Persiapan Puasa wajib Ramadhan secara Tasawuf & Amalannya .Part vid 6 Tamat.

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 25 ม.ค. 2025

ความคิดเห็น • 1

  • @adangsutisno3517
    @adangsutisno3517  4 วันที่ผ่านมา +1

    Mengambil Ibrah Isra’ Mi’raj Di antara peristiwa monu-mental dalam sejarah Islam adalah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw. Isra’ Mi’raj adalah sebuah perjalanan Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril mulai dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah.
    Peristiwa ini terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab dan merupakan malam renungan atau malam kesedihan di mana nabi merasa sedih karena ditinggalkan oleh Paman dan istri tercintanya, Khadijah. Peristiwa mulia ini juga menjadi tonggak sejarah kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat lima waktu. Sehingga peringatan Isra'& Mi'raj menjadi penting untuk kembali mengingat-kan semangat dlm meningkatkan kualitas ibadah shalat. Amalan selanjutnya yaitu Bersedekah Mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diperoleh mereka yang berniat bersungguh-sungguh meraihnya. Meraih rahmat tanpa ada bala, meraih kemurahan Allah dan meraih kebaikan-nya yg tak akan pernah kering. Sulthanul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menerangkan dalam kitabnya al-Ghunyah bahwa kata Rajab terdiri dari tiga huruf Ra’-Jim-Ba’. Masing-masing memiliki arti. Ra’ mengandung
    nilai Rahmatullah, Jim mengandung nilai Juudullah, dan Ba’ mengandung nilai Birrullah.
    Karenanya : Bersedekah di bulan Rajab mengandung banyak keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berbunyi:
    من تصدق في شهر رجب باعد الله سبحانه وتعالى عن النار مسيرة الغراب الذي يطير من عشه حتى يموت هرماً
    Artinya :"Barang siapa bersedekah di bulan Rajab, maka Allah SWT akan menjauhkannya dari api neraka sejauh jarak tempuh burung gagak yang terbang bebas dari sarangnya hingga mati karena tua." Menurut sebagian pendapat, umur burung gagak mencapai lima ratus tahun. Ada pula hadits Rasulullah saw yang menunjukkan adanya pelipat gandaan pahala bagi mereka yang beramal baik pada bulan Rajab, seperti halnya melakukan sedekah kepada orang lain.
    من خفف عن مؤمنين صرة واحدة في شهر رجب بنى الله له قصراً في الجنة مد عينيه. فعظموا شهر رجب فإن الله يسبحكم بألف سبحةArtinya : “Barang siapa yang melonggarkan satu beban kehidupan sesama saudara Mukmin di bulan Rajab, Allah akan membangunkan istana untuknya di surga firdaus yang luasnya sejauh pandangan matanya. Karena itu, muliakanlah bulan Rajab, pasti Allah akan memuliakanmu dengan seribu kemuliaan."
    Jadi Sepanjang bulan Rajab mengandung nilai-nilai luhur yang dapat diperoleh mereka yang bersungguh-sungguh meraihnya. Meraih rahmat tanpa ada bala, meraih kemurahan Allah, dan meraih kebaikanNya yang tak akan pernah kering.
    Puasa sebagai tolak ukur olah spiritual sekaligus moral. Suatu aktivitas untuk mereformasi dan merekonstruksi bangunan psikologis dalam jiwa-jiwa manusia. Ketika berpuasa, maka kesadaran ketuhanan semakin tinggi, hati selalu terpaut dengan Allah, dan diamini melalui perilaku keseharian. Menegakkan optimisme, membangun kepercayaan antar sesama
    dengan tidak melakukan kebohongan, bergunjing, permusuhanan, adu domba,& menyebarkan kebohongan.
    Karenanya Energi positif Ramadan selalu mengantarkan umat Islam pada satu titik kesadaran insaniah sekaligus Ilahiah yang terpendam dalam batinnya. Satu bulan bulan penuh umat Islam digembleng untuk merunduk, melihat jauh ke dalam relung jiwanya dgn menggemuruhkan amalan lahir dan batin serta mengontrol diri (self-control) dari segala perbuatan tercela.
    Dengan harapan, selepas Ramadan katub-katub keber-imanan dan ke-takwaan umat semakin terbuka lebar, dan kesadaran untuk menjadi manusia yang lebih unggul pun meningkat tajam. Sama halnya dengan puasa, inti darinya agar ketakwaan dan ketundukan umat terhadap segala pesan-pesan teologis dalam kurva terus meningkat.
    Karena itulah, puasa selayaknya berfungsi memancing aktivitas ibadah lainnya supaya tambah bersemangat; puasa sepatutnya menjadi motivasi bertambahnya nilai-nilai dalam segala lini kehidupan, baik yang secara langsung bersifat ukhrawi maupun yang tidak langsung.Bukan sebaliknya, dengan dalih kurangnya asupan makanan dari subuh hingga magrib, maka puasa menjadi ajang menikmati kemalasan. Bukan pula untuk membe-narkan secara tekstual ungkapan hadis yang mengatakan bahwa : "نوم الصائم عبادة"
    “Tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah,” lantas Antum mengisi hari-harinya dengan tidur dan bermalas-malasan. Selayaknya puasa mampu memantik nilai-nilai positif dalam membangkitkan semangat kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Aktivitas ini harus dijalaninya dengan rasa penuh ke-syukur-an dan kebahagiaan. Karena bulan Ramadan menjadi salah satu dari keutamaan Allah SWT, maka kita pun diperintahkan untuk menyambutnya dengan segenap kegembiraan & kesenangannya, seperti firman Allah SWT, QS. Yunus [10]: 58.Iqro Ikhwan.
    قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
    “Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, selayaknyalah mereka bergembira dengan itu semua. Karena karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”