(Ama Badu) يعني: عادةً ما يكون لدى الأشخاص أو الأشياء التي تحظى بالاحترام العديد من القيود والقيود المتعلقة بهم. على سبيل المثال، لا ينبغي للأشخاص المحترمين ارتداء ملابس مهملة، أو التصرف بلا مبالاة، وما إلى ذلك Artinya. Ada (4)empat bulan yang dihormati di dalam Islam: Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Keempat bulan ini diistilahkan juga dengan Asyhurul Hurum. Hurum berati bulan yang dihormati. Hurum juga bisa diartikan haram atau terlarang. Maksudnya:Orang atau sesuatu yang dihormati biasanya ada banyak larangan dan batasan mengenai dirinya. Misalnya, orang yang dihormati tidak boleh pakai baju sembarangan, berperilaku sembarangan, dan seterusnya. Contoh lain,Masjid dikatakan sebagai tempat terhormat, karena di situ terdapat banyak larangan, semisal tidak boleh jual-beli, supaya tidak memicu pertengkaran. Penghormatan terhadap empat bulan ini tidak hanya diakui ketika Islam datang, namun jauh sebelum itu kaum musyrikin sudah menghormatinya.Mereka memulia-kan empat bulan tersebut dgn membuat kesepakatan untuk tidak berperang pada Asyhurul Hurum. Sebagai-mana diketahui,mereka sangat senang berperang, sehi-ngga mereka butuh waktu-waktu tertentu yg disepa-kati untuk damai dan tidak berperang pada bulan-bulan itu. Namun masalahnya, saking doyannya mereka perang, kadang mereka juga melanggar kesekapatan itu, caranya mereka majukan atau mundurkan bulannya. Misalnya, kalau mereka ingin berperang pada saat bulan Muharram, mereka katakan kalau sekarang bukan Muharram, tapi bulan depan. Akibatnya, pengaturan bulan saat itu menjadi sangat kacau. Karenanya, ketika Haji wadha’, Rasulullah SAW menyatakan bahwa siklus bulan saat ini sudah kembali seperti pertama kali Allah menciptakannya. Muharram sudah benar-benar menjadi bulan Muharram, begitu juga bulan yang lain. Secara umum al-Qur’an menuntut kita untuk menghindari keburukan dan memperbanyak melakukan kebaikan di bulan haram, termasuk bulan Rajab. Tapi sebagian orang menambah-nambah apa yang tidak pernah dilakukan Rasulullah dengan menyebar luaskan hadis-hadis yang tidak pernah dinyatakan oleh Rasulullah sendiri, atau hadis palsu. Misalnya, ketika berada di bulan Rajab, salah satu doa yang sangat populer adalah : اللهمّ بارك لنا في رجب و شعبنا و بلغنا رمضان Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan. Perlu diketahui, doa ini tidak berasal dari Nabi, alias hadis palsu. Boleh kita membaca doa ini, tapi jangan katakan kalau doa ini berasal dari Nabi. “Doa ini bagus, tetapi bukan hadis. Hadis palsu itu. Boleh saja berkata seperti itu, tapi jangan katakan itu hadis,”. Begitu juga dengan masalah puasa Rajab. Tidak ada satu pun hadis shahih yang ditemukan yang menganjurkan untuk melakukan puasa di bulan Rajab secara khusus. Tapi bukan berati tidak boleh puasa sama sekali, silahkan puasa di bulan Rajab, namun jangan melakukannya atas dasar karena ada anjuran dari Nabi untuk puasa di bulan Rajab. Tidak ada larangan bagi umat Islam puasa kapan pun, kecuali dua hari raya: Idul Fitri dan Idul Adha, dan hari Tasyriq. Selain dari itu, silahkan puasa. Tapi Jangan anjurkan orang puasa pda bulan tertentu atas nama Nabi Penting dicatat, kalau mau puasa di bulan Rajab, seperti puasa Senin dan Kamis, puasa awal bulan, tengah bulan, atau akhir bulan, puasa sehari berselang, silahkan. Tapi sekali lagi, jangan katakan kalau puasa yang diAmal-kan itu karena ada anjuran khusus dari Nabi SAW untuk puasa di bulan Rajab. Andung sebagai pen Talim garis bawahi, jangan jadikan puasa antum itu karena Rajab, sebab Nabi tidak ajarkan itu. Kalau mau puasa juga boleh, tapi ingat bahwa Sayyidina Umar menegur orang yang puasa sebulan penuh di bulan Rajab, karena Nabi SAW puasa sebulan penuh hanya di bulan Ramadhan.
(Ama Badu) يعني:
عادةً ما يكون لدى الأشخاص أو الأشياء التي تحظى بالاحترام العديد من القيود والقيود المتعلقة بهم. على سبيل المثال، لا ينبغي للأشخاص المحترمين ارتداء ملابس مهملة، أو التصرف بلا مبالاة، وما إلى ذلك
Artinya. Ada (4)empat bulan yang dihormati di dalam Islam: Muharram, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Keempat bulan ini diistilahkan juga dengan Asyhurul Hurum. Hurum berati bulan yang dihormati. Hurum juga bisa diartikan haram atau terlarang.
Maksudnya:Orang atau sesuatu yang dihormati biasanya ada banyak larangan dan batasan mengenai dirinya. Misalnya, orang yang dihormati tidak boleh pakai baju sembarangan, berperilaku sembarangan, dan seterusnya. Contoh lain,Masjid dikatakan sebagai tempat terhormat, karena di situ terdapat banyak larangan, semisal tidak boleh jual-beli, supaya tidak memicu pertengkaran.
Penghormatan terhadap empat bulan ini tidak hanya diakui ketika Islam datang, namun jauh sebelum itu kaum musyrikin sudah menghormatinya.Mereka memulia-kan empat bulan tersebut dgn membuat kesepakatan untuk tidak berperang pada Asyhurul Hurum. Sebagai-mana diketahui,mereka sangat senang berperang, sehi-ngga mereka butuh waktu-waktu tertentu yg disepa-kati untuk damai dan tidak berperang pada bulan-bulan itu. Namun masalahnya, saking doyannya mereka perang, kadang mereka juga melanggar kesekapatan itu, caranya mereka majukan atau mundurkan bulannya.
Misalnya, kalau mereka ingin berperang pada saat bulan Muharram, mereka katakan kalau sekarang bukan Muharram, tapi bulan depan. Akibatnya, pengaturan bulan saat itu menjadi sangat kacau. Karenanya, ketika Haji wadha’, Rasulullah SAW menyatakan bahwa siklus bulan saat ini sudah kembali seperti pertama kali Allah menciptakannya. Muharram sudah benar-benar menjadi bulan Muharram, begitu juga bulan yang lain. Secara umum al-Qur’an menuntut kita untuk menghindari keburukan dan memperbanyak melakukan kebaikan di bulan haram, termasuk bulan Rajab. Tapi sebagian orang menambah-nambah apa yang tidak pernah dilakukan Rasulullah dengan menyebar luaskan hadis-hadis yang tidak pernah dinyatakan oleh Rasulullah sendiri, atau hadis palsu. Misalnya, ketika berada di bulan Rajab, salah satu doa yang sangat populer adalah :
اللهمّ بارك لنا في رجب و شعبنا و بلغنا رمضان Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami di bulan Ramadhan. Perlu diketahui, doa ini tidak berasal dari Nabi, alias hadis palsu. Boleh kita membaca doa ini, tapi jangan katakan kalau doa ini berasal dari Nabi. “Doa ini bagus, tetapi bukan hadis. Hadis palsu itu. Boleh saja berkata seperti itu, tapi jangan katakan itu hadis,”. Begitu juga dengan masalah puasa Rajab. Tidak ada satu pun hadis shahih yang ditemukan yang menganjurkan untuk melakukan puasa di bulan Rajab secara khusus. Tapi bukan berati tidak boleh puasa sama sekali, silahkan puasa di bulan Rajab, namun jangan melakukannya atas dasar karena ada anjuran dari Nabi untuk puasa di bulan Rajab. Tidak ada larangan bagi umat Islam puasa kapan pun, kecuali dua hari raya: Idul Fitri dan Idul Adha, dan hari Tasyriq. Selain dari itu, silahkan puasa. Tapi Jangan anjurkan orang puasa pda bulan tertentu atas nama Nabi Penting dicatat, kalau mau puasa di bulan Rajab, seperti puasa Senin dan Kamis, puasa awal bulan, tengah bulan, atau akhir bulan, puasa sehari berselang, silahkan. Tapi sekali lagi, jangan katakan kalau puasa yang diAmal-kan itu karena ada anjuran khusus dari Nabi SAW untuk puasa di bulan Rajab. Andung sebagai pen Talim garis bawahi, jangan jadikan puasa antum itu karena Rajab, sebab Nabi tidak ajarkan itu. Kalau mau puasa juga boleh, tapi ingat bahwa Sayyidina Umar menegur orang yang puasa sebulan penuh di bulan Rajab, karena Nabi SAW puasa sebulan penuh hanya di bulan Ramadhan.