YA SAK JOSE, INI AKU PUNYA KERISE, WERKUDORO, KRESNO , SEMAR, SENTYAKI, PUSAKA KEMBANG, HB 1X ADA, MONGGO DI MAHAR, SUBANDI OP EXCAVATOR, JLN BARON, KARANG ASEM, RT I/ RW 8,MULO, WONOSARI, GNG KIDUL, JOGJA, DI GAS POL MONGGO
Penayangannya terlalu cepat... Belum sempat dinikmati sudah pindah gambar.. Sayang sekali. Soal pelit atau tidak pelit dalam memamerkan kolekai kerisnya ada 3 pendapat. Pendapat pertama, dengan alasan untuk pembelajaran, suatu keris pusaka sebaiknya dipamerkan kepada publik, secara berkala. Pendapat kedua, keris yang termasuk sebagai PUSAKA, maka keris diperlakukan dengan penghargaan yang tinggi. Dianggap seperti sang kolektor menghargainya ISTRInya sendiri. Sehingga berpendapat, MASAK istri kok di pamer pamerkan ke publik... Bahasa jawanya ORA ilok. Sebagaimana keris2 Pusaka ageman Para Raja dan Pangeran2 Kerajaan di Jawa, hampir tidak pernah dipamer pamerkan. Yang ketiga, kalau keris pusaka nya bagus sekali, dan punya sejarah yang luar biasa, misal keris KK Setan Kober... Kalau dipamerkan, bisa membawa bencana bagi pemiliknya. Karena kalau ada orang yang GILA koleksi keris pusaka,( sudah menjadi rahasia umum di dunia perkerisan), orang tsb bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keris tersebut. Apalagi, kalau orang tersebut sedang menjabat sebagai penguasa di pemerintahan.. Mudah2 an bisa dipahami, kenapa masih banyak keris2 pusaka yang hebat hebat, masih tersimpan rapi di Pemilik dan keturunannya masing2, dan tidak pernah dipamerkan.
Ndak juga.. Kanjeng Kiai Kopek dan semua keris utama Kraton Yogyakarta dipamerkan kok secara terbuka dalam buku Kraton Yogya: The History and Cultural Heritage. Monggo dibaca
@@duniadian Kalau memang kebijakan keraton Yogja demikian, ya monggo. Pura Mangkunegaran juga lebih terbuka dalam hal pusaka keris, pedang dan tombak2nya. Namun, berbeda dengan kebijakan keraton Surakarta, yg secara historis lebih tua dari keraton Yogjakarta. Keraton Surakarta tidak membuka semua perbendaharaan koleksi keris Pusaka, apalagi yang berkelas Kanjeng Kiai nya.. Hanya dibuka dalam bentuk catatan2 dalam bentuk Buku dan gambar2, yang disusun oleh alm KGPH Panembahan Hadiwijoyo V Surakarta. Sedang kisah keris KK Setan Kober, dalam kalangan senior perkerisan, ada rumor perampokan, namun yang dituju adalah hanya mengambil keris tsb yang saat itu berada di salah satu kolektor terkenal jakarta. Setelah terjadinya peristiwa tsb, sang kolektor tidak mau lagi berkomunikasi ( mengundurkan diri) dengan komunitas ahli ahli perkerisan di Indonesia. Silahkan sambil ngopi2 cari informasinya..
Terimakasih mas bro atas infonya Tetang keris spiritual dari Jogja saya sendiri lahir di Jogja baru hari ini paham tentang keris peninggalan HB❤
Sami sami
Bagus... Baik... & okkai Serta as'syik luuurr.. Sdulurku, atas edukasi"2.. & ilmu"2.nya dari pakerisan & tosan Aji ini, 👍👍👍👍💪💪😁😊🤗🙏🙏
Sami sami
Mantap mas Dian
Maturnuwun Mas 🙏🏼
Depok mantau mas dian...
Siap maturmuwun sudah mampir
Terima kasih mas dian dari channelnya mas dia saya jadi berkenalan dengan mas heru culture mas.. saya jadi pesan dedernya.. matur nuhun mas
@@GSLOfficial18 sip mas heru mranggi berbakat harus didukung dengan memesan dari beliau
wa'alaikum salam wrwb matur nuwum Om D.Dian sehat selalu sukses 🙏🤲🤲
Sami sami salam sehat om
Makasi mas, salam dari bone sulsel
Salam
yg jalak tilam sari mirip keris ku cuman bedanya keris ku warangkanya gaya surakarta
Madang
mas boleh minta pdf nya?
Itu semuanya keris pusaka keraton yogyakarta ya mas?
Bukan.
Ada katalog versi pdfnya ngga mas?
Bisa ditanyakan ke Dinas Kebudayaan DIY.
Mas Dian asal mana…
Tuban.
YA SAK JOSE, INI AKU PUNYA KERISE, WERKUDORO, KRESNO , SEMAR, SENTYAKI, PUSAKA KEMBANG, HB 1X ADA, MONGGO DI MAHAR, SUBANDI OP EXCAVATOR, JLN BARON, KARANG ASEM, RT I/ RW 8,MULO, WONOSARI, GNG KIDUL, JOGJA, DI GAS POL MONGGO
Mas bagi link pdf nya dong 😃
Yang pertama kinatah makoro kah?
Yang sering disebut makara itu sebenarnya Kala. Ada salah kaprah soal itu duniadian.com/salah-kaprah-makara/
Penayangannya terlalu cepat... Belum sempat dinikmati sudah pindah gambar.. Sayang sekali.
Soal pelit atau tidak pelit dalam memamerkan kolekai kerisnya ada 3 pendapat.
Pendapat pertama, dengan alasan untuk pembelajaran, suatu keris pusaka sebaiknya dipamerkan kepada publik, secara berkala.
Pendapat kedua, keris yang termasuk sebagai PUSAKA, maka keris diperlakukan dengan penghargaan yang tinggi.
Dianggap seperti sang kolektor menghargainya ISTRInya sendiri.
Sehingga berpendapat, MASAK istri kok di pamer pamerkan ke publik...
Bahasa jawanya ORA ilok.
Sebagaimana keris2 Pusaka ageman Para Raja dan Pangeran2 Kerajaan di Jawa, hampir tidak pernah dipamer pamerkan.
Yang ketiga, kalau keris pusaka nya bagus sekali, dan punya sejarah yang luar biasa, misal keris KK Setan Kober... Kalau dipamerkan, bisa membawa bencana bagi pemiliknya.
Karena kalau ada orang yang GILA koleksi keris pusaka,( sudah menjadi rahasia umum di dunia perkerisan), orang tsb bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan keris tersebut.
Apalagi, kalau orang tersebut sedang menjabat sebagai penguasa di pemerintahan..
Mudah2 an bisa dipahami, kenapa masih banyak keris2 pusaka yang hebat hebat, masih tersimpan rapi di Pemilik dan keturunannya masing2, dan tidak pernah dipamerkan.
Ndak juga.. Kanjeng Kiai Kopek dan semua keris utama Kraton Yogyakarta dipamerkan kok secara terbuka dalam buku Kraton Yogya: The History and Cultural Heritage. Monggo dibaca
@@duniadian
Kalau memang kebijakan keraton Yogja demikian, ya monggo.
Pura Mangkunegaran juga lebih terbuka dalam hal pusaka keris, pedang dan tombak2nya.
Namun, berbeda dengan kebijakan keraton Surakarta, yg secara historis lebih tua dari keraton Yogjakarta.
Keraton Surakarta tidak membuka semua perbendaharaan koleksi keris Pusaka, apalagi yang berkelas Kanjeng Kiai nya..
Hanya dibuka dalam bentuk catatan2 dalam bentuk Buku dan gambar2, yang disusun oleh alm KGPH Panembahan Hadiwijoyo V Surakarta.
Sedang kisah keris KK Setan Kober, dalam kalangan senior perkerisan, ada rumor perampokan, namun yang dituju adalah hanya mengambil keris tsb yang saat itu berada di salah satu kolektor terkenal jakarta.
Setelah terjadinya peristiwa tsb, sang kolektor tidak mau lagi berkomunikasi ( mengundurkan diri) dengan komunitas ahli ahli perkerisan di Indonesia.
Silahkan sambil ngopi2 cari informasinya..