@@wahyuseptyanto3794 iya dah tau sekarang, itu desa di jalur pendakian gunung merbabu. jadi inget waktu pas ketiduran di pasar ngablak berujung ketinggalan bis🤣🤣
Pengen nangis, film ini relate bgt sama kehidupan saya dan keluarga yg sama saja berlatar belakang petani, dulu jaman mau masuk SMA, alm. Bapak tidak mendukung karena alasan ekonomi, tapi alhamdulillah keluarga yang lain menyanggupi untuk membiayai sampai tamat (meski pada akhirnya sedikit banyak Bapak juga membantu). Beruntunglah buat kalian yang bisa mengenyam pendidikan tanpa harus memikirkan biaya. Pelajaran lain, tolong bagi siapa saja yang menonton film ini dan kebetulan membaca komentar ini, mari bersama2 HARGAI hasil pertanian lokal dari dalam negeri, khususnya dari tetangga2 kita, belilah sayuran, beras, buah dan hasil pertanian dari tetangga2 kita dengan harga yang PANTAS, sebab kalian tidak tau bagaimana PERJUANGAN menjalani profesi petani , terlebih di masa pandemi seperti ini, asal kalian tau, saat ini harga cabe dari lahan petani, dibeli dengan harga kurang dari 10rb/kg, ini yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak pemuda/i yang lebih memilih bekerja dikota ketimbang meneruskan profesi sebagai petani yang kadang tidak menentu hasilnya. Pak, maafkan anakmu yang masih belum bisa menjadi petani 😓, insyaAllah Tahun depan saya kembali ke kampung dan memulai kembali menjadi petani. Salam dari pemuda Wonosobo.
Saya nonton film ini pertama kali di Europe on screen sekitar 10 tahun yang lalu. Dan langsung jatuh cinta dengan desa tempat lokasi syutingnya. Hingga saya datangi 2018 lalu. Desa tersebut bernama Genikan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Memang benar-benar di bawah kabut karena berada di lereng Gunung Merbabu. Pagi, siang, sore dan menjelang malam kerap diselimuti kabut, cuacanya tidak menentu. Kalau mau mampir ke sana bisa via Salatiga atau Magelang kota, turun di Pasar Sayur Ngablak lalu lanjut naik ojek. Mampir juga ke desa sebelahnya di Desa Kedakan, Kecamatan Pakis, bisa dijangkau dengan jalan kaki. Warganya rukun sekali, gereja dan masjid berdampingan. Kalau ke sana temui Pak Suyono, orangnya sangat baik. Sampaikan salam dari saya. Sudah janji akan kembali tapi belum sempat.
Untuk stasiun TV Indonesia🤗 Saya mengajukan saran untuk menayangkan film ini di televisi sesering mungkin dari pada menayangkan ulang sinetron. Terimakasih atas pesannya yg dibaca :) dan sarannua yang diterima.
Kadang sy berpikir orng2 tv kurang peka terhadap keadaan lingkugan.mereka terus2an menyusupi konsumen dengan hal2 yg kurang mengena dalam kehidupan sehari hari.mereka bahkan lupa indonesia itu seperti apa....alam dan masyarakatnya.....yg bagus bagus kaya gini mereka anggap kurang bagus dari sisi bisnis....ya...padahal belum tentu....
Deretan gunung itu Hanya bisa diam menyaksikan Tangis pilu hati manusia Yang tergeser dari kelayakan Di bawah selimut kabut harapan Gunung setia menemani Semoga mentari baru akan datang Membawa harapan yang lama hilang. Salam, (Lereng Arjuna)
Untuk para pembeli dagangan tolong jarilah pembeli yang cerdas, maksudnya bedakan mana penjual yg menjual untuk untung dan mana yg menjual untuk hidup🌱
Inilah realita kehidupan di pedesaan... Kehidupan yg penuh dengan kesederhanaan... Tidak heran kalau banyak orang pergi merantau, mengadu nasib ke Ibu Kota bahkan ke pulau lain demi kehidupan yg lebih layak... Kehidupan mirip seperti ini banyak ditemui hampir di semua pedesaan di Indonesia, bedanya Desa Genikan berada diatas awan dengan suhu udara yg sangat dingin... Saat menonton film ini, sempat beberapa kali air mata sy hampir menetes, namun selalu tertahan oleh candaan² yg mereka perankan... Tapi setelah melihat komentar² dibawah, air mata sy tak tertahan lagi... Meski masih banyak adegan² yg matanya (masih) melirik ke kamera, namun bagi sy film ini sempurna... Nontonnya dirumah aja rasanya sudah sangat² menyentuh, apalagi kalau nontonnya di bioskop... Salut untuk NEGERI FILMS... Salut untuk Produser dan tim produksinya... Mohon maaf jika pada komentar sy terdapat kalimat yg tidak pantas... Salam dari Palangka Raya... 🙏🙏🙏 Ngomong² sudah hampir 9 tahun, si Arifin apa kabarnya ya?
Tersentuh banget pas diskusi masalah biaya sekolah😭 pernah merasakan demikian,alhamdulilah bisa flashback melalui film ini dan mengerti betapa berharganya saudara kandung yang bisa membantu walau hanya sedikit tapi meringankan. Semoga yang dulu merasakan kelak nasibnya akan berubah dan bisa membantu banyak orang yang membutuhkan
dibuat tahun 2009, namun kualitas gambar sangat bagus, walupun ini bukan film layar lebar. film2 ditahun itu belum tentu memiliki kualitas sebagus itu. cinematografi yg sangat berkualitas, audio yg sangat jelas & jernih, pengambilan shoot2 yg tidak asal. saya tahu pemeran tidak akting, namun pemeran2 terlihat sangat natural seperti mereka tidak sedang didokumentasikan. terima kasih mas Udin selaku sutradara. semoga sukses & ditunggu karya2 selanjutnya.
Saya baru nonton sekarang. saya setuju mas dengan pendapat anda tentang pemerannya yg terkesan sangat natural dan real alami di kehidupan mereka,ga ada rasa kalo mereka lagi di dokumentasikan..saya sangat kagum dengan film ini beserta pemerannya benar benar murni kehidupan ala desa desa di pegunungan 👍
Film ini mengingatkan pengalaman masa kecil di lereng gunung merbabu. Perasaan sukacita dalam kesederhanaan disajikan dengan epic. Suasana desa yang sangat asri dan kental dg gotong royongnya membuat rindu kampung halaman. Saya dulu juga berjuang untuk bisa sekolah harus bangun pagi naik mobil pick up dengan udara dingin yang menusuk tulang. Ternyata perjuangan itu tidaklah seberapa. kondisi orang tua jauh lebih baik karena punya penghasilan bulanan. Sehingga tidak merasakan pengalaman seperti teman² saya yg orang tua nya petani. Sekarang saya paham betul kenapa teman2 memilih untuk putus sekolah. Ada yg memilih menjadi ART di ibu kota atau malah menikah muda. Saya percaya pada kekuatan semesta. Ketika kita memperjuangkan apa yang kita mau dan itu selaras dg kehendak yg kuasa pasti semesta pasti akan mendukungmu. Terimakasih untuk yang telah berjuang melawan keterbatasan. Untuk teman² yang putus sekolah karena kondisi orang tua. Anda luar biasa. Terimakasih sudah berbesar hati. Teruslah belajar karena belajar dimanapun itu krn belajar tidak harus di sekolah.
Kagum banget sama penceritaannya dan pengambilan gambarnya yang intim. Aku sampe bisa ikut ngerasain bener-bener gimana rasanya kebingungan pas musim ga mendukung untuk panen, sedihnya nggak cukup biaya untuk nerusin sekolah, susahnya jualin hasil panen ke pasar, kesspiannya ditinggal anak ke pesantren. Dan aku masih ga percaya aku bisa ikut nangis nonton ini. Pernah sampe beli dvd-nya untuk nonton, tapi gak bisa blend sama penonton di rumah 😂 Makasih banget mas Udin sudah upload filmnya di sini, kamu keren banget mas! 🙏
Realistis. Natural. Nuansanya mengingatkan cerita setiap anak desa, kurang lebih mirip. Persoalan hasil panen, biaya sekolah, kebutuhan mendasar yang harus hemat, kerja tangguh. Bagi yang terlahir sebagai anak desa di perkampungan pasti relate dengan kita. Film ini sungguh mewakilkan sekelumit kisah sederhana nan bermakna. Karya terindah
Setuju banget karna ini bukan sekedar film belaka tpi untuk mengajarkan diri kita agar tetap semangat menjalani hidup apapun keadaan nya dan tidak menyerah
Jadi inget masa KKN :( sblm KKN sedih soalnya dpt tempat KKN yg bnr2 jauh dari kota, keadaan rumah jg bener2 sederhana.2bulan dsna mlh betah, pas mau pulang ditangisin warga dsna..kita jg sedih ninggalin..warganya ramah dan tulus..baik2..beruntung kami bisa diterima jg dngn baik oleh mereka..
Arifin ini spt kehidupan saya waktu SD. Cuma beda situasi, ortu arifin petani sayur, ortu saya jualan rempeyek kacang.. Serba susah...iya, tp kedekatan keluarga sangat romantis. Tiap bangun pagi bantu org tua nyiapin dagangan baru sekolah. Pulang sekolah bantu ortu goreng repmpeyek. Tiap hari spt itu. Hingga kelas 2 SMP bpk meninggal.. Putus asa... Iya. Pengen tidak melanjutkan sekolah krn setelah dintiggal bpk utk makan saja susah. Tidak pernah sarapan.. Kalo pulang sekolah makan nasi aking ( nasi kering di kukus lg) biaya sekolah saja sampai nunggak2. Cita cita saya sebetulnya sangat muluk sekali yaitu cukup menyelesaikan SMP saja. Tp dorongan Simbok ( ibuk) begitu kuat, sampai beliau bilang... " wis le, koe sekolah wae, nek ra sekolah rep dadi opo suk mben?.. Masalah ragat ben aku sik mikir ro kakangmu. Sik penting koe sekolah, ra usah mikir ragat..tak pikire ro mas mu. ( sudah nak, kamu sekolah saja. Kalau tidak sekolah kamu mau jadi apa? Masalah biaya biar aku sm kakakmu yang cari, yg terpenting km sekolah tidak usah mikir biaya). Walaupun Simbok berkata spt itu sy hati sy ttp tidak tega.. Tiap hari sy menyaksikan mereka ( simbok dan kakak banting tulang bekerja agar saya bisa sekolah). akhirnya ada saja berkat Tuhan yg diberikan hingga saya bisa menyelesaikan SMP dan melanjutkan di SMK N 2 Wonosari hingga lulus, dengan bekal ijazah SMK saya bekerja pindah2 kota cari uang sendiri, dari buruh pabrik, pekerja di resto, hotel, kuli dll hingga sy bekerja di perusahaan besar sampai skrg dan dlm waktu dekat ini sy akan mewujudkan cita citaku utk Simbokku..yaitu punya usaha restoran dan ingin membangkitkan kembali usaha bapakku dahulu semoga tahun ini segera buka. Pengalaman hidup saya semasa kecil telah mengajarkan banyak hal, bahwa manusia tidak boleh menanamkan sifat menyerah ataupun pasrah.. Semua butuh usaha dan banting tulang ntah Gusti Allah merestui atau tidak tp saya yakin tidak ada kata sia sia di mataku.. Kalian yg merasa masih banting tulang hanya untuk hidup sehari hari.. Jangan pernah menyerah.. Karena Gusti Allah Tau bahwa kita sedang berjuang!!!!!.. Semangat...!!!
Amin mas cerita mu menjadi inspirasi ku, trnyata ke susahan ku tak seperti yg ku bayangkan sprti yg lain. Emang skrg aku msh susah Mas, aku sudh kerja dr kenek, jualn, seles micin, proyek, jd seles otomotif selama 8thn alhamdulillah aku ada kemajuan dn akhirnya aku di awal thn menjadi spv.. Tp sayang semuanya sirnah akibat kelalaian ku, kenakalan ku trlalu lupa dngn ke adaan.. Dan akhirnya aku terjatuh terpuruk lg, tp alhamdulillah skrg biar aku hnya bisa ksh mkn ank dan istri ku tp setidaknya hidup ku skrg lebih sehat dan menjadi Bpk yg bertanggung jawab.. Skrg aku merintis usaha ku yg kecil ini baru 4bln brjaln semoga Allah SWT memberikan kelancaran atas apa yg aku cita cita kn.. Amin
benar siapapun busa jadi apapun, duluk bapak saya tukang sampah ngumpulin rosok, saya sering bantu... alhamdulillah sekarang saya punya usaha sendiri... dulu sering disepelekan gara2 cuma anak tukang sampah... sekarang giliran saya sudah mampu katanya sombong dasar mulut orang...
terharu bangett, dibalik keindahan alam tersimpan banyak perjuangan,kesedihan,kerja keras,pengorbanan penduduk yg bergantung. tapi salut dengan kerukunan dan kehangatan yg mereka ciptakan untuk sekedar berbincang dan bercanda dengan keluarga, seketika rasa lelah dan jenuhnya pikiran yg mereka rasakan sedikit terobati dengan gelak tawa mereka💪. Semangat terus pribumi♥️, dari aku yg sampai usia 23th belum pernah merasakan keindahan alam seperti itu, apalagi mendaki gunung😭😭😭
Saya sebagai anak seorang petani merasa terharu. Setidaknya begitulah ekonomi di pedesaanku. Tapi alhamdulillah orang tua saya mampu membiayai sekolah sampai lulus smk. Dan sekarang saya kerja merantau dengan gaji umr aja mereka bangganya MasyaAllah luar biasa. Merasa bersyukur banget. 😁😁 Lanjutkan film" sperti ini. Agar orang" lebih banyak bersyukur 👍 (salam dari lereng sumbing Temanggung)
dulu aku mau lanjutin sekolah nangis nangis emak ku janda 6 anak, nggak mau daftarin, 2 hari aku nggak mandi nggak makan ,akhir e ak disekolahi,uang jajan ak kumpulin buat beli buku & byr SPP , wkt istirahat temen lain beli Soto ak cm beli kwaci matahari, pas olaraga beli es lilin 1 biji. uang jajanku sekolah lumayan byk krn ak sering bantu kerjaan ibu jd diksh duit lebih , jam 2 malam ak dah bangun bantu emak jualan sayur ,wkt subuh nasi matang( masak pki kayu) trus nyuci baju pki tangan ,bangunin 3 adik utk mandi ,sarapan bersama lalu berangkat sekolah . ak sering iri dg temen seusia byk main , tinggal makan , pacaran. ngalor ngidul tebar pesona. singkat cerita ak jd Tenaga kerja Indonesia alias TKI hongkong 17 th dan ALHAMDULILAH skrg bisa pny rumah sendiri . love you mak 💖.
@@bensky1252 cayaou.....Semangat ... tak mengapa jd TKI duit halal kok. TKI tdk hina sob... dg jd TKI kita bisa menguasai byk bahasa asing secara gratis . semoga keturunan sampean kelak bisa sekolah Akmil Aamiin .
Terima kasih buat konten yang luar biasa ini admin. Saya akhirnya sadar, Sesusah apapun hidup saya saat ini, ternyata masih ada yang hidupnya lebih susah tapi mereka berusaha untuk bersyukur dan menjalani.
Yg gak bosen liat film ini, cung tangan, saya sdh 3x nonton tp ketagihan terus Jurnalisnya keren, membawa kita seakan2 berada di lingkup mereka 😊 menginspirasi dan penuh makna
Petani, yang selalu bekerja dalam diam, doa, dan keikhlasan. Hidup mereka jauh dari sejahtera,tp tampak bahagia. Film yg dikemas secara alami, tanpa aktor terkenal tp sangat hidup dan memberi makna bg penonton. Melalui tokoh Arifin kita melihat bagaimana sebenarnya anak petani Indonesia yg hidup dlm keterbatasan. Terima kasih Negeri Film yg menyuguhkan tontonan penuh renungan hidup utk kita.
Relate banget sebagai anak seorang petani di desa (namun bukan pegunungan). Pernah saya tulis gede-gede di meja Bapak biasa ngerokok pas mau lulus SD, kira-kira tahun 2000/2001. SD SMP SMA Kuliah tapi gak ada respond, yg akhirnya aku nekat ambil formulir SMP tanpa ijin, karna NEMku waktu itu tinggi jadi yakin ketrima, baru bilang sama orang tua, klo aku gak nekat ambil formulir mungkin aku gak akan bisa kuliah dan kerja di consultan IT salah satu perusahaan IoT Amerika yang di HK.
@@057fazamuhandisaasro2 ambil sisi baiknya, sayapun masih belum bisa mengatakan bahwa "this is the last destination of your career goals", masih panjang perjalanan. www.linkedin.com/in/riyanto-tambah-43bb0b697
Nemu film ini krn dikasih tau kakak...n entah knp aq seneng aja dg logat mreka yg sll mengingatkanq dg masa kecilku yg diasuh sm juragan bapakq sewaktu bapakq masih jd kuli beras di pasar....n film jg mengingatkan dg kata2 almarhumah ibuku yg bilang "Wong tuo ora lulus sekolah mung trimo kejar paket lan dadi petani & kuli....tp anak2ku ojo sampe ono sing turun ky wong tuo ne...anak2ku kudu iso sekolah dhuwur lan dadi wong" (Orang tua tidak lulus sekolah dan hanya ikut kejar paket A dan jd petani dan kuli/buruh...tp anak2 jangan sampe bernasib sama dg orang tuanya...anak2 harus bisa sekolah tinggi dan menjadi sukses) Dan puji Tuhan ortuku pun bs menyelesaikan tanggung jawabnya utk aq & kedua kakakq utk bs mengenyam pendidikan sampe kuliah n skrg sudah bekerja n berumah tangga.... Masih ingat dl wakti sekolah SMP d salatiga & SMA d magelang sering diejek krn aq orang ngablak (anak gunung/anak kampung/anak ndeso) tp aq bersyukur b bangga lahir d merapi sari,ngablak yg tak jauh dr genikan.... 😇😇
Dari sini saya banyak belajar, apapun, kesemuanya. Usaha, sederhana, ikhlas, dan yakin pada gusti. Bahwa hidup di dunia hanya untuk satu hal, tenteram, selebihnya adalah untuk akhirat. Dan semua mempunyai porsi tenteram masing2, semua tergantung pada gusti allah ta'ala.
KEREN!!! Latar ceritanya persis dengan apa yang kualami, medio tahun 2009, zamannya pilpres, tumbuh dari keluarga petani kurang mampu, masa peralihan dari SD ke Sekolah Menengah, dan saat itu sedang digalakkan BOS, sekolah gratis, serta anggaran pendidikan mencapai 20% APBN. Namun bagaimanapun, pendidikan adalah suatu yang masih mahal bagi kaum seperti kami. Dari sekolah dasar sampai sekarang, mungkin 80% lebih biaya pendidikan dapat dari beasiswa dan bantuan dari keluarga besar. Boro-boro untuk biaya sekolah, pemasukan pun kadang gak bisa menutupi biaya kehidupan sehari-hari, padahal makan udah dipress makan seadanya pake tahu-tempe, sama sayur daun singkong depan rumah yang dijadiin pagar alami. Hasil pertanian juga tidak dapat diharapkan, dimana sering sekali biaya selama perawatan justru lebih tinggi dibandingkan hasil panennya. Solusi terbaik ya memang sekolah di pesantren, karena biasanya biaya lebih terjangkau. Tapi Alhamdulillah, Tuhan selalu kasih jalan, dan saat ini masih berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir di PTN paling timur di Pulau Jawa, meskipun agak telat sih. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka yang merubahnya sendiri. Kuy berjuang lebih keras lagi, Indonesia butuh orang-orang jujur, peduli dan pekerja keras seperti kita. Tetap semangat meskipun hidup ini berat. Btw, nasib Arifin sekarang gimana ya? HARAPANNYA SIH, SEMOGA FILM INI BISA DIANGKAT KE LAYAR LEBAR, ADA PERAN PEMERINTAH JUGA UNTUK MENDEKLARASI DAN MEMASARKAN, AGAR ANAK-ANAK "KURANG BERUNTUNG" LAINNYA TERMOTIVASI UNTUK MERUBAH SISTEM DI INDONESIA SUPAYA LEBIH BAIK LAGI
46:00 Dia mengatakan nilai nya dengan jujur. Dia dapat nilai tertinggi, walaupun mungkin di Kota Jakarta dan daerah lain, itu termasuk standar. Orang tua nya begitu senang walaupun anak nya harus jelasin berkali2 tentang bedanya peringkat dan nilai tertinggi. Aku seneeenggg banget liatnya. Di Jakarta, aku kalau dapat nilai dibawah 7 atau 8 aja kadang harus diem-diem. Kadang ortu suka compare nilaiku sama teman yg lain walaupun nilai teman ku hanya beda beberapa poin. Walaupun terkadang dapat nilai sempurna aja, orang tua ku hanya cukup berkata "Bagus deh" atau "Yaudah, pertahanin. Jangan sampe anjlok lagi" Mungkin kalian pernah alamin ini atau bahkan nggak pernah. Tapi, melihat video ini... Aku terharu. Aku pengen aku lebih bersyukur dengan kehidupan aku yg lebih baik dari anak ini. Ortu bisa sekolahin, walaupun mereka kadang terlalu memaksa aku jadi perfeksionis. Sedangkan keluarga mereka ini, sangaaaatt bersyukur walaupun hanya seadanya. Orang tua nya bangga dengan anaknya, anaknya juga menjadi lebih jujur, ikhlas dan bisa dibilang lebih bahagia dari aku. Sekian curhatannya nya... No salty please, sekiranya ini yg dialami aku aja pas nonton documentary ini
Mereka di negeri sana pnya karakter yg bagus2, attitude yg bagus2 ksuksesan seseorg bkn dlihat dri nilai akademik.tpi karakter yg akan berpengaruh pda kesuksesanny
Hbs nnton sedih baca komennya Makin nangis.. haru bacanya Sama kya aku alhamdulillah kecukupan tp ortu yg kurang apresiasi sm perjuanganku dulu, ditekan terus belajarnya dr kecil sampe kuliah pun harus nurut jurusannya, akhirnya kerja sesuai ijazah slm 3 tahunan.. banggain ortu seragamnya tp aku yg jalanin rasanya kosong , hbs itu aku resign dan krja jd karyawan swasta pake ijazah SMA .. auto hubungan anak ortu renggang sejak itu maap malah ikut curhat 😂🤣
Nonton ini jadi inget almarhum nenek, dia petani dan pernah bilang kalo musim hujan nya panjang, hasil tani nya banyak yg mati:( Selalu kangen suasana desa, masyarakatnya apa adanya, mencintai alam karna dari alam mereka bisa makan, bisa hidup. Beda bgt sm masyarakat perkotaan.
Aktingnya benar2 alami... Benar2 seakan tak ada settingan dan sekenario.... Benar2 menggambarkan kehidupan desa yang sesungguhnya... Tetap berjuang meski dalam keadaan apapun... Sy nonton tak ada yang di skip... Senyum2 sendiri dan bangga dengan apa adanya film ini.... Salut sekali sama para tokoh... Tempatnya bagus.. Benar2 realita yang sesunggunya... Salut salut salut.. Proficiat untuk team dan penduduk sana... Alamnya bagus sekali. Salam kebhinekaan , salam sukses... Berkah Dalem
Bersyukur tetiba ada film ini muncul di home youtube. Isinya dalam. Setiap yang diperankan murni. Pengambilan gambar dan suara sangat juara. Teduh sekali isinya, suka kabut, suka suasana damai seperti ini. Sisi kehidupan yang benar adanya. Terima kasih ya untuk semua tim yang sudah berusaha keras membuat film ini. Keren! 🙏
Saya mampir ke channel ini lagi setelah tahun lalu terakhir nonton filmnya, ternyata belum ada video terbaru. Buat lagi dong :') memang sulit siih, film dokumenter ini saja memakan waktu selama lima tahun. Tapi hasilnyaa kereen, aku jatuh cinta! suka bangeet sama filmnya :') dan memang suka kabut sih, suka dengan kesederhanaan di kampung. Pokoknya saya dukung dan saya tunggu karya selanjutnya!
😥 Nangis lihat kesederhanaan, kepolosan, kedekatan keluarga, saling tolong menolong dari para tokoh di film ini. Mereka mungkin kekurangan materi, namun mereka hidup penuh cinta dalam keluarganya 😥. Thats beautiful. Semoga saja sekarang keadaan mereka sudah lebih baik. Kapan-kapan kalo ada kesempatan pengen jalan kesana.
Yg buat film ini pasti orang orang hebat, film ini benar benar natural, seolahh pembuat film ini menaruh kamera tersembunyi agar tidak terlihat oleh orang orang didalamnya. Biasanyakn orang didesa seperti itu pasti merasa aneh melihat proses pembuatan film tpi Prilaku mereka sangatlah natural Mantafff pokonya saya dukung film ini sampai masuk tv nasional, agar mereka yg merendahkan petani dan selalu merendahkn penghasilan petani bisa berfikir bahwa mereka harus bertahan hidup dengan cara bertani Yg setuju like ☺
Keinget bapak yang cuma lulusan sd selalu berusaha nyekolahin 5 anak nya dan akhirnya kakak bisa masuk TNI sementara aku masi kuliah dan yang paling kecil baru masuk SMA. Sebangga itu sama bapak
Setelah membaca beberapa komentar pada film ini, yang intinya tentang "menghargai" petani lokal. Setiap saya mudik ke kampung saat libur semester tiba, Ayah selalu menanamkan nilai kehidupan dengan kegiatan sehari-hari. Membeli cabai satu bungkus harga 2ribu, membeli semangka 1kg/5ribu, menerima buah tangan berupa sayur mayur seperti tomat, singkong, kacang tanah, bawang merah dan buah-buahan segar sperti pepaya, pisang, jagung, ciplikan, cerme, dan lainnya.. Semua yang saya beli di pasar, ternyata bisa didapat dengan mudah di kampung halaman. Entah itu menanam sendiri atau tetangga yang memberi. Kalaupun itu adalah sesuatu untuk di jual.. Ayah selalu bilang "daripada memberi uang lalu dikatakan menghina, lebih baik kita beli hasil panen mereka sesuai dengan harga yang dijajakan. Sebab itu lebih mulia."
Nangiss bgt pas nonton. Keren banget ya Allah. Melalui film ini, terasa ditampar oleh pahitnya dunia... Apalagi pas scenenya Arifin dan bpknya yang ga mau makan krn rindu arifin. Ma first film dokumenter yang gw nonton... Sekeren ini ternyataa, nonton film dokumenter awalnya krn tugas kuliah yg mana gw kira ngebosenin.. Eh malah jadi terharu... huhuhu berharap dijadiin series.. Dahlah mau lanjut kerja tgs. Sekali lagi makasih buat para peran dan pendukung dalam pembuatan film ini.. Sumpah Sekerennn ituuuuuu. Mau sungkeman sama yg jadi penyukses film ini..
Sampai nangis kejer nonton ini, pas adegan ngangkat rumput persis kaya bapak di kampung, terimakasih bapak ibu sudah mengajarkan saya arti kesederhanaan dan bersyukur, dan saya sekarang sudah mencari hidup di kota #SangatInspiratif
Saya sbgai ank petani jg pernah ngalamin hal ini,. orngtua sudh pasrah gak mmpu buat biaya sekolah untuk masuk SMK,. Alhamdulillah pnya Kaka laki" tertua yg mau menanggung smua,pdhal saya jg tau kaka jg kerj serabutan tp mau mngushakan adiknya ttp skolah..skrng saya lagi kerja smbil kuliah dgan biaya sndri..smoga bisa mngangkat derajat orngtua dan kluarga
Saya kesini gara2 tidak sengaja hp saya kepencet waktu saya tidur, dan saya terbangun dari tidur gara2 denger orang ngomong dg logat khas orang magelang kebetulan saya punya saudara orang magelang jd saya hafal logatnya. Akhirnya saya tonton film ini sampai habis, ternyata bagus sekali filmnya. Saya jd rindu saudara saya disana dan suasana disana. Semoga sukses terus untuk film ini
Nonton film ini, melemparkan kembali ingatan saya waktu seusia arifin. 6 tahun di sd selalu juara kelas, tetapi ketika harus melanjutkan, ibu skit keras, terpaksa saya stop sekolah. Waktu itu kepala sekolah sampai datang menanyakan dan membujuk bapak buat tetap menyokong sekolah saya, apa daya, jangankan untuk sekolah, makan sehari hari saja sangat sulit waktu itu. Saya hanya bisa menangis di balik tembok rumah petak yang kami kontrak. Setahun kemudian , akhirnya saya bisa masuk sekolah juga, di tempat yang sama sekali tidak saya bayangkan, 95 persen pelajaran agama, hanya dua mata pelajaran umum. Sempat berontak waktu itu, bukan karena tidak bersyukur, tetapi saya betul betul ingin menguji kemampuan saya di sekolah umum. Finnaly, sekarang yang ada hanya rasa syukur, bersyukur, karena ortu memasukkan saya di sekolah agama, karena sedikit banyak bisa menjadi pondasi saya hingga saat ini.
Saya orang asli jawa. Sangat bangga bisa dibuat film bahasa jawa. Kalau inget jadi sedih. Saya juga anak seorang petani yang dari dulu susah buat biaya sekolah. Hingga sekarang saya sudah kuliah disemester 4. Perjuangan saya belum selesai. Dulu pas awal mau sekolah tidak dapat izin. Ya pastilah masalahnya biaya. Tapi saya berusaha meyakinkan ortu. Hingga sampai saat ini. Sedih, terharu, seneng, bangga. Perjalanan saya belum berakhir. Semangat buat semua orang. Semangat untuk berjuang. Semua paati ada jalannya. Allah Maha Besar. Aku bersyukur hidup dalam keluarga sederhana namun buat nyaman. Seindah2nya tempat pulang ya dirumah.
Informasi besar dari kesederhanaan kisahnya. Ada kebesaran hati yg luas dalam menjalani hidup, ada kegelisahan yg berselimut dengan tekat, serta harapan untuk menyisakan mimpi dihari esok adalah keharusan demi bertahan hidup. Untuk penggarap film, eksekutor ide, terimakasih banyak atas kerja-kerasnya, ini film yg layak tonton. Mohon izin untuk share ini kepada murid-murid saya.
saya hari ini menyempatkan kesana (genikan) dan menyempatkan diri ngobrol sebentar dengan bapak sardadi, penanam kentang dalam film ini.. memang sungguh desa yang indah dan view yang menakjubkan
Film ini dibuat tahun 2009, hampir 11 tahun lalu. Semoga di tahun 2020 ini keadaan keluarga mereka sudah lebih baik daripada waktu itu, dan terus diberi kesehatan.
Keren abis, inget jaman dulu tiap tahun Pulkam ke Jawa Tengah, ikut Pakde, cari Suket, rumput yg tingginya sampe 2 meter, untuk Makan sapi, Ambilnya d Hamparan Hutan Pinus, harum bgt, ada Mata air, kami langsung mandi d kolam yg hanya cukup untuk 2 Orang, gw orang kota yang selalu kangen pulkam, panen jagung,alpukat,cengkeh dll, seneng bgt liat Kehidupan d Kampung, Masyarakatnya sederhana dan sangat menjunjung tinggi Adat, sopan santun yang selalu d jaga. Adat budaya pun sangat lestari abadi. Lihat Kakek dn orang2 main gamelan dan reok d kampung, malem2 ke sawah cari belut, kerennn bgt. Makanannya sederhana tapi enak BGT, dinginnya menusuk sampe ke tulang... bgtulah kehidupan d Kampung, d Gunung.. Jalan dri rumah ke rumah, makan selametan, Keren bgt. Denger suara Petasan yg d mainkan anak2 kampung pakai Bumbu, Keren suaranya kayak Bom... wkwkwk... saling saut menyaut dan bergema. Luar Biasa.
Keren parahlah ini Dulu sempet nyari filmnya tapi gak ketemu Jadi belajar memandang hidup dari sudut pandang yang lain gak cuma tentang ambisi, Bahwa hidup hebat gak harus jadi orang pinter, kaya, berjasa besar, bijaksana, maupun berkuasa Tapi hebat juga adalah yang bersyukur, menerima hidup dengan lapang dan sudi membantu disaat kita sendiri masih kekurangan.
Yang nonton saat hari kemerdekaan mana suaranya, Semoga 75 tahun kemerdekaan indonesia bisa lebih maju, walau itu masih jauh dari kenyataan, tapi setidaknya kita punya impian untuk memajukan negri kita ini, (DIRGAHAYU INDONESIA KU) 🇮🇩✊🏼
Lebih bagus film ini dari pada drama drama Korea.. aku harap pemerintah buka mata lebar lebar nasib petani kita Indonesia negara agraris.. kaish lah 30/40%✓ full kesejahteraan mereka.. teknologi pertanian dan kemudahan akses jual hasil y
Lebih tepatnya di banding sinetron2 indonesia. Karena justru sinetron2 indonesia lah yg memberikan dampak buruk dengan menunjukan hal hal yg tidak realistis dan berlebihan. Dengan sudut pandang yang tidak jelas hanya searah
baru nonton sekarang, sejak detik pertama sampai terakhir tanpa skip, mengamati benda benda jaman dulu saya masih kecil sekali. merasakan bagaimana orang tua saya susah payah hutang sana sini, menjual apa saja yang dipunya untuk menyekolahkan kelima anak anaknya, dan sekarang benar benar merasakan menjadi orang tua. semoga langkah kita dipermudah dimanapun kita berada.. ini pertama kali saya menulis komentar di youtube. karena saya seperti sedang berada di dalam film tersebut.
Di tahun 2006-an pernah kepikiran bikin sesuatu yg bisa menghubungkan para petani langsung dengan konsumen. Dgn harapan harga hasil panen bisa sama dengan harga pedagang. Jd petani bisa mendapatkan kehidupan yg layak. Proposal udah disiapkan buat diajukan ke stakeholder. Survey lapangan dilakukan. Dan ternyata hasilnya ya mengejutkan. Di lapangan, hampir 99% petani tidak mau dgn metode direct selling. Mereka udah terlanjur nyaman dgn kondisi dimana tengkulak yg akan membeli hasil panen mereka semua. Meskipun diharga murah, yg penting hasil panen laku smua dan dpt uang. Selain itu, seandainya mereka mau, mereka bakal di'ruwet' para mafia tengkulak. Ternyata tidak semudah yg saya pikirkan saat itu. Banyak sekali yg hrus dirombak. Mulai dari cara berpikir petani (yg notabene sudah berumur, kolot, dan gaptek), sistem distribusi, dan jg para mafia. Dicuplik dari caption ignya mas hanton.
Seharusnya keberadaan koperasi dari pemerintah sangat diperlukan di sini seperti apa yg pernah berjalan di desaku. Tapi sayang, kini koperasinya bangkrut dan sudah tidak berjalan.
@@NegeriFilms harus dimulai dr kalangan yg lbh muda sbg pionir dr cara berusaha tani yg lbh mensejahterakan, nanti yg tua² akan ikuti. Selain masalah akses pasar utk mengatasi jerat tengkulak, juga bisa ditawarkan alternatif pertanian organik tanpa pestisida yg nilai jualnya lbh tinggi lagi. Yg bikin para petani makin sejahtera.
Jadi ingat kalau habis Subuh sebelum sekolah kami harus ke sawah dulu walaupun hanya 30-45 menit untuk membantu bapak mengurus sawah.... Saya sambil sekolah SMP membantu Mamak jualan pecel.. Terimakasih Bapak dan Mamak... Perjuanganmu sungguh luar biasa bagi kami anak2mu. Hanya Do'a yang kini dapat kai kirimkan untuk Bapak dan Mamak... Semoga surga balasan dari yang Kuasa... Aamiin... 😥😥😭😭
bertani adalah sebuah pekerjaan mulya, mereka bekerja dalam diam, doa, dan keikhlasan. Hidup mereka jauh dari sejahtera,tp tampak bahagia. suasana desa yang alami, indah dan asri, melalui tokoh Arifin kita melihat bagaimana sebenarnya anak petani Indonesia yg hidup dlm keterbatasan. Terima kasih Negeri di bawah kabut Film yg menyuguhkan tontonan penuh renungan hidup utk kita.
😭salam dari GRABAG,,rindu magelangku dah 2 tahun gk pulang🥺😭,,terimakasih telah bikin video tanpa halu,tanpa drama,,realy real,,matursuwunn...🙏🙏kangen ANDONG,MERBABU ,MERAPI ,KETEP😍❤🤗MEREMBES 🥺😭
Ibu gw sibuk membentuk gw supaya bisa kerja kantoran dan ber AC, tapi beliau ttp stay dg profesi petani kopi , Bu ingin pulang kampung kembali kemasa2 indah di kampung , mandi disungai , suasana panen kopi , membabat rumput, panen buah2 di sekitaran pohon kopi, skrg harga kopi makin anjlok pupuk semakin mahal, tenaga pekerja 50k perhari , maaf Bu blm bisa bantu , semoga bisa move on dan kembali kepada asal memajukan hasil panen kopi dikampung Sedikit cerita dari petani kopi di OKU Sumsel
Karena saya pernah berada di kehidupan yg mirip dengang film ini,saya bisa tau dan masuk dalam alur ceritanya,,semoga mreka semua bisa hidup lebih baik....semoga film ini yg di produksi 2009 dan rilis di youtube 5,6,2020..bisa viral dan menginspirasi kita semua...
kaget aku ..indonesia punya film dokumenter kehidupan seperti ini...setelah melihat film ini..alangkah bersyukurnya yg saya rasakan..terkadang suka mengeluh..mereka uang 1000 pun sangat berrti..salut sama sutradara dan produser nya..jempolan pokoknya
Beruntunglah Bagi mereka yang makan dari hasil Keringatnya Sendiri ... Terimakasih Negeri Film, untuk film dokumenter nya, film yang bagus layak untuk di tonton,film yg banyak sekali mengajarkan arti kehidupan,Kesederhanaan,perjuangan,rasa bersyukur,Cita-Cita,kasih sayang orang tua. Saya anak dari petani,orng tua saya berjuang demi saya,apapun caranya dan saya bangga.
saya suka bgt sama video ini.entah disebutb video, film atau dokumenter. saya sedih skali liat video ini yang menceritakan kehidupan orang di pedesaan terdalam. betapa susahnya cari uang buat makan. berbagai cobaan mendatang. tpi mereka ttp berusaha untuk berusaha bekerja keras untuk melewati cobaan tersebut. terimakasih para petani yang sudah bekerja keras menghasilkan makanan hasil pertanian yang bisa kita untuk makan sehari hari.. i proud of you:)
jebul ono film se apik iki, latar e neng magelang meneh, jan ora pedot aku nonton film iki, tambah tambah sukur dulur, ojo lesa lesu wae, urip kudu lueh semangat, ora ketang sesuk 2030 krisis pangan, dewe kudu tetep mangan, maturnuwun petani indonesia ❤
Relate banget sama kehidupanku di Temanggung dulu pas mau masuk SMP , ga punya biaya , bapak harus hutang persis sekali dengan scene yang ada di film ,lalu akhirnya perhiasan satu"nya yangtidak seberapadi jual , susah , sedih , perjuangan masih harus berlanjut dan terulang kembali saat lulus SMP dan akan melanjutkan ke SMA . akhirnya saya mengalah dengan keadaan . saya pikir , saya akan menghentikan mimpi saya untuk mendapat pendididkan yang layak . rasanya ingin marah dengan keadaan setiap kali melihat teman sebaya berangkat dan pulang sekolah . akhirnya saya putuskan untuk bekerja di kota . disana saya bekerja sebagai baby sister . setiap kali pulang kampung dan bertemu dengan teman , rasanya minder sekali . setelah bekerja sekian lama . akhirnya saya mendapat kesempatan untuk menempuh paket c . dan sekarang saya sedang kuliah di salah satu univ swasta di Ungaran . inget juga dulu sebelum kerja di kota , harus ikut bapak jadi buruh di ladang orang . tangan pegel , badan mau rontok rasanya . huft semoga panjang umur selalu untuk bapak ibu , panjang umur selalu untuk petani Indonesia juga Rabu, 10 Juni 2020 - Ungaran
jadi kangen temanggung, dulu aku pernah ke temanggung 1mingguanlah ,di tmgg cuman nenangin diri dari keramaian kota ketempat sodara temenku, aku kangen sama hawa,cuacanya orang orangnya bantu bantu bertani juga menangin panen mbako,sawi,makaninn hewan sapi dll, pen kesana lagi :(
semoga cerita inspirasi embak ini dibaca banyak orang, syukur² dibaca oleh produser atau apa sehingga diundang diacara talk show tv seperti kick andy, hitam putih, dsb.
Kereen parah intinya,, semua isinyaa tersampaikan. Dan untuk bbrp penonton pasti terasa relate bgt dg cerita ini, termasuk saya. Betapa sulitnya sekolah, dan malah nangis ketika ditanya gak bisa nerusin sekolah. Semua pesannya relate bgtlah intinya.
Menang di 15 festival...dpt 2 penghargaan...fantastis sekali...di awal ku liat judulnya sj sdh yakin ini pst bgs...stlh ku tonton ternyata teramat sangat bagus
Film yang sangat epic sekaligus menyentuh, belajar arti kerja keras dan kekeluargaan dr bapa Petani, memiliki jiwa berhati besar dari seorang anak Petani serta rasa tolong menolong sesama disaat kita juga sedang membutuhkannya
Nangis, terima kasih Negeri Film telah menghasilkan karya yg luar biasa. Melalui film ini, sudut pandang baru terbuka, tentang bagaimana kehidupan sesungguhnya dibalik pemandangan indah yg disajikan oleh semesta😭
Gilaa, gabisa berkata2 gw sama film ini. Salut juga ama produser, sutradara, dan para kru, gimana mereka bisa bikin konsep film dokumenter yg senatural ini, mulai dari pengambilan gambar, percakapan antar tokoh, dan permasalahan2 yg muncul. Kalo bisa tolong tembusin biar film dokumenter ini bisa sampe ke Bang Nadiem, Kemendikbud, hingga Pak Jokowi, agar para elite politik mengerti, inilah realita sistem pendidikan di Indonesia yg sejatinya masih sulit dijangkau bagi kalangan masyarakat menengah kebawah. Film ini mewakili keresahan masyarakat kurang mampu yg mungkin hingga saat ini masih sulit untuk menjangkau akses pendidikan karena terkendala biaya. Terkait sistem pendidikan kita yg masih menerapkan "penggunaan seragam" di sekolah2, yg mana pada dasarnya pengadaan seragam sekolah itu nanti ujung2nya akan menjadikan wali murid yg berasal dari kalangan menengah kebawah sangat terbebani. Karena menurut saya esensi pendidikan adalah bagaimana kegiatan belajar mengajar itu dapat terselenggara dengan baik. Tak harus berseragam sama pun tak apa, asal tetap diterapkan pendidikan disiplin dan kerapian. Itu aja sih dari gw, selebihnya luar biasaaaa..
Kalau saya tidak salah, saya pernah baca bahwa penerapan seragam sekolah itu justru untuk "menyamaratakan" status sosial siswa sekolah. Dengan kata lain begini, baik dari keluarga mampu atau tidak mampu semua memakai seragam yang sama. Justru kalau tidak ada seragam dan dibebaskan untuk berpakaian seperti apa, dikhawatirkan perbedaan status sosial justru makin mencolok. Yang punya pakaian bagus pakai yang bagus, bagi yang kurang mampu berpakaian seadanya. Bukankah malah kasihan dilihatnya. Memang benar, faktanya bagi sebagian orang tua mungkin terasa berat untuk membelikan perlengkapan sekolah diawal² jenjang pendidikan baru, seperti seragam dll tetapi mau tidak mau memang harus begitu. Lagipula, seragam kan juga termasuk barang yang awet, tidak musti tiap tahun harus ganti, kecuali memang sudah tidak muat.
ماشاء اللّٰه 🙏 trenyuh, speechless, melihat ketenangan dan qonaah nya beliau-beliau dan perjuangannya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, gotong royong & saling tolong menolongnya amatlah patut untuk dijadikan renungan dan contoh. smoga smua jd bisa lebih bersyukur dan mengejawantahkan rasa syukurnya dg mnolong sesama 😭🙏
25 November 2021. Baru saja saya tonton. Dari film ini banyak bgt sih pelajaran yg bisa diambil. Anak milenial seperti saya harus pandai pandai bersyukur. Keren bgtt kayak gada setingan samsek, dan alur filmnya bener bener apa adanya banget. Terimakasih pelajarannya 🙏🙏
aku hafal betul tempat ini, lereng gunung merbabu sekitaran kopeng... tempat nenek kakekku membesarkan ibuku bersama 5 orang saudaranya, situasi sama persis seperti di film..sooo jadi rindu tanah air.. :(yangon-myanmar :)
Iya keliatanya desa dilereng gunung merbabu ya kalau ndk salah, viuw gunung sindoro dan sumbing itu yg megigatkan aku pas naik ke merbabu via suwanting
Innalillahi Wa Innalillahi Rajiun kemarin tepat Hari Jum'at, 19 Juni 2020 ayah dari Arifin telah meninggal Dunia (Semoga Amal dan Ibadah nya diterima oleh Allah SWT) amiim
@@rumahherbalontaemasofficia3307 lihat dokumentasi filmnya saja terharu akan keadaan anak2 kecil yang ingin meneruskan pendidikan disana. Terima kasih infonya semoga almarhum tenang disana dan arifin tetap semangat menjalani kehidupannya
Lihat vidio ini karena tugas latihan pengamatan dari dosen. Kagum, takjud, dan luar biasa banget dari seluruh pembuatan film. Semua terlihat begitu nyata ketika dilihat dan ditonton, seolah masuk dan terlibat berinteraksi dengan karakter yang berada film tersebut. Semuanya tampak natural, alami. Backsound dan natural sound yang benar-benar membuat film terasa makin ingar-bingar. Di sisi lain, film ini banyak pelajaran dan hikmah serta makin bersyukur atas segala nikmat dan rahmat yang Allah berikan. Film ini tidak berbicara tentang kehidupan, Melainkan hikmah hidup yang penuh pelajaran, Menuntun pada sikap kesabaran dalam menanam, Mengarahkan sikap ikhtiar dalam menjalankan. Ada banyak keinginan namun tak sesuai harapan, Ada banyak usaha namun terhalang oleh keadaan, Walau berat bukan berarti memilih tidak dijalankan, Tapi harus dipikirkan agar asa dapat terwujudkan. Extraordinary!
Tiba2 nih video ada di timeline recomend youtube gue. Langsung klik nonton sampe habis. Gue langsung inget di dieng. Ya allah,,hidup dikampung memang tenang tapi susah apa2. Mengajarkan kita buat bersyukur banyak2..
Memutuskan untuk nonton lg, setelah sekian lama, desa yg indah.. Kehidupan yg sederhana, justru membuat kita lebih bersyukur, terima kasih atas karya yg luar biasa 🙏
Sesuai keadaan, aku yo wong deso meski desaku datar daerah pesawahan. Omahe wong tuwaku neng tengah, tapi meskipun ditengah sawah herany tidak punya sawah, sehingga harus bekerja ditempat orang, Bahkan masih kelas 2 SD kau sudah bekerja di kebun tebu, sehingga tangan dan muka ku hancur terkena tajam nya daun tebu. Suatu hari setelah lulus SD aku lanjut ke SMP thn 86, waktu kelas 1 di suruh mandi sama bu guru, katanya aku belum mandi, karena waktu itu aku garuk 3 tangan yang gatelnya karena terkena infeksi luka yang terlalu banyak, Aku bilang saya sudah mandi buk, tapi ibu guru tidak percaya, sehingga hati ku merintih sedih, bagaimana tidak menangis dlm hati. Meski susah aku tetap semangat ingin pinter, akhi6 lulus SMP thn 89. Terpaksa putus sekolah karena orang tua tidak ada biaya, karena sudara banyak, 1 th berikut nya bisa sekolah di SMA di kecamatan,........ Setelah tamat SMA merantau ke riau , kerjaan apa aja kau jalani mulai kuli bangunan , buruh angkut, penjaga rumah orang kaya, jadi tukang ojek....... Sampai akhirnya dapat kerja dan meneruskan kuliah dgn biaya sendiri sampai lulus sarjana...... Ayo anak desa semangat lah, jalan mu masih panjang..... Untuk meraih mimpi.....
Film dokumenter yg sangat luar biasa. Cara pengambilan atau shootingnya ahh mantap. Pasti memakan waktu yg lama, terbukti dari berapa kali warga desa panen,anak kecil yg kukunya dipotong dari bayi sampe bisa belajar ngomong,si Arifin dari tamat SD masuk ke pesantren. Aku tau persis bagaimana petani mulai dari membibit Sampai memanen tanaman karena aku juga anak petani. Waduh ini sih film yg sangat menginspirasi karena keadaan warga di desa itu sangat sederhana,tapi quality time bersama keluarga itu hebat,sesama tetangga akur,suami istri saling terbuka dan Romantis. Ihhh sumpah ini keren 4 Jempol buat film ini. 👍👍👍👍
terima kasih bagi yg sudah membuat film ini, banyak sekali pelajaran yg bisa saya ambil dari film tersebut, di film negeri dibawah kabut ini mengenai rasa cinta orang tua terhadap anaknya. Film ini adalah sebuah film dokumentar. Tampaknya dialog-dialog di dalam film ini tidak di reka-reka dan memang demikian apa adanya. Pemandangan dalam filmnya sangat indah. Angle yang digunakan untuk merekam peristiwa sehari-hari di desa tersebut pun sangat menarik. Menurut saya yang mengedit film sangat cekatan sehingga bisa menghasilkan cerita yang mengalir dan begitu indah. Meskipun alur film ini cukup lambat, saya sungguh bersyukur bisa menonton film ini. Perasaan saya diaduk-aduk melihat berbagai peristiwa yang digambarkan dalam film tersebut.
Ini real kehidupan di pegunungan😢 (hampir sama di lereng gunung sumbing parakan temanggung) mengingatkan masa kecil ku yg lulus sd tidak bisa meneruskan ke SMP krn orang tua tidak punya biaya dan akhirnya orang tua memasukan q ke pondok pesantren di magelang. Dan skrg saya tinggal di semarang. Tidak lah sia2 perjuangan orang tua terhadap anak nya. Semoga allah menyanyagi kedua orang tua kita sperti mereka menyanyangi kita. Aamin
Ayah saya asli parakan. Tapi setelah lulus kuliah, kerja dan berkeluarga tinggal di jakarta selatan, sehingga saya lahir dan besar di jkt. Tp sudah 3 thn ini saya tdk pulang. Film ini sangat mengobati rindu saya sama kampung halaman.
Sekarang justru orang orang Semarang pada pingin punya rumah di sekitar gunung mas. Seperti daerah Kopeng , Parakan , Bandungan , Wonosobo dll. Enak koyone...
Kehidupan seorang petani lereng gunung merbabu, dan Perjuangan luar biasa seorang ayah arifin yang mondar mandir sana sini mencari pinjaman demi anaknya bisa sekolah. Film ini membawa saya terhanyut mengikuti alurnya dan merasakan emosionalnya. Terimakasih sudah membuat film yang sangat bagus sekali. Mohon penuhi youtube dengan karya2 selanjutnya ❤️
KEREEEEN lanjutkan, saya keturunan Jawa dan Sunda suka sekali lihat film ini, kita di ajarkan banyak bersyukur. masih banyak laapisan langit yg belum kita ketahui . Kit susah, namun ada yg lebih susah dari kita
Saat menyaksikan ini, saya jadi teringat&rindu keluarga2 kami di Jateng khususnya di kaki gunung Merbabu : ) Sekolah kami mempunyai program live in untuk siswa/i ke daerah Jateng. Setiap tahun lokasinya berbeda2. Namun kebetulan dua tahun berturut2 pernah di daerah Merbabu di desa Kenalan dan Kedakan. Warga disana sangat ramah&etos kerjanya sangat luar biasa, pekerja keras. Murid2 kami belajar ttg kesederhanaan, keramahan, toleransi&bekerja keras. Mereka jd mengetahui betapa mereka hrs bersyukur bs mendapat pendidikan&mereka juga belajar utk mau membantu&menolong sesama yg membutuhkan. Mereka juga belajar bercocok tanam&membantu aktifitas keluarga yg mereka tinggali di ladang. Mereka sudah kami anggap keluarga kami sendiri&masih berkontak hingga hari ini. Terima kasih untuk film yang sangat menginspirasi ini, semoga para petani&keluarganya dapat lebih baik kesejahteraannya di masa yang akan dtg. Amin🙏🏻🙏🏻🙏🏻
film 2009 tp bagus banget, dan tokoh arifin seumuran dgn saya. Lingkungan sosial dan Ceritanya juga tak jauh beda dengan realita kehidupan saya waktu lulus SD. Lokasi syuting sepertinya saya tidak asing. kalau didengar logat bicaranya masyarakat dataran tinggi di wonosobo dan magelang. Tapi yg ada wilayah Grabag dan Ngablak itu di Kab. Magelang. Tak jauh dari rumah saya. dan saya hafal betul bentuk gunung2 difilm tersebut. Pas ngantar kepondok grabak itu gunung andong, terus yang atasnya ada tower pemancar itu gunung telomoyo. dan sepertinya lokasi syuting ini dekat pos pendakian gunung merbabu via jalur wekas. lihat film ini jadi kangen rumah dan kangen jaman sd.
Saya juga anak seorang petani walaupun orang tua sy hanya bs menyekolahkan sy dan sdr2 sy sampai lulus sd saja tp ttp bersyukur toh rezeki tdk ada kaitannya dengan pendidikan, skrg sy tinggal di jkt dan Alhmdulillah rezeki sy skrg tdk kalah sm temen sy yg bs kuliah. Cuma saran sy kalau tmn2 ada yg ga bs sekolah di masa kecilnya skrg bs kok kejar paket kalau mau serius insyaallah jg bs jd sarjana. Jaman sekarang insyaallah semua serba di mudahkan kalau kita mau berdoa dan berusaha.
Film yang sangat memberi pelajaran hidup, lebih lebih untuk bersyukur. Semoga semua para petani Inonesia Allah limpahkan rezeki dan kesehatan, dan anak2nya bisa sekolah tinggi. sediih banget saat bapaknya cari pinjeman uang 😭😭😭
Sederhananya hidup ini, damai, sederhana dan harmonis sekali. Tidak seperti kehidupan di kota besar, STRESS, social preassure, kompetisi, target, panjat social, individualistis, egois, dll...
The Best indonesia film that I ever watched,, Baru selesai nonton ☺ . suka bngt sma film ini,, teringat waktu aku masih kecil,, masih di kampung, dimana mana kehidupnya sma. aku dari jawa Timur Madiun. bahasa jawaa masih bisa di pahami. ☺ by the way Siapa yang baru nonton vidio film ini Di tahun 2020 september ? pasti suka bngt sma filmnya 😁
Film terbaru kami LAGU UNTUK ANAKKU sudah bisa ditonton di channel ini.
Daerah ini gak asing bagiku.
kalo diliat dari beberapa gunung desa ini ada di daerah kaki gunung merbabu.
antara wekas sampe kopeng,
Iya nek gak salah itu pasar ngablak Magelang
@@wahyuseptyanto3794 iya dah tau sekarang, itu desa di jalur pendakian gunung merbabu. jadi inget waktu pas ketiduran di pasar ngablak berujung ketinggalan bis🤣🤣
Ak nunggu negeri dibawah kabut season ke-2
@@rudisuseno295 sama
Pengen nangis, film ini relate bgt sama kehidupan saya dan keluarga yg sama saja berlatar belakang petani, dulu jaman mau masuk SMA, alm. Bapak tidak mendukung karena alasan ekonomi, tapi alhamdulillah keluarga yang lain menyanggupi untuk membiayai sampai tamat (meski pada akhirnya sedikit banyak Bapak juga membantu). Beruntunglah buat kalian yang bisa mengenyam pendidikan tanpa harus memikirkan biaya.
Pelajaran lain, tolong bagi siapa saja yang menonton film ini dan kebetulan membaca komentar ini, mari bersama2 HARGAI hasil pertanian lokal dari dalam negeri, khususnya dari tetangga2 kita, belilah sayuran, beras, buah dan hasil pertanian dari tetangga2 kita dengan harga yang PANTAS, sebab kalian tidak tau bagaimana PERJUANGAN menjalani profesi petani , terlebih di masa pandemi seperti ini, asal kalian tau, saat ini harga cabe dari lahan petani, dibeli dengan harga kurang dari 10rb/kg, ini yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak pemuda/i yang lebih memilih bekerja dikota ketimbang meneruskan profesi sebagai petani yang kadang tidak menentu hasilnya.
Pak, maafkan anakmu yang masih belum bisa menjadi petani 😓, insyaAllah Tahun depan saya kembali ke kampung dan memulai kembali menjadi petani.
Salam dari pemuda Wonosobo.
Skrg mas nya kerja dimana kalau boleh tau?
@@radenbagushadiningratsoery7313 di pulau Belitung mas
10ribu di pasar mas. Dari petani 3ribu😭
@@gensilverado ditempat saya masih 4rb, alhamdulillah ya beda 1rb 😂😂😂
Semangat mas, cita cita saya juga balik kampung jadi petani
Saya nonton film ini pertama kali di Europe on screen sekitar 10 tahun yang lalu. Dan langsung jatuh cinta dengan desa tempat lokasi syutingnya. Hingga saya datangi 2018 lalu. Desa tersebut bernama Genikan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Memang benar-benar di bawah kabut karena berada di lereng Gunung Merbabu. Pagi, siang, sore dan menjelang malam kerap diselimuti kabut, cuacanya tidak menentu. Kalau mau mampir ke sana bisa via Salatiga atau Magelang kota, turun di Pasar Sayur Ngablak lalu lanjut naik ojek. Mampir juga ke desa sebelahnya di Desa Kedakan, Kecamatan Pakis, bisa dijangkau dengan jalan kaki. Warganya rukun sekali, gereja dan masjid berdampingan. Kalau ke sana temui Pak Suyono, orangnya sangat baik. Sampaikan salam dari saya. Sudah janji akan kembali tapi belum sempat.
suwun wes dijelasne alamate
Bukun lereng gunung dieng ya
Bertemu dgn para petani yg ada di film ini Ndak mas?
@@azmialbahij bantu jawab kak, bukan, ini di lereng merbabu
Sbelah kamponge bjoku kui
Untuk stasiun TV Indonesia🤗
Saya mengajukan saran untuk menayangkan film ini di televisi sesering mungkin dari pada menayangkan ulang sinetron. Terimakasih atas pesannya yg dibaca :) dan sarannua yang diterima.
Setuju
Setuju. Selama ini stasiun TV yang sering menayangkan film dokumenter semacam ini paling hanya TVRI.
Yg setuju mana jempol nya
Kadang sy berpikir orng2 tv kurang peka terhadap keadaan lingkugan.mereka terus2an menyusupi konsumen dengan hal2 yg kurang mengena dalam kehidupan sehari hari.mereka bahkan lupa indonesia itu seperti apa....alam dan masyarakatnya.....yg bagus bagus kaya gini mereka anggap kurang bagus dari sisi bisnis....ya...padahal belum tentu....
Tv kebanyakan nayangin reality show keluarga artis 😔
Dialognya mengalir apa adanya, seperti tanpa script...ekspresinya juga natural sekali,pantaslah diganjar dengan banyaknya penghargaan...SALUT....👍👍👍👍
Deretan gunung itu
Hanya bisa diam menyaksikan
Tangis pilu hati manusia
Yang tergeser dari kelayakan
Di bawah selimut kabut harapan
Gunung setia menemani
Semoga mentari baru akan datang
Membawa harapan yang lama hilang.
Salam,
(Lereng Arjuna)
👍👍👍
Dimananya
@@dickyiksan3884 Trawas
Kata2nya sangat menyentuh
Salam tko wong Puri luur
Untuk para pembeli dagangan tolong jarilah pembeli yang cerdas, maksudnya bedakan mana penjual yg menjual untuk untung dan mana yg menjual untuk hidup🌱
Yangg untung juga untuk hidup kalau gak hidup gak jualan😂
Inilah realita kehidupan di pedesaan... Kehidupan yg penuh dengan kesederhanaan... Tidak heran kalau banyak orang pergi merantau, mengadu nasib ke Ibu Kota bahkan ke pulau lain demi kehidupan yg lebih layak... Kehidupan mirip seperti ini banyak ditemui hampir di semua pedesaan di Indonesia, bedanya Desa Genikan berada diatas awan dengan suhu udara yg sangat dingin...
Saat menonton film ini, sempat beberapa kali air mata sy hampir menetes, namun selalu tertahan oleh candaan² yg mereka perankan... Tapi setelah melihat komentar² dibawah, air mata sy tak tertahan lagi...
Meski masih banyak adegan² yg matanya (masih) melirik ke kamera, namun bagi sy film ini sempurna... Nontonnya dirumah aja rasanya sudah sangat² menyentuh, apalagi kalau nontonnya di bioskop...
Salut untuk NEGERI FILMS... Salut untuk Produser dan tim produksinya...
Mohon maaf jika pada komentar sy terdapat kalimat yg tidak pantas...
Salam dari Palangka Raya... 🙏🙏🙏
Ngomong² sudah hampir 9 tahun, si Arifin apa kabarnya ya?
Tersentuh banget pas diskusi masalah biaya sekolah😭 pernah merasakan demikian,alhamdulilah bisa flashback melalui film ini dan mengerti betapa berharganya saudara kandung yang bisa membantu walau hanya sedikit tapi meringankan. Semoga yang dulu merasakan kelak nasibnya akan berubah dan bisa membantu banyak orang yang membutuhkan
dibuat tahun 2009, namun kualitas gambar sangat bagus, walupun ini bukan film layar lebar. film2 ditahun itu belum tentu memiliki kualitas sebagus itu.
cinematografi yg sangat berkualitas,
audio yg sangat jelas & jernih,
pengambilan shoot2 yg tidak asal.
saya tahu pemeran tidak akting, namun pemeran2 terlihat sangat natural seperti mereka tidak sedang didokumentasikan.
terima kasih mas Udin selaku sutradara. semoga sukses & ditunggu karya2 selanjutnya.
maaf mas. mau tanya, bisa tau tahun 2009 dari mana ya? apa sy yg kurang teliti😂 *tanya
Tahu th 2009 dari Pilpres 2009 yg Megawati-Prabowo vs SBY-JK vs Wiranto-Solahudin Wahid
@@yudihs9378 oalahh, saya kira ini tahun 2015an lo, buka deskripsi kok 2011😂
Iya saya juga kaget wkwk, saya masih 10 thn waktu itu skarang dah mau 22, brasa tua 😅
Saya baru nonton sekarang. saya setuju mas dengan pendapat anda tentang pemerannya yg terkesan sangat natural dan real alami di kehidupan mereka,ga ada rasa kalo mereka lagi di dokumentasikan..saya sangat kagum dengan film ini beserta pemerannya benar benar murni kehidupan ala desa desa di pegunungan 👍
Film ini mengingatkan pengalaman masa kecil di lereng gunung merbabu. Perasaan sukacita dalam kesederhanaan disajikan dengan epic. Suasana desa yang sangat asri dan kental dg gotong royongnya membuat rindu kampung halaman.
Saya dulu juga berjuang untuk bisa sekolah harus bangun pagi naik mobil pick up dengan udara dingin yang menusuk tulang. Ternyata perjuangan itu tidaklah seberapa. kondisi orang tua jauh lebih baik karena punya penghasilan bulanan. Sehingga tidak merasakan pengalaman seperti teman² saya yg orang tua nya petani. Sekarang saya paham betul kenapa teman2 memilih untuk putus sekolah. Ada yg memilih menjadi ART di ibu kota atau malah menikah muda.
Saya percaya pada kekuatan semesta. Ketika kita memperjuangkan apa yang kita mau dan itu selaras dg kehendak yg kuasa pasti semesta pasti akan mendukungmu.
Terimakasih untuk yang telah berjuang melawan keterbatasan. Untuk teman² yang putus sekolah karena kondisi orang tua. Anda luar biasa. Terimakasih sudah berbesar hati. Teruslah belajar karena belajar dimanapun itu krn belajar tidak harus di sekolah.
👏👏
Kalau bisa coba ajukan mahasiswa untuk KKN ke desa anda , biasanya kampus2 akan melihat potensi2 di desa demi kemajuan bersama .
Ampel, selo atau mana ???
Salam lereng merbabu
Daerah jogja kh ini mas?
Kagum banget sama penceritaannya dan pengambilan gambarnya yang intim. Aku sampe bisa ikut ngerasain bener-bener gimana rasanya kebingungan pas musim ga mendukung untuk panen, sedihnya nggak cukup biaya untuk nerusin sekolah, susahnya jualin hasil panen ke pasar, kesspiannya ditinggal anak ke pesantren. Dan aku masih ga percaya aku bisa ikut nangis nonton ini. Pernah sampe beli dvd-nya untuk nonton, tapi gak bisa blend sama penonton di rumah 😂 Makasih banget mas Udin sudah upload filmnya di sini, kamu keren banget mas! 🙏
Pembawaannya Mirip film²china .sumpahh keren bangett
Realistis. Natural. Nuansanya mengingatkan cerita setiap anak desa, kurang lebih mirip. Persoalan hasil panen, biaya sekolah, kebutuhan mendasar yang harus hemat, kerja tangguh. Bagi yang terlahir sebagai anak desa di perkampungan pasti relate dengan kita. Film ini sungguh mewakilkan sekelumit kisah sederhana nan bermakna. Karya terindah
Assalamualaikum..
Yang setuju film ini di tayangin di TV like🙏
Terimakasih.
Setuju banget karna ini bukan sekedar film belaka tpi untuk mengajarkan diri kita agar tetap semangat menjalani hidup apapun keadaan nya dan tidak menyerah
Setuju, tp kayanya gak akan bisa. Karena tv skrg sudah punya kepentingan yg menutupi mata publik demi kuasa.
gk mungkin lah ditayangin di tv, televisi kita cuma mau menyangkan sinetron sampah
@@GambarHidupinsan bener tuh tv kita cuma nayangin senetron yg egak berfaedah dan egak masuk akal judulnya kayak tv sebelah tu
@@nugrohopelaihari9482 anjay broooook
Jadi inget masa KKN :( sblm KKN sedih soalnya dpt tempat KKN yg bnr2 jauh dari kota, keadaan rumah jg bener2 sederhana.2bulan dsna mlh betah, pas mau pulang ditangisin warga dsna..kita jg sedih ninggalin..warganya ramah dan tulus..baik2..beruntung kami bisa diterima jg dngn baik oleh mereka..
Arifin ini spt kehidupan saya waktu SD. Cuma beda situasi, ortu arifin petani sayur, ortu saya jualan rempeyek kacang.. Serba susah...iya, tp kedekatan keluarga sangat romantis. Tiap bangun pagi bantu org tua nyiapin dagangan baru sekolah. Pulang sekolah bantu ortu goreng repmpeyek. Tiap hari spt itu. Hingga kelas 2 SMP bpk meninggal.. Putus asa... Iya. Pengen tidak melanjutkan sekolah krn setelah dintiggal bpk utk makan saja susah. Tidak pernah sarapan.. Kalo pulang sekolah makan nasi aking ( nasi kering di kukus lg) biaya sekolah saja sampai nunggak2. Cita cita saya sebetulnya sangat muluk sekali yaitu cukup menyelesaikan SMP saja. Tp dorongan Simbok ( ibuk) begitu kuat, sampai beliau bilang... " wis le, koe sekolah wae, nek ra sekolah rep dadi opo suk mben?.. Masalah ragat ben aku sik mikir ro kakangmu. Sik penting koe sekolah, ra usah mikir ragat..tak pikire ro mas mu. ( sudah nak, kamu sekolah saja. Kalau tidak sekolah kamu mau jadi apa? Masalah biaya biar aku sm kakakmu yang cari, yg terpenting km sekolah tidak usah mikir biaya). Walaupun Simbok berkata spt itu sy hati sy ttp tidak tega.. Tiap hari sy menyaksikan mereka ( simbok dan kakak banting tulang bekerja agar saya bisa sekolah). akhirnya ada saja berkat Tuhan yg diberikan hingga saya bisa menyelesaikan SMP dan melanjutkan di SMK N 2 Wonosari hingga lulus, dengan bekal ijazah SMK saya bekerja pindah2 kota cari uang sendiri, dari buruh pabrik, pekerja di resto, hotel, kuli dll hingga sy bekerja di perusahaan besar sampai skrg dan dlm waktu dekat ini sy akan mewujudkan cita citaku utk Simbokku..yaitu punya usaha restoran dan ingin membangkitkan kembali usaha bapakku dahulu semoga tahun ini segera buka. Pengalaman hidup saya semasa kecil telah mengajarkan banyak hal, bahwa manusia tidak boleh menanamkan sifat menyerah ataupun pasrah.. Semua butuh usaha dan banting tulang ntah Gusti Allah merestui atau tidak tp saya yakin tidak ada kata sia sia di mataku..
Kalian yg merasa masih banting tulang hanya untuk hidup sehari hari.. Jangan pernah menyerah.. Karena Gusti Allah Tau bahwa kita sedang berjuang!!!!!.. Semangat...!!!
Amin mas cerita mu menjadi inspirasi ku, trnyata ke susahan ku tak seperti yg ku bayangkan sprti yg lain. Emang skrg aku msh susah Mas, aku sudh kerja dr kenek, jualn, seles micin, proyek, jd seles otomotif selama 8thn alhamdulillah aku ada kemajuan dn akhirnya aku di awal thn menjadi spv.. Tp sayang semuanya sirnah akibat kelalaian ku, kenakalan ku trlalu lupa dngn ke adaan.. Dan akhirnya aku terjatuh terpuruk lg, tp alhamdulillah skrg biar aku hnya bisa ksh mkn ank dan istri ku tp setidaknya hidup ku skrg lebih sehat dan menjadi Bpk yg bertanggung jawab.. Skrg aku merintis usaha ku yg kecil ini baru 4bln brjaln semoga Allah SWT memberikan kelancaran atas apa yg aku cita cita kn.. Amin
brebes aku moco ceritamu mas.... 😭😭 saya pernah mengalami namanya susah tpi mgkin gak sesusah itu
Merinding aku bacanya, sering denger cerita kaya gini dari otangtua. Sering menyepelekan ceritanya. Tapi setelah lihat film ini... Ngga bisa berkata"
benar siapapun busa jadi apapun, duluk bapak saya tukang sampah ngumpulin rosok, saya sering bantu... alhamdulillah sekarang saya punya usaha sendiri... dulu sering disepelekan gara2 cuma anak tukang sampah... sekarang giliran saya sudah mampu katanya sombong dasar mulut orang...
👍di filmkan keren 👍
Aku gak nyangka film yg terlihat sederhana bisa mnjadi seindah ini. Semua terjadi dgn begitu natural. Keren bgt pkoke 👌
terharu bangett, dibalik keindahan alam tersimpan banyak perjuangan,kesedihan,kerja keras,pengorbanan penduduk yg bergantung.
tapi salut dengan kerukunan dan kehangatan yg mereka ciptakan untuk sekedar berbincang dan bercanda dengan keluarga, seketika rasa lelah dan jenuhnya pikiran yg mereka rasakan sedikit terobati dengan gelak tawa mereka💪.
Semangat terus pribumi♥️,
dari aku yg sampai usia 23th belum pernah merasakan keindahan alam seperti itu, apalagi mendaki gunung😭😭😭
Saya sebagai anak seorang petani merasa terharu.
Setidaknya begitulah ekonomi di pedesaanku.
Tapi alhamdulillah orang tua saya mampu membiayai sekolah sampai lulus smk.
Dan sekarang saya kerja merantau dengan gaji umr aja mereka bangganya MasyaAllah luar biasa. Merasa bersyukur banget. 😁😁
Lanjutkan film" sperti ini. Agar orang" lebih banyak bersyukur 👍
(salam dari lereng sumbing Temanggung)
:')
dulu aku mau lanjutin sekolah nangis nangis emak ku janda 6 anak, nggak mau daftarin,
2 hari aku nggak mandi nggak makan ,akhir e ak disekolahi,uang jajan ak kumpulin buat beli buku & byr SPP , wkt istirahat temen lain beli Soto ak cm beli kwaci matahari, pas olaraga beli es lilin 1 biji. uang jajanku sekolah lumayan byk krn ak sering bantu kerjaan ibu jd diksh duit lebih , jam 2 malam ak dah bangun bantu emak jualan sayur ,wkt subuh nasi matang( masak pki kayu) trus nyuci baju pki tangan ,bangunin 3 adik utk mandi ,sarapan bersama lalu berangkat sekolah .
ak sering iri dg temen seusia byk main , tinggal makan , pacaran. ngalor ngidul tebar pesona.
singkat cerita ak jd Tenaga kerja Indonesia alias TKI hongkong 17 th dan ALHAMDULILAH skrg bisa pny rumah sendiri .
love you mak 💖.
el Jingga aku pingin sekolah sma yo ra keturutan...pingin e ben iso sekolah akmil...saiki maleh dadi tki yoan
sangat menginspirasi
@@bensky1252 cayaou.....Semangat ...
tak mengapa jd TKI duit halal kok. TKI tdk hina sob... dg jd TKI kita bisa menguasai byk bahasa asing secara gratis .
semoga keturunan sampean kelak bisa sekolah Akmil Aamiin .
@@azura89 Perih pedih masa itu.
el Jingga anak q cita" ne mlah pingin nyusul ayah e
Terima kasih buat konten yang luar biasa ini admin.
Saya akhirnya sadar,
Sesusah apapun hidup saya saat ini, ternyata masih ada yang hidupnya lebih susah tapi mereka berusaha untuk bersyukur dan menjalani.
1:02:10 banyak banget yang bisa diambil dari film ini, ngelihat guru di desa seniat itu utk bantu anak2 di desa bisa sekolah lebih tinggi. speechless
PETANI Penyangga Tatanan Negara Indonesia, pekerjaan yg sangat mulia tetapi hanya segelintir yg berterima kasih pada mereka
Yap.... kalau lagi pulang kampung Saya KAGUM sama para PETANI... mereka orang2 HEBAT... semoga para PETANI di INDONESIA semakin SUKSES...🤲🤲🤲💝💝💝
Cara berterimakasih cuma 1.beli produk mereka dgn harga yg pantas
Yg gak bosen liat film ini, cung tangan, saya sdh 3x nonton tp ketagihan terus
Jurnalisnya keren, membawa kita seakan2 berada di lingkup mereka 😊 menginspirasi dan penuh makna
Petani, yang selalu bekerja dalam diam, doa, dan keikhlasan. Hidup mereka jauh dari sejahtera,tp tampak bahagia. Film yg dikemas secara alami, tanpa aktor terkenal tp sangat hidup dan memberi makna bg penonton. Melalui tokoh Arifin kita melihat bagaimana sebenarnya anak petani Indonesia yg hidup dlm keterbatasan. Terima kasih Negeri Film yg menyuguhkan tontonan penuh renungan hidup utk kita.
Relate banget sebagai anak seorang petani di desa (namun bukan pegunungan). Pernah saya tulis gede-gede di meja Bapak biasa ngerokok pas mau lulus SD, kira-kira tahun 2000/2001.
SD
SMP
SMA
Kuliah
tapi gak ada respond, yg akhirnya aku nekat ambil formulir SMP tanpa ijin, karna NEMku waktu itu tinggi jadi yakin ketrima, baru bilang sama orang tua, klo aku gak nekat ambil formulir mungkin aku gak akan bisa kuliah dan kerja di consultan IT salah satu perusahaan IoT Amerika yang di HK.
Akun linkedin-nya boleh tau? Mau belajar dari sampeyan hehe
@@057fazamuhandisaasro2
ambil sisi baiknya, sayapun masih belum bisa mengatakan bahwa "this is the last destination of your career goals", masih panjang perjalanan.
www.linkedin.com/in/riyanto-tambah-43bb0b697
@@lafurija9923 Hong Kong nya mana?
@@letterme9094 No.9 science museum road, kowloon
tapi aku gak stay disana, aku untuk project di Indonesia 😀
Mantab pak, hampir sama ceritaku tapi ini masih kuliah😞
Nemu film ini krn dikasih tau kakak...n entah knp aq seneng aja dg logat mreka yg sll mengingatkanq dg masa kecilku yg diasuh sm juragan bapakq sewaktu bapakq masih jd kuli beras di pasar....n film jg mengingatkan dg kata2 almarhumah ibuku yg bilang
"Wong tuo ora lulus sekolah mung trimo kejar paket lan dadi petani & kuli....tp anak2ku ojo sampe ono sing turun ky wong tuo ne...anak2ku kudu iso sekolah dhuwur lan dadi wong"
(Orang tua tidak lulus sekolah dan hanya ikut kejar paket A dan jd petani dan kuli/buruh...tp anak2 jangan sampe bernasib sama dg orang tuanya...anak2 harus bisa sekolah tinggi dan menjadi sukses)
Dan puji Tuhan ortuku pun bs menyelesaikan tanggung jawabnya utk aq & kedua kakakq utk bs mengenyam pendidikan sampe kuliah n skrg sudah bekerja n berumah tangga....
Masih ingat dl wakti sekolah SMP d salatiga & SMA d magelang sering diejek krn aq orang ngablak (anak gunung/anak kampung/anak ndeso) tp aq bersyukur b bangga lahir d merapi sari,ngablak yg tak jauh dr genikan....
😇😇
Dari sini saya banyak belajar, apapun, kesemuanya. Usaha, sederhana, ikhlas, dan yakin pada gusti. Bahwa hidup di dunia hanya untuk satu hal, tenteram, selebihnya adalah untuk akhirat. Dan semua mempunyai porsi tenteram masing2, semua tergantung pada gusti allah ta'ala.
KEREN!!! Latar ceritanya persis dengan apa yang kualami, medio tahun 2009, zamannya pilpres, tumbuh dari keluarga petani kurang mampu, masa peralihan dari SD ke Sekolah Menengah, dan saat itu sedang digalakkan BOS, sekolah gratis, serta anggaran pendidikan mencapai 20% APBN. Namun bagaimanapun, pendidikan adalah suatu yang masih mahal bagi kaum seperti kami. Dari sekolah dasar sampai sekarang, mungkin 80% lebih biaya pendidikan dapat dari beasiswa dan bantuan dari keluarga besar. Boro-boro untuk biaya sekolah, pemasukan pun kadang gak bisa menutupi biaya kehidupan sehari-hari, padahal makan udah dipress makan seadanya pake tahu-tempe, sama sayur daun singkong depan rumah yang dijadiin pagar alami. Hasil pertanian juga tidak dapat diharapkan, dimana sering sekali biaya selama perawatan justru lebih tinggi dibandingkan hasil panennya. Solusi terbaik ya memang sekolah di pesantren, karena biasanya biaya lebih terjangkau. Tapi Alhamdulillah, Tuhan selalu kasih jalan, dan saat ini masih berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir di PTN paling timur di Pulau Jawa, meskipun agak telat sih.
Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka yang merubahnya sendiri. Kuy berjuang lebih keras lagi, Indonesia butuh orang-orang jujur, peduli dan pekerja keras seperti kita. Tetap semangat meskipun hidup ini berat. Btw, nasib Arifin sekarang gimana ya?
HARAPANNYA SIH, SEMOGA FILM INI BISA DIANGKAT KE LAYAR LEBAR, ADA PERAN PEMERINTAH JUGA UNTUK MENDEKLARASI DAN MEMASARKAN, AGAR ANAK-ANAK "KURANG BERUNTUNG" LAINNYA TERMOTIVASI UNTUK MERUBAH SISTEM DI INDONESIA SUPAYA LEBIH BAIK LAGI
46:00 Dia mengatakan nilai nya dengan jujur. Dia dapat nilai tertinggi, walaupun mungkin di Kota Jakarta dan daerah lain, itu termasuk standar. Orang tua nya begitu senang walaupun anak nya harus jelasin berkali2 tentang bedanya peringkat dan nilai tertinggi. Aku seneeenggg banget liatnya. Di Jakarta, aku kalau dapat nilai dibawah 7 atau 8 aja kadang harus diem-diem. Kadang ortu suka compare nilaiku sama teman yg lain walaupun nilai teman ku hanya beda beberapa poin. Walaupun terkadang dapat nilai sempurna aja, orang tua ku hanya cukup berkata "Bagus deh" atau "Yaudah, pertahanin. Jangan sampe anjlok lagi" Mungkin kalian pernah alamin ini atau bahkan nggak pernah. Tapi, melihat video ini... Aku terharu. Aku pengen aku lebih bersyukur dengan kehidupan aku yg lebih baik dari anak ini. Ortu bisa sekolahin, walaupun mereka kadang terlalu memaksa aku jadi perfeksionis. Sedangkan keluarga mereka ini, sangaaaatt bersyukur walaupun hanya seadanya. Orang tua nya bangga dengan anaknya, anaknya juga menjadi lebih jujur, ikhlas dan bisa dibilang lebih bahagia dari aku. Sekian curhatannya nya... No salty please, sekiranya ini yg dialami aku aja pas nonton documentary ini
Ga jauh berbeda denganku
Mereka di negeri sana pnya karakter yg bagus2, attitude yg bagus2 ksuksesan seseorg bkn dlihat dri nilai akademik.tpi karakter yg akan berpengaruh pda kesuksesanny
Audrey speechless ...
Hbs nnton sedih baca komennya Makin nangis.. haru bacanya
Sama kya aku alhamdulillah kecukupan tp ortu yg kurang apresiasi sm perjuanganku dulu, ditekan terus belajarnya dr kecil sampe kuliah pun harus nurut jurusannya, akhirnya kerja sesuai ijazah slm 3 tahunan.. banggain ortu seragamnya tp aku yg jalanin rasanya kosong , hbs itu aku resign dan krja jd karyawan swasta pake ijazah SMA .. auto hubungan anak ortu renggang sejak itu
maap malah ikut curhat 😂🤣
Nonton ini jadi inget almarhum nenek, dia petani dan pernah bilang kalo musim hujan nya panjang, hasil tani nya banyak yg mati:(
Selalu kangen suasana desa, masyarakatnya apa adanya, mencintai alam karna dari alam mereka bisa makan, bisa hidup. Beda bgt sm masyarakat perkotaan.
Mungkin harus lebih banyak film film dokumenter yg diangkat dan ditonton masyarakat luas, agar tau bersyukur dan tidak lagi serakah
setuju dr pd pilem2 Ga bermutu yg di siarkan
Bener bang saya setuju, dari pada drakor, atau film sinetron yg menghancurkan akhlak generasi muda
Betul... aku suka nonton film kyk gini
Bener bang setuju banget atas masukanyaa
Diangkat gmn mas.. kalo seleranya coklat mau dibilang buah anggur itu sehat dan menyegarkan tetep aja yg dimakan coklat
Aktingnya benar2 alami...
Benar2 seakan tak ada settingan dan sekenario....
Benar2 menggambarkan kehidupan desa yang sesungguhnya...
Tetap berjuang meski dalam keadaan apapun...
Sy nonton tak ada yang di skip...
Senyum2 sendiri dan bangga dengan apa adanya film ini....
Salut sekali sama para tokoh...
Tempatnya bagus..
Benar2 realita yang sesunggunya...
Salut salut salut..
Proficiat untuk team dan penduduk sana...
Alamnya bagus sekali.
Salam kebhinekaan , salam sukses...
Berkah Dalem
Bersyukur tetiba ada film ini muncul di home youtube. Isinya dalam. Setiap yang diperankan murni. Pengambilan gambar dan suara sangat juara. Teduh sekali isinya, suka kabut, suka suasana damai seperti ini. Sisi kehidupan yang benar adanya. Terima kasih ya untuk semua tim yang sudah berusaha keras membuat film ini. Keren! 🙏
Masih nunggu film yang seperti ini lagi
50
ʜʏᴜɴ.🅵：sent
26
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：@🇰🇷Liebe💞무영랑™ 사마지기면800평입니다
4
냐옹오빠：나 논 산다는 사람좀 만나러 다녀야해요
45
쏘이+복덩이💘🙇♂️🙇：나진짜 깔맞춤 청곡하는것 같애ㅋㅋㅋ
4
냐옹오빠：오늘 난 나나찌 웃겨줄라고 왓음
4
냐옹오빠：위로해주고
17
전준일오빠나나：네
3
ID:434868431：돈자따
48
🇰🇷Liebe💞무영랑™：@☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨ 그럼 두마지기 ㅋㅋ
4
냐옹오빠：@ID:434868431 돈따서 용쏘자
26
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：@🇰🇷Liebe💞무영랑™ ㅋㅋㅋ
Saya mampir ke channel ini lagi setelah tahun lalu terakhir nonton filmnya, ternyata belum ada video terbaru. Buat lagi dong :') memang sulit siih, film dokumenter ini saja memakan waktu selama lima tahun. Tapi hasilnyaa kereen, aku jatuh cinta! suka bangeet sama filmnya :') dan memang suka kabut sih, suka dengan kesederhanaan di kampung. Pokoknya saya dukung dan saya tunggu karya selanjutnya!
😥 Nangis lihat kesederhanaan, kepolosan, kedekatan keluarga, saling tolong menolong dari para tokoh di film ini. Mereka mungkin kekurangan materi, namun mereka hidup penuh cinta dalam keluarganya 😥. Thats beautiful.
Semoga saja sekarang keadaan mereka sudah lebih baik.
Kapan-kapan kalo ada kesempatan pengen jalan kesana.
Maenlah mas. Tapi bpake aripin hari ini di pggil Allah
@@MrKenthok ini nama desanya mana ya? Kayaknya gak jauh dari desa istri saya.. ya itu desa ketundan
@@RanuWarkop desa Genikan 😊
Ini film dibuat tahun berapa ya mas?
Yg buat film ini pasti orang orang hebat, film ini benar benar natural, seolahh pembuat film ini menaruh kamera tersembunyi agar tidak terlihat oleh orang orang didalamnya.
Biasanyakn orang didesa seperti itu pasti merasa aneh melihat proses pembuatan film tpi Prilaku mereka sangatlah natural
Mantafff pokonya saya dukung film ini sampai masuk tv nasional, agar mereka yg merendahkan petani dan selalu merendahkn penghasilan petani bisa berfikir bahwa mereka harus bertahan hidup dengan cara bertani
Yg setuju like ☺
Miris melihat petani dengan hasil yg tidak sesuai sekarang ☹️semoga kelak petani bisa hidup sejahtera amin ya Alloh
Keinget bapak yang cuma lulusan sd selalu berusaha nyekolahin 5 anak nya dan akhirnya kakak bisa masuk TNI sementara aku masi kuliah dan yang paling kecil baru masuk SMA. Sebangga itu sama bapak
smga orangtua panjang umurr,sehattt sehatt teruss
Saya baru resign kerja dan mencoba menjadi petani.. Karena lebih tenang dikebun, semoga berkah, aamiin
Aamiin..semoga berkah..
me too
Aamiin...👍🏽
Semangat
Bagi tips mas,saya juga pgn terjun ke pertanian
Setelah membaca beberapa komentar pada film ini, yang intinya tentang "menghargai" petani lokal.
Setiap saya mudik ke kampung saat libur semester tiba, Ayah selalu menanamkan nilai kehidupan dengan kegiatan sehari-hari.
Membeli cabai satu bungkus harga 2ribu, membeli semangka 1kg/5ribu, menerima buah tangan berupa sayur mayur seperti tomat, singkong, kacang tanah, bawang merah dan buah-buahan segar sperti pepaya, pisang, jagung, ciplikan, cerme, dan lainnya..
Semua yang saya beli di pasar, ternyata bisa didapat dengan mudah di kampung halaman. Entah itu menanam sendiri atau tetangga yang memberi. Kalaupun itu adalah sesuatu untuk di jual.. Ayah selalu bilang "daripada memberi uang lalu dikatakan menghina, lebih baik kita beli hasil panen mereka sesuai dengan harga yang dijajakan. Sebab itu lebih mulia."
I feel u sister.. just buy from them and dont haggle. Buat kita yg merasa mampu.. jangan ditawar.
Nangiss bgt pas nonton. Keren banget ya Allah. Melalui film ini, terasa ditampar oleh pahitnya dunia... Apalagi pas scenenya Arifin dan bpknya yang ga mau makan krn rindu arifin. Ma first film dokumenter yang gw nonton... Sekeren ini ternyataa, nonton film dokumenter awalnya krn tugas kuliah yg mana gw kira ngebosenin.. Eh malah jadi terharu... huhuhu berharap dijadiin series.. Dahlah mau lanjut kerja tgs. Sekali lagi makasih buat para peran dan pendukung dalam pembuatan film ini.. Sumpah Sekerennn ituuuuuu. Mau sungkeman sama yg jadi penyukses film ini..
Petani itu adalah pekerjaan yang mulia.
Terima kasih Negeri Film sudah memberikan film inspiratif ini :)
beh ada capcapung
terimakasih cap capung, channelmu menguatkan dan memberdayakan anak dalam negeri
TANPA PETANI ORANG DILUAR SANA TAK AKAN MAKAN
isthebest,, aku langganan abang cap capung setelah jadi petani mina padi di desaku gagal tapi aku tetap semangat jadi petani/ peternak setelah itu
Capcapung inspirasiku 🥺🥺🥺🥺
Sampai nangis kejer nonton ini, pas adegan ngangkat rumput persis kaya bapak di kampung, terimakasih bapak ibu sudah mengajarkan saya arti kesederhanaan dan bersyukur, dan saya sekarang sudah mencari hidup di kota #SangatInspiratif
Saya sbgai ank petani jg pernah ngalamin hal ini,. orngtua sudh pasrah gak mmpu buat biaya sekolah untuk masuk SMK,. Alhamdulillah pnya Kaka laki" tertua yg mau menanggung smua,pdhal saya jg tau kaka jg kerj serabutan tp mau mngushakan adiknya ttp skolah..skrng saya lagi kerja smbil kuliah dgan biaya sndri..smoga bisa mngangkat derajat orngtua dan kluarga
Gassslurrrrss, jangan kasih kendor
Saya kesini gara2 tidak sengaja hp saya kepencet waktu saya tidur, dan saya terbangun dari tidur gara2 denger orang ngomong dg logat khas orang magelang kebetulan saya punya saudara orang magelang jd saya hafal logatnya. Akhirnya saya tonton film ini sampai habis, ternyata bagus sekali filmnya. Saya jd rindu saudara saya disana dan suasana disana. Semoga sukses terus untuk film ini
Ini di genikan Ngablak Magelang
Panjang umur seluruh petani di Indoneisa pada umumnya, dan di Magelang pada khususnya. Jadikan petani tuan di negeri sendiri.
Weh, ono wong magelang liyane sing nonton film ki..
Salam saking Windusari magelang
dari Mangli Kaliangkrik Magelang....☝
Mantap
salam uwong sumatra utara🙏
Nonton film ini, melemparkan kembali ingatan saya waktu seusia arifin. 6 tahun di sd selalu juara kelas, tetapi ketika harus melanjutkan, ibu skit keras, terpaksa saya stop sekolah. Waktu itu kepala sekolah sampai datang menanyakan dan membujuk bapak buat tetap menyokong sekolah saya, apa daya, jangankan untuk sekolah, makan sehari hari saja sangat sulit waktu itu. Saya hanya bisa menangis di balik tembok rumah petak yang kami kontrak. Setahun kemudian , akhirnya saya bisa masuk sekolah juga, di tempat yang sama sekali tidak saya bayangkan, 95 persen pelajaran agama, hanya dua mata pelajaran umum. Sempat berontak waktu itu, bukan karena tidak bersyukur, tetapi saya betul betul ingin menguji kemampuan saya di sekolah umum. Finnaly, sekarang yang ada hanya rasa syukur, bersyukur, karena ortu memasukkan saya di sekolah agama, karena sedikit banyak bisa menjadi pondasi saya hingga saat ini.
41
🔷🔹앙증//♡Jinni♡：이제 상남자님도 내려가세요 넘 오래계시면 이쁜나나 더울어요 ㅋ
17
전준일오빠나나：울지마
36
🎃어벙모기🍄🍄🍄🍄🍄：전 임대 아파트라..팔수가..ㅠㅜ
4
냐옹오빠：@지지맨 용먼저 쏘세요
17
전준일오빠나나：화이팅
17
전준일오빠나나：힘내요
18
지지맨：냐용님 먼저쏘면 두배갑니다
48
🇰🇷Liebe💞무영랑™：누구자리버다 회장인 케이가 자리하는개 나나하네 ㅡㄴ히이 됮
Saya orang asli jawa. Sangat bangga bisa dibuat film bahasa jawa. Kalau inget jadi sedih. Saya juga anak seorang petani yang dari dulu susah buat biaya sekolah. Hingga sekarang saya sudah kuliah disemester 4. Perjuangan saya belum selesai. Dulu pas awal mau sekolah tidak dapat izin. Ya pastilah masalahnya biaya. Tapi saya berusaha meyakinkan ortu. Hingga sampai saat ini. Sedih, terharu, seneng, bangga. Perjalanan saya belum berakhir. Semangat buat semua orang. Semangat untuk berjuang. Semua paati ada jalannya. Allah Maha Besar. Aku bersyukur hidup dalam keluarga sederhana namun buat nyaman. Seindah2nya tempat pulang ya dirumah.
susantisri utami sama mbak . Mugo ae awak dewe ttp prihatin
Jowone pundi mbak
Respect
@@rianaulfani5795 semangat.. hhe akhirnya nemu yang sefrekuensi. Biarlah semesta yang bekerja.
@@mulyadimul9541 hhe..jogja mas/mb?
Awalnya penasaran selalu muncul di timeline. Eh nonton ternyata keren banget. Serasa kebawa hidup di pegunungan.
Informasi besar dari kesederhanaan kisahnya. Ada kebesaran hati yg luas dalam menjalani hidup, ada kegelisahan yg berselimut dengan tekat, serta harapan untuk menyisakan mimpi dihari esok adalah keharusan demi bertahan hidup.
Untuk penggarap film, eksekutor ide, terimakasih banyak atas kerja-kerasnya, ini film yg layak tonton. Mohon izin untuk share ini kepada murid-murid saya.
saya hari ini menyempatkan kesana (genikan) dan menyempatkan diri ngobrol sebentar dengan bapak sardadi, penanam kentang dalam film ini..
memang sungguh desa yang indah dan view yang menakjubkan
Gimana kabarnya orang2 yg di film ini?
Film ini dibuat tahun 2009, hampir 11 tahun lalu. Semoga di tahun 2020 ini keadaan keluarga mereka sudah lebih baik daripada waktu itu, dan terus diberi kesehatan.
Masih relate dgn keadaan skrg yaa
@@sholehabdulbaqi8864 menurutku masih, masih ada desa2 lain di luar sana yg memiliki nilai2 sama seperti di film ini
Daerah mana ini yaa?
@@abudzar893 magelang gan
Aamiin Allahumma Aamiin
Keren abis, inget jaman dulu tiap tahun Pulkam ke Jawa Tengah, ikut Pakde, cari Suket, rumput yg tingginya sampe 2 meter, untuk Makan sapi, Ambilnya d Hamparan Hutan Pinus, harum bgt, ada Mata air, kami langsung mandi d kolam yg hanya cukup untuk 2 Orang, gw orang kota yang selalu kangen pulkam, panen jagung,alpukat,cengkeh dll, seneng bgt liat Kehidupan d Kampung, Masyarakatnya sederhana dan sangat menjunjung tinggi Adat, sopan santun yang selalu d jaga. Adat budaya pun sangat lestari abadi. Lihat Kakek dn orang2 main gamelan dan reok d kampung, malem2 ke sawah cari belut, kerennn bgt. Makanannya sederhana tapi enak BGT, dinginnya menusuk sampe ke tulang... bgtulah kehidupan d Kampung, d Gunung.. Jalan dri rumah ke rumah, makan selametan, Keren bgt. Denger suara Petasan yg d mainkan anak2 kampung pakai Bumbu, Keren suaranya kayak Bom... wkwkwk... saling saut menyaut dan bergema. Luar Biasa.
Keren parahlah ini
Dulu sempet nyari filmnya tapi gak ketemu
Jadi belajar memandang hidup dari sudut pandang yang lain gak cuma tentang ambisi,
Bahwa hidup hebat gak harus jadi orang pinter, kaya, berjasa besar, bijaksana, maupun berkuasa
Tapi hebat juga adalah yang bersyukur, menerima hidup dengan lapang dan sudi membantu disaat kita sendiri masih kekurangan.
sigit prasetyo keren bgr komennta..☺
빠：논좀 팔게요
45
쏘이+복덩이💘🙇♂️🙇：오랜만에 유미 ㅡ 여자라서 하지 못한말
27
☁️sᴋʏNANA☁경우：ㅋ
4
ㅏ：sent
4
냐옹오빠：내일?
26
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：ㅋㅋㅋ
48
🇰🇷Liebe💞무영랑™：@냐옹오빠 4마지기만 파세요
3
ID:434868431：난 브산 남자
27
☁️sᴋʏNANA☁경우：😢
50
ʜʏᴜɴ.🅵：sent
Yang nonton saat hari kemerdekaan mana suaranya,
Semoga 75 tahun kemerdekaan indonesia bisa lebih maju, walau itu masih jauh dari kenyataan, tapi setidaknya kita punya impian untuk memajukan negri kita ini, (DIRGAHAYU INDONESIA KU) 🇮🇩✊🏼
나나에게 용기를 주는 게 나나에게 큰 힐링이됩니다
4
냐옹오빠：요즘은 7시간 8시간해
Hi im a vietnamese, where can i find an english subtitle for this documentary? Pls help i want to watch it so bad
Lebih bagus film ini dari pada drama drama Korea.. aku harap pemerintah buka mata lebar lebar nasib petani kita Indonesia negara agraris.. kaish lah 30/40%✓ full kesejahteraan mereka.. teknologi pertanian dan kemudahan akses jual hasil y
skg sudah mending mas peetanian kita
semoga lebih maji dan mensejahterakan petani
saya mau banting setir jadi petani
Betul sekali...biar tau kalau rakyat nya diluar pulau jawa bnyk yg miskin dan buanyak maling tanaman ..
Even saya memang suka drakor, tapi saya setuju televisi indonesia menayangkan film film seperti ini.
Orang punya selera masing-masing
Lebih tepatnya di banding sinetron2 indonesia. Karena justru sinetron2 indonesia lah yg memberikan dampak buruk dengan menunjukan hal hal yg tidak realistis dan berlebihan. Dengan sudut pandang yang tidak jelas hanya searah
baru nonton sekarang, sejak detik pertama sampai terakhir tanpa skip, mengamati benda benda jaman dulu saya masih kecil sekali. merasakan bagaimana orang tua saya susah payah hutang sana sini, menjual apa saja yang dipunya untuk menyekolahkan kelima anak anaknya, dan sekarang benar benar merasakan menjadi orang tua. semoga langkah kita dipermudah dimanapun kita berada.. ini pertama kali saya menulis komentar di youtube. karena saya seperti sedang berada di dalam film tersebut.
Di tahun 2006-an pernah kepikiran bikin sesuatu yg bisa menghubungkan para petani langsung dengan konsumen. Dgn harapan harga hasil panen bisa sama dengan harga pedagang. Jd petani bisa mendapatkan kehidupan yg layak.
Proposal udah disiapkan buat diajukan ke stakeholder. Survey lapangan dilakukan. Dan ternyata hasilnya ya mengejutkan.
Di lapangan, hampir 99% petani tidak mau dgn metode direct selling. Mereka udah terlanjur nyaman dgn kondisi dimana tengkulak yg akan membeli hasil panen mereka semua. Meskipun diharga murah, yg penting hasil panen laku smua dan dpt uang.
Selain itu, seandainya mereka mau, mereka bakal di'ruwet' para mafia tengkulak.
Ternyata tidak semudah yg saya pikirkan saat itu. Banyak sekali yg hrus dirombak.
Mulai dari cara berpikir petani (yg notabene sudah berumur, kolot, dan gaptek), sistem distribusi, dan jg para mafia.
Dicuplik dari caption ignya mas hanton.
Tengkulak memberi petani pinjaman modal untuk beli bibit dan pupuk, dari situ sayur udah dibeli bahkan sebelum ditanam.
Seharusnya keberadaan koperasi dari pemerintah sangat diperlukan di sini seperti apa yg pernah berjalan di desaku. Tapi sayang, kini koperasinya bangkrut dan sudah tidak berjalan.
Negeri Films simetris sama yg terjadi di desa gw, atau mungkin disetiap desa kali. setiap mengingat ini gw jadi pengen jadi presiden, asuu.
@@NegeriFilms harus dimulai dr kalangan yg lbh muda sbg pionir dr cara berusaha tani yg lbh mensejahterakan, nanti yg tua² akan ikuti. Selain masalah akses pasar utk mengatasi jerat tengkulak, juga bisa ditawarkan alternatif pertanian organik tanpa pestisida yg nilai jualnya lbh tinggi lagi. Yg bikin para petani makin sejahtera.
@@subandihalim3929 ngelawan tengkulak terkadang taruhannya nyawa mas, minimal ketidaknyamanan hidup sekeluarga, trust me :)
Difilm ini saya ikut di crew cameramen. Syuting selama 1 tahun hidup di lereng merbabu. Terakhir harus kepuncak merbabu untuk merekam suara alam
Gimana Pak keadaan desa genikan sekarang? Apa masih sama kondisinya dgn 10th yg lalu?
Wow, it must be a very valuable experience
Woowww... Keren bapak....sampe merinding saya ngebayangin nya... 👏👏👏
Ya Allah, crewnya bener bener menyatu di kehidupan mereka
Luar biassa
Jadi ingat kalau habis Subuh sebelum sekolah kami harus ke sawah dulu walaupun hanya 30-45 menit untuk membantu bapak mengurus sawah....
Saya sambil sekolah SMP membantu Mamak jualan pecel..
Terimakasih Bapak dan Mamak...
Perjuanganmu sungguh luar biasa bagi kami anak2mu.
Hanya Do'a yang kini dapat kai kirimkan untuk Bapak dan Mamak...
Semoga surga balasan dari yang Kuasa...
Aamiin...
😥😥😭😭
bertani adalah sebuah pekerjaan mulya, mereka bekerja dalam diam, doa, dan keikhlasan. Hidup mereka jauh dari sejahtera,tp tampak bahagia. suasana desa yang alami, indah dan asri, melalui tokoh Arifin kita melihat bagaimana sebenarnya anak petani Indonesia yg hidup dlm keterbatasan. Terima kasih Negeri di bawah kabut Film yg menyuguhkan tontonan penuh renungan hidup utk kita.
😭salam dari GRABAG,,rindu magelangku dah 2 tahun gk pulang🥺😭,,terimakasih telah bikin video tanpa halu,tanpa drama,,realy real,,matursuwunn...🙏🙏kangen ANDONG,MERBABU ,MERAPI ,KETEP😍❤🤗MEREMBES 🥺😭
Salam dari tetangga mas, aku wong secang heheh
Siap bos malik,,kapan ngandong bareng🤭
Mbok bali lek koyok bang toyib we ra balek balek
Salam persaudaraan juga mas, aku dari Kranggan nguet.....
Ibu gw sibuk membentuk gw supaya bisa kerja kantoran dan ber AC, tapi beliau ttp stay dg profesi petani kopi , Bu ingin pulang kampung kembali kemasa2 indah di kampung , mandi disungai , suasana panen kopi , membabat rumput, panen buah2 di sekitaran pohon kopi, skrg harga kopi makin anjlok pupuk semakin mahal, tenaga pekerja 50k perhari , maaf Bu blm bisa bantu , semoga bisa move on dan kembali kepada asal memajukan hasil panen kopi dikampung
Sedikit cerita dari petani kopi di OKU Sumsel
Baleklah Pulo dek. Liat umak di ume tuh. 😹 Semangat
Uong pengandonan ye?
@@sudutpandangku447 bukan kak kami bahasa Daya
@@Ranty2929 kukiro asli uong ogan
Cantik
Karena saya pernah berada di kehidupan yg mirip dengang film ini,saya bisa tau dan masuk dalam alur ceritanya,,semoga mreka semua bisa hidup lebih baik....semoga film ini yg di produksi 2009 dan rilis di youtube 5,6,2020..bisa viral dan menginspirasi kita semua...
setuju mas lutfi
kaget aku ..indonesia punya film dokumenter kehidupan seperti ini...setelah melihat film ini..alangkah bersyukurnya yg saya rasakan..terkadang suka mengeluh..mereka uang 1000 pun sangat berrti..salut sama sutradara dan produser nya..jempolan pokoknya
Beruntunglah Bagi mereka yang makan dari hasil Keringatnya Sendiri ...
Terimakasih Negeri Film, untuk film dokumenter nya, film yang bagus layak untuk di tonton,film yg banyak sekali mengajarkan arti kehidupan,Kesederhanaan,perjuangan,rasa bersyukur,Cita-Cita,kasih sayang orang tua.
Saya anak dari petani,orng tua saya berjuang demi saya,apapun caranya dan saya bangga.
"Jangan takut akan perubahan. Kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan peroleh sesuatu yang lebih baik lagi"
~ 20 Agustus 2020 ~
Izin copast kak
@@iyutlutfianalatifah iya kak silahkan :)
Ijin copas buat caption kak🙏🏻
@@purwaningsihmade3293 iya silahkan kak
Itu tidak bisa sama setiap hari
saya suka bgt sama video ini.entah disebutb video, film atau dokumenter. saya sedih skali liat video ini yang menceritakan kehidupan orang di pedesaan terdalam. betapa susahnya cari uang buat makan. berbagai cobaan mendatang. tpi mereka ttp berusaha untuk berusaha bekerja keras untuk melewati cobaan tersebut. terimakasih para petani yang sudah bekerja keras menghasilkan makanan hasil pertanian yang bisa kita untuk makan sehari hari..
i proud of you:)
jebul ono film se apik iki, latar e neng magelang meneh, jan ora pedot aku nonton film iki, tambah tambah sukur dulur, ojo lesa lesu wae, urip kudu lueh semangat, ora ketang sesuk 2030 krisis pangan, dewe kudu tetep mangan, maturnuwun petani indonesia ❤
Relate banget sama kehidupanku di Temanggung dulu pas mau masuk SMP , ga punya biaya , bapak harus hutang persis sekali dengan scene yang ada di film ,lalu akhirnya perhiasan satu"nya yangtidak seberapadi jual ,
susah , sedih , perjuangan masih harus berlanjut dan terulang kembali saat lulus SMP dan akan melanjutkan ke SMA .
akhirnya saya mengalah dengan keadaan . saya pikir , saya akan menghentikan mimpi saya untuk mendapat pendididkan yang layak .
rasanya ingin marah dengan keadaan setiap kali melihat teman sebaya berangkat dan pulang sekolah .
akhirnya saya putuskan untuk bekerja di kota .
disana saya bekerja sebagai baby sister . setiap kali pulang kampung dan bertemu dengan teman , rasanya minder sekali .
setelah bekerja sekian lama . akhirnya saya mendapat kesempatan untuk menempuh paket c .
dan sekarang saya sedang kuliah di salah satu univ swasta di Ungaran .
inget juga dulu sebelum kerja di kota , harus ikut bapak jadi buruh di ladang orang .
tangan pegel , badan mau rontok rasanya . huft
semoga panjang umur selalu untuk bapak ibu ,
panjang umur selalu untuk petani Indonesia juga
Rabu, 10 Juni 2020 - Ungaran
semoga panjang umur selalu untuk bapak ibu .... aamiin
sama mba aq jg wong temanggung.........sebagian dr cerita aq jg mengalami
jadi kangen temanggung, dulu aku pernah ke temanggung 1mingguanlah ,di tmgg cuman nenangin diri dari keramaian kota ketempat sodara temenku, aku kangen sama hawa,cuacanya orang orangnya bantu bantu bertani juga menangin panen mbako,sawi,makaninn hewan sapi dll, pen kesana lagi :(
Mbak Idaaaa...
semoga cerita inspirasi embak ini dibaca banyak orang, syukur² dibaca oleh produser atau apa sehingga diundang diacara talk show tv seperti kick andy, hitam putih, dsb.
Kereen parah intinya,, semua isinyaa tersampaikan. Dan untuk bbrp penonton pasti terasa relate bgt dg cerita ini, termasuk saya. Betapa sulitnya sekolah, dan malah nangis ketika ditanya gak bisa nerusin sekolah. Semua pesannya relate bgtlah intinya.
Menang di 15 festival...dpt 2 penghargaan...fantastis sekali...di awal ku liat judulnya sj sdh yakin ini pst bgs...stlh ku tonton ternyata teramat sangat bagus
Film yang sangat epic sekaligus menyentuh, belajar arti kerja keras dan kekeluargaan dr bapa Petani, memiliki jiwa berhati besar dari seorang anak Petani serta rasa tolong menolong sesama disaat kita juga sedang membutuhkannya
Nangis, terima kasih Negeri Film telah menghasilkan karya yg luar biasa.
Melalui film ini, sudut pandang baru terbuka, tentang bagaimana kehidupan sesungguhnya dibalik pemandangan indah yg disajikan oleh semesta😭
Riasan panggung terbakar karena nanati
sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：호호호
45
쏘이+복덩이💘🙇♂️🙇：수중스키 완전 졸젬
26
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：9월19일 나나 오후10시 PK있습니다 많은분들이 오셔서 축하해 주세요
26
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：마음이 힘들거나 생각이 많을거아닐까여
2
ID:678961037：Hello
45
쏘이+복덩이💘🙇♂️🙇：그거 왜그런지 알아요
19
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️릴리✨：@ID:678961037 Welcome to ☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️나나✨Broadcasting🙇♂️🙇♂️🙇♂️🙇♂️🙇♂️
45
쏘이+복덩이💘🙇♂️🙇：외로워서 그래요ㅋ
33
시원한지：안녕하세요
26
☁️sᴋʏN͙AN͙A☁️어기✨：윗몸일으키기 운동기구
Gilaa, gabisa berkata2 gw sama film ini.
Salut juga ama produser, sutradara, dan para kru, gimana mereka bisa bikin konsep film dokumenter yg senatural ini, mulai dari pengambilan gambar, percakapan antar tokoh, dan permasalahan2 yg muncul.
Kalo bisa tolong tembusin biar film dokumenter ini bisa sampe ke Bang Nadiem, Kemendikbud, hingga Pak Jokowi, agar para elite politik mengerti, inilah realita sistem pendidikan di Indonesia yg sejatinya masih sulit dijangkau bagi kalangan masyarakat menengah kebawah.
Film ini mewakili keresahan masyarakat kurang mampu yg mungkin hingga saat ini masih sulit untuk menjangkau akses pendidikan karena terkendala biaya.
Terkait sistem pendidikan kita yg masih menerapkan "penggunaan seragam" di sekolah2, yg mana pada dasarnya pengadaan seragam sekolah itu nanti ujung2nya akan menjadikan wali murid yg berasal dari kalangan menengah kebawah sangat terbebani. Karena menurut saya esensi pendidikan adalah bagaimana kegiatan belajar mengajar itu dapat terselenggara dengan baik. Tak harus berseragam sama pun tak apa, asal tetap diterapkan pendidikan disiplin dan kerapian.
Itu aja sih dari gw, selebihnya luar biasaaaa..
Kalau saya tidak salah, saya pernah baca bahwa penerapan seragam sekolah itu justru untuk "menyamaratakan" status sosial siswa sekolah. Dengan kata lain begini, baik dari keluarga mampu atau tidak mampu semua memakai seragam yang sama. Justru kalau tidak ada seragam dan dibebaskan untuk berpakaian seperti apa, dikhawatirkan perbedaan status sosial justru makin mencolok. Yang punya pakaian bagus pakai yang bagus, bagi yang kurang mampu berpakaian seadanya. Bukankah malah kasihan dilihatnya. Memang benar, faktanya bagi sebagian orang tua mungkin terasa berat untuk membelikan perlengkapan sekolah diawal² jenjang pendidikan baru, seperti seragam dll tetapi mau tidak mau memang harus begitu. Lagipula, seragam kan juga termasuk barang yang awet, tidak musti tiap tahun harus ganti, kecuali memang sudah tidak muat.
Seragam itu malah untuk menyamaratakan setatus sosial boss
ماشاء اللّٰه 🙏 trenyuh, speechless, melihat ketenangan dan qonaah nya beliau-beliau dan perjuangannya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, gotong royong & saling tolong menolongnya amatlah patut untuk dijadikan renungan dan contoh. smoga smua jd bisa lebih bersyukur dan mengejawantahkan rasa syukurnya dg mnolong sesama 😭🙏
25 November 2021. Baru saja saya tonton. Dari film ini banyak bgt sih pelajaran yg bisa diambil. Anak milenial seperti saya harus pandai pandai bersyukur. Keren bgtt kayak gada setingan samsek, dan alur filmnya bener bener apa adanya banget. Terimakasih pelajarannya 🙏🙏
aku hafal betul tempat ini, lereng gunung merbabu sekitaran kopeng... tempat nenek kakekku membesarkan ibuku bersama 5 orang saudaranya, situasi sama persis seperti di film..sooo jadi rindu tanah air.. :(yangon-myanmar :)
Ada yg bilang lereng gunung andong
Menurutku juga lereng gunung merbabu, blm lama kesasar di daerah sana soalnya. Tp asli, warga disana ramahnya minta ampun
Ngablak, Magelang,, Lereng Merbabu
Iya keliatanya desa dilereng gunung merbabu ya kalau ndk salah, viuw gunung sindoro dan sumbing itu yg megigatkan aku pas naik ke merbabu via suwanting
Jadi yang benar yang mana ini.. Jdi bingungg
Ada yang baru nonton di Desember 2020? 😂
Parah keren sih ini dokumenternya, sebagai anak pegununungan saya sangat merasakan feelnya 💯
Oioi
Punten slur
Akohh
🙋♀
Hehehehe aku ...
Innalillahi Wa Innalillahi Rajiun kemarin tepat Hari Jum'at, 19 Juni 2020 ayah dari Arifin telah meninggal Dunia (Semoga Amal dan Ibadah nya diterima oleh Allah SWT) amiim
Innalillahi masa iya beneran?
@@azizahmad9612 Serius. Saya satu desa
@@rumahherbalontaemasofficia3307 lihat dokumentasi filmnya saja terharu akan keadaan anak2 kecil yang ingin meneruskan pendidikan disana.
Terima kasih infonya semoga almarhum tenang disana dan arifin tetap semangat menjalani kehidupannya
Innalillahi wainnailairojiun moga husnul khotimah
@@azizahmad9612 amiin mas. Sama sama.
Lihat vidio ini karena tugas latihan pengamatan dari dosen.
Kagum, takjud, dan luar biasa banget dari seluruh pembuatan film. Semua terlihat begitu nyata ketika dilihat dan ditonton, seolah masuk dan terlibat berinteraksi dengan karakter yang berada film tersebut. Semuanya tampak natural, alami. Backsound dan natural sound yang benar-benar membuat film terasa makin ingar-bingar.
Di sisi lain, film ini banyak pelajaran dan hikmah serta makin bersyukur atas segala nikmat dan rahmat yang Allah berikan.
Film ini tidak berbicara tentang kehidupan,
Melainkan hikmah hidup yang penuh pelajaran,
Menuntun pada sikap kesabaran dalam menanam,
Mengarahkan sikap ikhtiar dalam menjalankan.
Ada banyak keinginan namun tak sesuai harapan,
Ada banyak usaha namun terhalang oleh keadaan,
Walau berat bukan berarti memilih tidak dijalankan,
Tapi harus dipikirkan agar asa dapat terwujudkan.
Extraordinary!
The one and only film negeri di bawah kabut,sangat natural, menginspirasi.
Proses pengambilan gambar sangat natural dan membawa penonton ikut terbawa masuk dalam suasana desa yang penuh dengan kearifan lokal. Inspiring
Tiba2 nih video ada di timeline recomend youtube gue. Langsung klik nonton sampe habis. Gue langsung inget di dieng. Ya allah,,hidup dikampung memang tenang tapi susah apa2. Mengajarkan kita buat bersyukur banyak2..
Memutuskan untuk nonton lg, setelah sekian lama, desa yg indah.. Kehidupan yg sederhana, justru membuat kita lebih bersyukur, terima kasih atas karya yg luar biasa 🙏
Semoga Ibu Bapak kita selalu diberi kesehatan dan diberi umur panjang, supaya bisa melihat anak-anak nya sukses.
"YOGYAKARTA 19 AGUSTUS 2020"
Kulonprogo den hadir
amiin 🤲
Sesuai keadaan, aku yo wong deso meski desaku datar daerah pesawahan.
Omahe wong tuwaku neng tengah, tapi meskipun ditengah sawah herany tidak punya sawah, sehingga harus bekerja ditempat orang,
Bahkan masih kelas 2 SD kau sudah bekerja di kebun tebu, sehingga tangan dan muka ku hancur terkena tajam nya daun tebu.
Suatu hari setelah lulus SD aku lanjut ke SMP thn 86, waktu kelas 1 di suruh mandi sama bu guru, katanya aku belum mandi, karena waktu itu aku garuk 3 tangan yang gatelnya karena terkena infeksi luka yang terlalu banyak,
Aku bilang saya sudah mandi buk, tapi ibu guru tidak percaya, sehingga hati ku merintih sedih, bagaimana tidak menangis dlm hati.
Meski susah aku tetap semangat ingin pinter, akhi6 lulus SMP thn 89.
Terpaksa putus sekolah karena orang tua tidak ada biaya, karena sudara banyak,
1 th berikut nya bisa sekolah di SMA di kecamatan,........
Setelah tamat SMA merantau ke riau , kerjaan apa aja kau jalani mulai kuli bangunan , buruh angkut, penjaga rumah orang kaya, jadi tukang ojek.......
Sampai akhirnya dapat kerja dan meneruskan kuliah dgn biaya sendiri sampai lulus sarjana......
Ayo anak desa semangat lah, jalan mu masih panjang..... Untuk meraih mimpi.....
Msntap mas ceritanys,,sngt meng inspirasi
Mantap mas... sukses selalu 👍
Lahir 73 ya sama sejarahnya dg saya
Film dokumenter yg sangat luar biasa.
Cara pengambilan atau shootingnya ahh mantap.
Pasti memakan waktu yg lama, terbukti dari berapa kali warga desa panen,anak kecil yg kukunya dipotong dari bayi sampe bisa belajar ngomong,si Arifin dari tamat SD masuk ke pesantren.
Aku tau persis bagaimana petani mulai dari membibit Sampai memanen tanaman karena aku juga anak petani.
Waduh ini sih film yg sangat menginspirasi karena keadaan warga di desa itu sangat sederhana,tapi quality time bersama keluarga itu hebat,sesama tetangga akur,suami istri saling terbuka dan Romantis.
Ihhh sumpah ini keren
4 Jempol buat film ini.
👍👍👍👍
ada crew nya yng ikut koment,katsnya 1 thn.
terima kasih bagi yg sudah membuat film ini, banyak sekali pelajaran yg bisa saya ambil dari film tersebut, di film negeri dibawah kabut ini mengenai rasa cinta orang tua terhadap anaknya. Film ini adalah sebuah film dokumentar. Tampaknya dialog-dialog di dalam film ini tidak di reka-reka dan memang demikian apa adanya. Pemandangan dalam filmnya sangat indah. Angle yang digunakan untuk merekam peristiwa sehari-hari di desa tersebut pun sangat menarik. Menurut saya yang mengedit film sangat cekatan sehingga bisa menghasilkan cerita yang mengalir dan begitu indah. Meskipun alur film ini cukup lambat, saya sungguh bersyukur bisa menonton film ini. Perasaan saya diaduk-aduk melihat berbagai peristiwa yang digambarkan dalam film tersebut.
Ini real kehidupan di pegunungan😢 (hampir sama di lereng gunung sumbing parakan temanggung) mengingatkan masa kecil ku yg lulus sd tidak bisa meneruskan ke SMP krn orang tua tidak punya biaya dan akhirnya orang tua memasukan q ke pondok pesantren di magelang. Dan skrg saya tinggal di semarang. Tidak lah sia2 perjuangan orang tua terhadap anak nya. Semoga allah menyanyagi kedua orang tua kita sperti mereka menyanyangi kita. Aamin
masih 1 daerah mas kita , dari temanggung lalu di semarang juga
Kehidupan orang lereng gunung itu tidak jauh beda. Salam anggun (anakgunung) bapak ku lereng sindoro
Ayah saya asli parakan. Tapi setelah lulus kuliah, kerja dan berkeluarga tinggal di jakarta selatan, sehingga saya lahir dan besar di jkt. Tp sudah 3 thn ini saya tdk pulang. Film ini sangat mengobati rindu saya sama kampung halaman.
Parakan sekarang sudah berbeda dengan parakan yg dulu mas,
Sekarang justru orang orang Semarang pada pingin punya rumah di sekitar gunung mas. Seperti daerah Kopeng , Parakan , Bandungan , Wonosobo dll. Enak koyone...
Kehidupan seorang petani lereng gunung merbabu, dan Perjuangan luar biasa seorang ayah arifin yang mondar mandir sana sini mencari pinjaman demi anaknya bisa sekolah. Film ini membawa saya terhanyut mengikuti alurnya dan merasakan emosionalnya. Terimakasih sudah membuat film yang sangat bagus sekali. Mohon penuhi youtube dengan karya2 selanjutnya ❤️
keinget masa kecil saya. alm. bapak sering pinjam uang sana sini demi saya bisa sekola :'
KEREEEEN lanjutkan, saya keturunan Jawa dan Sunda suka sekali lihat film ini, kita di ajarkan banyak bersyukur. masih banyak laapisan langit yg belum kita ketahui . Kit susah, namun ada yg lebih susah dari kita
Jatuh cinta banget ngablak jawa tengah,adem,asri,sejuk bener2 kampung yg bisa menenangkan pikiran 🍃🍃🍃
Saat menyaksikan ini, saya jadi teringat&rindu keluarga2 kami di Jateng khususnya di kaki gunung Merbabu : )
Sekolah kami mempunyai program live in untuk siswa/i ke daerah Jateng. Setiap tahun lokasinya berbeda2. Namun kebetulan dua tahun berturut2 pernah di daerah Merbabu di desa Kenalan dan Kedakan. Warga disana sangat ramah&etos kerjanya sangat luar biasa, pekerja keras. Murid2 kami belajar ttg kesederhanaan, keramahan, toleransi&bekerja keras. Mereka jd mengetahui betapa mereka hrs bersyukur bs mendapat pendidikan&mereka juga belajar utk mau membantu&menolong sesama yg membutuhkan. Mereka juga belajar bercocok tanam&membantu aktifitas keluarga yg mereka tinggali di ladang. Mereka sudah kami anggap keluarga kami sendiri&masih berkontak hingga hari ini.
Terima kasih untuk film yang sangat menginspirasi ini, semoga para petani&keluarganya dapat lebih baik kesejahteraannya di masa yang akan dtg. Amin🙏🏻🙏🏻🙏🏻
film 2009 tp bagus banget, dan tokoh arifin seumuran dgn saya. Lingkungan sosial dan Ceritanya juga tak jauh beda dengan realita kehidupan saya waktu lulus SD.
Lokasi syuting sepertinya saya tidak asing. kalau didengar logat bicaranya masyarakat dataran tinggi di wonosobo dan magelang. Tapi yg ada wilayah Grabag dan Ngablak itu di Kab. Magelang. Tak jauh dari rumah saya. dan saya hafal betul bentuk gunung2 difilm tersebut. Pas ngantar kepondok grabak itu gunung andong, terus yang atasnya ada tower pemancar itu gunung telomoyo. dan sepertinya lokasi syuting ini dekat pos pendakian gunung merbabu via jalur wekas.
lihat film ini jadi kangen rumah dan kangen jaman sd.
Saya juga anak seorang petani walaupun orang tua sy hanya bs menyekolahkan sy dan sdr2 sy sampai lulus sd saja tp ttp bersyukur toh rezeki tdk ada kaitannya dengan pendidikan, skrg sy tinggal di jkt dan Alhmdulillah rezeki sy skrg tdk kalah sm temen sy yg bs kuliah.
Cuma saran sy kalau tmn2 ada yg ga bs sekolah di masa kecilnya skrg bs kok kejar paket kalau mau serius insyaallah jg bs jd sarjana.
Jaman sekarang insyaallah semua serba di mudahkan kalau kita mau berdoa dan berusaha.
Aamiin
Film yang sangat memberi pelajaran hidup, lebih lebih untuk bersyukur. Semoga semua para petani Inonesia Allah limpahkan rezeki dan kesehatan, dan anak2nya bisa sekolah tinggi. sediih banget saat bapaknya cari pinjeman uang 😭😭😭
Sederhananya hidup ini, damai, sederhana dan harmonis sekali. Tidak seperti kehidupan di kota besar, STRESS, social preassure, kompetisi, target, panjat social, individualistis, egois, dll...
👍👍👍tanpa adanya niat merendahkan kehidupan dikota,ini relate bgt.positif
The Best indonesia film that I ever watched,, Baru selesai nonton ☺ .
suka bngt sma film ini,, teringat waktu aku masih kecil,, masih di kampung, dimana mana kehidupnya sma. aku dari jawa Timur Madiun. bahasa jawaa masih bisa di pahami. ☺
by the way Siapa yang baru nonton vidio film ini Di tahun 2020 september ? pasti suka bngt sma filmnya 😁
lebih murni kehidupan di desa daripada di kota.
dan
Indahnya , tentramnya , sejaterhanya kehidupan tanpa gadget/media sosial
Neng kota malah di ajari demo .