Theodotus (446): “Seorang perawan, yang tak berdosa, tak benoda, bebas dari cacat cela, tidak tersentuh, tidak tercemar, kudus dalam jiwa dan tubuh, seperti setangkai lili yang berkembang di antara semak duri.” ((Theodotus, Homily 6:11)).
St. Augustine (415): Kita harus menerima bahwa Perawan Maria yang suci, yang tentangnya saya tidak akan mempertanyakan sesuatupun ketika ia kita membicarakan tentang dosa, demi hormat kita kepada Tuhan; sebab dari Dia kita mengetahui betapa berlimpahnya rahmat untuk mengalahkan dosa di dalam segala hal telah diberikan kepadanya, yang telah berjasa untuk mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak berdosa ((St. Augustine, Nature and Grace 36:42))
St. Irenaeus (180): “Hawa, dengan ketidaktaatannya [karena berdosa] mendatangkan kematian bagi dirinya dan seluruh umat manusia, … Maria dengan ketaatannya [tanpa dosa] mendatangkan keselamatan bagi dirinya dan seluruh umat manusia…. Oleh karena itu, ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria.” ((Lihat St. Irenaeus, Against Heresies, 189 AD, 3:22:24))
Ambrose (387): “Angkatlah tubuhku, yang telah jatuh di dalam Adam. Angkatlah aku, tidak dari Sarah, tetapi dari Maria, seorang Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi Perawan yang oleh rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas dari setiap noda dosa.” ((St. Ambrose, Commentary on Psalm 118: Sermon 22, no.30, PL 15, 1599)).
Ephraim (361): ”Engkau sendiri dan Bunda-Mu adalah yang terindah daripada semua yang lain, sebab tidak ada cacat cela di dalam-Mu ataupun noda pada Bunda-Mu… ((St. Ephraim, Nisibene Hymns 27:8))
St. Germanus dari Konstantinopel (733), mengajarkan tentang Maria sebagai yang “benar- benar terpilih, dan di atas semua, … melampaui di atas semua dalam hal kebesaran dan kemurnian kebajikan ilahi, tidak tercemar dengan dosa apapun.” ((Germanus dari Konstantinopel, Marracci in S. Germani Mariali))
St. Severus (538): “Ia [Maria] …sama seperti kita, meskipun ia murni dari segala noda, dan ia tanpa noda.” ((St. Severus, Hom. cathedralis, 67, PO 8, 350))
St. Hippolytus (235): “Ia adalah tabut yang dibentuk dari kayu yang tidak dapat rusak. Sebab dengan ini ditandai bahwa Tabernakel-Nya dibebaskan dari kebusukan dan kerusakan.” ((St. Hippolytus, Orations Inillud, Dominus pascit me ))
John Wesley (1703-1791)menulis: “Saya percaya bahwa Dia (Tuhan Yesus) telah menjadi manusia, menyatukan kemanusiaan dengan keilahian dalam satu Pribadi; dikandung oleh satu kuasa Roh-Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria yang terberkati, yang setelah melahirkan-Nya tetap murni dan tetap perawan tak bernoda.” ((Diterjemahkan dari John Wesley, Letter to a Roman Catholic, July 18, 1749.))
St. Athanasius (373), “O, Perawan yang terberkati, sungguh engkau lebih besar daripada semua kebesaran yang lain. Sebab siapakah yang sama dengan kebesaranmu, O tempat kediaman Sang Sabda Allah? Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan dengan engkau, O Perawan? Engkau lebih besar daripada semua ciptaan, O Tabut Perjanjian, yang dilapis dengan kemurnian, bukannya dengan emas! Engkau adalah Tabut Perjanjian yang didalamnya terdapat bejana emas yang berisi manna yang sejati, yaitu: daging di mana Ke-Allahan tinggal.” ((St. Athanasius, Homily of the Papyrus of Turin, 71:216))
John Calvin bahkan mengecam Helvidius, yang mengatakan bahwa Maria mempunyai banyak anak. ((Lihat Bernard Leeming, “Protestants and Our Lady“, Marian Library Studies, January 1967, p.9.))
St. Gregorius Nazianza (390): Ia [Yesus] dikandung oleh seorang perawan, yang terlebih dahulu telah dimurnikan oleh Roh Kudus di dalam jiwa dan tubuh, sebab seperti ia yang mengandung layak untuk menerima penghormatan, maka pentinglah bahwa ia yang perawan layak menerima penghormatan yang lebih besar. ((St. Gregorius, Sermon 38))
Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal (Ineffabilis Deus/ The Immaculate Conception) adalah pengajaran yang berdasarkan atas kebijaksanaan Allah yang tak terselami, yang membebaskan Bunda Maria dari dosa asal, sebab ia telah dipilih Allah sejak semula untuk menjadi Ibu PuteraNya Yesus Kristus. Pengajaran yang telah berakar lama dalam Gereja ini mengajak kita untuk melihat Bunda Maria sebagai teladan kekudusan, agar kitapun dapat berjuang hidup kudus setiap hari dengan mengandalkan rahmat Tuhan. Jadi fokus utama dogma ini bukan semata- mata untuk meninggikan Maria, tetapi untuk menyatakan kerahiman Tuhan yang tiada terbatas untuk menguduskan Maria sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus di dunia ini. Karena itu, Maria adalah model bagi Gereja dan teladan bagi kita masing-masing dalam hal kekudusan.
Proclus dari Konstantinopel (446): “Seperti Ia [Yesus] membentuknya [Maria] tanpa noda dari dirinya sendiri, maka Ia dilahirkan daripadanya tanpa meninggalkan noda. ((Proclus, Homily 1))
Origen (244): “Bunda Perawan dari Putera Tunggal Allah ini disebut sebagai Maria, yang layak bagi Tuhan, yang tidak bernoda dari yang tidak bernoda, hanya satu satunya” ((Origen, Homily 1)).
Sekedar tanggapan: 1. Definisi bidat tidak ada di Alkitab dan tergantung kepada pendeta atau perorangan. Menurut pendeta Ongkowidjojo Katolik dan Ortodoks bukan bidat, pendeta lain dari gereja Reform atau bukan Reform bisa punya pendapat berbeda. 2. Di Efes (atau Ephesus di PB), Turki, yang ada rumah yang menurut kepercayaan adalah rumah yang ditinggali Maria dan rasul Yohanes. Tidak ada makam Maria dan/atau rasul Yohanes di Efes. Di Jerusalem ada makam kosong dari Maria. Apakah keduanya benar benar rumah dan makam kosong Maria atau tidak tidak ada yang tahu persis dan tidak ada kewajiban untuk mempercayainya, termasuk untuk umat Katolik. 3. Maria berdosa bukan karena punya ayah dan ibu. Adam dan Hawa juga tidak punya ayah dan ibu, tapi mereka berdosa. Yesus tidak berdosa karena Dia adalah Allah Putera, bukan karena Dia tidak punya ayah manusia. 4. Maria tidak berdosa menurut keyakinan Katolik adalah karena dari kasih karunia (grace) dari Allah, bukan karena kemampuan pribadi Maria. Kenapa Katolik dan Ortodoks percaya bahwa Maria tidak berdosa? 1 Yoh. 3:8 mengatakan siapa yang berdosa berasal dari Iblis, sedangkan Kejadian 3:15 mengatakan adanya permusuhan antara iblis dengan perempuan. Jika perempuan di Kejadian 3:15 menunjuk ke Maria maka jika Maria berdosa akan membuatnya tidak bermusuhan dengan iblis seperti yang dikatakan 1 Yoh. 3:8. 5. Menurut 1 Kor. 10:13 Allah tidak akan membiarkan kita untuk dicobai diluar kekuatan kita dan bahkan Allah melalui kasih karunia (grace) memberikan jalan keluar supaya kita tidak berdosa. Namun kita semua tetap berdosa, sebelum dan sesudah percaya kepada Yesus. Ini disebabkan kita semua lahir mewarisi Dosa Asal dari Adam. Jika Maria tidak berdosa, karena kasih karunia (grace) dari Allah, berdasarkan Kejadian 3:15 dan 1 Yoh. 3:8, maka juga kasih karunia (grace) Allah membebaskan Maria dari Dosa Asal. Adam dan Hawa juga diciptakan tanpa dosa Asal. Mereka berdosa karena Allah tidak mecegah mereka berbuat dosa melalui kasih karunianya, bukan karena Allah merencanakan kejatuhan mereka kedalam dosa (yang dipercayai beberapa orang dari gereja Reform). 6. Maria dibebaskan oleh kasih karunia (grace) Allah dari dosa Asal untuk menghormati Yesus, Allah Putera, yang dikandung melalui Maria. Maria sendiri adalah manusia biasa yang dipilih Allah, jadi orang tua Maria tidak perlu dikandung tanpa dosa Asal.
Martin Luther (1483-1546): “Sudah menjadi iman kita bahwa Maria adalah Ibu Tuhan dan tetap perawan…. Kristus, kita percaya, lahir dari rahim yang tetap sempurna (‘a womb left perfectly intact’).” ((Diterjemahkan dari Martin Luther, Works of Luther, Vol. 11, p. 319-320; Vol. 6, p. 510.))
Ulrich Zwingli (1484-1531): “Saya yakin dan percaya bahwa Maria, sesuai dengan perkataan Injil, sebagai Perawan murni melahirkan Putera Allah dan pada saat melahirkan dan sesudahnya selalu tetap murni dan tetap perawan (‘forever remained a pure, intact Virgin’).” ((Diterjemahkan dari Zwingli Opera, Vol. 1, p. 424.))
Utk Katholik dan Orthidox kita sama dalam hal Allah Tritunggal walaupun sedikit beda dalam penggambaran Tritunggal dgn Orthodox. Adanya perbedaan tafsir yg lain ttg keberadaan orang yg sdh meninggal biarlah Roh Kudus yg menuntun kita dan tdk usahlah saling menyesatkan satu sama lain.
Just info aj... Semua umat katolik itu sudah pasti tau ada makam bunda maria, tetapi Gereja Katolik mengajarkan bahwa makam itu kosong tidak ada kerangka atau jenazah Bunda Maria.... Karena di dalam Gereja Katolik ada namanya relikui, kerangka tulang dari para rasul biasa akan di simpan di lokasi khusus dan juga di sebar di banyak gereja... seandainya jenazah Bunda Maria masih ada di bumi, saya pastikan Gereja Katolik akan menyedikan tempat khusus dan tempat terhormat untuk menghormati jenazah bunda Maria...
John Calvin (1509-1564): “Ada orang-orang yang ingin mengartikan dari perikop Mat 1:25 bahwa Perawan Maria mempunyai anak-anak selain dari Kristus, Putera Allah, dan bahwa Yusuf berhubungan dengannya kemudian, tetapi, betapa bodohnya pemikiran seperti ini! Sebab penulis Injil tidak bermaksud merekam apa yang terjadi sesudahnya; ia hanya mau menyampaikan dengan jelas hal ketaatan Yusuf dan untuk menyatakan bahwa Yusuf telah diyakinkan bahwa Tuhanlah yang mengirimkan malaikatNya kepada Maria. Yusuf tidak pernah berhubungan dengan Maria … (He had therefore never dwelt with her nor had he shared her company)… Dan selanjutnya Tuhan kita Yesus Kristus dikatakan sebagai yang sulung. Hal ini bukan berarti bahwa ada anak yang kedua dan ketiga, tetapi karena penulis Injil ingin menyampaikan hak-hak yang lebih tinggi (precedence). Alkitab menyebutkan hal ‘sulung’ (firstborn), baik ada atau tidaknya anak yang kedua.” ((Diterjemahkan dari John Calvin, Sermon on Matthew, 1:22-25, published in 1562.))
Theodotus (446):
“Seorang perawan, yang tak berdosa, tak benoda, bebas dari cacat cela, tidak tersentuh, tidak tercemar, kudus dalam jiwa dan tubuh, seperti setangkai lili yang berkembang di antara semak duri.”
((Theodotus, Homily 6:11)).
St. Augustine (415):
Kita harus menerima bahwa Perawan Maria yang suci, yang tentangnya saya tidak akan mempertanyakan sesuatupun ketika ia kita membicarakan tentang dosa, demi hormat kita kepada Tuhan;
sebab dari Dia kita mengetahui betapa berlimpahnya rahmat untuk mengalahkan dosa di dalam segala hal telah diberikan kepadanya, yang telah berjasa untuk mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak berdosa
((St. Augustine, Nature and Grace 36:42))
St. Irenaeus (180):
“Hawa, dengan ketidaktaatannya [karena berdosa] mendatangkan kematian bagi dirinya dan seluruh umat manusia, …
Maria dengan ketaatannya [tanpa dosa] mendatangkan keselamatan bagi dirinya dan seluruh umat manusia….
Oleh karena itu, ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria.”
((Lihat St. Irenaeus, Against Heresies, 189 AD, 3:22:24))
Ambrose (387):
“Angkatlah tubuhku, yang telah jatuh di dalam Adam.
Angkatlah aku, tidak dari Sarah, tetapi dari Maria, seorang Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi Perawan yang oleh rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas dari setiap noda dosa.”
((St. Ambrose, Commentary on Psalm 118: Sermon 22, no.30, PL 15, 1599)).
Ephraim (361):
”Engkau sendiri dan Bunda-Mu adalah yang terindah daripada semua yang lain, sebab tidak ada cacat cela di dalam-Mu ataupun noda pada Bunda-Mu…
((St. Ephraim, Nisibene Hymns 27:8))
St. Germanus dari Konstantinopel (733),
mengajarkan tentang Maria sebagai yang “benar- benar terpilih, dan di atas semua, …
melampaui di atas semua dalam hal kebesaran dan kemurnian kebajikan ilahi, tidak tercemar dengan dosa apapun.”
((Germanus dari Konstantinopel, Marracci in S. Germani Mariali))
St. Severus (538):
“Ia [Maria] …sama seperti kita, meskipun ia murni dari segala noda, dan ia tanpa noda.”
((St. Severus, Hom. cathedralis, 67, PO 8, 350))
St. Hippolytus (235):
“Ia adalah tabut yang dibentuk dari kayu yang tidak dapat rusak. Sebab dengan ini ditandai bahwa Tabernakel-Nya dibebaskan dari kebusukan dan kerusakan.”
((St. Hippolytus, Orations Inillud, Dominus pascit me ))
John Wesley (1703-1791)menulis:
“Saya percaya bahwa Dia (Tuhan Yesus) telah menjadi manusia, menyatukan kemanusiaan dengan keilahian dalam satu Pribadi;
dikandung oleh satu kuasa Roh-Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria yang terberkati, yang setelah melahirkan-Nya tetap murni dan tetap perawan tak bernoda.”
((Diterjemahkan dari John Wesley, Letter to a Roman Catholic, July 18, 1749.))
St. Athanasius (373),
“O, Perawan yang terberkati, sungguh engkau lebih besar daripada semua kebesaran yang lain. Sebab siapakah yang sama dengan kebesaranmu, O tempat kediaman Sang Sabda Allah?
Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan dengan engkau, O Perawan? Engkau lebih besar daripada semua ciptaan, O Tabut Perjanjian, yang dilapis dengan kemurnian, bukannya dengan emas!
Engkau adalah Tabut Perjanjian yang didalamnya terdapat bejana emas yang berisi manna yang sejati, yaitu: daging di mana Ke-Allahan tinggal.”
((St. Athanasius, Homily of the Papyrus of Turin, 71:216))
John Calvin bahkan mengecam Helvidius, yang mengatakan bahwa Maria mempunyai banyak anak.
((Lihat Bernard Leeming, “Protestants and Our Lady“, Marian Library Studies, January 1967, p.9.))
St. Gregorius Nazianza (390):
Ia [Yesus] dikandung oleh seorang perawan, yang terlebih dahulu telah dimurnikan oleh Roh Kudus di dalam jiwa dan tubuh, sebab seperti ia yang mengandung layak untuk menerima penghormatan, maka pentinglah bahwa ia yang perawan layak menerima penghormatan yang lebih besar.
((St. Gregorius, Sermon 38))
Dogma Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal (Ineffabilis Deus/ The Immaculate Conception) adalah pengajaran yang berdasarkan atas kebijaksanaan Allah yang tak terselami,
yang membebaskan Bunda Maria dari dosa asal, sebab ia telah dipilih Allah sejak semula untuk menjadi Ibu PuteraNya Yesus Kristus.
Pengajaran yang telah berakar lama dalam Gereja ini mengajak kita untuk melihat Bunda Maria sebagai teladan kekudusan, agar kitapun dapat berjuang hidup kudus setiap hari dengan mengandalkan rahmat Tuhan.
Jadi fokus utama dogma ini bukan semata- mata untuk meninggikan Maria, tetapi untuk menyatakan kerahiman Tuhan yang tiada terbatas untuk menguduskan Maria sebagai ibu yang mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus di dunia ini.
Karena itu, Maria adalah model bagi Gereja dan teladan bagi kita masing-masing dalam hal kekudusan.
Proclus dari Konstantinopel (446):
“Seperti Ia [Yesus] membentuknya [Maria] tanpa noda dari dirinya sendiri, maka Ia dilahirkan daripadanya tanpa meninggalkan noda.
((Proclus, Homily 1))
Origen (244):
“Bunda Perawan dari Putera Tunggal Allah ini disebut sebagai Maria, yang layak bagi Tuhan, yang tidak bernoda dari yang tidak bernoda, hanya satu satunya”
((Origen, Homily 1)).
Sekedar tanggapan:
1. Definisi bidat tidak ada di Alkitab dan tergantung kepada pendeta atau perorangan. Menurut pendeta Ongkowidjojo Katolik dan Ortodoks bukan bidat, pendeta lain dari gereja Reform atau bukan Reform bisa punya pendapat berbeda.
2. Di Efes (atau Ephesus di PB), Turki, yang ada rumah yang menurut kepercayaan adalah rumah yang ditinggali Maria dan rasul Yohanes. Tidak ada makam Maria dan/atau rasul Yohanes di Efes. Di Jerusalem ada makam kosong dari Maria. Apakah keduanya benar benar rumah dan makam kosong Maria atau tidak tidak ada yang tahu persis dan tidak ada kewajiban untuk mempercayainya, termasuk untuk umat Katolik.
3. Maria berdosa bukan karena punya ayah dan ibu. Adam dan Hawa juga tidak punya ayah dan ibu, tapi mereka berdosa. Yesus tidak berdosa karena Dia adalah Allah Putera, bukan karena Dia tidak punya ayah manusia.
4. Maria tidak berdosa menurut keyakinan Katolik adalah karena dari kasih karunia (grace) dari Allah, bukan karena kemampuan pribadi Maria. Kenapa Katolik dan Ortodoks percaya bahwa Maria tidak berdosa? 1 Yoh. 3:8 mengatakan siapa yang berdosa berasal dari Iblis, sedangkan Kejadian 3:15 mengatakan adanya permusuhan antara iblis dengan perempuan. Jika perempuan di Kejadian 3:15 menunjuk ke Maria maka jika Maria berdosa akan membuatnya tidak bermusuhan dengan iblis seperti yang dikatakan 1 Yoh. 3:8.
5. Menurut 1 Kor. 10:13 Allah tidak akan membiarkan kita untuk dicobai diluar kekuatan kita dan bahkan Allah melalui kasih karunia (grace) memberikan jalan keluar supaya kita tidak berdosa. Namun kita semua tetap berdosa, sebelum dan sesudah percaya kepada Yesus. Ini disebabkan kita semua lahir mewarisi Dosa Asal dari Adam. Jika Maria tidak berdosa, karena kasih karunia (grace) dari Allah, berdasarkan Kejadian 3:15 dan 1 Yoh. 3:8, maka juga kasih karunia (grace) Allah membebaskan Maria dari Dosa Asal. Adam dan Hawa juga diciptakan tanpa dosa Asal. Mereka berdosa karena Allah tidak mecegah mereka berbuat dosa melalui kasih karunianya, bukan karena Allah merencanakan kejatuhan mereka kedalam dosa (yang dipercayai beberapa orang dari gereja Reform).
6. Maria dibebaskan oleh kasih karunia (grace) Allah dari dosa Asal untuk menghormati Yesus, Allah Putera, yang dikandung melalui Maria. Maria sendiri adalah manusia biasa yang dipilih Allah, jadi orang tua Maria tidak perlu dikandung tanpa dosa Asal.
Martin Luther (1483-1546):
“Sudah menjadi iman kita bahwa Maria adalah Ibu Tuhan dan tetap perawan….
Kristus, kita percaya, lahir dari rahim yang tetap sempurna (‘a womb left perfectly intact’).”
((Diterjemahkan dari Martin Luther, Works of Luther, Vol. 11, p. 319-320; Vol. 6, p. 510.))
Ulrich Zwingli (1484-1531):
“Saya yakin dan percaya bahwa Maria, sesuai dengan perkataan Injil,
sebagai Perawan murni melahirkan Putera Allah dan pada saat melahirkan dan sesudahnya selalu tetap murni dan tetap perawan
(‘forever remained a pure, intact Virgin’).” ((Diterjemahkan dari Zwingli Opera, Vol. 1, p. 424.))
Utk Katholik dan Orthidox kita sama dalam hal Allah Tritunggal walaupun sedikit beda dalam penggambaran Tritunggal dgn Orthodox.
Adanya perbedaan tafsir yg lain ttg keberadaan orang yg sdh meninggal biarlah Roh Kudus yg menuntun kita dan tdk usahlah saling menyesatkan satu sama lain.
Just info aj...
Semua umat katolik itu sudah pasti tau ada makam bunda maria, tetapi Gereja Katolik mengajarkan bahwa makam itu kosong tidak ada kerangka atau jenazah Bunda Maria.... Karena di dalam Gereja Katolik ada namanya relikui, kerangka tulang dari para rasul biasa akan di simpan di lokasi khusus dan juga di sebar di banyak gereja... seandainya jenazah Bunda Maria masih ada di bumi, saya pastikan Gereja Katolik akan menyedikan tempat khusus dan tempat terhormat untuk menghormati jenazah bunda Maria...
John Calvin (1509-1564):
“Ada orang-orang yang ingin mengartikan dari perikop Mat 1:25 bahwa Perawan Maria mempunyai anak-anak selain dari Kristus, Putera Allah, dan bahwa Yusuf berhubungan dengannya kemudian, tetapi, betapa bodohnya pemikiran seperti ini!
Sebab penulis Injil tidak bermaksud merekam apa yang terjadi sesudahnya; ia hanya mau menyampaikan dengan jelas hal ketaatan Yusuf dan untuk menyatakan bahwa Yusuf telah diyakinkan bahwa Tuhanlah yang mengirimkan malaikatNya kepada Maria. Yusuf tidak pernah berhubungan dengan Maria …
(He had therefore never dwelt with her nor had he shared her company)…
Dan selanjutnya Tuhan kita Yesus Kristus dikatakan sebagai yang sulung.
Hal ini bukan berarti bahwa ada anak yang kedua dan ketiga, tetapi karena penulis Injil ingin menyampaikan hak-hak yang lebih tinggi (precedence).
Alkitab menyebutkan hal ‘sulung’ (firstborn), baik ada atau tidaknya anak yang kedua.”
((Diterjemahkan dari John Calvin, Sermon on Matthew, 1:22-25, published in 1562.))