🔴JEJAK ISLAM: Masjid Tertua Karya Besar Pakubuwono X, Saksi Penyebaran Islam di Boyolali

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 13 ต.ค. 2024
  • TRIBUN-VIDEO.COM - Tak hanya dikenal sebagai kota susu, Boyolali juga menyimpan bukti sejarah syiar Agama Islam zaman dulu.
    Masjid Cipto Mulyo. Berlokasi di Dusun Ngaliyan, Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, merupakan masjid tertua di Boyolali.
    Terletak beberapa puluh meter sebelum gerbang masuk ke Makam R.Ng. Yosodipuro.
    Sehingga Masjid Cipto Mulyo terlewati saat orang berziarah ke makam pujangga Keraton Surakarta Hadiningrat yang terkenal itu.
    Masjid Cipto Mulyo termasuk bangunan cagar budaya yang didirikan oleh Raja Keraton Solo, Paku Buwono (PB) X.
    Pada bagian kuncungan terdapat tulisan Jawa yang menyebutkan "Adegipun Masjid Ciptomulyo, Selasa Pon, Kaping 24 Jumadilakhir 1838 Je"
    Masjid Cipto Mulyo seusia dengan Umbul Pengging, yang juga merupakan peninggalan kasunanan Surakarta.
    Bangunan masjid umumnya memiliki pintu masuk menghadap ke timur, namun Masjid Cipto Mulyo menghadap ke tenggara.
    Keunikan lain di masjid ini, yakni arah kiblatnya.
    Biasanya kiblat berada di arah barat dan sedikit serong ke kanan, namun pada masjid Cipto Mulyo serong ke kiri.
    Sehingga arah kiblat yang terbuat dari kuningan atau tembaga itu dipasang di lantai serambi masjid di bagian depan.
    Kondisi masih utuh terawat, tetap mempertahankan arsitektur Jawa kuno berupa kayu dilengkapi ornamen-ornamen ukiran terpasang di ventilasi pintu.
    Serta desain masjid yang berbentuk limasan seperti pendapa.
    Jika masuk ke dalam masjid maka akan terlihat pilar masjid yang terbuat dari kayu jati.
    Nama masjid juga menggunakan bahasa Jawa, yakni Cipto Mulyo.
    Seperti dijelaskan Ketua Takmir Masjid Cipto Mulyo Pengging, Achmadi Harjono, arti dari nama Masjid Cipto Mulyo memiliki makna yang penuh harapan.
    Berbeda dengan mayoritas masjid di Indonesia yang menggunakan bahasa Arab, namun justru menjadi keunikan masjid ini.
    Tak ada perubahan bentuk bangunan Masjid Cipto Mulyo Pengging ini.
    Namun, ada renovasi yang dilakukan oleh masyarakat dan campur tangan pemerintah.
    Masjid Cipto Mulyo berdinding tembok dan lantai yang sudah dikeramik.
    Atap sirap kayu yang sekarang dipugar terbuat dari sirap asbes.
    Terdapat mustoko berupa tiang petunjuk arah yang terbuat dari besi serta pada bagian serambi berpagar kayu semi terbuka.
    Masjid ini memiliki lima pintu utama yag semuanya terletak di bagian depan bangunan masjid.
    Sejumlah benda lain yang masih asli sejak jaman dahulu adalah bedug dan kentongan.
    Bahkan bedug berukuran besar dibuat dengan kayu utuh lengkap dengan tlisan PB X.
    Mimbar khutbah yag berada di dalam masjid pun masih digunakan hingga saat ini.
    Begitu pula dengan kubah masjid yang memiliki arah mata angin masih dipertahankan.
    Tak salah memang jika kawasan Pengging, Kabupaten Boyolali bisa menjadi rujukan lokasi wisata sejarah.
    Sejumlah tapak sejarah zaman kekuasaan Keraton Surakarta terdapat di daerah yang terletak sekitar 13 kilometer arah barat dari Kota Solo ini.

ความคิดเห็น •