Assalamualaikum, Pak, Saya mau bertanya bagaimana menjelaskan hasil uji t yg menunjukan adanya pengaruh secara parsial namun ternyata uji koefisien determinasi menunjukan tdk adanya pengaruh, sedangkan dosen saya tidak mau menerima penjelasan "berpengaruh positif dan tidak signifikan".
Wa'alaikumsalam, Saya tidak paham konteksnya ya karena tidak membaca secara utuh. Namun kalo tidak signifikan, ya artinya tidak ada pengaruhnya walaupun tandanya positif atau negatif.
Bang saya mau tanya saya punya 3 artikel yg semuanya saya submit kejurnal Q1 free dan punya dampak faktor diatas 1,5.. namun pada kenyataannya hanya 1 paper saja yg ketrima, nah 2 paper saya yg di tolak saya masukan ke Q2 free namun tetep di tolak, akhirnya saya coba submit ke salah satu jurnal namanya iratde Q2 berbayar dengan sjr 0,5 dan yg saya submit adalah artikel abal2 yg saya sendiri ngasal nulisnya.. alhasil di terima dan accept oleh jurnal tersebut... Pertanyaan saya ukuran jurnal Q1 dan Q2 itu gmn sih kok yg berbayar lebih diterima padahal artikel abal2 namun tulisan saya yg benar2 bagus malah di tolak di Q2 yg free...
Saya biasanya tidak hanya menjadikan Scopus sebagai rujukan, atau ScimagoJr. Sebaiknya kita juga menggunakan pengindeks lain untuk rujukan bahwa jurnal tersebut bagus atau tidak. Kalo di bidang saya (ekonomi dan bisnis) bisa ke ABDC journal rank, di googling aja untuk dapat panduan ABDC. Bisa juga dari publishernya, pilih publisher yang bereputasi, seperti Elsevier, Emerald, SAGE, Willey, Cambridge, Taylor & Francis dll.
Assalamualaikum,
Pak, Saya mau bertanya bagaimana menjelaskan hasil uji t yg menunjukan adanya pengaruh secara parsial namun ternyata uji koefisien determinasi menunjukan tdk adanya pengaruh, sedangkan dosen saya tidak mau menerima penjelasan "berpengaruh positif dan tidak signifikan".
Wa'alaikumsalam,
Saya tidak paham konteksnya ya karena tidak membaca secara utuh. Namun kalo tidak signifikan, ya artinya tidak ada pengaruhnya walaupun tandanya positif atau negatif.
Bang saya mau tanya saya punya 3 artikel yg semuanya saya submit kejurnal Q1 free dan punya dampak faktor diatas 1,5.. namun pada kenyataannya hanya 1 paper saja yg ketrima, nah 2 paper saya yg di tolak saya masukan ke Q2 free namun tetep di tolak, akhirnya saya coba submit ke salah satu jurnal namanya iratde Q2 berbayar dengan sjr 0,5 dan yg saya submit adalah artikel abal2 yg saya sendiri ngasal nulisnya.. alhasil di terima dan accept oleh jurnal tersebut... Pertanyaan saya ukuran jurnal Q1 dan Q2 itu gmn sih kok yg berbayar lebih diterima padahal artikel abal2 namun tulisan saya yg benar2 bagus malah di tolak di Q2 yg free...
Saya biasanya tidak hanya menjadikan Scopus sebagai rujukan, atau ScimagoJr. Sebaiknya kita juga menggunakan pengindeks lain untuk rujukan bahwa jurnal tersebut bagus atau tidak. Kalo di bidang saya (ekonomi dan bisnis) bisa ke ABDC journal rank, di googling aja untuk dapat panduan ABDC. Bisa juga dari publishernya, pilih publisher yang bereputasi, seperti Elsevier, Emerald, SAGE, Willey, Cambridge, Taylor & Francis dll.