PULO GEULIS-BABAKAN PASAR, BOGOR

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 6 ต.ค. 2024
  • Pulo Geulis adalah nama sebuah pulau kecil di tengah Sungai Ciliwung di Kota Bogor, tepatnya di sebelah selatan Kebun Raya Bogor. Pulau ini termasuk ke dalam Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah.
    Sebenarnya Pulo Geulis bukanlah pulau sebenarnya, dan ia juga bukan merupakan delta sungai. Tetapi karena aliran Sungai Ciliwung terbelah dan kemudian menyatu kembali tepat sebelum Kebun Raya Bogor maka Pulo Geulis tampak seperti pulau.
    Pulo Geulis ini sangat padat penduduknya. Dengan luas wilayah sekitar 3,5 hektare, Pulo Geulis dihuni oleh kurang lebih 2.500 jiwa; dengan kata lain kepadatannya sekitar 700 jiwa per hektare.
    Penduduk Pulo Geulis kebanyakan berasal dari suku bangsa Sunda dan Tionghoa. Tempat ini agaknya telah dihuni orang semenjak ratusan tahun silam. Di tengah pulau ini terdapat sebuah kelenteng tua bernama Wihara Mahabrahma yang dibangun pada abad ke-18, yang diyakini sebagai kelenteng pertama di Bogor.
    Pulo Geulis dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati jembatan-jembatan yang menghubungkannya dengan tepian Sungai Ciliwung di sebelah barat (lingkungan Jalan Roda) dan sebelah timur (Jalan Riau). Jalan Riau ini berada tidak jauh di sebelah barat Terminal Bus Baranangsiang.
    Pulo Geulis berarti pulau yang cantik (Sd. geulis = cantik). Sebelumnya pada masa dahulu pulau ini dikenal sebagai Pulau Parakan Baranangsiang; namun ada pula yang menyebutnya "Rawa Bangke".
    Wilayah seluas ini dibagi menjadi lima RT dan satu RW serta dihuni sekitar 2.500 jiwa dari 678 kepala keluarga yang membuat tempat ini menjadi permukiman padat penduduk. Kawasan pulau dihubungkan melalui empat jembatan yang menjadi pintu masuk-keluar bagi warga menuju kampung daratan di bantaran Sungai Ciliwung, yaitu Kelurahan Babakan Pasar dan Baranangsiang.
    Etnis Sunda mencapai 60 persen mendominasi populasi pulau, diikuti 40 persen etnis China. Sebagian penduduk memiliki mata pencaharian di luar pulau sebagai pedagang di kawasan Pasar Bogor atau bekerja di Terminal Baranangsiang.
    Warga Pulo Geulis tidak tahu pasti kapan hunian unik di tengah Sungai Ciliwung itu mulai berkembang. Yang jelas, terdapat situs keramat Pasundan dari zaman Pakuan-Pajajaran berupa Kramat Embah Suryakantjana di belakang Wihara Mahabrahma yang masih dirawat baik orang-orang Sunda dan China di Pulo Geulis.
    Tokoh masyarakat setempat mengatakan, sejak zaman Belanda, kebersamaan adalah sifat umum warga Pulo Geulis. "Orang asli sini tidak membedakan suku, agama dan keyakinan.
    UNIK DAN MENARIK... Jika anda ingin merasakan denyut dinamika masyarakat padat huni... jalan-jalanlah ke Pulo Geulis...
    Dikreasikan oleh : doddyurbanus

ความคิดเห็น • 15