Last Part Masih ingat hadits Nabi ketika beliau menjelaskan 3 orang yang pertama kali di azab di dalam Api Neraka? Bukankah mereka ketika di Dunia tidak termasuk ahli maksiat? Bukankah mereka di Dunia dikategorikan orang-orang yang di anggap shaleh oleh masyarakat? Dikisahkan dalam Kitab Sunan Tirmidzi, Abu Hurairah sedang dikerumuni oleh banyak orang di Kota Madinah. Abu Hurairah mengatakan bahwa akan memberitahu sebuah hadits yang pernah diucapkan oleh Rasulullah ﷺ. Hadits tersebut disampaikan Rasulullah ﷺ kepada Abu Hurairah saat tidak ada orang lain lagi bersama mereka. Namun saat hendak menyampaikan hadits itu, Abu Hurairah beberapa kali menangis sangat keras hingga akhirnya tersungkur. Pada akhirnya Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya: “Sesungguhnya pada hari kiamat Allah akan turun kepada hamba-hamba-Nya untuk menetapkan keputusan di antara mereka. Setiap umat datang dengan membungkuk. Orang pertama yang dipanggil adalah orang yang menghafal Al-Qur’an, orang yang berjihad di jalan Allah, dan orang yang memiliki banyak harta. Allah lalu bertanya kepada orang yang membaca atau menghafal Al-Qur’an: Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu apa yang telah Aku turunkan kepada utusan-Ku? Orang itu menjawab: Benar wahai Allah. Allah kembali bertanya: Lantas apa yang telah kamu lakukan dengan apa yang telah kamu ketahui? Orang itu menjawab: Aku bangun di waktu malam dan siang hari. Allah berfirman kepadanya: Kamu telah berdusta. Malaikat berkata: Kamu telah berdusta. Allah berfirman: Kamu hanya ingin dikatakan bahwa si fulan adalah seorang pembaca Al-Qur’an yang baik. Dan sebutan itu sudah didapatkan. Lalu dihadapkan kepada Allah orang yang diberikan harta. Allah berfirman kepadanya: Bukankah Aku telah melapangkan rezeki bagimu hingga Aku tidak membiarkan dirimu membutuhkan (meminta) kepada orang lain? Orang itu menjawab: Benar, wahai Allah. Allah bertanya: Apa yang telah kamu lakukan dengan apa yang telah Aku anugerahkan kepadamu? Orang itu menjawab: Aku menyambung silaturahim dan bersedekah. Allah berfirman kepadanya: Kamu telah berdusta. Malaikat berkata kepadanya: Kamu telah berdusta. Allah berfirman: Akan tetapi dirimu hanya ingin dikatakan bahwa si fulan (dirimu) adalah orang yang dermawan. Sebutan itu pun telah didapatkan. Lalu dihadapkan orang yang terbunuh di jalan Allah. Allah lalu bertanya kepadanya: Karena apa dirimu terbunuh? Orang itu menjawab: Aku diperintahkan untuk berjihad di jalan-Mu. Aku lalu berperang hingga terbunuh. Allah berfirman kepadanya: Kamu telah berdusta. Malaikat berkata kepadanya: Kamu telah berdusta. Allah berkata kepadanya: Akan tetapi kamu hanya ingin dikatakan bahwa si fulan (dirimu) adalah orang yang pemberani. Sebutan itu telah didapatkan. Rasulullah lalu memukul lututku dan bersabda: Wahai Abu Hurairah, mereka bertiga adalah makhluk Allah pertama yang merasakan api neraka pada hari kiamat nanti”. Kisah pengadilan akhirat tersebut terdapat dalam hadits Rasulullah ﷺ dari Abu Hurairah. Hadits tersebut diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Kisah yang sama dalam teks hadits yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, An-Nasa-i, Imam Ahmad dan Baihaqy. Fudhail bin Iyadh mengatakan, ‘Sesungguhnya yang Allah inginkan dari engkau jika engkau sudah beribadah, mengerjakan amalan dengan benar yang Allah inginkan dari engkau dengan niatmu dan apa yang engkau inginkan saat mengerjakan ibadah tersebut, apakah itu manusia, pujian dan itu tidak akan sampai ke Allah atau mencari wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‘. Dan dengan konsep ini kita akan semangat dalam beribadah walaupun hanya sedikit, karena kita tahu apa yang Allah inginkan dari kita, yaitu yang Allah inginkan amal kita benar dan ikhlas kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى walaupun sedikit. Apa tujuan anda? Sebagian orang sedih karena dia tidak bisa beramal banyak karena kemampuan dia terbatas. Dan ada yang minder, jangan minder karena yang Allah inginkan niat anda apa? Karena banyakpun kalau tidak ikhlas percuma. Atau 1 Milyar namun keikhlasannya qualitas biasa atau rendah dengan 1 juta tetapi qualitas keikhlasanannya luar biasa, bisa jadi lebih baik 1 juta di sisi الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Rasulullah ﷺ bersabda, “1 dirham itu bisa mengalahkan 100.000 dirham, rahasianya ada seseorang hanya punya 2 dirham lalu dia berikan salah satunya, dan ada seseorang yang sangat kaya lalu dia ambil 100.000 dirham itu di sisi Allah lebih tinggi yang 1 dirham” (HR Imam Nasa’i). Karena ikhlas dan niatnya lebih tinggi, ingat bukan jumlah yang sampai, akan tetapi keikhlasan dan niat untuk melakukan yang terbaik. Dan ikhlas itu bertingkat-tingkat, tidak mungkin sama antara keikhlasan Nabi dengan kita. Namun yang sampai ke Allah itu ketakwaan, keikhlasan dan niat. Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Adil, anda kalahkan orang kaya dengan keikhlasan anda, anda kalahkan orang-orang yang punya pisik yang kuat dengan keikhlasan anda, وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ “tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. Niat dan keikhlasan yang begitu tinggi mengalahkan nominal itu sendiri. Hadapi hari-hari ini dengan keikhlasan dan semangat beribadah dan harapkan wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan jangan minder ketika kita tidak bisa memberi misalnya, karena keterbatasan kita, buatlah dan mainkan keikhlasan kita bisa kalahkan saudara-saudara kita yang lain dan ini dalam rangka fastabiqul khairat maka berlomba-lombalah dalam mengerjakan kebajikan, dan di dalam amal shalihlah hendaknya orang-orang itu berkompetisi. Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Ahad, 26 Sya'ban 1441 AH/19 April 2020 Ahida Muhsin
" Ali bin abi thalib : jadilah orang2 yg lebih fokus memikirkan dan mengupayakan bagaimana amalan di terima Allah dibandingkan lebih fokus pada mengerjakan amalan itu sendiri." Karna yang diterima hanyalah amal yg ikhlas , benar dan penuh ketakwaan kpd Allah. Barakallah ustad
10.yang diterima oleh Allah Subhana Wa ta'ala Al hajj:37 Yg sampai kepada Allah keihklasan dan ketaqwaan bukan hanya sebatas fisik Ketaqwaan jalankan apa yg Allah dan Rasul perintahkan dgn keihklasan Jadilah kalian org org yg lebih fokus memikirkan agar amalan diterima Allah daripada fokus mengerjakan amalan itu sendiri 5:27 Sesungguhnya amalan yg diterima hanya org org bertaqwa yg benar dan ikhlas Kalo aku bisa mengetahui satu amalan ku diterima lebih aku sukai daripada emas sepenuh bumi -Abdullah bin Mas'ud Kalo aku lebih memastikan satu sholat ku saja diterima Allah lebih baik dari dunia dan seisinya -Abu Darda Ada org berjuang kemudian agar mendapat gelar pahlawan kemudian diseret ke neraka Org yg mempelajari ilmu, aku mengajar mempelajari ilmu, dusta agar engkau di akui ulama/kiyai dan itu semua telah didapatkan, diseret ke neraka Org dermawan, agar org dikatakan dermawan, diseret ke neraka Sesungguhnya Allah inginkan dari engkau adalah niat anda saat mengerjakan ibadah tsb-fudhail bkn iyadh Ikhlas dan niat yang lebih tinggi untuk melakukan yang terbaik Jazakallah khairan
Baarrakallahu fiik wa jazaakallahu khayran yah ustadz maaSyaaAllah Benar benar nasehat bermanfaat Doain yah ustadz semoga Allah kasih saya istiqomah terus tegar dan berjuang melawan godaan dalam dan luar...benar benar hijrah itu tidak gampang karena sudah 4 tahun ini saya hijrah Subhanallah ujian2 Allah semakin kuat dan tinggi Allahu Akbar 😭😭😭 Semoga Dia selalu menjaga saya untuk tetap taat dan tidak memamerkan ibadah2 hanya kepadaNya semata saya yakin Tidak ada yang tidak mungkin di tanganNya dan tidak ada yg mustahil bagiNya ☝️🌷 Mohon doanya ustadz 🤲📖📚
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Part One Makna dari QS Al-Hajj; 37 adalah sebagai berikut; Daging-daging hewan yang kita qurbankan ketika Idul Adha atau ketika Haji dan darah-darah qurban tersebut tidak akan sampai kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, namun yang akan sampai adalah ketakwaan dari kalian. Lalu apa maksud dari ayat di atas? Allah ingin menjelaskan kepada kita bahwa yang sampai dan yang Allah terima adalah keikhlasan dan ketaqwaan kita pada saat kita beramal dan beribadah bukan sebatas fisik ibadah yang kita kerjakan. Kalau kita membaca kitab-kitab tafsir klasik dahulu seperti Al Imam Ibnu Katsir dan buku-buku yang lain kita akan diterangkan bahwa dahulu orang-orang Jahiliyah ketika menyembelihkan hewan-hewan mereka di Mekkah, mereka menciprat-ciprati darah hewan sesembelihan mereka itu ke Ka’bah dan bukan hanya itu mereka menggantungkan daging-daging hewan tersebut dengan niat untuk sampai kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Lalu ketika melihat hal tersebut para sahabat berkata, ‘Kita lebih berhak melakukan hal itu dibanding mereka’. Lalu Allah jelaskan bahwa daging dan darah itu tidak akan sampai ke Allah, karena yang sampai hanya ketaqwaan dan keikhlasan kalian sesuai ayat di atas. Allah dan Rasul Nya tidak pernah perintahkan itu dan tidak ada dalilnya, maka tidak perlu mereka melakukan dengan cara demikian. Maka kerjakan yang Allah dan Rasul Nya perintahkan saja lalu iklaslah ketika melakukan perintah tersebut dan Jauhi apa-apa yang di larang Allah dan RasulNya. Lalu apa arti Ketaqwaan? Ketaqwaan adalah menjalankan apa yang Allah dan Rasul Nya perintah dan Syariatkan, lalu ikhlaskan niat kita ketika menjalankan hal itu. Makanya kalau kita melihat tafsir para ulama seperti Al-Baghawi dan yang lainnya, Allah sampaikan, ‘Yang akan sampai itu keikhlasan dan ketaqwaan kalian’. Bukan sebatas fisik, angka, karena gerakan dan nominal kalau dilakukan tanpa ada dasar ketaqwaan dan keikhlasan itu tidak ada gunanya. Contoh kalau kita ingin mendapatkan kalimat terima kasih, ingin dipuji, ingin penghargaan dari orang. Ayat ini membuka mata kita bahwa dalam beramal yang kita fokuskan bagaimana amal itu sampai ke Allah, bukan hanya sekedar banyak-banyakan, mengerjakan sesuatu yang kita sukai, atau yang sudah menjadi kebiasaan kita, kalau semua itu tidak sampai ke Allah semua yang kita lakukan itu percuma. Bukankah keinginan para sahabat itu baik, yaitu ingin mengalahkan orang-orang Jahiliyyah lalu mempersembahkan daging dan darah tersebut kepada Allah. Kita yang berhak karena kita yang beriman, dan tidak ada keinginan untuk menyakiti, menjatuhkan, menjegal, menzhalimi orang lain. Dan para sahabat dahulu hanya ingin memberikan yang terbaik kepada Allah. Tetapi ketika itu tidak pernah di Syariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka jika tidak diperintahkan maka itu bukan bagian dari ketakwaan, lalu ketika kita sadar kerjakanlah apa yang disyariatkan dan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan begitu kita kerjakan hanya mencari ridho Allah dan wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan yang sampai kepada Allah adalah ketakwaan dan keikhlasan kalian. Maka focuslah bagaimana amalan itu sampai kepada Allah dan itu yang ditekankan oleh sahabat besar, salah satu ulamanya ulama, sepupu Rasul ﷺ sekaligus menantu Rasul ﷺ. Beliau Ali bin Abi Thalib رضي الله تَعَالَى عنه mengatakan, ‘Jadilah kalian orang-orang yang lebih focus memikirkan dan mengupayakan bagaimana amal ini di terima الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, di banding focus ke amal itu sendiri, tidakkah kalian mendengar firman الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى lalu beliau sebutkan QS Al-Ma’idah; 27 yang berbunyi; قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ “…Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. Jadi orang-orang yang ibadahnya benar dan menjaga keikhlasan ketika beramal. Abdullah bin Mas’ud رضي الله تَعَالَى عنه, salah satu sahabat Rasulullah ﷺ mengatakan, ‘Kalau aku bisa mengetahui bahwa Allah menerima satu amalanku saja, itu lebih aku cintai, sukai, lebih aku pilih di banding aku punya emas sepenuh bumi’. Dan ini bukan konsepnya Abdullah bin Mas’ud seorang, tetapi ini konsep para sahabat Nabi yang lain, mereka focus bagaimana amal di terima bukan sebatas mengerjakan amal tersebut. Yang akhirnya jadi malas-malasan, ingin pamer dan di puji, dan seterusnya. Contoh Abu Darda رضي الله تَعَالَى عنه memiliki kalimat seperti Abdullah bin Mas’ud, beliau katakan ‘Kalau aku bisa memastikan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menerima satu shalatku saja, itu lebih aku cintai daripada mendapatkan dunia dan seisinya’. Makanya sebagian ulama klasik lain mengatakan, ‘Kalau aku bisa pastikan Allah terima satu amalanku saja, aku siap mati detik itu juga’, karena pasti husnul khatimah dan bertaqwa dan balasannya Surga menanti. Kembali Al Imam An-Nawawi mengajak kita untuk merenung setelah beliau membuka mata kita. Jangan hanya sebatas beramal, berbuat, tetapi harus beramal dan berbuat juga berkarya dengan ikhlas. Pastikan karya kita benar lalu kerjakan dengan ikhlas. To be continued Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ Barakallahu fikum… Jakarta, Ahad, 26 Sya'ban 1441 AH/19 April 2020 Ahida Muhsin
الحمد لله رب العالمين
جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا
Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri beserta Tim Muhajir hafizhahumullahu ta'ala atas ilmunya
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Last Part
Masih ingat hadits Nabi ketika beliau menjelaskan 3 orang yang pertama kali di azab di dalam Api Neraka? Bukankah mereka ketika di Dunia tidak termasuk ahli maksiat? Bukankah mereka di Dunia dikategorikan orang-orang yang di anggap shaleh oleh masyarakat? Dikisahkan dalam Kitab Sunan Tirmidzi, Abu Hurairah sedang dikerumuni oleh banyak orang di Kota Madinah. Abu Hurairah mengatakan bahwa akan memberitahu sebuah hadits yang pernah diucapkan oleh Rasulullah ﷺ. Hadits tersebut disampaikan Rasulullah ﷺ kepada Abu Hurairah saat tidak ada orang lain lagi bersama mereka. Namun saat hendak menyampaikan hadits itu, Abu Hurairah beberapa kali menangis sangat keras hingga akhirnya tersungkur. Pada akhirnya Abu Hurairah رضي الله تَعَالَى عنه berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya:
“Sesungguhnya pada hari kiamat Allah akan turun kepada hamba-hamba-Nya untuk menetapkan keputusan di antara mereka. Setiap umat datang dengan membungkuk. Orang pertama yang dipanggil adalah orang yang menghafal Al-Qur’an, orang yang berjihad di jalan Allah, dan orang yang memiliki banyak harta.
Allah lalu bertanya kepada orang yang membaca atau menghafal Al-Qur’an: Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu apa yang telah Aku turunkan kepada utusan-Ku? Orang itu menjawab: Benar wahai Allah.
Allah kembali bertanya: Lantas apa yang telah kamu lakukan dengan apa yang telah kamu ketahui? Orang itu menjawab: Aku bangun di waktu malam dan siang hari. Allah berfirman kepadanya: Kamu telah berdusta. Malaikat berkata: Kamu telah berdusta. Allah berfirman: Kamu hanya ingin dikatakan bahwa si fulan adalah seorang pembaca Al-Qur’an yang baik. Dan sebutan itu sudah didapatkan.
Lalu dihadapkan kepada Allah orang yang diberikan harta. Allah berfirman kepadanya: Bukankah Aku telah melapangkan rezeki bagimu hingga Aku tidak membiarkan dirimu membutuhkan (meminta) kepada orang lain? Orang itu menjawab: Benar, wahai Allah. Allah bertanya: Apa yang telah kamu lakukan dengan apa yang telah Aku anugerahkan kepadamu? Orang itu menjawab: Aku menyambung silaturahim dan bersedekah.
Allah berfirman kepadanya: Kamu telah berdusta. Malaikat berkata kepadanya: Kamu telah berdusta.
Allah berfirman: Akan tetapi dirimu hanya ingin dikatakan bahwa si fulan (dirimu) adalah orang yang dermawan. Sebutan itu pun telah didapatkan.
Lalu dihadapkan orang yang terbunuh di jalan Allah. Allah lalu bertanya kepadanya: Karena apa dirimu terbunuh? Orang itu menjawab: Aku diperintahkan untuk berjihad di jalan-Mu. Aku lalu berperang hingga terbunuh. Allah berfirman kepadanya: Kamu telah berdusta. Malaikat berkata kepadanya: Kamu telah berdusta. Allah berkata kepadanya: Akan tetapi kamu hanya ingin dikatakan bahwa si fulan (dirimu) adalah orang yang pemberani. Sebutan itu telah didapatkan.
Rasulullah lalu memukul lututku dan bersabda: Wahai Abu Hurairah, mereka bertiga adalah makhluk Allah pertama yang merasakan api neraka pada hari kiamat nanti”.
Kisah pengadilan akhirat tersebut terdapat dalam hadits Rasulullah ﷺ dari Abu Hurairah. Hadits tersebut diriwayatkan Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan al-Hakim. Kisah yang sama dalam teks hadits yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, An-Nasa-i, Imam Ahmad dan Baihaqy.
Fudhail bin Iyadh mengatakan, ‘Sesungguhnya yang Allah inginkan dari engkau jika engkau sudah beribadah, mengerjakan amalan dengan benar yang Allah inginkan dari engkau dengan niatmu dan apa yang engkau inginkan saat mengerjakan ibadah tersebut, apakah itu manusia, pujian dan itu tidak akan sampai ke Allah atau mencari wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‘. Dan dengan konsep ini kita akan semangat dalam beribadah walaupun hanya sedikit, karena kita tahu apa yang Allah inginkan dari kita, yaitu yang Allah inginkan amal kita benar dan ikhlas kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى walaupun sedikit.
Apa tujuan anda? Sebagian orang sedih karena dia tidak bisa beramal banyak karena kemampuan dia terbatas. Dan ada yang minder, jangan minder karena yang Allah inginkan niat anda apa? Karena banyakpun kalau tidak ikhlas percuma. Atau 1 Milyar namun keikhlasannya qualitas biasa atau rendah dengan 1 juta tetapi qualitas keikhlasanannya luar biasa, bisa jadi lebih baik 1 juta di sisi الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Rasulullah ﷺ bersabda, “1 dirham itu bisa mengalahkan 100.000 dirham, rahasianya ada seseorang hanya punya 2 dirham lalu dia berikan salah satunya, dan ada seseorang yang sangat kaya lalu dia ambil 100.000 dirham itu di sisi Allah lebih tinggi yang 1 dirham” (HR Imam Nasa’i). Karena ikhlas dan niatnya lebih tinggi, ingat bukan jumlah yang sampai, akan tetapi keikhlasan dan niat untuk melakukan yang terbaik. Dan ikhlas itu bertingkat-tingkat, tidak mungkin sama antara keikhlasan Nabi dengan kita. Namun yang sampai ke Allah itu ketakwaan, keikhlasan dan niat.
Ini menunjukkan bahwa Allah Maha Adil, anda kalahkan orang kaya dengan keikhlasan anda, anda kalahkan orang-orang yang punya pisik yang kuat dengan keikhlasan anda, وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ “tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. Niat dan keikhlasan yang begitu tinggi mengalahkan nominal itu sendiri. Hadapi hari-hari ini dengan keikhlasan dan semangat beribadah dan harapkan wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan jangan minder ketika kita tidak bisa memberi misalnya, karena keterbatasan kita, buatlah dan mainkan keikhlasan kita bisa kalahkan saudara-saudara kita yang lain dan ini dalam rangka fastabiqul khairat maka berlomba-lombalah dalam mengerjakan kebajikan, dan di dalam amal shalihlah hendaknya orang-orang itu berkompetisi.
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Ahad, 26 Sya'ban 1441 AH/19 April 2020
Ahida Muhsin
Ya Allah😢 Rabbana taqabbal minna innaka antassamii'ul aliim watub 'alaina innaka antattawwaaburrahiim
Yang Allah terima adalah keikhlasan dan ketakwaan kita saat beramal beribadah
Baarakallahu fiikum
" Ali bin abi thalib : jadilah orang2 yg lebih fokus memikirkan dan mengupayakan bagaimana amalan di terima Allah dibandingkan lebih fokus pada mengerjakan amalan itu sendiri."
Karna yang diterima hanyalah amal yg ikhlas , benar dan penuh ketakwaan kpd Allah.
Barakallah ustad
jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum
Bismillah
Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mammati lillahi Rabbil 'alamiin
10.yang diterima oleh Allah Subhana Wa ta'ala
Al hajj:37
Yg sampai kepada Allah keihklasan dan ketaqwaan bukan hanya sebatas fisik
Ketaqwaan jalankan apa yg Allah dan Rasul perintahkan dgn keihklasan
Jadilah kalian org org yg lebih fokus memikirkan agar amalan diterima Allah daripada fokus mengerjakan amalan itu sendiri
5:27
Sesungguhnya amalan yg diterima hanya org org bertaqwa yg benar dan ikhlas
Kalo aku bisa mengetahui satu amalan ku diterima lebih aku sukai daripada emas sepenuh bumi
-Abdullah bin Mas'ud
Kalo aku lebih memastikan satu sholat ku saja diterima Allah lebih baik dari dunia dan seisinya
-Abu Darda
Ada org berjuang kemudian agar mendapat gelar pahlawan kemudian diseret ke neraka
Org yg mempelajari ilmu, aku mengajar mempelajari ilmu, dusta agar engkau di akui ulama/kiyai dan itu semua telah didapatkan, diseret ke neraka
Org dermawan, agar org dikatakan dermawan, diseret ke neraka
Sesungguhnya Allah inginkan dari engkau adalah niat anda saat mengerjakan ibadah tsb-fudhail bkn iyadh
Ikhlas dan niat yang lebih tinggi untuk melakukan yang terbaik
Jazakallah khairan
Masyaa Allah Tabarakallah.
Jazaakallahu Khair Pak Ustadz Hafidzahullah.
Barakallahu fiik.
Masya Allah..
Allah berikan pertolonganNya & petunjukNya.
Barakallah fikum buat Ustadz dan tim beserta keluarganya...amin
Bismillah makasih ustadz dan tim atas ilmunya
Jazaakallahu khayran ustadz 🙏🏼
Jazakumullahu khoyr ustadz beserta team nya.....👍
Y alloh ampuni smua dosa" ustad nuzul amin...
barakallahu fiikum ustadz
baarakallahu fiikum, jazaakumulah pada ustat dan tim.
Baarrakallahu fiik wa jazaakallahu khayran yah ustadz maaSyaaAllah
Benar benar nasehat bermanfaat
Doain yah ustadz semoga Allah kasih saya istiqomah terus tegar dan berjuang melawan godaan dalam dan luar...benar benar hijrah itu tidak gampang karena sudah 4 tahun ini saya hijrah Subhanallah ujian2 Allah semakin kuat dan tinggi
Allahu Akbar 😭😭😭
Semoga Dia selalu menjaga saya untuk tetap taat dan tidak memamerkan ibadah2 hanya kepadaNya semata saya yakin Tidak ada yang tidak mungkin di tanganNya dan tidak ada yg mustahil bagiNya ☝️🌷 Mohon doanya ustadz 🤲📖📚
MasyaAllah smg ustadz sll diberikan kesehatan unt membimbing ki
Terima kasih banyak Ustadz
Alhamdulillah
Barakallahu fikkum ustadz🙏🏻🙏🏻
بارك الله فيك يا أستاذ..
Masya Allah Tabarakallah :")
MaasyaAllah. Semoga kita semua dapat masuk Sorga. Terimakasih atas ILMU yang Anda sampaikan Ustadz.
Barakallahu fikkum ustadz...
Barakallahu fikum ustad
MasyaAllah...kajian yg menabah kita dekat taqwa dan ihklas cinta ke pd Allah .
Tks Ustad,Allah sehatkan untuk ustd sklrg.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Part One
Makna dari QS Al-Hajj; 37 adalah sebagai berikut;
Daging-daging hewan yang kita qurbankan ketika Idul Adha atau ketika Haji dan darah-darah qurban tersebut tidak akan sampai kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, namun yang akan sampai adalah ketakwaan dari kalian. Lalu apa maksud dari ayat di atas? Allah ingin menjelaskan kepada kita bahwa yang sampai dan yang Allah terima adalah keikhlasan dan ketaqwaan kita pada saat kita beramal dan beribadah bukan sebatas fisik ibadah yang kita kerjakan. Kalau kita membaca kitab-kitab tafsir klasik dahulu seperti Al Imam Ibnu Katsir dan buku-buku yang lain kita akan diterangkan bahwa dahulu orang-orang Jahiliyah ketika menyembelihkan hewan-hewan mereka di Mekkah, mereka menciprat-ciprati darah hewan sesembelihan mereka itu ke Ka’bah dan bukan hanya itu mereka menggantungkan daging-daging hewan tersebut dengan niat untuk sampai kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Lalu ketika melihat hal tersebut para sahabat berkata, ‘Kita lebih berhak melakukan hal itu dibanding mereka’. Lalu Allah jelaskan bahwa daging dan darah itu tidak akan sampai ke Allah, karena yang sampai hanya ketaqwaan dan keikhlasan kalian sesuai ayat di atas. Allah dan Rasul Nya tidak pernah perintahkan itu dan tidak ada dalilnya, maka tidak perlu mereka melakukan dengan cara demikian. Maka kerjakan yang Allah dan Rasul Nya perintahkan saja lalu iklaslah ketika melakukan perintah tersebut dan Jauhi apa-apa yang di larang Allah dan RasulNya.
Lalu apa arti Ketaqwaan? Ketaqwaan adalah menjalankan apa yang Allah dan Rasul Nya perintah dan Syariatkan, lalu ikhlaskan niat kita ketika menjalankan hal itu. Makanya kalau kita melihat tafsir para ulama seperti Al-Baghawi dan yang lainnya, Allah sampaikan, ‘Yang akan sampai itu keikhlasan dan ketaqwaan kalian’. Bukan sebatas fisik, angka, karena gerakan dan nominal kalau dilakukan tanpa ada dasar ketaqwaan dan keikhlasan itu tidak ada gunanya. Contoh kalau kita ingin mendapatkan kalimat terima kasih, ingin dipuji, ingin penghargaan dari orang.
Ayat ini membuka mata kita bahwa dalam beramal yang kita fokuskan bagaimana amal itu sampai ke Allah, bukan hanya sekedar banyak-banyakan, mengerjakan sesuatu yang kita sukai, atau yang sudah menjadi kebiasaan kita, kalau semua itu tidak sampai ke Allah semua yang kita lakukan itu percuma. Bukankah keinginan para sahabat itu baik, yaitu ingin mengalahkan orang-orang Jahiliyyah lalu mempersembahkan daging dan darah tersebut kepada Allah. Kita yang berhak karena kita yang beriman, dan tidak ada keinginan untuk menyakiti, menjatuhkan, menjegal, menzhalimi orang lain. Dan para sahabat dahulu hanya ingin memberikan yang terbaik kepada Allah. Tetapi ketika itu tidak pernah di Syariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka jika tidak diperintahkan maka itu bukan bagian dari ketakwaan, lalu ketika kita sadar kerjakanlah apa yang disyariatkan dan yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan begitu kita kerjakan hanya mencari ridho Allah dan wajah الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan yang sampai kepada Allah adalah ketakwaan dan keikhlasan kalian.
Maka focuslah bagaimana amalan itu sampai kepada Allah dan itu yang ditekankan oleh sahabat besar, salah satu ulamanya ulama, sepupu Rasul ﷺ sekaligus menantu Rasul ﷺ. Beliau Ali bin Abi Thalib رضي الله تَعَالَى عنه mengatakan, ‘Jadilah kalian orang-orang yang lebih focus memikirkan dan mengupayakan bagaimana amal ini di terima الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, di banding focus ke amal itu sendiri, tidakkah kalian mendengar firman الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى lalu beliau sebutkan QS Al-Ma’idah; 27 yang berbunyi; قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ “…Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. Jadi orang-orang yang ibadahnya benar dan menjaga keikhlasan ketika beramal.
Abdullah bin Mas’ud رضي الله تَعَالَى عنه, salah satu sahabat Rasulullah ﷺ mengatakan, ‘Kalau aku bisa mengetahui bahwa Allah menerima satu amalanku saja, itu lebih aku cintai, sukai, lebih aku pilih di banding aku punya emas sepenuh bumi’. Dan ini bukan konsepnya Abdullah bin Mas’ud seorang, tetapi ini konsep para sahabat Nabi yang lain, mereka focus bagaimana amal di terima bukan sebatas mengerjakan amal tersebut. Yang akhirnya jadi malas-malasan, ingin pamer dan di puji, dan seterusnya. Contoh Abu Darda رضي الله تَعَالَى عنه memiliki kalimat seperti Abdullah bin Mas’ud, beliau katakan ‘Kalau aku bisa memastikan الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menerima satu shalatku saja, itu lebih aku cintai daripada mendapatkan dunia dan seisinya’.
Makanya sebagian ulama klasik lain mengatakan, ‘Kalau aku bisa pastikan Allah terima satu amalanku saja, aku siap mati detik itu juga’, karena pasti husnul khatimah dan bertaqwa dan balasannya Surga menanti.
Kembali Al Imam An-Nawawi mengajak kita untuk merenung setelah beliau membuka mata kita. Jangan hanya sebatas beramal, berbuat, tetapi harus beramal dan berbuat juga berkarya dengan ikhlas. Pastikan karya kita benar lalu kerjakan dengan ikhlas.
To be continued
Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Barakallahu fikum…
Jakarta, Ahad, 26 Sya'ban 1441 AH/19 April 2020
Ahida Muhsin
Bismillah..afwan ukhti ana sering mencatat resume dr ukti mohon dihalalkan y..Jazakillah khairan
Mantap
Keren
start
Masya Allah..
Mohon ptunjukNya
Bisa menjlni🙏
2.45
13.11
56:00
29:07
12.56
7.11
Finish 56:21
5.27
9.00
12.31
14.22
14.15
kalau niat sholat untuk surga bagaimana ustad
Apa kamaramah yg pada imam nawawi??..
Mohon penjelasannya
Holid solihin yang dibahas ini karomah beliau, bukan bisa terbang, ngilang atau kebal...
Ustadz, kalau orang memberi kita tapi dia tidak ikhlas/suka mengungkit2 hukumnya gimana klo menerima barang trsebut?
Jazakallah khairan ustadz
😮😮😮
kitab yang di pakai ustadz nuzul riyadhus shalihin dari penerbit apa ya ustadz?
Cek @muhajirprojectstore
34:44
Barakallahu fikkum ustadz,,,