Jika kamu pernah berwisata atau berdomisili di Kota Jogja, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman... disinilah sampahmu akan berakhir. Selamat datang di TPST Piyungan.
Jogja adalah kota wisata.Pastinya sampahnya akan banyak sekali.Sebaiknya setiap RW, Kelurahan, Kecamatannya mendirikan Bank Sampah dan Rumah Kompos.Masyarakat harus diedukasi ttg pemilahan sampah.DLHD aktif melihat kondisi lingkungan persampahan kotanya dan membantu dlm bentuk moril dan dana.Kami dari Proklim Lestari 2022 Pekayon Bekasi Selatan🌳🌳🌳
mantap... Aplikasi yg bisa jadi solusi yg cerdas dan memudahkan masyarakat untuk mengelola sampah... perlu diperbanyak aplikasi seperti ini dan didukung pemerintah.. Terkadang rumahtangga menganggap bayar tukang sampah Rp.30rb-50rb dianggap lebih praktis daripada memilahnya setiap hari.. dengan alasan keterbatasan waktu ataupun lahan.. Ada pula yg tak mau mandiri memilah sampah dengan dalih memberi rezeki para pejuang sampah baik pengepul maupun pemulung di tpst.. Mungkin pihak aplikasi mau memfasilitasi langsung dilapangan untuk pengadaan keranjang pemilah sampah organik dan anorganik serta edukasi via aplikasi maupun kader dilapangan, keranjang pemilah bisa menggunakan aset yg dimiliki pengguna aplikasi ataupun pengadaan langsung dari pihak vendor aplikasi. Untuk biaya pengadaan bisa dibuat transaksi pengadaan yg pembayarannya bisa melalui saldo hasil penjualan sampah pengguna. Majulah Indonesia....
Terimakasih Rapel Indobesia,sudah mengangkat permasalahan pengelolaan sampah di wilayah DIY. Supaya para birokrat di Pemprop DIY, tidak bisa seenaknya sendiri mengambil kebijakan, tanpa memikirkan kehidupan di masa depan yg tidak bisa diurus dengan sembarangan! Sampah itu masalah bersama, tetapi yg diberi tugas mengelola adalah pemprop,pemkab & pemkot, karena mereka yg diberi tanggung jawab lewat APBD, bahwa masyarakat harus dilibatkan secara aktif, kita setuju saja
Betul Kak, kurangi sampah merupakan langkah bijak. Bila memiliki sampah anorganik akan lebih baik juga jika dipilah dan disetorkan ke Bank Sampah atau Rapel untuk di proses daur ulang,
Sejak dibuka,,pembuangan sampah di piyungan,,,,,, aneh banget,, tak ada mesin pengolah sampah,, menjadi pupuk,,, yg non organik menjadi brg yg berguna,,,,emang pemda diy,,,tak punya duit,,,,ada apbd,,apbn,,dana istimewa,,,,,sangat merugikan rakyat,,,,,,
Sedih keliling kota jogja sekarang,,,, katanya kota wisata ternyata sampah berserakan dimana2,,, timur jembatan dekat gembiraloka, dan tempat yg lainnya,, sampah jadi ikon wisata baru, katanya kota pelajar, banyak sekolah, banyak universitas, tentu banyak orang pintar (profesor doktor dll) ternyata kepintarannya tidak berpengaruh banyak untuk kotanya, kemana orang2 pintar dan terpelajarnya??? Trotoar gak nyaman buat Pejalan Kaki,, orang buka toko/kios menyita trotoar, belum lagi spanduk2 reklame,, jogja kok kumuh ya??? Kayak nggak ada penertiban,,, pada ngumpet kemana Tuan-Tuannya, kan Jogja punya SATPOL PP juga to??? ,,, Tolong para orang terpelajar tunjukkan kepiterannya,,, gimanakan gitu sampahnya,,,
Jogja adalah kota wisata.Pastinya sampahnya akan banyak sekali.Sebaiknya setiap RW, Kelurahan, Kecamatannya mendirikan Bank Sampah dan Rumah Kompos.Masyarakat harus diedukasi ttg pemilahan sampah.DLHD aktif melihat kondisi lingkungan persampahan kotanya dan membantu dlm bentuk moril dan dana.Kami dari Proklim Lestari 2022 Pekayon Bekasi Selatan🌳🌳🌳
Pentingnya kesadaran seluruh rakyat Indonesia sampai ke akar akar nya,akan wajibnya memisahkan sampah biasa dengan sampah plastik.sekecil apapun itu
mantap...
Aplikasi yg bisa jadi solusi yg cerdas dan memudahkan masyarakat untuk mengelola sampah... perlu diperbanyak aplikasi seperti ini dan didukung pemerintah..
Terkadang rumahtangga menganggap bayar tukang sampah Rp.30rb-50rb dianggap lebih praktis daripada memilahnya setiap hari.. dengan alasan keterbatasan waktu ataupun lahan..
Ada pula yg tak mau mandiri memilah sampah dengan dalih memberi rezeki para pejuang sampah baik pengepul maupun pemulung di tpst..
Mungkin pihak aplikasi mau memfasilitasi langsung dilapangan untuk pengadaan keranjang pemilah sampah organik dan anorganik serta edukasi via aplikasi maupun kader dilapangan, keranjang pemilah bisa menggunakan aset yg dimiliki pengguna aplikasi ataupun pengadaan langsung dari pihak vendor aplikasi. Untuk biaya pengadaan bisa dibuat transaksi pengadaan yg pembayarannya bisa melalui saldo hasil penjualan sampah pengguna.
Majulah Indonesia....
Terimakasih Rapel Indobesia,sudah mengangkat permasalahan pengelolaan sampah di wilayah DIY.
Supaya para birokrat di Pemprop DIY, tidak bisa seenaknya sendiri mengambil kebijakan, tanpa memikirkan kehidupan di masa depan yg tidak bisa diurus dengan sembarangan!
Sampah itu masalah bersama, tetapi yg diberi tugas mengelola adalah pemprop,pemkab & pemkot, karena mereka yg diberi tanggung jawab lewat APBD, bahwa masyarakat harus dilibatkan secara aktif, kita setuju saja
Perlu rembug bersama ya mas Bro..
Sapinya apa gak bahaya itu kl makan sampah wetengnya
Yuk mulai dr rumah kita masing2 kurangi sampah, walau ku baru bisa pisah dr pempes aja itu udah berasa bgt,,,
Betul Kak, kurangi sampah merupakan langkah bijak. Bila memiliki sampah anorganik akan lebih baik juga jika dipilah dan disetorkan ke Bank Sampah atau Rapel untuk di proses daur ulang,
biasakan sampah dipilah2 sejak usia dini.
Host nya yg semangat dunkk
Aplikasi ini tidak tersedia karena dibuat untuk versi Android yang lebih lama bang..?
Halo Bang Hamdani, saat ini versi minimalnya adalah android 6.0
Cari lahan baru kok susah ya padahal luas sekali bumi ini😂😂
Sejak dibuka,,pembuangan sampah di piyungan,,,,,, aneh banget,, tak ada mesin pengolah sampah,, menjadi pupuk,,, yg non organik menjadi brg yg berguna,,,,emang pemda diy,,,tak punya duit,,,,ada apbd,,apbn,,dana istimewa,,,,,sangat merugikan rakyat,,,,,,
Sedih keliling kota jogja sekarang,,,, katanya kota wisata ternyata sampah berserakan dimana2,,, timur jembatan dekat gembiraloka, dan tempat yg lainnya,, sampah jadi ikon wisata baru, katanya kota pelajar, banyak sekolah, banyak universitas, tentu banyak orang pintar (profesor doktor dll) ternyata kepintarannya tidak berpengaruh banyak untuk kotanya, kemana orang2 pintar dan terpelajarnya??? Trotoar gak nyaman buat Pejalan Kaki,, orang buka toko/kios menyita trotoar, belum lagi spanduk2 reklame,, jogja kok kumuh ya??? Kayak nggak ada penertiban,,, pada ngumpet kemana Tuan-Tuannya, kan Jogja punya SATPOL PP juga to??? ,,,
Tolong para orang terpelajar tunjukkan kepiterannya,,, gimanakan gitu sampahnya,,,
Tpst itu artinya tempat pengelolaan sampah terpadu 😂😂😂.
Kalo cuma ditumpuk jadi gunung yg tiap hari makin tinggi artinya bukan dikelola 😂😂😂.