Berikut adalah pendidikan yang ditempuh oleh KH Said Aqil Siradj: S1 di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus tahun 1982 S2 di Universitas Umm al-Qura, Mekah, jurusan Perbandingan Agama, lulus tahun 1987 S3 di University of Umm al-Qura, Mekah, jurusan Aqidah/Filsafat Islam, lulus tahun 1994 Selain pendidikan formal, KH Said Aqil Siradj juga pernah mengikuti beberapa kegiatan, seperti: Tim Ahli Bahasa surat kabar harian An-Nadwah, Makkah tahun 1991 Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta tahun 1995-1997 Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak 1995-sekarang KH Said Aqil Siradj merupakan pendakwah NU yang dikenal sebagai sosok yang moderat dan inklusif. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015. JADI BELIAU BUKANG KALENG2 MAS, AYO ADU KEILMUAN BY RUJUKAN KITAB DONG
beliau lulusan pendidikannya jelas dari pesantren ke pesantren lalu ke timur tengah bukan kaleng kaleng beliau camlaud dizamannya ,beliau profesor doktor agama islam bukan doktor umum dong, ini fakta bukan ngarang2 jelas guru2nya , bukan otodidak , mari buka rasional kita, beliau ahli baca kitab gundul ahli bahasa arab balaghah, mantiq, filssafat islam, usulldin , fiqih, sastra arab, hadist, tafsir, ayo orang2 anda yang anda anngab lebh hebat dari Prof, doktor aqil shirat ayo tunjukkan di TH-cam baca kitab aslinya bukan terjemahannya ok ayo dong jangan langsung benci dong karena anda tadk masuk NU maklum anda benci tapi anda tdk rasional
WAHAI ORANG YG TDK MENGERTI ORANG ALIM BACA LAGI YA, BIAR ANDA TIDAK GAGAL PAHAM ,kh.said Aqil Siroj (lahir 3 Juli 1953 di Cirebon, Jawa Barat) adalah mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) dua periode masa khidmat 2010-2021 yang saat ini menjabat sebagai Mustasyar (penasehat) Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama masa khidmat 2022-2027. Selain itu, ia kini juga menjabat sebagai rektor Univesitas Nahdlatul Ulama Cirebon dan komisaris utama PT. Kereta Api Indonesia. Silsilah Jalur Ayah Said Aqil Siroj bin Aqil Siroj bin Siroj bin Muhammad Said bin Murtasim bin Nuruddin bin Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufaqir bin Sultan Maulana Mansur bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).[butuh rujukan] Jalur Ibu Said Aqil Siroj bin Afifah binti Harun bin Madrawi binti Pangeran Hasanudin bin Sultan Anom Kaharuddin I bin Sultan Anom Abu Sholeh Imamuddin bin Sultan Anom Khaeruddin bin Sultan Anom 'Alimuddin bin Sultan Anom Raja Mandura bin Sultan Anom Muhammad Badruddin bin Panembahan Girilaya bin Pangeran Dipati Anom bin Panembahan Ratu bin Pangeran Dipati Carbon bin Pangeran Pasarean bin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Selanjutnya, dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), nasab KH. Said Aqil Siroj baik dari jalur ayah maupun ibunya tersambung secara runtut hingga Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad SAW.[butuh rujukan] Pendidikan Pendidikan Formal Jenjang Perguruan Tinggi Kelulusan S1 Universitas King Abdul Aziz, Jeddah (Fakultas Ushuluddin) 1982 S2 Universitas Ummul Qura, Makkah (Jurusan Perbandingan Agama) 1987 S3 Universitas Ummul Qura, Makkah (Jurusan Aqidah & Filsafat Islam) 1994 Pendidikan Non-Formal Pesantren Tempat Asuhan Ponpes KHAS, Kempek Cirebon, Jawa Barat KH. Aqil Siroj Ponpes Lirboyo Kediri, Jawa Timur KH. Mahrus Aly Ponpes Al Munawwir Bantul, Yogyakarta KH. Ali Maksum Organisasi Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Krapyak, Yogyakarta masa khidmat 1972-1974 Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Makkah masa khidmat 1983-1987 Wakil Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1994-1998 Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1998-1999 Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (GANDI) tahun 1998 Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) sejak 1998-sekarang Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia sejak 1998-sekarang Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Pembantaian Banyuwangi 1998 Wakil Ketua Tim Penyusun Rancangan AD/ART Partai Kebangkitan Bangsa tahun 1998 Penasehat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) sejak 1999-sekarang Ketua Panitia Muktamar Nahdlatul Ulama ke-30 di Kediri tahun 1999 Anggota Kehormatan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) 1999-2002 Anggota MPR Fraksi Mewakili Nahdlatul Ulama tahun 1999-2004 Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1999-2004 Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia periode 2001-sekarang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2004-2010 Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-2021 Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sejak 2011-sekarang Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia tahun 2012-2014 Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) sejak 2020-sekarang Wakil Presiden Organisasai Agama Sedunia sejak 2019-sekarang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027 Ketua Dewan Pembina Said Aqil Siroj Istitute (SAS Institute) sejak 2018-sekarang Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation Akademik Tim Ahli Bahasa surat kabar harian An-Nadwah, Makkah tahun 1991 Dosen Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta tahun 1995-1997 Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak1995-sekarang Wakil Direktur Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 1997-1999 Dosen Luar Biasa Institut Agama Islam (IAI) Tribakti Lirboyo, Kediri sejak1999-sekarang Direktur Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 1999-2003 Dosen Pascasarjana STIT Makhdum Ibrahim (STITMA) Tuban tahun 2003-sekarang Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta sejak 2003-sekarang Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 2003-sekarang Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Ats Tsaqafah, Jakarta sejak 2013-sekarang Dewan Pengarah Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) sejak 2019-sekarang Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon sejak 2011-sekarang Karya Ilmiah Allah dan Alam Semesta dalam Perspektif Tasawuf Falsafi, buku ini adalah terjemahan dari Disertasi KH. Said Aqil Siroj saat menyelesaikan studi S3 nya di Universitas Ummul Qura', Makkah, dan diterbitkan oleh Yayasan Said Aqil Siroj pada tahun 2021. Islam Kalap dan Islam Karib, diterbitkan oleh Daulat Press pada tahun 2014. Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, dicetak oleh LTNNU (Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama) pada tahun 2014. Tasawwuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi, diterbitkan oleh PT. Mizan Pustaka bersama Yayasan KHAS (Kiai Haji Aqil Siroj) pada tahun 2006. Berkah Islam Indonesia: Jalan Dakwah Rahmatan Lil 'Alamin, diterbitkan oleh Quanta pada tahun 2005. Islam Kebangsaan: Fiqih Demokratik Kaum Santri, diterbitkan oleh Pustaka Ciganjur pada tahun 1999. Kiai Menggugat: Mengadili Pemikiran Kang Said, diterbitkan oleh Pustaka Ciganjur pada tahun 1999. Ahlussunnah wal Jamaah Dalam Lintas Sejarah, diterbitkan oleh LKPSM (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia) pada tahun 1998. Pemilihan Ketua Umum PBNU K.H. Said Aqil Siroj terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-2015 dalam Muktamar ke-32 Nahdlatul 'Ulama di Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara. KH. Said Aqil Siroj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Kemudian keduanya telah memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon Ketua Umum PBNU. Di dalam Tata Tertib Muktamar, seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk bisa ditetapkan sebagai Calon Ketua Umum / Rais Tanfidziyah. Di samping itu, KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdalla (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Keenam bakal calon tersebut gagal memperoleh angka 99 suara dari Muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua. Kemudian pada tahun 2015 pada Muktamar NU Ke 33 di Jombang, KH. Said Aqil Siroj kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk masa khidmat kedua (2015-2020). Beliau menang dengan mengumpulkan 287 dari 412 suara Muktamirin. Kandidat lainnya, As'ad Said Ali meraih 107 suara dan KH. Salahudin Wahid 10 suara. KH. Said Aqil Siroj kembali berjanji untuk konsisten tak akan menggunakan NU untuk kepentingan politik. Juga beliau mengatakan, agenda yang menjadi prioritasnya adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di kalangan Nahdlatul Ulama, KH. Said Aqil Siroj bukanlah orang baru. Ayahnya, Kyai Aqil Siroj adalah seorang Ulama' di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon, seperti Benda Kerep, Buntet, Gedongan dan Babakan. Riwayat pendidikan baik formal maupun non-formal beliau juga tidak dapat diragukan lagi, bahkan beliau sudah banyak melintang dalam keroganisasian NU. Terdaftar di 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia KH. Said Aqil Siroj dalam Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A. sejak tahun 2010 selalu masuk ke dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia. Begitu pula baru-baru ini, The Royal Islamic Strategic Studies Center[1] yang berpusat di Yordania merilis Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia untuk tahun 2022 (The World's 500 Most Influential Muslims 2022[2]), dan KH. Said Aqil Siroj menempati urutan ke-19 edisi tahun 2022. Berikut rincian nama KH. Said Aqil Siroj di dalam urutan Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (The World's 500 Most Influential Muslims) dari tahun ke tahun : Tahun Urutan ke : 2022 19 2021 18 2020 19 2019 20 2018 22 2017 20 2016 18 2014-2015 17 2013-2014 15 2012 19 2011 17 2010 16
anda orang orang yg berfikiran jumud makanya selalu sempit cara anda menilai orang, wajar anda tdk bisa membedakan mana yang benar2 alim mana yang kabur agamanya, saran sya belajar dari banya guru2 dari bebagai dar=irah biar tdk picik terus, goblok anda i ni
semga beliau barokah umur dan sehat selalu untuk syiar islam biar orang 2 tdk paham pada islam yg sesungguhnya bisa paham
Muda² han panjang usia., istiqomah merawat NU Kyai....Aaamiiin *********
Terimakasih ilmunya Pak Kyai
Berikut adalah pendidikan yang ditempuh oleh KH Said Aqil Siradj:
S1 di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus tahun 1982
S2 di Universitas Umm al-Qura, Mekah, jurusan Perbandingan Agama, lulus tahun 1987
S3 di University of Umm al-Qura, Mekah, jurusan Aqidah/Filsafat Islam, lulus tahun 1994
Selain pendidikan formal, KH Said Aqil Siradj juga pernah mengikuti beberapa kegiatan, seperti:
Tim Ahli Bahasa surat kabar harian An-Nadwah, Makkah tahun 1991
Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta tahun 1995-1997
Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak 1995-sekarang
KH Said Aqil Siradj merupakan pendakwah NU yang dikenal sebagai sosok yang moderat dan inklusif. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015. JADI BELIAU BUKANG KALENG2 MAS, AYO ADU KEILMUAN BY RUJUKAN KITAB DONG
DULU MENGGANGGAP KELOMPOK SEBELAH PALING BENAR, SEKARANG AMALAN NU PALING KEREEEEN
beliau lulusan pendidikannya jelas dari pesantren ke pesantren lalu ke timur tengah bukan kaleng kaleng beliau camlaud dizamannya ,beliau profesor doktor agama islam bukan doktor umum dong, ini fakta bukan ngarang2 jelas guru2nya , bukan otodidak , mari buka rasional kita, beliau ahli baca kitab gundul ahli bahasa arab balaghah, mantiq, filssafat islam, usulldin , fiqih, sastra arab, hadist, tafsir, ayo orang2 anda yang anda anngab lebh hebat dari Prof, doktor aqil shirat ayo tunjukkan di TH-cam baca kitab aslinya bukan terjemahannya ok ayo dong jangan langsung benci dong karena anda tadk masuk NU maklum anda benci tapi anda tdk rasional
Tapi etikanya jelek, diskusi sambil ngerokok klepas klepus
WAHAI ORANG YG TDK MENGERTI ORANG ALIM BACA LAGI YA, BIAR ANDA TIDAK GAGAL PAHAM ,kh.said Aqil Siroj (lahir 3 Juli 1953 di Cirebon, Jawa Barat) adalah mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) dua periode masa khidmat 2010-2021 yang saat ini menjabat sebagai Mustasyar (penasehat) Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama masa khidmat 2022-2027. Selain itu, ia kini juga menjabat sebagai rektor Univesitas Nahdlatul Ulama Cirebon dan komisaris utama PT. Kereta Api Indonesia.
Silsilah
Jalur Ayah
Said Aqil Siroj bin Aqil Siroj bin Siroj bin Muhammad Said bin Murtasim bin Nuruddin bin Ali bin Tubagus Ibrahim bin Abul Mufaqir bin Sultan Maulana Mansur bin Sultan Maulana Yusuf bin Sultan Maulana Hasanuddin bin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).[butuh rujukan]
Jalur Ibu
Said Aqil Siroj bin Afifah binti Harun bin Madrawi binti Pangeran Hasanudin bin Sultan Anom Kaharuddin I bin Sultan Anom Abu Sholeh Imamuddin bin Sultan Anom Khaeruddin bin Sultan Anom 'Alimuddin bin Sultan Anom Raja Mandura bin Sultan Anom Muhammad Badruddin bin Panembahan Girilaya bin Pangeran Dipati Anom bin Panembahan Ratu bin Pangeran Dipati Carbon bin Pangeran Pasarean bin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Selanjutnya, dari Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), nasab KH. Said Aqil Siroj baik dari jalur ayah maupun ibunya tersambung secara runtut hingga Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad SAW.[butuh rujukan]
Pendidikan
Pendidikan Formal
Jenjang Perguruan Tinggi Kelulusan
S1 Universitas King Abdul Aziz, Jeddah (Fakultas Ushuluddin) 1982
S2 Universitas Ummul Qura, Makkah (Jurusan Perbandingan Agama) 1987
S3 Universitas Ummul Qura, Makkah (Jurusan Aqidah & Filsafat Islam) 1994
Pendidikan Non-Formal
Pesantren Tempat Asuhan
Ponpes KHAS, Kempek Cirebon, Jawa Barat KH. Aqil Siroj
Ponpes Lirboyo Kediri, Jawa Timur KH. Mahrus Aly
Ponpes Al Munawwir Bantul, Yogyakarta KH. Ali Maksum
Organisasi
Sekretaris Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Krapyak, Yogyakarta masa khidmat 1972-1974
Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Makkah masa khidmat 1983-1987
Wakil Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1994-1998
Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1998-1999
Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (GANDI) tahun 1998
Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB) sejak 1998-sekarang
Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia sejak 1998-sekarang
Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa Kerusuhan Mei 1998
Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Pembantaian Banyuwangi 1998
Wakil Ketua Tim Penyusun Rancangan AD/ART Partai Kebangkitan Bangsa tahun 1998
Penasehat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) sejak 1999-sekarang
Ketua Panitia Muktamar Nahdlatul Ulama ke-30 di Kediri tahun 1999
Anggota Kehormatan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) 1999-2002
Anggota MPR Fraksi Mewakili Nahdlatul Ulama tahun 1999-2004
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 1999-2004
Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia periode 2001-sekarang
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2004-2010
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-2021
Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) sejak 2011-sekarang
Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia tahun 2012-2014
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) sejak 2020-sekarang
Wakil Presiden Organisasai Agama Sedunia sejak 2019-sekarang
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027
Ketua Dewan Pembina Said Aqil Siroj Istitute (SAS Institute) sejak 2018-sekarang
Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation
Akademik
Tim Ahli Bahasa surat kabar harian An-Nadwah, Makkah tahun 1991
Dosen Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta tahun 1995-1997
Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak1995-sekarang
Wakil Direktur Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 1997-1999
Dosen Luar Biasa Institut Agama Islam (IAI) Tribakti Lirboyo, Kediri sejak1999-sekarang
Direktur Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 1999-2003
Dosen Pascasarjana STIT Makhdum Ibrahim (STITMA) Tuban tahun 2003-sekarang
Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta sejak 2003-sekarang
Dosen Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 2003-sekarang
Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Ats Tsaqafah, Jakarta sejak 2013-sekarang
Dewan Pengarah Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) sejak 2019-sekarang
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon sejak 2011-sekarang
Karya Ilmiah
Allah dan Alam Semesta dalam Perspektif Tasawuf Falsafi, buku ini adalah terjemahan dari Disertasi KH. Said Aqil Siroj saat menyelesaikan studi S3 nya di Universitas Ummul Qura', Makkah, dan diterbitkan oleh Yayasan Said Aqil Siroj pada tahun 2021.
Islam Kalap dan Islam Karib, diterbitkan oleh Daulat Press pada tahun 2014.
Islam Sumber Inspirasi Budaya Nusantara, dicetak oleh LTNNU (Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama) pada tahun 2014.
Tasawwuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi, diterbitkan oleh PT. Mizan Pustaka bersama Yayasan KHAS (Kiai Haji Aqil Siroj) pada tahun 2006.
Berkah Islam Indonesia: Jalan Dakwah Rahmatan Lil 'Alamin, diterbitkan oleh Quanta pada tahun 2005.
Islam Kebangsaan: Fiqih Demokratik Kaum Santri, diterbitkan oleh Pustaka Ciganjur pada tahun 1999.
Kiai Menggugat: Mengadili Pemikiran Kang Said, diterbitkan oleh Pustaka Ciganjur pada tahun 1999.
Ahlussunnah wal Jamaah Dalam Lintas Sejarah, diterbitkan oleh LKPSM (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia) pada tahun 1998.
Pemilihan Ketua Umum PBNU
K.H. Said Aqil Siroj terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2010-2015 dalam Muktamar ke-32 Nahdlatul 'Ulama di Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya Slamet Effendi Yusuf yang mendapat 201 suara. KH. Said Aqil Siroj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Kemudian keduanya telah memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon Ketua Umum PBNU. Di dalam Tata Tertib Muktamar, seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk bisa ditetapkan sebagai Calon Ketua Umum / Rais Tanfidziyah. Di samping itu, KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdalla (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Keenam bakal calon tersebut gagal memperoleh angka 99 suara dari Muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.
Kemudian pada tahun 2015 pada Muktamar NU Ke 33 di Jombang, KH. Said Aqil Siroj kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk masa khidmat kedua (2015-2020). Beliau menang dengan mengumpulkan 287 dari 412 suara Muktamirin. Kandidat lainnya, As'ad Said Ali meraih 107 suara dan KH. Salahudin Wahid 10 suara. KH. Said Aqil Siroj kembali berjanji untuk konsisten tak akan menggunakan NU untuk kepentingan politik. Juga beliau mengatakan, agenda yang menjadi prioritasnya adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Di kalangan Nahdlatul Ulama, KH. Said Aqil Siroj bukanlah orang baru. Ayahnya, Kyai Aqil Siroj adalah seorang Ulama' di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon, seperti Benda Kerep, Buntet, Gedongan dan Babakan. Riwayat pendidikan baik formal maupun non-formal beliau juga tidak dapat diragukan lagi, bahkan beliau sudah banyak melintang dalam keroganisasian NU.
Terdaftar di 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
KH. Said Aqil Siroj dalam Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A. sejak tahun 2010 selalu masuk ke dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia. Begitu pula baru-baru ini, The Royal Islamic Strategic Studies Center[1] yang berpusat di Yordania merilis Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia untuk tahun 2022 (The World's 500 Most Influential Muslims 2022[2]), dan KH. Said Aqil Siroj menempati urutan ke-19 edisi tahun 2022.
Berikut rincian nama KH. Said Aqil Siroj di dalam urutan Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (The World's 500 Most Influential Muslims) dari tahun ke tahun :
Tahun Urutan ke :
2022 19
2021 18
2020 19
2019 20
2018 22
2017 20
2016 18
2014-2015 17
2013-2014 15
2012 19
2011 17
2010 16
Setuju dg desas desus pemecatan atas hakim itu . .
Orang ini selalu membuat adu domba umat Islam , jauhi orang ini.
Hebat,tapi terkesan selalu memojokkan ormas lain,sayang
Mengingatkan... 😊
Mengingatkan spy saling belajar lebih banyak,,jd bisa lebih luas wawasan tentang Sunnah❤
kyai ini metode pecah belah ormas Islam nya lembut,hati hati.
anda orang orang yg berfikiran jumud makanya selalu sempit cara anda menilai orang, wajar anda tdk bisa membedakan mana yang benar2 alim mana yang kabur agamanya, saran sya belajar dari banya guru2 dari bebagai dar=irah biar tdk picik terus, goblok anda i ni
Keminter..ini sama dg lik mustamar merasa paling pinter paling bener..
Muhammadiyah itu ngerti semua mahdzab kecuali hambali
Itu begitu model cetamsjnya.