1. Isbat ialah menetapkan makna seperti mana yg disebut 2. Tafwidh ialah menyerahkan makna itu kepada Allah dan tidak membincangkan lagi makna itu 3. Takwil ialah memberikan makna lain.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an. U
Tafwidh ni ada dua pecahan lagi tafwidh makna dan tafwidh afiat yg ni syarah dari sudut qawaid,waktu seminar dichehnya pun yg diiktraf asyairah, makturidiyah,serta ahli atsar termasuk golongan ahli sunnah, kalu ahli atsar(hadith) yg tolak ilmu kalam mcm hanabilah pakai manhaj imam tahawiyah, asyairah dengan makturidi xde masalah, cuma bila dia ambil konsep pembahagian akidah kepada 3 mcm ibnu taimiyah, dlm bab tauhid rububiyah kat situ ada isu yg besar melibatkan penggunaan dalil quran yg ditujukan pada org musyrik digunakan untuk takfir dalam isu feqah berkaitan tawasul, istighasah dan tabaruk
Sape2 yg takwil tu mcnn orang yg takwil tu pasti akan maksud sesuatu yg d takwilnya adalah betul..... Jadi pilih jalan selamat.... Imani sahaja apa yg Al Quran dan hadis sahih bgtaw....... Xpayah nk takwil2 bagai......
@@fibrahim4171 Mengapa naskhah Al-Quran purba yg ditemui di kota Sanaa, Yaman tidak sama seratus peratus dengan kitab Al-Quran yg kita baca pada hari ini dari segi huruf dan perkataan ?? 🤔🤔🤔
Satu penjelasan yang bagus, walau bagaimana pun, saya berpandangan Ustaz Syihab miss the main point - menerangkan apa konteks yang dimaksudkan oleh Dr Rozaimi dalam ucapan yang dipotong itu. Jika kita menonton kuliah penuh, kita akan tahu bahawa Dr Rozaimi sedang menjawab satu soalan pendengar - 'adakah jika kita mengatakan Allah di langit, bermakna kita mengatakan Allah bertempat? (Kerana mengatakan Allah bertempat maknanya kita katakan Allah berjisim?)' Lebih kurang begitulah soalannya. Sebab tu Dr Rozaimi cuba bawakan perbandingan untuk pendengar faham, mengatakan Allah di langit tidak semestinya mengatakan Allah bertempat atau Allah berjisim. Contoh yang dibawakan ialah kebiasaannya jika kita kata sesuatu benda hidup itu wujud, akal akan mengatakan ia mesti mempunyai jisim. Wujud = berjisim. Tetapi bagi Allah kita kata Allah wujud, tak bermakna kita katakan Allah berjisim. Itulah yang dimaksudkan bila Dr Rozaimi kata 'tapi kita kata Allah hidup tapi Allah tak berjisim boleh pula'. Maksudnya, kalau kita boleh kata Allah hidup tapi tak berjisim, begitu jugalah apabila kita katakan Allah di langit, tak bermakna kita menempatkan Allah atau mengatakan Allah berjisim. Itulah maksud keseluruhan konteks ucapan tersebut. Tetapi ucapan itu hanya dipotong bahagian perbandingan tanpa dilihat pada kesimpulan yang ingin disampaikan.
Dah tiba masa buat report polis n saman,bukan isu dr rora saja tetapi mana2 ustaz yg difitnah.kadang2 budak sekolah yg tak tau apa pun buat komen negatif sbb terikut2..kalau tak ambik tindakan sampai bila2 pun fitnah ni berlaku.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Sya dri banjarmasi kalimantan seltan,,sya sering menonton cermh2 dr rozaimi,dr maza,,sya lihat beliau2 ini ilmunya sngat luar biasa,,sangt mudh di paham dn tersa mudh islam ini karna berbgai pendpat ulama di hurai dengn jels
Petikan vid:- 👇🏻 "Kita boleh beriman ALLAH ITU HIDUP.. betulll?? Ada takkkk dalam makhluk ni..yg hidup tanpa jisim??? Adaaaa??? Ada takkkk satu benda yg dinamakan makhlukkk.. dan dia hidup takde jisim dan jasad??? Adaaaa?? Takde jisim.. takde jasaddd.. adaaa?? Mana adaaaa!! Ada kee?? Benda yg hidup takde jisim.. malaikat ada jisimmm.. hiduppp!!! Pokok ada jisim dia hiduppp!! Sel pon ada jisimmm.. manusia lagilah adaaa.. haiwan jugakk macam tuuu.. AKAL MENGATAKAN.. KALAU BENDA TU HIDUP.. MESTI ADA JISIM!!!!! TAPI KITA KATA ALLAH HIDUP.. TAPI ALLAH TAK BERJISIM.. BOLEH PULAKKKK!!!?? JELAS US ROZAIMI NI BUAT ANALOGI X KAN ALLAH HIDUP TAPI X BERJISIM PULAK .... .NAK NAFI KAN APA LAGI ????
Nak samakan benda yg hidup,makluk yg hidup berjisim,mengikut akal yg sehat benda yg hidup berjisim,manakan sama dgn allah,kalau allah berjisim seperti makhluk,maknanya adakah kita nak letakan kesamaan allah dan makhluk?
Yg tak setuju Allah bersemayam di atas arash Tu pernah pi tngok ke arash Tu? Boleh imagine ka arash mcm mna? Cukup lah apa yg Allah kata ttg dirinya.. injlah yg Nabi ajar..
Suatu pencerahan yang membuat kita tidak mudah untuk merendah-rendahkan sesuatu cara pemahaman dan tidak mudah untuk mengkafirkan Islam yang lain. Terimakasih ataspenjelasan Ustaz Syihabudin ini.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an. J
Ya mula Allah cerita Arasy Allah surah Al-Anbiya22, kemudian Allah tutup ayat tu dgn surah Al-Anbiya23.."ia jangan ditanya tentang apa ia lakukan, sedangkan merekalah yg akan ditanya kelak.." *ayat ini Allah larang kita tanya lebih²
Ada ja yg tanya lg, Hadis Abu Razin ra: عن وكيع بن حدس عن عمه أبي رزين قال قلت : يا رسول الله أين كان ربنا قبل أن يخلق خلقه ؟ قال كان في عماء ما تحته هواء وما فوقه هواء وخلق عرشه على الماء قال أحمد بن منيع قال يزيد بن هارون العماء أي ليس معه شيء Maksudnya: Daripada Waki’ bun Hudus (Udus) daripada ayah saudaranya Abu Razin radiallahuanhu katanya: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di mana Tuhan kita berada sebelum Dia mencipta makhlukNya?” Jawab baginda: “Adalah Dia dalam al-Ama’, tiada di bawahnya udara dan tiada di atasnya udara dan Dia mencipta ArasyNya di atas air”. Kata Ahmad bin Mani’ (perawi hadis): Berkata Yazid bin Harun: “al-‘Ama’ yakni tiada suatupun bersamaNya”. [al-Tarmizi, Ibn Majah, Ahmad-hasan-]
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Only share. Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa. Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat? Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman: Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40) Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁. Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi : Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu. Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid. Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun. Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭 Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama? Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu? Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi. Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi. Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ "Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ "Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103) Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan. Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar. Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui . " Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40) Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian. Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan : " Bapak seorang laki-laki diantara kalian" Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) . Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun. Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun. Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun. Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم. Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah: مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun. Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama? Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah. * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Senang cerita yang suka Ustaz ni, akan back Ustaz ni. Sapa yang suka Ustaz tu, akan back up Ustaz tu. Dunia dah akhir zaman. Pergaduhan tu lagi best dari berlapang dada. Kesian jugak nampak Islam sekarang. Lagi semangat nak gaduh dari semangat nak berdamai. Ustaz ajar orang awam take sides. Orang awam tersekat and sokong yang mana dia suka. Stop lar gaduh , start berbaik. Dunia sementara . Akhirah selamanya
Dah tengok ke video seorang ustaz dari Kelantan berkata jangan selalu baca surah Al-Masad kerana Abu Lahab adalah bapa saudara Nabi SAW. Saya yakin telah ramai pengikut taksub ASWAJA yang terpengaruh dengan Syiah sehingga terlalu membenci gulungan yang mereka gelarkan Wahabi. Tujuan Syiah tiada lain hanya untuk memecah belahkan umat Islam dari 4 mazhab. Saya biasa jumpa komen seorang pentaksub ASWAJA menuduh Dr Rozaimi bertaqiah Wahabi.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Only share. Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa. Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat? Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman: Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40) Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁. Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi : Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu. Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid. Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun. Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭 Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama? Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu? Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi. Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi. Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ "Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ "Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103) Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan. Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar. Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui . " Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40) Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian. Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan : " Bapak seorang laki-laki diantara kalian" Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) . Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun. Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun. Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun. Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم. Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah: مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun. Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama? Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah. * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com H
Akaun samaran mampu berlepas diri dgn undang2 manusia dgn andaian malaikat tak tahu nak tulis dosa pahala pada siapa bila berselindung disebalik akaun samaran
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an. Y
Apa yg cukup baik tu.Sheikh.?? Merapu Si Budin tu . Kata nya "Tidak Bertempat" tp kata nya "Tinggi Di Atas"..Sifat "Berada Di Atas" tu nama nya ISTAQORO..ni Sifat Jisim.. Kedua nya "Isbat"..maksub Isbat tu mengekalkan lafaz warid yg datang dlm nash2 Sifat tanpa Takwil..lalu di Isbatkan..erti nya Qardhawi tu pandai2 kasi bahagi,pd hal ia nya sama ja... Merapu Budin ni..
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
dah diorg berlagak bagus... budget geng2 diorg je belajar tinggi... dekat University Al-Azhar tu beribu student Malaysia.. cuma balik jenis tak beramal.. sibuk kerja..
Syukur Alhamdulillah, satu ulasan drpd Ust Syihabudin paling mantul 😁 sejak bbrp bulan follow channel Ust Syihabudin (yg asal). I like 👍🏽👍🏽👍🏽 bro. Jazakallahu khairan. Semoga Allah merahmati usaha dan dakwah Ust Syihabudin. Saya sudah lama tonton ceramah Dr RoRa ttg isu ini, sangat jelas spt apa yg Ust Syihabudin ungkapkan 3 istilah yg saya sendiri sangat kurang ilmu (tak berguru) utk hurai makna 😅 tapi saya faham maksud ceramah beliau dgn sangat jelas, Dr RoRa tidak isbat. Sekarang dunia medsos semakin teruk dgn permainan keyboard warriors yg sengaja cipta "adu domba". Mereka akan ungkap perkataan2 org yg mrk *target* tidak menyebut, menulis dan menyiarkan. Saya harap wargamaya perlu timba ilmu lebih byk, belajar lah *FAHAM MAKSUD ORANG LAIN* andai tak faham #maluapacakapbenar tanpa malu utk bertanya maksud kata2 org itu. #FAKTAvsAUTA jadi poin kita berfikir , cari jawaban bukan cipta byk soalan, supaya faham makna #HAQvsBATHIL agar kita tak terjerumus dlm tipu daya iblis (dan syaitan) dan terpesong drpd jalan yg Allah SWT hamparkan kpd kita (yakni Al Quran dan Sunnah)
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an. U
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Rora jelas mengatakan, yang hidup MESTI berjisim. Allah Maha Hidup. Jadi kita faham apa maksud Rora. Tak perlu berselindung kerana begitu mudah difahami.
Tak betul Tu logik akal Kalau pakai mesti berjisin tak boleh Sama Kan dengan makhluk ciptaan nya tak betul Allah cakap duduk atas arasy stop kat situ habis tak payah nak reka² sesat
Para asatizah dan pendakwah jangan "main cakap lepas". Bawa datang Syarah hadis dari para sahabat, bawa datang Syarah hadis dari para ulama/Tabi'e Tabi'en ( 300 tahun pertama hijrah ), bawa datang pendapat Jumhur ulama dalam mazhab Syafie . Kami nak dengar pendapat sahabat Nabi Muhammad. Kami nak dengar pendapat al Imam Muzani, kami nak dengar pendapat Imam Haramain, Kami nak dengar pendapat Imam Ibnu Hajar al asqalani, kami nak dengar pendapat Imam Ibnu Hajar al Haitami, kami nak dengar pendapat Imam An-Nawawi, Kami nak dengar pendapat Imam Assyeikh Ramli, kami nak dengar pendapat para Imam mujtahid dalam mazhab AS-SYAFIE. Kalau Khilaf maknanya " ada sebahagian MEMBOLEHKAN. Bukan semua "ahli hadis" boleh jadi MUJTAHID. Jangan hentam "Syarah hadis" semua ikut nafsu sendiri. Didunia ini ada 2 jenis 'ulama. 1) Ulama Suu' (2) Ulama Al-Haq(sebenar)
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Itu lah jadinya kalu mata dibutakan dgn logo capal, mulut dikunci dgn bulyan, telinga dipekak dgn surah masad yg x digalak baca. Kan mudah akui saja mana salah n betulkan. Bukan dibalas dgn fitnah yg x terpadam entah sampai bila.
Dr Rora kata: "Kalau tuhan bukan di langit, Nabi isra' mikraj naik ke langit (secara fizikal) buat apa?" Bukankah ini mengkiaskan Nabi yang bertempat dan naik ke langit (secara fizikal) dengan Tuhan? Kalau Dr Rora beriman Tuhan di langit secara maknawi sahaja kenapa dia keluarkan kenyataan sebegitu dan membandingkan dengan Nabi di langit secara fizikal? Mohon penjelasan.
Daripada Amirul Mukminin Abi Hafs, Umar bin al-Khattab RA katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى الله وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ اِمْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ Maksudnya: “Sesungguhnya setiap amalan berdasarkan niat dan sesungguhnya setiap orang mengikut yang dia niat. Maka sesiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan siapa yang hijrahnya kerana dunia untuk dia dapatinya atau perempuan untuk dikahwininya, maka hijrahnya mengikut apa yang dia hijrah kepadanya”.
Cybertrooper nilah yg dikatakan fitnah dajjal akhir zaman.. Lidah lidah dajjal..(Sosmed. Fitnah berleluasa di media media sosial).. Kita dah lalui zaman fitnah ni salah satu tanda akhirzaman
Daripada sini dah tahu betapa mulia darjat DR Rozaimi berbanding golongan penglipur lara dari sekolah Pondok. DR Rozaimi memang seorang yg berakhlak mulia sebab tak pernah memfitnah atau melabel pihak lain. Sedangkan pihak lain macam macam fitnah siap bagi gelaran Wahabi kepada beliau
kan? saya ada pengalaman berdepan dengan mereka ini.. last2 minta maaf lepas tu tambah lg sangka buruk.. kalau minta maaf betul2 taubat dan tak buat lagi lepas tu.. takpa juga.. adalah kemaafan..
Terima-kasih ustadz, cara ciri-ciri orang yg tak bertanggung-jawab lagi sifat yg terkeji mengadu-domba serta fitnah. Mudah2an Allah bongkar tipu helah mereka dan menjaga maruah ahli ilmu. Barokallahu fikum. Jaza kumullahu khoir🙏 Sangat manfaat. Dari sudut akidah boleh ustadz terangkan bg saya org awam usul akidah dan furu’ akidah. Sebagaimana disudut fikh ada usul dan furu’. Maaf ustad jika pertanyaan saya keliru🙏
Allah itu seperti diri batin manusia. Ujud tapi tidak berjisim. Diri zahir manusia shj yg berjisim. Dlm tubuh manusia ada diri batin. Kita tidak tahu di organ mana diri batin itu berada. Ada orang kata roh berada di jantung. Ada juga yg kata roh berada dlm otak. Namun sehingga kini tidak ada Sesiapa yg tahu tempat khusus diri batin itu. Bagitu juga Allah. Ada ayat quran mengatakan Allah ada di langit. Ada ayat quran mengatakan Allah itu hampir dgn kita malah lebih rapat drp urat leher atau halkom. Sehinnga sekarang tidak manusia yg tahu tempat khusus Allah. Setakat ini semua pendspat ulamak adalah benar samada fahaman salafi atau asshariyah. Oleh itu hentikan perdebatan yg merugikan. Tumpulah kpd kehidupan dsn pembinaan tamadun yg lebih berjaya. T.k
Wording, Terma, Hujahan Ustaz insya Allah amat jelas. Bertaqwalah wahai mereka yang suka melabelkan orang dengan pelbagai label, Mujassimah etc. Anda tak takut MUFLIS!!!
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Teruskan beri pencerahan ustaz Syihabudin untuk mencerdikan umat dengan ilmu. Kalau ada yg membantah pencerahan ustaz ianya adalah perkara biasa. Nabi Muhammad SAW juga di tentang semasa baginda berdakwah.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an. U
Dr Rora kata Allah berjisim? Satu tuduhan atau benar? th-cam.com/video/h4PECItZ0Hg/w-d-xo.html ( video penuh buka link terus kee 1:02:20) Minit ke 1:02:19 ada penyoal bertanya: “Ada pendapat mengatakan kalau Tuhan berada di langit dia sudah mengambil ruang, mengambil tempat. Adakah Dia bekehendak benda yang dijadikan oleh Dia? Kalau dikatakan boleh melihat Allah dapat dilihat di syurga adakah dia bertempat dan berupa? Ini sudah bertentangan dengan ayat ليس كمثله شيء .” Jadi penyoal sini dia letak talazum kalau Allah SWT di langit, kalau allah SWT boleh dilihat di syurga = Allah SWT bertempat dan mempunyai rupa. So untuk memudahkan faham, Dr Rozaimi beri contoh lain:
-Kita boleh beriman bahawa Allah SWT it Maha Hidup -kalau nak ikut hukum akal, ada tak makhluq yang hidup tapi tak ada jisim dan tak ada jasad? Tidak ada! Semua makhluq yang hidup mesti ada jisim ada jasad -Jadi adakah bila Allah SWT hidup = Allah SWT berjisim? Sudah tentu tidak -Kalau kita oleh beriman bahawa Allah SWT hidup ≠ Allah SWT berjisim dan berjasad Kenapa tak boleh beriman bahawa Allah SWT fi As-Samaa’ ≠ Allah SWT memenuhi ruang? 1:05:24 "akal kata benda hidup mesti ada jisim" 1:07:45 "guna akal dalam masalah ini telah menyesatkan ramai orang" Kesimpulan dia Dr Rozaimi tidak mengatakan bahawa Allah SWT berjism atau berjasad.
Satu- satu video tu..seelok-eloknya kita tonton berulang2 kali utk lebih faham..sekali lalu je memang tak hadam..memang tak temui perkaitannya..takes time..semoga Allah bagi kefahaman...
Dia kata klu ikut akal manusia. Bende hidup ni ada jisim. Org yg kata boleh lihat Allah di surga klu ikut akal manusia perlu ada jarak, ada bentuk, ada jisim , ada cahaya yg sesuai bru boleh kita lihat. Tpi depa kata melihat Allah dgn cara Allah la. X tahu mcm mana nk melihat tu. Tpi org yg sama kata, kita x boleh ckp Allah duduk ats arash dan tidak takwil bagaimana keadaannya. Rora bidas balik penyataan org tu. Rora kata mcm mana bab melihat Allah tu dia boleh faham tpi bab Allah bersemayam dkt ats arash dia x faham pulak. Faham kn? Padahal dua2 bende tu x takwil. Kita kata mcm mana Allah kata cuma tidak bagaimana kn keadaannya. Tu saja. Tpi yg cut vid tu kurung cerdik🤣😂
Golongan yang sula guna Al-Faqir ni kebanyakannya dari berkongsi firkah yang sama. Kononnya mahu merendah diri, tetapi realitinya mendedahkan lagi diri kepada riak. ingatlah كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an. Y
Penjelasan yang baik.Jelas dah mudah difahamu.Sekarang ni mereka suka menggelarkan org lain sebagai Wahabbi.Untuk mematahkan hujah. Ust Tlg buat video pasal brg2 peninggalan Nabi yg Ust Muhaizad buat kat Kelantan.Ada video dia mintak derma tp rasanya dah kena delete
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
rora kan tnya ada tak makhluk yg xde jisim..? Lps tu dia ckp malaikat pon ada jisim n mana ada yg hidup xde jisim.. so maknanya dia nk ckp Allah tu berjisim kan?... so kt sini la dia salah nk spin² bagai n lps tu ckp dia xde sebut pon Allah tu berjisim tpi hakikatnya dia dok samakan... Btol kan kalau sya salah... akidah sifat20 ASWJ dh Ajar tuhan tanpa jisim, kalau nk ckp tuhan Ada jisim xde beza la tuhan dgn manusia ni so mana pembuktian yg tuhan ni berkuasa kalau dh sama mcm makhlok..
Adakah allah itu makhluk? Sampai nak samakan dgn malaikat? Takk sbbtu beliau tak sebut perkara berkenaan, cuma kite yang tibe2 dok kait2 bnde yang tak disebut 😂
Only share. Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa. Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat? Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman: Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40) Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁. Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi : Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu. Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid. Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun. Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭 Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama? Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu? Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi. Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi. Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ "Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ "Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103) Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan. Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar. Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui . " Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40) Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian. Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan : " Bapak seorang laki-laki diantara kalian" Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) . Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun. Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun. Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun. Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم. Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah: مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun. Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama? Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah. * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com H
Amat setuju. Amat keji dan hina golongan orang tuduh orang lain bukan² tapi yang orang dituduh tak cakap atau maksudkan. Serban besar, jubah meleret,belajar sana sini, gelaran sheikh ataupun mufti, bukan lesen lempar tuduhan dan fitnah dekat orang lain..
Belajar lah erti menegakkan kebenaran ya dik. Ingat satu ja, Ulama tu pewaris Nabi. Lepas tu, kita nak menentang Ulama'? Kita lah yg jiwa kacau sebenar nya tu.
@@aimanmjc5957 ada hadis kata ulama pewaris Nabi SAW. Ada hadis yang kata wujud pula ciri² ulama yang tak boleh diikuti. Maknanya semua ulama kena taat? Hadis dah terangkan. Orang syiah pun kata dia ada barisan ulama dia, yang bukan syiah kene ikut "ulama" mereka?
Nilai sendiri lah dik. Ulama yg tak menghina Nabi, tak menghina keluarga Nabi, tak menghina sahabat, tak menghina salasilah nasab keturunan Nabi. Hanya benar² Ulama akidah Ahlul Sunnah Wal Jamaah sahaja yg buat. Maka minta laa ALLAH tuntun hati kita. Agar tidak sesat dalam terang. Fahaman Wahabi mmg hina keluarga Nabi serta hina sahabat Nabi. Maka nilailah sendiri ya dik. Wallahu'alam.
Apa dah jadi dgn ekaun YT lama yer??? Masih digunakan atau tak?? Sebab saya dah sumbang utk YT sebelum ni. Kalau tutup sila bagi tahu. Boleh saya tutup yg lama Dan sumbangkan kt sini jer.
@@Tengkuzulazharimaksud nur kodurai tu sumbangan duit kpd channel ustaz din..sumbang mahram pulak hubungan seks antara awak ngn mak awak atau adik pompuan awak..saja je nak bagi clear🙄🙄
@@Tengkuzulazhari anak2 lg ni,kuncup kempis la kalau gentle dia menyalak dah.takpe aku tgh operasi lg ni,esok jelah,kalau naik notify ni aku on,ko join,kita follow dia ok tak?
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Salam...ni salah satu untuk semua peminat atau penyokong satu2 chanell tu harus fikir akan dosa ...dalam x sedar kita akan miliki dosa tanpa sedar dengan menyokong chanell yg menghasut....hati2 dengan musuh islam mereka boleh bertukar wajah dalam nak hancur kan islam ....mereka claim mereka sunnah tapi xikut perintah Allaah....xkan beriman seseorang selagi kita tidak cintai sesama manusia...semoga Allaah memberi kesabaran pada ustaz dr rozaimi dan ustaz2nsunnah lain dan memberi kebenaran beramal pada kita umat rasulullaah SAW...
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Yg menuduh org mujasimah itulah sebenarnya menjisimkan Allah azzawajal...! Depa tu yg keliru..! Bila sebut pasal Tuhan depa sendiri yg membayangkan Tuhan tu mcm makhluk? Itulah sebenarnya mujasimah!! Kita x pernah membayangkan mcm tu! Sebab apa? Sjak kali pertama depa nk menuduh seseorg tu mujasimah dlm kepala hotak depa tu dahpun membayangkan Allah azzawajal tu mcm makhluk??! So siapa yg mujasimah sebenarnya?? Simple..Wallahu'alam... "Tengkew ustaz"
Bro dah tengok video ustaz asri sobri ada dia buat daurah jelas dia sebut Allah menpunyai anggota fizikal cuma x seperti makhluk th-cam.com/video/PqQRrK6R63I/w-d-xo.html
Islam suruh sampaikan kebenaran ..bkn sampaikan ke arah was2 dn kesesatan..kenal Allah s.w.t melalui sifatNya,bkn melalui zatNya...kerana Ia tdk trcapai oleh akal manusia..solat mnyembah Allah s.w.t...disyaratkn mnghadap kiblat..adakah Allah s.w.t ada disitu..begitu jge Arasy..adakah Allah s.w.t brsemayam disitu..jd tk perlu lh sesetengah golongan ni, nak bawa pemikiran umat Islam ke arah kebodohan dn kesesatan..lbih baik mngajak umat Islam ke arah kemajuan dn kebaikan didunia dn akhirat.
@@dawahbyal-quranal-sunnah5302 mungkin sebenarnya engko nk bgtau yg engko baru hafal sifat 20 agknya...tp nk bgtau engko jgn hafal sje malah kne faham hakikat maksudnya..jgn bila kau hafal yg Allah tu maha Mendengar,maka kau pn bayangkn Allah ada telinga mcm makhluk atau manusia...sesat dari Timur smpai ke barat lh engko jwbnya..sbb sifat 20 itu adalah sifatNya bkn zatNya..klau dh faham..bagus..bleh pg main jauh2.
Kami beriman Allah wujud tak bertempat. Bukan di atas, bukan di bawah dan tidak terikat dgn arah yg 6. Istawa bermkna tertinggi pd darjat kekuasaan yg tertinggi dan Dia yg menguasai arasy. Bukan bermkna ambik keududukan di atas arasy. Sebut 'atas' tu pun tak patut bagi Allah kerana atas menunjuk pd kedudukan makhluk.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Only share. Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa. Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat? Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman: Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40) Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁. Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi : Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu. Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid. Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun. Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭 Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama? Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu? Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi. Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi. Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ "Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ "Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103) Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan. Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar. Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui . " Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40) Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian. Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan : " Bapak seorang laki-laki diantara kalian" Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) . Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun. Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun. Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun. Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم. Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah: مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun. Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama? Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah. * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com U
Only share. Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa. Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat? Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman: Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40) Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁. Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi : Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu. Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid. Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun. Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭 Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama? Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu? Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi. Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi. Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ "Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ "Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103) Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan. Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar. Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui . " Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40) Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian. Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan : " Bapak seorang laki-laki diantara kalian" Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) . Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun. Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun. Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun. Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم. Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah: مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun. Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama? Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah. * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com U
Salam, kita tak layak pertikai kan perkara ni...jika kita belum mengenal Allaah dgn sebenar benar nya. Mengenal Allaah, bukan lah suatu perkara yng mudah. Oleh itu, wajib lah kenal Allaah terlebih dahulu,
Assalamualaikum ust, maaf bertanya..... 1.Jk Allah tidak berjirim Dan jisim yg mudah di istilahkan tidak berbentuk .....mk bagaimanakah yg dikatakan hadis bhw nikmat paling besar ialah melihat Allah Dan bagaimanakah yg disebut dlm Qur'an kelak Kita dipertemukan dgn Allah? 2.jk Allah tidak bertempat Dan arah, mk bagaimanakah yg dikatakan dlm Qur'an bhw Kita Akan MENGADAP Allah, tidak mbelakangi, tidak menepi, bawah, atas dsb? 3.bagaimanakah utk Lepas dr menyerupakan Allah dgn makhluk syaiun yakni yg blm berjirim/jisim atau yg tlh binasa jirim/jisimnya? 4.bagaimana hendak Lepas Dr mnyekutukan Allah dgn makhluk yg tidak bertangan Dan yg semisal dgnnya? Mohon ust leraikan persoalan ini dgn mendatangkan dalil2 yg lbh haq Insha Allah.....semoga Allah mbalas kebaikan ust amiin allahumma amiin
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7. Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an. Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia. Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya. Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah. Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya. Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas. Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu. Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁. Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀. Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya. Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an. Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun? Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah. NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi. Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat. Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya. Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ). Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an. Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit . Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu. Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja. Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7. Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa. Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ "Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7) * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com "Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt (dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka." (HR. Muslim) Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll. Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah. Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned. Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb. Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Alhamdulillah ustaz... Tahniah atas channel. Cuma komen saya tone suara ustaz perlu diperbaiki.. Sebab dikhuatiri tone suara rosak.. Sebab ustaz guna suara tekak.. Bukan suara dari dada (chest voice)
Haha btl2..aku pun pelik jgk dgn ustaz ni...dy hentam ust2 yg x bersependapat dgn dy xpa plak..mlah ad yg dy hentam tu xbtl pun..kuat btl dy melatah apabila abg rora dy kena hentam..haha..
Satu lagi taqiyyah pesen baru laa ni. Nak tunjuk dia syiah, takut aswaja malu nak sokong. So jadi unknown laa senang ASWAJA nak jilat juboq sampai bersih.
Terbaik ustaz👍🏼 Apa pendapat ustaz berkenaan dengan orang suka takwil² kan ayat dalam Al-Quran malah Allah SWT sudah pun jelaskan di ayat 7, Surah Ali-Imran. Surah Aal-e-Imran, Verse 7: هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ Dia lah yang menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab Suci Al-Quran. Sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat "Muhkamaat" (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran. Dan yang lain lagi ialah ayat-ayat "Mutasyaabihaat" (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). Oleh sebab itu (timbulah faham yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) - adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. Dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu ugama, berkata:" Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami" Dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berfikiran via iQuran
Mana boleh suka-suka Takwil. Ulama Asyairah yang menggunakan metode takwil pun tak takwil semua perkara. Bahkan, takwilan juga berbeza-beza dengan tujuan mencari maksud paling hampir dalam bahasaa Arab.
@@syihabshare438 ustaz. boleh tak kalau ustaz buat satu video tentang contoh2 takwil dan tidak takwil yg diamalkan oleh assyairah dan almaturidiah. kdg2 kita ni bergegar je kat khutbah seolah2 assyairah dan maturidiah shj yg diterima dalam islam tetapi sy xrasa msyarkat paham pun apa bezanya.
@@crocbite1306 ape yg aku faham lah. Ulama khalaf takwil ayat mutasyabihat sebab mase zaman depa tu islam dah berkembang ke negara2 yg tak faham bahasa arab. So ulama khalaf mengambil inisiatif untuk mentakwil ayat2 tersebut supaya org aajam tidak 'mensyirikan' Allah dengan menyamakanNya dengan sifat makhluk. Kenapa malaysia sesuai dgn assyariy dan maturidiy? Sebab kite melayu tak faham 'bahasa' arab seperti mana sahabat dan tabiin faham. So lebih sesuai pakai pandangan ulama khalaf. Ape beza ulama salaf dan khalaf? Tkde beza, yg beza zaman je. Kalau salah tegur.
PUNCA DIKATAKAN MUJASSIMAH Kalam Dr.Rora "Kita boleh BERIMAN kata Allah itu hidup. Ada tak dalam makhluk ni yang hidup tanpa jisim? Ada? Ada tak satu benda yang dinamakan makhluk dan dia hidup tiba2 tak berjisim, ada? Takde jasad? Takde jisim, takde jasad, ada? Mana ada. Ada ke benda yang hidup takde jisim? Malaikat ada jisim, dia hidup. Pokok ada jisim, dia hidup. Manusia lagilah ada. Haiwan jugak macam tu. Akal mengatakan, kalau benda tu hidup, mesti ada jisim. Tapi kita kata Allah itu hidup tapi Allah tak berjisim boleh pulak??" Dah cuba cari video penuh di utube, tak jumpa.
Bismillah...istilah / perkataan JISIM x timbul dikalangan salafusolih . Istilah ini di mulakan olih UMRI BIN UBAID ( diriwatkan sebagai anak murid / pengikut WASIL BIN 'ATTA' ) tokoh ulung MU'TAZILAH .Kemudian istilah ini diguna pakai oleh kelumpuk ilmu kalam yg lain...seperti ASHAERAH Ulama2 salaf x guna istilah JISIM & 'ARAD bila bicang sifat2 Allah . Mereka iman & isbat segala sifat 2 ALLAH tanpa ta'wil : takaiif ( membagai manakan / tanya bagaimana ) & tidak menolak / ingkar bila sifat2 Allah disrbut dlm quraan / hadis nabi . Konsep mereka adalah (SAMI'NA WA 'ATTA' NA ) bukan nya ( SAMI'NA WA ASOI NA ) Tidak peningkan kepala & serahkan pada Allah tampa meyerupakan / membandingkan dgn makhluk . Selesai masalah . ALLAH TIDAK MEYERUPAI DGN MAKHLUK sama ada zat ; sifat ( zatiah / fa'liah ) Allahu 'alam.
Ahlussunnah Asy'ariyyah Maturidiyyah adalah yang paling bersih dari bid'ah. Adapun yang lainnya kemasukan bid'ah. Salafi Wahabi buat bid'ah terbesar dengan merobah tauhid jadi tiga.
Only share. Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa. Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat? Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman: Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40) Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁. Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi : Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu. Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid. Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun. Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭 Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama? Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu? Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi. Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi. Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ "Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102) * Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ "Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam." (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103) Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan. Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar. Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui . " Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40) Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian. Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan : " Bapak seorang laki-laki diantara kalian" Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) . Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun. Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun. Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun. Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم. Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah: مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun. Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama? Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah. * Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
1. Isbat ialah menetapkan makna seperti mana yg disebut
2. Tafwidh ialah menyerahkan makna itu kepada Allah dan tidak membincangkan lagi makna itu
3. Takwil ialah memberikan makna lain.
terima kasih cikgu😊👍👍
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
U
Tafwidh ni ada dua pecahan lagi tafwidh makna dan tafwidh afiat yg ni syarah dari sudut qawaid,waktu seminar dichehnya pun yg diiktraf asyairah, makturidiyah,serta ahli atsar termasuk golongan ahli sunnah, kalu ahli atsar(hadith) yg tolak ilmu kalam mcm hanabilah pakai manhaj imam tahawiyah, asyairah dengan makturidi xde masalah, cuma bila dia ambil konsep pembahagian akidah kepada 3 mcm ibnu taimiyah, dlm bab tauhid rububiyah kat situ ada isu yg besar melibatkan penggunaan dalil quran yg ditujukan pada org musyrik digunakan untuk takfir dalam isu feqah berkaitan tawasul, istighasah dan tabaruk
Sape2 yg takwil tu mcnn orang yg takwil tu pasti akan maksud sesuatu yg d takwilnya adalah betul..... Jadi pilih jalan selamat.... Imani sahaja apa yg Al Quran dan hadis sahih bgtaw....... Xpayah nk takwil2 bagai......
@@fibrahim4171 Mengapa naskhah Al-Quran purba yg ditemui di kota Sanaa, Yaman tidak sama seratus peratus dengan kitab Al-Quran yg kita baca pada hari ini dari segi huruf dan perkataan ?? 🤔🤔🤔
Satu penjelasan yang bagus, walau bagaimana pun, saya berpandangan Ustaz Syihab miss the main point - menerangkan apa konteks yang dimaksudkan oleh Dr Rozaimi dalam ucapan yang dipotong itu. Jika kita menonton kuliah penuh, kita akan tahu bahawa Dr Rozaimi sedang menjawab satu soalan pendengar - 'adakah jika kita mengatakan Allah di langit, bermakna kita mengatakan Allah bertempat? (Kerana mengatakan Allah bertempat maknanya kita katakan Allah berjisim?)' Lebih kurang begitulah soalannya.
Sebab tu Dr Rozaimi cuba bawakan perbandingan untuk pendengar faham, mengatakan Allah di langit tidak semestinya mengatakan Allah bertempat atau Allah berjisim. Contoh yang dibawakan ialah kebiasaannya jika kita kata sesuatu benda hidup itu wujud, akal akan mengatakan ia mesti mempunyai jisim. Wujud = berjisim. Tetapi bagi Allah kita kata Allah wujud, tak bermakna kita katakan Allah berjisim. Itulah yang dimaksudkan bila Dr Rozaimi kata 'tapi kita kata Allah hidup tapi Allah tak berjisim boleh pula'.
Maksudnya, kalau kita boleh kata Allah hidup tapi tak berjisim, begitu jugalah apabila kita katakan Allah di langit, tak bermakna kita menempatkan Allah atau mengatakan Allah berjisim.
Itulah maksud keseluruhan konteks ucapan tersebut. Tetapi ucapan itu hanya dipotong bahagian perbandingan tanpa dilihat pada kesimpulan yang ingin disampaikan.
Terima kasih atas komen ini. 🥰🥰🥰 Fokus saya ialah video yang dipotong sahaja. Jadi hanya isu itu sahaja yang saya ulas.
Terima kasih tuan zahid.. sy bermanafaat dari penerangan tuan. Alhamdulillah
Nampak mcm nk backup...puak² wahabi je
@@fir4175 Siapa puak-puak wahabi?
th-cam.com/video/DhQldU8g9p4/w-d-xo.html
Dah tiba masa buat report polis n saman,bukan isu dr rora saja tetapi mana2 ustaz yg difitnah.kadang2 budak sekolah yg tak tau apa pun buat komen negatif sbb terikut2..kalau tak ambik tindakan sampai bila2 pun fitnah ni berlaku.
Sokong
Setuju.. Saman terus!
@@Tengkuzulazhari kan..🙄
Kalau bermaruah.... jgn jadi Cytro menyebar fitnah dn mengelirukan
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Dengar boleh taksub jangan!!! Jauhilah kami ya Allah dari ulamak su'u akhir zaman..amin
Sya dri banjarmasi kalimantan seltan,,sya sering menonton cermh2 dr rozaimi,dr maza,,sya lihat beliau2 ini ilmunya sngat luar biasa,,sangt mudh di paham dn tersa mudh islam ini karna berbgai pendpat ulama di hurai dengn jels
Kalau dh mujassimah, yg disokongnya tu jgk mujassimah...nk bg penerangan, tp kelaut jgk. Baca buku pastu buat andaian dan pandangan sndiri..senangnya...
Petikan vid:- 👇🏻
"Kita boleh beriman ALLAH ITU HIDUP.. betulll?? Ada takkkk dalam makhluk ni..yg hidup tanpa jisim??? Adaaaa??? Ada takkkk satu benda yg dinamakan makhlukkk.. dan dia hidup takde jisim dan jasad??? Adaaaa?? Takde jisim.. takde jasaddd.. adaaa?? Mana adaaaa!! Ada kee?? Benda yg hidup takde jisim.. malaikat ada jisimmm.. hiduppp!!! Pokok ada jisim dia hiduppp!! Sel pon ada jisimmm.. manusia lagilah adaaa.. haiwan jugakk macam tuuu.. AKAL MENGATAKAN.. KALAU BENDA TU HIDUP.. MESTI ADA JISIM!!!!! TAPI KITA KATA ALLAH HIDUP.. TAPI ALLAH TAK BERJISIM.. BOLEH PULAKKKK!!!??
JELAS US ROZAIMI NI BUAT ANALOGI X KAN ALLAH HIDUP TAPI X BERJISIM PULAK ....
.NAK NAFI KAN APA LAGI ????
Tang dr.rora dia back up.. tang yg x sependapat dengan dia kemain dia hentam 🤣
Paderi Rora sama perjuangan Kristian.As simple as That
Nak samakan benda yg hidup,makluk yg hidup berjisim,mengikut akal yg sehat benda yg hidup berjisim,manakan sama dgn allah,kalau allah berjisim seperti makhluk,maknanya adakah kita nak letakan kesamaan allah dan makhluk?
@@jamrijohari6524 ye bener....tahniah anda nampak kecelaruan dari ust rozaimi ni...org yg akal sihat pasti nampak kecelaruan dan kekeliruan ini
Sebab tu kalau dgr sampai habis Dr Rora ckp tu sebagai contoh je. Bukan dia maksudkan mcm tu. Sbb tu jgn tgk vid sekerat sekerat.
Yg tak setuju Allah bersemayam di atas arash Tu pernah pi tngok ke arash Tu? Boleh imagine ka arash mcm mna? Cukup lah apa yg Allah kata ttg dirinya.. injlah yg Nabi ajar..
Suatu pencerahan yang membuat kita tidak mudah untuk merendah-rendahkan sesuatu cara pemahaman dan tidak mudah untuk mengkafirkan Islam yang lain. Terimakasih ataspenjelasan Ustaz Syihabudin ini.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
J
Bertambah kefahaman saya bila dengar video ni.😊
Allah berfirman kaji lah dilangit dan bumi ..jangan kaji tentang Nya mmg tak tercapai akal kita sebagai Manusia
Ya mula Allah cerita Arasy Allah surah Al-Anbiya22, kemudian Allah tutup ayat tu dgn surah Al-Anbiya23.."ia jangan ditanya tentang apa ia lakukan, sedangkan merekalah yg akan ditanya kelak.." *ayat ini Allah larang kita tanya lebih²
Ada ja yg tanya lg,
Hadis Abu Razin ra:
عن وكيع بن حدس عن عمه أبي رزين قال قلت : يا رسول الله أين كان ربنا قبل أن يخلق خلقه ؟ قال كان في عماء ما تحته هواء وما فوقه هواء وخلق عرشه على الماء قال أحمد بن منيع قال يزيد بن هارون العماء أي ليس معه شيء
Maksudnya: Daripada Waki’ bun Hudus (Udus) daripada ayah saudaranya Abu Razin radiallahuanhu katanya: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di mana Tuhan kita berada sebelum Dia mencipta makhlukNya?” Jawab baginda: “Adalah Dia dalam al-Ama’, tiada di bawahnya udara dan tiada di atasnya udara dan Dia mencipta ArasyNya di atas air”. Kata Ahmad bin Mani’ (perawi hadis): Berkata Yazid bin Harun: “al-‘Ama’ yakni tiada suatupun bersamaNya”. [al-Tarmizi, Ibn Majah, Ahmad-hasan-]
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
@@fibrahim4171 bg saya ALLAH mengatakanNya IANYA berada diatas arsy adalah bukan mutasyabihat kerana itu di fahami dn hadis menyokongnya juga banyak..
@@fibrahim4171 takwil dengan tafsir bukan pekara yg sama, tafsir di alih bahasa manakala takwil di ubah maksud..
Only share.
Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa.
Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat?
Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman:
Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40)
Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁.
Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi :
Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu.
Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid.
Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun.
Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭
Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama?
Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu?
Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi.
Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi.
Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103)
Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan.
Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar.
Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui .
" Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40)
Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian.
Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan :
" Bapak seorang laki-laki diantara kalian"
Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) .
Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun.
Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun.
Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun.
Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم.
Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ
Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun.
Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama?
Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah.
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
Bagus saya suka part penerangan ttg isbat dn istilah seumpama ny tu.mudah difahami .tahniah..👍
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Senang cerita yang suka Ustaz ni, akan back Ustaz ni. Sapa yang suka Ustaz tu, akan back up Ustaz tu.
Dunia dah akhir zaman. Pergaduhan tu lagi best dari berlapang dada. Kesian jugak nampak Islam sekarang. Lagi semangat nak gaduh dari semangat nak berdamai.
Ustaz ajar orang awam take sides. Orang awam tersekat and sokong yang mana dia suka.
Stop lar gaduh , start berbaik. Dunia sementara . Akhirah selamanya
A, kum blh sape2 terangkan pada sy maksud langit dlm sudut agama.?
Terima kasih ustaz . Org awam berpeluang dekat kan diri dgn ilmu , bukan dgn cerita penglipur lara cerita merepek . Semoga Allah merahmati Ustaz
Alhamdulillah...nak capal Tak?
Dah tengok ke video seorang ustaz dari Kelantan berkata jangan selalu baca surah Al-Masad kerana Abu Lahab adalah bapa saudara Nabi SAW. Saya yakin telah ramai pengikut taksub ASWAJA yang terpengaruh dengan Syiah sehingga terlalu membenci gulungan yang mereka gelarkan Wahabi. Tujuan Syiah tiada lain hanya untuk memecah belahkan umat Islam dari 4 mazhab. Saya biasa jumpa komen seorang pentaksub ASWAJA menuduh Dr Rozaimi bertaqiah Wahabi.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
@@abdadzisabdullah4048
Syi'ah 100 persen kafir dan wahabi 30 persen menyimpang.
Only share.
Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa.
Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat?
Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman:
Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40)
Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁.
Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi :
Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu.
Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid.
Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun.
Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭
Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama?
Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu?
Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi.
Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi.
Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103)
Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan.
Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar.
Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui .
" Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40)
Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian.
Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan :
" Bapak seorang laki-laki diantara kalian"
Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) .
Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun.
Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun.
Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun.
Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم.
Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ
Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun.
Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama?
Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah.
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
H
Akaun samaran mampu berlepas diri dgn undang2 manusia dgn andaian malaikat tak tahu nak tulis dosa pahala pada siapa bila berselindung disebalik akaun samaran
semoga penyebar2 fitnah muflis di akhirat
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Y
Budin..aku jemput hang mai pondok penanti..in sya Allah
Alhamd'lah. Penerangan yg cukup baik walaupun saya terpaksa mengulangi nya beberapa kali. Syabas dan tks ust dengan ilmu yg di sampaikan. Luv you...
Apa yg cukup baik tu.Sheikh.??
Merapu Si Budin tu .
Kata nya "Tidak Bertempat" tp kata nya "Tinggi Di Atas"..Sifat "Berada Di Atas" tu nama nya ISTAQORO..ni Sifat Jisim..
Kedua nya "Isbat"..maksub Isbat tu mengekalkan lafaz warid yg datang dlm nash2 Sifat tanpa Takwil..lalu di Isbatkan..erti nya Qardhawi tu pandai2 kasi bahagi,pd hal ia nya sama ja...
Merapu Budin ni..
Terbaik ustaz penilaian yang adil... Saya setuju dgb ustaz, berlapang dada dgn perbezaan pendapat
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
dah diorg berlagak bagus... budget geng2 diorg je belajar tinggi... dekat University Al-Azhar tu beribu student Malaysia.. cuma balik jenis tak beramal.. sibuk kerja..
Teringat video TGNA pernah kena fitnah kata Allah SWT berjisim juga. Maha suci Allah dari apa yang diperkatakan.
Syukur Alhamdulillah, satu ulasan drpd Ust Syihabudin paling mantul 😁 sejak bbrp bulan follow channel Ust Syihabudin (yg asal).
I like 👍🏽👍🏽👍🏽 bro.
Jazakallahu khairan. Semoga Allah merahmati usaha dan dakwah Ust Syihabudin.
Saya sudah lama tonton ceramah Dr RoRa ttg isu ini, sangat jelas spt apa yg Ust Syihabudin ungkapkan 3 istilah yg saya sendiri sangat kurang ilmu (tak berguru) utk hurai makna 😅 tapi saya faham maksud ceramah beliau dgn sangat jelas, Dr RoRa tidak isbat.
Sekarang dunia medsos semakin teruk dgn permainan keyboard warriors yg sengaja cipta "adu domba". Mereka akan ungkap perkataan2 org yg mrk *target* tidak menyebut, menulis dan menyiarkan.
Saya harap wargamaya perlu timba ilmu lebih byk, belajar lah *FAHAM MAKSUD ORANG LAIN* andai tak faham #maluapacakapbenar tanpa malu utk bertanya maksud kata2 org itu.
#FAKTAvsAUTA jadi poin kita berfikir , cari jawaban bukan cipta byk soalan, supaya faham makna #HAQvsBATHIL agar kita tak terjerumus dlm tipu daya iblis (dan syaitan) dan terpesong drpd jalan yg Allah SWT hamparkan kpd kita (yakni Al Quran dan Sunnah)
betul.. cyber trooper si pengadu domba.. kalaulah ada hukum dalam Islam untuk melaknat orang seperti ini.. memang berjemaah kena laknat ni..
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
U
Nak link video blh, sbb de aritu saya cari,nak tgk video yg full
@@fibrahim4171
Salafi tidak Bermadzhab
Bukan HAMBALIYAH, bukan ATSARIYAH
Imam Ibnu Taymiyah katanya MUJTAHID MUTLAK
👇👇👇
th-cam.com/video/5kMhheEkFfs/w-d-xo.html
Alhamdulillah.. Satu penerangan yg sangat jelas.. T. Kasih ustaz
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Ustaz saya minta ustaz jangan bawa fahaman dari mekah ke malaysia jangan pecah belah sesama kita dan kita lawan benda jelas maksiat itu lebih penting😔
ustaz ni lulusan al azhar la..bkn mekah! dia tgh banteras maksiat le ni..antara maksiat TERBESAR yakni menabur fitnah! bodoh boleh tp jgn byk sangat🙄
@@deanslevin5511 fitnah apanya... Terang2 rora bgtau
Shafudin puak2 lebai Perlis. . konten2 belaiu semua dok kondem para ulamak.. Malaysia. Seolah dia yang paling benar . paling berilmu . Paling pintar..
Rora jelas mengatakan, yang hidup MESTI berjisim. Allah Maha Hidup. Jadi kita faham apa maksud Rora. Tak perlu berselindung kerana begitu mudah difahami.
Tak betul Tu logik akal Kalau pakai mesti berjisin tak boleh Sama Kan dengan makhluk ciptaan nya tak betul Allah cakap duduk atas arasy stop kat situ habis tak payah nak reka² sesat
@@toxic-bo1ul maksud saya, Wahabi tak perlu berselindung tentang aqidah tajsim mereka.
Alhamdulillah...
Kenapa tak tunjuk video tu kat sini
Para asatizah dan pendakwah jangan "main cakap lepas". Bawa datang Syarah hadis dari para sahabat, bawa datang Syarah hadis dari para ulama/Tabi'e Tabi'en ( 300 tahun pertama hijrah ), bawa datang pendapat Jumhur ulama dalam mazhab Syafie . Kami nak dengar pendapat sahabat Nabi Muhammad. Kami nak dengar pendapat al Imam Muzani, kami nak dengar pendapat Imam Haramain, Kami nak dengar pendapat Imam Ibnu Hajar al asqalani, kami nak dengar pendapat Imam Ibnu Hajar al Haitami, kami nak dengar pendapat Imam An-Nawawi, Kami nak dengar pendapat Imam Assyeikh Ramli, kami nak dengar pendapat para Imam mujtahid dalam mazhab AS-SYAFIE. Kalau Khilaf maknanya " ada sebahagian MEMBOLEHKAN. Bukan semua "ahli hadis" boleh jadi MUJTAHID. Jangan hentam "Syarah hadis" semua ikut nafsu sendiri. Didunia ini ada 2 jenis 'ulama. 1) Ulama Suu' (2) Ulama Al-Haq(sebenar)
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Sembang Hadis, kau belajar mana dulu? jujur la ...
Rora cakap allah hidup.. dan yg hidup itu berjisim..
Sesat oii fahaman ni...
Terbaik ust..
"bertakwalah kepada Allah. Bersangka baik lah pada manusia..." Lol. Kalam Ustaz Reaksi. King of melagakan orang.
Kann..Cakap tak serupa bikin ini botak daaa
Kalo kena geng dia kena bersangka baik. Kalo kena kt aswj label pecinta bidaah... Si budin ni mcm dia sorg yg betul org lain salah... Lol
Tuan please buat video react tentang orang2 yg berqasidah dikuburan.... terima kasih
ko pon nak share jugak apa dia akan dpt nnti kat ‘sana’??
Okay. React org muslim berlebihan main game dan tak sentuh Quran atau jarang sentuh Quran sama. Manakah lebih afdhal.
Mrh nnti puak2 kuburiyun
@@rivalthjyusof bahlul kuburiyun dah mai dah
@@secretagentfbi Alhamdulillah... bawalah kata2 anda smpai anda memasuki kubur.. pasti akan dpt apa yg anda iqtiqadkan didlm hati..
Jelas dan terang wahabi, patut semua ulama ahli sunnah dia bangkang
Itu lah jadinya kalu mata dibutakan dgn logo capal, mulut dikunci dgn bulyan, telinga dipekak dgn surah masad yg x digalak baca. Kan mudah akui saja mana salah n betulkan. Bukan dibalas dgn fitnah yg x terpadam entah sampai bila.
Kat luar ni ramai lagi yg tahu agama dlm huraian dapat diketahui samada jelas atau tidak ,hendaklah hurai megikut ulamak ahlisunnah bukan kewahabian
Dr Rora kata: "Kalau tuhan bukan di langit, Nabi isra' mikraj naik ke langit (secara fizikal) buat apa?" Bukankah ini mengkiaskan Nabi yang bertempat dan naik ke langit (secara fizikal) dengan Tuhan? Kalau Dr Rora beriman Tuhan di langit secara maknawi sahaja kenapa dia keluarkan kenyataan sebegitu dan membandingkan dengan Nabi di langit secara fizikal? Mohon penjelasan.
Kalau tak qias? Boleh tak? Bukankah lebih mendamaikan hati....
@@awan75 betul.. masalahnya kenapa Dr Rora cakap macam tu.. perlu dijawab.
@@SidangKalam pi PM dia, sng cter, easy dan mudah
Jangan ambik sekerat sekerat atau pun keliru atau sengaja mengelirukan, tengok video rora penuh
@@SK-vf6fh dah tgok itu yg dia kata.
Setiap perbuatan bergantung pada niat baik atau jahat.
istillah ini xbole guna juga sodara ... bayang kn dia mencuri tapi niat bersedakah , 😶
@@alhaberalhaber5025 🤭
@@alhaberalhaber5025 noktah😌😌😌
@@alhaberalhaber5025 Atau bayangkan dia makan tapi niat puasa? Hakikatnya perbuatan (mencuri, makan) telah menafikan sebarang niat (sedekah, puasa).
Daripada Amirul Mukminin Abi Hafs, Umar bin al-Khattab RA katanya, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى الله وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ اِمْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Maksudnya: “Sesungguhnya setiap amalan berdasarkan niat dan sesungguhnya setiap orang mengikut yang dia niat. Maka sesiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan siapa yang hijrahnya kerana dunia untuk dia dapatinya atau perempuan untuk dikahwininya, maka hijrahnya mengikut apa yang dia hijrah kepadanya”.
Cybertrooper nilah yg dikatakan fitnah dajjal akhir zaman.. Lidah lidah dajjal..(Sosmed. Fitnah berleluasa di media media sosial).. Kita dah lalui zaman fitnah ni salah satu tanda akhirzaman
Betul
Fitnah mendenya... Wahabi
@@75Zeallous apakah kamu faham apa yg di bahaskan mksud tempat, jisim jirim jauhar dan sebagainya??
Daripada sini dah tahu betapa mulia darjat DR Rozaimi berbanding golongan penglipur lara dari sekolah Pondok. DR Rozaimi memang seorang yg berakhlak mulia sebab tak pernah memfitnah atau melabel pihak lain. Sedangkan pihak lain macam macam fitnah siap bagi gelaran Wahabi kepada beliau
Setuju
kan? saya ada pengalaman berdepan dengan mereka ini.. last2 minta maaf lepas tu tambah lg sangka buruk.. kalau minta maaf betul2 taubat dan tak buat lagi lepas tu.. takpa juga.. adalah kemaafan..
Wahhabi ni jahat..kalau dia ramai,dia sama macam ISIS.
@@cbdbdsibidibonbon7488 semoga Allah memburukkan tgn yg memfitnah , menaip ,melabel org lain dgn label yg tak benar .
Haha..hina betol sekolah pondok..
Terima-kasih ustadz, cara ciri-ciri orang yg tak bertanggung-jawab lagi sifat yg terkeji mengadu-domba serta fitnah. Mudah2an Allah bongkar tipu helah mereka dan menjaga maruah ahli ilmu. Barokallahu fikum. Jaza kumullahu khoir🙏 Sangat manfaat. Dari sudut akidah boleh ustadz terangkan bg saya org awam usul akidah dan furu’ akidah. Sebagaimana disudut fikh ada usul dan furu’. Maaf ustad jika pertanyaan saya keliru🙏
Allah itu seperti diri batin manusia. Ujud tapi tidak berjisim. Diri zahir manusia shj yg berjisim. Dlm tubuh manusia ada diri batin. Kita tidak tahu di organ mana diri batin itu berada. Ada orang kata roh berada di jantung. Ada juga yg kata roh berada dlm otak. Namun sehingga kini tidak ada Sesiapa yg tahu tempat khusus diri batin itu.
Bagitu juga Allah. Ada ayat quran mengatakan Allah ada di langit. Ada ayat quran mengatakan Allah itu hampir dgn kita malah lebih rapat drp urat leher atau halkom. Sehinnga sekarang tidak manusia yg tahu tempat khusus Allah. Setakat ini semua pendspat ulamak adalah benar samada fahaman salafi atau asshariyah. Oleh itu hentikan perdebatan yg merugikan. Tumpulah kpd kehidupan dsn pembinaan tamadun yg lebih berjaya. T.k
Wording, Terma, Hujahan Ustaz insya Allah amat jelas.
Bertaqwalah wahai mereka yang suka melabelkan orang dengan pelbagai label, Mujassimah etc. Anda tak takut MUFLIS!!!
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Assalamualaikum ustaz. Mohon ulas apa yg Dr Rora cakap sahaja. Yang ustaz cakap itu natijahnya bukan isunya.
Saya perasan ada video Ustaz di remove. Bagaimana saya nak 👀 balik video yg hilang itu 😅
Banyak kena remove. Nanti saya fikir macam mana nak upload balik. Mungkin saya perlu record semula.
@@syihabshare438 dengabln cara yg memudahkan semua Pihak. X baiklah kena remove lagi. Tip and trick youtube ni. Mesti ramai akan bantu Tn.
Terbaiklah!
@@syihabshare438 ustaz cuba buat cd atau jual dalam pendrive. Tajuk bagi power mcm biasa
Teruskan beri pencerahan ustaz Syihabudin untuk mencerdikan umat dengan ilmu. Kalau ada yg membantah pencerahan ustaz ianya adalah perkara biasa. Nabi Muhammad SAW juga di tentang semasa baginda berdakwah.
th-cam.com/video/-cXe6oD-NZo/w-d-xo.html
Lawa baju ustaz,nak beli kat mana?🤣😂
Shopee be. Hehehe
Perghhh..abe cerah pn layan bohh. Trbaik laa😂👍
Saya dgn rendah diri nak tahu apakah falsafah/ justifikasi atas pemakaian baju seperti ini ketika perbincangan berkenaan agama secara rutin dilakukan.
Gundam Wing
Bid'ah tu zaman nabi tak pakai tu🤣🤣
sy cadang abg berdialog dgn ustaz muhaizat dlm bab ini melalui web cam
Debat dgn muhaizad?klakar betul la..kena balun 10-0 la
Opss...mana Tagline d hujung video?☺️
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
U
Kenapa dlm video ni takde ditunjuk rakaman ucapan dr rora.sedangkan dlm video yg lain, mesti di tunjukkan dahulu rakaman ucapan org yg di komen.
Dr Rora kata Allah berjisim? Satu tuduhan atau benar?
th-cam.com/video/h4PECItZ0Hg/w-d-xo.html
( video penuh buka link terus kee 1:02:20)
Minit ke 1:02:19 ada penyoal bertanya:
“Ada pendapat mengatakan kalau Tuhan berada di langit dia sudah mengambil ruang, mengambil tempat. Adakah Dia bekehendak benda yang dijadikan oleh Dia?
Kalau dikatakan boleh melihat Allah dapat dilihat di syurga adakah dia bertempat dan berupa?
Ini sudah bertentangan dengan ayat ليس كمثله شيء .”
Jadi penyoal sini dia letak talazum
kalau Allah SWT di langit, kalau allah SWT boleh dilihat di syurga = Allah SWT bertempat dan mempunyai rupa.
So untuk memudahkan faham, Dr Rozaimi beri contoh lain:
-Kita boleh beriman bahawa Allah SWT it Maha Hidup
-kalau nak ikut hukum akal, ada tak makhluq yang hidup tapi tak ada jisim dan tak ada jasad? Tidak ada! Semua makhluq yang hidup mesti ada jisim ada jasad
-Jadi adakah bila Allah SWT hidup = Allah SWT berjisim? Sudah tentu tidak
-Kalau kita oleh beriman bahawa Allah SWT hidup ≠ Allah SWT berjisim dan berjasad
Kenapa tak boleh beriman bahawa Allah SWT fi As-Samaa’ ≠ Allah SWT memenuhi ruang?
1:05:24 "akal kata benda hidup mesti ada jisim"
1:07:45 "guna akal dalam masalah ini telah menyesatkan ramai orang"
Kesimpulan dia Dr Rozaimi tidak mengatakan bahawa Allah SWT berjism atau berjasad.
Kau Baca Tak apa yg kau post?Kan tetap Ada Claim Allah Berjisim dalam Ayat2 Paderi Rora tu.
Ustaz pasal apa ulasan pasal dr maza dimatikan
Terima kasih ustaz
Satu- satu video tu..seelok-eloknya kita tonton berulang2 kali utk lebih faham..sekali lalu je memang tak hadam..memang tak temui perkaitannya..takes time..semoga Allah bagi kefahaman...
Terang2 dalam video tu Dr rozaimi kata setiap yg hidup memerlukan jisim,termasuk Allah
Dia kata klu ikut akal manusia. Bende hidup ni ada jisim. Org yg kata boleh lihat Allah di surga klu ikut akal manusia perlu ada jarak, ada bentuk, ada jisim , ada cahaya yg sesuai bru boleh kita lihat. Tpi depa kata melihat Allah dgn cara Allah la. X tahu mcm mana nk melihat tu. Tpi org yg sama kata, kita x boleh ckp Allah duduk ats arash dan tidak takwil bagaimana keadaannya. Rora bidas balik penyataan org tu. Rora kata mcm mana bab melihat Allah tu dia boleh faham tpi bab Allah bersemayam dkt ats arash dia x faham pulak. Faham kn? Padahal dua2 bende tu x takwil. Kita kata mcm mana Allah kata cuma tidak bagaimana kn keadaannya. Tu saja. Tpi yg cut vid tu kurung cerdik🤣😂
Golongan yang sula guna Al-Faqir ni kebanyakannya dari berkongsi firkah yang sama. Kononnya mahu merendah diri, tetapi realitinya mendedahkan lagi diri kepada riak. ingatlah كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا.
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Y
Barakallahu Feek Ustaz.. Jelas.
Alhamdullilah..Ada orang mcmni..beri penjelasan pada orang awam yg selalu keliru
Kenapa tak play video dr rora mengata Allah berjisim...mana boleh terangkan cara ringkas je..terangkanla dgn penuh...
Banyak video Dr Rozaimi kt youtube.. cari la sendiri bro
Penjelasan yang baik.Jelas dah mudah difahamu.Sekarang ni mereka suka menggelarkan org lain sebagai Wahabbi.Untuk mematahkan hujah.
Ust Tlg buat video pasal brg2 peninggalan Nabi yg Ust Muhaizad buat kat Kelantan.Ada video dia mintak derma tp rasanya dah kena delete
mana video rozaimi...TAKUT KE NAK TAYANG???
dia dah kata telan link tu
Allah swt bukan makluk sesungguhnya dialah maha pencipta segala-segalanya...Allahu akbar
Allahu akbar Allahu akbar.
Terbaik ustaz syibudin.❤
Yes correct. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak seperti makhluk. th-cam.com/video/Iwh2UZdtCCo/w-d-xo.html
Alhamdulillah . Terjawablah fitnah atau kekurangan ilmu yang berkaku
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Channel yg lama mana? dh 18k subscribers
rora kan tnya ada tak makhluk yg xde jisim..? Lps tu dia ckp malaikat pon ada jisim n mana ada yg hidup xde jisim.. so maknanya dia nk ckp Allah tu berjisim kan?...
so kt sini la dia salah nk spin² bagai n lps tu ckp dia xde sebut pon Allah tu berjisim tpi hakikatnya dia dok samakan...
Btol kan kalau sya salah...
akidah sifat20 ASWJ dh Ajar tuhan tanpa jisim, kalau nk ckp tuhan Ada jisim xde beza la tuhan dgn manusia ni so mana pembuktian yg tuhan ni berkuasa kalau dh sama mcm makhlok..
Adakah allah itu makhluk? Sampai nak samakan dgn malaikat? Takk sbbtu beliau tak sebut perkara berkenaan, cuma kite yang tibe2 dok kait2 bnde yang tak disebut 😂
Setuju..
A, kum boleh sape2 terangkan maksud langit secara dalam?
Terbaik ustaz
Assalam ustaz..bleh tau baju tu saiz brape?
Terbaik ustaz 👍
Only share.
Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa.
Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat?
Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman:
Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40)
Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁.
Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi :
Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu.
Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid.
Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun.
Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭
Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama?
Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu?
Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi.
Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi.
Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103)
Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan.
Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar.
Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui .
" Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40)
Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian.
Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan :
" Bapak seorang laki-laki diantara kalian"
Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) .
Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun.
Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun.
Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun.
Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم.
Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ
Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun.
Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama?
Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah.
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
H
Tak ngaji sifat 20 mana tau jisim atau tak jisim
Amat setuju. Amat keji dan hina golongan orang tuduh orang lain bukan² tapi yang orang dituduh tak cakap atau maksudkan. Serban besar, jubah meleret,belajar sana sini, gelaran sheikh ataupun mufti, bukan lesen lempar tuduhan dan fitnah dekat orang lain..
Belajar lah erti menegakkan kebenaran ya dik. Ingat satu ja, Ulama tu pewaris Nabi. Lepas tu, kita nak menentang Ulama'? Kita lah yg jiwa kacau sebenar nya tu.
@@aimanmjc5957 ada hadis kata ulama pewaris Nabi SAW. Ada hadis yang kata wujud pula ciri² ulama yang tak boleh diikuti. Maknanya semua ulama kena taat? Hadis dah terangkan. Orang syiah pun kata dia ada barisan ulama dia, yang bukan syiah kene ikut "ulama" mereka?
Nilai sendiri lah dik. Ulama yg tak menghina Nabi, tak menghina keluarga Nabi, tak menghina sahabat, tak menghina salasilah nasab keturunan Nabi. Hanya benar² Ulama akidah Ahlul Sunnah Wal Jamaah sahaja yg buat. Maka minta laa ALLAH tuntun hati kita. Agar tidak sesat dalam terang.
Fahaman Wahabi mmg hina keluarga Nabi serta hina sahabat Nabi. Maka nilailah sendiri ya dik. Wallahu'alam.
Org yg merendahkan Nabi, keluarga Nabi, Sahabat Nabi, keturunan Nabi. Itu bukan ulama' . Itu ular dlm semak. Wa'iya zubillah.
Apa dah jadi dgn ekaun YT lama yer??? Masih digunakan atau tak?? Sebab saya dah sumbang utk YT sebelum ni. Kalau tutup sila bagi tahu. Boleh saya tutup yg lama Dan sumbangkan kt sini jer.
@@Tengkuzulazharimaksud nur kodurai tu sumbangan duit kpd channel ustaz din..sumbang mahram pulak hubungan seks antara awak ngn mak awak atau adik pompuan awak..saja je nak bagi clear🙄🙄
@@Tengkuzulazhari wow! Lain mcm? Mak dia?sampai blakang.wow!
@@Tengkuzulazhari b.z gak,nak raya,byk operasi,tutup sempadan sedara? Weh! aku join mak dia blakang boleh tak,pleasee..😁
@@deanslevin5511 salam syg,i join..
Mak you..mmm.plan2 janji🙏..
@@Tengkuzulazhari anak2 lg ni,kuncup kempis la kalau gentle dia menyalak dah.takpe aku tgh operasi lg ni,esok jelah,kalau naik notify ni aku on,ko join,kita follow dia ok tak?
Tak pernah Tak mantap
Lihat sambil trsenyum je heheheheheee
☝️☺☺☺
"Tudiaa kata p. ramlee" hahahhahaha.. terima kasih ustazz, alhamdulillah teruskan
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Ok ok ustaz,yg lain Kita letak tepi jap,bukan tolak tepi,letak tepi.baju mcm ustz pkai tu,warna hitam xde ke?bli kt Mana?
Barakallah feekum Ustaz
Salam...ni salah satu untuk semua peminat atau penyokong satu2 chanell tu harus fikir akan dosa ...dalam x sedar kita akan miliki dosa tanpa sedar dengan menyokong chanell yg menghasut....hati2 dengan musuh islam mereka boleh bertukar wajah dalam nak hancur kan islam ....mereka claim mereka sunnah tapi xikut perintah Allaah....xkan beriman seseorang selagi kita tidak cintai sesama manusia...semoga Allaah memberi kesabaran pada ustaz dr rozaimi dan ustaz2nsunnah lain dan memberi kebenaran beramal pada kita umat rasulullaah SAW...
Dia bnyak amal dah...
Terima kasih ustaz👍🏼👌🏻🤲🏻
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Manakah lebih betul, adakah beriman Allah dimana-mana (asha'irah) atau beriman Allah di langit (alquran) ?
Allah tidak pernah kata allah di langit
Kebathilan di tewaskan oleh kebenaran,,,inshaallah
Biasa ada video, rakaman suara, knp xbuat.. Backup kawan2.. Adillaa skit.. Hahahaha
Yg menuduh org mujasimah itulah sebenarnya menjisimkan Allah azzawajal...! Depa tu yg keliru..! Bila sebut pasal Tuhan depa sendiri yg membayangkan Tuhan tu mcm makhluk? Itulah sebenarnya mujasimah!! Kita x pernah membayangkan mcm tu! Sebab apa? Sjak kali pertama depa nk menuduh seseorg tu mujasimah dlm kepala hotak depa tu dahpun membayangkan Allah azzawajal tu mcm makhluk??! So siapa yg mujasimah sebenarnya?? Simple..Wallahu'alam... "Tengkew ustaz"
Bro dah tengok video ustaz asri sobri ada dia buat daurah jelas dia sebut Allah menpunyai anggota fizikal cuma x seperti makhluk th-cam.com/video/PqQRrK6R63I/w-d-xo.html
Kalu video yg panjangnya kat sini th-cam.com/video/ILZbt6Cz8j0/w-d-xo.html
2 video sebelum ni dh kena removed ka Ustaz?
Haritu kene copyright, mungkin ustaz tengah re-edit balik
Ya Tuan. Kena remove. 😅😅
@@muhdlaziem yup. Copyright issue. InshaALLAH, Kita support dan Jalan terus.
Islam suruh sampaikan kebenaran ..bkn sampaikan ke arah was2 dn kesesatan..kenal Allah s.w.t melalui sifatNya,bkn melalui zatNya...kerana Ia tdk trcapai oleh akal manusia..solat mnyembah Allah s.w.t...disyaratkn mnghadap kiblat..adakah Allah s.w.t ada disitu..begitu jge Arasy..adakah Allah s.w.t brsemayam disitu..jd tk perlu lh sesetengah golongan ni, nak bawa pemikiran umat Islam ke arah kebodohan dn kesesatan..lbih baik mngajak umat Islam ke arah kemajuan dn kebaikan didunia dn akhirat.
Kau tak payah sembang.. kau gi hafal dulu nama2 dalam sifat 20.
@@dawahbyal-quranal-sunnah5302 mungkin sebenarnya engko nk bgtau yg engko baru hafal sifat 20 agknya...tp nk bgtau engko jgn hafal sje malah kne faham hakikat maksudnya..jgn bila kau hafal yg Allah tu maha Mendengar,maka kau pn bayangkn Allah ada telinga mcm makhluk atau manusia...sesat dari Timur smpai ke barat lh engko jwbnya..sbb sifat 20 itu adalah sifatNya bkn zatNya..klau dh faham..bagus..bleh pg main jauh2.
Kami beriman Allah wujud tak bertempat. Bukan di atas, bukan di bawah dan tidak terikat dgn arah yg 6.
Istawa bermkna tertinggi pd darjat kekuasaan yg tertinggi dan Dia yg menguasai arasy. Bukan bermkna ambik keududukan di atas arasy. Sebut 'atas' tu pun tak patut bagi Allah kerana atas menunjuk pd kedudukan makhluk.
Terima kasih, Ustaz Syihabudin dan DrRozaimi ❤️❤️
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Terima kasih, Ustaz Syihabudin dan DrRozaimi ❤️❤️
Only share.
Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa.
Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat?
Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman:
Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40)
Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁.
Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi :
Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu.
Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid.
Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun.
Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭
Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama?
Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu?
Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi.
Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi.
Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103)
Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan.
Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar.
Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui .
" Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40)
Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian.
Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan :
" Bapak seorang laki-laki diantara kalian"
Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) .
Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun.
Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun.
Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun.
Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم.
Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ
Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun.
Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama?
Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah.
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
U
Terima kasih, Ustaz Syihabudin dan DrRozaimi ❤️❤️
الحمد لله ♥️♥️♥️
Only share.
Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa.
Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat?
Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman:
Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40)
Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁.
Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi :
Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu.
Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid.
Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun.
Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭
Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama?
Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu?
Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi.
Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi.
Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103)
Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan.
Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar.
Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui .
" Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40)
Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian.
Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan :
" Bapak seorang laki-laki diantara kalian"
Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) .
Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun.
Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun.
Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun.
Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم.
Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ
Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun.
Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama?
Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah.
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
U
Kenal dah gang ni
Salam, kita tak layak pertikai kan perkara ni...jika kita belum mengenal Allaah dgn sebenar benar nya.
Mengenal Allaah, bukan lah suatu perkara yng mudah.
Oleh itu, wajib lah kenal Allaah terlebih dahulu,
Benar kata2 saudara..bukan mudah sebenarnya nk mendalami hakikat sebenar..melainkan Allah yg berkehendak
Assalamualaikum ust, maaf bertanya.....
1.Jk Allah tidak berjirim Dan jisim yg mudah di istilahkan tidak berbentuk .....mk bagaimanakah yg dikatakan hadis bhw nikmat paling besar ialah melihat Allah Dan bagaimanakah yg disebut dlm Qur'an kelak Kita dipertemukan dgn Allah?
2.jk Allah tidak bertempat Dan arah, mk bagaimanakah yg dikatakan dlm Qur'an bhw Kita Akan MENGADAP Allah, tidak mbelakangi, tidak menepi, bawah, atas dsb?
3.bagaimanakah utk Lepas dr menyerupakan Allah dgn makhluk syaiun yakni yg blm berjirim/jisim atau yg tlh binasa jirim/jisimnya?
4.bagaimana hendak Lepas Dr mnyekutukan Allah dgn makhluk yg tidak bertangan Dan yg semisal dgnnya?
Mohon ust leraikan persoalan ini dgn mendatangkan dalil2 yg lbh haq Insha Allah.....semoga Allah mbalas kebaikan ust amiin allahumma amiin
Terbaikkkk ustz🖤❤️💙
Orang2 Syiah , NU , Muhammadiyah dan Wahabi lebih mengutamakan tafsir daripada terjemahan padahal secara jelas Allah melarang kita mentakwil alias tafsir ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7.
Kesesatan lain dari syiah adalah menuhankan imam2 mereka dan mengatakan Al Quran belum sempurna dan sudah diubah-ubah. Dan menurut Al Qur'an telah kafir orang yang beriman sebagian bagian. Tapi lebih cocok kita sebut Syiah ini kaum munafik karena mereka bisa menyusup ke tengah-tengah kaum muslimin dengan bertopeng Islam. Sedang munafik lebih buruk dari kafir menurut Al Qur'an.
Tafsir adalah perkataan manusia , tiap-tiap mufasir menafsirkan secara berbeda. Tidak mungkin ayat Al Qur'an atau perkataan Allah punya arti yang berbeda sesuka manusia.
Terjemahan adalah perkataan Allah langsung , jika kita bisa cakap arab tak perlu terjemah , kita langsung tau artinya.
Ayat Al Qur'an terdiri dari ayat muhkamat ( terang dan jelas) dan mutasyabihat ( samar ) . Dan Allah menurunkan Al Qur'an ada yang bisa difahami secara harfiah dan ada yang memakai kiasan dan keduanya yang harfiah ( textual) dan kiasan tidak boleh ditafsirkan menurut Ali Imran ayat 7. Contoh ayat yang menggunakan kata kiasan tangan pada Al Maidah 7 dimana orang Yahudi berkata " berkata tangan Allah terbelenggu dan kelanjutannya Allah berkata padahal kedua tangan Allah terbuka bukan berarti Allah punya tangan seperti yang ditafsirkan oleh para Wahabi , tangan disitu adalah bahasa kiasan bahwa yang dimaksud Allah membuka pintu rezeki bagi menurut kehendak Allah.
Dan mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat dan bisa difahami secara harfiah, anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya tidak perlu penjelasan dari siapapun kalau sudah diberi satu ayat tinggal baca terjemahannya.
Tapi sekarang banyak pembodohan dibuat terutama kelompok Syiah dan syiah bertopeng aswaja atau Sunni beraqidah Syiah seperti NU dan Al Azhar mengatakan tidak boleh sembarang memahami ayat Al Qur'an harus ada ahlinya yaitu ahli tafsir sedang Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 dan dalam banyak ayat disebut Al Qur'an itu terang dan jelas.
Dan yang disebut ahli tafsir itu adalah ahli fitnah menurut Ali Imran ayat 7 dan seorang yang dikatakan ahli hadis tapi tidak faham Al-Qur'an belumlah bisa dibilang sebagai ulama tapi hanya sebagai ahli hadis . Karena kalau seorang ahli hadis menentukan suatu hadis sahih atau tidak hanya berdasarkan sanad maka hadis itu belum bisa dikatakan sahih kalau belum dibanding dengan ayat Al Qur'an biar hadis itu sahih seribu sahih karena hanya Al Qur'an yang dijamin keasliannya dan hadis bisa asli bisa palsu.
Banyak ustad ustad membodohi pengikutnya dengan mengatakan Al Quran terjemah bukan Al Quran 😲😲 dan yang benar benar Al Quran adalah tafsir Al Quran 🤭🤭. Benar benar logika terbalik dan pembodohan ini diterima banyak orang terutama orang syiah dan dan anak kandung Syiah seperti NU dan Al Azhar . Sudah jelas terjemah apa bedanya dengan yang bahasa aslinya kalau ada kesalahan terjemah itu tanggung jawab penterjemah yang pasti Al Quran terjemah itu diterjemahkan oleh ulama ulama yang ahli bahasa Arab koq bisa ustad2 penipu ini cakap Al Quran terjemah bukan Al Quran 😁😁😁.
Justeru Al Quran tafsir dimana sudah ditafsir secara berbeda beda oleh para mufasir baru bukan Al Quran dan Allah secara jelas melarang kita menafsirkan Al Quran dalam ali Imran ayat 7. Aneh tapi nyata 😀.
Hanyaorang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah.
Tapi zaman sekarang ayat muhkamatpun ditafsirkan padahal sudah terang dan jelas. Kalau ayat mutasyabihat ( samar) kita tafsirkan itu namanya tafsir dan Allah secara jelas melarangnya.
Kalau ayat muhkamat ditafsirkan ( terang dan jelas) itu namanya mengubah isi ayat Al Qur'an lebih parah dari tafsir . Telah kafirlah orang yang mengubah isi ayat Al Qur'an.
Tetapi ustadz2 di Indonesia mungkin juga Malaysia atau sebagian ulama tempat lain membodoh bodohi orang dengan menafsirkan ayat Ali Imran ayat 7 bahwa yang dilarang tafsir adalah hanya ayat mutasyabihat sedang ayat muhkamat boleh ditafsirkan. Ini jelas pembodohan yang nyata dan bertentangan dengan akal sehat 😁, kalau ayat muhkamat kan sudah terang dan jelas buat apa ditafsirkan. Dan Allah menyuruh kita menggunakan akal sehat supaya bisa bertqwa. Tetapi kenapa pembodohan ini bisa berlangsung berpuluh puluh tahun?
Itu menunjukkan ulama ulama di Indonesia adalah ulama ulama sekuler didikan zionis baik NU atau Muhammadiyah.
NU akarnya Syiah dan Muhammadiyah akarnya Wahabi.
Yang pokok buat manusia adalah yang muhkamat karena mayoritas ayat Al Qur'an adalah muhkamat.
Ayat muhkamat adalah ayat yang terang dan jelas , anak umur 14 tahunpun bisa menangkap artinya.
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang samar. Hanya Allah tau takwilnya. Jadi kita tak boleh mentakwil artinya baca ( Ali Imran ayat 7). Tapi zaman sekarang manusia ayat muhkamatpun ditakwil dengan alasan tafsir , padahal sudah terang dan jelas. Hanya Nabi yang berhak memberi penjelasan suatu ayat melalui hadis( asbabun Nuzul ).
Hadis ditulis 200 tahun setelah Nabi meninggal jadi pasti ada yang palsu ada yang asli. Yang dijamin keasliannya hanya Al Qur'an.
Tidak semua ayat Al Qur'an mempunyai asbabun Nuzul , justru mayoritas ayat tidak punya asbabun Nuzul . Ayat mempunyai asbabun Nuzul jumlahnya sedikit .
Asbabun Nuzul tidak semua benar karena asbabun Nuzul adalah hadis jadi ada yang asli dan palsu.
Asbabun Nuzul juga harus dicek apakah sahih dan sesuai dengan terjemahan ayat itu dan juga tidak bertentangan dengan ayat Al Qur'an yang lain kalau tidak maka tertolaklah asbabun Nuzul tsb walau hanya bertentangan dengan satu ayat saja.
Tafsir hanya istilah lain dari takwil yang dipakai manusia untuk menafsirkan ayat Al Qur'an sesuka hati mereka , jelas sekali Allah melarang kita mentakwil atau menafsirkan ayat Al Qur'an menurut Ali Imran ayat 7.
Kenapa kita perlu ulama karena ulama yang bisa hafal Al Qur'an dan tau ayat2 mana berhubungan dengan apa.
Kita sebagai pengikut tetap harus menceknya dengan Al Qur'an ayat yang disampaikan . Jadi fungsi ulama bukan untuk menafsirkan ayat Al Qur'an tapi menyampaikan isi ayat Al Qur'an yang tidak semua muslim bisa hafal.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
هُوَ الَّذِيْۤ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُ خَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَا بَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَا بْتِغَآءَ تَأْوِيْلِهٖ ۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ وَ الرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖ ۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَ لْبَا بِ
"Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 7)
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
"Andaikata kalian melihat orang-orang yang mengikuti apa-apa yang
mutasyabihat maka mereka itu adalah orang-orang yang disebut Allah swt
(dalam QS. Ali Imran diatas) maka berhati-hatilah terhadap mereka."
(HR. Muslim)
Mengenai fikih sebagian ada dalam Al Qur'an tapi detailnya memang tidak ada dalam Al Qur'an. Tentu kita harus berpegang pada hadis2 sahih , sebagai muslim Sunni dalam hal fiqih kita berpegang pada imam empat mazhab Syafi'i Hambali Hanafi Maliki dan kitab2 Bukhari , An nasai , sunan Ibnu Majah , Tirmidzi dll.
Tapi dalam hal aqidah berpegang pada asya'riah dan maturidiyah.
Dalam tasawuf berpegang pada hanya imam Juned.
Semua hadis yang berkaitan dengan aqidah haruslah kita bandingkan dengan Al Qur'an apakah bertentangan atau tidak. Kalau bertentangan walaupun hadis sahih seribu sahih maka tertolak hadis tsb.
Dan kalau kita berbeda pendapat kembalikan kepada Allah dan Rasul itu artinya kepada Qur'an dan hadits yang tak bertentangan dengan Al Qur'an.
Alhamdulillah ustaz... Tahniah atas channel. Cuma komen saya tone suara ustaz perlu diperbaiki.. Sebab dikhuatiri tone suara rosak.. Sebab ustaz guna suara tekak.. Bukan suara dari dada (chest voice)
Yang ni, Ustaz Anas Hadi (Qari Perlis) ajar dari tahun 2009. Saya tak faham2. Hahaha
Uish.. Backup teruk pd geng2 yg dicop wahabi.. Pd ustaz2 aswaja kau condemn teruk.. Pelik laa
Haha btl2..aku pun pelik jgk dgn ustaz ni...dy hentam ust2 yg x bersependapat dgn dy xpa plak..mlah ad yg dy hentam tu xbtl pun..kuat btl dy melatah apabila abg rora dy kena hentam..haha..
@@mohonampunchannel6532 betul.. Aku kaji habis video dia.. Mcm ada something wrong somewhere la.. Hmm
Apakah pandangan ustaz tetang ustaz rozaimie yg mengaku dirinya sebagai wahabi???
Celah mana dia mengaku wahabi? Wahabi tu sapa?
Terbaik. Kiranya x da masalah lah. Yang nak bergaduh ni musuh islam ni. Nak lagakan kita. Sebab tu guna akaun fb palsu.
kan? biasa geng2 musuh Islam mmg begitu.. belum kira geng jahil taklid buta..
Satu lagi taqiyyah pesen baru laa ni. Nak tunjuk dia syiah, takut aswaja malu nak sokong. So jadi unknown laa senang ASWAJA nak jilat juboq sampai bersih.
@@Tengkuzulazhari kan..🙄
Terbaik ustaz👍🏼
Apa pendapat ustaz berkenaan dengan orang suka takwil² kan ayat dalam Al-Quran malah Allah SWT sudah pun jelaskan di ayat 7, Surah Ali-Imran.
Surah Aal-e-Imran, Verse 7:
هُوَ الَّذِي أَنزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُّحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
Dia lah yang menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab Suci Al-Quran. Sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat "Muhkamaat" (yang tetap, tegas dan nyata maknanya serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu (atau pokok) isi Al-Quran. Dan yang lain lagi ialah ayat-ayat "Mutasyaabihaat" (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). Oleh sebab itu (timbulah faham yang berlainan menurut kandungan hati masing-masing) - adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. Dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu ugama, berkata:" Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami" Dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berfikiran
via iQuran
Mana boleh suka-suka Takwil. Ulama Asyairah yang menggunakan metode takwil pun tak takwil semua perkara. Bahkan, takwilan juga berbeza-beza dengan tujuan mencari maksud paling hampir dalam bahasaa Arab.
@@syihabshare438 ya setuju 👍🏼
Barakallahu fik ustaz, teruskan usahanya!
@@syihabshare438 ustaz. boleh tak kalau ustaz buat satu video tentang contoh2 takwil dan tidak takwil yg diamalkan oleh assyairah dan almaturidiah. kdg2 kita ni bergegar je kat khutbah seolah2 assyairah dan maturidiah shj yg diterima dalam islam tetapi sy xrasa msyarkat paham pun apa bezanya.
@@crocbite1306 ape yg aku faham lah.
Ulama khalaf takwil ayat mutasyabihat sebab mase zaman depa tu islam dah berkembang ke negara2 yg tak faham bahasa arab. So ulama khalaf mengambil inisiatif untuk mentakwil ayat2 tersebut supaya org aajam tidak 'mensyirikan' Allah dengan menyamakanNya dengan sifat makhluk.
Kenapa malaysia sesuai dgn assyariy dan maturidiy? Sebab kite melayu tak faham 'bahasa' arab seperti mana sahabat dan tabiin faham. So lebih sesuai pakai pandangan ulama khalaf. Ape beza ulama salaf dan khalaf? Tkde beza, yg beza zaman je.
Kalau salah tegur.
PUNCA DIKATAKAN MUJASSIMAH
Kalam Dr.Rora
"Kita boleh BERIMAN kata Allah itu hidup. Ada tak dalam makhluk ni yang hidup tanpa jisim? Ada?
Ada tak satu benda yang dinamakan makhluk dan dia hidup tiba2 tak berjisim, ada? Takde jasad? Takde jisim, takde jasad, ada?
Mana ada. Ada ke benda yang hidup takde jisim?
Malaikat ada jisim, dia hidup. Pokok ada jisim, dia hidup. Manusia lagilah ada. Haiwan jugak macam tu.
Akal mengatakan, kalau benda tu hidup, mesti ada jisim.
Tapi kita kata Allah itu hidup tapi Allah tak berjisim boleh pulak??"
Dah cuba cari video penuh di utube, tak jumpa.
ni dia full video
th-cam.com/video/h4PECItZ0Hg/w-d-xo.html
Bismillah...istilah / perkataan JISIM x timbul dikalangan salafusolih . Istilah ini di mulakan olih UMRI BIN UBAID ( diriwatkan sebagai anak murid / pengikut WASIL BIN 'ATTA' ) tokoh ulung MU'TAZILAH .Kemudian istilah ini diguna pakai oleh kelumpuk ilmu kalam yg lain...seperti ASHAERAH
Ulama2 salaf x guna istilah JISIM & 'ARAD bila bicang sifat2 Allah . Mereka iman & isbat segala sifat 2 ALLAH tanpa ta'wil : takaiif ( membagai manakan / tanya bagaimana ) & tidak menolak / ingkar bila sifat2 Allah disrbut dlm quraan / hadis nabi . Konsep mereka adalah (SAMI'NA WA 'ATTA' NA ) bukan nya ( SAMI'NA WA ASOI NA )
Tidak peningkan kepala & serahkan pada Allah tampa meyerupakan / membandingkan dgn makhluk . Selesai masalah . ALLAH TIDAK MEYERUPAI DGN MAKHLUK sama ada zat ; sifat ( zatiah / fa'liah ) Allahu 'alam.
Tq ust
Ahlussunnah Asy'ariyyah Maturidiyyah adalah yang paling bersih dari bid'ah. Adapun yang lainnya kemasukan bid'ah. Salafi Wahabi buat bid'ah terbesar dengan merobah tauhid jadi tiga.
baca sifat 20.
Keleya ustaz👍 barakallahu fik.. Semoga dipermudahkan lagi urusan agar terus mengupload video yg pencerahan bermanfaat
Only share.
Hadis yang mengatakan ahlulbait adalah keturunan nabi bertentangan dengan Al Qur'an Al Ahzab 32 33 Hud 71 72 73 dan Al qasas 12 yang mengatakan ahlulbait adalah istri istri Nabi istri Nabi Ibrahim dan ibunya Nabi Musa.
Kalau Al Qur'an dan hadits bertentangan mana yang lebih kuat?
Hadis yang mengatakan keturunan nabi diambil dari Fatimah jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa sejak dari Nabi Adam sampai sekarang keturunan itu diambil dari pihak laki-laki kecuali orang orang Yahudi zaman sekarang. Jadi keturunan nabi sudah terputus karena hanya mempunyai anak perempuan yang masih hidup. Dan keturunan nabi terputus juga diperkuat dengan Al Ahzab 40 yang Allah berfirman:
Bukanlah sesungguhnya Muhammad itu bapak satupun dari para laki-laki kalian tapi dia utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu maha mengetahui. ( Al Ahzab 40)
Itu berarti Rasulullah bukan bapak satu dari laki laki manapun dan berarti keturunan Rasulullah terputus. Kalau keturunan Rasulullah tidak ada bagaimana caranya bisa muncul imam Mahdi 😁.
Tapi dalam banyak terjemahan di Indonesia terjemahannya diplesetkan atau disalah artikan menjadi :
Muhammad bukan bapak dari satu lelaki diantara kamu.
Jadi seolah olah ayat ini untuk Zaid yang menegaskan bahwa Nabi bukan bapak dari Zaid.
Sedangkan terjemahan aslinya nabi bukan bapak satu dari para laki-laki kalian. Jadi nabi bukan bapak laki laki manapun.
Tetapi kenapa dikalangan syiah ada hadis bahwa nabi bapak dari Hasan Husein . Sudah jelas Hasan cucu koq bisa dibilang anak 🤭
Apakah penyimpangan terjemahan dari terjemahan aslinya kesengajaan yang dilakukan oleh tim penterjemah dari departemen agama?
Coba tengok kata رِّجَا لِكُمْ Rijal itu adalah jamak dari kata رجل rajulun dan ada kata Wahid dibelakangnya dan ada kata ganti kepunyaan Kum dibelakangnya jadi terjemahannya adalah satu dari para laki-laki kalian kenapa di Indonesia diterjemahkan menjadi seorang laki-laki diantara kamu. Kenapa ada kata antara , apa ada kata bayna disitu?
Yang sekarang mengaku aku keturunan nabi yaitu habib habib penipu agama tukang zina bertopeng nikah mut'ah ini adalah keturunan Ali suami Fatimah. Itupun kalau betol mereka keturunan Ali siapa yang bisa menjamin mereka ini keturunan Ali orang pencatatan keturunan Ali baru dimulai sejak kejatuhan Khalifah Turki Ottoman dan Islam sejak itu dikuasai imperial Eropa yang dikendalikan Yahudi.
Besar kemungkinan habib habib ini keturunan Yahudi karena ada sumber yang mengatakan silsilah mereka ditulis oleh orang orang Yahudi.
Terus anggaplah mereka keturunan Ali , terus apa kelebihan mereka dibandingkan musim lain 😁. Sedangkan Allah secara jelas menyatakan bahwa nasab ( keturunan) bukan bukan apa bagi muslim tapi berat ringan timbangan amal kita sewaktu dihisab Al Mukminun 101 102 103.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ ذَا نُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَلَاۤ اَنْسَا بَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَّلَا يَتَسَآءَلُوْنَ
"Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 101)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
"Barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 102)
*
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ ولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَـنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ
"Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam."
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 103)
Allah melarang kita menafsirkan ayat Al Qur'an dalam Ali Imran ayat 7 kalau bisa cakap arab tak perlu terjemahan.
Ini terjemahan Al Ahzab 40 per kata supaya tau terjemahan sebenarnya. Sebaliknya terjemahan resmi yang beredar selama ini yang tidak benar.
Baca baik baik terjemahan per kata dari Al Ahzab 40.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
مَا bukanlah كَا نَ sesungguhnya مُحَمَّدٌ Muhammad اَبَآ bapak اَحَدٍ satu مِّنْ dari. رِّجَا لِكُمْ para laki-laki kalian وَلٰـكِنْ dan tetapi رَّسُوْلَ rasul اللّٰهِ Allah وَخَا تَمَ dan penutup النَّبِيّٖنَ para Nabi ۗ وَكَا نَ dan sesungguhnya اللّٰه Allahl بِكُلِّ atas segala شَيْءٍ sesuatu عَلِيْمًا maha mengetahui .
" Bukanlah Muhammad itu bapak satu dari para laki-laki kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Mengetahui ."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 40)
Perhatikan poin penting disini adalah kata aba wahid min rijalukum artinya bapak dari satupun para laki-laki kalian.
Tapi terjemahan resmi departemen agama dan semua Al Qur'an di Indonesia menterjemahkan dengan :
" Bapak seorang laki-laki diantara kalian"
Ingat Rijal ( para laki-laki) adalah jamak dari rajulun ( seorang laki-laki) .
Dalam bahasa Arab kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki maka bahasa arabnya adalah rajulun tak perlu ada tambahan kata wahid sebelum kata rajulun.
Kalau lebih dari dua laki laki maka bahasa arabnya rijaalun.
Misal : Lima laki laki menjadi khamsatu rijaalun.
Jadi kalau arabnya ابا احد من رجالكم artinya adalah bapak dari satu dari para laki-laki kalian ada kata من antara ,احد dan رجالكم yang berarti satupun dari para laki-laki kalian. Kalau kita ingin menyebut seorang laki-laki tak perlu ada kata من antara احد dan رجالكم cukup رجل ( mufrad) saja sudah berarti seorang laki-laki dan penyelewengan terjemahan berikutnya adalah pada kata رجالكم yang mana gabungan antara kata رجال ( jamak dari رجل) dan dhomir jamak كم jadi artinya para laki-laki kalian bukan seorang laki-laki diantara kamu seperti terjemahan resmi yang diselewengkan dan tak ada kata baina antara رجال dan كم.
Jadi terjemahan sebenar dari Al Ahzab 40 adalah:
مَا كَا نَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَا لِكُمْ
Bukanlah Muhammadi tu bapak satu dari para laki-laki kalian yang berarti rasullah bukan bapak dari laki laki manapun termasuk Zaid dan Hasan Husein atau siapapun.
Apakah masih meragukan penyelewengan yang dilakukan oleh terjemahan resmi dari departemen agama?
Kemungkinan departemen agama telah dikuasai oleh orang orang Syiah atau NU yang ingin menyesatkan muslimin dengan terjemahan yang diselewengkan agar umat muslim bisa terus dibodoh-bodohi tentang keturunan Rasulullah yang sebenarnya tidak ada agar bisa menyebarkan ajaran kafir syiah sex bebas dan anak kandungnya NU. Tak beda juga dengan Wahabi) Muhammadiyah yang masih menganggap keturunan Rasulullah masih ada padahal secara jelas dalam Al Ahzab 40 Allah mengatakan rasullah bukan bapak para laki-laki manapun yang berarti terputuslah nasab Rasulullah.
* Via Al-Qur'an Indonesia quran-id.com
Punca takwil kerana meletakkan kaedah Aristotle mengatasi Firman Allah.