Bedah Sebab Perceraian Hingga Pernikahan Toxic Bareng Seksolog Zoya Amirin

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 12 ก.ย. 2024
  • Badan Peradilan Agama, mahkamah Agung mencatat ada sekitar 463 ribu kasus perceraian di Indonesia sepanjang tahun 2024. Penyebabnya beragam, mulai dari pertengkaran, masalah ekonomi sampai kasus KDRT dan perselingkuhan.
    Psikolog & Seksolog Klinis, Zoya Amirin menilai tingginya angka perceraian tidak lepas dari lemahnya pemahaman terhadap tujuan dan kesiapan pasangan ketika memutuskan untuk menikah.
    Kesamaan visi-misi, kondisi kesiapan mental hingga keuangan penting dipastikan agar setiap pasangan suami-istri bisa mengatasi berbagai persoalan dalam Rumah Tangga.
    Sementara Financial Expert CNBC Indonesia, Aulia Akbar menyebutkan persoalan keuangan sangat krusial dalam Rumah Tangga, hal ini terkait sumber pendapatan hingga pengelolaan keuangan yang bisa menimbulkan pertikaian dalam rumah tangga.
    Apa saja persoalan yang menyebabkan perceraian? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dan Financial Expert CNBC Indonesia, Aulia Akbar dan Psikolog & Seksolog Klinis, Zoya Amirin dalam Investime, CNBC Indonesia (Senin, 19/08/2024)
    Terus ikuti berita ekonomi bisnis dan analisis mendalam hanya di www.cnbcindone....
    CNBC Indonesia terafiliasi dengan CNBC Internasional dan beroperasi di bawah grup Transmedia dan tergabung bersama Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia dan CNN Indonesia.com.
    CNBC Indonesia dapat dinikmati melalui tayangan Transvision channel 805 atau streaming melalui aplikasi CNBC Indonesia yang dapat di download di playstore atau iOS.
    Follow us on social: Twitter: / cnbcindonesia
    Facebook Page: / cnbcindonesia
    Instagram: / cnbcindonesia
    / cuap_cuan
    Tiktok: bit.ly/38BYtJx
    Spotify: spoti.fi/2BR7KkT

ความคิดเห็น • 22

  • @VikhiNew-zp1qv
    @VikhiNew-zp1qv 24 วันที่ผ่านมา +5

    Pemerintah harus dibenahi supaya angka perceraian rendah dan nanti masyarakat sejahtera ekonomi dan faktor lainnya

    • @AriskafriAlipuyol-s1m
      @AriskafriAlipuyol-s1m 24 วันที่ผ่านมา +1

      Intinya anda tuh otaknya jangan "stuck" yang cuma tau bergantung pada gaji tetap dari perusahaan doang, tambahan yang juga harus di cek lagi buat antisipasi

    • @VikhiNew-zp1qv
      @VikhiNew-zp1qv 24 วันที่ผ่านมา +4

      Lihat aja deh Pemalang pemerintah aja bodoamat pajak 12% phk dimana mana

    • @prw4
      @prw4 22 วันที่ผ่านมา +2

      ​@@VikhiNew-zp1qvya tau sendiri lah

    • @bidadarilangitketujuh
      @bidadarilangitketujuh 20 วันที่ผ่านมา +2

      ​@@VikhiNew-zp1qvjepara juga

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 18 วันที่ผ่านมา

      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 8 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      #1
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks
      #2
      Masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua
      #3
      Masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan
      #4
      Masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar
      (Biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu)
      #5
      Masalah yang terkait dengan anak
      #6
      Masalah yang terkait dengan pekerjaan
      #7
      Masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami
      #8
      Masalah mengurus tempat tinggal
      Ke-8 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 30 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 30 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1,5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #10
      Dana kesehatan Orangtua dan Mertua @2 juta
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 30 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 30 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 30 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @zamnicp3564
    @zamnicp3564 18 วันที่ผ่านมา

    Mau menikah dengan pasangan tercinta?
    Mau melakukan pernikahan dengan model acara pernikahan yang meriah?
    Mau menikah kemudian memiliki anak?
    Atau mungkin hanya ingin menikah saja tanpa mempunyai anak?
    Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
    Setidaknya ada 8 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
    #1
    Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks
    #2
    Masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua
    #3
    Masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan
    #4
    Masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar
    (Biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu)
    #5
    Masalah yang terkait dengan anak
    #6
    Masalah yang terkait dengan pekerjaan
    #7
    Masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami
    #8
    Masalah mengurus tempat tinggal
    Ke-8 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
    Lalu...
    Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
    Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 30 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
    Penghasilan ini bisa berupa active income.
    Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
    Kemudian…
    Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
    Karena uang 30 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
    #1
    Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1,5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #2
    Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #3
    Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #4
    Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #5
    Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #6
    Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #7
    Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #8
    Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #9
    Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
    #10
    Dana kesehatan Orangtua dan Mertua @2 juta
    Jadi...
    Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 30 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
    Apabila penghasilannya KURANG DARI 30 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
    Tapi…
    Kembali lagi…
    Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
    Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 30 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
    Dan...
    Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
    Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
    Karena…
    Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
    So...
    Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
    Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
    Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
    Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
    Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
    Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
    Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @bolamania4909
    @bolamania4909 23 วันที่ผ่านมา

    wirausaha untuk 2045 Indonesia Emas

  • @Crowd-nu2fl
    @Crowd-nu2fl 20 วันที่ผ่านมา +1

    Solusinya di hamilin cowo yg bapaknya KAYA😂

  • @DonnyArdo
    @DonnyArdo 23 วันที่ผ่านมา +1

    Hidup sederhana lah. Sebab downgrade itu memalukan dan sangat tidak mengeenakkan jiwa kalo udh terbiasa hidup hedon😂 ingat nabi kaya tp memilih idup sederhana.. Dan kita ini punya dopamin rasa senang kalo kebiasaan di ksh senang terus maka dia akan selalu kurang2 dan selalu mencari kesenangan berikutnya..

  • @loinggrit8702
    @loinggrit8702 24 วันที่ผ่านมา +3

    Jgn khawatir rezeki akan mengalir setelah menikah. Apalagi kl sdh punya anak nanti dibukakan pintu rezeki oleh Allah. Intinya setiap pasangan harus saling terbuka mengenai masalah keuangan. Penghasilan suami per bulan apa cukup utk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi keutuhan suatu rumah tangga tdk cukup hanya saling cinta.❤😍😎❤

    • @prw4
      @prw4 22 วันที่ผ่านมา +1

      1000 keluarga 1 dan tepatnya bukan pasti dibukakan tapi lebih baik kedewasaannya dari cara berfikir dewasaa karena tuntutan hidup itu bisa cari uang, lebih hemat, lebih sabar, tahan banting. tapi kalau gak dewasa kekanak kanakan fikirannya pasti cerai karena cuma ingin enaknya saja.

    • @nonibelanda507
      @nonibelanda507 22 วันที่ผ่านมา +2

      Prueeeedddd bruuooodddd

    • @nonibelanda507
      @nonibelanda507 22 วันที่ผ่านมา +2

      Andaaa siiih bukkaamm ssanddwwiicch ggennneerratiiioon jd entenggg nooo mmoonngg gtuu

    • @Crowd-nu2fl
      @Crowd-nu2fl 20 วันที่ผ่านมา +1

      Komen ke 2 ngakak gua bacanya😂🤣😂🤣😂☝️☝️

    • @zamnicp3564
      @zamnicp3564 18 วันที่ผ่านมา

      Mari kita lihat terlebih dahulu masalah-masalah utama dan penting yang sebaiknya dibicarakan dan disamakan visinya terlebih dahulu antara anda dengan pasangan tercinta saat masih pacaran agar bisa dicari jalan keluar atau solusinya secara besama-sama sebelum nantinya anda dan pasangan akan melangsungkan pernikahan di kemudian hari.
      Setidaknya ada 8 masalah utama yang ditemui atau mungkin akan ditemui dalam hidup berkeluarga, yaitu :
      #1
      Masalah yang terkait dengan urusan ranjang atau seks
      #2
      Masalah yang terkait dengan orangtua maupun mertua
      #3
      Masalah yang terkait dengan finansial atau keuangan keluarga anda bersama pasangan
      #4
      Masalah yang terkait dengan saudara - keluarga besar - teman - lingkungan sekitar
      (Biasanya masalahnya berupa gosip atau obrolan yang sifatnya negatif dan bisa membuat keharmonisan pasangan dan keluarga menjadi terganggu)
      #5
      Masalah yang terkait dengan anak
      #6
      Masalah yang terkait dengan pekerjaan
      #7
      Masalah yang terkait dengan perselingkuhan maupun keinginan untuk melakukan poligami
      #8
      Masalah mengurus tempat tinggal
      Ke-8 jenis masalah itu sebaiknya dibicarakan dan dicari mekanisme solusi atau pemecahannya saat masih dalam tahap pacaran (yang sudah berada pada tahapan akan serius atau ingin berkomitmen menuju pernikahan) agar saat sudah menikah dan berumah tangga nanti bisa (setidak-tidaknya) diselesaikan masalah yang dihadapi itu dengan cepat dan tidak mengganggu keharmonisan dalam berumah tangga nantinya.
      Lalu...
      Terkait dengan masalah finansial atau keuangan dalam keluarga itu yang merupakan masalah sangat esensial dalam kehidupan berumah tangga, maka kita perlu melihat juga fakta-fakta di bawah ini tentang berapa dan bagaimana kebutuhan hidup berkeluarga setelah acara pernikahan dilangsungkan sebagai pertimbangan penting bagi anda dan juga pasangan sebelum melangsungkan pernikahan.
      Dengan memperhatikan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan juga kebutuhan sekunder yang juga tidak kalah penting untuk dipenuhi, maka idealnya bila ingin menikah dan kemudian ingin tinggal di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), maka sebaiknya penghasilan gabungan suami dan istri (bila keduanya bekerja) atau penghasilan suami saja (bila isteri tidak bekerja) itu minimal adalah 30 JUTA RUPIAH - ANGKA INI ADALAH PENGHASILAN TANPA ADANYA ANAK.
      Penghasilan ini bisa berupa active income.
      Bisa juga active income dengan termasuk pula passive income.
      Kemudian…
      Mengapa butuh dana yang sedemikian besar dalam hidup berkeluarga di Jakarta atau di Kota Besar Penyangga di Sekitaran Jakarta (seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi)?
      Karena uang 30 JUTA RUPIAH itu nantinya akan dipakai untuk memenuhi beragam jenis kebutuhan seperti :
      #1
      Dana untuk kebaikan (Zakat Mal, Sedekah, Amal) sebesar 1,5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #2
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada orangtua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      Dana untuk diberikan secara bulanan kepada mertua sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #3
      Dana untuk pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder yang sifatnya harian, mingguan dan bulanan (makan harian, kebutuhan dapur, pakaian, pulsa, bensin motor, PLN dan lain-lain) sebesar 10 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #4
      Dana untuk cicilan bulanan KPR sebesar 5 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #5
      Dana untuk cicilan bulanan KKB (kendaraan berupa motor dan BUKAN mobil) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #6
      Dana untuk kebutuhan keperluan tahunan (pajak kendaraan motor, PBB, liburan tahunan keluarga dan lain-lain) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #7
      Dana untuk persiapan apabila ingin memiliki anak di masa depan (check up, persalinan, imunisasi dan lain-lainnya) sebesar 1 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #8
      Dana untuk kebutuhan tidak terduga (PHK dadakan, rawat inap yang tidak tercover BPJS / asuransi dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #9
      Dana untuk investasi (tabungan berjangka, deposito, reksadana, emas, ORI, saham dan lain-lain) sebesar 2 JUTA RUPIAH dari penghasilan bulanan.
      #10
      Dana kesehatan Orangtua dan Mertua @2 juta
      Jadi...
      Terlihat memang angka dan alokasi penghasilan minimal sebesar 30 JUTA RUPIAH itu sangatlah NGE-PAS atau PAS-PASAN apabila ingin menikah (tapi belum memiliki anak).
      Apabila penghasilannya KURANG DARI 30 JUTA RUPIAH, maka kemungkinan besar nantinya akan dirasakan memiliki problem keuangan keluarga yang sifatnya berlanjut dan bisa mengganggu cash flow rutin dari keuangan keluarga (sehingga untuk bisa menutupi defisit / kekurangan dalam cash flow keuangan keluarga ini biasanya dilakukan dengan cara berutang kepada pihak lain baik itu keluarga, teman, pinjol dan lain-lain yang mana hal ini akan memiliki dan memberikan masalah keuangan keluarga yang sifatnya berkelanjutan di kemudian hari - apalagi bila tidak pandai me-manage / mengatur utang tersebut dengan baik - termasuk cara pembayaran utang tersebut).
      Tapi…
      Kembali lagi…
      Kita tahu kalau masing-masing orang itu punya prioritas tertentu bersama pasangannya.
      Asalkan prioritas itu tidak menjadi masalah besar dalam keluarga nantinya yang bisa menimbulkan konflik berkepanjangan yang mengganggu keharmonisan hingga kemudian dapat berakhir pada perceraian, maka harusnya penghasilan di DI BAWAH 30 JUTA RUPIAH itu tidak akan jadi masalah - walaupun menurut saya pribadi akan cukup sulit khususnya di jaman seperti sekarang ini dimana hampir semuanya hal atau barang itu terasa serba mahal dan sangat menguras kantong.
      Dan...
      Jangan pernah berpikir bahwa menikah hanya untuk melampiaskan hasrat seksual semata kepada pasangan.
      Serta jangan pernah pula menikah hanya dengan modal cinta semata.
      Karena…
      Bila tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan tujuan hanya untuk melampiaskan hasrat seksual dan atau hanya dengan bermodalkan cinta saja, maka kemungkinan besar akan bisa terjadi perceraian / masalah besar yang sifatnya berlanjut di dalam keluarga yang akan bisa mengganggu keharmonisan keluarga dalam jangka waktu lama.
      So...
      Be logic and be smart using your money sebelum anda menikah (termasuk memilih model rencana acara pernikahan yang pas dikantong anda dan pasangan - baik itu berupa pesta di gedung atau pesta rumah atau mungkin hanya nikah biasa di KUA) agar kehidupan berkeluarga anda setelah pernikahan nantinya bisa lebih terkontrol dari sisi keuangan.
      Satu lagi masukan atau saran yang mungkin bermanfaat…
      Apabila anda dan atau pasangan anda masih merasa sering atau mudah terpicu emosi atau main fisik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka alangkah lebih baik DITUNDA DULU UNTUK SEMENTARA rencana menikahnya.
      Penundaan itu bisa dilakukan sampai anda dan atau pasangan anda bisa mengontrol emosi dan memakai logika akal sehat dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah hubungan saat pacaran dan kemudian dalam pernikahan yang akan dihadapi nantinya.
      Ini karena dalam hidup berkeluarga itu akan sangat sering sekali ditemukan aneka beragam masalah yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang berbeda dan cepat agar kehidupan keluarga yang harmonis bisa tetap terjaga.
      Jadi apabila belum bisa mengontrol emosi dalam menghadapi masalah (apalagi tidak bisa menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi) plus (mungkin) juga dibarengi dengan seringnya secara refleks main fisik kepada pasangan, maka yang dikhawatirkan adalah akan mudahnya terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang bisa memicu ketidakharmonisan dalam berumah tangga nanti yang bisa berakibat pada perceraian yang akan merugikan anda dan pasangan.
      Semoga informasi di atas bisa berguna.

  • @tokojuraganempangtoserba9082
    @tokojuraganempangtoserba9082 23 วันที่ผ่านมา +1

    Ga usah N1kah ....Nyusahin doang !!! Kaloo Maoo ng3sek cukup Ng3lont3 bay4r 200 k🤣😂🤣

    • @rudysaputra3652
      @rudysaputra3652 23 วันที่ผ่านมา

      Haram cuy

    • @prw4
      @prw4 22 วันที่ผ่านมา

      Habis tu 1 minggu setelahnya pindah alam kena HIV solusi tepat menghindari hidup mempercepat kematian😅

    • @bidadarilangitketujuh
      @bidadarilangitketujuh 20 วันที่ผ่านมา +1

      Kalo mau nikah siapin 100 jt buat anak 😂

    • @mahdiyanaana382
      @mahdiyanaana382 15 วันที่ผ่านมา

      Serendah dan sehina itukah jadi manusia yg diberikan akal.
      Kita dijadikan makhluk istimewa dgn potensi2 yg luar biasa, otak kita diciptakan luar biasa...
      Cintai dan sukai hal2 tinggi, suci, agung seperti mencari ridha Allah ta'ala, agar tidak merendahkan diri seperti perlakuan hewan 🐵🐶🐷