Bismillah, mau tanya pak. Saya sudah liat semua video bapak. Berarti urutan dalam pekerjaan PPIC adalah Forcasting, EOQ, MPS, MRP. Atau bagaimana urutannya pak?? Terus bagaimana bila lote size nya tidak mencukupi kebutuhan pesanan pelanggan atau peramalan? Terimakasih
Yang kamu sebutkan ada benarnya, meski EOQ itu sebenarnya digunakan untuk menentukan jumlah pesanan minimal (bernilai ekonomis) yang harus dilakukan. Jadi fleksibel, bisa ditentukan sebelum kita memiliki jadwal produksi (MPS) dan pemesanan material (MRP), atau bisa juga perhitungan EOQ kita tentukan setelahnya.
Keren videonya, sangat mengedukasi. Izin bertanya pak, pada soal nomor 2, kenapa waktu menghitung ATP pada bulan januari, MPS ditambahkan dengan POH baru dikurangi dengan total pesanan pelanggan, sedangkan untuk bulan april hingga juni, perhitungan ATP hanya dilakukan dengan mengurangi nilai MPS dengan pesanan pelanggan saja tanpa mempertimbangkan POH di bulan sebelumnya? Terimakasih
POH di bulan Januari (awal) itu menyatakan stok/inventori awal yang tersedia. Kebetulan pada soal nomor 2 stok awalnya adalah 0. Jadi untuk menghitung ATP nya adalah dengan menjumlahkan nilai POH yakni 0 dengan MPS nya baru dikurangi dengan jumlah pesanan aktual sampai dengan periode waktu yang ada MPS nya lagi
Sangat mencerahkan, terimakasih atas video bermanfaatnya semoga berkah ya mas,, saya ingin tanya, karna saya praktisi yg baru kenal sistem MRP serta background saya bukan T Industri, pada bagian permintaan pelanggan, apa bisa datanya kita ambil dari rencana schedule kirim? Mengingat sistem PO customer kami datang sebulan sekali, bukan per 3 atau 6 bulan ke depan,, mohon bantuannya mas, terimakasih sebelumnya
Bisa saja mas. Berarti tinggal dibentangkan lagi periode waktu pembuatan tabel MRP nya. Berarti sejak order dan release itu jeda waktu atau lead time nya menjadi 1 bulan ya.
@@MachieIndustries bukannya kalau ambil yang terbesar ketika tidak terjual akan rugi, apakah ndak lebih baik pakai yang pasti dari pesanan pelanggan ? maksud saya bukannya malah sisa.
@@sioelai jika belum ditentukan lot size nya. Cara paling mudah ya lot for lot. Jumlah gross requirement akan menjadi jumlah yang kita pesan (planned order release) dan ketika terima (planned order receipt). Selain lot for lot ada penentuan lot yang lain bisa menggunakan EOQ (economic order quantity), PPB (part period balancing), dll
Lot size mau tidak mau ya harus ada, karena ini adalah sebuah perencanaan jadwal produksi untuk beberapa waktu ke depan jadi harus ditentukan lot sizenya. Masa iya sebuah tim produksi tidak memiliki lot size? ATP minus mungkin saja terjadi, itu menandakan bahwa stock/on hand inventory tidak mencukupi untuk beberaa waktu ke depan. Tim produksi harus mengantisipasi ini
ATP (available to promise) itu menyatakan jumlah barang yang siap di jual untuk waktu tertentu. Biasanya ini adalah bentuk informasi dari tim produksi kepada tim sales/marketing yang mengatakan bahwa "Segini lho barang yang bisa kamu jual"
Video nya sangat bermanfaat, izin bertanya kalau MPS nya didapatkan bukan dari peramalan apakah bisa? contohnya dari jumlah produksi yang sudah ditetapkan perusahaan
@@MachieIndustries izin bertanya kembali apakah bisa jika MPS dilakukan hanya untuk 1 bulan kedepan? Jadi perencanaan produksi dilakukan hanya untuk 1 bulan kedepan
Agar permintaan yang ada terpenuhi dan memiliki stok untuk periode berikutnya. Sistem MPS ini cocok untuk perusahaan yang memang karakteristiknya adalah make to stock
Terimakasih, sangat mengedukasi
sangat bermanfaat Pak, terimakasih Pak
Terima kasih
Thanks, sangat membantu
mudah dimengerti pak
Terima kasih :)
Pak kalau soalnya minta projects ending inventory gimana ya pak?
Bismillah, mau tanya pak.
Saya sudah liat semua video bapak.
Berarti urutan dalam pekerjaan PPIC adalah Forcasting, EOQ, MPS, MRP.
Atau bagaimana urutannya pak??
Terus bagaimana bila lote size nya tidak mencukupi kebutuhan pesanan pelanggan atau peramalan?
Terimakasih
Yang kamu sebutkan ada benarnya, meski EOQ itu sebenarnya digunakan untuk menentukan jumlah pesanan minimal (bernilai ekonomis) yang harus dilakukan. Jadi fleksibel, bisa ditentukan sebelum kita memiliki jadwal produksi (MPS) dan pemesanan material (MRP), atau bisa juga perhitungan EOQ kita tentukan setelahnya.
Pak mau tanya kalo perhitungan mps hanya menggunakan forecasting aja bisa g? Soalnya untuk produksi di tahun yg di ramal
Keren videonya, sangat mengedukasi.
Izin bertanya pak, pada soal nomor 2, kenapa waktu menghitung ATP pada bulan januari, MPS ditambahkan dengan POH baru dikurangi dengan total pesanan pelanggan, sedangkan untuk bulan april hingga juni, perhitungan ATP hanya dilakukan dengan mengurangi nilai MPS dengan pesanan pelanggan saja tanpa mempertimbangkan POH di bulan sebelumnya? Terimakasih
POH di bulan Januari (awal) itu menyatakan stok/inventori awal yang tersedia. Kebetulan pada soal nomor 2 stok awalnya adalah 0. Jadi untuk menghitung ATP nya adalah dengan menjumlahkan nilai POH yakni 0 dengan MPS nya baru dikurangi dengan jumlah pesanan aktual sampai dengan periode waktu yang ada MPS nya lagi
Sangat mencerahkan, terimakasih atas video bermanfaatnya semoga berkah ya mas,, saya ingin tanya, karna saya praktisi yg baru kenal sistem MRP serta background saya bukan T Industri, pada bagian permintaan pelanggan, apa bisa datanya kita ambil dari rencana schedule kirim? Mengingat sistem PO customer kami datang sebulan sekali, bukan per 3 atau 6 bulan ke depan,, mohon bantuannya mas, terimakasih sebelumnya
Bisa saja mas. Berarti tinggal dibentangkan lagi periode waktu pembuatan tabel MRP nya. Berarti sejak order dan release itu jeda waktu atau lead time nya menjadi 1 bulan ya.
Btw terima kasih atas apresiasi serta doanya
Kenapa ambil yang paling besar antara peramalan dengan pesanan pelanggan?
Ketika berbisnis kita ingin ambil peluang terbaik dan tidak ingin kehilangan kesempatan untuk memenuhi permintaan. Maka diambil yang terbesar
@@MachieIndustries Hmm masuk akal sih. Makasih Pak 👍🏻
@@erwinsihombing4137 sama-sama mas
@@MachieIndustries bukannya kalau ambil yang terbesar ketika tidak terjual akan rugi, apakah ndak lebih baik pakai yang pasti dari pesanan pelanggan ? maksud saya bukannya malah sisa.
kalau sisa otomatis jadi inventory pak
Ijin bertanya untuk menentukan lot size itu darimana ya pa ?
dari soal sepertinya
Cara menentukan lot size ada bermacam-macam caranya. Nah kalo pada soal ini sudah ditentukan jenis lot size nya beserta jumlahnya.
@@MachieIndustries klo di soal blm ditentukan, data apa saja yg kita butuhkan untuk menghitungnya?
@@sioelai jika belum ditentukan lot size nya. Cara paling mudah ya lot for lot. Jumlah gross requirement akan menjadi jumlah yang kita pesan (planned order release) dan ketika terima (planned order receipt). Selain lot for lot ada penentuan lot yang lain bisa menggunakan EOQ (economic order quantity), PPB (part period balancing), dll
@@MachieIndustries oh oke baik. insyaallah paham. terimakasih
Kalo lot size nya tidak disediakan itu nentuinnya gimana ya mas ? lalu untuk ATP itu sendiri boleh ga kalo nilainya sampe minus ?
Lot size mau tidak mau ya harus ada, karena ini adalah sebuah perencanaan jadwal produksi untuk beberapa waktu ke depan jadi harus ditentukan lot sizenya. Masa iya sebuah tim produksi tidak memiliki lot size?
ATP minus mungkin saja terjadi, itu menandakan bahwa stock/on hand inventory tidak mencukupi untuk beberaa waktu ke depan. Tim produksi harus mengantisipasi ini
Mau tanya pak, data ATP itu fungsinya untuk apa ya?
ATP (available to promise) itu menyatakan jumlah barang yang siap di jual untuk waktu tertentu. Biasanya ini adalah bentuk informasi dari tim produksi kepada tim sales/marketing yang mengatakan bahwa "Segini lho barang yang bisa kamu jual"
Kalau cara mencari MPS untuk yg make to order bagaimana ya bang? Dari pembimbing saya gk perlu pakai forecasting, saya agak kebingungan
sama kak, apakah sudah ada solusi selama proses bimbingan?
Video nya sangat bermanfaat, izin bertanya kalau MPS nya didapatkan bukan dari peramalan apakah bisa? contohnya dari jumlah produksi yang sudah ditetapkan perusahaan
Input MPS biasanya dua, peramalan atau permintaan aktual. Kebijakan perusahaan untuk menggunakan jumlah produksi sebagai acuan ya silahkan saja
@@MachieIndustries izin bertanya kembali apakah bisa jika MPS dilakukan hanya untuk 1 bulan kedepan? Jadi perencanaan produksi dilakukan hanya untuk 1 bulan kedepan
Tidak masalah 1 bulan ke depan, asal dibreakdown menjadi periode mingguan. Jadi 1 bulan berubah menjadi 4 atau 5 minggu
@@MachieIndustries Terimakasih atas jawabannya🙏🏻 kalau di breakdown menjadi harian apakah bisa? Karena leadtime dalam bentuk harian
@@azizahrisa7275 Bisa saja jika memang produksinya harian
kenapa kok memilih yang terbesar dari peramalan dengan pesanan pelanggan ?
Agar permintaan yang ada terpenuhi dan memiliki stok untuk periode berikutnya. Sistem MPS ini cocok untuk perusahaan yang memang karakteristiknya adalah make to stock