COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
ฝัง
- เผยแพร่เมื่อ 15 ต.ค. 2024
- COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Kegiatan menjadi coach atau menjadi pengamat dalam kegaiatan coaching atau observer dalam sebuah observasi kelas di SDN 20 Tanjung Lago
Coaching merupakan proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, peran coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).
Dalam konteks pendidikan, coaching merupakan komunikasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan murid. Pendidik sebagai pamong, menuntun murid agar murid dapat menemukan kekuatan dalam dirinya, memberdayakan potensi dirinya, dan tidak kehilangan arah serta tidak membahayakan dirinya. Hal itu selaeras dengan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan bahwa pendidikan bertujuan ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya, mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Selain itu, dalam konteks pendidikan, coaching merupaan komunikasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee (rekan sejawat) untuk menemukan kekuatan dirinya dalam melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Paradigma yang dapat diterapkan untuk percakapan coaching adalah paradigm berpikir “Among”, yaitu coach dan coachee adalah mitra belajar, komunikasi yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Paradigma berpikir “Among” ini dapat melatih guru (coach) dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran.
Selain itu, dalam melakukan percakapan coaching, ketiga prinsip coaching perlu diperhatikan dalam rangka memberdayakan orang lain (coachee), yaitu prinsip kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.
Agar coaching yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan dapat menggali potensi coachee, maka seorang coach perlu memahami, menerapkan, dan melatih kompetensi inti coaching secara terus menerus, yaitu kompetensi kehadiran penuh/ presence, mendengarkan aktif bebas dari asumsi, melabeli, dan asosiasi, dan mengajukan pertanyaan berbobot.
Masih dalam konteks pendidikan, paradigm berpikir coaching sangat diperlukan dalam melaksanakan supervise akademik. Supervisi akademik merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memastikan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik berpihak pada murid, dan untuk mengembangjan kompetensi diri pendidik.
Harapan akhir dari pembuatan video ini adalah untuk menjadi bahan pertimbangan bagaimana proses coaching itu diterapkan di kegiatan observasi kelas. Semoga video ini bermanfaat dan berguna bagi bapak Ibu guru semua yang menonton. terimakasih.
coach
coachee
coaching
supervisi
Pra observasi
observasi
pasca observasi
#desisuzara #suzara #
Sangat membantu dalam pelaksanaan observasi dan sebagai tugas di guru penggerakm t3rimakasih bu
Alhamdulillaj
Keren sekalii🎉
Menjadi ilmu baru bagi kami. Keren dan menginspirasi sekali
Terimakasih
Alhamdulillah kami jadi lebih faham bagaimana proses coaching supervisi akademik. Ternyata senior atau kepala sekolah tidak lgsg mengobservasi tapi melalui tahapan pra dan pasca setelah pelaksanaan observasi.
Terimakasih bu
Terimakasih smeua
Mantapp Bu resi n partner luar biasa🎉
Terimakasih banyak Ibuu❤
Terimakasih bu, temen ibu resi yah bu
Kerennn.... Sangat menginspirasi
Terimakasih banyak
Inspiring and great
Maaci
Mantap Bu, menarik sekali Bu
Terimakasih banyakk
Di lms hrs di dampingi pp
Iya Bapak itu yg PI 5 kelanjutan dari Aksi nyata nya. Nnti kita mengajar sesuai dg refleksi dan perbaikan kita setelah melaksanakan ini bapak.
Apakah yg menjadi observer harus kepala sekolah bu?
Tidak harus ibu, bs guru senior.
Banyak sekali manfaatnya video ini buk. Keren luar biasaaa❤
Terimakasih