 50-10 = 40, Mean = (50+10)/2 = 30, SD = R/6 = 40/6 : 6,7. Apa cara saya diatas sdah benar ya pak ? Agak ragu soalnya di hasil di SD pake koma²an hehew. Mohon dijawab ya pak. Nuhun.
Benar mbak. Terdiri dari 10 aitem/ pernyataan, dan masing2 aitem terdiri dari 5 respon jawaban ya (dengan skor respon jawaban pada masing2 aitem dari 1-5) 👍
Kak saya mau tanya, kuesioner saya itu ada favorable dan unfavorable kemudian belum ada kategorisasi kalo saya pake hipotetik/empirik gini gapap ga pak?
Tidak mengapa menggunakan data teoritik atau empirik, melihat tujuannya, kalau tujuannya untuk membandingkan individu dalam kelompoknya bisa membuat kategori berdasarkan data emprik, kalau tujuannya untuk melihat/ membandingkan kelompok secara umum, bisa menggunakan data hipotetik
Kalau hipotetik berdasarkan skala, jadi bisa diketahui sebelum mendapatkan data/ turun lapangan. Kalau empirik berdasarkan data di lapangan yg di dapatkan
Alhamdulillah pak, akhirnya memecah kebuntuan saya saat mengerjakan bab 4 skripsi, membantu sekali video sangat bermanfaat, terima kasih pak yudi
makasih pak atas ilmunya, bermanfaat sekali. alhamdulillah akhirnya ketemu cara ngitung skor hipotetik dan empirik.. awalnya bingung, tapi karena video bapak saya jadi bisa...terimakasih pak.. sehat dan sukses selalu..
Terima kasih untuk video edukasinya. Sangat membantu sekali.
Terimakasih Pak Yudi buat ilmunya, sangat membantu saya dalam pengerjaan skripsi
terima kasih banyak sudah membuat video tutorial ini, saya merasa sangat terbantu
Terima kasih yang sebanyak2nya ya, pak. Setelah menonton video ini, bab 4 skripsi saya jadi lebih mudah pengerjaannya. Barakallah 🙏
Sangat jelas dan membantu terimakasih banyak pak, sehat selalu
Penjelasannya begitu jelas.. Sangat terbantu
Sangat membantu, terima kasih Pak ❤❤❤
Terimakasih pak, ini sangat membantu saya 🙏
Terimakasih banyak sangat membantu sekali☺️
Sangat bermanfaat pakk, terimakasih banyakk tutorialnyaa
Selamat pagi Pak Yudi, salam sejahtera dan sehat.. Izin bertanya Pak saya masih ragu jika jawaban respon hanya 1-4 kategori yang dipakai dalam penghitungan hipotetik apakah hanya 1-4(sangat,rendah,tinggi, dan sangat tinggi) atau menggunakan kategori 1-5(sangat,rendah,cukup,tinggi, dan sangat tinggi)? Terima kasih
Boleh 4 kategori, 5 kategori, atau 3 kategori mbak
Matur nuwun pak yudi
Alhamdulillah terimaksih kak
Terimakasih kak.. Terimakasihh.. Sangat membantu
Terima kasih banyak , Pak
Selamat malam pak, izin bertanya.
Data saya jumlahnya sedikit hanya 43, lalu sudah dicoba menghitung mean hipotetik dan mean empirik. Hasilnya mean empirik lebih besar juga St. deviasinya. Jadi lebih baik saya pakai data hipotetik atau empirik ya pak ?
Terima kasih.
Sebagai pembanding untuk data empirik, maka kategorisasi didasarkan pada data hipotetik. Kalau kategorisasi menggunakan data empirik, maka biasanya sebagian besar akan berada pada kategori sedang atau mengikuti kurve normal. Selain itu juga tergantung dari tujuan, kalau interpretasi kelompok/ subjek penelitian secara umum, maka menggunakan kategorisasi berdasarkan data hipotetik, kalau interpretasi individu pada kelompoknya menggunakan kategorisasi berdasarkan data empirik. Kalau dari yg disampaikan mbak ulfie, mean empirik > mean hipotetik, maka secara umum subjek penelitian berada pada kategori tinggi untuk variabel tsb
@@yuditri6047 Baik pal, setelah saya coba membuat kategori menggunakan mean hipotetik dapat hasil responden kebanyakan di tingkat tinggi jg. Tidak apa" ya pak?
@@ulfiesari4085 ya mbak, memang seperti itu, kalau menggunakan kategorisasi berdasarkan data hipotetik, sebagian besar responden bisa berada pada kategori rendah atau sedang atau tinggi. Namun jika menggunakan kategorisasi berdasarkan data empirik, sebagian besar responden biasanya akan selalu berada pada kategori sedang
@@yuditri6047 baik pak, terima kasih banyak penjelasannya. Semoga sehat selalu 😊
Terimakasih banyak bang, ilmunya bermanfaat 🥰
Sangat membantuuuu terimakasihh
Pak mau tanya kalo 7 kategori (sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, cukup setuju, cukup tidak setuju, setuju, sangat setuju) caranya gimana yaa pak??, saya nyari belum nemu pak, ataau ada yang tauu mohon bantuannya dijawab nyaa🙏🏻🙏🏻
Pak mau tanya, untuk hasil mean dan standar deviasi di analisis deskriptif dengan hasil mean dan standar deviasi di kategorisasi apakah hasilnya sama atau beda? terimakasih sebelumnya
Mean dan SD hipotetik dan empiris berbeda mbak. Kalau membuat kategorisasi berdasarkan hipotetik dan empiris (mean dan SD) juga akan berbeda
Izin bertanya pak, jika data skoringnya ada yang minus, dan range kategori dari peneliti aslinya itu misalkan -18 < x < 18, untuk mencari mean hipotetiknya bagaimana ya pak kalau minus seperti itu? terima kasih banyak sebelumnya pak!!
Kalau sudah ada kategori dari skala/ peneliti aslinya, berarti tinggal memakai kategori tsb
@@yuditri6047 berarti mean hipotetiknya tidak perlu dilaporkan tidak apa-apa ya pak?? terima kasih banyak atass responnya pak
@@riverel tidak apa2 mas
@@yuditri6047 baik terima kasih banyak pak
halo pak yudi saya mau tanya untuk memakai kategorisasi hipotetik apakah harus selalu konsisten penilaian dari responden atau seperti apa ya?
Untuk data hipotetik tergantung dari jumlah item dan skor pilihan respon pada item (SS, S, TS, dst), sehingga akan di dapatkan mean dan SD hipotetik untuk membuat kategori rendah, sedang, tinggi dst
Bapak izin bertanya. Kalau pengkategorian per aspek atau indikator itu bagaimana nggih pak. Mohon di jawab
@@megapurnamasari2661 kalau memang dibutuhkan pengaktegorian per aspek (ada argumentasi dan referensi yg mendukung) bisa saja, caranya ya sama, tinggal kita lihat jumlah item di aspek tsb, lalu kita buat kategorisasi berdasarkan data hipotetik di aspek nya
izin bertanya. untuk menentukan skor minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi pada skor empirik bagaimana ya?
Bisa secara manual atau tinggal datanya dimasukkan spss, dan di klik mean, SD, min, dan max, seperti di video tsb mbak
mau tanya pak, hasil range lowest, highest nya dapat dari mana ya pak? apakah sudah rumus atau ada cara perhitungannya untuk mendapatkan range nya?
ada rumusnya kak
Kak ijin bertanya, kalo misalkan 4 kategori (tinggi, sedang, rendah, sangat rendah untuk variabel status ekonomi) apakah rumusnya tetap sama seperti itu??
Berubah, karena kategori ini bersifat relatif, shg luas setiap interval pada setiap kategori dpt ditetapkan secara subjektif asalkan wajar dan logis (Azwar, 2015)
@@yuditri6047 lalu jika untuk 4 kategori rumusnya bagaimana ya kak? 🙏
@@hennylusmiati1280 misalnya bisa seprti ini:
SR = X Mean - 1,5 SD
R = Mean - 1,5 SD < X Mean
T = Mean < X Mean + 1,5 SD
ST = Mean + 1,5 SD < X
@@yuditri6047 baik kak, terimakasih banyak informasinya. Semoga sehat selalu🙏
SR = X kurang dari sama dengan (Mean - 1,5 SD)
R = X lebih dari (Mean - 1,5 SD), sampai dengan, X kurang dari sama dengan (Mean)
T = X lebih dari (Mean), sampai dengan, X kurang dari sama dengan (Mean + 1,5 SD)
ST = X lebih dari (M +1,5 SD)
Kalau hasilnya minus di kategori sangat rendah gpp kah pak ? Soalnya pnya saya aitem soal cman 13 dengan skor tertinggi 4 jadikan meannya (52+13):2 = cuman 5,41 dan SD nya 6,5..
Mean nya 32,5?
@@yuditri6047 oh iya ya pak 😂😅
Selamat malam, terimakasih pak atas ilmunya.
Izin bertanya, ketika output kategori kluar kenapa ditabel hanya 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi? Sedgkan ketika kita olah sblmnya itu ada 5 kategori yg dimasukkan? Mohon dibantu jawab. Terimakasih 🙏🏻
Karena tidak ada (0 orang) yg berada pada kategori 5 / sangat tinggi, sehingga tidak dimunculkan. Kalau di tulis di laporan, boleh diisikan 0 frekuensinya pada kategori sangat tinggi
Pak izin bertanya, untuk 4 kategori nanti rumusnya seperti apa bapak ? mohon bantuannya bapak 🙏🏼🙏🏼
Maaf izin bertanya... Kategorisasi apakah harus 5 kategori atau 3 kategori? Dan kenapa?
Boleh 4, 6, atau 7 kategori, bahkan di referensi yang pernah saya baca bisa 10 kategori. Kalau kurang dari 3 kategori, misalnya 2 kategori akan terlalu ekstrim dan kurang rinci kategorinya. Kalau lebih dari 7 atau 10 kategori maka akan mengaburkan dari tujuan pengkategorisasian
Mau nanya kalau ada yg item unfavorable apakah hitungan untuk max min nya sama karena kan item unfav skoringnya kebalikannya 🙏
Kalau untuk data hipotetik sama saja. Kalau untuk data empirik tentunya dibalik dulu skornya untuk item unfavo
Bingung, di sebelah bilangnya harus dibalik dulu
Izin tanya pak kalau skor terendahnya 0 di skala likertnya untuk data hipotetik itu rumusnya sama saja?
Sama saja mbak, kalau pilihan respon terendah pada setiap aitem skornya 0, maka skor terendah pada data hipotetik 0
Izin tanya. Untuk pengkategorian seperti penjelasan anda, skala datanya masuk apa ya? Rasio atau Interval?
Terimakasih
Interval, dalam psikologi kebanyakan datanya berbentuk interval, kalau rasio kan memiliki 0 mutlak
Ohh maaf salah ketik bukan rasio, maksud saya Ordinal atau Interval.
Kalau sudah di kategorikan seperti itu tetap interval ya, bukan ordinal?
Terimakasih
@@nabellaranti5467 kalau data awal/ mentah nya itu interval, setelah dikategorikan, misal sangat tinggi (5), tinggi (4), sedang (3), rendah (2), sangat rendah (1) itu ordinal
Baik terimakasih sangat membantu 🙏
Assalamualaikum izin bertanya jika memakai 3 kategori, tinggi, sedang, rendah rumusnya bagaimana ya pak?
Mohon dijawab nggih, maturnuwun..
Wa'alaikumsalam wr wb
Rendah : X < M-1SD
Sedang : M-1SD = M+1SD
Kalau masih bingung 3 kategori, bisa lihat/ ketik di google mas atau di buku penyusunan skala psikologi oleh pak saifuddin azwar
@@yuditri6047 Alhamdulillah, terimakasih nggih pak 🙏
Izin bertanya pak. Saya sudah cari kategorisasi berdasarkan norma hipotetik, tetapi untuk kategori rendah saya mendapatkan 0 frekuensi kak. Maksud nya dari 400 responden saya tidak ada yang nilainya di bawah batas rendah nya pak, apakah itu bermasalah atau gmn ya pak? Terimakasih pak 🙏🏻
Memang bisa seperti itu, bisa jadi ada kategori yg tidak ada isi/frekuensinya. Tidak masalah, biasa hal seperti itu. Berarti memang tidak ada responden yg berada pada kategori rendah
Assalamualaikum pak, izin bertanya pak. Saya masih bingung kapan kita menggunakan statistik empirik dan kapan menggunakan hipotetik pak
Statistik empirik sesuai untuk interpretasi pada individu (melihat posisi individu pada kelompoknya), statistik hipotetik sesuai untuk interpretasi pada kelompok. Kalau menggunakan statistik empirik pada kelompok, tentunya sebagian besar subjek akan berada pada kategori sedang
@@yuditri6047 terimakasih banyak pak
Izin bertanya pak.. berarti untuk mencari mean dan sd itu manual ya pak? Tidak melalui penghitungan SPSS? Soalnya saya coba keduanya hasilnya berbeda pak.. baiknya pakai yg mana ya?
Ada data hipotetik dan empirik mbak, sehingga juga ada mean hipotetik, SD hipotetik, mean empirik, SD empirik. Kategorisasi nya menggunakan data hipotetik, bisa dilihat di buku penyusunan skala psikologinya pak saifuddin azwar
Terimakasih atas jawabannya pak🙏.. saya telah melakukan perhitungan menggunakan data hipotetik pak dan hasilnya dalam data saya tidak menunjukan munculnya frekuensi dalam kategori sangat rendahnya pak, jadi sebaiknya bagaimana ya pak?
@@sajakmerahjambu tidak apa2, coba bandingkan mean hipotetik dan mean empirik (data lapangan), jika mean empirik lebih tinggi dibandingkan mean hipotetik, maka subjek penelitian berada dalam kategori tinggi dan sebaliknya
kalau kategorisasi menggunakan data empirik maka kemungkinan besar akan mengikuti kurve normal dan setiap kategori akan ada isinya, ya karena memang data penelitian dibandingkan dgn dirinya sendiri (data itu sendiri), oleh karena itu disarankan kategorisasi menggunakan data hipotetik, sehingga data empirik ada pembandingnya mbak
@@yuditri6047 jika seperti itu maka penulisannya di frekuensi rendah dari hasil hipotetik bisa 0 begitu pak? Maafkan saya pak, jika banyak bertanya di kolom yt ini🙏
selamat pagi pak mau tnya kategoris yg saya hanya 3
Tinggi,Sedang,Rendah
bagaimana cara saya memasukasnya ke SPSS
terimakasih pak
Mencari dulu mean dan SD hipotetiknya seperti yg ada di video, selanjutnya bisa dimasukkan ke 3 kategori.
Untuk ketentuan masing-masing kategori, bisa dilihat di komentar/ pertanyaan bawah, rini ekasari. Untuk memasukkan ke spss sama dengan cara yg ada di video mas, namun hanya 3 kategori, kalau di video kan 5 kategori
makasih banyak pak
pak maaf izin bertanya, itu kan mean nya dihitung secara manual dari skor tertinggi dan terendah, nah tp saya liat ada yg lain, mengitung meannya dari skor total menggunakan rumus excel, itu bedanya apa ya? soalnya kalau saya coba dua duanya hasilnya berbeda, terimakasih sebelumnya 🙏🏻
Mean hipotetik dan mean empirik mbak
Terima kasih penjelasannya, sangat membantu
Saya ingin bertanya pak, jika saya hanya ingin menggunakan 2 kategori (rendah dan tinggi) secara hipotetik, rumusnya bagaimana ya? Apakah langsung menggunakan mean hipotetiknya?
Kalau di bukunya saifuddin azwar, tidak disarankan menggunakan dua kategori, karena potensi kesalahan menjadi lebih besar bagi skor yg terletak di sekitar mean. Namun kalu tetap akan menggunakan dua kategori, maka cukup menggunakan mean hipotetiknya, misalnya kategori rendah adalah kurang dari sama dengan mean hipotetik, dan kategori tinggi lebih dari mean hipotetik
@@yuditri6047 hm.. seperti itu ya pak, terima kasih banyak pak🙏
Izin bertanya pak, itu yg diujikan dispss tuh yg data hipotetik? Terimakasih pak
Untuk membuat kategorisasi menggunakan data hipotetik, kalau yg diolah di spss data empirik mbak
Oh iya iya, jadi kalau kategorisasi data hipotetik dhitung sesuai skalanya dulu, seperti penjelasan bpk, kemudian diolah di spss hanya untuk mengetahui frekuensi tiap kategori ya pak.
Maaf mau bertanya lagi hehe
Kemudian kalau misalkan menggunakan data empirik, pembuatan kategorinya berdasarkan skor max, min, mean, sama sd nya yg sebelumnya sudah di olah di spss, sesuai dgn data yg rill? Gitu bukan ya pak
Takutnya saya salah jalan hehe
@@syifan.rmanza3204 jadi membandingkan data empirik (data lapangan/ riil) dengan data hipotetik (yg telah dibuat kategorisasinya) mbak, di data view spss adalah data empirik, sedangkan ketika mengisi kategori di spss maka dimasukkan angka2 dari kategorisasi yg telah dibuat berdasarkan data hipotetik
Oh gitu pak, alhamdulillah sekarang mh ngerti pak 😁 terima kasih banyak pak
Saya baca di penelitian orang dan sumber lain. Sebelum mengkategorikan dilakukan uji normalitas dulu. Jika berdistribusi normal maka menggunakan (mean), jika tidak berdistribusi normal menggunakan (median). Apa bedanya dengan yg anda jelaskan di video ini. Dan apakah untuk skala data nominal ordinal perlu uji normalitas juga. terimakasih mohon pencerahannya.
Setahu saya, Uji normalitas itu kan salah satu uji asumsi, seringkali uji normalitas dilakukan sebelum masuk ke uji statistik inferensia, seperti uji korelasi product moment pearson. Kalau terkait mean dan median, itu kan tendensi sentral, kalau datanya ideal/ sempurna, skor mean akan sama dengan median dan akan sama dengan mode
45,5 dapat nya dari mana ya kak? Dari range data empirik atau dari mana
45,5 yang ada di kategorisasi itu didapatkan dari data hipotetik (mean dan SD hipotetik) mbak
Assalamu'alaikum pak saya ingin bertanya, waktu kita mencari kategorisasi apa udah real di pedomannya nilai tersebut, apa harus kita cari sesuai dengan data penelitian? Terimakasih
Wa'alaikumsalam wr wb. Untuk pedoman kategorisasi (berdasarkan data hipotetik) bisa di cari berdasarkan skala yg digunakan mbak. Dari skala (yg belum diisi oleh subjek) bisa menentukan nilai mean dan SD yg bisa digunakan untuk membuat kategorisasi
@@yuditri6047 izin bertanya pak, berarti kalau misal ada 2 variabel kita gunakan item yg belum diuji validitas kah pak?
@@firdahuljannah6379 pada masing2 variabel membuat kategorisasi. Jika ada 2 variabel maka membuat 2 kategorisasi, untuk aitem2 yg digunakan dalam skala adalah yang sudah teruji
saya izin bertanya, di menit 2:30 ada 5 kategorisasi. '0,5' '1,5' ini dari mana ya? terimakasih. slamat malam
Dari pedoman kategori, seperti di bukunya prof.saifuddin azwar. Selain itu bisa menentukan sendiri asalkan logis dan proporsional
Saya kategorinya mau cemas dan tidak cemas aja bang, itu gimanaa ya perhitungannya .
Bisa menggunakan mean atau median, sehingga nanti ada dua kategori, cemas dan tidak cemas, median membagi 50% angka diatasnya dan 50% angka dibawahnya
izin bertanya, jadi yang digunakan untuk nilai batasan kategori itu menggunakan perhitungan hipotetik ya kak?
Ya mbak, data hipotetik
Kapan mengunakan mean kategorik atau empirik ?
@@aandefitri4784 mean empirik dibandingkan dgn mean hipotetik, jika mean empirik lebih tinggi dari mean hipotetik, maka subjek penelitian berada pada kategori tinggi atau diatas rata2, dan sebaliknya
@@yuditri6047izin bertanya pak, bagaimana cara mencari mean empirik
Pak bikin yang 3 kategori rendah sesang tinggi don
@@nengsih2251 ada mbak, di buku penyusunan skala psikologi by prof saifuddin azwar
Izin bertanya pak, kalau skor jawabannya terdiri dari 0 sampai 6 bagaimana ya pak? Berarti skor terendahnya 0 begitu kah?
Ya mbak, skor terendah hipotetik nya 0. Misal jumlah itemnya 20. Pilihan setiap aitem 0-6. Maka skor minimal 20x0 = 0. Skor maksimal 20x6 = 120
Saya katagori selalu,jarang, tidak pernah untuk menyulam katagori masih menggunakan rumus apa ya ka?
3 kategori?
Rendah : X kurang dari (mean-1SD)
Cukup : X lebih dari sama dengan (mean-1SD) s/d X kurang dari (mean+1SD)
Tinggi : X lebih dari sama dengan (mean+1SD)
Bisa dilihat di buku penyusunan skala psikologi pak saifuddin azwar
@@yuditri6047s/d itu sama dengan atau sampai dengan pak?
halo semuanya! aku udah nemu rentang skor tinggi, rendah dan sedang, tapi aku masih kebingungan mencari nilai N nya, mungkin ada yang bisa bantu? terimakasi
Hallo kak mau tanya kalo opsi jawaban skala saya sangat sesuai ,sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai baiknya memakai 3 kategori atau 5 kategori ya?
Bisa kedua2nya mbak, baik 3 maupun 5 kategori
@@yuditri6047 oh jadi tidak masalah yaa jika opsi jwabannya 5 ktegorisasinya 3 pun tidak apa2 ya kak?
@@Nurulawl98 tidak apa2, empat kategori juga tidak masalah, sesuai kebutuhan dan alasan logis, misalnya subjeknya sedikit, menggunakan 3 kategori sudah cukup
Izin bertanya pak, Skor min. = 1x10 = 10, skor maks. = 5x10= 50. Sedangkan range = 50-10 = 40, Mean = (50+10)/2 = 30, SD = R/6 = 40/6 : 6,7.
Apa cara saya diatas sdah benar ya pak ?
Agak ragu soalnya di hasil di SD pake koma²an hehew.
Mohon dijawab ya pak. Nuhun.
Benar mbak. Terdiri dari 10 aitem/ pernyataan, dan masing2 aitem terdiri dari 5 respon jawaban ya (dengan skor respon jawaban pada masing2 aitem dari 1-5) 👍
@@yuditri6047 wah syukurlah hilang sudah keraguan sy pak. Terimakasih 🙏🏻
Izin nanya kak, berarti kategorisasinya beda tiap variabel ya?
Kak saya mau tanya, kuesioner saya itu ada favorable dan unfavorable kemudian belum ada kategorisasi kalo saya pake hipotetik/empirik gini gapap ga pak?
Bisa mbak
kalau 3 kategori gimana pak?
Kalo mau 4 kategori apakah bisa pak? Bagaimana caranya?🙏
Bisa, di komen bawah, ada di kolom komentar henny lusmiati
Baik pak Yudi.. terimahkasih 🙏
Pak ini sumber kategorisasinya dri mana?
Dari buku penyusunan skala psikologi
Izin bertanya pak, kalau misal pengkategorian menggunakan mean teoritik apa tidak apa" Pak? Terima kasih, semoga dijawab
Tidak mengapa menggunakan data teoritik atau empirik, melihat tujuannya, kalau tujuannya untuk membandingkan individu dalam kelompoknya bisa membuat kategori berdasarkan data emprik, kalau tujuannya untuk melihat/ membandingkan kelompok secara umum, bisa menggunakan data hipotetik
Bagaimana jika 4 kategori?
@@mamangefendy ada jawaban saya di komentar2 bawah pak
Kak bedanya teoretik dan hipotetik apa?
Kalau hipotetik berdasarkan skala, jadi bisa diketahui sebelum mendapatkan data/ turun lapangan. Kalau empirik berdasarkan data di lapangan yg di dapatkan
apakah bisa minta link untuk download spss nya?
Minta instalin ke servis komputer aja kak biasanya ada.. paling bayar 20- 25 rb..
M itu apa ya?
Mean
Siang pak 45,5 didapat dari mana ya pak
Dari "Mean-1,5 SD" mbak = 65-(1,5x13)=45,5
Ini SPSS versi berapa bang
Versi 25 mbak
Terimakasih bang
Bang yang ngitung value sama range, lowest through value itu kan masukan value 1 45,5, value 2 45.6.. nah itu dari mana ya bang, apa dari pedomannya.
@@naafii4166 ya mbak, dari pedoman kategorisasi (berdasarkan data hipotetik) yang ada di awal video, di sekitar menit 2:46 itu yang dimasukkan