Menurut saya bukan sampradaya yang menghapus konsep MDA, melainkan umat lain yg berkembang di bali lah suatu saat yg akan merusak/merongrong MDA karena pahamnya agak berbeda. Sedangkan Sampradaya itu bisa memperkaya iman orang hindu. Contohnya masyarakat hindu Bali akan menjadi terbiasa membaca weda yg merupakan kitab sucinya agama Hindu disamping melaksanakan yadnya/upakara dan melaksanakan tradisi/budaya di bali.
@@dewawirawan7635, maksud anda ini gemana? Kok caru diganti dg gambar? Saya yakin Sampradaya yg sedikit pengikutnya tak akan menghancurkan /merongrong budaya bali justru akan menambah khasanah budaya Bali yg menghancurkan justru umat lain .cobak pikirkan itu ! Saya bukan pengikut sampradaya! Tetapi saya tetap menginginkan agar masyarakat dibiasakan membaca kitab sucinya (weda). Disamping tetap melestarikan tradisi dan budaya bali. Ingat leluhur orang bali ada sebagian berasal dari India. Ingat ; di India ada perayaan Bali Yatra ( perayaan untuk mengenang leluhur mereka yg datang ke Bali jaman dulu dan sudah berkembang biak di bali)
OIrang Bali ini selalu aja berantem sama nak Bali.pedahal sampradaya memperkaya keimanan umat Hindu.kalian harus sadar Bali sdh di grogoti melalui Umat agama lain.Bali mau dijadikan wisata halal.Bali sd 0:02 h ada kuburan wali pitu.mereka sdh mendirikan pesantren besar2.haloi orang Bali sadarlah.nant Balii akan men jadi Majpahit ke dua
Bener banget lhoo !!!!! Setuju!!!! Sampradaya itu kan arti lain nya adlah tokoh yg akan melakukan Dharma wacana, kenapa kok itu larang??? Anehhh bngt nih para tetua2 Hindu bali
@@Moksachannel Sampradaya di hindu dharma persis khilafah di agama islam. Orang2nya sok hafal kitab suci suka jualan sorga. Kalo emang hafal ayat2 kitab suci semestinya dihayati dan diamalkan. Ayat2 kitab suci dan soga itu bukan barang murahan yg harus dipromosikan kayak jualan kecap aja. Karena kesombongannya sampradayalah bikin benturan di bali. Menganggap dirinya gampang ke sorga seperti tau sorga akhirnya menghina dan melecehkan hindu dresta bali.
@@suarsatirai2874 TDK ADA PAKSAAN DI BALI OLEH HARE KRISHNA. HINDU ATAU SANATAN DHARMA ADALAH SPIRITUAL KNOWLEDGE. BEDA DGN KRISTEN ATAU ISLAM YG SUKA MEMAKSA UTK IKUT ATAU TERIMA AJARAN MEREKA
Sy setuju dgn MDA krn punya tujuan mulia. Tujuan awal MDA sebenarnya sangat baik, hanya saja segelintir oknum memanfaatkan itu utk kepentingan pribadi dgn memanfaatkan isu2 desa adat utk ngalih dukungan poltik dan jabatan. Yg sangat disayangkan, oknum2 itu memakai taktik adu domba shg krama bali jadi saling menghujat, tetapi saat ada masalah dgn umat lain justru oknum2 MDA itu diam, spt kasus intoleran umat lain yg membuka portal jalan saat kita umat Hindu merayakan Nyepi. Seharusnya sbg penglingsir, oknum2 MDA itu menyelesaikan masalah umat Hindu secara bijaksana, bukan justru menghilang saat diperlukan, dan kemudian muncul lagi dgn menggoreng isu2 baru. Leluhur kita di bali mengajarkan nilai2 luhur, bukan dgn mencontohkan saling hujat sesama krama bali. Seharusnya kita malu dgn sikap saling hujat yg dicontohkan bapak2 ini ,yg tidak mencerminkan adat dan budaya leluhur Bali kita sejak dulu..
MDA diciptakan sbg alat oleh pejabat politik 5 th yll untuk dimanfaatkan oleh incumben untuk nyalon lagi lewat bantuan agar MDA risih untuk tdk mendukungnya. Bpk yg pake udeng ini hanya mencari cari dalih sbg alat pembenar saja.
Teruskan aja yg sudah diwariskan dari dulu sudah cukup tinggal diperkuat lagi. Kan sudah ada kepengurusan di tingkat Banjar ada dinas dan adat yg lebih tinggi sudah ada Bendesa adat. Ngapain bentuk MDA lgi. Selama ada MDA justru organisasi warisan dulu lebih efektif di masyarakat
Krama Adat Bali perlu hati hati dengan ocehan kelompok perusak adat dengan dalih demokrasi, HAM, dan Hindu dunia. Mereka takut dengan keberadaan MDA sebagai motivator desa adat dalam mempertahankan keberadaannya. Terimakasih Gung Aji, penjelasannya akan sangat bermanfaat bagi krama bali dalam menjaga adat bali (tradisi, agama, dan budaya Bali)
Dari mana berita bahwa ada rencana atau wacana pembubaran MDA. mohon tidak di ampura aduk antara politik dan MDA kalau toh itu adalah oknum . Mungkin saja ada orang atau kelompok orang yg mengail di air keruh dan mau membenturkan kelompok satu dengan yg lain karna mereka punya genda tertentu . Ayo kita kuatkan adat istiadat adat yg telah diakui secara global, adat di Bali telah dilaksanakan sesuai loko dresta, desa dresta, kuno dresta Arra dresta mawa cara serta desa mawa dresta tetapi tetap dalam satu kesatuan adat Bali dan agama Hindu Nusantara di Bali dilaksanakan berlandaskan adat Bali yg diayomi oleh undang dar 1945 dan Pancasila sebagai Falsafah Hidup bangsa Indonesia. Dibali tidak ada desa adat yg diintervensi Politik dapat di buktikan tidak ada satu dosa adat pun yg memilih secara bulat terhadap salah satu kandidat . Sekali lagi jangan ada yg membenturkan Krama Bali yg sudah baik ini kalau toh disana sini masih ada kekurangan mari kita bersama sama memperbaiki agar Marwah desa adat tetap pada ko sep dasar asah, asih, asuh, salulut sabayantaka
Dalam Hindu (kitab suci Veda) tidak dikenal istilah Kasta. Jangan dengarkan suara-suara oknum Feodal. Karena mereka masih punya rasa "post power sindrome" (belum bisa menerima perubahan) akibat sudah lama "enak" diberikan hak istimewa oleh penguasa kerajaan untuk mengatur umat awam yang sudah terbiasa dengan konsep "Mule Keto" alias nerima saja (tidak berani menentang, tidak berani mengajukan argumen) walaupun dirasa salah. Nah naluri-naluri feodalnya ini yang meletup-letup tanpa disadari menunjukkan karakter aslinya. Tolak!!! Feodalisme berjubah Hindu Dresta Bali. Kasta, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajat tinggi dan menganggap yang lainnya berderajat rendah). Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Dalam Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam. Satyam Eva Jayate. Dharma Raksati Raksitah. Salam Rahayu 🙏
Apakah anda memaknai konsep MULE KETO dalam dresta Bali hanya pada kasta saja, sesempit itukah ?? Coba anda renungkan, bukankah ujung dari pertanyaan adalah tidak tahu atau MULE KETO !?
@@yanichi3738 tapi benar itu yg di bilang bli/mbok nya bro, dalam veda asli nya memang tdk ada sistem kasta (hierarki berdasarkan keturunan yg bersifat kaku), kasta itu baru ada di jaman purana dan itu tergolong baru, kita Hindu di bali kenapa kok jadi ada kasta nak agung gusti dewa desak dll itu kan berakar dari era kolonialisme Belanda, silahkan aja telusuri di internet informasi nya
@InayaHaribo Purana juga diyakini oleh masyarakat Hindu Bali. Saya sebagai penganutnya faham itu kasta/klen/soroh, saya kira orang-orang cerdas tidak mempermasahkan itu karena di balik adanya kasta itu masyarakat Hindu Bali disuruh belajar untuk ber ETIKA, dalam hal ini anda tidak akan pernah memahaminnya.
@@yanichi3738 Jangan samakan Kasta dengan Soroh. Kasta tidak sama dengan Soroh. Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Sedangkan Soroh tidak berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Kasta itu adalah warisan kaum penjajah.
HINDU DRESTA BALI YANG EGALITER BUKAN YANG MENUMBUHKAN KEMBALINYA SPIRIT FEODALISME, KASTA MENGAGUNGKAN DIRI SENDIRI Oleh : Ardhana Wijaya Saputra Saya sangat mendukung sekali kebangkitan Hindu Nusantara yang berkearifan "Local Genius". Saya penganut Hindu khas tradisi Hindu Bali, tetapi Dresta Bali yang egaliter bukan yang menumbuhkan kembalinya spirit Feodalisme, Kasta mengagungkan diri sendiri dan lainnya. Biarlah itu menjadi bagian dari sisi gelap Bali di masa lampau. Sekarang yang perlu untuk diketahui dan diluruskan adalah bahwa dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang. Di dalam masyarakat Hindu dikenal dengan adanya sistem Warna, yaitu suatu sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat dan keahlian yang dikuasai. Pada perkembangannya, sistem Warna dari agama Hindu ini sering diselewengkan oleh penguasa-penguasa feodal dan pengikut-pengikutnya untuk melanggengkan pengaruh politisnya dimasyarakat. Sistem Warna yang merupakan pengelompokan orang berdasarkan tugas dan kewajiban yang dijalankan di dalam kehidupan bermasyarakat berubah menjadi tingkatan-tingkatan yang membedakan derajat seseorang berdasarkan keturunan. Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan keahlian, sering atau bahkan terabaikan sama sekali. Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan Kasta. Agama Hindu sering dikaitkan dengan Kasta, padahal sesungguhnya Kasta tidak dikenal dalam ajaran Hindu, istilah Kasta yang selama ini dikenal dimasyarakat seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra adalah bagian dari Catur Warna, bukan Kasta. Feodalisme dimasyarakat Hindu sendiri muncul dengan menyalah artikan konsep Catur Warna yang diungkap dalam kitab suci Veda. Veda sama sekali tidak mengenal sistem Kasta dan tidak ada satu kalimat pun dalam Veda yang menulis kata Kasta. Catur Warna hanya didasarkan oleh kerja dan kualitas seseorang bukan berdasarkan kelahiran (keturunan) sebagaimana produk Kasta yang selama ini dilontarkan. Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Veda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alasan-alasan sebagai pembenaran. Padahal dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Tolak!!! Feodalisme berjubah Hindu Dresta Bali, Kasta mengagungkan diri sendiri dan lainnya. Kasta ini berbeda dengan sistem Warna yang bersumber dari Veda, sistem Kasta yang sering tersamarkan dengan keberadaan sistem Warna ini, adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti tembok pemisah. Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Penerapan politik Devide Et Impera pada masa pendudukan Hindia-Belanda membuat sistem Kasta dalam masyarakat Hindu Bali menjadi semakin kuat dan bahkan menggeser pengertian sistem Warna yang asli. Kasta di Bali dimulai ketika Bali dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil dan Belanda datang mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera), Kasta dibuat dengan nama yang diambil dari ajaran Hindu, Catur Warna. Lama-lama orang Bali pun bingung, yang mana Kasta dan yang mana ajaran Catur Warna. Kesalahan-kesalahan itu terus berkembang karena memang sengaja dibuat rancu oleh mereka yang terlanjur "berkasta tinggi" pada masyarakat Hindu di Bali, terjadi polemik (pro dan kontra) dalam pemahaman warna, kasta dan wangsa yang berkepanjangan. Kini saatnya umat Hindu harus sadar bahwa sebenarnya dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Yang ada sebenarnya adalah Catur Warna. Jangan mau lagi dibodohi oleh sebagian oknum-oknum manusia yang mabuk akan Kasta, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajat tinggi dan menganggap yang lainnya berderajat rendah). Jadi pembagian Catur Warna (Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra) ini tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra hal ini hanya merupakan simbol belaka, berdasarkan pekerjaan bukan keturunan. Menurut pandangan Hindu sesungguhnya semua umat manusia sama dihadapan Tuhan. Semua umat manusia bersaudara dalam kesetaraan (Vasudaiva Kutumbakam). Keturunan juga bisa menjadi kebanggaan seseorang. Namun kebanggaan yang berlebihan akan menimbulkan keangkuhan. Kesombongan akan keturunan sehingga akan merasa lebih tinggi dari orang lain. Orang yang mengagung-agungkan keturunan atau kebangsawanan sangatlah tidak baik, apalagi menganggap orang lain lebih rendah. Agama Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam. Tuhan menilai seseorang bukan karena keturunan yang dinilai adalah Dharma bhakti dan yajñanya. Demikian pula yang terpenting adalah memiliki etika moral yang tinggi. Satyam Eva Jayate. Dharma Raksati Raksitah. OM Shanti.
Tulisan ini sangat bagus karena mengungkapkan kebenaran substantif sesuai dengan ajaran sanatana dharma (weda). Generasi muda sebaiknya mengikuti apa yang dijelaskan dalam tulisan ini, kaum tua yang masih asyik terperangkap dalam ilusi penyimpangan catur warna menjadi kasta, biarlalu berlalu bersama berlalunya asang waktu. Tapi kaum muda yang ingin menegakan kembali kejayaan ajaran sanata dharma (hindu) yang mulia itu harus mau dan mampu membersihkan noda kotor kasta yang telah mencemari citra hindu sehingga telah memberi jalan mudah bagi pihak lain untuk mengkonversi umat hindu .... Caranya? Kembali dan konsisten menerapkan konsep Catur Warna sesuai dengan ajaran Sanatana Dharma. Konsep Catur Warna ini jauh lebih lengkap dan lebih solid dari pada ajaran Job Specializationnya Adam Smith dan ajaran Work Ethics nya Max Weber... Bila dilaksanakan secara benar dan konsisten, konsep Catur Warna akan meoptimalkan produktivitis dan efisiensi baik secara individual maupun secara kolektif. Konsep ini adalah basis utama dalam mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahateraan umat baik secara individual maupun secara kolektif.
Patut Jro, masyarakat kini sudah mulai melek, yang ingin otak atik MDA sudah pada kelihatan dari komentar orang pada konten ini ya orang" HK dan Sai Baba. Sadarilah bahwa masyarakat sudah cerdas.
AWAS HATI2 MUNGKIN ADA ORANG LUAR BALI ATAU KERJA SAMA DGN ORANG BALI YG TDK MENGERTI HINDU BALI SE UTUHNYA MEMAINKAN PERANAN ADU DOMBA DAN MEMAKSA AGAMA LAIN UTK MENGHANCURKAN KEHEBATAN BALI PULAU DEWATA DI CINTAI OLEH DUNIA
Jadi adalah benar bhw MDA dimanfaatkan oleh cagub incumben karena MDA dibuat untuk tujuan itu. Sedangkan Sampradaya hanya dijadikan kambing hitam saja, untuk menutupi tujuan yg sebenarnya dari inisiator keberadaan MDA itu sendiri.
Dari dulu ga ada mda, desa adat aman aman aja ga ribut kayak gni, kembalikan seperti dulu aja, desa adat otonom, desa adat mewicara, ga ada harus intervensi dr mda , Bendesa adat ga perlu disahkan oleh mda, krn desa adat otonom, berdiri sendiri, tdk boleh diintervensi siapapun, baru bali ajeg seperti dulu
Mda sing ada pungsi,,,,bukti kasus petasan apakah ada orang mda bicara? Dan kalau ada permasalahan di desa adat apakah mda ada yg mau tau? Kok mda selalu mengatur desa adat? Apa ada kontribusi mda kepada desa adat? Zoonk😀😀😀
Rasanya tidak ada keinginan menghapus MDA. Sepertinya hanya ingin mengembalikan fungsi dan tupoksi majelis adat sebelum adanya perda ttg MDA dan Dinas Pemajuan Desa Adat
Ngapain kok dipelihara mda, mda itu isi nya para preman yg saling todong utpeti ke para orang2 Hindu kok, dan yg lebih parah mda itu meminta tawaran sogokan ke para orang2 pendatang/luar bali/intinya non Hindu bisa subur disini mendirikan tempat ibadah kyk misal itu di kintamani bedugul tabanan negare karangasem dll ITU MESJIT UDH KYK JAMUR yaitu berjamuran berserakan SETIAP JENGKAL banyak sekali, pura aja cuman 1 tiap daerah di bedugul tapi mesjit dan populasi orng islm di sana sangat amat banyak, dan asal kalian tau? Orang2 Hindu di Bedugul dan kintamani BANYAK YG PINDAH AGAMA meninggalkan Hindu entah itu karena cinta (pacaran beda agama dan ujung2 nya nikah pindah agama) DAN karena Pengaruh dari orang2 islam disana, silahkan mau percaya gk percaya.. nah sekarang, tau gk siapa yg memperbolehkan banyak bngt mesjit dan populasi islam di Bedugul kintamani itu?? MDA !!!! merka menawarkan jika kalian bisa bayar utpeti/uang ke kami kalian bisa mudah dan aman di daerah ini mau bikin dan tinggal semau kalian, mau ngomong apa sekarang? Ternyata yg ngerusak Hindu dan bali adlah ORANG2 BALI NYA SENDIRI, sangat amat miris TRAGIS dan IRONIS !!!!
@batichannelofficial7340 intinya harus sepakat semua untuk membubarkan mda itu, merka hanya membuat semua ini RUWET dan yg paling parah di domplengi oleh oknum2 dan aktivitas2 busuk seperti sogok menyogok, dll, liat tu di bedugul di kintamani di tabanan di Karangasem di banyaakkk sekali daerah2 plosok di bali itu MESJIT2 dan populasi orng2 pendatang disana sangat berhamburan banyak nya TAK TERKENDALI, tau penyebabnya karena apa? Karena mda memberikan peluang, bayar saya sekian2 maka kalian para pendatang bisa bebas disini mau tinggal dan bikin apapun, itu realita lhoo
Ditingkat nasional ada masalah apapun framingnya salah Jokowi. Dibali apapun permasalahan framingnya salah sampradaya, sampai MDA sudah tidak laku mau dibubarkan tetap salah sampradaya. Selama umat sedharma dibali mengikuti orang - orang minim literasi, maka bali akan terus konflik dan tidak akan maju. Jangankan sai baba, hare krsna juga bukanlah sampradaya. Sai baba tidak ada kaitan sampradaya karena silsilah perguruanya lain. Walaupun hare krsna berguru kepada salah satu dari 4 sampradaya hare krsna bukan sampradaya. Sampradaya adalah kumpulan silsilah guru kerohanian yang mengajarkan weda dimana beliau - beliau sudah mencapai tingkatan bhiksuka atau sanyasi termasuk didalamnya ada Rsi Wyasa. Artinya kalau kita menghina dan merendahkan sampradaya itu sama dengan menghina Rsi Wyasa atau Rsi Abyasa. Artinya selama ini bali diadu domba oleh orang - orang minim literasi, yang haus jabatan dan uang. Politik identitas adalah politik yang paling murah dan paling merusak. Bisa diartikan mereka merusak Hindu dan bali demi berebut jabatan dan uang. Umat sedharma dibali yang bijaksana kalau ingin bali dan hindu adem ayem maju bersuaralah. Salam dari jawa.. Rahayu Rahayu Rahayu
MDA sebagai Lembaga Sosial gk jelas peranan dn fungsinya, tidak memiliki kapasitas yg jelas dalam pemajuan fungsi Adat dan budaya Bali dalam era Perubahan Zaman dan peradaban masa Kini. Sedangkan perubahan zaman tidak bisa dibendung. Apakah Adat Bali akan dipertahankan dengan pemahaman sebagai Anak Mule Keto, Keto Kone atau Keto Dapet. Ayo para pengurus MDA tunjukan peran dan fungsi kalian sebagai tokoh yg membawa Bali di masa yang akan datang, tunjukan kapasitas anda sebagai tokoh yg berkontribusi memajukan Adat dan Budaya Bali yg dinamis, jangan hanya bisa menyuarakan Ajeg Budaya Bali. Ajeg budaya Bali yg bagaimana kedepannya ? Generasi muda kita sekarang sudah berbeda pola pikirnya, mereka Sekarang Hidup di era globalisasi yang dinamis akibat pesatnya pengaruh dasyatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sain Tehnologi. Harapan kami MDA harus flexibel dan dinamis dalam berkontribusi bagi masyarakat adat Bali
Ngapain kok dipelihara mda, mda itu isi nya para preman yg saling todong utpeti ke para orang2 Hindu kok, dan yg lebih parah mda itu meminta tawaran sogokan ke para orang2 pendatang/luar bali/intinya non Hindu bisa subur disini mendirikan tempat ibadah kyk misal itu di kintamani bedugul tabanan negare karangasem dll ITU MESJIT UDH KYK JAMUR yaitu berjamuran berserakan SETIAP JENGKAL banyak sekali, pura aja cuman 1 tiap daerah di bedugul tapi mesjit dan populasi orng islm di sana sangat amat banyak, dan asal kalian tau? Orang2 Hindu di Bedugul dan kintamani BANYAK YG PINDAH AGAMA meninggalkan Hindu entah itu karena cinta (pacaran beda agama dan ujung2 nya nikah pindah agama) DAN karena Pengaruh dari orang2 islam disana, silahkan mau percaya gk percaya.. nah sekarang, tau gk siapa yg memperbolehkan banyak bngt mesjit dan populasi islam di Bedugul kintamani itu?? MDA !!!! merka menawarkan jika kalian bisa bayar utpeti/uang ke kami kalian bisa mudah dan aman di daerah ini mau bikin dan tinggal semau kalian, mau ngomong apa sekarang? Ternyata yg ngerusak Hindu dan bali adlah ORANG2 BALI NYA SENDIRI, sangat amat miris TRAGIS dan IRONIS !!!!
Banyak adat tdk punya peran tdk mempunyai pungsi..trutama mda.. .. Adat harus budaya terdisi . Kan itu yg perlu di ketahui budaya dan terdisi.. Politik adalah sebuah peminpin birokrasi di sebut raja yg mengarah polituk itu di hadapkan kepada dan rakyat dan masiarakat Sedangkan adat mengerah kepada umat.. Nah inilah yg di ketahui antara umat dan rakyat. Apakah rakyat itu umat apakah umat itu rakyat.. Artinya sebagai rakyat wajib memilih politik sebagai peminpin birokrasi . Namun secara umat. Tetep bersatu setelah politik itu selesae... Hingga umat itu tdk terkotak kotak
Salam dari Lombok selalu menyimak saya kurang setuju tetap nyebut2 mule keto jangan ditotal jendralkan TDK semua kata mule keto itu jelek memang ada yg dijawab mule keto, mslah kasta itu TDK bisa dihapuskan itu warisan leluhur kita memang berjuang kalau yg manusia sekarang adalah keturunannya tapi TDK boleh menyombongkan diri baru kasta lebih tinggi tetap saling menghormati, jangan merasa lebih hebat dari leluhur kita dikit2 mau dirubah semoga Bali tetap jaya damai yg penting Semeton bisa guyub jangan mekerah ajak nyampe 🙏
MDA itu mandul ,tidak berfungsi masalah The Finns beach Club , petasan kembang api saat Sulinggih memuja dalam upacara itu ,mana ada orang wakil MDA turun tangan ?? tidak ada perwakilan MDA yg berbicara, lebih baik MDA dibubarkan lagian tidak fungsinya !
Bali kalau mempunyai UU ttg Otonomi Khusus Bali kan boleh, krn Bali mempunyai kekhususan tertentu seperti Adat, Budaya dllnya. Kemudian dlm pembicaraan ini ada sampradaya tertentu yg ingin membubarkan MDA, atau ingin merubah masyarakat Bali baik dlm tatacara beragama, berbudaya dan beradat, kita masyarakat Hindu Bali wajib waspada, perlu mengevaluasi dan mengoreksi keberadaan sampradaya ini. Mnrt saya sampradaya spt ini tidak murni merealisasikan keyakinannya, lebih condong berpolitik praktis untuk memperluas atau memperbanyak umatnya, shg sampradaya semacam ini dlm triguna lebih condong rajasika, bahkan tamasika tidak tidak menuntun umat menuju satwika sbg landasan mencapai tujuan hidup yaitu moksa, krn sampradaya hanyalah alat politik, bisa sj kedepan hanyalah untuk tahta dan harta. Tuhan baik dalam wujud Nir maupun Sa tidak mentolerir sampradaya atau komunitas spt ini. Om Tat Sat.
Pecah belah dan jajahlah. Ini masih dipakai untuk menjajah Bali. Tidak perlu kajian ilmiah hanya perlu ingat dan waspada sejarah akan terulang kalau pola pikir orang bali setelah sekian abad berlalu masih seperti waktu kalah dijajah Belanda. Belanda Aslinya sudah pulang, antek antek dan pemikiran seperti VOC masih ada dan sedang bergerak. Rakyat Bali kebingungan di rumahnya sendiri. Dulu jelas Puri-puri sebagai pemimpin beberapa desa adat, pemimpin budaya di wilayah kekuasaanya. Jadi jelas siapa pemimpin adat yang menjadi wilayahnya. Puri puri sekarang sudah dianggap tidak berguna dalam urusan adat karena tidak punya wilayah dan rakyat karena kalah dari Belanda dan dialihkan ke Indonesia. Kalau adat bali mau berkembang maka harus kembali ke struktur adat Bali. Harus kembali mengakui, menempatkan dan memanfaatkan Puri-puri dan kerajaan itu sebagai payung tertinggi untuk menjalankan hukum adat Bali. Kalau tidak maka pasti akan bubar. bukan MDA nya saja tapi masyarakat dan desa adatnya sekalian. Maka politik pecah belah dan jajahlah akan berhasil dijalankan di Bali Lagi.
Yang mengusulkan pembubaran MDA adalah mereka yang tidak mampu memahami esensi dan ideologi Perda 4/2019 tentang Desa Adat di Bali. Kalau dalam pelaksanaannya ada kekurangan atau masalah tidak berarti MDA nya yang salah sehingga harus dibubarkan. Perbaiki saja atau atasi saja masalah itu, bukan MDA nya dibubarkan atau PERDA nya dicabut....
Kalau memang benar apa yang sampaikan oleh MDA,mengapa sususnan prajuru desa adat kami yang sdh ada di awig2 dan dijlnkan sejak dulu,mengapa di intervensi oleh MDA prob.bali hrs diganti dg nama lain gara2 BKK,
Ya tentu saja orang yg diberi jabatan akan tunduk dan segan kepada majikannya krn sdh diberi makan Sampai disini kita seharusnya paham siapa yg membentuk MDA dan digunakan untuk apa saja lembaga itu
Rakyat Bali hidup dari pariwisata, pariwisata datang ke Bali karena budaya. Budaya terdiri dari berbagai kegiatan spt upacara keagamaan, kebiasaan, dsb. Kalau Bali hilang budayanya selamat hidup susah. Jangan salahkan pemimpin yang mempertahankan adat budaya bali
Yg aneh bagi sy, knp Bendesa terpilh hrs ada SK dr MDA, padahal MDA bukan atasan Bedesa/ds Adat, Dan SK ini dipakai syarat bagi ds Adat untuk mendapatkan bantuan Pemda Bali, shg ada kemungkinan kekisruhan akan terjadi, misal SK nisa dihambat oleh MDA atau calon yg kalah bisa bisa menggugat ke Pengadilan, padahal saat pemilhan Bendesa sah krn juga sdh dihadiri oleh Ketua Majelis Alit, inilah yg pernah terjadi, shg masyarakat pecah. untuk menjadi Nara sumber sebaiknya turun kelapangan dulu, ada apa dibalik otonomi Ds.Adat.
Memtro Bali makin kesini kok kesana. Meresahkan menjadi corong kearah intoleran dari dulu. Harusnya anda nyadar mengapa channel anda bagus diawal tapi menjadi sepi yang penonton vidio tinggal ribuan bahkan ratusan saja. Burung kuntul akan berkumpul bersama burung kuntul dan burung gagak akan bersama burung gagak. Umat hindu itu cerdas, pediam dan bergerak dalam senyap. Saya harap channel ini kembali kehaluan bisa berimbang dan mencerdaskan umat. Channel hindu itu sangat jarang saya harap umat hindu tidak mengidentifikasi lagi channel ini sebagai channel burung gagak, sangat disayangkan. Rahayu Rahayu Rahayu
@@zazchannel2827 terimakasih koreksinya. Semoga bermanfaat. Kami tidak mencari viewer. Kami menyuarakan sesuai dengan aspirasi umat. Aspirasi dan sudut pandang berbeda soal keyakinan, itu hak mereka. Sama halnya, Anda menilai aspirasi orang yg punya keyakinan berbeda. Jangan lah menilai keyakinan orang tertentu lebih hebat dan jumawa.👍
Dan, komentar di sini pun beragam. Itulah demokrasi dan bebas menilai. Menilai tentu harus beretika. Kalau tidak sesuai orang lain, kembali kepada keyakinan diri sendiri. Yang menilai bukan orang. Kalau penilaian orang perorang, pasti berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Kalau kita yakin, bahwa ada di atas kita, yg lebih berhak menilai sebuah kebenaran itu.
Chanel MetrobaliTV ingin menjelaskan, karena menyinggung soal viewer. Viewer banyak atau sedikit tergantung temannya. Menarik atau tidak tergantung temanya. MetrobaliTV masih menjunjung tinggi UU Pers dan kode etik pers. Tentu saja kami bisa menaikkan viewer dg berita yang tidak jelas atau hoax untuk menarik keinginan penonton. Yg jelas kami bukan media Abal Abal. Jika, mau berimbang bisakah anda undang podcast di metro Bali. Sangat senang hati saya menyambutnya. Sehingga tidak berprasangka negatif. Kami bukan media propaganda yg hanya milik kelompok tertentu.
Terima kasih dan saya acungi jempol 2 kalau memang podcast ini terbuka kritik dan masih bertujuan menjadi media berimbang dengan UU pers. Akan tetapi kenyataanya berbicara lain contoh Anda bilang Bukan media abal", propaganda dan no hoack. Kalau memang begitu media yang memegang UU pers dan mengerti jurnalistik harusna punya tim peneliti sehingga bisa menentukan berita real atau hoack. Kalau saya lihat tim anda tidak berfungsi sebagaimana mestinya dalam meneliti. Contoh sederhana Kata dasar sampradaya, tanpa tau arti sebenarnya kata sampradaya Anda menulis judul "Konsep menghapus mda datang dari sampradaya" itu hoack dan fitnah yang menyesatkan umat. kalau Anda tulis "Konsep itu datang dari hare krsna" itu lebih masuk akal judulnya. Tinggal Anda undang bersama perwakilan mda dan hare krsna untuk konfirmasi sehingga bisa dibilang media berimbang. Bukan diundang salah satu terus, setelah ada kritik keresahan baru undang datang pihak kontranya sangat tidak profesional itu. Kalau Anda mengundang saya sebagai penyeimbang itu lebih salah kaprah. Karena dari dulu saya sudah bilang saya orang hindu jawa / kejawen / budha wisnu walaupun sama Waisnawa tapi beda aliran dengan hare krsna. Sehingga tidak pas untuk mewakili hare krsna. Katanya banyak hare krsna dibali, silahkan diundang resmi ke podcast. Hoack dan menyesatkan umat maksudnya. Hare krsna bukan sampradaya. Sampradaya kumpulan silsilah sanyasi / bhiksuka / Rsi yang mengajarkan weda. Ada 4 sampradaya. 1. Siwa sampradaya 2. Brahma sampradaya 3 laksmi sampradaya dan 4 catur kumara sampradaya. Rsi Wiyasa berada dalam silsilah Brahma sampradaya. Sehingga kalau Anda menulis judul memfitnah sampradaya sama dengan Anda memfitnah semua sanyasi dan Rsi dalam sampradaya termasuk Rsi wiyasa dan siwa sampradaya yang menjadi cikal akal semua sekte siwa yang ada. Perlu diperhatikan Permasalahanya mda dengan hare krsna bukan dengan sampradaya. Semua sekte tidak ada tinggi rendah dalam Hindu. Hindu bukan agama tafsir. Semua arti kata ada dalam weda. Kalau Anda lebih condong kepada orang penafsir tanpa dasar itu justru yang berbahaya. Semoga kedepan metro bali podcast bisa mewujudkan UU pers yang berimbang dan mencerdaskan umat. Rahayu Rahayu Rahayu.
@zazchannel2827 untuk lebih jelas, saya undang anda di podcast. MetrobaliTV hanya menyajikan saja. Kelompok siapapun saya undang podcast. Seperti istilah kelompok burung kuntul dan gagak saya undang. Dan, itu sudah saya lakukan di podcast sebelum. Selebihnya, penonton yang menilai. Pers bukan eksekutor, bukan pula mengadili tetapi pers hanya menyajikan. Sumber informasi adalah narasumber. Pers atau wartawan tidak boleh beropini. Seperti podcast ini, Nara sumber jelas. Jika mau membantah atau meluruskan silahkan. Itu akan lebih baik. Akan ada perbandingan sehingga penonton mendapat informasi dua arah.
Sebenarnya pihak paslon bukan ingin membubarkan desa adat, hanya yg di pertanyakan MDA nya yg blm di akui oleh pemerintah pusat, hanya yg mengesahkan MDA adalah gubernur, karna mungkin punya kepentingan dg kerame adat akan di arahkan untuk menjadi pendukungnya, kalo menurut UUD 45 pasal 18 bab 2 menyatakan sebagai berikut, kearifan lokal dan adat budaya yg tumbuh dari masyarakat desa dan daerah, aslinya di akui oleh negara republik indonesia, artinya adat hanya ada di desa2 tidak ada di kecamatan kabupaten propinsi pusat, yg menjadi atasan adat yalah kepala daerah bupati wali kota gubernur presiden, sebab tumbuhnya kearipan lokal dan budaya dari daerah bukan MDA atasan adat
Menurut saya bukan sampradaya yang menghapus konsep MDA, melainkan umat lain yg berkembang di bali lah suatu saat yg akan merusak/merongrong MDA karena pahamnya agak berbeda. Sedangkan Sampradaya itu bisa memperkaya iman orang hindu. Contohnya masyarakat hindu Bali akan menjadi terbiasa membaca weda yg merupakan kitab sucinya agama Hindu disamping melaksanakan yadnya/upakara dan melaksanakan tradisi/budaya di bali.
Bagaimana bila caru diganti dgn gambar ?
@@dewawirawan7635, maksud anda ini gemana? Kok caru diganti dg gambar? Saya yakin Sampradaya yg sedikit pengikutnya tak akan menghancurkan /merongrong budaya bali justru akan menambah khasanah budaya Bali yg menghancurkan justru umat lain .cobak pikirkan itu !
Saya bukan pengikut sampradaya!
Tetapi saya tetap menginginkan agar masyarakat dibiasakan membaca kitab sucinya (weda).
Disamping tetap melestarikan tradisi dan budaya bali.
Ingat leluhur orang bali ada sebagian berasal dari India.
Ingat ; di India ada perayaan Bali Yatra ( perayaan untuk mengenang leluhur mereka yg datang ke Bali jaman dulu dan sudah berkembang biak di bali)
OIrang Bali ini selalu aja berantem sama nak Bali.pedahal sampradaya memperkaya keimanan umat Hindu.kalian harus sadar Bali sdh di grogoti melalui Umat agama lain.Bali mau dijadikan wisata halal.Bali sd 0:02 h ada kuburan wali pitu.mereka sdh mendirikan pesantren besar2.haloi orang Bali sadarlah.nant Balii akan men jadi Majpahit ke dua
Bener banget lhoo !!!!! Setuju!!!! Sampradaya itu kan arti lain nya adlah tokoh yg akan melakukan Dharma wacana, kenapa kok itu larang??? Anehhh bngt nih para tetua2 Hindu bali
Sebelum sampradaya asing bikin ulah di bali, hindu dresta bali sudah berabad abad terkenal mendunia tolerannya.
Paham Harekrisna Sampradaya sangat berbahaya di Bali in, adat Budaya Bali yg sdh harmonis berjalan di Bali bisa di hancurkan nya.😫😫😫
@@Moksachannel Sampradaya di hindu dharma persis khilafah di agama islam. Orang2nya sok hafal kitab suci suka jualan sorga. Kalo emang hafal ayat2 kitab suci semestinya dihayati dan diamalkan. Ayat2 kitab suci dan soga itu bukan barang murahan yg harus dipromosikan kayak jualan kecap aja. Karena kesombongannya sampradayalah bikin benturan di bali. Menganggap dirinya gampang ke sorga seperti tau sorga akhirnya menghina dan melecehkan hindu dresta bali.
@@suarsatirai2874 TDK ADA PAKSAAN DI BALI OLEH HARE KRISHNA. HINDU ATAU SANATAN DHARMA ADALAH SPIRITUAL KNOWLEDGE. BEDA DGN KRISTEN ATAU ISLAM YG SUKA MEMAKSA UTK IKUT ATAU TERIMA AJARAN MEREKA
Sy setuju dgn MDA krn punya tujuan mulia. Tujuan awal MDA sebenarnya sangat baik, hanya saja segelintir oknum memanfaatkan itu utk kepentingan pribadi dgn memanfaatkan isu2 desa adat utk ngalih dukungan poltik dan jabatan. Yg sangat disayangkan, oknum2 itu memakai taktik adu domba shg krama bali jadi saling menghujat, tetapi saat ada masalah dgn umat lain justru oknum2 MDA itu diam, spt kasus intoleran umat lain yg membuka portal jalan saat kita umat Hindu merayakan Nyepi. Seharusnya sbg penglingsir, oknum2 MDA itu menyelesaikan masalah umat Hindu secara bijaksana, bukan justru menghilang saat diperlukan, dan kemudian muncul lagi dgn menggoreng isu2 baru. Leluhur kita di bali mengajarkan nilai2 luhur, bukan dgn mencontohkan saling hujat sesama krama bali. Seharusnya kita malu dgn sikap saling hujat yg dicontohkan bapak2 ini ,yg tidak mencerminkan adat dan budaya leluhur Bali kita sejak dulu..
Pokoknya di Bali asal sube Ade pis menguntungkan diri sendiri jeg nyamane ajake mekerah
MDaA APA ITU kita gak tahu MDA apa sumbangsihnya terhadap agama Hindu .kasus petasan,kasus pesantrean ,kasus kuburan palsu mana suaramu.manaaa
MDA lembaga utk cari gaji & lompatan jabatan aja mungkin? 😅😅
MDA diciptakan sbg alat oleh pejabat politik 5 th yll untuk dimanfaatkan oleh incumben untuk nyalon lagi lewat bantuan agar MDA risih untuk tdk mendukungnya. Bpk yg pake udeng ini hanya mencari cari dalih sbg alat pembenar saja.
Teruskan aja yg sudah diwariskan dari dulu sudah cukup tinggal diperkuat lagi. Kan sudah ada kepengurusan di tingkat Banjar ada dinas dan adat yg lebih tinggi sudah ada Bendesa adat.
Ngapain bentuk MDA lgi. Selama ada MDA justru organisasi warisan dulu lebih efektif di masyarakat
Krama Adat Bali perlu hati hati dengan ocehan kelompok perusak adat dengan dalih demokrasi, HAM, dan Hindu dunia. Mereka takut dengan keberadaan MDA sebagai motivator desa adat dalam mempertahankan keberadaannya.
Terimakasih Gung Aji, penjelasannya akan sangat bermanfaat bagi krama bali dalam menjaga adat bali (tradisi, agama, dan budaya Bali)
Dari mana berita bahwa ada rencana atau wacana pembubaran MDA. mohon tidak di ampura aduk antara politik dan MDA kalau toh itu adalah oknum . Mungkin saja ada orang atau kelompok orang yg mengail di air keruh dan mau membenturkan kelompok satu dengan yg lain karna mereka punya genda tertentu . Ayo kita kuatkan adat istiadat adat yg telah diakui secara global, adat di Bali telah dilaksanakan sesuai loko dresta, desa dresta, kuno dresta Arra dresta mawa cara serta desa mawa dresta tetapi tetap dalam satu kesatuan adat Bali dan agama Hindu Nusantara di Bali dilaksanakan berlandaskan adat Bali yg diayomi oleh undang dar 1945 dan Pancasila sebagai Falsafah Hidup bangsa Indonesia. Dibali tidak ada desa adat yg diintervensi Politik dapat di buktikan tidak ada satu dosa adat pun yg memilih secara bulat terhadap salah satu kandidat . Sekali lagi jangan ada yg membenturkan Krama Bali yg sudah baik ini kalau toh disana sini masih ada kekurangan mari kita bersama sama memperbaiki agar Marwah desa adat tetap pada ko sep dasar asah, asih, asuh, salulut sabayantaka
Dalam Hindu (kitab suci Veda) tidak dikenal istilah Kasta. Jangan dengarkan suara-suara oknum Feodal. Karena mereka masih punya rasa "post power sindrome" (belum bisa menerima perubahan) akibat sudah lama "enak" diberikan hak istimewa oleh penguasa kerajaan untuk mengatur umat awam yang sudah terbiasa dengan konsep "Mule Keto" alias nerima saja (tidak berani menentang, tidak berani mengajukan argumen) walaupun dirasa salah. Nah naluri-naluri feodalnya ini yang meletup-letup tanpa disadari menunjukkan karakter aslinya.
Tolak!!! Feodalisme berjubah Hindu Dresta Bali. Kasta, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajat tinggi dan menganggap yang lainnya berderajat rendah). Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan).
Dalam Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam.
Satyam Eva Jayate.
Dharma Raksati Raksitah.
Salam Rahayu 🙏
Apakah anda memaknai konsep MULE KETO dalam dresta Bali hanya pada kasta saja, sesempit itukah ?? Coba anda renungkan, bukankah ujung dari pertanyaan adalah tidak tahu atau MULE KETO !?
@@yanichi3738 tapi benar itu yg di bilang bli/mbok nya bro, dalam veda asli nya memang tdk ada sistem kasta (hierarki berdasarkan keturunan yg bersifat kaku), kasta itu baru ada di jaman purana dan itu tergolong baru, kita Hindu di bali kenapa kok jadi ada kasta nak agung gusti dewa desak dll itu kan berakar dari era kolonialisme Belanda, silahkan aja telusuri di internet informasi nya
@InayaHaribo Purana juga diyakini oleh masyarakat Hindu Bali. Saya sebagai penganutnya faham itu kasta/klen/soroh, saya kira orang-orang cerdas tidak mempermasahkan itu karena di balik adanya kasta itu masyarakat Hindu Bali disuruh belajar untuk ber ETIKA, dalam hal ini anda tidak akan pernah memahaminnya.
@@yanichi3738 Jangan samakan Kasta dengan Soroh. Kasta tidak sama dengan Soroh. Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Sedangkan Soroh tidak berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Kasta itu adalah warisan kaum penjajah.
@airlangga1753 Oh... nggih. 🙏🙏... 🙏.
HINDU DRESTA BALI YANG EGALITER BUKAN YANG MENUMBUHKAN KEMBALINYA SPIRIT FEODALISME, KASTA MENGAGUNGKAN DIRI SENDIRI
Oleh : Ardhana Wijaya Saputra
Saya sangat mendukung sekali kebangkitan Hindu Nusantara yang berkearifan "Local Genius". Saya penganut Hindu khas tradisi Hindu Bali, tetapi Dresta Bali yang egaliter bukan yang menumbuhkan kembalinya spirit Feodalisme, Kasta mengagungkan diri sendiri dan lainnya. Biarlah itu menjadi bagian dari sisi gelap Bali di masa lampau. Sekarang yang perlu untuk diketahui dan diluruskan adalah bahwa dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Istilah yang termuat dalam kitab suci Veda adalah Warna. Yang dimaksud dengan Warna adalah Catur Warna, yakni pembagian masyarakat menurut Swadarma (profesi) masing-masing orang.
Di dalam masyarakat Hindu dikenal dengan adanya sistem Warna, yaitu suatu sistem pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi yang ditekuni, bakat dan keahlian yang dikuasai. Pada perkembangannya, sistem Warna dari agama Hindu ini sering diselewengkan oleh penguasa-penguasa feodal dan pengikut-pengikutnya untuk melanggengkan pengaruh politisnya dimasyarakat. Sistem Warna yang merupakan pengelompokan orang berdasarkan tugas dan kewajiban yang dijalankan di dalam kehidupan bermasyarakat berubah menjadi tingkatan-tingkatan yang membedakan derajat seseorang berdasarkan keturunan. Ide dasar dari sistem ini, yaitu pengelompokan masyarakat berdasarkan profesi dan keahlian, sering atau bahkan terabaikan sama sekali. Tingkatan-tingkatan kelas inilah yang kemudian disebut dengan Kasta.
Agama Hindu sering dikaitkan dengan Kasta, padahal sesungguhnya Kasta tidak dikenal dalam ajaran Hindu, istilah Kasta yang selama ini dikenal dimasyarakat seperti Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra adalah bagian dari Catur Warna, bukan Kasta.
Feodalisme dimasyarakat Hindu sendiri muncul dengan menyalah artikan konsep Catur Warna yang diungkap dalam kitab suci Veda. Veda sama sekali tidak mengenal sistem Kasta dan tidak ada satu kalimat pun dalam Veda yang menulis kata Kasta. Catur Warna hanya didasarkan oleh kerja dan kualitas seseorang bukan berdasarkan kelahiran (keturunan) sebagaimana produk Kasta yang selama ini dilontarkan.
Walaupun didasari sebagai budaya salah kaprah, dan kekeliruan dalam penafsiran sistem Warna yang bersumber dari ajaran Veda, tetapi banyak pula yang berusaha untuk tetap melestarikan sistem Kasta ini dengan alasan melestarikan adat budaya dan agama, mereka mengungkapkan banyak alasan-alasan sebagai pembenaran. Padahal dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Tolak!!! Feodalisme berjubah Hindu Dresta Bali, Kasta mengagungkan diri sendiri dan lainnya.
Kasta ini berbeda dengan sistem Warna yang bersumber dari Veda, sistem Kasta yang sering tersamarkan dengan keberadaan sistem Warna ini, adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Portugis yang berarti tembok pemisah. Kasta itu berstruktur tinggi rendah (meninggikan dan merendahkan). Penerapan politik Devide Et Impera pada masa pendudukan Hindia-Belanda membuat sistem Kasta dalam masyarakat Hindu Bali menjadi semakin kuat dan bahkan menggeser pengertian sistem Warna yang asli.
Kasta di Bali dimulai ketika Bali dipenuhi dengan kerajaan-kerajaan kecil dan Belanda datang mempraktekkan politik pemecah belah (Devide Et Impera), Kasta dibuat dengan nama yang diambil dari ajaran Hindu, Catur Warna. Lama-lama orang Bali pun bingung, yang mana Kasta dan yang mana ajaran Catur Warna. Kesalahan-kesalahan itu terus berkembang karena memang sengaja dibuat rancu oleh mereka yang terlanjur "berkasta tinggi" pada masyarakat Hindu di Bali, terjadi polemik (pro dan kontra) dalam pemahaman warna, kasta dan wangsa yang berkepanjangan.
Kini saatnya umat Hindu harus sadar bahwa sebenarnya dalam Hindu tidak dikenal istilah Kasta. Yang ada sebenarnya adalah Catur Warna. Jangan mau lagi dibodohi oleh sebagian oknum-oknum manusia yang mabuk akan Kasta, mengagungkan diri sendiri (menganggap diri sendiri berderajat tinggi dan menganggap yang lainnya berderajat rendah).
Jadi pembagian Catur Warna (Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra) ini tidaklah dimaksud untuk menentukan tinggi rendah derajatnya tetapi menurut kepentingan, fungsi dan kesanggupan golongan itu masing-masing. Pembagian ini sebenarnya tidak dimaksud mengagung-agungkan Brahmana atau merendahkan derajat Sudra hal ini hanya merupakan simbol belaka, berdasarkan pekerjaan bukan keturunan.
Menurut pandangan Hindu sesungguhnya semua umat manusia sama dihadapan Tuhan. Semua umat manusia bersaudara dalam kesetaraan (Vasudaiva Kutumbakam). Keturunan juga bisa menjadi kebanggaan seseorang. Namun kebanggaan yang berlebihan akan menimbulkan keangkuhan. Kesombongan akan keturunan sehingga akan merasa lebih tinggi dari orang lain. Orang yang mengagung-agungkan keturunan atau kebangsawanan sangatlah tidak baik, apalagi menganggap orang lain lebih rendah. Agama Hindu mengajarkan agar setiap orang saling menghormati dan saling menghargai sesama makhluk ciptaan Tuhan sesuai dengan konsep Tat Twam Asi dan Vasudaiva Kutumbakam. Tuhan menilai seseorang bukan karena keturunan yang dinilai adalah Dharma bhakti dan yajñanya. Demikian pula yang terpenting adalah memiliki etika moral yang tinggi.
Satyam Eva Jayate.
Dharma Raksati Raksitah.
OM Shanti.
Tulisan ini sangat bagus karena mengungkapkan kebenaran substantif sesuai dengan ajaran sanatana dharma (weda). Generasi muda sebaiknya mengikuti apa yang dijelaskan dalam tulisan ini, kaum tua yang masih asyik terperangkap dalam ilusi penyimpangan catur warna menjadi kasta, biarlalu berlalu bersama berlalunya asang waktu. Tapi kaum muda yang ingin menegakan kembali kejayaan ajaran sanata dharma (hindu) yang mulia itu harus mau dan mampu membersihkan noda kotor kasta yang telah mencemari citra hindu sehingga telah memberi jalan mudah bagi pihak lain untuk mengkonversi umat hindu .... Caranya? Kembali dan konsisten menerapkan konsep Catur Warna sesuai dengan ajaran Sanatana Dharma. Konsep Catur Warna ini jauh lebih lengkap dan lebih solid dari pada ajaran Job Specializationnya Adam Smith dan ajaran Work Ethics nya Max Weber... Bila dilaksanakan secara benar dan konsisten, konsep Catur Warna akan meoptimalkan produktivitis dan efisiensi baik secara individual maupun secara kolektif. Konsep ini adalah basis utama dalam mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan kesejahateraan umat baik secara individual maupun secara kolektif.
Patut Jro, masyarakat kini sudah mulai melek, yang ingin otak atik MDA sudah pada kelihatan dari komentar orang pada konten ini ya orang" HK dan Sai Baba.
Sadarilah bahwa masyarakat sudah cerdas.
AWAS HATI2 MUNGKIN ADA ORANG LUAR BALI ATAU KERJA SAMA DGN ORANG BALI YG TDK MENGERTI HINDU BALI SE UTUHNYA MEMAINKAN PERANAN ADU DOMBA DAN MEMAKSA AGAMA LAIN UTK MENGHANCURKAN KEHEBATAN BALI PULAU DEWATA DI CINTAI OLEH DUNIA
Jadi adalah benar bhw MDA dimanfaatkan oleh cagub incumben karena MDA dibuat untuk tujuan itu. Sedangkan Sampradaya hanya dijadikan kambing hitam saja, untuk menutupi tujuan yg sebenarnya dari inisiator keberadaan MDA itu sendiri.
Betuuulllll
Dari dulu ga ada mda, desa adat aman aman aja ga ribut kayak gni, kembalikan seperti dulu aja, desa adat otonom, desa adat mewicara, ga ada harus intervensi dr mda , Bendesa adat ga perlu disahkan oleh mda, krn desa adat otonom, berdiri sendiri, tdk boleh diintervensi siapapun, baru bali ajeg seperti dulu
Liunan lembaga sing je ngae luwung sakewale ngae uug, mekejang nganggo kesempatan ngalih pipis. Ampure Pak Cok. 🙏🙏... 🙏.
Mda sing ada pungsi,,,,bukti kasus petasan apakah ada orang mda bicara? Dan kalau ada permasalahan di desa adat apakah mda ada yg mau tau? Kok mda selalu mengatur desa adat? Apa ada kontribusi mda kepada desa adat? Zoonk😀😀😀
Seberapa jauh pemahaman pak tentang MDA?
Rasanya tidak ada keinginan menghapus MDA. Sepertinya hanya ingin mengembalikan fungsi dan tupoksi majelis adat sebelum adanya perda ttg MDA dan Dinas Pemajuan Desa Adat
Ngapain kok dipelihara mda, mda itu isi nya para preman yg saling todong utpeti ke para orang2 Hindu kok, dan yg lebih parah mda itu meminta tawaran sogokan ke para orang2 pendatang/luar bali/intinya non Hindu bisa subur disini mendirikan tempat ibadah kyk misal itu di kintamani bedugul tabanan negare karangasem dll ITU MESJIT UDH KYK JAMUR yaitu berjamuran berserakan SETIAP JENGKAL banyak sekali, pura aja cuman 1 tiap daerah di bedugul tapi mesjit dan populasi orng islm di sana sangat amat banyak, dan asal kalian tau? Orang2 Hindu di Bedugul dan kintamani BANYAK YG PINDAH AGAMA meninggalkan Hindu entah itu karena cinta (pacaran beda agama dan ujung2 nya nikah pindah agama) DAN karena Pengaruh dari orang2 islam disana, silahkan mau percaya gk percaya.. nah sekarang, tau gk siapa yg memperbolehkan banyak bngt mesjit dan populasi islam di Bedugul kintamani itu?? MDA !!!! merka menawarkan jika kalian bisa bayar utpeti/uang ke kami kalian bisa mudah dan aman di daerah ini mau bikin dan tinggal semau kalian, mau ngomong apa sekarang? Ternyata yg ngerusak Hindu dan bali adlah ORANG2 BALI NYA SENDIRI, sangat amat miris TRAGIS dan IRONIS !!!!
Menurut pak, Bagaimana sebelum adanya MDA? Apakah adanya MDA buat masalah?
@batichannelofficial7340 intinya harus sepakat semua untuk membubarkan mda itu, merka hanya membuat semua ini RUWET dan yg paling parah di domplengi oleh oknum2 dan aktivitas2 busuk seperti sogok menyogok, dll, liat tu di bedugul di kintamani di tabanan di Karangasem di banyaakkk sekali daerah2 plosok di bali itu MESJIT2 dan populasi orng2 pendatang disana sangat berhamburan banyak nya TAK TERKENDALI, tau penyebabnya karena apa? Karena mda memberikan peluang, bayar saya sekian2 maka kalian para pendatang bisa bebas disini mau tinggal dan bikin apapun, itu realita lhoo
Ngae perda disosialisasikan dg benar,dan orang MDA hrs ahli dan propesional
Duitnya , yg di intervensi oleh pemimpin daerah, maka Cagubnya wajar, minta swara dari krama desa Adat., sebab klo sdh menang pasti kucurkan duit.
Ditingkat nasional ada masalah apapun framingnya salah Jokowi. Dibali apapun permasalahan framingnya salah sampradaya, sampai MDA sudah tidak laku mau dibubarkan tetap salah sampradaya. Selama umat sedharma dibali mengikuti orang - orang minim literasi, maka bali akan terus konflik dan tidak akan maju. Jangankan sai baba, hare krsna juga bukanlah sampradaya.
Sai baba tidak ada kaitan sampradaya karena silsilah perguruanya lain. Walaupun hare krsna berguru kepada salah satu dari 4 sampradaya hare krsna bukan sampradaya.
Sampradaya adalah kumpulan silsilah guru kerohanian yang mengajarkan weda dimana beliau - beliau sudah mencapai tingkatan bhiksuka atau sanyasi termasuk didalamnya ada Rsi Wyasa. Artinya kalau kita menghina dan merendahkan sampradaya itu sama dengan menghina Rsi Wyasa atau Rsi Abyasa.
Artinya selama ini bali diadu domba oleh orang - orang minim literasi, yang haus jabatan dan uang. Politik identitas adalah politik yang paling murah dan paling merusak. Bisa diartikan mereka merusak Hindu dan bali demi berebut jabatan dan uang.
Umat sedharma dibali yang bijaksana kalau ingin bali dan hindu adem ayem maju bersuaralah. Salam dari jawa.. Rahayu Rahayu Rahayu
MDA sebagai Lembaga Sosial gk jelas peranan dn fungsinya, tidak memiliki kapasitas yg jelas dalam pemajuan fungsi Adat dan budaya Bali dalam era Perubahan Zaman dan peradaban masa Kini. Sedangkan perubahan zaman tidak bisa dibendung. Apakah Adat Bali akan dipertahankan dengan pemahaman sebagai Anak Mule Keto, Keto Kone atau Keto Dapet. Ayo para pengurus MDA tunjukan peran dan fungsi kalian sebagai tokoh yg membawa Bali di masa yang akan datang, tunjukan kapasitas anda sebagai tokoh yg berkontribusi memajukan Adat dan Budaya Bali yg dinamis, jangan hanya bisa menyuarakan Ajeg Budaya Bali. Ajeg budaya Bali yg bagaimana kedepannya ?
Generasi muda kita sekarang sudah berbeda pola pikirnya, mereka Sekarang Hidup di era globalisasi yang dinamis akibat pesatnya pengaruh dasyatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sain Tehnologi. Harapan kami MDA harus flexibel dan dinamis dalam berkontribusi bagi masyarakat adat Bali
Bali hanya punya pemimpin hebat saat Gubernur Ida Bagus Mantra, sekarang hanya berteori...OMDO ( omong doang).......!
Jeleme kekene anggon pengurus mda, jaman sdh mulai berubah.
Ngapain kok dipelihara mda, mda itu isi nya para preman yg saling todong utpeti ke para orang2 Hindu kok, dan yg lebih parah mda itu meminta tawaran sogokan ke para orang2 pendatang/luar bali/intinya non Hindu bisa subur disini mendirikan tempat ibadah kyk misal itu di kintamani bedugul tabanan negare karangasem dll ITU MESJIT UDH KYK JAMUR yaitu berjamuran berserakan SETIAP JENGKAL banyak sekali, pura aja cuman 1 tiap daerah di bedugul tapi mesjit dan populasi orng islm di sana sangat amat banyak, dan asal kalian tau? Orang2 Hindu di Bedugul dan kintamani BANYAK YG PINDAH AGAMA meninggalkan Hindu entah itu karena cinta (pacaran beda agama dan ujung2 nya nikah pindah agama) DAN karena Pengaruh dari orang2 islam disana, silahkan mau percaya gk percaya.. nah sekarang, tau gk siapa yg memperbolehkan banyak bngt mesjit dan populasi islam di Bedugul kintamani itu?? MDA !!!! merka menawarkan jika kalian bisa bayar utpeti/uang ke kami kalian bisa mudah dan aman di daerah ini mau bikin dan tinggal semau kalian, mau ngomong apa sekarang? Ternyata yg ngerusak Hindu dan bali adlah ORANG2 BALI NYA SENDIRI, sangat amat miris TRAGIS dan IRONIS !!!!
Jeleme sing ngelah betukan
Banyak adat tdk punya peran tdk mempunyai pungsi..trutama mda.. .. Adat harus budaya terdisi . Kan itu yg perlu di ketahui budaya dan terdisi..
Politik adalah sebuah peminpin birokrasi di sebut raja yg mengarah polituk itu di hadapkan kepada dan rakyat dan masiarakat
Sedangkan adat mengerah kepada umat..
Nah inilah yg di ketahui antara umat dan rakyat. Apakah rakyat itu umat apakah umat itu rakyat..
Artinya sebagai rakyat wajib memilih politik sebagai peminpin birokrasi . Namun secara umat. Tetep bersatu setelah politik itu selesae... Hingga umat itu tdk terkotak kotak
Waspadai oknum-oknum feodal, manusia yang mabuk akan Kasta warisan kaum penjajah.
Salam dari Lombok selalu menyimak saya kurang setuju tetap nyebut2 mule keto jangan ditotal jendralkan TDK semua kata mule keto itu jelek memang ada yg dijawab mule keto, mslah kasta itu TDK bisa dihapuskan itu warisan leluhur kita memang berjuang kalau yg manusia sekarang adalah keturunannya tapi TDK boleh menyombongkan diri baru kasta lebih tinggi tetap saling menghormati, jangan merasa lebih hebat dari leluhur kita dikit2 mau dirubah semoga Bali tetap jaya damai yg penting Semeton bisa guyub jangan mekerah ajak nyampe 🙏
MDA itu mandul ,tidak berfungsi masalah The Finns beach Club , petasan kembang api saat Sulinggih memuja dalam upacara itu ,mana ada orang wakil MDA turun tangan ?? tidak ada perwakilan MDA yg berbicara, lebih baik MDA dibubarkan lagian tidak fungsinya !
Hati2 dgn samoradaya yg selau memutar balikkan fakta. MDA harus diperkuat.
Bali kalau mempunyai UU ttg Otonomi Khusus Bali kan boleh, krn Bali mempunyai kekhususan tertentu seperti Adat, Budaya dllnya. Kemudian dlm pembicaraan ini ada sampradaya tertentu yg ingin membubarkan MDA, atau ingin merubah masyarakat Bali baik dlm tatacara beragama, berbudaya dan beradat, kita masyarakat Hindu Bali wajib waspada, perlu mengevaluasi dan mengoreksi keberadaan sampradaya ini. Mnrt saya sampradaya spt ini tidak murni merealisasikan keyakinannya, lebih condong berpolitik praktis untuk memperluas atau memperbanyak umatnya, shg sampradaya semacam ini dlm triguna lebih condong rajasika, bahkan tamasika tidak tidak menuntun umat menuju satwika sbg landasan mencapai tujuan hidup yaitu moksa, krn sampradaya hanyalah alat politik, bisa sj kedepan hanyalah untuk tahta dan harta. Tuhan baik dalam wujud Nir maupun Sa tidak mentolerir sampradaya atau komunitas spt ini.
Om Tat Sat.
Pecah belah dan jajahlah. Ini masih dipakai untuk menjajah Bali. Tidak perlu kajian ilmiah hanya perlu ingat dan waspada sejarah akan terulang kalau pola pikir orang bali setelah sekian abad berlalu masih seperti waktu kalah dijajah Belanda. Belanda Aslinya sudah pulang, antek antek dan pemikiran seperti VOC masih ada dan sedang bergerak. Rakyat Bali kebingungan di rumahnya sendiri. Dulu jelas Puri-puri sebagai pemimpin beberapa desa adat, pemimpin budaya di wilayah kekuasaanya. Jadi jelas siapa pemimpin adat yang menjadi wilayahnya. Puri puri sekarang sudah dianggap tidak berguna dalam urusan adat karena tidak punya wilayah dan rakyat karena kalah dari Belanda dan dialihkan ke Indonesia. Kalau adat bali mau berkembang maka harus kembali ke struktur adat Bali. Harus kembali mengakui, menempatkan dan memanfaatkan Puri-puri dan kerajaan itu sebagai payung tertinggi untuk menjalankan hukum adat Bali. Kalau tidak maka pasti akan bubar. bukan MDA nya saja tapi masyarakat dan desa adatnya sekalian. Maka politik pecah belah dan jajahlah akan berhasil dijalankan di Bali Lagi.
Biarkan desa adat menjalabkan kebiasaan2 dresta2 yang ada di desa adat masing2. Semenjak ada MDA desa adat tambah kacau.
Yang mengusulkan pembubaran MDA adalah mereka yang tidak mampu memahami esensi dan ideologi Perda 4/2019 tentang Desa Adat di Bali. Kalau dalam pelaksanaannya ada kekurangan atau masalah tidak berarti MDA nya yang salah sehingga harus dibubarkan. Perbaiki saja atau atasi saja masalah itu, bukan MDA nya dibubarkan atau PERDA nya dicabut....
Sekarang kenyataannya ,MDA lebih banyak jadi tunggangan politik
Perannya gak jelas,banyak bendesa. yg sulit dpt.sk,makanya cepat kluatkan sk.
MDA.benteng adat dan budaya Bali.
Sing ada gunane MDA,sing mragatan luud
Tegalcangkring sampe saat ini blum ada bendesa krn bendesanya kerja di luar negeri sedangkan mda memberkan srt plt kpd bendesA yg lama itu.
Kalau memang benar apa yang sampaikan oleh MDA,mengapa sususnan prajuru desa adat kami yang sdh ada di awig2 dan dijlnkan sejak dulu,mengapa di intervensi oleh MDA prob.bali hrs diganti dg nama lain gara2 BKK,
Ya tentu saja orang yg diberi jabatan akan tunduk dan segan kepada majikannya krn sdh diberi makan
Sampai disini kita seharusnya paham siapa yg membentuk MDA dan digunakan untuk apa saja lembaga itu
Rakyat Bali hidup dari pariwisata, pariwisata datang ke Bali karena budaya. Budaya terdiri dari berbagai kegiatan spt upacara keagamaan, kebiasaan, dsb. Kalau Bali hilang budayanya selamat hidup susah. Jangan salahkan pemimpin yang mempertahankan adat budaya bali
Yg aneh bagi sy, knp Bendesa terpilh hrs ada SK dr MDA, padahal MDA bukan atasan Bedesa/ds Adat, Dan SK ini dipakai syarat bagi ds Adat untuk mendapatkan bantuan Pemda Bali, shg ada kemungkinan kekisruhan akan terjadi, misal SK nisa dihambat oleh MDA atau calon yg kalah bisa bisa menggugat ke Pengadilan, padahal saat pemilhan Bendesa sah krn juga sdh dihadiri oleh Ketua Majelis Alit, inilah yg pernah terjadi, shg masyarakat pecah. untuk menjadi Nara sumber sebaiknya turun kelapangan dulu, ada apa dibalik otonomi Ds.Adat.
Jung ini kastanya apa...?
Tapi mda jangan jadi alat politik
Memtro Bali makin kesini kok kesana. Meresahkan menjadi corong kearah intoleran dari dulu. Harusnya anda nyadar mengapa channel anda bagus diawal tapi menjadi sepi yang penonton vidio tinggal ribuan bahkan ratusan saja.
Burung kuntul akan berkumpul bersama burung kuntul dan burung gagak akan bersama burung gagak. Umat hindu itu cerdas, pediam dan bergerak dalam senyap. Saya harap channel ini kembali kehaluan bisa berimbang dan mencerdaskan umat. Channel hindu itu sangat jarang saya harap umat hindu tidak mengidentifikasi lagi channel ini sebagai channel burung gagak, sangat disayangkan. Rahayu Rahayu Rahayu
@@zazchannel2827 terimakasih koreksinya. Semoga bermanfaat. Kami tidak mencari viewer. Kami menyuarakan sesuai dengan aspirasi umat. Aspirasi dan sudut pandang berbeda soal keyakinan, itu hak mereka. Sama halnya, Anda menilai aspirasi orang yg punya keyakinan berbeda. Jangan lah menilai keyakinan orang tertentu lebih hebat dan jumawa.👍
Dan, komentar di sini pun beragam. Itulah demokrasi dan bebas menilai. Menilai tentu harus beretika. Kalau tidak sesuai orang lain, kembali kepada keyakinan diri sendiri. Yang menilai bukan orang. Kalau penilaian orang perorang, pasti berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Kalau kita yakin, bahwa ada di atas kita, yg lebih berhak menilai sebuah kebenaran itu.
Chanel MetrobaliTV ingin menjelaskan, karena menyinggung soal viewer. Viewer banyak atau sedikit tergantung temannya. Menarik atau tidak tergantung temanya. MetrobaliTV masih menjunjung tinggi UU Pers dan kode etik pers. Tentu saja kami bisa menaikkan viewer dg berita yang tidak jelas atau hoax untuk menarik keinginan penonton. Yg jelas kami bukan media Abal Abal. Jika, mau berimbang bisakah anda undang podcast di metro Bali. Sangat senang hati saya menyambutnya. Sehingga tidak berprasangka negatif. Kami bukan media propaganda yg hanya milik kelompok tertentu.
Terima kasih dan saya acungi jempol 2 kalau memang podcast ini terbuka kritik dan masih bertujuan menjadi media berimbang dengan UU pers.
Akan tetapi kenyataanya berbicara lain contoh Anda bilang Bukan media abal", propaganda dan no hoack. Kalau memang begitu media yang memegang UU pers dan mengerti jurnalistik harusna punya tim peneliti sehingga bisa menentukan berita real atau hoack. Kalau saya lihat tim anda tidak berfungsi sebagaimana mestinya dalam meneliti. Contoh sederhana Kata dasar sampradaya, tanpa tau arti sebenarnya kata sampradaya Anda menulis judul "Konsep menghapus mda datang dari sampradaya" itu hoack dan fitnah yang menyesatkan umat. kalau Anda tulis "Konsep itu datang dari hare krsna" itu lebih masuk akal judulnya. Tinggal Anda undang bersama perwakilan mda dan hare krsna untuk konfirmasi sehingga bisa dibilang media berimbang. Bukan diundang salah satu terus, setelah ada kritik keresahan baru undang datang pihak kontranya sangat tidak profesional itu.
Kalau Anda mengundang saya sebagai penyeimbang itu lebih salah kaprah. Karena dari dulu saya sudah bilang saya orang hindu jawa / kejawen / budha wisnu walaupun sama Waisnawa tapi beda aliran dengan hare krsna. Sehingga tidak pas untuk mewakili hare krsna. Katanya banyak hare krsna dibali, silahkan diundang resmi ke podcast.
Hoack dan menyesatkan umat maksudnya. Hare krsna bukan sampradaya. Sampradaya kumpulan silsilah sanyasi / bhiksuka / Rsi yang mengajarkan weda. Ada 4 sampradaya. 1. Siwa sampradaya 2. Brahma sampradaya 3 laksmi sampradaya dan 4 catur kumara sampradaya. Rsi Wiyasa berada dalam silsilah Brahma sampradaya. Sehingga kalau Anda menulis judul memfitnah sampradaya sama dengan Anda memfitnah semua sanyasi dan Rsi dalam sampradaya termasuk Rsi wiyasa dan siwa sampradaya yang menjadi cikal akal semua sekte siwa yang ada. Perlu diperhatikan Permasalahanya mda dengan hare krsna bukan dengan sampradaya.
Semua sekte tidak ada tinggi rendah dalam Hindu. Hindu bukan agama tafsir. Semua arti kata ada dalam weda. Kalau Anda lebih condong kepada orang penafsir tanpa dasar itu justru yang berbahaya. Semoga kedepan metro bali podcast bisa mewujudkan UU pers yang berimbang dan mencerdaskan umat. Rahayu Rahayu Rahayu.
@zazchannel2827 untuk lebih jelas, saya undang anda di podcast. MetrobaliTV hanya menyajikan saja. Kelompok siapapun saya undang podcast. Seperti istilah kelompok burung kuntul dan gagak saya undang. Dan, itu sudah saya lakukan di podcast sebelum. Selebihnya, penonton yang menilai. Pers bukan eksekutor, bukan pula mengadili tetapi pers hanya menyajikan. Sumber informasi adalah narasumber. Pers atau wartawan tidak boleh beropini. Seperti podcast ini, Nara sumber jelas. Jika mau membantah atau meluruskan silahkan. Itu akan lebih baik. Akan ada perbandingan sehingga penonton mendapat informasi dua arah.
Sebenarnya pihak paslon bukan ingin membubarkan desa adat, hanya yg di pertanyakan MDA nya yg blm di akui oleh pemerintah pusat, hanya yg mengesahkan MDA adalah gubernur, karna mungkin punya kepentingan dg kerame adat akan di arahkan untuk menjadi pendukungnya, kalo menurut UUD 45 pasal 18 bab 2 menyatakan sebagai berikut, kearifan lokal dan adat budaya yg tumbuh dari masyarakat desa dan daerah, aslinya di akui oleh negara republik indonesia, artinya adat hanya ada di desa2 tidak ada di kecamatan kabupaten propinsi pusat, yg menjadi atasan adat yalah kepala daerah bupati wali kota gubernur presiden, sebab tumbuhnya kearipan lokal dan budaya dari daerah bukan MDA atasan adat
Semenjak adanya apakah kita jadi ribut terus ?
Apakah adanya MDA .,kita jadi damai?
Pemerintah daerah sudah mempunyai bidang yg membidangi desa adat sendiri ,apakah tidak berjalan propesional?
Bukan yng lain bubarkan aja mda terlalu interpensi
Fungsi mda tidak jelas