Eps.40/Bandung Art Month ke-7, Event Seni Rupa Yang Inklusif.

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 28 พ.ย. 2024

ความคิดเห็น • 10

  • @endennurhayati6138
    @endennurhayati6138 5 วันที่ผ่านมา

    Mas bung istiqomah terus dengan semangat nya yaaaa...❤

  • @yoyosuhendi1790
    @yoyosuhendi1790 2 วันที่ผ่านมา

    KEREN BANGET ❤

  • @agustarmana9268
    @agustarmana9268 5 วันที่ผ่านมา +1

    Mantap, Mas Bung, Sukses...👍

  • @aminudinthsiregar1775
    @aminudinthsiregar1775 6 วันที่ผ่านมา +1

    Hadir bung!

    • @sketsamasbung
      @sketsamasbung  6 วันที่ผ่านมา

      Terima kasih Cok. Jadi inget juga bulletin Bandung Art Forum yg kau kelola. Sehat selalu ya

  • @adirahmatullah9447
    @adirahmatullah9447 5 วันที่ผ่านมา

    🫰🫰🫰

  • @mamangantra
    @mamangantra 3 วันที่ผ่านมา

    Pengalaman, jam terbang, dan kompetensi Rifky Effendy tentu saja membuat pendapat dan pemikirannya tidak bisa diabaikan. Termasuk, dalam hal perlu-tidaknya Bandung membuat sebuah "event besar" semisal biennalle atau apapun itu, yang sifatnya periodik dan kontinyu (yang tentunya padat modal). Tapi, apapun itu, sebagai "Urang Bandung" sekaligus awam yang pernah bergerak di media, saya merasa gaung seni-budaya Bandung itu kurang terasa. Kalah oleh kota-kota lain -- bahkan Surabaya. Mudah-mudahan perasaan saya ini salah. Artinya, benar-benar sebuah perasaan. Bukan sebuah pandangan yang obyektif, yang didasari fakta dan data akurat.

    • @mamangantra
      @mamangantra 3 วันที่ผ่านมา

      Maksud saya, sebagai "orang media", kalau boleh saya mengklaim predikat itu, amplifikasi (sosialisasi dan publikasi dalam berbagai bentuk media) dirasakan masih kurang. Tenggelam oleh isu-isu lainnya. Karenanya perlu usaha lebih keras untuk ini. Termaktub di dalamnya, kehandalan pengelolaan kegiatan -- yang antara lain mencakup pengelolaan media/publikasi.

    • @sketsamasbung
      @sketsamasbung  2 วันที่ผ่านมา +1

      Terima kasih masukannya kang @mamangatra. kalau event berkala dan berkelanjutan, bisa kita sebut sudah ada yaitu @bandungartmonth (BAM) sebagai event tahunan, pada tahun 2024 ini sudah dilaksanakan yang ke 7. Modelnya memang berbeda dengan model event berkala yang ketat seperti bienalle. BAM adalah model event yang inklusif (dalam konteks wacana yang ketat seperti bienalle) dan mandiri. Dalam BAM semua peserta baik seniman atau galeri, hanya diikat oleh waktu bersama, selebihnya @bandungconnect yang mengelola informasi dan promosinya, pun bersifat mandiri. Kalau dalam bahasa market, BRAND event ini lambat laun juga terbentuk dan menguat, bukan tidak mungkin akan menarik investor. Memang, untuk menguatkan event ini menjadi "sesuatu" ditengah event-event seni rupa yang ada di Indonesia, seperti Artjog, Artsubs, Jakarta Artfair dll, perlu kolaborasi dengan sektor lain yang menghidupkan ekosistemnya. Kalau soal informasi, perlu ada inisiatif dari sektor media. Dan.. tentu saja, semua itu berada dalam logika intrepreuership dan bisnis. Apakah BAM ini punya prospek bisnis?