1084. JANGAN PUTUS ASA | Riyaadush Shaallihin

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 8 มิ.ย. 2023
  • 1084. JANGAN PUTUS ASA
    Seri berbakti kepada orang tua setelah mereka wafat
    Riyaadush Shaalihiin
    Bab 40 | Berbakti kepada Orang Tua & Silaturahim

ความคิดเห็น • 11

  • @ferdireffen2179
    @ferdireffen2179 หลายเดือนก่อน

    subhanAllah

  • @syaputrifebrinasari4840
    @syaputrifebrinasari4840 8 หลายเดือนก่อน

    Masya Allah Tabarakallah

  • @idaasyidah9196
    @idaasyidah9196 ปีที่แล้ว +1

    BaarakAllahu fiikum

  • @safago_
    @safago_ ปีที่แล้ว +1

    Maa sya Allah barakallahu fiikum

  • @gebiyaep
    @gebiyaep ปีที่แล้ว +1

    Jazakallah khair Ustadz

  • @mthiarahmah
    @mthiarahmah ปีที่แล้ว

    Jazaakallahu khayran ustaadz

  • @aisyahath5145
    @aisyahath5145 ปีที่แล้ว +1

    Jazakallah khair pak ustadz Nuzul Dzikri atas ilmunya, smoga istiqomah dlm membagi ilmu hingga akhir hayat🙏🤲

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 ปีที่แล้ว +5

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
    PART ONE
    Session Tanya-Jawab:
    Tanya: Bagaimana syarat mengajarkan kami yang sedang di puncak keputusasaan yang sangat, karena ketika sedang ada masalah besar di uji oleh orang-orang terdekat. Mohon motivasi dan saran dari ustadz agar tidak sampai ada pikiran lagi untuk bunuh diri.
    Jawab: Kita tahu bahwa orang yang benar-benar menyelami ilmu dan kembali kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, maka akan melahirkan harapan. Makanya konsep akidah yang diajarkan oleh para ulama kita adalah Harap dan Cemas dengan porsinya masing-masing. Harapan harus ada di dalam kehidupan dan itu akan lahir secara otomatis jika kita belajar agama dengan benar. Maka syarat pertama kita adalah terus belajar dan terus berinteraksi dengan Al-Qur’anul Karim dan Sunnah Nabi ﷺ dan beribadahlah dengan meyakini dan meresapi apa yang kita kerjakan. Bukankah surat yang terbaik adalah surat Al-Fatihah? Dan surat ini diperintahkan untuk di baca belasan kali dalam sehari minimal? Dan bukankah Al-Fatihah adalah surat yang penuh dengan ayat-ayat yang memberikan kita harapan? Bukankah Allah berfirman بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ dan الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ itu apa? Terus الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ terus الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ. Kalau kita bertemu dengan orang yang sayang terhadap kita dan suka memberi apakah kira-kira secara otomatis perasaan yang lahir dalam diri kita saat kita bersama dengan orang seperti itu, apakah itu keputusasaan atau harapan? Dan secara otomatis itu harapan, kenyamanan, ketenangan dan tidak perlu di briefing lagi. Makanya kita di suruh bersahabat dengan orang-orang beriman, lalu bagaimana jika kita dekat dengan الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ “Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”? mungkinkah kita menjadi putus asa? Oleh karena itu opsinya hanya dua yaitu orang yang tidak shalat dan tidak membaca surat itu atau shalat dia baca tetapi dia tidak meresapi hanya di lisan saja sedangkan hatinya tidak dilibatkan. Makanya kunci terbesarnya adalah kembali berilmu dan beramal, itu akan otomatis lalu perbaiki khususnya tauhid kita kepada Allah jangan melakukan kesyirikan. Dan yang perlu kita camkan bunuh diri adalah dilarang oleh agama, makanya Allah berfirman dalam QS Az-Zumar: 53 yang berbunyi;

    قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
    Yang artinya, “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Az-Zumar: 53).
    Jadi ini di larang لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah”, jadi sebelum ke arah sana harus di cut dulu, itu hukumnya haram, lalu إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya”. Dan lihat penutup ayatnya إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Jadi tidak ada alasan untuk putus asa, karena Rabb anda itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dan Allah bukan sedang berbicara dengan orang-orang yang sempurna dalam ayat ini, قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri”. Ketika Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah: 268 yang berbunyi;
    الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ ۖ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
    Yang artinya, “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui”. (QS Al-Baqarah: 268).
    Sehingga kita bisa tahu bahwa putus asa itu berasal dari siapa? Syaitan itulah selalu membuat kita dihantui kemiskinan, kefakiran, jalan buntu, hancur, terhempas, berantakan dan itu semua permainan syaitan.
    الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)”, dan orang kalau sudah takut dan blank dan segala macamnya sudah tidak bisa berfikir lagi dengan sehat, karena sudah panic dan bingung dan itu memang setingan syaitan. Lihat bedanya, adapun وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا “sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia”, dan harapan dan keutamaan, وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ “Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui”. Maka terus dekat dengan ilmu, dekat dengan Al-Qur’anul Karim dan beramalah dan jangan percaya dengan permainan syaitan tersebut dan memang itu bisikan oleh syaitan. Lalu lingkungan juga mempengaruhi dan jangan sendirian, apalagi kalau kita sudah sampai pada titik ini, kita butuh booster keimanan, artinya seringkali iman kita belum langsung kuat, butuh proses. Dan dalam proses tersebut kalau bisa jangan sendirian. Apa kata Nabi kita ﷺ dalam hadits yang dikeluarkan Imam Abu Daud, “Sesungguhnya yang di makan Srigala adalah domba yang terpisah dari rombongan”. Maksudnya jangan sendirian, kalau anda sendirian rentan di makan syaitan, adapun makna Srigala disini dijelaskan oleh para ulama maksudnya syaitan dan domba itu kita, maka para ulama menasihati kita jangan sendirian, apalagi dalam kondisi seperti penanya di atas. Diantara keterangan para ulama juga dalam membawakan hadits Abu Daud juga, “Orang yang berjalan sendiri itu syaitan”, maksudnya rentan dipengaruhi dan di goda oleh syaitan. Maka ketika dalam kondisi sampai ada keinginan bunuh diri, maka setelah mendekat kepada Allah, PR berikutnya adalah block akses syaitan itu dengan lingkungan yang isinya orang-orang bertakwa kepada Allah, lingkungan yang isinya orang-orang yang mendekat kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, lingkungan orang-orang yang ingin menjadi orang-orang yang dicintai oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala. In Sha Allah jika ilmu, amal lalu lingkungan anda di jaga terus maka otomatis itu akan membuat kita mendapatkan solusi bukan hanya jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang. Dan kita tahu bahwa bunuh diri itu dosa besar dan tidaka akan menyelesaikan masalah, namun menyelesaikan masalah dengan masalah yang lebih parah dan meninggal dengan cara yang su’ul khatimah atau meninggal secara buruk. Sebesar apapun masalah kita kalau kita jalani dengan iman, maka masalah tersebut bisa menggugurkan dosa. Dalam hadits Nabi ﷺ dari Tsabit, Nabi ﷺ mengatakan, “Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan besi atau dengan sebuah senjata maka dia akan di azab dengan cara dia membunuh dirinya sendiri tersebut di Neraka Jahannam”. Jadi barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan menggunakan senjata besi, maka dia akan di azab oleh Allah di Neraka Jahannam dengan cara yang dia pilih sendiri, lalu apakah itu solusi? Bukan itu ilusi syaitan dan tujuan syaitan dia ingin kita di azab di hari Kiamat, dia akan di azab dengan cara yang sama, maka dari itu jangan mau di jebak oleh syaitan.
    To be continued, 1 of 2 part
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 21 Dzul Qa'dah 1444 AH/10 Juni 2023
    Ahida Muhsin

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 ปีที่แล้ว +4

    LAST PART
    Tanya: Suami saya telah ditinggal pergi ayahnya yang menikah lagi semenjak beliau berumur 4 tahun dan tidak dibiayai sampai beliau selesai sekolah. Pernah sesekali bertemu saat beliau masih SD, namun dengan menyombongkan diri ayahnya adalah orang yang hebat. Dan sekarang ayahnya sudah jatuh miskin dan suami saya masih menaruh dendam terhadap ayahnya yang tidak hadir semenjak dia kecil. Ketika suami menyambung talisilaturahim ayahnya tersebut merongrong untuk dibelikan ini dan itu dan suami kembali tidak menyukai ayahnya. Apa yang harus saya lakukan sebagai istri karena hubungan suami dan ayahnya kembali merenggang.
    Jawab: Ini salah satu contoh yang kita tekankan dalam Bab ini, bahwa hendaknya Birrul Walidain itu di bangun di atas Tauhid, Iman kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Allh berfirman dalam QS Al-Isra’: 23 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”, jadi kalimat sebelum perintah berbakti kepada orang tua adalah mentauhidkan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan mentauhidkan Allah adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan penuh rasa cinta dan kerendahan. Dan diantara perintah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah berbakti kepada orang tua walaupun orang tua tidak perform atau tidak menunaikan hak kita atau zhalim atau melakukan kezhaliman yang paling parah atau melakukan kesyirikan atau mengajak dan memaksa kita untuk melakukan kezhaliman yang paling parah yaitu melakukan kesyirikan sebagaimana dalam QS Luqman: 15 dan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tetap mengatakan فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا “maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik” dan tetap berinteraksi dengan mereka dengan cara yang ma’ruf. Jadi ingatkan suami kita bahwa ini tentang mentauhidkan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bukan hanya sebatas ayahnya, tetapi ini tentang suami kita tentang hati suami kita, hidup dengan hati dendam itu sangat tidak mengenakan. Dan kita sebagai istri harus mendukung suami kita untuk tidak mengalami siksaan bathin seperti itu. Dan ingat perintah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yaitu وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا “berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”, dan وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا “dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik”. Dan ini memang tidak mudah perlu pendampingan suaminya dan perlunya istri itu untuk mensupport suami untuk bertakwa kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan menjaga hati suaminya.
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 21 Dzul Qa'dah 1444 AH/10 Juni 2023
    Ahida Muhsin

  • @saeful_wahyudin4239
    @saeful_wahyudin4239 2 วันที่ผ่านมา

    Bismillah. Syukron Jazakumullah Ustad. Saran ke tim medianya, mungkin bisa diproduksk juga video pendek kurang dari 15 menitan, karena yang reuploader lebih banyak viewers dibandingkan dengan yang originalnya. 🙏

  • @fahmirhezaalamsyah3944
    @fahmirhezaalamsyah3944 ปีที่แล้ว

    Tumben cuma 2?