Murtad Dan Muallaf Dalam Perspektif Budaya 2: Babi Harum, Haram?

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 13 ธ.ค. 2024
  • Bukan hanya cara ibadahnya yang diejek, "memijit lutut, mencium tikar," tetapi juga aturan dan cara makannya yang "aneh". Babi harum, haram? Bau kambing "prengus" (aroma khas kambing) malah jadi menu favorit? Padahal zaman Majapahit babi adalah makanan raja-raja! Wajar sesuatu yang baru dianggap aneh dan ditolak. Kristen Jawa di ngoro juga pernah diejek Raden Panji Notoroto: "Memalukan orang Jawa pindah agama! Ibadah dengan cara Serani (Kristen) dianggap aneh, "manembah arep-arepan"(sembahyang berhadap-hadapan). Tanpa Kiblat? Masa transisi "Hindu-Budha" ke Islam harus melewati beberapa abad. Sunan Kudus melarang Muslim makan daging sapi, bukan karena haram, tetapi agar dakwahnya tak ditolak umat Hindu. Begitu juga Kristen, juga me-"Nusantara"-kan Injil dalam budaya setempat melalui Kyai Tunggul Wulung, Kya Sadrach dan Kyai-kyai Jawa Kristen lainnya. Dakwah dan penginjilan hendaknya disampaikan dengan tetap respek kepada perbedaan. Bagaimana bersaksi tanpa melukai? Saksikan tayangan ini sampai tuntas. Jangan lupa LIKE, SHARE, SUBSCRIBE, dan klik tombol LONCENGnya. Todah Rabba.

ความคิดเห็น •