SUARA - SUARA ANEH MERIAM PUNTUNG

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 16 ก.ย. 2024
  • Sejak meriam puntung ditemukan di Delitua, kira-kira 12 km selatan medan, meriam ditempatkan di sebuah bangunan tradisi Karo di halaman istana Melayu. Kenapa Karo, entahlah. Mungkin karena latarbelakang cerita merim puntung bernuansa Karo.
    Dikatakan meriam puntung karena meriam ini tidak utuh. Moncongnya sompel alias buntung. Konon serpihan moncong meriam ini berada di desa Sukanalu, Tanah Karo. Pengunjung istana maimoon dapat melihat keping serpihan itu hanya dalam bentuk foto. Sedang aslinya berada di desa sukanalu yang dikeramatkan warga di sana.
    Ada yang menarik. Bila kamu berkunjung ke sana, coba tempelkan kuping sebelah kanan kalian ke lubang meriamnya. Dengarkan dengan perasaan tenang. Konsentrasi. Sementara tangan menyentuh ke batang meriam. Apa yang terjadi?
    Ternyata setiap orang punya pengalaman berbeda. Tangan akan meresakan kesejukan tubuh meriamnya. Sementara, telinga kita mendengar aneka suara. Ada sura gemericik air, ada suara angin, ada suara gamelan. Itu kata petugas pemandunya.
    Soal suara ini setiap orang berbeda pengalaman mereka. Ada yang mendengar suara air, mungkin ada yang mendengar suara angin, mungkin ada juga suara gamelan, mungkin ada orang bercakap-cakap. Mungkin kamu tidak mendengar apa-apa. Ini semua sekadar halusinasi, ah entahlah!
    Fenomena ini secara pastinya mungkin dapat dijelaskan secara sains.
    Merim puntung adalah sebuah legenda. Sebuah potongan cerita dari legenda puteri hijau. Datanglah ke Delitua, di sana ada Pancur Gading dan situs Benteng Putri Hijau. Atau ke Desa Sukanalu, Tanah Karo, ada pecahan meriam puntung. Sekali waktu, Kita perlu juga jiarah sejarah. Kata orang, agar kita tidak lupa terhadap jati diri kita. Jadi, Ikuti zamanmu jangan tinggalkan budayamu.
    #meriampuntung
    #sejarahkerajaandeli
    #puterihijau

ความคิดเห็น •