Paku menusuk tumpul tanduk ular Luka paling merdu dari cakar padi di dekat rumah di belahan tiga pantat sebelanga Cukup, cukuplah menahan jerit Tuhan merayu karpet di tikungan Mulut ember bocor yang menempel di bibir ceret yang cemberut Membuat lubang batu empuk bau darah Membuat lubang batu empuk bau darah Lalu setelah titik selalu luka Untuk spasi yang menanam surga ke dalam duri Untuk spasi yang menanam surga ke dalam duri Menata hati di kebun binatang Menata derita di dalam hati Manusia memanah mimpi Pecah berkeping-keping Celaka cekakakan Bencana di setiap sudut Manusia di dalam sumur Hitam tak berhati Hitam tak berhati Bersama hujan senja Helai demi helai Helai demi helai Jatuh uban Tuhan Bunga-bunga menunggu halaman surga Telinga waktu memanjang Kita termangu memaku Kesibukan dan mati Bunga-bunga menunggu halaman surga Telinga waktu memanjang Kita termangu memaku Kesibukan dan mati Kamu ke mana hari ini? Aku menyambung jembatan putus Lalu menyambung lidah buaya Memandikan kamar mandi Melatih babi terbang Rajawali butuh teman yang lucu-lucu Melukis langit merah muda Menanam jagung di kebun kita Plastik peyek terkulai ke lantai Bungkus pecel mengawasi sendok di atasnya Laba-laba bertahan hidup di bawah pigura Foto di dalam pigura menyimpan dendam Telinga paku merawat gembok dan anak kunci Gorden dari ibu menjaga pintu Kanvas sahabat menjaga harga dirinya Botol-botol membaca puisi di perutnya Ayam dan kucing melintas lebih santun dari rombongan pejabat A-ah, semoga semua sudah be-ol Sementara hanya kurang dari tujuh detik Lampu merah sudah tak sabar ingin kutebas Rezeki baru sepanjang Jojga dan Jakarta Tapi kesalahan selalu relevan jika bunyi tiktok Somay Berselisih ban dengan truk-truk pertamina Keuangan negara tanpa kondom Jangan peduli proposalnya Nasib orang lebih penting Kode posmu tetap sekian-sekian Cicilan mengambang di kepalamu Menyimpan rencana untuk korup Ingat! Kita ini mesin cetak Jika hari mendung ditutup terpal Jika hari mendung ditutup terpal Kalau mesin fotokopi saja punya istana Kenapa aku celana satu bisa hilang diambil orang Padahal istanaku diam di dalam celana itu Tetapi maling juga manusia Butuh onderdil bagus untuk mempertahankan rezeki yang tegas santun tetapi tidak jujur Kenapa toko sepatu malah memeriksa kesehatan? Kabel-kabel di jalan silang sengketa dengan mata Kawat-kawat berduri lalu busi mencair seperti kredit sehari jadi McDonald memakan mulut-mulut sepanjang lapar di planet ini Coblos Brengosnya! Kata spanduk di atas bengkel sepeda motor Jangan kaget dengan akrobat Hidup memang dijejali antivirus dan mini market Seakan-akan tak pernah ada dingklik bambu reot Yang menyangga tubuh-tubuh tua di pasar Bringharjo Senyum mereka yang paling ujung cuma harga sebuah kuas seorang pelukis Polisi tidur di jalan-jalan berlubang Menunggu tambalan-tambalan baru Menunggu lubang-lubang baru kembali Selamat datang di arena tanpa tiket Kualitas hidup tetap sama Apakah teleponmu sudah tersambung? Telepon genggam diaktifkan Doa diaktifkan Harapan diaktifkan Janji palsu diaktifkan Janji palsu diaktifkan Janji palsu diaktifkan Hei! Ada ranjang masih goyang Alat kelamin dinonaktifkan Puisi dicetak rapi Mahasiswa mogok makan Langit kota langit polusi Kere merapatkan diri Sepagi itu sarapan api Wartawan dibunuh Buruh dibunuh Petani dibunuh Aktivis dibunuh Seorang anak diperkosa dan dibunuh Seseorang dibunuh Belasan orang dibunuh Puluhan orang dibunuh Ratusan orang dibunuh Ribuan orang dibunuh Puluhan ribu orang dibunuh Ratusan ribu orang dibunuh Jutaan orang dibunuh Nasi diaduk dengan air mata Tuan dan Nyonya belajar logika sudah sampai mana? Tuan dan Nyonya belajar logika sudah sampai mana?
Sepagi itu sarapan api
Keren
Paku menusuk tumpul tanduk ular
Luka paling merdu dari cakar padi di dekat rumah di belahan tiga pantat sebelanga
Cukup, cukuplah menahan jerit Tuhan merayu karpet di tikungan
Mulut ember bocor yang menempel di bibir ceret yang cemberut
Membuat lubang batu empuk bau darah
Membuat lubang batu empuk bau darah
Lalu setelah titik selalu luka
Untuk spasi yang menanam surga ke dalam duri
Untuk spasi yang menanam surga ke dalam duri
Menata hati di kebun binatang
Menata derita di dalam hati
Manusia memanah mimpi
Pecah berkeping-keping
Celaka cekakakan
Bencana di setiap sudut
Manusia di dalam sumur
Hitam tak berhati
Hitam tak berhati
Bersama hujan senja
Helai demi helai
Helai demi helai
Jatuh uban Tuhan
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjang
Kita termangu memaku
Kesibukan dan mati
Bunga-bunga menunggu halaman surga
Telinga waktu memanjang
Kita termangu memaku
Kesibukan dan mati
Kamu ke mana hari ini?
Aku menyambung jembatan putus
Lalu menyambung lidah buaya
Memandikan kamar mandi
Melatih babi terbang
Rajawali butuh teman yang lucu-lucu
Melukis langit merah muda
Menanam jagung di kebun kita
Plastik peyek terkulai ke lantai
Bungkus pecel mengawasi sendok di atasnya
Laba-laba bertahan hidup di bawah pigura
Foto di dalam pigura menyimpan dendam
Telinga paku merawat gembok dan anak kunci
Gorden dari ibu menjaga pintu
Kanvas sahabat menjaga harga dirinya
Botol-botol membaca puisi di perutnya
Ayam dan kucing melintas lebih santun dari rombongan pejabat
A-ah, semoga semua sudah be-ol
Sementara hanya kurang dari tujuh detik
Lampu merah sudah tak sabar ingin kutebas
Rezeki baru sepanjang Jojga dan Jakarta
Tapi kesalahan selalu relevan jika bunyi tiktok
Somay
Berselisih ban dengan truk-truk pertamina
Keuangan negara tanpa kondom
Jangan peduli proposalnya
Nasib orang lebih penting
Kode posmu tetap sekian-sekian
Cicilan mengambang di kepalamu
Menyimpan rencana untuk korup
Ingat!
Kita ini mesin cetak
Jika hari mendung ditutup terpal
Jika hari mendung ditutup terpal
Kalau mesin fotokopi saja punya istana
Kenapa aku celana satu bisa hilang diambil orang
Padahal istanaku diam di dalam celana itu
Tetapi maling juga manusia
Butuh onderdil bagus untuk mempertahankan rezeki yang tegas santun tetapi tidak jujur
Kenapa toko sepatu malah memeriksa kesehatan?
Kabel-kabel di jalan silang sengketa dengan mata
Kawat-kawat berduri lalu busi mencair seperti kredit sehari jadi
McDonald memakan mulut-mulut sepanjang lapar di planet ini
Coblos Brengosnya!
Kata spanduk di atas bengkel sepeda motor
Jangan kaget dengan akrobat
Hidup memang dijejali antivirus dan mini market
Seakan-akan tak pernah ada dingklik bambu reot
Yang menyangga tubuh-tubuh tua di pasar Bringharjo
Senyum mereka yang paling ujung cuma harga sebuah kuas seorang pelukis
Polisi tidur di jalan-jalan berlubang
Menunggu tambalan-tambalan baru
Menunggu lubang-lubang baru kembali
Selamat datang di arena tanpa tiket
Kualitas hidup tetap sama
Apakah teleponmu sudah tersambung?
Telepon genggam diaktifkan
Doa diaktifkan
Harapan diaktifkan
Janji palsu diaktifkan
Janji palsu diaktifkan
Janji palsu diaktifkan
Hei!
Ada ranjang masih goyang
Alat kelamin dinonaktifkan
Puisi dicetak rapi
Mahasiswa mogok makan
Langit kota langit polusi
Kere merapatkan diri
Sepagi itu sarapan api
Wartawan dibunuh
Buruh dibunuh
Petani dibunuh
Aktivis dibunuh
Seorang anak diperkosa dan dibunuh
Seseorang dibunuh
Belasan orang dibunuh
Puluhan orang dibunuh
Ratusan orang dibunuh
Ribuan orang dibunuh
Puluhan ribu orang dibunuh
Ratusan ribu orang dibunuh
Jutaan orang dibunuh
Nasi diaduk dengan air mata
Tuan dan Nyonya belajar logika sudah sampai mana?
Tuan dan Nyonya belajar logika sudah sampai mana?
Manusia memanah mimpi, pecah berkeping keping, Celaka cekakan ha ha
ha
Njir ,manusia yg ikhlas yak😂