Bismillah Assalamu'alaykum warohmatullaah wabarokaatuh. Yaa Alloh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Jazaakallah khayran ustadz. Semoga Alloh memberikan limpahan rahmat yang luas untuk para ulama, ustadz, keluarga, guru-guru ustadz, orang-orang yang ustadz sayangi, tim beserta seluruh umat dimanapun berada.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. PART ONE Kita berada di penghujung bulan Sya’ban menuju bulan Ramadhan. Dan beribadah di bulan Sya’ban otomatis persiapan di bulan Ramadhan. Bahkan Ibnu Rojab mengatakan, ‘Sebagaimana Sya’ban adalah muqaddimah bagi Ramadhan, bahkan disyariatkan di bulan Sya’ban itu seperti yang disyariatkan di bulan Ramadhan, Puasa, membaca Al-Qur’an dan Ilmu tentu saja dan lain-lain, agar kita beradaptasi dan prima sebelum bertemu dengan Ramadhan dan jiwa itu seperti fisik yang butuh pemanasan dan butuh persiapan agar bisa taat kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى’. Karena Nabi ﷺ sangat konsen dengan Al-Qur’an di bulan Ramadhan, karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’anul Karim. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita, sebagaimana Nabi ﷺ mempelajari Al-Qur’an di bulan Ramadhan bersama Malaikat Jibril, maka bersama Ilmu adalah sebuah prioritas di bulan Sya’ban dan nanti di bulan Ramadhan آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Pembelajaran Ke-4 hadits Ke-364 dari Anas bin Malik رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut; Masih melanjutkan tentang pembahasan hadits dari Anas bin Malik رضي الله تَعَالَى عنه, beliau berkata: قال أبو بكر لِعمرَ رضي اللَّهُ عنهما بَعْدَ وَفَاةِ رسولِ اللَّه ﷺ: انْطَلِقْ بِنَا إِلى أُمِّ أَيْمنَ رضي اللَّه عنها نَزُورُهَا كَما كانَ رسولُ اللَّه ﷺ يزُورُهَا ، فلَمَّا انْتَهَيا إِلَيْهَا ، بَكَتْ ، فَقَالاَ لَهَا : مَا يُبْكِيكِ أَما تَعْلَمِينَ أَنَّ ما عِنْدَ اللَّهِ خيرٌ لرسولِ اللَّه ﷺ ؟ فقالت : إِنِّي لا أَبْكِي أَنِّي لأعْلمُ أَنَّ ما عِندَ اللَّهِ تعالَى خَيرٌ لرسُولِ اللَّه ﷺ ، ولَـكنْ أبْكي أَنْ الوَحْيَ قَدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّمَاءِ .فَهَيَّجَتْهُما على البُكَاءِ ، فَجعلا يَبْكِيانِ معهَا . Artinya, “Abu Bakar berkata kepada Umar setelah wafatnya Rasulullah ﷺ 'Marilah kita pergi mengunjungi Ummu Aiman sebagaimana dulu Rasulullah ﷺ biasa mengunjunginya’. Tatkala keduanya sampai kepadanya, dia menangis. Keduanya bertanya, 'Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah Anda mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik untuk Rasulullah ﷺ’. Maka dia menjawab, ‘Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik untuk Rasulullah ﷺ tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit’. Jawabannya ini membuat keduanya menangis, sehingga keduanya pun menangis bersamanya” (HR. Muslim). Diantara pelajaran hadits ini kita bisa melihat bagaimana keutamaan Ummu Aiman رضي الله تَعَالَى عنها dan bagaimana insight yang beliau sampaikan, seorang wanita yang luar biasa dan nama beliau adalah Barkah binti Tsa’labah bin ’Amr bin Hishn bin Malik bin Salamah bin ’Amr bin Nu’man berasal dari Habsyi (sekarang Ethiopia). Beliau adalah seorang hamba sahaya Nabi ﷺ, lalu memerdekakan beliau ketika Nabi ﷺ bersama dengan Khadijah dan Nabi ﷺ mendapatkan beliau dari Ayah Nabi ﷺ yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib dan kita tahu Ummu Aiman adalah orang yang mengasuh Nabi ﷺ dari kecil. Dan wanita ini bukan wanita yang biasa, namun Ummu Aiman adalah pengasuh dan pelayan Rasulullah ﷺ di masa kecilnya. Nabi ﷺ memerdekakannya ketika beliau sudah tua dan menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah رضي الله تَعَالَى عنه. Makanya Rasulullah ﷺ memuliakan beliau dan berbakti kepada beliau seperti berbakti anak kepada orang tua. Padahal secara status social jauh, tetapi Nabi ﷺ tidak pernah lupa kebaikan seseorang. Dan Rasulullah ﷺ dengan Ummu Aiman itu special dan Nabi ﷺ sering menjiarahi dengan mengunjungi Ummu Aiman, sebagaimana Ummu Aiman sudah menganggap Nabi ﷺ seperti anak. Makanya Ummu Aiman bisa mengangkat suara seperti Ibu ke Anak saja, karena sayang. Sebagaimana dalam hadits Anas juga, terlihat bagaimana Ummu Aiman رضي الله تَعَالَى عنها menyikapi dan sayangnya ke Nabi ﷺ seperti ke anak beliau. Ini Nabi ﷺ memuliakan dan berbakti seperti kepada orang tua dan Ummu Aiman menyikapi dan sayangnya ke Nabi ﷺ seperti ke anak beliau. Tentu saja tanpa menurunkan marwah Rasulullah ﷺ sebagai seorang Nabi dan Rasul dan itu sudah clear. Dan pointnya adalah Ummu Aiman bukan seorang wanita yang biasa-biasa saja dan masih jarang khususnya wanita kita itu terinspirasi dengan Ummu Aiman, padahal beliau yang mengasuh Rasulullah ﷺ. Dan Ummu Aiman berhijrah selama 2x, yaitu ke Ethiopia dan ke Madinah. Ini menunjukan betapa kesetiaannya dengan Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Bagaimana pengorbanan dan actionsnya ke Rasulullah ﷺ, jadi benar-benar wanita yang sangat special. Dan beliau menikah dengan Zaid bin Haritsah lalu melahirkan Usamah bin Zaid. Jadi Usamah bin Zaid yang sangat terkenal itu, ibunya adalah Ummu Aiman. Dan Usamah bin Zaid adalah salah satu kesayangan Rasulullah ﷺ. Dan Usamah bin Zaid dan Aiman di percaya untuk memimpin pasukan ketika beliau masih belia. Dan sebelumnya Ummu Aiman menikah dengan Ubaid bin Al-Harits dari suku Khazraj. Dari pernikahannya dengan ’Ubaid, lahirlah Aiman. Dan Aiman juga luar biasa, Aiman ikut hijrah dan berjihad bersama Nabi ﷺ dan gugur sebagai syahid dalam Perang Hunain. Dan bayangkan, Aiman special dan Usamah pun special, lihatlah Ummu Aiman kalau wanita itu shalihah dan bertakwa kepada Allah, anak-anaknya pun luar biasa. Dan bukan hanya anak-anaknya yang berjuang, Ummu Aiman pun ikut berjuang dan beliau ikut di Perang Uhud. Dan tugas Ummu Aiman kalau berjuang di Perang Uhud itu memberikan minum dan mengobati sahabat-sahabat yang terluka. Dan beliau pun juga ikut serta dalam Khaibar. Sosok ini memang special, maka wajar Nabi ﷺ mengunjungi Ummu Aiman dan wajar juga Abu Bakr as-Shiddiq dan Umar bin Khattab mengunjungi beliau, Ummu Aiman. Dan lihat bagaimana kualitas Ummu Aiman ketika Ummu Aiman menangis saat dikunjungi oleh Abu Bakr dan Umar, dan lihat bagaimana alasan beliau menangis, ‘Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik untuk Rasulullah ﷺ tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit’. Dan itu faktor yang benar-benar membuat beliau menangis. Dan ini menunjukan betapa cintanya para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ kepada Rasulullah ﷺ. Mereka sangat kehilangan Rasulullah ﷺ dan jelas itu. Kita tahu bagaimana kejadian pada hari Senin tersebut, kita tahu bagaimana Umar bin Khattab رضي الله تَعَالَى عنه, bagaimana seluruh para sahabat berduka dan kota Madinah benar-benar suram pada hari itu. Dan tidak pernah terlihat sesuram pada hari Senin tersebut ketika Rasulullah ﷺ wafat. Tapi di sisi lain mereka yakin dan dari satu sisi mereka menginginkan yang terbaik dari Rasulullah ﷺ, sehingga Abu Bakr dan Umar bertanya kepada Ummu Aiman, 'Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah Anda mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik untuk Rasulullah ﷺ’. Dan itulah kecintaan yang sejati, dan kecintaan yang sejati itu harus ada unsur kita menginginkan yang terbaik untuk yang kita cintai dan bukan hanya memikirkan diri kita sendiri. Namun Ummu Aiman mengatakan, ‘Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik untuk Rasulullah ﷺ tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit’. To be continued 1 of 2 part Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Kamis, 22 Sya'ban 1445 AH/3 Maret 2024 Ahida Muhsin
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat, semoga Allah selalu merahmati Imam Nawawi, keluarga beliau, guru guru beliau, semoga Allah juga selalu menjaga Ustadz Nuzul, keluarga, tim, dan umat muslim di seluruh dunia. Jazakumullah khairan katsiran untuk ilmu yang bermanfaat wa baarakallahu fiikum. Semoga Allah selalu memanjangkan umur kita di atas ketaatan dan selalu diberi taufik oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Alhamdulilah .syukron wa jazakumullah khayran .atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .semoga allah merahmati imam nawawi beserta orang orang yang beliau cintai .semoga allah merahmati ustadz dan tim beserta orang orang yang antumma cintai .semoga allah merahmati umat muslim dimanapun berada .
Bismillah
Assalamu'alaykum warohmatullaah wabarokaatuh.
Yaa Alloh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat dan aku berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Jazaakallah khayran ustadz.
Semoga Alloh memberikan limpahan rahmat yang luas untuk para ulama, ustadz, keluarga, guru-guru ustadz, orang-orang yang ustadz sayangi, tim beserta seluruh umat dimanapun berada.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
PART ONE
Kita berada di penghujung bulan Sya’ban menuju bulan Ramadhan. Dan beribadah di bulan Sya’ban otomatis persiapan di bulan Ramadhan. Bahkan Ibnu Rojab mengatakan, ‘Sebagaimana Sya’ban adalah muqaddimah bagi Ramadhan, bahkan disyariatkan di bulan Sya’ban itu seperti yang disyariatkan di bulan Ramadhan, Puasa, membaca Al-Qur’an dan Ilmu tentu saja dan lain-lain, agar kita beradaptasi dan prima sebelum bertemu dengan Ramadhan dan jiwa itu seperti fisik yang butuh pemanasan dan butuh persiapan agar bisa taat kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى’. Karena Nabi ﷺ sangat konsen dengan Al-Qur’an di bulan Ramadhan, karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’anul Karim. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita, sebagaimana Nabi ﷺ mempelajari Al-Qur’an di bulan Ramadhan bersama Malaikat Jibril, maka bersama Ilmu adalah sebuah prioritas di bulan Sya’ban dan nanti di bulan Ramadhan آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
Pembelajaran Ke-4 hadits Ke-364 dari Anas bin Malik رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
Masih melanjutkan tentang pembahasan hadits dari Anas bin Malik رضي الله تَعَالَى عنه, beliau berkata: قال أبو بكر لِعمرَ رضي اللَّهُ عنهما بَعْدَ وَفَاةِ رسولِ اللَّه ﷺ: انْطَلِقْ بِنَا إِلى أُمِّ أَيْمنَ رضي اللَّه عنها نَزُورُهَا كَما كانَ رسولُ اللَّه ﷺ يزُورُهَا ، فلَمَّا انْتَهَيا إِلَيْهَا ، بَكَتْ ، فَقَالاَ لَهَا : مَا يُبْكِيكِ أَما تَعْلَمِينَ أَنَّ ما عِنْدَ اللَّهِ خيرٌ لرسولِ اللَّه ﷺ ؟ فقالت : إِنِّي لا أَبْكِي أَنِّي لأعْلمُ أَنَّ ما عِندَ اللَّهِ تعالَى خَيرٌ لرسُولِ اللَّه ﷺ ، ولَـكنْ أبْكي أَنْ الوَحْيَ قَدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّمَاءِ .فَهَيَّجَتْهُما على البُكَاءِ ، فَجعلا يَبْكِيانِ معهَا . Artinya, “Abu Bakar berkata kepada Umar setelah wafatnya Rasulullah ﷺ 'Marilah kita pergi mengunjungi Ummu Aiman sebagaimana dulu Rasulullah ﷺ biasa mengunjunginya’. Tatkala keduanya sampai kepadanya, dia menangis. Keduanya bertanya, 'Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah Anda mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik untuk Rasulullah ﷺ’. Maka dia menjawab, ‘Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik untuk Rasulullah ﷺ tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit’. Jawabannya ini membuat keduanya menangis, sehingga keduanya pun menangis bersamanya” (HR. Muslim). Diantara pelajaran hadits ini kita bisa melihat bagaimana keutamaan Ummu Aiman رضي الله تَعَالَى عنها dan bagaimana insight yang beliau sampaikan, seorang wanita yang luar biasa dan nama beliau adalah Barkah binti Tsa’labah bin ’Amr bin Hishn bin Malik bin Salamah bin ’Amr bin Nu’man berasal dari Habsyi (sekarang Ethiopia). Beliau adalah seorang hamba sahaya Nabi ﷺ, lalu memerdekakan beliau ketika Nabi ﷺ bersama dengan Khadijah dan Nabi ﷺ mendapatkan beliau dari Ayah Nabi ﷺ yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib dan kita tahu Ummu Aiman adalah orang yang mengasuh Nabi ﷺ dari kecil. Dan wanita ini bukan wanita yang biasa, namun Ummu Aiman adalah pengasuh dan pelayan Rasulullah ﷺ di masa kecilnya. Nabi ﷺ memerdekakannya ketika beliau sudah tua dan menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah رضي الله تَعَالَى عنه. Makanya Rasulullah ﷺ memuliakan beliau dan berbakti kepada beliau seperti berbakti anak kepada orang tua. Padahal secara status social jauh, tetapi Nabi ﷺ tidak pernah lupa kebaikan seseorang. Dan Rasulullah ﷺ dengan Ummu Aiman itu special dan Nabi ﷺ sering menjiarahi dengan mengunjungi Ummu Aiman, sebagaimana Ummu Aiman sudah menganggap Nabi ﷺ seperti anak. Makanya Ummu Aiman bisa mengangkat suara seperti Ibu ke Anak saja, karena sayang. Sebagaimana dalam hadits Anas juga, terlihat bagaimana Ummu Aiman رضي الله تَعَالَى عنها menyikapi dan sayangnya ke Nabi ﷺ seperti ke anak beliau. Ini Nabi ﷺ memuliakan dan berbakti seperti kepada orang tua dan Ummu Aiman menyikapi dan sayangnya ke Nabi ﷺ seperti ke anak beliau. Tentu saja tanpa menurunkan marwah Rasulullah ﷺ sebagai seorang Nabi dan Rasul dan itu sudah clear. Dan pointnya adalah Ummu Aiman bukan seorang wanita yang biasa-biasa saja dan masih jarang khususnya wanita kita itu terinspirasi dengan Ummu Aiman, padahal beliau yang mengasuh Rasulullah ﷺ. Dan Ummu Aiman berhijrah selama 2x, yaitu ke Ethiopia dan ke Madinah. Ini menunjukan betapa kesetiaannya dengan Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Bagaimana pengorbanan dan actionsnya ke Rasulullah ﷺ, jadi benar-benar wanita yang sangat special. Dan beliau menikah dengan Zaid bin Haritsah lalu melahirkan Usamah bin Zaid. Jadi Usamah bin Zaid yang sangat terkenal itu, ibunya adalah Ummu Aiman. Dan Usamah bin Zaid adalah salah satu kesayangan Rasulullah ﷺ. Dan Usamah bin Zaid dan Aiman di percaya untuk memimpin pasukan ketika beliau masih belia. Dan sebelumnya Ummu Aiman menikah dengan Ubaid bin Al-Harits dari suku Khazraj. Dari pernikahannya dengan ’Ubaid, lahirlah Aiman. Dan Aiman juga luar biasa, Aiman ikut hijrah dan berjihad bersama Nabi ﷺ dan gugur sebagai syahid dalam Perang Hunain. Dan bayangkan, Aiman special dan Usamah pun special, lihatlah Ummu Aiman kalau wanita itu shalihah dan bertakwa kepada Allah, anak-anaknya pun luar biasa.
Dan bukan hanya anak-anaknya yang berjuang, Ummu Aiman pun ikut berjuang dan beliau ikut di Perang Uhud. Dan tugas Ummu Aiman kalau berjuang di Perang Uhud itu memberikan minum dan mengobati sahabat-sahabat yang terluka. Dan beliau pun juga ikut serta dalam Khaibar. Sosok ini memang special, maka wajar Nabi ﷺ mengunjungi Ummu Aiman dan wajar juga Abu Bakr as-Shiddiq dan Umar bin Khattab mengunjungi beliau, Ummu Aiman. Dan lihat bagaimana kualitas Ummu Aiman ketika Ummu Aiman menangis saat dikunjungi oleh Abu Bakr dan Umar, dan lihat bagaimana alasan beliau menangis, ‘Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik untuk Rasulullah ﷺ tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit’. Dan itu faktor yang benar-benar membuat beliau menangis. Dan ini menunjukan betapa cintanya para sahabat رضي الله تَعَالَى عَنْهُمْ kepada Rasulullah ﷺ. Mereka sangat kehilangan Rasulullah ﷺ dan jelas itu. Kita tahu bagaimana kejadian pada hari Senin tersebut, kita tahu bagaimana Umar bin Khattab رضي الله تَعَالَى عنه, bagaimana seluruh para sahabat berduka dan kota Madinah benar-benar suram pada hari itu. Dan tidak pernah terlihat sesuram pada hari Senin tersebut ketika Rasulullah ﷺ wafat. Tapi di sisi lain mereka yakin dan dari satu sisi mereka menginginkan yang terbaik dari Rasulullah ﷺ, sehingga Abu Bakr dan Umar bertanya kepada Ummu Aiman, 'Apa yang membuat Anda menangis? Bukankah Anda mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik untuk Rasulullah ﷺ’. Dan itulah kecintaan yang sejati, dan kecintaan yang sejati itu harus ada unsur kita menginginkan yang terbaik untuk yang kita cintai dan bukan hanya memikirkan diri kita sendiri. Namun Ummu Aiman mengatakan, ‘Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik untuk Rasulullah ﷺ tetapi aku menangis karena wahyu telah terputus dari langit’.
To be continued 1 of 2 part
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Kamis, 22 Sya'ban 1445 AH/3 Maret 2024
Ahida Muhsin
jazakallahu khairan ustadz atas ilmunya, barakallahu fiikum
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimushalihat, semoga Allah selalu merahmati Imam Nawawi, keluarga beliau, guru guru beliau, semoga Allah juga selalu menjaga Ustadz Nuzul, keluarga, tim, dan umat muslim di seluruh dunia. Jazakumullah khairan katsiran untuk ilmu yang bermanfaat wa baarakallahu fiikum. Semoga Allah selalu memanjangkan umur kita di atas ketaatan dan selalu diberi taufik oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Jazaakumullahu khoir ustad dan tim.
Baru 'ngeh' beliau ummu Aiman adalah pengasuh terbaik yang Alloh pilihkan.
Jazakallahu khairan Ustadz syukron ustadz Ilmunya
Masya Allah Tabarakallah
Jazakallahu Khairan ust Nuzul dan team
Alhamdulillah
Alhamdulilah .syukron wa jazakumullah khayran .atas ilmu nya ustadz wa yubarokallah fikum .semoga allah merahmati imam nawawi beserta orang orang yang beliau cintai .semoga allah merahmati ustadz dan tim beserta orang orang yang antumma cintai .semoga allah merahmati umat muslim dimanapun berada .
🙏
Masya Allah Tabarakallah jazakallahu khoir ustad pencerahannya