Ada Sesuatu Selain Alláh Yang Bisa Mendatangkan Bahaya? Omong Kosong || KH. Imron Djamil_AlHikam

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 3 เม.ย. 2020
  • (Maqolah 31)
    اهْتَدَى الرَّاحِلُوْنَ إِلَيْهِ بِأَنْوَارِ التَّوَجُّهِ، وَالْوَاصِلُوْنَ لَهُمْ أَنْوَارُ الْمُوَاجَهَةِ،
    فَالْأَوَّلُوْنَ لِلْأَنْوَارِ وَ هَؤُلاَءِ الأَنْوَارُ لَهُمْ، لِأَنَّهُمْ لِلهِ لاَ لِشَيْءٍ دُوْنَهُ
    {قُلِ اللهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ}
    Orang yang baru berjalan menuju Alláh menggunakan petunjuk cahaya tawajjuh (ibadah), sedangkan orang yang telah sampai kepada Allah memiliki cahaya muwajahah (cahaya yang berhadap-hadapan dengan Alláh).
    Kelompok yang pertama mencari cahaya, dan yang kedua telah memiliki cahaya.
    Orang yang baru atau sedang berjalan menuju Alláh menggunakan petunjuk anwarut tawajjuh, yaitu cahaya yang timbul akibat berbagai macam ibadah dan riyadloh (usaha) yang mereka tujukan kepada Alláh.
    Adapun orang yang telah sampai kepada Alláh memiliki anwarul muwaajahah, yaitu cahaya kedekatan dan cinta Alláh
    Orang yang baru berjalan adalah hamba cahaya, karena ia masih membutuhkannya untuk sampai pada tujuannya. Sedangkan orang yang telah sampai adalah pemiliki cahaya, karena mereka adalah milik Allah dan hidup mereka hanya untuk Allah.
    Allah berfirman,
    قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ
    Katakanlah, "Alláh", kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. (QS. Al- An’am: 91)

ความคิดเห็น • 46