Master Cheng Yen Bercerita " Asal Mula Membakar Kertas Sembahyang " (047)

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 19 พ.ย. 2024
  • Master Cheng Yen Bercerita " Asal Mula Membakar Kertas Sembahyang " (047)
    Ada seorang nenek yang menjalani hidupnya dengan penuh kesulitan. Namun seiring bertambahnya usia kehidupannya juga semakin baik. Dia sangat bijaksana dan kehidupannya juga sangat bebas. Bebas dari apa ? Jeratan noda batin. Suatu hari di kantor cabang Tzu Chi Taipei, dia mendengar saya mengulas tentang Sutra Bhaisajyaguru, orang yang berkemampuan tajam dapat langsung tersadarkan meski hanya mendengar sepenggal Sutra. Kebetulan dia mendengar Dharma pada bulan tujuh Imlek. Saya mengulas bahwa bulan tujuh imlek merupakan bulan penuh syukur, bulan penuh berkah dan bulan bakti. Inilah yang saya katakana pada saat itu. Saya juga mengimbau orang-orang untuk melenyapkan kepercayaan pada takhayul.
    Mengapa pada bulan tujuh imlek kita harus membakar begitu banyak kertas sembahyang ? Pada saat itu saya mulai menyosialisasikan konsep pelestarian lingkungan. Saya merasa bahwa membakar kertas sembahyang bukan hanya pemborosan tetapi juga menimbulkan polusi dan merupakan tindakan yang didasari pada kepercayaan takhayul. Saat itu saya berbagi sebuah kisah.
    Ada seoang perempuan yang ingin membantu suami nya berbisnis. Dia berkata kepada suaminya bahwa dia merasa menjual barang yang dipakai setiap orang merupakan cara terbaik untuk mencari keuntungan. Dia mulai berpikir untuk menjual kertas yang dipakai dalam keseharian. Selanjutnya ..
    Demikianlah kisahnya : • Master Cheng Yen Berce...
    Saat saya mengulas kisah ini nenek itu mungkin mendengarnya. Usai mendengar kisah ini, dalam perjalanan pulang dia berkata kepada putra dan menantunya, “Kelak kita jangan membakar kertas sembahyang lagi”. Sungguh kita harus memiliki kebijaksanaan dan keyakinan benar. Janganlah kita percaya pada takhayul. Sesungguhnya memberikan persembahan pada bulan 7 penuh imlek berkaitan dengan Ananda.
    Dahulu sebagian besar anggota Sangha menjalani masa varsa dari bulan 4 hingga bulan 7 imlek. Hingga pada tanggal 15 bulan 7 imlek setiap anggota sangha merasakan kedamaian fisik dan batin. Selain itu kebijaksanaan mereka juga bertumbuh karena telah mendengar ajaran Buddha. Setiap anggota sangha memperoleh banyak pencapaian. Jadi tanggal 15 bulan 7 imlek merupakan hari paling bersukacita bagi Buddha karena melihat pencapaian para murid-Nya. Suatu kali saat sedang bermeditasi tiba-tiba Ananda melihat sosok setan yang sangat buruk rupa dihadapannya. Ananda bertanya, “Mengapa kamu terlihat begitu menakutkan dan buruk rupa ?”. Setan itu berkata, “Tidak lama kemudian tepat nya tiga hari lagi kamu juga akan buruk rupa seperti saya”. “Kehidupan manusia tidak kekal”. “Kehidupanmu hanya tersisa 3 hari lagi”. “Tiga hari kemudian kamu akan sama seperti saya”. Ananda merasa sangat takut dan segera bertanya kepada Buddha. Buddha berkata kepada Ananda, “Engkau hendaknya membangkitkan ketulusan “. “Saat masa varsa berakhir, ada banyak praktisi yang memperoleh pencapaian”. “Engkau hendaknya menggunakan hati yang paling tulus untuk memberikan persembahan kepada orang-orang yang memiliki teladan kebajikan”. “Dengan begitu baru engkau bisa melewati kesulitan ini”. Ananda benar-benar melakukannya dengan hai yng sangat tulus.
    Di India, orang-orang menyantap makanan dengan menggunakan jari tangan. Karena itu, sebelum memberikan persembahan, Ananda membawa baskom berisi air agar orang-orang dapat membasuh tangan dan mengeringkan tangan. Karena itu, kini saat orang-orang mengadakan upacara penyeberangan dibawah altar selalu di taruh sebaskom air dan sehelai handuk. Ini merupakan kebiasaan yang terus diwariskan dari saat itu. Namun saat itu merupakan zaman Buddha masih hidup. Saat itu didalam vihara para anggota sangha menjalani masa varsa. Setiap orang berkumpul bersama untuk melatih diri dan mempupuk pahala kebajikan. Setelah memperoleh berbagai pencapaian mereka bersama-sama berdoa bagi Ananda. Jadi bulan 7 imlek seharusnya merupakan bulan penuh berkah karena banyak praktisi memperoleh pencapaian. Tanggal 15 bulan 7 imlek merupakan hari bersukacita bagi Buddha karena para murid-Nya memiliki banyak pencapaian. Jadi bulan 7 imlek seharusnya merupakan bulan penuh syukur dan berkah. Sesungguhnya setiap hari dan setiap bulan merupakan hari dan bulan penuh berkah. Asalkan kita berpikiran baik dan melakukan hal baik, maka setiap saat akan penuh berkah.

ความคิดเห็น • 31