Suami saya penggemar berat Silampukau. Ia berpulang karena sakit pada 29 november 2021. Saat ini, memutar lagu-lagu Silampukau seakan-akan menyaksikan ia sedang nglaras di teras dengan mendengarkan Puan Kelana, Doa 1 dan seterusnya. Terimakasih Silampukau, sudah membantuku berdamai dengan kehilangan dan kerinduan yang tak berujung. Salam
2.5 tahun setelah suamiku berpulang, setiap kangen mendera, Silampaukau masih menjadi penawar. Saya merasa, seakan ia menemani sesi memberi asupan jiwa dengan lagu-lagu Silampukau yang bercerita tentang hidup yang terkadang lara namun tetap bisa menyelipkan rasa jenaka. Bukankah getir dan tawa, hanya berganti2 saja singgah dalam hidup kita?
Kau putar sekali lagi Champs-Élysées Lidah kita bertaut à la Française Langit sungguh jingga itu sore Dan kau masih milikku Kita tak pernah suka air mata Berangkatlah sendiri ke Djuanda Tiap kali langit meremang jingga Aku 'kan merindukanmu Ah, kau puan kelana Mengapa musti ke sana? Jauh-jauh puan kembara Sedang dunia punya luka yang sama Mari, puan kelana Jangan tinggalkan hamba Toh hujan sama menakjubkannya Di Paris atau di tiap sudut Surabaya René Descartes, Molière, dan Maupassant Kau penuhi kepalaku yang kosong Dan Perancis membuat kita sombong Saat kau masih milikku Kita tetap membenci air mata Tiada kabar, tiada berita Meski senja tak selalu tampak jingga Aku terus merindukanmu Ah, kau puan kelana Mengapa musti ke sana? Jauh-jauh puan kembara Sedang dunia punya luka yang sama Mari, puan kelana Jangan tinggalkan hamba Toh, anggur sama memabukkannya Entah Merlot, entah Cap Orang Tua Aih, puan kelana Mengapa musti ke sana? Paris pun penuh marabahaya Dan duka nestapa Seperti Surabaya
Hallo kanca kancaku,bangga pernah jadi salah satu orang yang terlibat dalam tour awal awal karir kalian.hehehe salam dari ponorogo.!! Mas resa ojok kaku mas di sooting ini lo 😅 nanti nek kesurabaya pokok e ajaken aku ngopi
Kau putar sekali lagi Champs-Élysées Lidah kita bertaut à la Française Langit sungguh jingga itu sore Dan kau masih milikku Kita tak pernah suka air mata Berangkatlah sendiri ke Djuanda Tiap kali langit meremang jingga Aku 'kan merindukanmu Ah, kau puan kelana Mengapa musti ke sana? Jauh-jauh puan kembara Sedang dunia punya luka yang sama Mari, puan kelana Jangan tinggalkan hamba Toh hujan sama menakjubkannya Di Paris atau di tiap sudut Surabaya René Descartes, Molière, dan Maupassant Kau penuhi kepalaku yang kosong Dan Perancis membuat kita sombong Saat kau masih milikku Kita tetap membenci air mata Tiada kabar, tiada berita Meski senja tak selalu tampak jingga Aku terus merindukanmu Ah, kau puan kelana Mengapa musti ke sana? Jauh-jauh puan kembara Sedang dunia punya luka yang sama Mari, puan kelana Jangan tinggalkan hamba Toh, anggur sama memabukkannya Entah Merlot, entah Cap Orang Tua Aih, puan kelana Mengapa musti ke sana? Paris pun penuh marabahaya Dan duka nestapa Seperti Surabaya
Suami saya penggemar berat Silampukau. Ia berpulang karena sakit pada 29 november 2021. Saat ini, memutar lagu-lagu Silampukau seakan-akan menyaksikan ia sedang nglaras di teras dengan mendengarkan Puan Kelana, Doa 1 dan seterusnya. Terimakasih Silampukau, sudah membantuku berdamai dengan kehilangan dan kerinduan yang tak berujung. Salam
Tenanglah jiwa jiwa yang damai
2.5 tahun setelah suamiku berpulang, setiap kangen mendera, Silampaukau masih menjadi penawar. Saya merasa, seakan ia menemani sesi memberi asupan jiwa dengan lagu-lagu Silampukau yang bercerita tentang hidup yang terkadang lara namun tetap bisa menyelipkan rasa jenaka. Bukankah getir dan tawa, hanya berganti2 saja singgah dalam hidup kita?
Sedang dunia punya luka yang sama 😢 @@fatimah5466
selalu menjadi obat dalam kerinduan, alunan dan lirik mengingatkan saya paa seseorang, tapi orangnya siapa? entahlah
Makassar, 15 Oktober 2024
Dunia punya luka yang sama ... Tapi surabaya punya penyayi yang beda 😁👍👍
Meski senja tak selalu tampak jingga, aku terus merindukanmu :)
Salam dari bogor, silampukau!🔥🥰 Sukses selalu!
lagu yang paling heavy rotation di playlist ketika naik motor menuju ke kampus
Ditambah brass section jadi makin klasik, kembali ke era 50-an. Mantap
Puan Kelana, Malam Jatuh Di Surabaya selalu memukau setiap 2 lagu itu dibawain secara live🌻
Ku kan terus merindukan mu.. (2015 - 2019)
Suka bgt sm suara mas kharis.aku share di fb dah dr 2020 .tp tiap hr slalu denger yg puan kelana ini.
Ayooo donk ditunggu lagu barunya 😁
Band keren Surabaya nih Gass buat album baru mas Eki & mas Kharis
Inget nang ngarep TP embong tunjungan TOP tenan pokok e rek
Kau putar sekali lagi Champs-Élysées
Lidah kita bertaut à la Française
Langit sungguh jingga itu sore
Dan kau masih milikku
Kita tak pernah suka air mata
Berangkatlah sendiri ke Djuanda
Tiap kali langit meremang jingga
Aku 'kan merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh hujan sama menakjubkannya
Di Paris atau di tiap sudut Surabaya
René Descartes, Molière, dan Maupassant
Kau penuhi kepalaku yang kosong
Dan Perancis membuat kita sombong
Saat kau masih milikku
Kita tetap membenci air mata
Tiada kabar, tiada berita
Meski senja tak selalu tampak jingga
Aku terus merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh, anggur sama memabukkannya
Entah Merlot, entah Cap Orang Tua
Aih, puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Paris pun penuh marabahaya
Dan duka nestapa
Seperti Surabaya
inget almarhum temen kerja yg suka bangt lagu lagu silampukau,sukses selalu dolor buwat kenangan beliao d sana GBU
Rindu sekali dengan SILAMPUKAU nonton Live ---
Terbaik memang
Bahagia sekali mengetahui kalian telah aktif dan menjadi produktif kembali 😭😭😭😭
Ya tuhan aku nyesel gak nonton Live silampukau pdhl bisa diusahakan meski aku di Jogja🥲 sehat selalu orkes terfavoritku ini😍
mari, Tuan, lantunkan di Kota Semarang.
Kapan main di semarang..salam dari Trengguli Semarang
Soundnya megah bangett, merinding
Kangen
kelass
Bersama kita bisa
Gass buat album baru mas Eki & mas Kharis 🌻
Lirik liriknya silampukau emang jossss 🌼
Bukan cuma liriknya, musiknya juga bagus
@@glgameroom170 yoiii frenndsssss
Terus hidup
Meewwwwwaaaahhhhh
Depok hadir 💙💙💙
hayukk album baru masss aku nunggu sudah bertahun tahun... tapi nikmatin prosesnya biar hasilnya bisa kita nikmatin seluas hati juga
❤❤❤
Keren..
bagus banget tuhan....
Yok lah Tjikini lagi
Cukkkkk apikeeee
please Tangerang massseeh
Mantappp cuk....lagu yg lainnya donk
Mantap kawanku.
Ciamik
Wow keren
min di pekalongan plis🤯😤😭
Hallo kanca kancaku,bangga pernah jadi salah satu orang yang terlibat dalam tour awal awal karir kalian.hehehe salam dari ponorogo.!! Mas resa ojok kaku mas di sooting ini lo 😅 nanti nek kesurabaya pokok e ajaken aku ngopi
Asikkk dari Fan mu di Malaysia
Mboisss👍👍👍
Terhibur 👍👍🎶💪🙏
🙌🏽 Musik kelas atas 🙌🏽
👏🏼👏🏼
Band keren Surabaya nih 👍🏻
Sedap!
Apik!
Jossszzztttt👍🏽👍🏽👍🏽
💕
🙏✨
Silampukau, Selalu memakau, toss 🍻🍻
Ngeri amat typo-nya, bung
@@OrkesSilampukau hahaha,🤣🤣 sukses kaka2 🍻🍻
siu
Emot api lah cak...
Kasey'nya gak dirilis ulang ta?
Karya karya nya mirip karya Ismail Marzuki
paris masih penuh marabahaya & duka nestapa gak mas?
Ajgggggggggg videonya pake format bw atau emg pencahayaan dari stage nya di konsep hitam putih gitu? Yg pasti makin sedapppppppppppp.
kebetulan kameranya buta warna gan
@@OrkesSilampukau bisa aee, cepet ngapa rilis album baru nya!
Kau putar sekali lagi Champs-Élysées
Lidah kita bertaut à la Française
Langit sungguh jingga itu sore
Dan kau masih milikku
Kita tak pernah suka air mata
Berangkatlah sendiri ke Djuanda
Tiap kali langit meremang jingga
Aku 'kan merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh hujan sama menakjubkannya
Di Paris atau di tiap sudut Surabaya
René Descartes, Molière, dan Maupassant
Kau penuhi kepalaku yang kosong
Dan Perancis membuat kita sombong
Saat kau masih milikku
Kita tetap membenci air mata
Tiada kabar, tiada berita
Meski senja tak selalu tampak jingga
Aku terus merindukanmu
Ah, kau puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Jauh-jauh puan kembara
Sedang dunia punya luka yang sama
Mari, puan kelana
Jangan tinggalkan hamba
Toh, anggur sama memabukkannya
Entah Merlot, entah Cap Orang Tua
Aih, puan kelana
Mengapa musti ke sana?
Paris pun penuh marabahaya
Dan duka nestapa
Seperti Surabaya