@Atharizz Delpiero iya, terpecah belah, tapi disatukan dengan pancasila, dan Rasullullah mengajarkan ukhuwah Islamiyyah, bukan malah membida'h kan sesama muslim, pahami ajaran Rasulullah, bukan hanya tau ajarannya,
Klo islam yg dibawa walisongo sm persis yg di arab sono, masyarakat jawa susah utk mengertinya, jadinya walisongo mengajarkan islam dgn metode kearifan lokal setempat, biar mudah diterima dan difahami.
@Puritania arab itu budayanya...yg perlu dipekajari iti islam nya bukan budaya nya arab...kenapa allah menurunkan rossul di arab tidak di indonesia atau israel..karena arab waktu itu negara yg jahiliyah....
terimakasih habib kau mengajarkan saya arti perbedaan,tapi saya ingin sekali sharing secara langsung andai ada kunjungan di boleh kan saya bertemu untuk menceritakan tentang keresahan hati saya terhadap kehidupan di zaman sekarang,bukan saya mengeluh tentang hidup ini ,cuma yg saya ingin ceritakan bagaimana kita sebagi umat kedepannya .terimakasih
Pekerjaan rumahnya kemudian adalah bagaimana membuat si Nusantara itu nggak cuma bias Jawa, tapi memanifestasikan Nusantara sebagai sebuah kompleks yang lebih luas dan beraneka. Kita perlu lebih menghadirkan Islam Nusantara yang non Jawa. Salam. 🙏
Org2 sekarang banyak yang mempermasalahkan/mempertanyakan islam nusantara, seandainya mata dan hati nya terbuka dan mampu mencerna penjelasan nya secara lengkap yakni gak akan timbul2 pertanyaan2 yg sekarang bertebaran dimana2, upayakan untuk selalu melihat dan menyaksikan dari awal sampe akhir, jangan hanya mendengar yg video2 potongan saja, penjelasan dari habib ini sangat jelas dan ringkas dan mudah di cerna oleh pemikiran kaum milenial skrang,karena habib jafar ini gaya bahasanya ringan tapi berisi cocok utk kaum milenial jaman sekarang, kawan2 sekalian semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajarannya dari apa yang telah di sampaikan oleh guru2 kita semua. Aamiin
Ketika belum menjadi habib industri.... hehe... sehat2 ya bib.... semoga semoga membawa keberkahan dan manfaat.. layaknya gandum yg penuh manfaat... barrokallah bib...
kemarin mungkin orang2 salah paham bib. Dari sudut pandangku yg mungkin juga salah, mungkin orang2 menangkapnya seolah2 islam nusantara itu memiliki fiqih sendiri, padahal ini hanya sebuah pelabel'an / pengkategorian saja menurutku, seperti genre musik yang sebenarnya genre musik itu hanya fana, hanya sebuah pengkategorian yang tidak melulu sama persis. Jadi Islam Nusantara itu berislam seperti apa yang telah diajarkan ulama2 nusantara dahulu, bukan harus sama persis sama arab dimana cara berpakaian, cara bicara dan lain2.
"islam nusantara" : istilah akademis yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, yang kemudian tersebar di masyarakat umum, dan tidak semua masyarakat berpikirnya akademis, jadinya ya salah paham
Maaf Bib Sebenarnya Saya Yakin Mereka Tau Arti Islam Nusantara, Tetapi Mereka Pura Pura Tidak Tahu,Bahkan Anak TK Pum Sekali Di Jelaskan Sudah Paham.....Yang Jadi Masalah Banyak Orang Tidak Jujur Pada Hati Kecilnya Sendiri Hanya Karena Tertutup Hatimya Demi Gengsi Dan Merasa Paling Benar .....
Kata Cak Nun, Sudah Ga Ada Setan Yang Bodoh Yang Berani Menentang Allah Dan Alquran , Yang Ada Sekarang Setan Berpenampilan Nabi Dan Bermulut Alquran ..... Kalo Baca Tulisan Saya Jangan Baper Ya
Maaf jika salah mohon kiranya ada koreksi. Menurut pendapat saya, Agama Islam sebagai rahmatan lil'alamin bisa disempurnakan lagi analoginya dengan sesuatu yang non materi seperti makanan dsb. Sebab faktor greografis masing2 pastinya berpengaruh pada persepsi kebutuhan pangan pada aspek kebudayaannya. Yang perlu disyiarkan adalah islam hakikatnya merupakan nilai tauhid yang utuh, yang menyempurnakan nilai2 baik setiap budaya, yang jika diterapkan pada budaya tsb pastinya sesuai dan tidak bertentangan. Produk budaya seperti makanan, pakaian, bahasa, logat, psikologis karakter, bentuk bangunan dst adalah kemasan unik setiap kebudayaan, islam menawarkan resep penyempurna, bukan merubahnya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekhasan budayanya akan hilang jika islam diterapkan, malah justru menyempurnakan keindahannya. Saya insyaAllah yakin Walisongo mencoba menggodok ini betul2. Maka ada pewayangan versi islam, menyempurnakan keapikan kisah dam hikmah cerita wayang, tanpa menggeser kesakralan wayang dan adat2 pelengkapnya. Dan mungkin, hari ini, konsep Islam Nusantara cukup mendapat penolakan bagi kalangan2 banyak, sebab ada kekagetan bahwa ada pengotakan baru di tengah2 ummat, meski hanya istilah, namun tawaran konsepnya seakan melemahkan nilai kebaikan yang disyiarkan sebagian kelompok/organisasi islam lainnya. Misal pernah ada statement islam kita ya sarungan, bukan celana congkrang dsb.. jadi semacam ada kesalahgunaan simbol yang memicu sensitifitas tertentu gitu. Bagi saya sah2 aja orang mau berpenampilan apapun temanya, arabkah, eropa, asia, kutub utara kah, selama seperti yang habib terangkan, yaitu sesuai batasan syar'i, maka ia sedang berpenampilan islami. Menirut saya Islam Nusantara bisa sempurna jika mampu menerima /mengiyakan kewajaran simbol2 organisasi lain, bahkan saling memuji budaya satu dg lain, selama sesuai batasan syari dan tidak mengklaim iniloh yang sesuai ajaran Nabi dst. Dan, jadikan Islam Nusantara organisasi pemersatu, jadi platform diskusi konstruktif membahas persatuan antar kelompok islam. Jadi sebuah teladan kebudayaan bagi bangsa lain, bahwa islam memperjuangkan persatuan ummat, dalam rangka bersama2 membangun ridha Allah, agar alam ini semakin diRahmati Allah swt, sebagaimana Nabi Muhammad saw ajarkan pada ummatnya. Karena menurut saya pribadi, selama ini seolah2 jika tidak setuju drngan Islam Nusantara, maka kita intoleran. Jika Intoleran, maka terindikasi radikal. Jika radikal tidak nasionalis. Lantas gimana yang atheis tapi toleran ? Apa dia nasionalis? Mohon penjelasannya ya Habib. Saya cinta Habib, karerna perjuangan habib mulia sekali berdakwah di ruang2 yang rentan dan sensitif seperti sosial media. Semoga Allah semakin curahkan kemuliaan dan keberkahan ilmu dan hidup utk Habib. Amiin.
Brother, masalahnya bukan soal istilah Islam Nusantara. Kalau Islam Nusantara adalah Islam di Nusantara yang santun, lembut dan mendakwahkan seperti dakwah walisongo, kami tak menolak. Tapi realitasnya, para pengasong Islam Nusantara adalah mereka yang kerap sekali mengarab arabkan syariat dengan dalih menjaga budaya Indonesia, bahkan menggiring kita membenci Arab. Tidak perlu saya sebutkan contoh-contohnya, tentu ini sudah banyak diketahui secara luas. Bib, pahami dulu substansi alasan penolakan dari sebagian ummat Islam, bukan mengambil kesimpulan pakai asumsi asumsi liar.
Jika Islam diibaratkan Gandum dan Islam Nusantara diibaratkan Roti Gandum, maka menurut saya ada kurang tepat disini. Gandum itu bahan dasar tunggal, sedangkan Roti Gandum adalah campuran dari tepung Gandum, telur, gula, garam, ragi, mentega dll yg dilakukan berbagai macam perlakuan dan diolah sedemikian rupa sehingga jadilah Roti Gandum. Artinya Islam Nusantara disini sudah menambahkan banyak hal dan melakukan perubahan banyak hal sehingga bentuk akhirnya sudah bukan Islam lagi, tetapi sebuah Agama baru yg didalamnya mengandung unsur syariat Islam. Berdasarkan penjelasan dari Habib bisa dikatakan Islam dengan Islam Nusantara jika di Agama Kristen mungkin seperti Kristen Katolik dan Kristen Protestan yg serupa tapi tak sama. Akan tetapi saya rasa sepertinya bukan ini arti yg sesungguhnya. Saya rasa analoginya masih kurang tepat karena menimbulkan mispersepsi, tapi saya sangat menghargai dan berterima kasih atas tausyiah yg sangat bermanfaat ini. Saya sangat berharap suatu hari nanti akan ada seorang Habib, Ulama atau Ustadz yg bisa menjelaskan lebih tepat sehingga semua pihak tidak lagi berselisih pendapat dan dapat saling menerima dengan bijaksana. Wallahualam Mohon maaf apabila ada yg kurang berkenan. Kesemurnaan hanya milik ALLAH SWT, kesalahan adalah milik saya
Saya bukan NU, jadi ga mau ikut debat detil soal Arab-non Arabnya Islam Nusantara. Karena saya tau banyak orang NU sendiri yang menolak istilah itu. Tapi sebagai orang non-Jawa, NU itu buat kami mostly hanya ada di Jawa. Jawa pun bukan hanya NU saja. Ada Muhammadiyah, Persis (Jawa Barat) dll. Petinggi2nya selalu etnis Jawa. Bahkan ceramah pun sering bahasa Jawa (kami ga paham). Budaya juga Jawa. Di sebagian besar pulau2 lain NU itu cuma seuprit, ga ada pengaruh. Jadi buat orang non-Jawa aneh juga sih satu ormas yang budayanya Jawa mengklaim istilah Nusantara, padahal ga mewakili kita yang di nusantara. Sementara kalau lihat Muhammadiyah walau dari Jawa at least multietnis gitu lho, sejak Amien Rais belum ada lagi ketuanya yang orang Jawa. Sebelum Amien Rais juga sudah ada orang Minang jadi ketua. Jadi kalau dari segi etnis kelihatannya lebih inklusif "nusantara". Saya bukan bilang mana yang ajarannya lebih bagus ya. Cuma penampakan dari luar, lebih "nusantara".
Sesat adalah Orang yang tidak tahu jalan yang benar dan atau Orang yang buntu tidak tahu jalan keluar. Semua orang dalam keadaan tersesat, kecuali setelah mendapat hidayah dari Allah (2 : 198). jadi Standar dalam beragama adalah hidayah, bukan jenjang pendidikan, kehebatan tata bahasa dan kelucuan ceramahnya. Manusia selalu berbeda pendapat, kecuali setelah mendapat hidayah dari Allah (11 : 118,119)
Saya adalah anak dari keturunan NU tapi saya bersekolah di lembaga Muhammadiyah, pada awalnya saya merasa terkucilkan dan sering tidak terima dengan perbedaan2 yang sebenarnya hanya masalah furu'iyah.. Namun lambat laun saya justru terdidik untuk selalu menjaga kehangatan meski dalam perbedaan. Dari ke NU an kakek saya, saya terbentuk dan terdidik. Dari Muhammadiyah saya mendapat banyak pelajaran.
Gw jd nontonin video2 habib karena liat coki deh. Gw paham bib maksudnya, kalo kamu lebih lihat Nusantara itu dari cara penyampaiannya. tapi buat pikiran pembanding aja nih bib. Orang banyak ga suka Islam ditambahin embel2 begitu, karena memang ada arahan2 yg ingin memecah2 Agama jd kecil2. Makin dikasih embel2 gini, nanti orang tanpa sadar akan memposisikan diri di kubu2 kiri/kanan. Nanti yg diuntungkan dr situ adalah ideologi2 lain / orang2 anti Agama, atau orientalis yg senantiasa selalu ingin merusak Agama. Makin kepecah dan kecil2, makin bagus, makin mudah tunduk. Ini yg coba dilindungi oleh orang2 yg berpegang bahwa Islam itu ya Islam. Karena terlihat ada arah kesana. Adapun embel2 tadi, hanyalah karena ketidaksempurnaan manusia dalam memahami ayat. Dan yang plg tahu hanya Allah ta'ala.
Mikirnya coba searah mas,ini cara dakwah yg dimaksud... lihat Islam dg cara dakwah Ala nusantara bs diterima dinegara'' lain... Knpa yg dbuat NU slalu dipermasalahkan??? Muhamadiyah saja punya istilah trsendiri... karena muhamadiyah punya pendidikan yg bagus,Nu Dg dakwahnya...
@@anggadoank11 udah dia bilang sebagai pikiran pembanding bro. Kalo searah namanya bukan pembanding. Dan bukan gara2 NU hal ini jadi di permasalahin. Setiap ormas islam selalu punya gagasan yg dipermasalahin sama kelompok lainnya. Berpikirlah luas
Sebenarnya kehawatiran tersebut hanyalah ketakutan yang berlebihan. Sementara pengukuhan islam Nusantara adalah tindakan yang jelas manfaatnya. Yaitu, mengukuhkan bahwa gaya dakwah di Indonesia haruslah diselaraskan dengan kondisi sosial nusantara, tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang masih membawa gandum tanpa mengolahnya menjadi roti dan bubur.
@@AEkaMaulanaIshaq teori islam nusantara yg baru ditenukan tahun 2017 adalah pemicu pemecah umat dan bikin keonaran. Pemikiran kacau. Yg ada itu islam sudah cukup.
Yang sholatnya masih pake Peci Hitam sama Sarung, Stop!!! jangan benci Kata-kata Islam Nusantara. Karena Itu salah satu bagian dari Islam Nusantara... Jd mau NU atau Muhammadyah Kalau masih Sholat Pake Peci sarung atau celana itulah Islam Nusantara.... mana ada Budaya Islam Arab pake peci hitam pake sarung itu adalah Budaya Islam Nusantara, Baik islam di Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina atau Thailand semuanya memiliki budaya Sarungan pake Peci
Asalamualaikum gus, saya mau tanya. Lebih utama mana berdzikir atau bersholawat, karena jujur sampai sekarang saya belum bisa memaknai atau lebih tepat merasa nyaman kalau bersholawat mungkin karna saya ini banyak dosa jadi rasanya saya lebih suka memohon ampun kepada alloh dan sambil berdzikir menyebut dan meng agungkan nama-Nya. Mohon pencerahannya mengenai sholawat gus. Saya takut kalo bilang ke ustad takut di sebut aneh aneh, saya yakin gus bisa mencerahkan saya, terimakasih, salam islam nusantara NKRI harga mati
Islam nusantara di dalamnya ada kata tersirat yg dihilangkan, yaitu kata corak/ekpresi/cara. Jdi bukan berarti golongan Islam baru. Islam tetap 1, yg Tuhannya Allah, Rasulnya Muhammad. Tapi corak, ekpresi, cara itu bisa tergantung kultur budaya setempat, dan ini ada di semua negara dan daerah. Islam di India punya corak yg berbeda dari Islam di arab, namun ajarannya ibadahnya dan keyakinannya tetap sama. Di Indonesia pun ada. Itu yg org NU sebut Islam Nusantara, atau bagaimanapun definisinya, Islam Nusantara sudah dipraktekan sejak dlu sebelum ramai2 diperbincangkan. Di daerah rumah saya ada yg tidak paham konsep Islam nusantara, bahkan dia hanya tau "katanya" " Islam nusantara sholatnya pake bahasa indonesia", "Islam nusantara sholatnya beda" dan lain lain. Saya coba benarkan dan dia ttep kekeh pake argumen Islam Nusantara ga boleh ada, ga bner.. Eh ternyata pas saya tanya dia tahlilan apa ngga, dia tahlilan. Gw Cuma nyengir..ternyata emang ga paham dia.
masukan buat Habib: mungkin pake pointer dan teks naskah biar poin2 utama yang mau dijelaskan tidak lepas atau hilang. Biar pemirsa channel ini juga bisa mudah menangkap apa saja yang ingin Habib sampaikan. Berikan jeda untuk hal hal yang baru dan sulit dicerna oleh kami Habib..... Lucu baca comment orang orang disini, apa semua nya S3 ilmu pendidikan islam ya? bukan pakar, pada komen sepemahaman mereka doank. Belajar baru dari youtube dan ustad2 sosial media, tapi gayanya udh men judge sana sini termasuk men judge Habib yang notabene Dzurriyah nya Rosulullah, agama yg mereka bilang islam ya islam itu. Katanya ikut islam yang paling murni tapi akhlaq gak dijaga. Ikut islam yang nabinya siapa sih sebenernya?
astaga, gini om penjelasannya. bubur gandum sama roti gandum sama apa engga? ya engga kan?tapi bahan dasarnya sama apa beda?ya sama, sama2 dari gandum. yg diserap itu AJARANnya, bukan BUDAYAnya. sampe sini paham om?makasih
@@umarsaidbajrie6185 tapi untuk islam nusantara ini, budaya2 yg syirik, di ganti dan bermanfaat, islam ga melulu apa yg nabi ga lakukan kita ga lakukan juga
SURA AL-MU"MINUN 52-54 52-DAN SUNGGUH AGAMA TAUHID INILAH AGAMA KAMU ,AGAMA YG SATU DAN AKU ADALAH TUHAN MU DAN BERTAQWALAH KEPADAKU 53-KEMUDIAN MEREKA TERPECAH BELAH DALAM URUSAN AGAMA NYA MENJADI BEBERAPA GOLONGAN ..SETIAP GOLONGAN MERASA BANGGA DENGAN APA YG ADA PADA (MASING-MASING) 54-MAKA BIARKANLAH MEREKA DALAM KESESATANNYA SAMPAI WAKTU YG DI TENTUKANNYA ASSALAMU'ALAIKUM.Wr.Wb. SURA AL-KAHFI AYAT 110 KATAKANLAH SESUNGGUHNYA AKU INI HANYA SEORANG MANUSIA SEPERTI KAMU,YANG TELAH MENERIMA WAHYU...BAHWA SESUNGGUHNYA TUHAN KAMU ADALAH "TUHAN YANG MAHA ESA" MAKA SIAPA YANG MENGHARAP PERTEMUAN DENGAN TUHAN NYA...MAKA HENDAKLAH DIA MENGERJAKAN KEBAJIKAN DAN JANGANLAH DIA MEMPERSEKUTUKAN DENGAN SESUATU PUN DALAM BERIBADAH KEPADA TUHANNYA.
Assalamualaikum ya Habib. Ana penasaran sama antum, ana coba scroll video antum sampai bawah. Ana kebetulan juga ikut kerja sama habaib. Ana tanya soal antum, habib ana no komen. Setelah ana cari tahu ternyata mungkin karna antum pro ke Islam Nusantara, sedangkan Habib ana tdk spt itu. Ana mau coba berpendapat sedikit tentang Islam Nusantara. Dari konsep Islam Nusantara yang hanya berbeda varian itu mungkin memang tidak menyalahi Islam yang satu, tapi mungkin jika diterapkan di Indonesia yang SDM nya masih amat sangat kurang sehingga mempengaruhi tingkat kebijaksanaan dalam memaknai perbedaan. Jadi mungkin dengan adanya Islam Nusantara yang berbeda, dengan SDM Indonesia yang saat ini malah akan menimbulkan perpecahan secara tidak langsung untuk masyarakat sekitar. Afwan ya habibana..
Rosulullah Salallahu'alaihi wassalam membawa islam di Arab,jg berbenturan dg budaya jahiliyah,dan beliau tdk pernah mau mengikuti budaya jahiliyah tersebut dg alasan kerukunan umat.klo islam Nusantara yg sarat dg budaya kemusyrikan dan jauh dr ajaran Rosulullah Salallahu'alaihi wassalam apakah kita harus mengikuti ajaran mereka demi persatuan umat dan meninggalkan ajaran Rosulullah ,Naudzubillah.......
Menganalogikan islam dgn gandum itu menurut saya sdh salah, islam bkn bhn baku tp islam itu agama yg sempurna, islam tdk bisa dianalogikan dgn gandum yg diolah spy bs dimakan oleh manusia tp islam itu agama yg sudah JADI tak perlu lagi diolah.. Lw memang cmn untk spy tecerna oleh masyarakat nusantara bkn dengn mengolahnya tp cari cara untuk memakan supaya bs tecerba.. Krn kalau diolah rasanya akan berkurang bahkan lw kelebihan yg lain rasanya jd hilang.. Harusnya budaya diselaraskan dengan agama bukan agama yg diselaraskan dengan budaya..
astagfirullah bro, padahal materinya mudah dicerna gini loh, kok bisa2nya ga paham ya? yaudah kalo gitu, ente ke mesjid skrg, terus ambil bedugnya lalu dibakar ya?soalnya yg ane tau di makkah sana g ada bedug🥵🤭
INTINYA ISLAM NUSANTARA ITU ORGANISASI ATAU AGAMA?? KLW ORGANISASI MAKA SESAT KLW AGAMA MAKA KAFIR HUKUMNYA UNTUK PEMELUKNYA KARENA ISLAM ITU YA ISLAM YG DI BAWA OLEH NABI MUHAMMAD DAN NABI MUHAMMAD DARI ARAB.. Di Indonesia dulu. G ada Islam adanya agama Hindu budha... Krna di bawa wali songo... Bru ada Islam.. dan Walisongo itu dr negri Arab Bukhori uni soviet Aqidah harus jelas.. dan tegas
Agama itu jangan di kurang kurangi dan jangan di tambah tambahin, apalagi di modifikasi, seadanya saja sama seperti apa yang pernah rosululloh ajarkan pada umatnya
Mau Islam Nusantara atau Islam saja, yang jelas inilah warna Islam di Indonesia (Jawa dan Sumatera pun beda), saya suka roti gandum, tapi kalau bubur gandum saya tak suka, namun saya percaya keduanya mengenyangkan..
kalau bicara analogi gandum jadi roti... maka kita tau ada hal2 yang ditambahkan agar gandum tsb menjadi roti...didalam agama islam tidaklah bisa dianalogikan bahwa kita akan menambahkan sesuatu agar islam diterima....karena Islam sudah kata yang komprehensif... anda kurangi huruf nya tidak bermakna...anda tambahkan kata maka akan sempit maknanya....maka dari itu analogi yang tepat bukan merubah gandum jadi roti...tetapi bagaimana kita memperkenalkan gandum tsb ...menjelaskan manfaat2nya dan kita hidangkan dengan indah (menarik selera) sehingga gandum bisa diterima di masyarakat sebagai makanan yang utama... menghidangkan dengan indah itu berbeda dengan merubahnya menjadi roti....menghidangkan dengan Indah bisa dimaknai menyesuaikan dengan tidak melanggar syariat... Namun yang disayangkan saat ini adalah bahwa pemahaman Islam Nusantara sudah melenceng jauh dari makna sesungguhnya....terbukti dengan membanding2kan budaya indonesia dan budaya arab....bahkan perilaku indonesia dan orang arab.....dan banyaknya penyimpangan2 ibadah ....
Klo gurunya membagikan anggur lalu muridnya mengolah anggur tsb menjadi khamar utk kemudian disebarkan, gmn bib? Jd yg dipermasalahkan bukan gandum atau anggurnya, tapi bagaimana produk dan konsep pengolahannya
Bbrapa komen di video ini malah kok jd bkin brantem. Tp Komen ini salah satu yang ane JEMPOLIN! Saudara se iman jgn brantem. Dan kalo mmg analoginya layak dan benar ni ya,gandum kan,ya bener,bukan gandumnya yg dpemasalahkan,tapi pengolahannya serta outputnya apakah melenceng dari fitrah gandum tsb atau tidak. Apa mmg bnr islam nusantara itu adalah istilah dan bnr tdk ada yg melanggar dari islam itu sndiri. Barakallah, beropini, sampaikan dgn bijak bila saya keliru.
Sama jika gandum menjadi roti , Islam ditafsirkan agar lebih mudah dipahami masyarakat sekitar nya, Ketika analoginya anggur diolah menjadi anggur maka ia akan memabukkan , sama seperti saat Islam ditafsirkan secara radikal sehingga melahirkan Islam ISIS,,
@@senoajisantoso6213 setuju dengan analogi ini...minuman anggur (objek netral) ibarat pisau bermata 2, tergantung subjek pengguna dimanfaatkan untuk kefasikan (mabuk2an) atau kebaikan (mungkin fungsi medis).
Islam nusantara tidak sekedar menusantarakan Islam. Semua tetap dinusantarakan berdasar pada koridor dan kaidah2 yang tidak menyalahi/mengubah kemurnian Islam itu sendiri. Saat suatu hal telah menyalahi, berarti Islam itu tidak cocok lagi dikatakan Islam. Dan bukan lagi Islam nusantara. #opini saya
Tapi faktanya bib yang kita lihat Islam Nusantara itu bukan hanya mengubah nama atau sebutan, tapi sistem nya yang ikut juga di rubah dan perubahannya malah menyalahi aturan dalam Islam itu sendiri. Dan untuk masalah perubahan dari gandum yang habib jelaskan itu jelas perubahan nya karena tidak adanya minat dari masyarakat sehingga di olahnya menjadi roti agar di sukai, lalu bagaimana kita harus merubah/atau mengolah gandum yang sudah di sukai oleh masyarakat? Dari sini kita harus mengerti bahwa perubahan itu perlu jika seandainya tidak di rubah maka tidak akan ada minat dari masyarakat, dan kalau menurut saya dari pada merubah nama lebih baik merubah sistem nya yang sudah mulai rusak. Dan rusaknya pun banyak di sebabkan oleh perbuatan nya para pelopor islam Nusantara itu sendiri. Maaf bib ini hanya opini saya pribadi mohon di koreksi bila salah.
Mungkin sebaiknya kita jangan menyebutnya sebagai Islam Nusantara, tetapi harusnya disebut sebagai Dakwah Nusantara... Karena kata tambahan yang disandingkan dengan salah satu kata agama pada kenyataannya akan menghasilkan keambiguan..
Islam itu satu, Islam ya Islam tidak ada itu Islam nusantara. BEBERAPA bulan ini muncul wacana “Islam Nusantara” di tengah masyarakat. Sebelum menjelaskan, kita harus sepakat terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Islam Nusantara. Kalau yang di maksud adalah pemeluk Islam di Nusantara, maka seharusnya kalimat yang tepat adalah “Muslim Nusantara’ bukan ‘Islam Nusantara’. Sejauh ini, para pendukung gagasan ini memiliki definisi sendiri-sendiri yang juga tidak memiliki kejelasan. Jika dibaca sepintas, gagasan lahirnya ‘Islam Nusantara’ hanyalah gagasan untuk melawan istilah yang sering disebut sebagai ‘Arabisasi’ Islam di Indonesia. Banyak Kejanggalan Dalam sejarah pergolakan antara Muslim tradisional dengan Muslim yang notabene dinilai non tradisional sudah ada sejak dulu. Perbedaan pandangan antara Hamzah Fansuri dan Nuruddin Al-Raniri, bahkan di kemudian hari antara KH. Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy`ari, apakah lantas me-Nusantarakan satu pihak secara paripurna dan me-non-Nusantarakan yang lain? Agaknya kurang bijak dengan standarisasi semacam ini. Setidaknya, ada lima kejanggalan dari gagasan wacana ‘Islam Nusantara’; Pertama, adanya klaim ‘Islam Nusantara’ milik satu golongan dan kelompok. Padahal Nusantara bukan hanya milik satu golongan; bukan hanya milik NU, Muhammadiyah atau ormas manapun. Ia lahir adalah bagian dari heterogenitas kelompok yang ada di dalamnya. Kedua, kelompok yang setuju istilah ‘Islam Nusantara’ seolah-olah ingin berupaya mempertentangkan antara Islam Nusantara dengan Islam Timur-Tengah. Jika demikian, pertanyannya, “Penggunaan istilah yang benar itu Islam atau Muslim?” Islam tidak ada salahnya, kalau Muslim bisa berpotensi salah. Kalaupun yang hendak dibandingkan adalah antara Muslim Nusantara dengan Muslim Timur-Tengah, apakah lantas mengunggulkan yang satu dan merendahkan yang lain? Muslim Timur-Tengah dan Muslim Nusantara abad berapa yang dimaksud? Timur-Tengah pada zaman keemasan Islam adalah soko guru peradaban dunia. Pada waktu itu mereka mampu mengharmonikan antara manusia, negara, alam dan Tuhan. Tidak seperti Timur-Tengah sekarang. Kemudian, yang dimaksud Nusantara itu sebenarnya kapan? Muslim abad ini kah? Atau sejak Wali Songo? Bahkan sejak kerajaan Hindu-Budha kah? Masalahnya, masuknya Islam di Indonesia saja masih debateable kok langsung membuat formulasi ‘Islam Nusantara’. Selama istilah belem jelas maka akan asyik berbicara di dunia khayalan. Para wali dan ulama-ulama besar yang lahir di Nusantara (seperti Imam Nawawi Al-Bantani, KH. Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy`ari dll), apakah steril dari pengaruh kebudayaan Arab? Faktanya tidak. Secara pakaian, di antara mereka masih menggunakan sorban dan gaya ala orang Arab. Belum lagi guru-gurunya yang banyak berasal dari Arab. Bukankah Wali Songo yang terkenal itu kebanyakan berasal dari Timur-Tengah? Berapa persen yang penduduk asli Nusantara? Upaya untuk mengotak-kotakkan Islam menjadi ‘Islam Nusantara’ dan ‘Islam Timur-Tengah’, menurut hemat penulis terlalu gegabah bahkan a-historis. Ketiga, ada pula klaim, seolah-olah mereka yang setuju gagasan ‘Islam Nusantara’ paling kokoh dan istiqamah menjaga kebinekaan negeri ini. Kalau satu mengklaim sebagai pihak paling kokoh, lalu yang lain jadi apa? Indonesia adalah negeri yang luas, dibangun oleh banyak darah para syuhada. Mereka ada NU, ada Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, Dewan Dakwah Islamiyah dan masih banyak yang tak sedikit perannya membangun negeri ini. Nusantara tidak bisa dimonopoli oleh satu pihak, apalagi hanya salah satu yang mengaku-ngaku sebagai benteng kokoh pengawal NKRI. Apapun wacana ini, meski seolah-olah menggunakan Wali Songo sebagai patokan dan ukuran ‘Islam Nusantara’, tetap akan kabur dan menemui jalan buntu. Apakah sebelum Wali Songo mereka tidak berkembang? Katakanlah misalkan benar sejak masa Wali Songo, lalu pertanyaannya, “Apakah Wali Songo itu satu ritme dalam melakukan cara dakwahnya? Apakah semuanya harus mengikuti gaya Kanjeng Sunan Kali Jogo (yang identik dengan cara kultural) dalam melakukan dakwah?” Anggap kita terima kalau Wali Songo sebagai cikal-bakal pengembang ‘Islam Nusantara’. Masih juga akan menyisahkan masalah tak sedikit. Apakah yang mereka lakukan selama ini itu adalah ‘me-Nusantarakan Islam’ atau ‘mengislamkan Nusantara’? Apakah mereka menjadikan Islam sebagai obyek sedang Nusantara sebagai subyek, atau sebaliknya? Mereka menjadikan budaya sebagai cara berdakwah atau menjadikannya sebagai tujuan berdakwah? Penulis pikir, mereka sangat tahu persis mana ranah yang boleh dirubah demi kepentingan budaya, dan mana yang tidak bisa dirubah sebagai prinsip Islam. Keempat, gagasan ‘Islam Nusantara’ lahir secara emosional karena harus dibenturkan Arab atau Timur-Tengah, yang seolah-olah apa yang dating dari Arab selalu mengkafirkan, intoleran, suka membid`ahkan, menyesatkan, anti budaya dan lain sebagainya. Sekedar contoh, oranganisasi Nahdhatul Ulama (NU) secara geneologi keilmuan tak bisa dipisahkan dengan ulama-ulama yang notabene berasal dari Timur-Tengah. Padahal dalam sejarah NU yang dikenal dengan bermadzhab Syafi`i dan berakidah Asy`ari, keduanya ulama besar ini bukan asli Nusantara. Mereka justru lahir dari Timur Tengah. Adalah benar, banyak nilai-nilai di Nusantara yang digunakan dan bisa ditawarkan pada masyarakat dunia. Misalnya, menyimpan kearifan budaya, toleransi, kelembutan, kesopanan dan lain sebagainya. Namun, menjadikan seolah-olah nilai kesopanan, kearifan serta toleransi seolah-olah bisa mewakili semua nilai Islam jelas tak masuk akal. Kelima, klaim “Islam Nusantara’ akan menjadi referensi bagi dunia internasional menurut penulis adalah gagasan yang ke-pedean (terlalu percaya diri, red). Sebagai Muslim, yang seharusnya kita tanam dalam keyakinan kita adalah Islam berlandaskan al-Qur`an dan Hadits, itulah referensi umat Islam seluruh dunia. Bukankah ajaran Islam sudah meng- cover semuanya. Islam -selama tidak bertentangan dengan prinsip- sangat menghormati toleransi, kelembutan dan budaya. Bukankah sejak awal Islam yang dibawa nabi adalah Islam rahmatan lil `alamin? Mana yang lebih menyeluruh dan universal Islam rahmat bagi seantero alam atau sebatas Islam Nusantara? Menurut penulis, jika diteruskan wacana ‘Islam Nusantara’ ini, maka kelak akan pusing sendiri dan menjumpai jalan buntu akibat mentahnya gagasan ini. Jadi -menurut pikiran penulis-, Islam adalah Islam. Titik! Tidak ada embel-embel atau atribut apa pun. Kalau pun dari masing-masing Muslim memiliki kultur dan kelebihan berbeda, itu bukan untuk dipertentangkan, tapi untuk saling belajar dan mengenal. Dengan saling berendah hati dan tanpa caci-maki, InsyaAllah semua bisa teratasi. Karena -sebagaimana istilah Nabi- Islam itu mengatasi bukan diatasi. Jadi tidak ada itu Islam nusantara.
Pantesan saya merasa aneh dengan ucapan beliau saat di akun youtube yg lain (soal hijrah hati dulu). Ternyata beliau pro Islam Nusantara. Insyaa allaah, sudah cukup untuk saya.
Nah ini yg ak bilang : ada pembimbing dulu kontak lagi sekitar akhir bulan thn 2022 kemarin dulu gini *membungbung lambung atw apayak gandum gtu gtw lupa&lain sbgnya.ak pernah tulis di search fsbk!!
Sebenarnya kehawatiran pihak sebelah hanyalah ketakutan yang berlebihan. Sementara pengukuhan islam Nusantara adalah tindakan yang jelas manfaatnya. Yaitu, mengukuhkan bahwa gaya dakwah di Indonesia haruslah diselaraskan dengan kondisi sosial nusantara, tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang masih membawa gandum tanpa mengolahnya menjadi roti dan bubur.
Knapa islam yg harus adjust sama culture pagan lokal??? Ajaran yg turun dari surga langsung harus bernegosiasi sama kepercayaan pagan yg masi kental di indo???? Gile lu aja lah
Menurut sy Islam gk cocok di Indonesia krena keanekaragaman suku & tradisi yg sudah ada sjak dlu sblum islam masuk, disetiap daerah ada bhasa daerah knpa doa' harus bahasa arab, adanya candi&prsasti nenek moyang malah dibilang berhala pdahal itu warisan yg harus dijaga. Indentitas negara kita smakin memudar klo mkin bnyak budaya Arab yg dibiarkan merajalela
islam nusantara tak merubah syari'at. islam nusantara itu yang bungkus budayanya barbau kejawaan yang jawa,kebetawian yang betawi,kemaduraan yang madur..... masa masih ngak paham maksud dari penjelasan habib...
Islam nusantara berbeda makna dan yg benar yaitu islam "di" nusantara, coba di renungkan makna maksut arti kata dan di perhitungkan dengan akal baik buruknya. Kesan arti kata jondong islam tandingan, apa alasannya tdk mau memakai "di" SEKIAN JADI YG BENAR "ISLAM DI NUSANTARA".
Lho..khan memang itu maknanya islam nusantara sama saja dengan makna 'islam di nusantara'' yg dipermasalahkan itu khan kata "Di" nya itu oleh sebagian orang.
Elu aja dah, gw mah ikut nabi gw yg orang ARAB, dia mngajarkan islam itu menghilangkan ras,suku,budaya,adat istiadat yg jaheel, intinya justru ISLAM adalah culture scara paripurna, udah smpurna gausah di modif smau lu, Feel free to disagree, but im following my ARABIAN PROPHET SALALLAHU ALAIHINWASSALLAAAM
Mudah2an istilah itu tidak menjadi Rasis dan mudah dibenturkan kesana kemari ya Alloh jauhkanlah agama islam dari kekisruhan karena sesungguhnya isl itu kedamaiam 🤲🤲🤲
Imam Syafii Rahimahullah lahir di tahun 767 M dan Imam Abu Hanifah Rahimahullah meninggal di tahun 767 M, bagaimana kedua Imam Besar ini bisa bertemu? Afwan mungkin perlu koreksi
Kalo mengislamkan nusantara, dibandingkan islam di nusantarakan gimana bib, bukankah islam di akhir zaman akan terpecah menjadi 72 golongan dan hanya satu yang akan selamat yaitu yang mengikuti Al quraan dan sunnah,, mohon maaaf tolong penjelasannya bib
Edwin Fauzi belajar lagi ya bro.. cari hadis yang yg bener jangan hanya di internet baca kitab juga. Belajar mazhab juga. Apa Mazhab Hanapi, Mazhab Maliki, dan Mazhab yang lain
Dalam Islam mengenal 4 majhab hanapi, hambali, ghojali, dan Maliki, Menurut habib Husain hadis aslinya seperti ini. Di akhir zaman Akan ada 72 golongan hanya satu yang masuk neraka. Yang selamat mereka yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan hadits.
Adem banget sumpah pas dengerin asli. dengerin cak nun, Gus Miftah, habib Jafar klo dakwah enak banget
Satu lagi bang, Fachrudin Faiz
Cerdas jenengan....
@Atharizz Delpiero iya, terpecah belah, tapi disatukan dengan pancasila, dan Rasullullah mengajarkan ukhuwah Islamiyyah, bukan malah membida'h kan sesama muslim,
pahami ajaran Rasulullah, bukan hanya tau ajarannya,
Klo islam yg dibawa walisongo sm persis yg di arab sono, masyarakat jawa susah utk mengertinya, jadinya walisongo mengajarkan islam dgn metode kearifan lokal setempat, biar mudah diterima dan difahami.
nah ini yg sampai sekarang disebut dgn istilah "Islam Nusantara" yaitu dakwah islam menyesuaikan budaya setempat
@@akhmadbakhtiar8168 yang menyesuaikan dengan metode kearifan lokal adalah dai'nya bukan islamnya, sok ahli bahasa
@@akhmadbakhtiar8168 yang menyesuaikan dengan budaya adalah dai'nya bukan islamnya, sok ahli bahasa
Berarti orang jawa tolol tolol
@@kemasrk6720 sepintar apakah anda? Jgn ngerasis mas _/\_
Kalo di NU ada konsep Islam nusantara
KALo di Muhammaddiyah ada konsep Islam berkemajuan,Kalau digabung jadinya islam nusantara yg berkemajuan
kalau islam 212 tidak mau nusantara dan tidak mau berkemajuan...
maunya ngarab dan berkemunduran...
xixixi
Sarjana 212 taunya ganti presiden sama bela ulama golongannya doang
pendiri NU dan Muhammaddiyah satu guru jangan sampe pecah..
Kerennn
@Puritania arab itu budayanya...yg perlu dipekajari iti islam nya bukan budaya nya arab...kenapa allah menurunkan rossul di arab tidak di indonesia atau israel..karena arab waktu itu negara yg jahiliyah....
Islam Nusantara akan jadi obyek perpecahan karena masing masing orang berbeda penafsirannya
terimakasih habib kau mengajarkan saya arti perbedaan,tapi saya ingin sekali sharing secara langsung andai ada kunjungan di boleh kan saya bertemu untuk menceritakan tentang keresahan hati saya terhadap kehidupan di zaman sekarang,bukan saya mengeluh tentang hidup ini ,cuma yg saya ingin ceritakan bagaimana kita sebagi umat kedepannya .terimakasih
Allah akan melindungi islam beserta syariatnya yg dibawa oleh Rasulullah sampai datangnya kiamat.
Pekerjaan rumahnya kemudian adalah bagaimana membuat si Nusantara itu nggak cuma bias Jawa, tapi memanifestasikan Nusantara sebagai sebuah kompleks yang lebih luas dan beraneka. Kita perlu lebih menghadirkan Islam Nusantara yang non Jawa. Salam. 🙏
Alhamdulillah terimakasih pencerahannya Habib Husein Ja"far smg Allah selalu memberkati kita semua
Analoginya mudah sekali dipahami. Trimakasih Habib...
Org2 sekarang banyak yang mempermasalahkan/mempertanyakan islam nusantara, seandainya mata dan hati nya terbuka dan mampu mencerna penjelasan nya secara lengkap yakni gak akan timbul2 pertanyaan2 yg sekarang bertebaran dimana2, upayakan untuk selalu melihat dan menyaksikan dari awal sampe akhir, jangan hanya mendengar yg video2 potongan saja, penjelasan dari habib ini sangat jelas dan ringkas dan mudah di cerna oleh pemikiran kaum milenial skrang,karena habib jafar ini gaya bahasanya ringan tapi berisi cocok utk kaum milenial jaman sekarang, kawan2 sekalian semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajarannya dari apa yang telah di sampaikan oleh guru2 kita semua. Aamiin
Agama yg disematkan nama daerah dibelakangnya, baru kali ini saya dengar, islam untuk seluruh alam.
Ketika belum menjadi habib industri.... hehe... sehat2 ya bib.... semoga semoga membawa keberkahan dan manfaat.. layaknya gandum yg penuh manfaat... barrokallah bib...
Masyaa Allah....penuturan habib begitu adem and mudah difahami....Alhamdulillah.....
kemarin mungkin orang2 salah paham bib. Dari sudut pandangku yg mungkin juga salah, mungkin orang2 menangkapnya seolah2 islam nusantara itu memiliki fiqih sendiri, padahal ini hanya sebuah pelabel'an / pengkategorian saja menurutku, seperti genre musik yang sebenarnya genre musik itu hanya fana, hanya sebuah pengkategorian yang tidak melulu sama persis. Jadi Islam Nusantara itu berislam seperti apa yang telah diajarkan ulama2 nusantara dahulu, bukan harus sama persis sama arab dimana cara berpakaian, cara bicara dan lain2.
Ikuti syariat yg dibawa Rasulullah saja
Ntar di yaumul akhir bikin barisan sndiri ya Islam nusantara, gw mAh baris dibarisan penganut Islam Muhammad salallahualaihi wassalam
"islam nusantara" : istilah akademis yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu, yang kemudian tersebar di masyarakat umum, dan tidak semua masyarakat berpikirnya akademis, jadinya ya salah paham
Ngarang, pembenaran dalam kekacauan.
Akademis opo? Ngarang koen iki
Maaf Bib Sebenarnya Saya Yakin Mereka Tau Arti Islam Nusantara, Tetapi Mereka Pura Pura Tidak Tahu,Bahkan Anak TK Pum Sekali Di Jelaskan Sudah Paham.....Yang Jadi Masalah Banyak Orang Tidak Jujur Pada Hati Kecilnya Sendiri Hanya Karena Tertutup Hatimya Demi Gengsi Dan Merasa Paling Benar .....
Bener
Habib ini blm tahu apa gimana yah.....wallahu'alam
Bahkan anak TK pun tau katamu ???ya elah lebayy banget
Kata Cak Nun, Sudah Ga Ada Setan Yang Bodoh Yang Berani Menentang Allah Dan Alquran , Yang Ada Sekarang Setan Berpenampilan Nabi Dan Bermulut Alquran ..... Kalo Baca Tulisan Saya Jangan Baper Ya
@@tonidonat4603 ah g usah bawa2 cak Nun deh lu,lu kire Gue nggak sering ikutin maiyahan
JOSZ TENAN BIB.. NYUWUN TULUNG ANTUM DAKWAH KELILING INDONESIA BIB.. CERDAS SEKALI BIB.. NU BUTUH ANTUM.. ANA TERHARU..
Jika Islam Nusantara itu maksudnya adalah Islam yang di warnai oleh budaya Nusantara yang masih Islami...sangat setuju ....
Ayah saya Muhamadiyah ibu NU , jadi saya sangat mencintai keduanya , maju teruss bib , barakallah
Hanya inilah cara Islam bisa mendunia.
Maaf jika salah mohon kiranya ada koreksi. Menurut pendapat saya, Agama Islam sebagai rahmatan lil'alamin bisa disempurnakan lagi analoginya dengan sesuatu yang non materi seperti makanan dsb. Sebab faktor greografis masing2 pastinya berpengaruh pada persepsi kebutuhan pangan pada aspek kebudayaannya. Yang perlu disyiarkan adalah islam hakikatnya merupakan nilai tauhid yang utuh, yang menyempurnakan nilai2 baik setiap budaya, yang jika diterapkan pada budaya tsb pastinya sesuai dan tidak bertentangan. Produk budaya seperti makanan, pakaian, bahasa, logat, psikologis karakter, bentuk bangunan dst adalah kemasan unik setiap kebudayaan, islam menawarkan resep penyempurna, bukan merubahnya, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekhasan budayanya akan hilang jika islam diterapkan, malah justru menyempurnakan keindahannya. Saya insyaAllah yakin Walisongo mencoba menggodok ini betul2. Maka ada pewayangan versi islam, menyempurnakan keapikan kisah dam hikmah cerita wayang, tanpa menggeser kesakralan wayang dan adat2 pelengkapnya. Dan mungkin, hari ini, konsep Islam Nusantara cukup mendapat penolakan bagi kalangan2 banyak, sebab ada kekagetan bahwa ada pengotakan baru di tengah2 ummat, meski hanya istilah, namun tawaran konsepnya seakan melemahkan nilai kebaikan yang disyiarkan sebagian kelompok/organisasi islam lainnya. Misal pernah ada statement islam kita ya sarungan, bukan celana congkrang dsb.. jadi semacam ada kesalahgunaan simbol yang memicu sensitifitas tertentu gitu. Bagi saya sah2 aja orang mau berpenampilan apapun temanya, arabkah, eropa, asia, kutub utara kah, selama seperti yang habib terangkan, yaitu sesuai batasan syar'i, maka ia sedang berpenampilan islami. Menirut saya Islam Nusantara bisa sempurna jika mampu menerima /mengiyakan kewajaran simbol2 organisasi lain, bahkan saling memuji budaya satu dg lain, selama sesuai batasan syari dan tidak mengklaim iniloh yang sesuai ajaran Nabi dst. Dan, jadikan Islam Nusantara organisasi pemersatu, jadi platform diskusi konstruktif membahas persatuan antar kelompok islam. Jadi sebuah teladan kebudayaan bagi bangsa lain, bahwa islam memperjuangkan persatuan ummat, dalam rangka bersama2 membangun ridha Allah, agar alam ini semakin diRahmati Allah swt, sebagaimana Nabi Muhammad saw ajarkan pada ummatnya. Karena menurut saya pribadi, selama ini seolah2 jika tidak setuju drngan Islam Nusantara, maka kita intoleran. Jika Intoleran, maka terindikasi radikal. Jika radikal tidak nasionalis. Lantas gimana yang atheis tapi toleran ? Apa dia nasionalis? Mohon penjelasannya ya Habib. Saya cinta Habib, karerna perjuangan habib mulia sekali berdakwah di ruang2 yang rentan dan sensitif seperti sosial media. Semoga Allah semakin curahkan kemuliaan dan keberkahan ilmu dan hidup utk Habib. Amiin.
Saya Katolik, berharap Islam Indonesia selalu bersatu dengan sesama Saudara yang seiman.
Sumpah ini keren banget pemikiran dalam filosofis yang dalam
Brother, masalahnya bukan soal istilah Islam Nusantara. Kalau Islam Nusantara adalah Islam di Nusantara yang santun, lembut dan mendakwahkan seperti dakwah walisongo, kami tak menolak. Tapi realitasnya, para pengasong Islam Nusantara adalah mereka yang kerap sekali mengarab arabkan syariat dengan dalih menjaga budaya Indonesia, bahkan menggiring kita membenci Arab. Tidak perlu saya sebutkan contoh-contohnya, tentu ini sudah banyak diketahui secara luas.
Bib, pahami dulu substansi alasan penolakan dari sebagian ummat Islam, bukan mengambil kesimpulan pakai asumsi asumsi liar.
Mantap, setuju
Betul sekali banyak video" ceramah dari pentolan" islam nusantara yg mengarahkan untuk membenci arab
BETULLLLL
Jika Islam diibaratkan Gandum dan Islam Nusantara diibaratkan Roti Gandum, maka menurut saya ada kurang tepat disini.
Gandum itu bahan dasar tunggal, sedangkan Roti Gandum adalah campuran dari tepung Gandum, telur, gula, garam, ragi, mentega dll yg dilakukan berbagai macam perlakuan dan diolah sedemikian rupa sehingga jadilah Roti Gandum.
Artinya Islam Nusantara disini sudah menambahkan banyak hal dan melakukan perubahan banyak hal sehingga bentuk akhirnya sudah bukan Islam lagi, tetapi sebuah Agama baru yg didalamnya mengandung unsur syariat Islam.
Berdasarkan penjelasan dari Habib bisa dikatakan Islam dengan Islam Nusantara jika di Agama Kristen mungkin seperti Kristen Katolik dan Kristen Protestan yg serupa tapi tak sama.
Akan tetapi saya rasa sepertinya bukan ini arti yg sesungguhnya.
Saya rasa analoginya masih kurang tepat karena menimbulkan mispersepsi, tapi saya sangat menghargai dan berterima kasih atas tausyiah yg sangat bermanfaat ini.
Saya sangat berharap suatu hari nanti akan ada seorang Habib, Ulama atau Ustadz yg bisa menjelaskan lebih tepat sehingga semua pihak tidak lagi berselisih pendapat dan dapat saling menerima dengan bijaksana.
Wallahualam
Mohon maaf apabila ada yg kurang berkenan. Kesemurnaan hanya milik ALLAH SWT, kesalahan adalah milik saya
Saya bukan NU, jadi ga mau ikut debat detil soal Arab-non Arabnya Islam Nusantara. Karena saya tau banyak orang NU sendiri yang menolak istilah itu. Tapi sebagai orang non-Jawa, NU itu buat kami mostly hanya ada di Jawa. Jawa pun bukan hanya NU saja. Ada Muhammadiyah, Persis (Jawa Barat) dll. Petinggi2nya selalu etnis Jawa. Bahkan ceramah pun sering bahasa Jawa (kami ga paham). Budaya juga Jawa. Di sebagian besar pulau2 lain NU itu cuma seuprit, ga ada pengaruh. Jadi buat orang non-Jawa aneh juga sih satu ormas yang budayanya Jawa mengklaim istilah Nusantara, padahal ga mewakili kita yang di nusantara. Sementara kalau lihat Muhammadiyah walau dari Jawa at least multietnis gitu lho, sejak Amien Rais belum ada lagi ketuanya yang orang Jawa. Sebelum Amien Rais juga sudah ada orang Minang jadi ketua. Jadi kalau dari segi etnis kelihatannya lebih inklusif "nusantara". Saya bukan bilang mana yang ajarannya lebih bagus ya. Cuma penampakan dari luar, lebih "nusantara".
Sesat adalah Orang yang tidak tahu jalan yang benar dan atau Orang yang buntu tidak tahu jalan keluar. Semua orang dalam keadaan tersesat, kecuali setelah mendapat hidayah dari Allah (2 : 198). jadi Standar dalam beragama adalah hidayah, bukan jenjang pendidikan, kehebatan tata bahasa dan kelucuan ceramahnya. Manusia selalu berbeda pendapat, kecuali setelah mendapat hidayah dari Allah (11 : 118,119)
Islam Nusantara "NU"
Islam yang Berkemajuan "Muhammadiyah"
Islam Kebangsaan "NW"
❤️❤️❤️❤️❤️
Banyak ustad yg gk pake embel nusantara tapi cocok tuh sama masyarakat indonesia ......
Maksudnya masyarakat Indonesia sholat pake sarung. Nah sarung itu adat Indonesia.
Tapi mending tidak ada embel2 Nusantara
Semoga semua orang tetap bersatu.
Kereeen pnjelasannya
Saya adalah anak dari keturunan NU tapi saya bersekolah di lembaga Muhammadiyah, pada awalnya saya merasa terkucilkan dan sering tidak terima dengan perbedaan2 yang sebenarnya hanya masalah furu'iyah..
Namun lambat laun saya justru terdidik untuk selalu menjaga kehangatan meski dalam perbedaan. Dari ke NU an kakek saya, saya terbentuk dan terdidik. Dari Muhammadiyah saya mendapat banyak pelajaran.
Nu dan Muhammadiyah hanya organisasi sebagai wadah saja dengan tujuan yang mulia.
Gw jd nontonin video2 habib karena liat coki deh.
Gw paham bib maksudnya, kalo kamu lebih lihat Nusantara itu dari cara penyampaiannya.
tapi buat pikiran pembanding aja nih bib.
Orang banyak ga suka Islam ditambahin embel2 begitu, karena memang ada arahan2 yg ingin memecah2 Agama jd kecil2.
Makin dikasih embel2 gini, nanti orang tanpa sadar akan memposisikan diri di kubu2 kiri/kanan.
Nanti yg diuntungkan dr situ adalah ideologi2 lain / orang2 anti Agama, atau orientalis yg senantiasa selalu ingin merusak Agama.
Makin kepecah dan kecil2, makin bagus, makin mudah tunduk.
Ini yg coba dilindungi oleh orang2 yg berpegang bahwa Islam itu ya Islam.
Karena terlihat ada arah kesana.
Adapun embel2 tadi, hanyalah karena ketidaksempurnaan manusia dalam memahami ayat.
Dan yang plg tahu hanya Allah ta'ala.
Mikirnya coba searah mas,ini cara dakwah yg dimaksud... lihat Islam dg cara dakwah Ala nusantara bs diterima dinegara'' lain...
Knpa yg dbuat NU slalu dipermasalahkan??? Muhamadiyah saja punya istilah trsendiri... karena muhamadiyah punya pendidikan yg bagus,Nu Dg dakwahnya...
@@anggadoank11 udah dia bilang sebagai pikiran pembanding bro. Kalo searah namanya bukan pembanding. Dan bukan gara2 NU hal ini jadi di permasalahin. Setiap ormas islam selalu punya gagasan yg dipermasalahin sama kelompok lainnya. Berpikirlah luas
Sebenarnya kehawatiran tersebut hanyalah ketakutan yang berlebihan. Sementara pengukuhan islam Nusantara adalah tindakan yang jelas manfaatnya. Yaitu, mengukuhkan bahwa gaya dakwah di Indonesia haruslah diselaraskan dengan kondisi sosial nusantara, tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang masih membawa gandum tanpa mengolahnya menjadi roti dan bubur.
@@sopkacang6414 Mantab akhi
@@sopkacang6414 : mengikuti zaman 😎 yang terpenting mudah difahami adem Dan Akur🤗
Lanjutkan bib jadi habib milenial biar ustadz abal2 tergeser....
ISLAM NUSANTARA INDONESIA, TIDAK BOLEH ADA YG BISA MENGGOYAHKAN ITU SEMUA..❗🔥👍🇲🇨
Pemecah belah
@@stvsbs6647 rorombèheun mu kali pecah belah..
@@AEkaMaulanaIshaq teori islam nusantara yg baru ditenukan tahun 2017 adalah pemicu pemecah umat dan bikin keonaran. Pemikiran kacau. Yg ada itu islam sudah cukup.
Yang setuju Islam Nusantara silakan amalkan Islam yang sesuaikan dgn budaya Nusantara....
Mksih bib ilmunya
Adem sekali bib 👍
Panjang umur habib
Resep soto nusantara diolah lagi jadi soto lamongan, soto betawi, soto madura.
😂😂😂😂
Yang sholatnya masih pake Peci Hitam sama Sarung, Stop!!! jangan benci Kata-kata Islam Nusantara.
Karena Itu salah satu bagian dari Islam Nusantara... Jd mau NU atau Muhammadyah Kalau masih Sholat Pake Peci sarung atau celana itulah Islam Nusantara.... mana ada Budaya Islam Arab pake peci hitam pake sarung itu adalah Budaya Islam Nusantara, Baik islam di Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina atau Thailand semuanya memiliki budaya Sarungan pake Peci
Asalamualaikum gus, saya mau tanya. Lebih utama mana berdzikir atau bersholawat, karena jujur sampai sekarang saya belum bisa memaknai atau lebih tepat merasa nyaman kalau bersholawat mungkin karna saya ini banyak dosa jadi rasanya saya lebih suka memohon ampun kepada alloh dan sambil berdzikir menyebut dan meng agungkan nama-Nya. Mohon pencerahannya mengenai sholawat gus. Saya takut kalo bilang ke ustad takut di sebut aneh aneh, saya yakin gus bisa mencerahkan saya, terimakasih, salam islam nusantara NKRI harga mati
Islam nusantara di dalamnya ada kata tersirat yg dihilangkan, yaitu kata corak/ekpresi/cara. Jdi bukan berarti golongan Islam baru. Islam tetap 1, yg Tuhannya Allah, Rasulnya Muhammad. Tapi corak, ekpresi, cara itu bisa tergantung kultur budaya setempat, dan ini ada di semua negara dan daerah. Islam di India punya corak yg berbeda dari Islam di arab, namun ajarannya ibadahnya dan keyakinannya tetap sama. Di Indonesia pun ada. Itu yg org NU sebut Islam Nusantara, atau bagaimanapun definisinya, Islam Nusantara sudah dipraktekan sejak dlu sebelum ramai2 diperbincangkan.
Di daerah rumah saya ada yg tidak paham konsep Islam nusantara, bahkan dia hanya tau "katanya" " Islam nusantara sholatnya pake bahasa indonesia", "Islam nusantara sholatnya beda" dan lain lain. Saya coba benarkan dan dia ttep kekeh pake argumen Islam Nusantara ga boleh ada, ga bner.. Eh ternyata pas saya tanya dia tahlilan apa ngga, dia tahlilan. Gw Cuma nyengir..ternyata emang ga paham dia.
Admin, tolong musiknya dikecilkan volumenya. Terimakasih
Menjadi indonesia itu wajib..!! #saveislamnusantara
masukan buat Habib: mungkin pake pointer dan teks naskah biar poin2 utama yang mau dijelaskan tidak lepas atau hilang. Biar pemirsa channel ini juga bisa mudah menangkap apa saja yang ingin Habib sampaikan. Berikan jeda untuk hal hal yang baru dan sulit dicerna oleh kami Habib..... Lucu baca comment orang orang disini, apa semua nya S3 ilmu pendidikan islam ya? bukan pakar, pada komen sepemahaman mereka doank. Belajar baru dari youtube dan ustad2 sosial media, tapi gayanya udh men judge sana sini termasuk men judge Habib yang notabene Dzurriyah nya Rosulullah, agama yg mereka bilang islam ya islam itu. Katanya ikut islam yang paling murni tapi akhlaq gak dijaga. Ikut islam yang nabinya siapa sih sebenernya?
wkwkkwwkw lucu emang islam di negeri ini bang
apa yg kurang dr seorang manusia mulia pilihan Alloh yaitu nabi muhammad saw.sehingga agama islam ini di embel-embeli nusantara.
astaga, gini om penjelasannya. bubur gandum sama roti gandum sama apa engga? ya engga kan?tapi bahan dasarnya sama apa beda?ya sama, sama2 dari gandum. yg diserap itu AJARANnya, bukan BUDAYAnya. sampe sini paham om?makasih
@@resturabbanieanmuzadibiga6720 apakah ada laranganya kalau mngambil budaya yg baik dr bangsa lain
@@umarsaidbajrie6185 ga ada sama sekali larangan mengambil budaya dari bangsa lain, dan ga ada juga larangan untuk memakai budaya sendiri, cmiiw
@@resturabbanieanmuzadibiga6720 kecuali budaya itu brtentangan dg pritah Alloh
@@umarsaidbajrie6185 tapi untuk islam nusantara ini, budaya2 yg syirik, di ganti dan bermanfaat, islam ga melulu apa yg nabi ga lakukan kita ga lakukan juga
SURA AL-MU"MINUN 52-54
52-DAN SUNGGUH AGAMA TAUHID INILAH AGAMA KAMU ,AGAMA YG SATU DAN AKU ADALAH TUHAN MU DAN BERTAQWALAH KEPADAKU
53-KEMUDIAN MEREKA TERPECAH BELAH DALAM URUSAN AGAMA NYA MENJADI BEBERAPA GOLONGAN ..SETIAP GOLONGAN MERASA BANGGA DENGAN APA YG ADA PADA (MASING-MASING)
54-MAKA BIARKANLAH MEREKA DALAM
KESESATANNYA SAMPAI WAKTU YG DI TENTUKANNYA
ASSALAMU'ALAIKUM.Wr.Wb.
SURA AL-KAHFI AYAT 110
KATAKANLAH
SESUNGGUHNYA AKU INI HANYA SEORANG MANUSIA SEPERTI KAMU,YANG TELAH MENERIMA WAHYU...BAHWA SESUNGGUHNYA TUHAN KAMU ADALAH "TUHAN YANG MAHA ESA" MAKA SIAPA YANG MENGHARAP PERTEMUAN DENGAN TUHAN NYA...MAKA HENDAKLAH DIA MENGERJAKAN KEBAJIKAN DAN JANGANLAH DIA MEMPERSEKUTUKAN DENGAN SESUATU PUN DALAM BERIBADAH KEPADA TUHANNYA.
dan argumenmu apa ? cuma sekedar copas ayat doang
Islamu mudaf . Nusantara mudafun ilaihi. .begitu klo kmu memahami ilmu nahwu. #mikirr bagi yg gk tau arti islam nusantara
Idofah itu memiliki banyak makna..
Belajar Islam yg Kaffah...bukan belajar Islam yg ada di Nusantara yg sudah berbaur dgn budaya.."
Islam nusantara the best
Judulnya belajar mudah ISLAM di Nusantara.
Masyaa Allah, inilah habib pewaris sifat nabi, semoga selalu dlm lindungan Allah.
banyak sobat miramar nih
Assalamualaikum ya Habib. Ana penasaran sama antum, ana coba scroll video antum sampai bawah. Ana kebetulan juga ikut kerja sama habaib. Ana tanya soal antum, habib ana no komen. Setelah ana cari tahu ternyata mungkin karna antum pro ke Islam Nusantara, sedangkan Habib ana tdk spt itu.
Ana mau coba berpendapat sedikit tentang Islam Nusantara. Dari konsep Islam Nusantara yang hanya berbeda varian itu mungkin memang tidak menyalahi Islam yang satu, tapi mungkin jika diterapkan di Indonesia yang SDM nya masih amat sangat kurang sehingga mempengaruhi tingkat kebijaksanaan dalam memaknai perbedaan. Jadi mungkin dengan adanya Islam Nusantara yang berbeda, dengan SDM Indonesia yang saat ini malah akan menimbulkan perpecahan secara tidak langsung untuk masyarakat sekitar. Afwan ya habibana..
Islam di indonesia itu beralkuturasi dengan kebudayaan Jawa,
Rosulullah Salallahu'alaihi wassalam membawa islam di Arab,jg berbenturan dg budaya jahiliyah,dan beliau tdk pernah mau mengikuti budaya jahiliyah tersebut dg alasan kerukunan umat.klo islam Nusantara yg sarat dg budaya kemusyrikan dan jauh dr ajaran Rosulullah Salallahu'alaihi wassalam apakah kita harus mengikuti ajaran mereka demi persatuan umat dan meninggalkan ajaran Rosulullah ,Naudzubillah.......
Yang salah adalah orang yang menganggap roti lebih baik dari pada gandum
Menganalogikan islam dgn gandum itu menurut saya sdh salah, islam bkn bhn baku tp islam itu agama yg sempurna, islam tdk bisa dianalogikan dgn gandum yg diolah spy bs dimakan oleh manusia tp islam itu agama yg sudah JADI tak perlu lagi diolah.. Lw memang cmn untk spy tecerna oleh masyarakat nusantara bkn dengn mengolahnya tp cari cara untuk memakan supaya bs tecerba.. Krn kalau diolah rasanya akan berkurang bahkan lw kelebihan yg lain rasanya jd hilang.. Harusnya budaya diselaraskan dengan agama bukan agama yg diselaraskan dengan budaya..
Yg islam nusantara tolonng, tolong banget, kalo naik haji jgn tawaf di makkah, di monas aja
Dangkal
astagfirullah bro, padahal materinya mudah dicerna gini loh, kok bisa2nya ga paham ya? yaudah kalo gitu, ente ke mesjid skrg, terus ambil bedugnya lalu dibakar ya?soalnya yg ane tau di makkah sana g ada bedug🥵🤭
@@resturabbanieanmuzadibiga6720 bukan gak paham...mereka hatinya sudah tertutup...jadi ketika disampaikan sebuah kebenaran akan tertolak
INTINYA ISLAM NUSANTARA ITU ORGANISASI ATAU AGAMA??
KLW ORGANISASI MAKA SESAT
KLW AGAMA MAKA KAFIR HUKUMNYA UNTUK PEMELUKNYA
KARENA ISLAM ITU YA ISLAM YG DI BAWA OLEH NABI MUHAMMAD DAN NABI MUHAMMAD DARI ARAB..
Di Indonesia dulu. G ada Islam adanya agama Hindu budha... Krna di bawa wali songo... Bru ada Islam.. dan Walisongo itu dr negri Arab Bukhori uni soviet
Aqidah harus jelas.. dan tegas
Agama itu jangan di kurang kurangi dan jangan di tambah tambahin, apalagi di modifikasi, seadanya saja sama seperti apa yang pernah rosululloh ajarkan pada umatnya
Boleh kasih contoh bagian mana yang di modifikasi?
Ya misalkan ada yang ditambah tambahin pada ajaran
Ali Rahadian rosululloh ga pernah ngerokok,lah situ ngikut siapa??
banyak kok ulama yang merokok, lagi pula itu foto dulu waktu saya masih merokok, sorry sekarang saya sudah berenti bro
Rosul naik haji pake onta, Lu mau pake apa? Sapi? Kambing?
Rosul qurban pake onta, lu pake apa?
Di masa Rosul zakat pake gandum, lu zakat pake apa?
Abis nusantara, nantinada nusabangsa
Mau Islam Nusantara atau Islam saja, yang jelas inilah warna Islam di Indonesia (Jawa dan Sumatera pun beda), saya suka roti gandum, tapi kalau bubur gandum saya tak suka, namun saya percaya keduanya mengenyangkan..
kalau bicara analogi gandum jadi roti... maka kita tau ada hal2 yang ditambahkan agar gandum tsb menjadi roti...didalam agama islam tidaklah bisa dianalogikan bahwa kita akan menambahkan sesuatu agar islam diterima....karena Islam sudah kata yang komprehensif... anda kurangi huruf nya tidak bermakna...anda tambahkan kata maka akan sempit maknanya....maka dari itu analogi yang tepat bukan merubah gandum jadi roti...tetapi bagaimana kita memperkenalkan gandum tsb ...menjelaskan manfaat2nya dan kita hidangkan dengan indah (menarik selera) sehingga gandum bisa diterima di masyarakat sebagai makanan yang utama... menghidangkan dengan indah itu berbeda dengan merubahnya menjadi roti....menghidangkan dengan Indah bisa dimaknai menyesuaikan dengan tidak melanggar syariat... Namun yang disayangkan saat ini adalah bahwa pemahaman Islam Nusantara sudah melenceng jauh dari makna sesungguhnya....terbukti dengan membanding2kan budaya indonesia dan budaya arab....bahkan perilaku indonesia dan orang arab.....dan banyaknya penyimpangan2 ibadah ....
Cerdas
Josss bieb
Klo gurunya membagikan anggur lalu muridnya mengolah anggur tsb menjadi khamar utk kemudian disebarkan, gmn bib?
Jd yg dipermasalahkan bukan gandum atau anggurnya, tapi bagaimana produk dan konsep pengolahannya
Bbrapa komen di video ini malah kok jd bkin brantem. Tp Komen ini salah satu yang ane JEMPOLIN! Saudara se iman jgn brantem. Dan kalo mmg analoginya layak dan benar ni ya,gandum kan,ya bener,bukan gandumnya yg dpemasalahkan,tapi pengolahannya serta outputnya apakah melenceng dari fitrah gandum tsb atau tidak. Apa mmg bnr islam nusantara itu adalah istilah dan bnr tdk ada yg melanggar dari islam itu sndiri.
Barakallah, beropini, sampaikan dgn bijak bila saya keliru.
Sama jika gandum menjadi roti , Islam ditafsirkan agar lebih mudah dipahami masyarakat sekitar nya,
Ketika analoginya anggur diolah menjadi anggur maka ia akan memabukkan , sama seperti saat Islam ditafsirkan secara radikal sehingga melahirkan Islam ISIS,,
@@senoajisantoso6213 setuju dengan analogi ini...minuman anggur (objek netral) ibarat pisau bermata 2, tergantung subjek pengguna dimanfaatkan untuk kefasikan (mabuk2an) atau kebaikan (mungkin fungsi medis).
Islam nusantara tidak sekedar menusantarakan Islam. Semua tetap dinusantarakan berdasar pada koridor dan kaidah2 yang tidak menyalahi/mengubah kemurnian Islam itu sendiri. Saat suatu hal telah menyalahi, berarti Islam itu tidak cocok lagi dikatakan Islam. Dan bukan lagi Islam nusantara.
#opini saya
Oh kalo seperti itu bisa2 pada jadi teroris,kan pada ngefly semua... Jangan memutar balikkan fakta bro,
Tapi faktanya bib yang kita lihat Islam Nusantara itu bukan hanya mengubah nama atau sebutan, tapi sistem nya yang ikut juga di rubah dan perubahannya malah menyalahi aturan dalam Islam itu sendiri.
Dan untuk masalah perubahan dari gandum yang habib jelaskan itu jelas perubahan nya karena tidak adanya minat dari masyarakat sehingga di olahnya menjadi roti agar di sukai, lalu bagaimana kita harus merubah/atau mengolah gandum yang sudah di sukai oleh masyarakat? Dari sini kita harus mengerti bahwa perubahan itu perlu jika seandainya tidak di rubah maka tidak akan ada minat dari masyarakat, dan kalau menurut saya dari pada merubah nama lebih baik merubah sistem nya yang sudah mulai rusak. Dan rusaknya pun banyak di sebabkan oleh perbuatan nya para pelopor islam Nusantara itu sendiri.
Maaf bib ini hanya opini saya pribadi mohon di koreksi bila salah.
Ja’alanallaahu minal ‘aidin wal faizin Aamiin
Mungkin sebaiknya kita jangan menyebutnya sebagai Islam Nusantara, tetapi harusnya disebut sebagai Dakwah Nusantara... Karena kata tambahan yang disandingkan dengan salah satu kata agama pada kenyataannya akan menghasilkan keambiguan..
Islam itu satu, Islam ya Islam tidak ada itu Islam nusantara.
BEBERAPA bulan ini muncul wacana “Islam Nusantara” di tengah masyarakat. Sebelum menjelaskan, kita harus sepakat terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Islam Nusantara. Kalau yang di maksud adalah pemeluk Islam di Nusantara, maka seharusnya kalimat yang tepat adalah “Muslim Nusantara’ bukan ‘Islam Nusantara’. Sejauh ini, para pendukung gagasan ini memiliki definisi sendiri-sendiri yang juga tidak memiliki kejelasan.
Jika dibaca sepintas, gagasan lahirnya ‘Islam Nusantara’ hanyalah gagasan untuk melawan istilah yang sering disebut sebagai ‘Arabisasi’ Islam di Indonesia.
Banyak Kejanggalan
Dalam sejarah pergolakan antara Muslim tradisional dengan Muslim yang notabene dinilai non tradisional sudah ada sejak dulu. Perbedaan pandangan antara Hamzah Fansuri dan Nuruddin Al-Raniri, bahkan di kemudian hari antara KH. Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy`ari, apakah lantas me-Nusantarakan satu pihak secara paripurna dan me-non-Nusantarakan yang lain? Agaknya kurang bijak dengan standarisasi semacam ini.
Setidaknya, ada lima kejanggalan dari gagasan wacana ‘Islam Nusantara’;
Pertama, adanya klaim ‘Islam Nusantara’ milik satu golongan dan kelompok. Padahal Nusantara bukan hanya milik satu golongan; bukan hanya milik NU, Muhammadiyah atau ormas manapun. Ia lahir adalah bagian dari heterogenitas kelompok yang ada di dalamnya.
Kedua, kelompok yang setuju istilah ‘Islam Nusantara’ seolah-olah ingin berupaya mempertentangkan antara Islam Nusantara dengan Islam Timur-Tengah.
Jika demikian, pertanyannya, “Penggunaan istilah yang benar itu Islam atau Muslim?” Islam tidak ada salahnya, kalau Muslim bisa berpotensi salah.
Kalaupun yang hendak dibandingkan adalah antara Muslim Nusantara dengan Muslim Timur-Tengah, apakah lantas mengunggulkan yang satu dan merendahkan yang lain?
Muslim Timur-Tengah dan Muslim Nusantara abad berapa yang dimaksud?
Timur-Tengah pada zaman keemasan Islam adalah soko guru peradaban dunia. Pada waktu itu mereka mampu mengharmonikan antara manusia, negara, alam dan Tuhan. Tidak seperti Timur-Tengah sekarang.
Kemudian, yang dimaksud Nusantara itu sebenarnya kapan? Muslim abad ini kah? Atau sejak Wali Songo? Bahkan sejak kerajaan Hindu-Budha kah?
Masalahnya, masuknya Islam di Indonesia saja masih debateable kok langsung membuat formulasi ‘Islam Nusantara’. Selama istilah belem jelas maka akan asyik berbicara di dunia khayalan.
Para wali dan ulama-ulama besar yang lahir di Nusantara (seperti Imam Nawawi Al-Bantani, KH. Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy`ari dll), apakah steril dari pengaruh kebudayaan Arab? Faktanya tidak.
Secara pakaian, di antara mereka masih menggunakan sorban dan gaya ala orang Arab. Belum lagi guru-gurunya yang banyak berasal dari Arab. Bukankah Wali Songo yang terkenal itu kebanyakan berasal dari Timur-Tengah?
Berapa persen yang penduduk asli Nusantara?
Upaya untuk mengotak-kotakkan Islam menjadi ‘Islam Nusantara’ dan ‘Islam Timur-Tengah’, menurut hemat penulis terlalu gegabah bahkan a-historis.
Ketiga, ada pula klaim, seolah-olah mereka yang setuju gagasan ‘Islam Nusantara’ paling kokoh dan istiqamah menjaga kebinekaan negeri ini. Kalau satu mengklaim sebagai pihak paling kokoh, lalu yang lain jadi apa?
Indonesia adalah negeri yang luas, dibangun oleh banyak darah para syuhada. Mereka ada NU, ada Muhammadiyah, Persis, Al-Irsyad, Dewan Dakwah Islamiyah dan masih banyak yang tak sedikit perannya membangun negeri ini.
Nusantara tidak bisa dimonopoli oleh satu pihak, apalagi hanya salah satu yang mengaku-ngaku sebagai benteng kokoh pengawal NKRI.
Apapun wacana ini, meski seolah-olah menggunakan Wali Songo sebagai patokan dan ukuran ‘Islam Nusantara’, tetap akan kabur dan menemui jalan buntu.
Apakah sebelum Wali Songo mereka tidak berkembang? Katakanlah misalkan benar sejak masa Wali Songo, lalu pertanyaannya, “Apakah Wali Songo itu satu ritme dalam melakukan cara dakwahnya? Apakah semuanya harus mengikuti gaya Kanjeng Sunan Kali Jogo (yang identik dengan cara kultural) dalam melakukan dakwah?”
Anggap kita terima kalau Wali Songo sebagai cikal-bakal pengembang ‘Islam Nusantara’. Masih juga akan menyisahkan masalah tak sedikit.
Apakah yang mereka lakukan selama ini itu adalah ‘me-Nusantarakan Islam’ atau ‘mengislamkan Nusantara’? Apakah mereka menjadikan Islam sebagai obyek sedang Nusantara sebagai subyek, atau sebaliknya?
Mereka menjadikan budaya sebagai cara berdakwah atau menjadikannya sebagai tujuan berdakwah?
Penulis pikir, mereka sangat tahu persis mana ranah yang boleh dirubah demi kepentingan budaya, dan mana yang tidak bisa dirubah sebagai prinsip Islam.
Keempat, gagasan ‘Islam Nusantara’ lahir secara emosional karena harus dibenturkan Arab atau Timur-Tengah, yang seolah-olah apa yang dating dari Arab selalu mengkafirkan, intoleran, suka membid`ahkan, menyesatkan, anti budaya dan lain sebagainya.
Sekedar contoh, oranganisasi Nahdhatul Ulama (NU) secara geneologi keilmuan tak bisa dipisahkan dengan ulama-ulama yang notabene berasal dari Timur-Tengah.
Padahal dalam sejarah NU yang dikenal dengan bermadzhab Syafi`i dan berakidah Asy`ari, keduanya ulama besar ini bukan asli Nusantara. Mereka justru lahir dari Timur Tengah.
Adalah benar, banyak nilai-nilai di Nusantara yang digunakan dan bisa ditawarkan pada masyarakat dunia. Misalnya, menyimpan kearifan budaya, toleransi, kelembutan, kesopanan dan lain sebagainya.
Namun, menjadikan seolah-olah nilai kesopanan, kearifan serta toleransi seolah-olah bisa mewakili semua nilai Islam jelas tak masuk akal.
Kelima, klaim “Islam Nusantara’ akan menjadi referensi bagi dunia internasional menurut penulis adalah gagasan yang ke-pedean (terlalu percaya diri, red).
Sebagai Muslim, yang seharusnya kita tanam dalam keyakinan kita adalah Islam berlandaskan al-Qur`an dan Hadits, itulah referensi umat Islam seluruh dunia.
Bukankah ajaran Islam sudah meng- cover semuanya. Islam -selama tidak bertentangan dengan prinsip- sangat menghormati toleransi, kelembutan dan budaya.
Bukankah sejak awal Islam yang dibawa nabi adalah Islam rahmatan lil `alamin?
Mana yang lebih menyeluruh dan universal Islam rahmat bagi seantero alam atau sebatas Islam Nusantara?
Menurut penulis, jika diteruskan wacana ‘Islam Nusantara’ ini, maka kelak akan pusing sendiri dan menjumpai jalan buntu akibat mentahnya gagasan ini.
Jadi -menurut pikiran penulis-, Islam adalah Islam. Titik!
Tidak ada embel-embel atau atribut apa pun. Kalau pun dari masing-masing Muslim memiliki kultur dan kelebihan berbeda, itu bukan untuk dipertentangkan, tapi untuk saling belajar dan mengenal. Dengan saling berendah hati dan tanpa caci-maki, InsyaAllah semua bisa teratasi. Karena -sebagaimana istilah Nabi- Islam itu mengatasi bukan diatasi. Jadi tidak ada itu Islam nusantara.
Dalam khaidah nahwu itu idhofah bimana fi,islam nusantara itu bimakna islam fi nusantara/islam di nusnatara pernah belajar nahwu nghak?
Izin share bin 🙏🙏🙏
Pantesan saya merasa aneh dengan ucapan beliau saat di akun youtube yg lain (soal hijrah hati dulu). Ternyata beliau pro Islam Nusantara. Insyaa allaah, sudah cukup untuk saya.
Kita harus mengerti mana budaya dan mana ajaran .
Yg mengaji pasti ngerti
Nah ini yg ak bilang : ada pembimbing dulu kontak lagi sekitar akhir bulan thn 2022 kemarin dulu gini *membungbung lambung atw apayak gandum gtu gtw lupa&lain sbgnya.ak pernah tulis di search fsbk!!
Owhhh Islam Nusantara toh
Subhanallah,Apakah anda samakan ajaran Islam dengan makanan,
Selera nusantara 🤭🤭
BARAKALLAH...
Islam NUsantara.terbit sejak kapan?
Sejak abad pertengahan, zaman walisongo
Slam Nusantara agama baru yah ?
Akidah tidak bisa di ibaratkan sebagai gandum...
Hadeh kadrun ga paham ucapan habib jaf'ar jadi gini...anda ngomong tidak bisa ketika islam sudah menjadi mayoritas di Indonesia wkwkw lucu amat🤣
7:25 DENGERIN DRUN
Sebenarnya kehawatiran pihak sebelah hanyalah ketakutan yang berlebihan. Sementara pengukuhan islam Nusantara adalah tindakan yang jelas manfaatnya. Yaitu, mengukuhkan bahwa gaya dakwah di Indonesia haruslah diselaraskan dengan kondisi sosial nusantara, tidak seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang masih membawa gandum tanpa mengolahnya menjadi roti dan bubur.
Knapa islam yg harus adjust sama culture pagan lokal??? Ajaran yg turun dari surga langsung harus bernegosiasi sama kepercayaan pagan yg masi kental di indo???? Gile lu aja lah
Menurut sy Islam gk cocok di Indonesia krena keanekaragaman suku & tradisi yg sudah ada sjak dlu sblum islam masuk, disetiap daerah ada bhasa daerah knpa doa' harus bahasa arab, adanya candi&prsasti nenek moyang malah dibilang berhala pdahal itu warisan yg harus dijaga. Indentitas negara kita smakin memudar klo mkin bnyak budaya Arab yg dibiarkan merajalela
Yang komen, kalo mau protes mungkin bisa baca-baca dulu mengenai ibadah mahdah dan ibadah muamalah :)
Cerah ..
coba tanyakan habib jafar ini madzhabnya apa. setahu saya bukan ahlussunah (NU, Muhammadiyah dll). coba buka link ini @
Terima kasih penjelasan nya, guru nya yang di sebut itu siapa ya?
ademmm...
Islam Muhammad salallahualaihi wassalam kurang ya buat antum bib, mknya bikin aliran sendiri, Inalillahi
islam nusantara tak merubah syari'at. islam nusantara itu yang bungkus budayanya barbau kejawaan yang jawa,kebetawian yang betawi,kemaduraan yang madur.....
masa masih ngak paham maksud dari penjelasan habib...
G perlu paham, maksa. Yg wajib itu Islam
Gak perlu tambahan. Islam adalah islam
@@hayathayat1104 Islam yang sobat gurun gapapa? Dan kalo Islam cinta akan Nusantara gapapa?
@@monlighttv gpp kibulanmu
@@hayathayat1104 sobat gurun dasar wkwk
Islam nusantara berbeda makna dan yg benar yaitu islam "di" nusantara, coba di renungkan makna maksut arti kata dan di perhitungkan dengan akal baik buruknya. Kesan arti kata jondong islam tandingan, apa alasannya tdk mau memakai "di" SEKIAN JADI YG BENAR "ISLAM DI NUSANTARA".
Lho..khan memang itu maknanya islam nusantara sama saja dengan makna 'islam di nusantara'' yg dipermasalahkan itu khan kata "Di" nya itu oleh sebagian orang.
Elu aja dah, gw mah ikut nabi gw yg orang ARAB, dia mngajarkan islam itu menghilangkan ras,suku,budaya,adat istiadat yg jaheel, intinya justru ISLAM adalah culture scara paripurna, udah smpurna gausah di modif smau lu,
Feel free to disagree, but im following my ARABIAN PROPHET SALALLAHU ALAIHINWASSALLAAAM
Mudah2an istilah itu tidak menjadi Rasis dan mudah dibenturkan kesana kemari ya Alloh jauhkanlah agama islam dari kekisruhan karena sesungguhnya isl itu kedamaiam 🤲🤲🤲
Jempol.......
Saya kira heatset saya rusak ternyata emang audio nya kiri doang
Belajar mudah membaca: Islam di Nusantara dan Islam Nusantara, Islam di arab dan Islam Arab, islam di KTP dan Islam KTP. Apa bedanya bro!?
Coba deh lo belajar ilmu nahwu bab idlofat
Cuma beda penyampaiannya biar bisa di mengerti, tapi Tujuan nya Sama. Sama Kaya Jalan ada yg berbelok, ada yg lurus tapi tetep satu tujuan.
Imam Syafii Rahimahullah lahir di tahun 767 M dan Imam Abu Hanifah Rahimahullah meninggal di tahun 767 M, bagaimana kedua Imam Besar ini bisa bertemu? Afwan mungkin perlu koreksi
Tidak ada yg bilang saling bertemu bang🙏
Islam republik
Kalo mengislamkan nusantara, dibandingkan islam di nusantarakan gimana bib, bukankah islam di akhir zaman akan terpecah menjadi 72 golongan dan hanya satu yang akan selamat yaitu yang mengikuti Al quraan dan sunnah,, mohon maaaf tolong penjelasannya bib
Edwin Fauzi belajar lagi ya bro.. cari hadis yang yg bener jangan hanya di internet baca kitab juga. Belajar mazhab juga. Apa Mazhab Hanapi, Mazhab Maliki, dan Mazhab yang lain
@@werisudrajat3877 maaf apakah kutipan ini salah, terus yang bener seperti apa tolong di jelaskan kalo sdra tau, biar saya tidak salah paham
Dalam Islam mengenal 4 majhab hanapi, hambali, ghojali, dan Maliki,
Menurut habib Husain hadis aslinya seperti ini. Di akhir zaman Akan ada 72 golongan hanya satu yang masuk neraka. Yang selamat mereka yang berpegang teguh pada Al-Qur'an dan hadits.
@@werisudrajat3877 tolong di kaji lagi gan
@@werisudrajat3877 anda ngomongin mazhab aja udah salah,ngaji lagi bro