@@DuniaAgit Nah pa, kalo kasusnya kaya begini pa: 1. Muhammad Rizki, Teknik Penulisan, (Kota: Penerbit, Tahun), hlm... 2. Ibid., hlm... 3. Muhammad Syaiful, Teknik Penulisan Karya Ilmiah, (Kota: Penerbit, Tahun), hlm.. 4. Aldi Iqbal, Kumpulan Karya Ilmiah, (Kota: Penerbit, Tahun), hlm.... 5. ???? Nah pa, di nomer ini 5 footnote itu, ternyata refrensi nya itu sama kaya nomer 1, ntah halaman sama/beda. Tapi, udah diselingi 2refrensi/lebih yg berbeda. Lalu, untuk ngisi footnote ke 5 ini, rumus isi footnote nya itu, ibid.,? Op. Cit.,? Loc. Cit.,? Atau nulis ulang lagi sama kaya nomer 1?
Untuk yang nomor 5 itu, bisa pakai op.cit atau loc.cit. kalau halamannya berbeda, maka pakai loc.cit., cara nulisnya: Muhammad Rizki, op.cit., hlm. (Sebutkan halamannya), kalau halamannya sama dengan nomor 1, maka pakai loc.cit. cara nulis ya Muhammad Rizki, loc.cit. tanpa sebut halaman.
@@DuniaAgit meskipun halaman nya udah berbeda, sama juga pa? Contoh, footnote nomer 1-4 halaman 2, sedangkan footnote nomer 5 halaman 3 nya pak..itu gimana pa?
1. Ibid = sumber sama. Halaman sama. Belum diselingi. 2. Op.cit. = sumber yg dikutip sebelumnya. Sumber sama. Sudah diselangi oleh sumber lain. (Kutipan sebelumnya yg telah diselangi oleh kutipan sumber lain). 3. Loc.cit = dikutip dari tempat yg sama, halaman yg sama, dan sudah diselangi oleh sumber lain.
Izin bertanya pak, apakah pada setiap penulisan paragraf di karya ilmiah itu harus ada catatan kakinya pak? Misal kita merujuk pada beberapa buku dan semua pendapat yang ada dalam buku buku tersebut kita bubuhkan di karya ilmiah, apakah semuanya tersebut harus dikasih catatan kaki? Terus bagaimana nantinya pak ketika kita mengambil referensi dari jurnal, namun jurnal tersebut rata rata memiliki footnote yang mencantumkan macam macam buku yg dijadikan referensi, bagaimana cara kita mengutipnya kembali ke dalam karya ilmiah pak? Sementara kita tidak punya sumber yang sama yang ada pada jurnal tersebut..terimakasih sebelumnya pak🙏🏻
Halo, Terima kasih @DIKI ARDIYANSAH ...kita coba bahas ya... 1. Pada intinya, catatan kaki dicantumkan karena kita mengutip pendapat orang lain, hendak memperjelas sebuah istilah atau memberikan keterangan yang lebih mendalam pada tulisan kita. Jadi tidak harus di tiap paragraf kita beri catatan kaki. Karena pada dasarnya, secara etika, dalam karya ilmiah kita, kita juga harus memberikan analisis dan menghubungkan dengan pokok bahasan kita. Jadi kita juga harus punya kalimat sendiri juga. Kira2 begitu ya .. 2. Kalau ada pendapat yang dikutipkan di jurnal yang mau kita kutip, tapi si jurnal juga mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan kita adalah jurnal tersebut. Tinggal tuliskan keterangan di catatan kaki, dengan kata "lihat, kemudian diikuti dengan sumber referensi. Atau bisa juga, dituliskan dengan kata "dalam" kemudian diikuti dengan sumber yang kita kutipkan. Catatan. Tapi dalam etika penulisan karya ilmiah, sebenarnya kita dituntut untuk mengutip sumber secara langsung. Misalkan kita mengutip pendapat Mochtar tentang pengertian hukum, maka kita sebenarnya disarankan untuk mengutip dari bukunya secara langsung, tidak melalui perantara dari tulisan orang lain yang mengutipkan pendapat Mochtar tersebut. Mudah2an jawaban ini bisa membantu memberi penjelasan...salam 🙏🏽
bang berarti penggunaan loc.cit kn dari contoh tersebut merujuk pada referensi mochtar.. yang dalam artian sama sumber dan sama halaman tapi telah diselangi sumber lain yg dikatakan sama halamanan nya dan sumber sama dalam penggunaan loc.cit itu pada halaman 6. maskudnya yah? dalam artian loc.cit itu merujuk mochtar hlm.6 bukan mochtar yg dihalam awal hlm 1-2?
Terima kasih. Ya sebenarnya secara umum, footnote itu digunakan untuk kalimat yang kita kutip, supaya orang lain tau, bahwa kita itu meminjam kalimat orang lain atau pendapat orang lain. Jadi penempatannya sebenarnya di akhir kalimat Kutipan itu. Mudah2 bisa memperjelas ya...salam. 🙏🏽
Iya tetap menggunakan op.cit. karena pada prinsipnya adalah bahwa sumbernya sudah 'diselangi oleh sumber lain', walaupun sudah diselangi 2 atau bahkan 5 sumber lain... Semoga jawabannya bisa dimengerti ya...🙏🏽
terima kasih untuk pertanyaannya. Iya betul, untuk sitasi web tidak perlu menggunakan halaman. hanya perlu informasi Web dan judul, tanggal diterbitkannya (jika ada), lalu kemudian sertakan link dan juga informasi kapan kita mengaksesnya, tanggal-bulan-tahun serta pukul berapa. sebagai catatan, untuk referensi web yang digunakan untuk karya ilmiah, sebaiknya gunakan we yang resmi, seperti web pemerintah, lembaga resmi swasta, atau koran online. salam.
Selamat pagi Pak, mohon izin bertanya Pak, Kalau seandainya Kita masih pakai sumber yg sama namun halaman saja yg beda, tapi udah berlembar Lembar halaman d wordnya, misalnya : d halaman 1 wordnya pake sumber pertama , lalu terus sampai udah d halaman 20'an wordnya ketemu lg Dr sumber yg sama, namun beda halaman nya saja, Kira" tetap pakai nama sumbernya saja d buat + op.cit + halamannya, atau bagaimana ya Pak? Mohon arahannya Pak, Terimakasih banyak sebelumnya Pak 🙏
Terima kasih @Rizal DN ...Kalau untuk daftar bacaan atau daftar pustaka, tidak perlu menggunakan ibid, op.cit., dan loc.cit. jadi hanya daftar buku yang sudah digunakan atau dijadikan rujukan di dalam menulis karya ilmiah saja. 🙏🏽
Kak mau nanya jika dalam satu paragraf terdapat dua sumber buku yg berbeda tapi belum pernah disebutkan dlm catatan kaki sebelumnya , jadi pake yang mana kak?
Terima kasih @Prima yanti ...kalau belum disebutkan sumbernya, maka ditulis utuh sumbernya. Misal: Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung, 2003., hlm. 10. Kira2 begitu @prima Yanti...semoga bisa menjawab ya...🙏🏽
Muhtarkusuma opcit hal 7 jika dibahawahnya lagi apakah tetap Muhtarkusuma opcit halaman delapan dan bagaimana kalau sama halamannya apakah muhtar locit halaman 7
Jika dibawahnya masih mengutip buku Mochtar, maka, kembali menggunakan ibid. Sebagaimana pengertian dasarnya, ibi berarti sama dengan sumber sebelumnya yang belum diselangi oleh sumber lain. Jadi menggunakan Ibid., hlm.... Jika halamannya sama cukup tulis ibid saja. Semoga bisa membantu menjawab...🙏🏾
@@DuniaAgit master, yang diselangi dalam 1 lembar awal berlaku sampai akhir atau bagaimana misal, halaman 1 buku A, buku b, buku c halaman 2 mengutip lagi buku A (apakah disini penerapan opcit(A. Op. Cit. Hal..) kemudian paragraf berikutnya mengutip halaman yang sama, apakah bukan (A. Locit yah) karena halaman 1 sudah diselangi beberapa buku, mohon infonya master☺️🙏
@@aliflofty2184 @Alif Lofty @Alif Lofty sebenarnya ini tidak digunakan perlembar akan tetapi digunakan untuk satu karya ilmiah. Jadi cara sitasi ini berlaku untuk satu karya ilmiah. Jadi jika sudah diselangi oleh sumber lain, maka ditulis menggunakan op.cit. kalau belum diselangi maka menggunakan ibid, jika sudah diselangi oleh sumber lain, tapi halaman yang dikutipkan sama, maka menggunakan loc.cit. jika sumber yang di atas mengulang dari sumber sebelumnya, misal: 1. Buku A 2. buku B 3. buku C 4. buku D Nah disini kita mau mengutipkan sumber A, maka ditulis selanjutnya: 5. A, Op.cit., hlm.... Nah terus di bawah catatan kaki nomor 5 itu, kita masih mengutipkan sumber yang sama, yaitu buku A, maka cukup ditulis Ibid, karena sumbernya sama, dan belum diselangi lagi oleh sumber lain, jadi ditulis: 6. Ibid. (Jika halaman sama, ya tidak perlu ditulis, jika halamannya berbeda harus ditulis nomor halamnnya, sebagai petunjuk teks yang dikutip) Semoga bisa memperjelas ya 🙏🏾
Ijin bertanya pak Apakah pendapat para ahli dapat kita modif dalam sebuah kalimat,dalam arti kita menuliskan pendapat ahli tersebut dengan mengubah dengan kata kata kta sendiri namun bermakna sama. Yg kemudian kita kita buatkan footnote nya nama ahli tsb. Tks
Terima kasih @Gabriel Purba ...tentu saja boleh...itu namanya memparafrase atau menyimpulkan suatu pendapat, tetapi tidak boleh mengubah maknanya, dan tetap diberi catatan kaki, sebagai sebuah informasi, bahwa pendapat itu adalah pendapat orang lain, dengan mencantumkan pustakanya. Topik ini saya bahas dalam video ini: th-cam.com/video/nPSdx0dzrD8/w-d-xo.html selamat belajar ya @Gabriel Purba...sukses untukmu...
Permisi pak izin bertanya saya kan menarik catatan kaki pertama Zulfan yang kedua Vito lalu saya mau menaruh yang Zulfan lagi pak dengan halaman yang sama jadi penulisannya seperti ini ya pak Zulfan, loc, cit.(Gausa dikasi hal lagi pak? Soalnya hal sama kek diawal ) terus dibawah nya saya juga mau naruh catatan kaki lagi tapi buku yang sama kek diawal Zulfan, dengan halaman yang berbeda Jadi ini., Hal....... Benar atau tidak pak
Pak izin brtanya kalo misalnya di hlm prtama footnote nya buku a, kemudian footnote kedua pake ibid, lalu footnote ketiga tetap pake sumber yg sama tp halamannya beda, apakah pake ibid lagi?
Saya mau nanya bang. jika saya menulis semua pembahasan yang ada di 1 bab sebuah buku, apakah saya harus menaruh catatan kaki di setiap halaman dengan "ibid+nomer hal"?
Terima kasih @Ardian1945 ... pada hakikatnya seperti itu, jadi ketika kita mengambil atau mengutip pendapat orang lain, maka kita harus mencantumkan sumbernya. Akan tetapi, kita juga tidak boleh, misalnya, mengambil seluruh Bab 1 milik orang lain ke dalam karya kita...tidak enak juga dilihat atau dibaca kalau karya kita itu hanya merujuk pada satu buku dan catatan kakinya isinya Ibid semua. pada intinya, karya orang lain itu sebagai sebuah cara kita untuk menunjukkan bahwa kita sependapat dengan tulisan itu dan kita meyakini bahwa tulisan itu bisa memperkuat argumen kita. jadi kita juga harus menyampaikan dengan bahasa kita sendiri, meskipun itu dari tulisan orang lain. jadi kita juga harus punya teknik mengutip yang benar. dalam mengutip itu ada kutipan langsung, tidak langsung dan menyimpulkan. mungkin video ini juga bisa membantu mengenai kutipan: th-cam.com/video/nPSdx0dzrD8/w-d-xo.html semoga bisa membantu ya...
Izin bertanya pak. Jika kita ingin mengutip kembali referensi yang pernah di kutip tanpa halaman ya pak karena hanya merujuk pada jurnalnya saja. Namun sudah diselangi oleh 4 atau 5 referensi lainnya. Apakah dikutip menggunakan opcit atau locit ya pak? Terima kasih pak.
Terima kasih kak @Bintang Saputra ...Kalau dalam satu halaman hanya ada satu sumber saja, dan belum diselangi oleh sumber lain, maka kita bisa menuliskan sumbernya secara lengkap. Misalkan sumbernya dari buku, contohnya penulisannya seperti ini: 1. Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung, 2003. hlm. 10. Untuk tata penulisan sumber buku itu bisa berbeda-beda, bergantung kampusnya masing-masing. Semoga bisa dimengerti penjelasannya ya...🙏🏽
@@DuniaAgit terimakasih atas jawaban nya pak Satu lagi pak bagaimana penulisan catatan kaki jika kita mengutif dari sebuah jurnal yang mengutif pendapat orang lain?
Sama-sama...kalau mengutip tulisan di jurnal yang mengutip pendapat orang lain, bisa ditulis sumber jurnal tempat kita mengutip pendapat orang lain itu...🙏🏽
Waalaikumsalam...terima kasih kak @alfira rahmawati318 . Sepertinya penggunaan Ibid, Op.Cit., dan Loc.cit., akan selalu digunakan. Karena penting untuk menelusuri sumber ide dari tulisan kita. Mungkin ada yang tidak menggunakan model catatan kaki ini, tapi sebagai gantinya dengan menggunakan body note, atau mencantumkan sumber referensi di dalam badan teks tulisan kita. Contohnya seperti ini (Mochtar Kusumaatmadja, 2003: 35). Kira2 begitu. Dalam catatan kaki itu juga ada model lain selain Ibid, Op.cit., dan loc.cit. yaitu model id, Supra note. Mungkin itu ya, semoga bisa memperjelas gambarannya...salam...🙏🏽
Izin bertanya pak. Jika kutipan sudah ada sebelumnya dan kita ingin mengutipnya kembali tanpa halaman ya pak karena merujuk kepada jurnalnya saja pak. namun diselangi oleh 4 atau 5 referensi yang lain . Apakah tetap menggunakan opcit ya pak?
Misalkan satu penulis ada dua buku...misalkan: 1. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, PT Alumni, Bandung, 2003. 2. Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Pembangunan, PT. alumni, Bandung, 2012. Idealnya, kalau hanya satu penulis, maka ditulis: Mochtar Kusumaatmadja, op.cit., hlm..... Nah kalau misalkan dalam konteks pertanyaanmu, dalam konteks Op.Cit, maka ditulis: 1. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, op.cit., hlm... Dan satunya: 2. Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Pembangunan, Op.cit., hlm. ... Pada intinya, dicari letak pembedanya, biasanya yang digunakan judulnya... Semoga bisa dimengerti...🙏🏾
Iya mas @Rafi Jauhar ...jadi tanda titik itu gunanya untuk mengakhiri rangkaian sumber buku. Sementara koma itu untuk memberi pemisah antara sumber buku dan halaman. Jadi titik koma itu untuk mengakhiri sumbernya sekaligus membuka bagian lainnya, yaitu halaman. Kira2 begitu gambarannya mas @Rafi Jauhar...🙏🏽
Contoh: 1. Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, PT. alumni, Bandung, 2003., hlm 3. 2. Ibid, hlm. 8 3. Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 1982, hlm. 13. 4. Mochtar, Op.cit., hlm. 7. 5. Ibid., hlm. 8. Kalau no. 4 op.cit, dan berikutnya mau merujuk ke buku yang sama, maka pakai lagi ibid. Semoga bisa dimengerti ya 🙏🏽
Kalo penulisan footnote itu, ngurut dari awal halaman ampe halaman terakhir yaa pa (bab 3/4) ??? Ato tiap per halaman pa?
Halo @Muhammad Rizki Fadillah ...iya betul...jadi footnote itu, kalau dalam skripsi, harus urut dari Bab I sampai bab terakhir, Bab V...🙏🏽
@@DuniaAgit Nah pa, kalo kasusnya kaya begini pa:
1. Muhammad Rizki, Teknik Penulisan, (Kota: Penerbit, Tahun), hlm...
2. Ibid., hlm...
3. Muhammad Syaiful, Teknik Penulisan Karya Ilmiah, (Kota: Penerbit, Tahun), hlm..
4. Aldi Iqbal, Kumpulan Karya Ilmiah, (Kota: Penerbit, Tahun), hlm....
5. ????
Nah pa, di nomer ini 5 footnote itu, ternyata refrensi nya itu sama kaya nomer 1, ntah halaman sama/beda. Tapi, udah diselingi 2refrensi/lebih yg berbeda. Lalu, untuk ngisi footnote ke 5 ini, rumus isi footnote nya itu, ibid.,? Op. Cit.,? Loc. Cit.,? Atau nulis ulang lagi sama kaya nomer 1?
Untuk yang nomor 5 itu, bisa pakai op.cit atau loc.cit. kalau halamannya berbeda, maka pakai loc.cit., cara nulisnya: Muhammad Rizki, op.cit., hlm. (Sebutkan halamannya), kalau halamannya sama dengan nomor 1, maka pakai loc.cit. cara nulis ya Muhammad Rizki, loc.cit. tanpa sebut halaman.
@@DuniaAgit meskipun halaman nya udah berbeda, sama juga pa?
Contoh, footnote nomer 1-4 halaman 2, sedangkan footnote nomer 5 halaman 3 nya pak..itu gimana pa?
Iya tetep aja...berurutan...di word itu footnotenya automatis menghitung sendiri...🙏🏽
1. Ibid = sumber sama. Halaman sama. Belum diselingi.
2. Op.cit. = sumber yg dikutip sebelumnya. Sumber sama. Sudah diselangi oleh sumber lain. (Kutipan sebelumnya yg telah diselangi oleh kutipan sumber lain).
3. Loc.cit = dikutip dari tempat yg sama, halaman yg sama, dan sudah diselangi oleh sumber lain.
Sangat rilex & enjoy menonton penjelasannya 👍👏
Alhamdulillah. Terima kasih banyak atas penjelasannya
thankyou pak atas pencerahannya sangat menolong. Tuhan Yesus memberkati
Terimakasih Buat penjelasannya, vidio ini sangat bermanfaat dan dapat membantu saya dalam menulis karya ilmiah
Terimakasi kak, ini sangat membantu dalam penulisan tugas akhir saya 🙏🏻
Sangat bermanfaat & mudah dipahami. Hatur nuhun Kang atas pencerahannya.
Terimakasih Pak.. sangat membantu untuk kita yang baru mulai menulis karya tulis ilmiah...
Alhamdulillah...sama2 kak...sukses menulisnya kak...🙏🏽
Terima kasih penjelasannya
Sangat menarik dan bermanfaat 👍👍
Semoga Sehat selalu dan dilindungi tuhan pak. Sangat bermanfaat ilmunya untuk saya selaku mahasiswa
terimakasih pak alhamdulillah bermanaat ilmunya mudah dipahami ilmunya
alhamdulillah terimah atas penjelasannya pak
Terima kasih banyak, mudah dimengerti
Keren, bermanfaat bagi mahasiswa di masa sulit² nya..haha
Terimakasih pak, sangat membantu
Thanks bang, ilmunya sangat bermanfaat
Terimakasih pak, penjelasannya bagus banget sukses teruss
Aamiin...terima kasih Bu @Meri Handayani...
Makasi mas ilmunya sangat bermanfaat 🙏🙏👍👍
Terima kasih sudah datang ke channel ini...🙏🏽
Terimakasih banyak atas ilmunya 🤗🙏
mantap pa mudah di mengerti
Terima kasih, sangat bermanfaat
Makasih sangat bermanfaat pak
Masyallah Pak😍😍😍😍 Makasih pak..
mantap pak, penjelasannya mudah dipahami
Terima kasih bang,sanagat bermanfaat, salam sehat 🙏
Mudah di pahami, Terimakasi kak ilmunya, Sangat bermanfaat😁
Terima kasih. Sangat membantu
Terima kasih bang, video ini sangat membantu
@Fletcher Warren sorry mate
But I absolutely don't give damn, and I'm also not an idiot to believe such things
Sangat membantu pak. terimakasih
Terima kasih atas penjelasannya, Pak.
sangat bermanfaat... terimakasih
tks sngat bermanfaat bosku,,,
Mantap, mudah dimengerti
Mantap bang....semoga bermanfaat
terima kasih pak ilmunya
Makasih bang. Di matkul hukum jg harus pake begitu saat menyusun skripsi 😂🙏👍
Makasih pak🙏🙏 penjelasannya terang bagt, cuma videonya aga buram aja..
Terimakasih 😊
terimakasih sangat jelass
Terima kasih 🤝
sangat bermanfaat
Terima kasih pak
Terima kasih
sangat membantu
terimaksih penjelasannya, saya kirain ibid itu nama buku hehehe
Terimakasih kak
terimakasih pak
Keren, terimakasih info nya kak
Tsaahhh....thanks bang @Romadhona Edi Saputra .... 😉
Baguss
Makasi pak penjelasannya
Siap...sama2...👍🏼
Terimaaaa kasihhhh bapaakk
Terima kasih kembali ya...🙏🏾😉
Mksh om
Cuma mau tanya kak. Yang komen nama, npm, sama kelas itu buat giveaway apa? Saya juga mau ikut
pa izin tanya tentang footnot kerana saya juga blm ngerti. footnot itu sesuai dr buku yang kita rujuk atau kita sendiri yang kutip
Bang mau nanya dong untuk penulisan ibud, gimana klw halaman word nya udah berbeda, tapi belum di selangi sama sumber lain
Izin bertanya pak, apakah pada setiap penulisan paragraf di karya ilmiah itu harus ada catatan kakinya pak? Misal kita merujuk pada beberapa buku dan semua pendapat yang ada dalam buku buku tersebut kita bubuhkan di karya ilmiah, apakah semuanya tersebut harus dikasih catatan kaki? Terus bagaimana nantinya pak ketika kita mengambil referensi dari jurnal, namun jurnal tersebut rata rata memiliki footnote yang mencantumkan macam macam buku yg dijadikan referensi, bagaimana cara kita mengutipnya kembali ke dalam karya ilmiah pak? Sementara kita tidak punya sumber yang sama yang ada pada jurnal tersebut..terimakasih sebelumnya pak🙏🏻
Halo, Terima kasih @DIKI ARDIYANSAH ...kita coba bahas ya...
1. Pada intinya, catatan kaki dicantumkan karena kita mengutip pendapat orang lain, hendak memperjelas sebuah istilah atau memberikan keterangan yang lebih mendalam pada tulisan kita. Jadi tidak harus di tiap paragraf kita beri catatan kaki. Karena pada dasarnya, secara etika, dalam karya ilmiah kita, kita juga harus memberikan analisis dan menghubungkan dengan pokok bahasan kita. Jadi kita juga harus punya kalimat sendiri juga. Kira2 begitu ya ..
2. Kalau ada pendapat yang dikutipkan di jurnal yang mau kita kutip, tapi si jurnal juga mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan kita adalah jurnal tersebut. Tinggal tuliskan keterangan di catatan kaki, dengan kata "lihat, kemudian diikuti dengan sumber referensi. Atau bisa juga, dituliskan dengan kata "dalam" kemudian diikuti dengan sumber yang kita kutipkan.
Catatan. Tapi dalam etika penulisan karya ilmiah, sebenarnya kita dituntut untuk mengutip sumber secara langsung. Misalkan kita mengutip pendapat Mochtar tentang pengertian hukum, maka kita sebenarnya disarankan untuk mengutip dari bukunya secara langsung, tidak melalui perantara dari tulisan orang lain yang mengutipkan pendapat Mochtar tersebut.
Mudah2an jawaban ini bisa membantu memberi penjelasan...salam 🙏🏽
bang berarti penggunaan loc.cit kn dari contoh tersebut merujuk pada referensi mochtar.. yang dalam artian sama sumber dan sama halaman tapi telah diselangi sumber lain yg dikatakan sama halamanan nya dan sumber sama dalam penggunaan loc.cit itu pada halaman 6. maskudnya yah? dalam artian loc.cit itu merujuk mochtar hlm.6 bukan mochtar yg dihalam awal hlm 1-2?
mau tanya pak, kalau penggunaan footnote setelah tutup kurung itu ada bedanya dgn kalimat yg gapake tanda kurung ya?
Terima kasih. Ya sebenarnya secara umum, footnote itu digunakan untuk kalimat yang kita kutip, supaya orang lain tau, bahwa kita itu meminjam kalimat orang lain atau pendapat orang lain. Jadi penempatannya sebenarnya di akhir kalimat Kutipan itu. Mudah2 bisa memperjelas ya...salam. 🙏🏽
Terimakasih bapak dosen ganteng
pak kl mengutipnya dengan cara menyimpulkan dari jurnal itu penulisan catatan kakinya gmn ?
Kalau kutipannya diselangi oleh dua atau tiga sumber lain masih ditulis op.cut gak pak? mohon pak penjelasannya
Iya tetap menggunakan op.cit. karena pada prinsipnya adalah bahwa sumbernya sudah 'diselangi oleh sumber lain', walaupun sudah diselangi 2 atau bahkan 5 sumber lain...
Semoga jawabannya bisa dimengerti ya...🙏🏽
om mau tanya, kalau kita referensi nya dri web itu tinggal gk usah isi halaman sama kota penerbit ya? atau bagaimana om??
terima kasih untuk pertanyaannya.
Iya betul, untuk sitasi web tidak perlu menggunakan halaman. hanya perlu informasi Web dan judul, tanggal diterbitkannya (jika ada), lalu kemudian sertakan link dan juga informasi kapan kita mengaksesnya, tanggal-bulan-tahun serta pukul berapa.
sebagai catatan, untuk referensi web yang digunakan untuk karya ilmiah, sebaiknya gunakan we yang resmi, seperti web pemerintah, lembaga resmi swasta, atau koran online. salam.
Selamat pagi Pak, mohon izin bertanya Pak,
Kalau seandainya Kita masih pakai sumber yg sama namun halaman saja yg beda, tapi udah berlembar Lembar halaman d wordnya, misalnya : d halaman 1 wordnya pake sumber pertama , lalu terus sampai udah d halaman 20'an wordnya ketemu lg Dr sumber yg sama, namun beda halaman nya saja, Kira" tetap pakai nama sumbernya saja d buat + op.cit + halamannya, atau bagaimana ya Pak? Mohon arahannya Pak, Terimakasih banyak sebelumnya Pak 🙏
Terima kasih atas kunjungannya di channel kami...tetap menggunakan, Nama pengarang, op.cit., halaman...
Semoga bisa membantu ya...🙏🏽
@@DuniaAgit baik Pak , Terimakasih banyak atas informasinya ya Pak 🙏 sukses selalu untuk channel TH-cam nya Pak, lanjutkannn 👍🙏
Aamiin...siap..terima kasih ya...🙏🏽
Izin tanya pak berrti jika seperti contoh ibid tidak bisa muncul lagi ya pak karean udah di awal
Klw utk penulisan di daftar bacaannya gmn pak terkait ibid, op.cit, loc.cit?
Terima kasih @Rizal DN ...Kalau untuk daftar bacaan atau daftar pustaka, tidak perlu menggunakan ibid, op.cit., dan loc.cit. jadi hanya daftar buku yang sudah digunakan atau dijadikan rujukan di dalam menulis karya ilmiah saja. 🙏🏽
Kak mau nanya jika dalam satu paragraf terdapat dua sumber buku yg berbeda tapi belum pernah disebutkan dlm catatan kaki sebelumnya , jadi pake yang mana kak?
Terima kasih @Prima yanti ...kalau belum disebutkan sumbernya, maka ditulis utuh sumbernya. Misal: Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung, 2003., hlm. 10.
Kira2 begitu @prima Yanti...semoga bisa menjawab ya...🙏🏽
Oh iya makasi kak😁🙏
Pak kalo pengarang sama buku berbeda itu ga perlu tulis ibid?
Muhtarkusuma opcit hal 7 jika dibahawahnya lagi apakah tetap Muhtarkusuma opcit halaman delapan dan bagaimana kalau sama halamannya apakah muhtar locit halaman 7
Jika dibawahnya masih mengutip buku Mochtar, maka, kembali menggunakan ibid. Sebagaimana pengertian dasarnya, ibi berarti sama dengan sumber sebelumnya yang belum diselangi oleh sumber lain. Jadi menggunakan Ibid., hlm.... Jika halamannya sama cukup tulis ibid saja.
Semoga bisa membantu menjawab...🙏🏾
@@DuniaAgit master, yang diselangi dalam 1 lembar awal berlaku sampai akhir atau bagaimana misal, halaman 1 buku A, buku b, buku c halaman 2 mengutip lagi buku A (apakah disini penerapan opcit(A. Op. Cit. Hal..) kemudian paragraf berikutnya mengutip halaman yang sama, apakah bukan (A. Locit yah) karena halaman 1 sudah diselangi beberapa buku, mohon infonya master☺️🙏
@@aliflofty2184 @Alif Lofty @Alif Lofty sebenarnya ini tidak digunakan perlembar akan tetapi digunakan untuk satu karya ilmiah. Jadi cara sitasi ini berlaku untuk satu karya ilmiah. Jadi jika sudah diselangi oleh sumber lain, maka ditulis menggunakan op.cit. kalau belum diselangi maka menggunakan ibid, jika sudah diselangi oleh sumber lain, tapi halaman yang dikutipkan sama, maka menggunakan loc.cit. jika sumber yang di atas mengulang dari sumber sebelumnya, misal:
1. Buku A
2. buku B
3. buku C
4. buku D
Nah disini kita mau mengutipkan sumber A, maka ditulis selanjutnya:
5. A, Op.cit., hlm....
Nah terus di bawah catatan kaki nomor 5 itu, kita masih mengutipkan sumber yang sama, yaitu buku A, maka cukup ditulis Ibid, karena sumbernya sama, dan belum diselangi lagi oleh sumber lain, jadi ditulis:
6. Ibid. (Jika halaman sama, ya tidak perlu ditulis, jika halamannya berbeda harus ditulis nomor halamnnya, sebagai petunjuk teks yang dikutip)
Semoga bisa memperjelas ya 🙏🏾
@@DuniaAgit terima kasih pak guru atas ilmunya😇😇🙏
Alhamdulillah...Sama² @Alif Lofty 🙏🏾
Ijin bertanya pak
Apakah pendapat para ahli dapat kita modif dalam sebuah kalimat,dalam arti kita menuliskan pendapat ahli tersebut dengan mengubah dengan kata kata kta sendiri namun bermakna sama.
Yg kemudian kita kita buatkan footnote nya nama ahli tsb.
Tks
Terima kasih @Gabriel Purba ...tentu saja boleh...itu namanya memparafrase atau menyimpulkan suatu pendapat, tetapi tidak boleh mengubah maknanya, dan tetap diberi catatan kaki, sebagai sebuah informasi, bahwa pendapat itu adalah pendapat orang lain, dengan mencantumkan pustakanya. Topik ini saya bahas dalam video ini: th-cam.com/video/nPSdx0dzrD8/w-d-xo.html
selamat belajar ya @Gabriel Purba...sukses untukmu...
@@DuniaAgit trimaksih pak.. channel ini sangat bermanfaat dan membantu
Sukses selalu buat bapk
Alhamdulillah...terima kasih @Gabriel Purba aamiin...sukses juga buatmu...
Permisi pak izin bertanya saya kan menarik catatan kaki pertama Zulfan yang kedua Vito lalu saya mau menaruh yang Zulfan lagi pak dengan halaman yang sama jadi penulisannya seperti ini ya pak
Zulfan, loc, cit.(Gausa dikasi hal lagi pak? Soalnya hal sama kek diawal ) terus dibawah nya saya juga mau naruh catatan kaki lagi tapi buku yang sama kek diawal Zulfan, dengan halaman yang berbeda
Jadi ini., Hal.......
Benar atau tidak pak
Mohon bantuannya pak🙏
Pak izin brtanya kalo misalnya di hlm prtama footnote nya buku a, kemudian footnote kedua pake ibid, lalu footnote ketiga tetap pake sumber yg sama tp halamannya beda, apakah pake ibid lagi?
Setahu saya: Ibid, hal. (angka)
Co: Ibid, hal. 31
Terus kalo di daftar pustaka kita tulisnya apa?
Saya mau nanya bang. jika saya menulis semua pembahasan yang ada di 1 bab sebuah buku, apakah saya harus menaruh catatan kaki di setiap halaman dengan "ibid+nomer hal"?
Terima kasih @Ardian1945 ...
pada hakikatnya seperti itu, jadi ketika kita mengambil atau mengutip pendapat orang lain, maka kita harus mencantumkan sumbernya. Akan tetapi, kita juga tidak boleh, misalnya, mengambil seluruh Bab 1 milik orang lain ke dalam karya kita...tidak enak juga dilihat atau dibaca kalau karya kita itu hanya merujuk pada satu buku dan catatan kakinya isinya Ibid semua. pada intinya, karya orang lain itu sebagai sebuah cara kita untuk menunjukkan bahwa kita sependapat dengan tulisan itu dan kita meyakini bahwa tulisan itu bisa memperkuat argumen kita. jadi kita juga harus menyampaikan dengan bahasa kita sendiri, meskipun itu dari tulisan orang lain. jadi kita juga harus punya teknik mengutip yang benar. dalam mengutip itu ada kutipan langsung, tidak langsung dan menyimpulkan. mungkin video ini juga bisa membantu mengenai kutipan: th-cam.com/video/nPSdx0dzrD8/w-d-xo.html
semoga bisa membantu ya...
@@DuniaAgit terimakasih banyak sangat membantu
Sama-sama @Ardian1945...🙏🏽
Izin bertanya pak. Jika kita ingin mengutip kembali referensi yang pernah di kutip tanpa halaman ya pak karena hanya merujuk pada jurnalnya saja. Namun sudah diselangi oleh 4 atau 5 referensi lainnya. Apakah dikutip menggunakan opcit atau locit ya pak?
Terima kasih pak.
Izin bertanya pak
Bagaimana penulisan catatan kaki yg benar jika dalam satu halaman itu hanya ada satu sumber saja ?
Terima kasih kak @Bintang Saputra ...Kalau dalam satu halaman hanya ada satu sumber saja, dan belum diselangi oleh sumber lain, maka kita bisa menuliskan sumbernya secara lengkap. Misalkan sumbernya dari buku, contohnya penulisannya seperti ini: 1. Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung, 2003. hlm. 10.
Untuk tata penulisan sumber buku itu bisa berbeda-beda, bergantung kampusnya masing-masing.
Semoga bisa dimengerti penjelasannya ya...🙏🏽
@@DuniaAgit terimakasih atas jawaban nya pak
Satu lagi pak bagaimana penulisan catatan kaki jika kita mengutif dari sebuah jurnal yang mengutif pendapat orang lain?
Sama-sama...kalau mengutip tulisan di jurnal yang mengutip pendapat orang lain, bisa ditulis sumber jurnal tempat kita mengutip pendapat orang lain itu...🙏🏽
@@DuniaAgit terimakasih pak 🙏
Semoga sukses dan sehat selalu
Aamiin...terima kasih...🙏🏽 Sukses juga buat kak @Bintang Saputra
Assalamualaikum pak, mau tanya
Dapat diketahui bahwa ibid, opcit, dan loc cit tidak digunakan lagi sekarang, mengapa pak?
Mohon bantuannya pak🙏
Waalaikumsalam...terima kasih kak @alfira rahmawati318 . Sepertinya penggunaan Ibid, Op.Cit., dan Loc.cit., akan selalu digunakan. Karena penting untuk menelusuri sumber ide dari tulisan kita. Mungkin ada yang tidak menggunakan model catatan kaki ini, tapi sebagai gantinya dengan menggunakan body note, atau mencantumkan sumber referensi di dalam badan teks tulisan kita. Contohnya seperti ini (Mochtar Kusumaatmadja, 2003: 35). Kira2 begitu.
Dalam catatan kaki itu juga ada model lain selain Ibid, Op.cit., dan loc.cit. yaitu model id, Supra note.
Mungkin itu ya, semoga bisa memperjelas gambarannya...salam...🙏🏽
Izin bertanya pak. Jika kutipan sudah ada sebelumnya dan kita ingin mengutipnya kembali tanpa halaman ya pak karena merujuk kepada jurnalnya saja pak. namun diselangi oleh 4 atau 5 referensi yang lain . Apakah tetap menggunakan opcit ya pak?
Kalo sumber bukunya beda, penulisnya sama ditulis nya gimana pak?
Misalkan satu penulis ada dua buku...misalkan:
1. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, PT Alumni, Bandung, 2003.
2. Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Pembangunan, PT. alumni, Bandung, 2012.
Idealnya, kalau hanya satu penulis, maka ditulis:
Mochtar Kusumaatmadja, op.cit., hlm.....
Nah kalau misalkan dalam konteks pertanyaanmu, dalam konteks Op.Cit, maka ditulis:
1. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, op.cit., hlm...
Dan satunya:
2. Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Pembangunan, Op.cit., hlm. ...
Pada intinya, dicari letak pembedanya, biasanya yang digunakan judulnya...
Semoga bisa dimengerti...🙏🏾
Mau tanya pak, itu halamannya, halaman yang ada dilaporan kita atau di buku referensi ?
Halaman buku yang informasinya kita kutip 🙏🏾
Kalau halaman yang berada setelah ibid, op cit, dan lok cit, itu dari buku referensi atau
Like it
Nama: Inggrid Saphire Mahari
NPM: 19212001P
Mata Kuliah: MPPH (P2)
Terima kasih Pak untuk penyampaian materinya
???
Nama : megi saputri
Npm : 19211162
Terima kasih pak untuk materinya mudah di pahami dan di mengerti
M.Yusril Nasawijaya 18211093
permisi mas, apa bener (.,) dituliskan sebelum halaman? itu fungsinya apa ya mas? mohon dijawab mas, terima kasih🙏
Iya mas @Rafi Jauhar ...jadi tanda titik itu gunanya untuk mengakhiri rangkaian sumber buku. Sementara koma itu untuk memberi pemisah antara sumber buku dan halaman. Jadi titik koma itu untuk mengakhiri sumbernya sekaligus membuka bagian lainnya, yaitu halaman. Kira2 begitu gambarannya mas @Rafi Jauhar...🙏🏽
Nama : Novita sari
Npm : 18211067
MK : MPPH (P2)
Terimakasih pak atas materinya
Riki wahyudin
18211226
Izin bertanya pa, kalo ibid nya tidak muncul gmn cara mengatasinya yah
Ibid dalam video ini tidak automatis, tapi dibuat secara manual. 🙏🏽
Tio shanjaya 18211188
Terima kasih, sangat mudah dipahami
Terimakasih 😊
Terima kasih
Maaf pak izin bertanya jika kita telah memakai Op.cit, jika ada yang sama lagi dilanjutkan Ibid? buku yg sama dengan Op.cit di atas
gmn ka? uda tau jawabannya? info dong ka aku jg bingung😢
Contoh:
1. Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional, PT. alumni, Bandung, 2003., hlm 3.
2. Ibid, hlm. 8
3. Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 1982, hlm. 13.
4. Mochtar, Op.cit., hlm. 7.
5. Ibid., hlm. 8.
Kalau no. 4 op.cit, dan berikutnya mau merujuk ke buku yang sama, maka pakai lagi ibid.
Semoga bisa dimengerti ya 🙏🏽