Tradisi memasak Nira menjadi Gula lempeng di Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 21 ต.ค. 2024
  • Tradisi memasak Nira menjadi Gula lempeng di Kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur
    Pantai Batu Nona yang terletak sekitar 12 km dari kota Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Akses jalan menuju pantai memiliki jalan raya beraspal dan berada diantara pemukiman rumah penduduk. Mama Selfince adalah satu-satunya pembuat gula lempeng yang berada di area Pantai Batu Nona. Gula lempeng adalah gula merah yang terbuat dari nira pohon lontar. Mengapa di sebut gula lempeng, karena memang bentuknya seperti lempengan dan bulat. Di daerah Nusa Tenggara Timur khususnya Pulau Sabu dan Rote, pohon lontar masih berperan penting bagi kehidupan masyarakat, bahkan penduduk setempat menyebut pohon lontar sebagai pohon kehidupan. Karena setiap bagian pohon lontar dapat dipergunakan dan bermanfaat. Misalnya batang pohon lontar, dapat dijadikan bahan pembangun rumah sebagai tiang. Selain itu juga dapat dijadikan perabotan rumah seperti meja dan kursi serta dibuat perahu. Pelepahnya yang besar dan kuat dapat difungsikan untuk pagar dan tembok rumah yang biasa disebut bebak. Sedangkan daunnya yang lebar bisa dimanfaatkan sebagai wadah penampung air yang disebut haik atau semacam ember. Selain itu daun lontar juga dapat difungsikan sebagai atap rumah, dan tidak kalah menarik daun lontar telah dijadikan alat musik tradisional Propinsi NTT yaitu Sasando dan topi ti’ilangga yang cukup terkenal dan beberapa fungsi lainnya. Di sepanjang kawasan Pantai Batu Nona banyak ditumbuhi pohon lontar yang merupakan bahan utama pembuatan gula lempeng yaitu nira atau air hasil sadapan pohon lontar. Sebelum melakukan panjat pohon lontar, perlu dipersiapkan pisau yang tajam dan haik atau wadah yang akan digunakan untuk menampung air nira. Dengan adanya perkembangan jaman seperti saat ini maka haik telah diganti dengan menggunakan jerigen yang bagian atasnya telah dipotong agar menjadi lebar dan tali sebagai pengait. Sebenarnya penggunaan jerigen ini lebih tepat hanya untuk mencegah terjadi kebocoran apabila telah berisi air nira selain itu jerigen lebih praktis karena dapat dicuci sehingga lebih terjamin kebersihannya. Namun di beberapa tempat lain, penggunaan haik masih digunakan apabila jirigen sulit diperoleh. Penyadapan air nira sehari dapat dilakukan dua kali yaitu pada pagi dan sore hari. Proses penyadapan dimulai dari pohon lontar dipanjat, setelah sampai ke puncak pohon, si pemanjat akan menggantikan haik atau jerigen yang telah dipenuhi air nira dengan haik atau jerigen kosong yang dibawanya. Haik atau jerigen yang telah penuh itu dipasang pada pagi sehari sebelumnya dan haik atau jerigen kosong yang dipasang sore itu akan diambil pada pagi keesokan harinya. Kemudian pada tandan buah pohon lontar yang sudah cukup tua itu, disayat dan di sadap untuk diambil air niranya. Air hasil sadapan tersebut kemudian ditampung dalam jerigen atau ‘haik' yang terbuat dari daun lontar. Air nira yang diperoleh kemudian di bawa turun dan dilakukan penyaringan agar bersih dari serangga maupun remah-remah yang berasal dari daun lontar, Sebelum melakukan proses memasak air nira, terlebih dahulu panci alumunium yang akan digunakan di cuci bersih. Selain itu tungku perapian yang akan digunakan dipersiapkan yaitu menggunakan kayu bakar yang berasal dari pelepah atau buah lontar yang sudah kering. Nira atau biasa disebut dengan 'tuak' kemudian dimasak dalam wadah aluminum di atas perapian kayu bakar. Penggunaan wadah alumunium ini merupakan simbol modernisasi yang menyentuh kehidupan tradisional masyarakat setempat. Sedangkan di beberapa daerah lain, wadah yang digunakan untuk memasak masih memakai periuk dari tanah liat. Proses memasak air nira menjadi cairan gula membutuhkan waktu 4-5 jam. Perlahan-lahan air nira atau 'tuak' yang berwarna putih pun berubah warna menjadi cokelat. Mulanya cair, namun akhirnya mengental dan siap untuk diturunkan dari perapian. Setelah menjadi cairan gula, dilakukan pengocokan selama 15 menit dalam wadah tempurung kelapa agar cairan gula tersebut tercampur merata. Setelah cairan gula tersebut lebih mengental, kemudian dituang dalam gelang cetakan berbentuk melingkar yang terbuat dari daun lontar. Cairan gula yang telah terisi pada gelang cetakan, di diamkan hingga dingin dan mengeras selama 30 menit. Maka jadilah gula lempeng khas propinsi Nusa Tenggara Timur. Hasil pembuatan gula lempeng ini dijual seharga Rp 20 puluh ribu rupiah per satu kilogram Dan waktu terbaik bagi para penyadap nira lontar adalah pada bulan Maret sampai Oktober. Para pembuat gula lempeng menghindari bulan dengan musim penghujan, karena lontar di musim hujan akan mengandung terlalu banyak air sehingga rasa air nira nya pun menjadi tawar. Sebaliknya, di musim kemarau adalah masa sulit untuk menyadap air nira, sebab daun lontar menjadi kering sehingga susah untuk diambil niranya. Proses pembuatan gula lempeng secara tradisional ini memang menarik untuk dilihat.
    @bukuerlangga
    #documentaryfil_anniversayerlangga
    #tradisimemasakniramenjadigulalempeng

ความคิดเห็น • 9

  • @dq2342
    @dq2342 2 ปีที่แล้ว +1

    Video yg bagus...info proses pembuatan gula Nira yg berguna utk generasi penerus , terutama generasi muda Rote NTT dimanapun berada sekarang. 👍

  • @marinowilliem9361
    @marinowilliem9361 2 ปีที่แล้ว +1

    Keren kaka.... Semangat trus buat kontennya👍👍👍

  • @anythagrendhiny8884
    @anythagrendhiny8884 2 ปีที่แล้ว +1

    Keren 😍🤩👏

  • @adhieprojuve2376
    @adhieprojuve2376 4 หลายเดือนก่อน

    Kk ijin apa bisa dipakai videonya untuk kegiatan promosi NTT

  • @renosafat4484
    @renosafat4484 2 ปีที่แล้ว +1

    Halo kak,,,di mana kita bisa membeli,,, dari tagan pertama,,,

    • @evatoebe2208
      @evatoebe2208  2 ปีที่แล้ว

      Langsung ke tempat ini mas, di lokasi pantai Batu Nona Kota Kupang NTT, tapi untuk bulan ini belum diproduksi ya nanti memasuki bulan musim panas dulu baru mulai pembuatan gula lempeng

    • @egsyp.8564
      @egsyp.8564 2 ปีที่แล้ว

      Ond ada No yg bisa di hubungi ko ?
      Supaya bisa dibuat esan antar bgt 🙏

    • @evatoebe2208
      @evatoebe2208  2 ปีที่แล้ว

      @@egsyp.8564 coba hubungi ke no hp anak nya yaa, mungkin saja stok nya ada. No hp nya 082147246178 an Delfin

  • @nagekeoupdate
    @nagekeoupdate ปีที่แล้ว

    Bisa minta kontak Produsennya langsung.?