1590. SALAH SATU, MUSIBAH TERBERAT WANITA | Tanya Jawab | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

แชร์
ฝัง
  • เผยแพร่เมื่อ 22 ธ.ค. 2024

ความคิดเห็น • 16

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 หลายเดือนก่อน +17

    2nd PART
    Dan Pernikahan itu dijelaskan oleh para ulama Fiqh, itu tentang kebutuhan. Maka artinya apabila sosoknya misalnya kita sudah tahu di depan mata, dan kita tahu apa kebutuhannya, maka perkuat sisi itu, tanpa offsite atau tanpa melakukan komunikasi yang Haram atau melakukan hubungan yang Haram dan seterusnya. Dan masing-masing orang kebutuhannya berbeda-beda. Dan kalau kita belum tahu sosoknya maka perbaiki diri kita secara umum, tetapi kalau kita sudah tahu sosoknya maka upayakan kita tahu apa kebutuhan orang tersebut, lalu hadirkan kebutuhan itu dalam diri kita tanpa offsite. Sebagian orang keliru, dia berfikir bahwa untuk bisa menikah dengan sosok yang diharapkan berarti dia harus jadi laki-laki paling tampan atau paling kaya atau paling mapan dan sebaliknya untuk menikah dengan laki-laki yang menjadi impiannya maka dia harus menjadi wanita paling cantik, paling cerdas dan bukan demikian, kenapa? Karena belum tentu efektif juga. Dan pernikahan itu bukan yang paling dengan yang paling, namun pernikahan itu kata para ulama fiqh, ‘Hukumnya Sunah bagi yang butuh’. Salah satu hal inti dalam pernikahan itu kebutuhan, maka perlu untuk mengetahui kebutuhan jika kalau sosoknya sudah ada di hadapan kita. Jadi keliru melakukan pendekatan atau hubungan atau komunikasi yang haram, karena kalau bukan kebutuhannya tidak akan berhasil. Dan sebaliknya kita menjaga kehormatan dan ketaqwaan kita, lalu kita bermain cantik, kita lengkapi kebutuhan sosok tersebut pada diri kita, itu tanpa kita merendahkan diri kita atau mengobral kehormatan kita, maka nanti Allah akan mudahkan. Manusia secara fitrah itu akan mencari kebutuhannya. Makanya bahasa Nabi ﷺ dalam mencari rizki adalah “Bermain cantiklah dalam mencari rizki”. Jadi kalau mau sukses di Dunia, anda harus bermain cantik dan bukan menjadi orang yang sempurna dari A-Z, tidak perlu seperti itu dan tidak akan bisa juga. Dan bukan sedih terhadap itu semua karena tidak akan menyelesaikan masalah, namun justru bersyukur kepada Allah yang akan membantu kita. Karena kalau kita bersyukur, apa kata Allah? لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS Ibrahim: 7), lalu cerdas dalam bermain dengan meminta pertolongan kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Dan terus berikhtiar dan berusaha, lihat Khadijah رضي الله تَعَالَى عنها dan jangan pasif. Wanita terbaik Khadijah رضي الله تَعَالَى عنها, tidak pasif, ketika tahu atau ketika mengagumi sosok dihadapan beliau yaitu Rasulullah ﷺ yang pada saat itu Beliau belum menjadi Nabi. Tetapi apakah Khadijah pasif atau offsite? Tidak! dan Khadijah tahu cara bermain yang elegant dan terus perbaiki Iman dan Ketaqwaan kita lalu pahami pola yang ada dihadapannya kalau sosoknya sudah ada. Dan jujur kepada Allah, kenapa kita ingin menikah, إِنْ تَصْدُقِ اللَّهَ يَصْدُقْكَ “Jika anda jujur kepada Allah, Allah akan wujudkan cita-cita anda”.
    Tanya: Suami saya baru saja meninggal dunia tanggal 24 Oktober kemarin. Sampai sekarang saya masih tidak menyangka almarhum pergi meninggalkan saya dan anak-anak dan saya sangat merasa kehilangan, sedih dan merasa tidak sanggup hidup tanpa almarhum. Bagaimana cara mengatasi rasa kehilangan ini? Apa yang saya harus lakukan ketika saya sangat merindukan almarhum? Saya sering merasa rindu pelukan almarhum dan rindu kehadiran almarhum, saya belum sempat minta maaf sebelum almarhum pergi dan saya ingin minta maaf dan mau almarhum tahu bahwa saya sangat mencintai almarhum dan saya bingung harus bagaimana?
    Jawab: Ini musibah yang sangat berat bagi wanita. Dan setinggi apapun ilmu laki-laki tidak akan bisa mengerti perasaan wanita di titik ini. Setinggi ilmu laki-laki tidak akan pernah merasakan ketika merasakan perasaan wanita ketika melahirkan, haid, pms dan ini benar-benar menjadi moment yang special bagi wanita dan sangat tidak mudah. Dan arah atau konteks dari pertanyaan ini bahwa Suaminya adalah sosok laki-laki yang baik, shalih dan berkualitas, karena ciri laki-laki yang baik itu apabila dikagumi oleh istrinya dan dirindukan oleh istrinya dan istrinya sangat kehilangan ketika dia pergi. Karena kalau laki-laki yang dikagumi banyak wanita, belum tentu dia seorang laki-laki yang baik. Tetapi kalau istrinya mengagumi, maka dia baik. Makanya Nabi ﷺ ketika Aisyah di tanya, Nabi ﷺ itu akhlaknya bagaimana dalam kesehariannya? Aisyah رضي الله تَعَالَى عنها menjawab, “Akhlak Rasulullah ﷺ, itu Al-Qur’an”. Dan jawabannya simple tetapi sangat dalam dan yang memuji adalah istrinya sendiri, jadi kalau ingin tahu akhlak Nabi ﷺ maka baca Al-Qur’an. Dan kalau istri sudah memuji maka itu sesuatu, karena berbuat baik kepada istri adalah hal yang paling susah bagi dunia laki-laki. Makanya Nabi ﷺ mengatakan, خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” (HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977). Jadi parameter kebaikan suami itu ada pada istrinya, bukan kepada wanita-wanita di luar dan bukan mahram dan seterusnya, artinya belum tentu orang baik di luar dan baik juga dihadapan istrinya. Dan kalau sudah baik dihadapan istri, maka sosok laki-laki ini special dan konsekuensinya jika dia wafat daya ledaknya sangat dahsyat di dalam diri wanita. Dan ini ujian yang sangat berat dan besar dan sangat sulit dan sangat menyakitkan dan semakin baik suami maka akan semakin menyakitkan ketika dia wafat dan itu kaidah. Dan inilah ujian yang harus dijalani oleh istri-istri Nabi ﷺ kecuali Khadijah. Dan ini musibah dan yang mengalami ini bukan wanita biasa-biasa saja dan yang menjalani ini dalam sejarah kita itu Ummahatul Mukminin, jadi wajar berat dan itu yang dilupakan. Banyak orang melupakan kehebatan istri-istri Nabi ﷺ, seperti Aisyah, Ummu Salamah, Hafsyah, Sofiyah, Zainab dari sisi ini. Kenapa demikian? Karena suami yang baik dan hebat maka dia akan menjalankan peran kepemimpinan di dalam keluarga dan begitu beliau wafat, berarti wanita bukan hanya kehilangan pasangan tetapi wanita kehilangan pasangan dan pemimpin yang shalih, taqwa, wali Allah, yang sayang, melindugi, menjaga dan memperhatikan kepada dia, dan begitu luar biasa sakitnya ketika kehilangan. Masih ingat di Perang Uhud, apa yang membuat para sahabat itu barisannya berantakan? Ada issue bahwa Nabi ﷺ wafat dan itu sangat chaos dan bingung para sahabat waktu itu. Dan itu manusia-manusia terbaik di Dunia, begitu mendengar pemimpinnya meninggal, langsung berantakan. Dan Madinah tidak pernah sehitam dan sepekat ketika Rasulullah ﷺ wafat dan itu musibah terbesar umat ketika pemimpin umat wafat. Jadi musibah terbesar umat itu bukan kehilangan harta, seperti gempa bumi dan seterusnya, akan tetapi musibah terbesar umat adalah ketika Nabi ﷺ wafat dan Nabi ﷺ adalah pemimpin dan teladan kita. Maka jika suami itu baik dan bertanggung jawab dan suami menjalankan perannya maka itu luar biasa. Dan itu yang dikatakan oleh Ummu Salamah, ketika Abu Salamah wafat dan Ummu Salamah sedih yang sangat luar biasa dan mengatakan, “Tidak ada yang seperti Abu Salamah, bagi saya beliau yang terbaik”. Lalu apakah benar tidak ada yang seperti Abu Salamah? Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali lebih baik daripada Abu Salamah, dan Ummu Salamah pun tahu bahwa mereka lebih baik semua, tetapi konteks Ummu Salamah adalah mereka bukan pemimpin saya di dalam rumah tangga dan yang menjadi pemimpin di dalam rumah tangga saya adalah Abu Salamah dan itu ikatan bathin yang beda antara Istri dan Suami. Seperti istrinya Abu Darda juga mengatakan bahwa di Dunia kamu yang melamar saya, tetapi di Akhirat nanti saya yang akan melamar kamu dan Abu Darda karena laki-laki berfikirnya simple, ‘Kalau nanti saya wafat, kamu jangan menikah lagi’, dan kita tahu ada hadits “Wanita akan bersama dengan suami terakhirnya”. Dan dibuktikan, ketika Abu Darda wafat, Umu Darda tidak menikah lagi. Bahkan dalam riwayat Umu Darda di lamar oleh Muawiyah dan Muawiyah kita tahu siapa? Beliau Khalifah dan tokoh besar namun tidak di terima oleh Umu Darda, karena beliau ingin bersama Abu Darda di Surga. Itu salah satu contoh wanita yang tidak mau kehilangan pemimpinnya. Kalau misalnya saya harus berputus asa abadi bersama kamu di Dunia, maka target saya abadi bersamamu di Surga. Dan kehilangan pemimpin itu sangat menyakitkan, apalagi pemimpin sekaligus pasangan, belahan jiwa dan ada ikatan bathin dan seterusnya, tentu saja hati harus di isi dengan Dzikrullah عز و جل, dan tidak boleh menyamai الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Lalu bagaimana caranya? والله أعلم بالصواب dari cerita yang disampaikan ini, bisa jadi rasa kehilangan itu menjadi kekuatan untuk bertahan dan bertemu lagi dengan Suami nanti di Surga. Dan ini sangat misterius dan tidak harus dihilangkan 100% juga, makanya kita bicara panjang lebar tentang sejarah dan kasus-kasus yang terjadi di Masyarakat.
    To be continued 2 of 3 part
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 7 Jumada al-Awwal 1446 AH/9 November 2024
    Ahida Muhsin

  • @yayahkusnariah1726
    @yayahkusnariah1726 หลายเดือนก่อน +1

    Betul sekali rasa rindu, itu menjadi kekuatan utk harus sabar, syukur dan qonaah / ridha atas apa yg Allah tetapkan.

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 หลายเดือนก่อน +3

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Tabaroka wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah berhenti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak di sana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi kita Rasulullah ﷺ beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team berserta keluarganya dan juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada. Dan juga semoga Allah memberikan kekuatan dan ketabahan untuk kaum Muslimin dan Muslimat yang sedang terzhalimi di Palestina, di Uyghur dan di belahan Bumi lainnya, serta memberikan perlindungan kepada kita semua sebagai umat Nabi Muhammad ﷺ, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
    PART ONE
    Dan kita harus selalu mengingat bahwa kita berada di Dunia ini hanya sementara, kata para ulama seperti Sufyan ats-Tsauri رحمه الله تَعَالَى mengatakan, ‘Ketaatan itu adalah salah satu semangat untuk beramal shaleh, mau beribadah itu salah satu buah dari mengingat kematian dan sebaliknya maksiat itu salah satu dampak dari lupa akan kematian’. Dan salah satu penyebab utama kita berbuat maksiat adalah kita lupa akan mati. Maka salah satu fungsi Ilmu itu untuk selalu mengingatkan kita bahwa kita tidak selamanya di Dunia, maka persiapkan untuk hal yang paling menentukan ini. Dan itu salah satu makna yang dalam dari para ulama, bahwa kemaksiatan itu pada saat kita lupa akan mati. Jadi bukan karena orang itu pintar, se power full Fir’aun itu, ketika dia merasa akan mati pada saat itu, dia mengakui juga الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akhirnya, bahkan mengakui dia beriman, tetapi sudah tidak bermanfaat. Dan Allah sebutkan kejadian tersebut di dalam QS Yunus: 90 yang berbunyi;
    ۞ وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
    Yang artinya, “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS Yunus: 90).
    Jadi ini proven bahwa maksiat itu ketika kita lupa mati. Fir’aun saja sehebat dan sepongah dan sesombong itu bertekuk lutut ketika berhadapan dengan kematian dan ingat kepada kematian. Dan semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
    Session Tanya-Jawab:
    Tanya: Terkait penjelasan Ustadz tentang QS Ibrahim: 34 yaitu, وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”. Alhamdulillah, Allah memberikan banyak kenikmatan kepada diri saya. Bahkan banyak hal yang saya tidak minta, الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan kesempatan untuk beramal shalih, bisa duduk di Majlis Ilmu, bisa datang ke Kajian dengan Ibu, memiliki teman-teman yang In Sya Allah, shalihah, bahkan bisa melaksanakan Umrah dan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Namun apakah menjadi kufur nikmat apabila terkadang saya merasa sedih terhadap nikmat Allah ﷻ yang belum ada pada diri saya ini. Padahal nikmat yang Allah ﷻ berikan saat ini saja belum disyukuri, contoh keinginan untuk memiliki pasangan. Pilihan dan takdir Allah ﷻ yang terjadi pada saya pasti yang terbaik, namun terkadang perasaan sedih itu muncul Ustadz. Semoga Allah mudahkan Ustadz dalam menjawab pertanyaan saya ini. Jazakallah khairan.
    Jawab: Secara umum sedih itu bukan hal yang direkomendasikan di dalam agama kita, kecuali jika berkaitan dengan Taubat dan hal-hal ibadah lainnya. Tetapi pada dasarnya, Allah berfirman di dalam QS Ali-Imran: 139 yang berbunyi;
    وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
    Yang artinya, “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS Ali-Imran: 139).
    Dan ketika Allah berfirman tentang wali-wali Allah, apa kata Allah di dalam QS Yunus: 62 yang berbunyi;
    أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
    Yang artinya, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS Yunus: 62).
    Makanya para ulama seperti Syaikhul Islam mengatakan bahwa, ‘Hukum asal secara umum sedih itu bukan positif tetapi negative, kecuali sedih-sedih tertentu, seperti sedih karena taubat atau sedih karena sifat rahmat’. Hukum asal secara umum sedih itu negative kecuali sedih-sedih tertentu seperti sedih karena Taubat dan ketika sifat Rahmah. Seperti Nabi ﷺ sedih ketika anaknya meninggal dan Nabi ﷺ mengatakan, “Hati itu sedih dan mata meneteskan air mata”. Dan sedih positif ini akan menghasilkan hal-hal positif berikutnya. Jadi bukan 100% tidak boleh sedih, tetapi kita harus mengerti bahwa sedih ini menarik dan pada dasarnya bukan hal positif, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu. Dan sedih dalam kondisi tertentu itu positif dan akan menghasilkan amal shalih, keberkahan, hal-hal positif berikutnya. Jadi kalau kita ingin lihat, ini sedih yang pengecualian atau sedih yang negative, maka lihat saja dampaknya bagaimana. Seperti misalnya kita sedih dan menyesal dan betapa bodohnya kita pada saat kita bertaubat, makanya setelah taubat dampaknya positif, bukan terpuruk, putus asa dan hancur, tetapi bangkit kembali. Misalnya lagi sedih karena rasa sayang, cinta dan rahmah. Dan ketika anaknya Nabi ﷺ wafat, Nabi ﷺ tidak terpuruk, jadi sedihnya itu terukur dan menjadi pelengkap dari warna-warni kehidupan kita dan akan membuat kita beramal shalih, membuat kita tetap on track, baik dan bahkan baik daripada sebelumnya. Adapun dalam konteks penanya, ingin sesuatu tetapi belum Allah beri, maka solusinya bukan sedih tetapi solusinya bersabar lalu ridho atau qana’ah dan tetap berjuang dengan maksimal, lalu kita lihat apa yang Allah ﷻ takdirkan untuk kita dan bukan sedih solusinya. Misalnya menginginkan untuk memiliki pasangan, tetapi Allah belum berikan, terlepas secara wujud belum ada atau wujudnya sudah ada bahkan sebagian orang di depan matanya, namun belum bisa di jangkau atau di raih atau didapatkan oleh dia, maka jangan sedih. Wali Allah itu secara umum tidak sedih dengan ujian ini, tetapi sabar dan jalani prosesnya. Dan prosesnya bukan melakukan hubungan yang Haram atau komunikasi yang Haram, tetapi prosesnya adalah perbaiki ketaqwaan kita, agar Allah berikan jalan keluar. Allah berfirman وَمَنۡ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجۡعَلْ لَّهٗ مَخۡرَجًا ۙ‏ “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya”, وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ ؕ “Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya” (QS At-Talaq: 2-3). Jadi perkuat Iman dan Ketaqwaan kita dan tambah ibadah kita, lalu asah kelebihan kita dan minimalisir kekurangan kita.
    To be continued 1 of 3 part
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 7 Jumada al-Awwal 1446 AH/9 November 2024
    Ahida Muhsin

  • @elroem
    @elroem หลายเดือนก่อน +4

    MasyaAllah ternyata sedih itu bukan sifat orang mukmin🥹

  • @IkaNurjanah-zw9kf
    @IkaNurjanah-zw9kf หลายเดือนก่อน +3

    Jawaban dr pertanyaan pertama bener2 mewakili.. Barakallahufiik Ustadz

  • @irmayunita-zv4fk
    @irmayunita-zv4fk หลายเดือนก่อน +9

    Alhamdulillah,durasinya lengkap tanpa terpotong yg Ustadzuna katakan walaupun sempat ada kendala...jazaakumullah khayran Ustadzuna Muhammad Nuzul Dzikri hafizhahullah ta'ala atas ilmunya n nasihatnya serta tim kajian yg bertugas, Baarakallah fiikum 🙏

    • @yayahkusnariah1726
      @yayahkusnariah1726 หลายเดือนก่อน

      Betul sekali ustadz.
      Musibah terberat saat suami yg baik / Sholeh wafat 19 thn yg lalu.
      Semakin lama ditinggalkan, semakin sulit melupakan keBaikannya.
      -
      Sampai saya berazam tidak akan menikah lagi dan saya berjanji dgn meminta pertolongan Allah akan mendidik dan menghebatkan 3 anak sbg karunia dari pernikahan dng almarhum.
      -
      Alhamdulillah, saat ini 3 anak saya udah menikah dan dikaruniai 7 cucu. 😢

  • @vnteguh
    @vnteguh หลายเดือนก่อน +2

    الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
    اللهم إني أسألك علما نافعا وأعوذ بك من علم لا ينفع
    جزاكم الله خيرا و بارك الله فيكم

  • @Nabila_marsy
    @Nabila_marsy หลายเดือนก่อน

    Alhamdulillah Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
    Jazakumullahu Khayran wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
    Penjelasannya Ustadz begitu dalam, biidznilah mampu menggambarkan bagaimana rasanya kehilangan seorang pemimpin sekaligus belahan jiwa
    Semoga penanya diberikan kekuatan oleh Allah, diberikan kesabaran yg indah, Aamin 🤲

  • @syaputrifebrinasari4840
    @syaputrifebrinasari4840 หลายเดือนก่อน

    Masya Allah Tabarakallah

  • @fijafaujiah25_
    @fijafaujiah25_ หลายเดือนก่อน +1

    masyaAllah jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum

  • @happymommy123
    @happymommy123 หลายเดือนก่อน +1

    Baarokallahu fiikum

  • @FiyaQC.Insekta
    @FiyaQC.Insekta หลายเดือนก่อน

    Alhamdulillah, Barakallah fikum ustadz, Jazakallah khairan untuk ilmu yang disampaikan

  • @herwanisarmansugianto9126
    @herwanisarmansugianto9126 หลายเดือนก่อน

    🙏
    Jazakumullah khair ,ustadz
    Barakallahu fiikum

  • @labulabuland
    @labulabuland หลายเดือนก่อน +2

    30:40

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 หลายเดือนก่อน +1

    LAST PART
    Dan istri-istri Nabi ﷺ memang tidak boleh menikah lagi, artinya mereka harus hidup dengan rasa itu, agar mendapat reward besar pada hari Kiamat dan kembali bersatu dengan Nabi ﷺ. Tetapi pointnya adalah setiap orang itu berbeda-beda, ada sebagian wanita yang menikah lagi dan ada yang setelah menikah lagi berhasil, tetapi ada juga yang gagal. Bahkan ada kasus suaminya sangat baik lalu suaminya wafat dan akhirnya istrinya merasa kehilangan lalu berusaha move on lalu menikah lagi dengan sosok yang masih punya relasi atau pertemanan dengan suaminya dan wanita ini berfikir jika suaminya ini 11-12 dengan suaminya yang meninggal dulu, karena suaminya yang dulu baik namun kenyataannya berbeda dan akhirnya bercerai lagi. Dan yang paling menyakitkan adalah jika hadits Nabi ﷺ berlaku dengan wanita menikah lagi, dia tidak akan berkumpul dengan suami yang sebelumnya, karena hadits Nabi ﷺ, bahwa, “Wanita akan bersama dengan suami terakhirnya”, walaupun terjadi perbedaan dan lebih dari satu pandangan tentang makna dari hadits ini. Tetapi yang mendukung makna yang artinya adalah suami terakhir itu di dukung para ulama-ulama besar dan memang benar-benar ini pertaruhan. Makanya setiap orang berbeda-beda, maka minta pertolongan kepada Allah dan kalau di tanya apa solusinya? Solusinya adalah Tauhid. Sehingga kalaupun kita memutuskan sebagai istri untuk tidak menikah lagi dan bertahan sehingga bisa bergabung dengan suami kita di Surga, maka kita akan bisa melewati kehidupan dunia ini dengan Sabar dan Ridha dan rasa rindu itu tidak akan hilang, tetapi justru menjadi kekuatan. Dan kalau kita lihat dalam sejarah, para istri-istri Rasulullah ﷺ, bukan hanya tidak boleh move on lagi tetapi tidak boleh menikah lagi. Jadi seringkali sebagian pihak mengatakan, ‘harus move on dan jalani hidup’, dan tidak harus demikian, mungkin jalani hidup harus, tetapi move on belum tentu. Siapa tahu kalau suami-suami yang special rugi, lebih baik dia bersabar 20 tahun ke depan tetapi bertemu di Surga yang selama-lamanya, daripada dia tidak sabar selama 15 tahun yang akhirnya dia kehilangan momen bersama suaminya di Surga kelak. Jadi tidak ada yang tahu kecuali Allah ﷻ dan jujurlah kepada Allah ﷻ. Minta pertolongan kepada Rabbul ‘Alamin, karena ini sangat sulit.
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 7 Jumada al-Awwal 1446 AH/9 November 2024
    Ahida Muhsin