Terima kasih kpd semua ust aswaja,semoga dngn kajian seperti ini kami orang awam tau dan mengerti mana yng boleh dikerjakan dan mana yng harus ditinggalkan,kami semua mengharapkan untuk mengadakan kajian seperti ini dngn ustdnya wahabi spy jls antara yng hak dan yng bathil,agar jngn se dikit2 bid,ah malah sampai mengkapir orang yng tdk sepaham dngn akidahnya.
tu yg suka gampang membid'ahkan, sepertinya wajib nonton penjelasan para narasumber ini, sambil buka hati dan pikiran jernih, agar luas pemahamannya dan gak sempit...syukron ustadz🙏
Mana mungkin Mreka nonton kajian Lewat TH-cam kawan, hehehe, Emang Nabi dulu Youtuban ??? hehehe,,, Kan bagi mreka Asal Nabi gak melakukan pkoknya Bid'ah,,,😁
Luar biasa ilmu-nya.. terima kasih. Amat sangat jelas dan ceramah yang amat sangat bermutu.. Semoga ustadz Ahmad Sarwat dan Ustadz Sutomo selalu diberikan kesehatan dan sukses dunia akhirat. Aamiin ya Allah. Terima kasih juga SalingSapa TV atas share-nya.
Ustad seperti beliau ini punya pemikiran yg terbuka dan tidak terkungkung dengan pemahaman yg sempit. Ustad seperti ini yg perlu didengar kajiannya, bukan ustad yg dikit2 menyalahkan oranglain krna beda pandangan dan pemahaman. Semoga beliau sll sehat dan dilindungi Allah
Viralkan ustadz atau kyai seperti ini.... Semoga para kyai dan ustadz yang ilmiah namun tetap ALA INDONESIA TEMPOE DOELOE ini kelak jadi idola pengguna sosmed setara dengan ustadz Abdusshomad LC.MA. aminn
Bagi saya ini kajian yang sangat luar biasa, Membuka cakrawala berfikir kita agar tdk sempit dan terjebak menganganggap orang lain salah, wa ahlul bid'ah.
Kajian oleh dua ustadz ini baik sekali,tapi akan lebih baik lagi klu dua ust ini sesekali mengikuti jejak Kh Idrus Ramli yg berani tampil debat terbuka dg tokoh tokoh Wahabi Salafih yg selalu membid,akan Muamalah dan ibadah ummat islam indonesia.jangan hanya sekedar kajian di gelanggang sendiri. InsyaAllah memfaatnya akan lebih besar.
Mari menyimak kajian dari para Masayikh Ahli Hadits dari Langsung Kota Nabi Madinah: Shahih Fiqih : th-cam.com/users/ShahihFiqih Yufid TV : th-cam.com/users/yufidvideos
Siapa yang pertama kali mengucapkan Kata BID'AH..? Kalau tidak suka dan menolak kata bid'ah. Maka Proteslah kepadaNabi Muhammad sallahu alaihi wasallam.. Beliau salallahu alaihi wasallam adalah orang pertama yang mencela bid’ah dan mewanti-wanti umat dari perkara itu! Dan Beliaulah yg memerintahkan ummatnya agar mengikuti golongan yg 1 (satu) dari 73 (para salafusshaleh) Karena bid'ah awal dari kerusakan aqidah setelah kesyirikan?! *Hadits 1* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ “Barangsiapa membuat suatu perkara baru (bid'ah) dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718) *Hadits 2* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami (bid'ah), maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718) *Hadits 3* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan, أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ “Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867) Dalam riwayat An Nasa’i, مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ “Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i) *Hadits 4* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”) *Hadits 5* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ *“Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya”* (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54) *Hadits 6* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ “Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu yang mereka ada-adakan (bid’ah) sepeninggalmu’ “ (HR. Bukhari no. 6576, 7049). Dalam riwayat lain dikatakan, إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى “(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku(melakukan bid'ah) sesudahku”(HR. Bukhari no. 7050). .....7..⤵️
Hadits 7* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, انَّهُ سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ” لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ “Sungguh diantara perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, yaitu akan ada orang (pemimpin) yang mematikan sunnah dan membuat bid’ah. Mereka juga mengakhirkan shalat dari waktu sebenarnya’. Ibnu Mas’ud lalu bertanya: ‘apa yang mesti kami perbuat jika kami menemui mereka?’. Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan pada orang yang bermaksiat pada Allah'”. Beliau mengatakannya 3 kali. (HR. Ahmad no.3659, Ibnu Majah no.2860. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2864) *Hadits 8* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا “Barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunnah yang aku ajarkan, maka ia akan mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”) *Hadits 9* Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata: يا رسولَ اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ ) “Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu Allah mendatangkan kami kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah setelah semua ini akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kebaikan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Aku bertanya: ‘Apa itu?’. Nabi bersabda: ‘akan datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang pada sunnahku. Akan hidup diantara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan namun berjasad manusia’. Aku bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat wahai Rasulullah jika mendapati mereka?’. Nabi bersabda: ‘Tetaplah mendengar dan taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu, tetaplah mendengar dan taat’” (HR. Muslim no.1847) Tidak berpegang pada sunnah Nabi dalam beragama artinya ia berpegang pada sunnah-sunnah yang berasal dari selain Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan kebid’ahan. *Hadits 10* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَوَّلُ مَنْ يُغَيِّرُ سُنَّتِي رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ “Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749) Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah kebid’ahan. *Hadits 11* Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. ٍSetelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya” (tanpa tidur). Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka”. Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. *Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku*” (HR. Bukhari no.5063) Dalam hadits di atas, ketiga orang tersebut berniat melakukan kebid’ahan, karena ketiganya tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Yaitu puasa setahun penuh, shalat semalam suntuk setiap hari, kedua hal ini adalah bentuk ibadah yang bid’ah. Dan berkeyakinan bahwa dengan tidak menikah selamanya itu bisa mendatangkan pahala dan keutamaan adalah keyakinan yang bid’ah. Oleh karena itu Nabi bersabda “Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku“. Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah. Wallahu’alam. - Ditulis oleh: Ustadz Yulian Purnama hafidzahullah. -*-*-*-*-*-*- muslim.or.id/11456-hadits-hadits-tentang-bidah.html
🌴: *4 IMAM Madzhab BERKATA:* *IMAM ABU HANIFAH* Dari Kufah, Irak (hidup th 80 H - 150 H). *Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata:* “Aku berpegang kepada kitab Allah. Kemudian yang tidak aku dapatkan (di dalam kitab Allah, aku berpegang) kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika aku tidak mendapatkannya di dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, aku berpegang kepada perkataan-perkataan para sahabat Beliau. Aku akan berpegang kepada perkataan orang yang aku kehendaki, dan aku tinggalkan perkataan orang yang aku kehendaki di antara mereka. Dan aku tidak akan meninggalkan perkataan mereka (dan) mengambil perkataan selain (dari) mereka”. [Riwayat Ibnu Ma’in di dalam Tarikh-nya, no. 4219. Dinukil dari Manhaj As Salafi ‘Inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, hlm. 36, karya ‘Amr Abdul Mun’im Salim] *********** *IMAM MALIK BIN ANAS* Dari Madinah (hidup th 93 H - 179 H) *Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata :* “Barangsiapa membuat bid’ah (perkara baru) di dalam Islam (dan) ia menganggapnya sebagai kebaikan, maka ia telah menyangka bahwa (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhianati risalah. Karena Allah Ta’ala berfirman: الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu. [Al Maidah:3] Maka apa-apa yang pada hari itu bukan agama, pada hari ini pun tidak menjadi agama”. [8] Imam Ibnu Abi Zaid Al ************* *IMAM ASY SYAFI’I* Imam Syafi’i Muhammad bin Idris rahimahullah, lahir di Ghazza, ‘Asqalan, kemudian pindah ke Mekkah. Beliau bersafar ke Madinah, Yaman dan Irak, lalu menetap dan wafat di Mesir (hidup th 150 H - 204 H). *Imam Syafi’i rahimahullah berkata* : “Selama ada Al Kitab dan As Sunnah, maka (semua) alasan tertolak atas siapa saja yang telah mendengarnya, kecuali dengan mengikuti keduanya. Jika hal itu tidak ada, kita kembali kepada perkataan-perkataan para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , atau salah satu dari mereka”. [Riwayat Baihaqi di dalam Al Madkhal Ilas Sunan Al Kubra, no. 35. Dinukil dari Manhaj As Salafi ‘Inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, hlm. 36]. Imam Asy Syafi’i berkata, إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي “Jika terdapat hadits yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah pendapatku.”[1] Ar Rabie’ (murid Imam Syafi’i) bercerita, Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Syafi’i tentang sebuah hadits, kemudian (setelah dijawab) orang itu bertanya, “Lalu bagaimana pendapatmu?”, maka gemetar dan beranglah Imam Syafi’i. Beliau berkata kepadanya, أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ وَقُلْتُ بِغَيْرِهِ “Langit mana yang akan menaungiku, dan bumi mana yang akan kupijak kalau sampai kuriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku berpendapat lain…!?”[2] Imam Syafi’i juga berkata, إِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ وَدَعُوا مَا قُلْتُ -وفي رواية- فَاتَّبِعُوهَا وَلاَ تَلْتَفِتُوا إِلىَ قَوْلِ أَحَدٍ “Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku -dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan- maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.” ********* *IMAM AHMAD BIN HANBAL* Dari Baghdad, ‘Irak (hidup th 164 H - 241 H). *Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:* “Pokok-pokok Sunnah menurut kami ialah, berpegang kepada apa yang para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di atasnya, dan meneladani mereka … “ [Riwayat Al Lalikai] melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)
Masya Allah, begitu berhati2 nya Ulama2 Salaf, tidak menyimpulkan hukum dari hanya 1 hadits, tapi mengumpulkan semua hadits yang terkait baru di tarik kesimpulan. tdak seperti saat ini bermodal 1 hadist langsung pukul rata kesimpulannya utk semua kasus
Kajian bid'ah ini perlu dilakukan oleh ribuan santri dan ulama, dan perlu diulang2 ber ribu2 kali, supaya umat paham n tidak mudah dibodohi oleh pemahaman yg dangkal.
DR,KH AHMAD SARWAT ,LC,M,A,SAYA SUKA CERAMAH BELIAU,MUDAH DI FAHAMI GAYA BAHASANYA,SMOGA BELIAU DIPANJANGKAN UMURNYA DI SEHATKAN LAHIR BATINNYA,AMIN YA ALLAH...SUKABUMI BARU NYIMAK
" Kullu bid'atin" ......Kullu dalam hadits tsb menurut kaidah bahasa adalah lil juz'i (artinya sebagian). Bahkan bid'ah itu ada yang wajib, seperti membukukan mushaf Alqur'an, belajar ilmu bahasa Arab dsb. Ahli bid'ah (orang yg suka membid'ahkan amaliah orang lain), sepertinya kekurangan kerjaan. Materi ini ilmiah banget....Mantap ustadz! Semoga yang hak ini semakin jaya.
Hmm sebenarnya Pembukuan al qur'an adalah ijma sahabat. Dan ijma sahabat merupakan dalil dalam agama. Ilmu nahwu dan sharaf sendiri adalah bidah terpuji dalam mazhab syafii. Dalam mazhab lain istilahnya maslahat mursalat. Karena ilmu nahwu dan sharaf adalah sarana untuk menjaga/memudahkan dalam belajar agama. Bisa kita lihat pembukuan quran, ilmu nahwu-sharaf sama sekali tidak merubah ajaran islam. Maka hal ini dibolehkan. Beda halnya yang mengubah dan menambah ajaran islam. Seperti adanya shalat nishfu sya'ban, shalat raghaib, serta amalan-amalan lain yg tidak ada landasannya dalam syariat. Bahkan imam nawawi dari mazhab syafii pun membidahkan shalat raghaib karena tidak ada dalil.
UD Hidayah Frozen mari kita viralkan sebanyak banyaknya video ini ,karena ada diantara keluarga kita sampai brtengkar karena mengklaim dirinya yg paling benar .semoga ustad ahmad sarwat kita panjang umur dan penerus para ulama yang besar dan amanah.aamiin
Mantap, sangat mendalam pembahasan soal bid'ah, ternyata gak sesederhana yang selama ini dibayangkan orang-orang, asal Nabi gak lakukan maka bid'ah.. Semoga yang mampir ke video ini nontonnya tuntas dari awal hingga akhir, biar pahamnya juga utuh.
Kalau kita telaah dg logika dari beberapa hadist, hal yg baru yg dianggap biddah sesat masuk neraka itu lebih cocok untuk ranah aqidah/tauhid yg kalau bikin hal baru pasti sesat, tapi kalau ranah amal ibadah tak lah cocok karena banyak sahabat/umat yg berkreasi/inivasi dalam ibadah tidak divonis Rasul dg biddah malah senang dan memujinya spt Bilal dg solat sunat wudhu, Abu Hurairah dh dzikirnya ribuan dg tali yg dibuhul dan amal ibadah itu paling apes tertolak (tak dapat apa2 bukan sesat masuk neraka) jika salah atau tanpa dalil, disamping itu amal ibadah itu yg pertama dilihat Allah adalah niat bari caranya.
Perhatikan pd menit 46.31 dst.. kita hanya mengikuti saja sebagai org yg awam.. jgn kita menambah2.. klo para sahabat yg menambah tidak apa2.. setelah para sahabat jgn lagi menambah2.. semoga Allah subhanahuwata'ala melindungi kita اَمِين...اَمِين...اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
*KULLU versi AHLI HADITS...* Makna kata *"KULLU"* dalam hadits bid'ah menurut ahli hadits Imam Nawawi dalam *Syarah Shahih Muslim,* disebutkan : _“Kullu bid’ah dholalah”,_ ini adalah kata-kata umum yg dibatasi jangkauannya. Maksud _“Kullu bidah dholalah”,_ adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan semuanya.” Hadits : _"Pada habbatus sauda’ (jintan hitam) adalah obat yang bisa menyembuhkan semua (kullu) penyakit (maksudnya semua penyakit bisa disembuhkan dengan habatus sauda') kecuali kematian."_ (HR Bukhari dan Muslim). Lafadz "kullu" disini tidak bisa diartikan semua penyakit bisa disembuhkan dengan _habbatus sauda',_ tapi sebagian penyakit sesuai keterangan dari Imam Ibnu Hajar ra bahwa penyakit yang disembuhkan oleh _habbatus sauda’_ adalah penyakit yang bersifat dingin, adapun sakit yang bersifat panas tidak bisa disembuhkan dengannya. Dalam Surah Al-Kahfi disebutkan : _"Sungguh kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugrahi “segala sesuatu” (kullu) serta memiliki singgasana yang besar.”_ Ayat ini maksudnya, Ratu Bilqis dianugrahi segala sesuatu _(kullu)_ padahal kenyataanya tidak seperti itu, karena Ratu Bilqis tidak dianugrahi kerajaan Nabi Sulaiman. Kullu artinya bisa *semua* tetapi juga bisa *sebagian,* tergantung teks/konteks-nya dari kalimatnya. Contoh lafadz "kullu" bermakna sebagian (tidak mutlak semua) dalam Al Quran adalah : -Ayat dari Surat al-Ahqof: 25. -Surat al-Anbiya’: 30. -Surat al-An’am : 44. -Surat an-Naml : 23. -Dan juga beberapa hadits. AlQuran atau Hadits kadang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya tidak selalu pas yang dimaksud dalam balaghah Bahasa Arab. Bahasa AlQuran tidak semuanya bisa diterjemahkan dengan tepat sesuai yang dimaksud ayat aslinya bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Misalnya, dijumpai ayat atau hadits yang kalimatnya terdapat kesamaan pengungkapan *dua lafadz sama tetapi memiliki arti yang berbeda.* Contoh : _Hadits,_ *"Kullu* bid'atin dholalah wa *Kullu* dholalatin finnar, " -- dalam hadits ini *ada dua lafadz "kullu,"* yang artinya setiap, tetapi setiap (kullu) yang pertama artinya sebagian, sedangkan kullu yang kedua artinya semua. Dalam _Syarah Hadits Shahih Muslim_ dikatakan, _"Sebagian (besar) bid'ah, bukan semua, bukan seluruhnya."_ Sehingga dengan demikian bila diterjemahkan maksudnya, _"Sebagian (besar) bid'ah itu sesat, dan semua yang sesat akan masuk neraka."_ _Surah Ar-Ruum: 55,_ --- dalam ayat ini *"ada dua lafadz "sa’at,"* tetapi sa’at yang pertama artinya waktu yang lama (kiamat, 50.000 tahun lamanya) sedangkan sa’at yang kedua artinya waktu sesaat, tidak lama. _Surah Al-Ahzab: 37_ --- dalam ayat ini *ada dua lafadz "tahsya"* yang artinya takut, tetapi takut yang pertama artinya dilarang, sedangkan takut yang kedua artinya diperintah. _Hadits,_ *"Kullu* bid'atin dholalah wa *Kullu* dholalatin finnar, " -- dalam hadits ini *ada dua lafadz "kullu,"* yang artinya setiap, tetapi kullu yang pertama artinya sebagian, sedangkan kullu yang kedua artinya semua. _"Sebagian bid'ah_ (hal yang baru) _itu sesat, dan semua yang sesat akan masuk neraka."_ _Hadits,_ "Sesungguhnya (wajibnya) air, karena air." (HR. Muslim) -- dalam hadits ini *ada dua lafafd sama yaitu "air,"* tetapi air yang pertama maksudnya air mandi, sedangkan air yang kedua maksudnya adalah air mani. _Surah Al-Lahab: 1-3_ --- dalam ayat ini *ada dua lafadz "lahab,"* tetapi lahab yang pertama artinya Abu lahab, sedangkan lahab yang kedua artinya yang bergejolak. _Surah An-Najm: 1-3_ -- dalam ayat ini *"ada dua lafadz "hawaa,"* tetapi hawaa yang pertama artinya terbenam, sedangkan hawaa yang kedua artinya adalah nafsu. Dan lain-lain. Kesimpulannya, dalam ilmu balaghah bahasa Arab memang ada dua kata yang lafadz nya sama dalam satu kalimat tetapi maknanya beda. Ini disebut *Jinas Tam.* Contoh-contohnya ya seperti diatas tadi.
Ahmad Sarwat mengenyam pendidikan formal di: S-1 di Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Suud LIPIA, Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab. S-2 di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta - Ulumul Quran dan ulumul hadits. S-3 di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta - Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) Udah nggak usah berdebat...ust kaya gini di debatin
Itulah salahnya Saudi yg tdk selektif memilih calon siswanya. setelah dpt ilmu gratis/tdk perlu bayar,dpt uang saku dan sekarang menjadi musuh apa yg Saudi yakini. betul2 salah...
Sebenarnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adl seorang saleh dan baik lurus ajarannya ...hny kurir dakwah ( da'i2 nya) dibelokkan oleh agen /setan yg mewariskan secr halus karakter su'ul adab , kesombongan,serta .menutup pintu dialog dan silaturahmi dgn kyai2 lokal atau ulama mazhab dgn alasan nanti disatukan hatinya dgn Ahlul bid'ah (suatu alasan konyol dalam tradisi intelektual)
alhamdulillah ustadz ilmunya, yang sering sering aja kajian seperti ini, biar umah paham, karena saya merasa khawatir dengan fenomena saat ini, saya merasa ada oknum yang sengaja ingin membuat gaduh dan mengadudomba umat dengan berbagai cara seperti gerakan bidah, adu domba antar ulama dll
semoga orang2 wahabi melihat kajian ini dan bertobat untuk tidak menyesat nyesatkan umat muslim lainnya yg berbeda dengannya karena sudah jelas hujjah2nya
perhatikan saja lah wahai wahaboy ustadz kalian dlm tausyiah, pengetahuan dalil hny secuil n langsung menjdikan itu hukum mutlak padahal hadist itu bnyak dlm satu hal ttp dlm konteks yang berbeda
betul, mereka menafsir al-quran hadist tanpa menggunakan ij'ma para ulama terdahulu, mereka mengartikan sesuai tafsir yg ada diteks.....padahal nabi katakan ulama itu adalah pewarisnya.....sy jg bingung dgn pemikiran dangkal mereka.....mereka salah, tp merasa benar dgn kesalahanya...aneh kan.......akhiruzamannnn...
Betul. Ayat2 al-quran saja diterangkan oleh ayat yg lain, hadist dan penafsiran Ulama2 tafsir. Begitu juga Hadist, harus dilihat hadist yg terkait. Kalau wahabi yg ngaku2 salafi biadanya main comot satu hadist atau satu ayat saja, terus menvonis amal ibadah umat, bisa2 mereka menvonis (jadi hakim/juri) dg pakai ayat dan hadist. Kaidah tauhid/aqidah itu absolut (muthlak), berlaku mutlak sedangkan syareat amal ibadah sangat tergantung situasi dan kondisi contoh waktu pandemi covid-19 banyak syareat berubah.
masya alloh. mantap. rosul itu bilang sudah jelas berpegang teguhlah lah dgn sunnahku dan sunnah para sahat setelahku. intinya jadi apa yang dilakukan sahabat setelah nabi wafat untuk kemaslahatan agama itu tidak mengapa.
Masya Allah,... tabarakallah,..Alhamdulillah melalui taqdirnya Allah, saya bisa menyaksikan tayangan bermanfaat ini. Semoga semua ustadz yang tampil ini selalu dalam naungan Ridho dan Rahmat Allah. Syukron....👍👍👍
Maaf mau tanya,kalau kita boleh mengadakan bid'ah hasanah,bolehkah saya kalau saya sebelum bepergian saya adzan dulu,atau bolehkan saya berpuasa dari maghrib sampai subuh,biar saya mendapatkan pahala orang yang mengikuti saya🤝
Cermati ceramahnya..apa nggak mendengar sampai selesai..bidah Hasanah itu yang tidak bertentangan dengan Sunnah dan bidah sayiah itu yang bertentangan dengan Sunnah
Penafsiran dalil menggunakan akal adalah kesalahan yang fatal .. Allahul musta'an , siapakah kita ? Apakah lebih baik cara beragama kita dari pada rasulullah dan sahabat yang hidup dimasa belau, yang melihat dan berinteraksi langsung dengan rasulullah, alangkah lebih baik kita mencari tau dan mencontoh cara beragama rasullullah dan orang yang dijamin masuk surga seperti sahabat. Sama kan ibadah kita seperti bagaimana rasulullah beragama dan sahabat mengamalkannya. Dan ada pesan dari rasulullah ketika kita menemukan banyak perselisihan seperti dalam hadits. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَ فًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan untuk mendengar serta taat (kepada pimpinan) meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya, barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian (para sahabat), niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun -orang-orang yang mendapat petunjuk- sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangan sekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat”. [HR Abu Dawud dan Tirmidzi] [2] Read more almanhaj.or.id/2908-perpecahan-sebagai-sunnah-kauniyah.html
Cakep. Tapi pertanyaannya? Apakah antum udh semua mengamalkan semua Sunnah ap yg pernah dilakukan Rasulullah? Sanggup? 😄. Yakin? Merasa alim atw merasa awam? Semoga Allah SWT jadika kita hamba yg tawadhu. Bahwa kita ini bukan apa2 nya dlm ibadah Sunnah Rasulullah
Alhamdulillah. Klo ummat islam taat beribadah, saling sayang sesama muslim, bela agamanya. Beres dah. Allahpun insyaaAllah ridho. Mau qunut mau tdk asal sama" Pegang dalil beres. Indahnya islam.... Ummat islam. Kapankah saat itu ya. **semua dimulai dari para ustadznya, kita yg bawah cuman ngikut ust....**. ENGKAU yg menjadi saksi dan hakim ya rabb....
Betul ustad. Saya dari dulu heran juga. Kok hanya gara-gara maulid, sekian banyak org sesat dan pasti terancam neraka. Saya selalu menjadi panitia penyelenggaranya, yg mana acaranya tak ada yg menyesatkn seperti baca al qur an, menceritakan sunnah-sunnah yg dilakukan nabi berupa akhlaq beliau, dan ditutup acaranya dgn pembacaan doa oleh sang penceramah. Lalu hal seperti ini divonis sesat atau masuk neraka ? Paham agama apa ini ?
Mantab..smoga majelis ini bisa mnjadi solusi yg baik..dan ajang silaturahim yg baik tdak menghukumi antara islam yg satu dgn yg lain..tapi nasehat ilmiah agar kita mmpu berfikir yg lbih baik..smua kembali pada alloh smoga kita selalu mnjadi saudara islam yg kaffah.. Untuk admin kalo ada acara begini jgn pakai kata DEBAT..lebih bagus pakai kata yg lbih santun..sperti KAJIAN..ULASAN dll..
Alhamdulillah dulu cuma melihat ustadz Ahmad syarwat cuma lewat artikel, sekarang bisa melihat beliau langsung.. semoga ustadz panjang umur dan sehat
Terima kasih kpd semua ust aswaja,semoga dngn kajian seperti ini kami orang awam tau dan mengerti mana yng boleh dikerjakan dan mana yng harus ditinggalkan,kami semua mengharapkan untuk mengadakan kajian seperti ini dngn ustdnya wahabi spy jls antara yng hak dan yng bathil,agar jngn se dikit2 bid,ah malah sampai mengkapir orang yng tdk sepaham dngn akidahnya.
Penjelasannya perlu didengar dan dilihat oleh saudara kita yang sering menyatakan bid'ah kepada yang lainnya. Sangat bernanfaat.
Terimakasih usd sudah ngasih tau pada org2 yg blm tau faham ahlusunnah yg sebenarnya.ini ustd yg sgt sederhana tapi cerdas.
Ust sarwat dan ust sutomo barokallah...mkasih ilmunya.ini harus dikembangkan tausyiah 2 al sunnah waljamaah.biar umat cerdas
Alhamdulillah, suatu pencerahan yg lengkap dan tuntas... tahniah pak ustaz dan produksinya
Baru kali ini ada ust.yg cerdas membahasakan figh..note :ust ahmad sarwat..
Ini bru mantap..
Ustaz wawasan luas dan tdk ngasal..
Lanjutkan kajian ini...
tu yg suka gampang membid'ahkan, sepertinya wajib nonton penjelasan para narasumber ini, sambil buka hati dan pikiran jernih, agar luas pemahamannya dan gak sempit...syukron ustadz🙏
Mana mungkin Mreka nonton kajian Lewat TH-cam kawan, hehehe, Emang Nabi dulu Youtuban ??? hehehe,,, Kan bagi mreka Asal Nabi gak melakukan pkoknya Bid'ah,,,😁
Malas beramal masak org membaca ayatayat tuhan masuk neraka dibid,ahkan mana logikanya?
Masya Alloh .. Sangat bermanfaat.. semoga menjadi pencerahan..
Luar biasa ilmu-nya.. terima kasih. Amat sangat jelas dan ceramah yang amat sangat bermutu.. Semoga ustadz Ahmad Sarwat dan Ustadz Sutomo selalu diberikan kesehatan dan sukses dunia akhirat. Aamiin ya Allah. Terima kasih juga SalingSapa TV atas share-nya.
Ustad seperti beliau ini punya pemikiran yg terbuka dan tidak terkungkung dengan pemahaman yg sempit. Ustad seperti ini yg perlu didengar kajiannya, bukan ustad yg dikit2 menyalahkan oranglain krna beda pandangan dan pemahaman. Semoga beliau sll sehat dan dilindungi Allah
Ust ust salafi Wahabi memang sempit pemikirannya. Kasihan sekali pengikutnya.
Trimakasih para ustad atas penjelasannya semoga bermanfaat bagi umat
Sangat detil.mudah di terapkan dan di amalkan masuk akal.
ust.Sutomo ini penampilannya seperti mas-mas penjaga warnet, tapi MasyaAlloh ilmunya dalam sekali, cerdas cemerlang...sehat selalu ustadz
ada2 aja, emang muka penjaga internet seragam wk..wk
Bisa aja si ibu
Subhanallah ... Alhamdulillah.
Viralkan ustadz atau kyai seperti ini.... Semoga para kyai dan ustadz yang ilmiah namun tetap ALA INDONESIA TEMPOE DOELOE ini kelak jadi idola pengguna sosmed setara dengan ustadz Abdusshomad LC.MA. aminn
Muhammad Syarofi sip. Bro. Beliau ahli & pakar fiqih.
Pa Ustaz, kullu bid'atin Dalallah di jadikan senjata untuk menyerang
Aswaja.
Sumitro Mitro ia bro. Beliau pakar fiqih yg brhasil membuat para wahaboy brfikir 1000x buat triak2 bid'ah lagi 🤣
@@shofael-madany5108 setuju sekali bro
Sesuatu yg bid'ah pasti mudhorot bagi umat...nyata dan pasti sbb bid'AH sesuatu yg paling di sukai saeton..
Ass,wr,WB.semoga kita dapat mengambil pelajaran dan semakin luas ilmu agama kita,semoga berkah dan manfaat,Amin.
Subhanalloh, ini ustad ustad yang ilmunya luas, alhamdulillah di tuntun oleh alloh untuk menemukan video ini
Bagi saya ini kajian yang sangat luar biasa,
Membuka cakrawala berfikir kita agar tdk sempit dan terjebak menganganggap orang lain salah, wa ahlul bid'ah.
Ustad Sarwat, Ustad Sutomo luar biasa penjelassannya
Masya Alloh bisa nyimak syarah hadis ini
Alhamdulillah....semakin terang benderang ulasannya....semoga tembus membuka mata hati saudara2ku yg msh wahabi.
Ujung-ujungnya mau bela tahlilan dll
Alhamdulillah. ikut nyimak
nah kajian seperti inilah yg mencerahkan. membahas dg berbagai tinjauan bahkan rujukan para imam mujtahid. bukan sekedar menghukumi dg simpel sekali.
Kajian oleh dua ustadz ini baik sekali,tapi akan lebih baik lagi klu dua ust ini sesekali mengikuti jejak Kh Idrus Ramli yg berani tampil debat terbuka dg tokoh tokoh Wahabi Salafih yg selalu membid,akan Muamalah dan ibadah ummat islam indonesia.jangan hanya sekedar kajian di gelanggang sendiri.
InsyaAllah memfaatnya akan lebih besar.
Mari menyimak kajian dari para Masayikh Ahli Hadits dari Langsung Kota Nabi Madinah:
Shahih Fiqih : th-cam.com/users/ShahihFiqih
Yufid TV : th-cam.com/users/yufidvideos
Makanya aku sering komen tuk mengikuti beliau kpd teman2 wahabi jangan ngotot terus
Siapa yang pertama kali mengucapkan Kata BID'AH..?
Kalau tidak suka dan menolak kata bid'ah. Maka Proteslah kepadaNabi Muhammad sallahu alaihi wasallam..
Beliau salallahu alaihi wasallam adalah orang pertama yang mencela bid’ah dan mewanti-wanti umat dari perkara itu! Dan Beliaulah yg memerintahkan ummatnya agar mengikuti golongan yg 1 (satu) dari 73 (para salafusshaleh)
Karena bid'ah awal dari kerusakan aqidah setelah kesyirikan?!
*Hadits 1*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru (bid'ah) dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
*Hadits 2*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami (bid'ah), maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
*Hadits 3*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867)
Dalam riwayat An Nasa’i,
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i)
*Hadits 4*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)
*Hadits 5*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
*“Sungguh Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya”* (HR. Ath Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 54)
*Hadits 6*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu yang mereka ada-adakan
(bid’ah) sepeninggalmu’ “ (HR. Bukhari no. 6576, 7049).
Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى
“(Wahai Rabb), sungguh mereka bagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh engkau tidak tahu bahwa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku(melakukan bid'ah) sesudahku”(HR. Bukhari no. 7050).
.....7..⤵️
Hadits 7*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انَّهُ سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ” لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Sungguh diantara perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, yaitu akan ada orang (pemimpin) yang mematikan sunnah dan membuat bid’ah. Mereka juga mengakhirkan shalat dari waktu sebenarnya’. Ibnu Mas’ud lalu bertanya: ‘apa yang mesti kami perbuat jika kami menemui mereka?’. Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan pada orang yang bermaksiat pada Allah'”. Beliau mengatakannya 3 kali. (HR. Ahmad no.3659, Ibnu Majah no.2860. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, 2864)
*Hadits 8*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا
“Barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunnah yang aku ajarkan, maka ia akan mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)
*Hadits 9*
Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata:
يا رسولَ اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ )
“Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu Allah mendatangkan kami kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah setelah semua ini akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kebaikan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Apakah setelah itu akan datang kejelekan? Nabi bersabda: ‘Ya’. Aku bertanya: ‘Apa itu?’. Nabi bersabda: ‘akan datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang pada sunnahku. Akan hidup diantara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan namun berjasad manusia’. Aku bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat wahai Rasulullah jika mendapati mereka?’. Nabi bersabda: ‘Tetaplah mendengar dan taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu, tetaplah mendengar dan taat’” (HR. Muslim no.1847)
Tidak berpegang pada sunnah Nabi dalam beragama artinya ia berpegang pada sunnah-sunnah yang berasal dari selain Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan kebid’ahan.
*Hadits 10*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَوَّلُ مَنْ يُغَيِّرُ سُنَّتِي رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ
“Orang yang akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah” (HR. Ibnu Abi Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 1749)
Dalam hadits ini Nabi mengabarkan bahwa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau. Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah kebid’ahan.
*Hadits 11*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جَاءَ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ، فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ ، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
“Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. ٍSetelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya” (tanpa tidur). Kemudian yang lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka”. Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya”. Kemudian datanglah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. *Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku*” (HR. Bukhari no.5063)
Dalam hadits di atas, ketiga orang tersebut berniat melakukan kebid’ahan, karena ketiganya tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Yaitu puasa setahun penuh, shalat semalam suntuk setiap hari, kedua hal ini adalah bentuk ibadah yang bid’ah. Dan berkeyakinan bahwa dengan tidak menikah selamanya itu bisa mendatangkan pahala dan keutamaan adalah keyakinan yang bid’ah. Oleh karena itu Nabi bersabda “Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku“.
Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bid’ah, namun apa yang kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya kita untuk waspada dari bid’ah.
Wallahu’alam.
-
Ditulis oleh: Ustadz Yulian Purnama hafidzahullah.
-*-*-*-*-*-*-
muslim.or.id/11456-hadits-hadits-tentang-bidah.html
🌴: *4 IMAM Madzhab BERKATA:*
*IMAM ABU HANIFAH*
Dari Kufah, Irak
(hidup th 80 H - 150 H).
*Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata:*
“Aku berpegang kepada kitab Allah. Kemudian yang tidak aku dapatkan (di dalam kitab Allah, aku berpegang) kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika aku tidak mendapatkannya di dalam kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, aku berpegang kepada perkataan-perkataan para sahabat Beliau. Aku akan berpegang kepada perkataan orang yang aku kehendaki, dan aku tinggalkan perkataan orang yang aku kehendaki di antara mereka. Dan aku tidak akan meninggalkan perkataan mereka (dan) mengambil perkataan selain (dari) mereka”. [Riwayat Ibnu Ma’in di dalam Tarikh-nya, no. 4219. Dinukil dari Manhaj As Salafi ‘Inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, hlm. 36, karya ‘Amr Abdul Mun’im Salim]
***********
*IMAM MALIK BIN ANAS*
Dari Madinah
(hidup th 93 H - 179 H)
*Imam Malik bin Anas rahimahullah berkata :* “Barangsiapa membuat bid’ah (perkara baru) di dalam Islam (dan) ia menganggapnya sebagai kebaikan, maka ia telah menyangka bahwa (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhianati risalah. Karena Allah Ta’ala berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu. [Al Maidah:3]
Maka apa-apa yang pada hari itu bukan agama, pada hari ini pun tidak menjadi agama”. [8]
Imam Ibnu Abi Zaid Al
*************
*IMAM ASY SYAFI’I*
Imam Syafi’i Muhammad bin Idris rahimahullah,
lahir di Ghazza, ‘Asqalan, kemudian pindah ke Mekkah. Beliau bersafar ke Madinah, Yaman dan Irak, lalu menetap dan wafat di Mesir
(hidup th 150 H - 204 H).
*Imam Syafi’i rahimahullah berkata* : “Selama ada Al Kitab dan As Sunnah, maka (semua) alasan tertolak atas siapa saja yang telah mendengarnya, kecuali dengan mengikuti keduanya. Jika hal itu tidak ada, kita kembali kepada perkataan-perkataan para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , atau salah satu dari mereka”. [Riwayat Baihaqi di dalam Al Madkhal Ilas Sunan Al Kubra, no. 35. Dinukil dari Manhaj As Salafi ‘Inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, hlm. 36].
Imam Asy Syafi’i berkata,
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي
“Jika terdapat hadits yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah pendapatku.”[1]
Ar Rabie’ (murid Imam Syafi’i) bercerita, Ada seseorang yang bertanya kepada Imam Syafi’i tentang sebuah hadits, kemudian (setelah dijawab) orang itu bertanya, “Lalu bagaimana pendapatmu?”, maka gemetar dan beranglah Imam Syafi’i. Beliau berkata kepadanya,
أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا رَوَيْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ وَقُلْتُ بِغَيْرِهِ
“Langit mana yang akan menaungiku, dan bumi mana yang akan kupijak kalau sampai kuriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian aku berpendapat lain…!?”[2]
Imam Syafi’i juga berkata,
إِذَا وَجَدْتُمْ فِي كِتَابِي خِلاَفَ سُنَّةِ رَسُولِ اللهِ فَقُولُوا بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ وَدَعُوا مَا قُلْتُ -وفي رواية- فَاتَّبِعُوهَا وَلاَ تَلْتَفِتُوا إِلىَ قَوْلِ أَحَدٍ
“Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah pendapatku -dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan- maka ikutilah sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.”
*********
*IMAM AHMAD BIN HANBAL*
Dari Baghdad, ‘Irak
(hidup th 164 H - 241 H).
*Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:* “Pokok-pokok Sunnah menurut kami ialah, berpegang kepada apa yang para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di atasnya, dan meneladani mereka … “
[Riwayat Al Lalikai]
melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” (HR. Tirmidzi no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)
Kajian ini hanya bisa dimengerti oleh mereka yang berfikiran terbuka dan cerdas ...bukan yg fanatik sempit ...
Setuju banget
Setujuuuuuuu
Yang sudah tak sepahaman... dengan dalil 1000 pun tetap saja, ngeyel. Demi menjaga malu diri nya sendiri... dan kelompok nya...
@@trisusantoagusp840 aaaaaaa
Sangat bagus pencerahan bagiku
Subhan Allah..
Allahu Akbar 3X
Allahumasholi alaa Muhammad wa alaa aliy sayyidina Muhammad
Masya Allah, begitu berhati2 nya Ulama2 Salaf, tidak menyimpulkan hukum dari hanya 1 hadits, tapi mengumpulkan semua hadits yang terkait baru di tarik kesimpulan. tdak seperti saat ini bermodal 1 hadist langsung pukul rata kesimpulannya utk semua kasus
Iya.. Gk main gebyah uyah
😂😂😀 ngaku ustad salaf 😂😂
@pani Contohnya ulama salaf ?
Mantul
Kunci inggris bos bisa untuk semua baut😂😂😂😂
Alhamdulillah, terimakasih pencerahannya ustadz
MasyaAllah ustadz...
Saya senang dengan penjelasannya...
Syukron atas ilmunya..
luar bisasa subhatnya orang2 cerdas ini ..! sebenernya mereka bahlul..tidak paham mana bid ah yg di mksud
@AhmadRosikin..Jidat gosong lo tuch yg bid'ah
@@ahmadrosikin5978 🤣😂😆😅😁😀😄😃
@@wahyudidede5072 betul , dari jidat hitam itu akan keluar tanduk , yakni tanduk syetan dari Najed
@@ahmadrosikin5978 uee,,,,,!!!
Subhanallah Alhamdulillah mari kita Islam bersatu.apabila ada per bedaN jangan lah jadi per musuhan.islam mengajak sepeti barisan yang rapi
Alhamdulillah...... makasih Ustadz atas kajiannya....
ini baru rinci bisa di pahami, lanjut ustad prjuangannya ana do,ain
Maju Teruuus Ust Ahm Sarwat.Ratusan juta Ummat Islam Mendukung Pendapat Antum.
Alhamdulillah penjelasannya ustad.syukuran.
Kajian bid'ah ini perlu dilakukan oleh ribuan santri dan ulama, dan perlu diulang2 ber ribu2 kali, supaya umat paham n tidak mudah dibodohi oleh pemahaman yg dangkal.
Rancu denger penjelasan dari pada kajian bab yg di bahas nya . Dalam memahami dr pd apa yg di bahas. Terutama ustad yg berkacamata .
penjelasan yg cerdas dan ilmiah..lanjutkan pak ustad sarwat
Adakah kesesatan tapi baik.ìtulah bidah khasanah.kata kullu.adakah yg bermakna tidak semua.? Pasti ndak bisa jawap kecuali muter2
Alhamdulillah
Alhamdulillah, semakin tercerahkan...
DR,KH AHMAD SARWAT ,LC,M,A,SAYA SUKA CERAMAH BELIAU,MUDAH DI FAHAMI GAYA BAHASANYA,SMOGA BELIAU DIPANJANGKAN UMURNYA DI SEHATKAN LAHIR BATINNYA,AMIN YA ALLAH...SUKABUMI BARU NYIMAK
Moga orang yg suka nge bid'ah tin orang, bisa tercerahkan ...
" Kullu bid'atin" ......Kullu dalam hadits tsb menurut kaidah bahasa adalah lil juz'i (artinya sebagian). Bahkan bid'ah itu ada yang wajib, seperti membukukan mushaf Alqur'an, belajar ilmu bahasa Arab dsb.
Ahli bid'ah (orang yg suka membid'ahkan amaliah orang lain), sepertinya kekurangan kerjaan.
Materi ini ilmiah banget....Mantap ustadz! Semoga yang hak ini semakin jaya.
Hmm sebenarnya Pembukuan al qur'an adalah ijma sahabat. Dan ijma sahabat merupakan dalil dalam agama. Ilmu nahwu dan sharaf sendiri adalah bidah terpuji dalam mazhab syafii. Dalam mazhab lain istilahnya maslahat mursalat. Karena ilmu nahwu dan sharaf adalah sarana untuk menjaga/memudahkan dalam belajar agama. Bisa kita lihat pembukuan quran, ilmu nahwu-sharaf sama sekali tidak merubah ajaran islam. Maka hal ini dibolehkan. Beda halnya yang mengubah dan menambah ajaran islam. Seperti adanya shalat nishfu sya'ban, shalat raghaib, serta amalan-amalan lain yg tidak ada landasannya dalam syariat. Bahkan imam nawawi dari mazhab syafii pun membidahkan shalat raghaib karena tidak ada dalil.
Kull nafsin dzaaiqotul maut, setiap jiwa pasti akan mati, darimana arti kullu itu sebagian ? Itu namanya memahami sendiri..lol
@@R3namemlbb
Lu baru bisa hadist sedikit aja....gak usah komenlah
Alhamdulillah mncerdaskn banget chanel ini .
penjelasannya mantabf....lebih jelas, kaidahnya juga jelas...
UD Hidayah Frozen mari kita viralkan sebanyak banyaknya video ini ,karena ada diantara keluarga kita sampai brtengkar karena mengklaim dirinya yg paling benar .semoga ustad ahmad sarwat kita panjang umur dan penerus para ulama yang besar dan amanah.aamiin
Sangat kagum ilmunya ustad2 aswaja sangat luas dan tinggi sekali.
Ya Allah kami berlindung dari fitnah wahabi dan pengikutnya Aamiin ya robbal aalamiin
Ya Allah aku berlindung dari fitnah Aswaja, asli wejangan jawa. Aamiin.
muhidin din aaaamiiiiiin
@@udorihs843 fitnah kejam, coba buka fikiran anda
@@udorihs843 selamat kamu di tunggu neraka !
Alhamdulillah saya baru lihat ini video , barakallahu lakuma ustad moga di berikan kesehatan kepada antum antum , salam dari medan
Satu kata buat 2 ustad .memuaskan keterangannya. Aku ikut.mantap
Memuaskan karna sesuai keinginanmu,, bkan karna benar
Saya baru paham kata bid,ah setelah dengar penceraha ustad Ahmad sarwat moga panjang umur
Mantap, sangat mendalam pembahasan soal bid'ah, ternyata gak sesederhana yang selama ini dibayangkan orang-orang, asal Nabi gak lakukan maka bid'ah.. Semoga yang mampir ke video ini nontonnya tuntas dari awal hingga akhir, biar pahamnya juga utuh.
Kalau kita telaah dg logika dari beberapa hadist, hal yg baru yg dianggap biddah sesat masuk neraka itu lebih cocok untuk ranah aqidah/tauhid yg kalau bikin hal baru pasti sesat, tapi kalau ranah amal ibadah tak lah cocok karena banyak sahabat/umat yg berkreasi/inivasi dalam ibadah tidak divonis Rasul dg biddah malah senang dan memujinya spt Bilal dg solat sunat wudhu, Abu Hurairah dh dzikirnya ribuan dg tali yg dibuhul dan amal ibadah itu paling apes tertolak (tak dapat apa2 bukan sesat masuk neraka) jika salah atau tanpa dalil, disamping itu amal ibadah itu yg pertama dilihat Allah adalah niat bari caranya.
@@edisonalianfal7072 kalau kita bahas secara akidah, di indonesia bnyak yang berakidah asy'ariah, itu akidah sesat, dan jelas kesesatan nya.
@@ariefpunk6892
Sesatnya di mana mas? Mayoritas ulama madzab 4 Asyairah, di dalamnya trsmsk ulama2 hadisnya, jg ratusan juta pengikutnya sesat semua? Astaghfirullah, na'udzubillah...Allahu Yahdik
@@ariefpunk6892 km pasti aqidahnya Aqidah tritauhid Najd ..Tauhid Bid'ah
Nabi itu Uswatun Hasanah ngapain melakukan yg nggak nabi contohkan kurang kerjaan saja
Inilah ustad penyejuk umat kt yg awan jd paham , aamiin
Mantap keren membuka pandangan lebih luas.. Aku jadi tidak kurang piknik lagi
Udh 3 tahun tapi baru nengok.... mantap juga... jelas sudah
Masyaa Allah.. Mantap penjelasannya. Ilmiah sekali.
Terimakasih ustadz.
Tapi udah ilmiah gini aja masih ada aja yg bilang syubhat. 😅
Contoh sederhana dr ustd ahmad sarwat klo mazhab hanafi membid'ahkan qunut subuh 10:17 bukanlah hal yg di maksudkan nabi yg masuk neraka
pokok nya saya ikut NU Karna ulama nya top top dan ilmunya luar biasa
apalagi said aqil...
Emang wajib yag
Ustaz a syarwat T.o.p.b g.t.👍👍
Masyaallah pembahasan yang ilmiah dan masuk akal banget 😇👍👏
KYAI BANGET DAH USTADZ SARWAT....
Terima kasih ustadz, jelas dan menambah ilmu
Ooh
Alhamdullilah ...ketemu juga yg bisa mencerahkan dan membuka hati ... terimakasih pak ustad 🙏🙏
Alhamdulillah.atas.penjelasanya.....semoga.semua.penjelasanya.menambah.keimanan.dan.ketaqwa.an.kita.semoga.alloh.menjauhkan.kita.sombong.karena.sesungguh.orang.orang.sombong.di.dalam.beribadah.akan.dimasukan.neraka.dalam.keaadan.hina.
Perhatikan pd menit 46.31 dst.. kita hanya mengikuti saja sebagai org yg awam.. jgn kita menambah2.. klo para sahabat yg menambah tidak apa2.. setelah para sahabat jgn lagi menambah2.. semoga Allah subhanahuwata'ala melindungi kita اَمِين...اَمِين...اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
Kecil kecil cabe rawet hhh
Masya Allah ...luar biasa ilmu nya ustad sutomo
Bro bukankah kita di suruh mengikuti sunnah sahabat .
@@Santoso-xh6kj siapa yg nyuru?
*KULLU versi AHLI HADITS...*
Makna kata *"KULLU"* dalam hadits bid'ah menurut ahli hadits Imam Nawawi dalam *Syarah Shahih Muslim,* disebutkan : _“Kullu bid’ah dholalah”,_ ini adalah kata-kata umum yg dibatasi jangkauannya. Maksud _“Kullu bidah dholalah”,_ adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan semuanya.”
Hadits : _"Pada habbatus sauda’ (jintan hitam) adalah obat yang bisa menyembuhkan semua (kullu) penyakit (maksudnya semua penyakit bisa disembuhkan dengan habatus sauda') kecuali kematian."_ (HR Bukhari dan Muslim). Lafadz "kullu" disini tidak bisa diartikan semua penyakit bisa disembuhkan dengan _habbatus sauda',_ tapi sebagian penyakit sesuai keterangan dari Imam Ibnu Hajar ra bahwa penyakit yang disembuhkan oleh _habbatus sauda’_ adalah penyakit yang bersifat dingin, adapun sakit yang bersifat panas tidak bisa disembuhkan dengannya.
Dalam Surah Al-Kahfi disebutkan : _"Sungguh kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugrahi “segala sesuatu” (kullu) serta memiliki singgasana yang besar.”_ Ayat ini maksudnya, Ratu Bilqis dianugrahi segala sesuatu _(kullu)_ padahal kenyataanya tidak seperti itu, karena Ratu Bilqis tidak dianugrahi kerajaan Nabi Sulaiman.
Kullu artinya bisa *semua* tetapi juga bisa *sebagian,* tergantung teks/konteks-nya dari kalimatnya. Contoh lafadz "kullu" bermakna sebagian (tidak mutlak semua) dalam Al Quran adalah :
-Ayat dari Surat al-Ahqof: 25.
-Surat al-Anbiya’: 30.
-Surat al-An’am : 44.
-Surat an-Naml : 23.
-Dan juga beberapa hadits.
AlQuran atau Hadits kadang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia artinya tidak selalu pas yang dimaksud dalam balaghah Bahasa Arab. Bahasa AlQuran tidak semuanya bisa diterjemahkan dengan tepat sesuai yang dimaksud ayat aslinya bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.
Misalnya, dijumpai ayat atau hadits yang kalimatnya terdapat kesamaan pengungkapan *dua lafadz sama tetapi memiliki arti yang berbeda.* Contoh :
_Hadits,_ *"Kullu* bid'atin dholalah wa *Kullu* dholalatin finnar, " -- dalam hadits ini *ada dua lafadz "kullu,"* yang artinya setiap, tetapi setiap (kullu) yang pertama artinya sebagian, sedangkan kullu yang kedua artinya semua. Dalam _Syarah Hadits Shahih Muslim_ dikatakan, _"Sebagian (besar) bid'ah, bukan semua, bukan seluruhnya."_ Sehingga dengan demikian bila diterjemahkan maksudnya, _"Sebagian (besar) bid'ah itu sesat, dan semua yang sesat akan masuk neraka."_
_Surah Ar-Ruum: 55,_ --- dalam ayat ini *"ada dua lafadz "sa’at,"* tetapi sa’at yang pertama artinya waktu yang lama (kiamat, 50.000 tahun lamanya) sedangkan sa’at yang kedua artinya waktu sesaat, tidak lama.
_Surah Al-Ahzab: 37_ --- dalam ayat ini *ada dua lafadz "tahsya"* yang artinya takut, tetapi takut yang pertama artinya dilarang, sedangkan takut yang kedua artinya diperintah.
_Hadits,_ *"Kullu* bid'atin dholalah wa *Kullu* dholalatin finnar, " -- dalam hadits ini *ada dua lafadz "kullu,"* yang artinya setiap, tetapi kullu yang pertama artinya sebagian, sedangkan kullu yang kedua artinya semua. _"Sebagian bid'ah_ (hal yang baru) _itu sesat, dan semua yang sesat akan masuk neraka."_
_Hadits,_ "Sesungguhnya (wajibnya) air, karena air." (HR. Muslim) -- dalam hadits ini *ada dua lafafd sama yaitu "air,"* tetapi air yang pertama maksudnya air mandi, sedangkan air yang kedua maksudnya adalah air mani.
_Surah Al-Lahab: 1-3_ --- dalam ayat ini *ada dua lafadz "lahab,"* tetapi lahab yang pertama artinya Abu lahab, sedangkan lahab yang kedua artinya yang bergejolak.
_Surah An-Najm: 1-3_ -- dalam ayat ini *"ada dua lafadz "hawaa,"* tetapi hawaa yang pertama artinya terbenam, sedangkan hawaa yang kedua artinya adalah nafsu.
Dan lain-lain. Kesimpulannya, dalam ilmu balaghah bahasa Arab memang ada dua kata yang lafadz nya sama dalam satu kalimat tetapi maknanya beda. Ini disebut *Jinas Tam.* Contoh-contohnya ya seperti diatas tadi.
Cerdas....menambah ilmu,hampir kumplit...
Semoga kita tdk kaku dan sempit menjalankan ibadah sehingga sedikit-sedikit kt takut dan menakut-nakuti.
Ahmad Sarwat mengenyam pendidikan formal di:
S-1 di Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Suud LIPIA, Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Mazhab.
S-2 di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta - Ulumul Quran dan ulumul hadits.
S-3 di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta - Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT)
Udah nggak usah berdebat...ust kaya gini di debatin
Itulah salahnya Saudi yg tdk selektif memilih calon siswanya. setelah dpt ilmu gratis/tdk perlu bayar,dpt uang saku dan sekarang menjadi musuh apa yg Saudi yakini. betul2 salah...
Pantesss..
Sebenarnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adl seorang saleh dan baik lurus ajarannya ...hny kurir dakwah ( da'i2 nya) dibelokkan oleh agen /setan yg mewariskan secr halus karakter su'ul adab , kesombongan,serta .menutup pintu dialog dan silaturahmi dgn kyai2 lokal atau ulama mazhab dgn alasan nanti disatukan hatinya dgn Ahlul bid'ah (suatu alasan konyol dalam tradisi intelektual)
@@paajalah 🤣
@@paajalah boss awas kalo lo umroh atau haji ke saudi
HANYA Rahmat Alloh SWT yang bisa Masuk ke dalam SURGANYA 🙏
TOP MARKOTOP ..... Bagi yang cara memahaminya berbeda ya ga papa dan ga masalah .... gampang kan ...
alhamdulillah ustadz ilmunya, yang sering sering aja kajian seperti ini, biar umah paham, karena saya merasa khawatir dengan fenomena saat ini, saya merasa ada oknum yang sengaja ingin membuat gaduh dan mengadudomba umat dengan berbagai cara seperti gerakan bidah, adu domba antar ulama dll
Semoga dapat mencerdaskan Ummat Muslim, Aamiin
Bahkan dalam islam sendiri.. Ada perbedaan yg saling menghormati..
semoga orang2 wahabi melihat kajian ini dan bertobat untuk tidak menyesat nyesatkan umat muslim lainnya yg berbeda dengannya karena sudah jelas hujjah2nya
Mimpi di siang bolong
الحمد لله،
حاضر..
Saya mendukung ustad cerdas .
Beda dgn ustad Wahabi berpengetahuan sempit.
Justru kebalik bro .bukankah kita di suruh mengikuti sunnah sahabat .mengikuti sunnah sahabat itu bukan argement bidah setau saya
Ya paling ujung-ujungnya mau bela tahlilan
@Santoso-xh6kj
Ya seperti inilah pemahaman yg sempit
MasyaAllah ustadz.
perhatikan saja lah wahai wahaboy ustadz kalian dlm tausyiah, pengetahuan dalil hny secuil n langsung menjdikan itu hukum mutlak padahal hadist itu bnyak dlm satu hal ttp dlm konteks yang berbeda
betul, mereka menafsir al-quran hadist tanpa menggunakan ij'ma para ulama terdahulu, mereka mengartikan sesuai tafsir yg ada diteks.....padahal nabi katakan ulama itu adalah pewarisnya.....sy jg bingung dgn pemikiran dangkal mereka.....mereka salah, tp merasa benar dgn kesalahanya...aneh kan.......akhiruzamannnn...
Betul.
Ayat2 al-quran saja diterangkan oleh ayat yg lain, hadist dan penafsiran Ulama2 tafsir.
Begitu juga Hadist, harus dilihat hadist yg terkait.
Kalau wahabi yg ngaku2 salafi biadanya main comot satu hadist atau satu ayat saja, terus menvonis amal ibadah umat, bisa2 mereka menvonis (jadi hakim/juri) dg pakai ayat dan hadist.
Kaidah tauhid/aqidah itu absolut (muthlak), berlaku mutlak sedangkan syareat amal ibadah sangat tergantung situasi dan kondisi contoh waktu pandemi covid-19 banyak syareat berubah.
Selaras dengan ilmu
Terasa adem ...
Dua ustad yg cerdas mntp cukup jelas pnjelasanx
Apatuk dan hkok
Alhamdulillah, barakallah
Ustadz muda yg pakai baju orange ini siapa namanya min..cerdas
Mukanya tdk terlihat cerdas padahal tapi isi otaknya waw
Ustadz sutomo
masya alloh. mantap. rosul itu bilang sudah jelas berpegang teguhlah lah dgn sunnahku dan sunnah para sahat setelahku.
intinya jadi apa yang dilakukan sahabat setelah nabi wafat untuk kemaslahatan agama itu tidak mengapa.
Sulit menghargai perbedaan.. Itu penyakit hati yg sulit obat nya.
Kurang ngopi tad, coba ditelusuri lagi asbabun nuzul dan asbabul wuruj nya😁😁😁
Ahli sunah waljama'ah memang gudangnya orang2 yg berilmu
Mudah2an mendapat hidayah dan ridhonya amin...
Masya Allah,... tabarakallah,..Alhamdulillah melalui taqdirnya Allah, saya bisa menyaksikan tayangan bermanfaat ini. Semoga semua ustadz yang tampil ini selalu dalam naungan Ridho dan Rahmat Allah. Syukron....👍👍👍
Maaf mau tanya,kalau kita boleh mengadakan bid'ah hasanah,bolehkah saya kalau saya sebelum bepergian saya adzan dulu,atau bolehkan saya berpuasa dari maghrib sampai subuh,biar saya mendapatkan pahala orang yang mengikuti saya🤝
Cermati ceramahnya..apa nggak mendengar sampai selesai..bidah Hasanah itu yang tidak bertentangan dengan Sunnah dan bidah sayiah itu yang bertentangan dengan Sunnah
Itu bukan bid'ah.. Bego. Itu NGAWUR.. ada fiqihnya gak kl adza. Pakai ILMU ya
Kalau adzan sebelum berpergian ... lihat dalam kitab fikih ianah Tholibin Karya abu bakar syatho.
Ngaji dulu PD guru yg benar. Baru komen
Mantaappp...
Barakallahu fiikum ya ustadz
Mantap boss
semakin luas pemahaman kita terkait perdebatan tentang bid'ah ini
Penafsiran dalil menggunakan akal adalah kesalahan yang fatal .. Allahul musta'an , siapakah kita ? Apakah lebih baik cara beragama kita dari pada rasulullah dan sahabat yang hidup dimasa belau, yang melihat dan berinteraksi langsung dengan rasulullah, alangkah lebih baik kita mencari tau dan mencontoh cara beragama rasullullah dan orang yang dijamin masuk surga seperti sahabat. Sama kan ibadah kita seperti bagaimana rasulullah beragama dan sahabat mengamalkannya. Dan ada pesan dari rasulullah ketika kita menemukan banyak perselisihan seperti dalam hadits.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَ فًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اْلمَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan untuk mendengar serta taat (kepada pimpinan) meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Sesungguhnya, barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian (para sahabat), niscaya akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ur Rasyidun -orang-orang yang mendapat petunjuk- sepeninggalku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangan sekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat”. [HR Abu Dawud dan Tirmidzi] [2]
Read more almanhaj.or.id/2908-perpecahan-sebagai-sunnah-kauniyah.html
Cakep. Tapi pertanyaannya? Apakah antum udh semua mengamalkan semua Sunnah ap yg pernah dilakukan Rasulullah? Sanggup? 😄. Yakin? Merasa alim atw merasa awam? Semoga Allah SWT jadika kita hamba yg tawadhu. Bahwa kita ini bukan apa2 nya dlm ibadah Sunnah Rasulullah
Alhamdulillah. Klo ummat islam taat beribadah, saling sayang sesama muslim, bela agamanya. Beres dah. Allahpun insyaaAllah ridho. Mau qunut mau tdk asal sama" Pegang dalil beres. Indahnya islam.... Ummat islam. Kapankah saat itu ya. **semua dimulai dari para ustadznya, kita yg bawah cuman ngikut ust....**. ENGKAU yg menjadi saksi dan hakim ya rabb....
Salam ukhuwah Ustazd
Betul ustad. Saya dari dulu heran juga. Kok hanya gara-gara maulid, sekian banyak org sesat dan pasti terancam neraka. Saya selalu menjadi panitia penyelenggaranya, yg mana acaranya tak ada yg menyesatkn seperti baca al qur an, menceritakan sunnah-sunnah yg dilakukan nabi berupa akhlaq beliau, dan ditutup acaranya dgn pembacaan doa oleh sang penceramah. Lalu hal seperti ini divonis sesat atau masuk neraka ?
Paham agama apa ini ?
Akhirnya saya jadi bertanya, yg sesat ni siapa,, yg nuduh atau yg dituduh ? Mudah-mudahan yg nuduh dpt hidayah.
Cerdas dan menambah ilmu....
Alhamdulillah. Semoga banyak yg tercerahkan hati2 yang keras itu.
Kalau doa itu bebas, jadi berdoa mau panjang atau pendek tidak bisa dikatakan bid'ah.
Mantab..smoga majelis ini bisa mnjadi solusi yg baik..dan ajang silaturahim yg baik tdak menghukumi antara islam yg satu dgn yg lain..tapi nasehat ilmiah agar kita mmpu berfikir yg lbih baik..smua kembali pada alloh smoga kita selalu mnjadi saudara islam yg kaffah..
Untuk admin kalo ada acara begini jgn pakai kata DEBAT..lebih bagus pakai kata yg lbih santun..sperti KAJIAN..ULASAN dll..