QS 79:30 “Dan bumi sesudah itu DIHAMPARKAN-Nya.” Disini disebutkan "Alarda Dahaha", yang berarti Allah meng-“Daha” bumi. Perhatikan kata دَحَهَا ( “Dahaha” ) disana. Di seluruh kamus bahasa arab, terjemahan kata دَحَهَا adalah sesuatu yang bersifat datar, rata, ataupun ceper. Sudah 2 dekade, tidak ada satupun ahli bahasa arab yang meredefinisikan arti kata ini, termasuk ahli terjemah Quran yaitu Yusuf Ali, Pickthall, Syakir, Asad, dan Abu Dawud. Lantas, mengapa kita harus percaya bahwa bumi itu bulat? QS 13:3 “Dan Dia yang MENGHAMPARKAN BUMI dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya.....” Ayat ini semakin memperjelas lagi. Dikatakan "dan Dia yang 'madda al’arda'......" yang berarti Dia membentangkan (merentangkan) bumi. Jalalain-pun mempertegas kembali arti dari kata “dahaha” pada ayat tersebut: "(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya) yakni dijadikan-Nya dalam bentuk terhampar, sebenarnya penciptaan bumi itu sebelum penciptaan langit, tetapi masih belum terhamparkan" QS 15:19 “Dan Kami telah MENGHAMPARKAN bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.” Sekali lagi, ayat aslinya sangat jelas. Dikatakan "dan Kami telah 'maddahana' bumi...." mengungkapkan kembali bahwa Dia "membentangkan" bumi seperti tikar/permadani. Tafsir Jalalain juga mencerminkan arti yang sama: “(Dan Kami telah menghamparkan bumi) telah membuatnya terbentang (dan Kami menjadikan padanya gunung-gunung).....”
bagus jg ni penjelasannya, sy tunggu video litosfer selanjutnya bosss.. subscribed
yaampun seru dan bagus bgt penjelasannya. seneng banget bisa nemu channel sebagus ini yang bisa juga buat belajar kebumian. terima kasih kak!!!
Ditunggu video selanjutnya kak 🤗
saya tunggu video litosfer selanjutnya kak :)
QS 79:30
“Dan bumi sesudah itu DIHAMPARKAN-Nya.”
Disini disebutkan "Alarda Dahaha", yang berarti Allah meng-“Daha” bumi.
Perhatikan kata دَحَهَا ( “Dahaha” ) disana.
Di seluruh kamus bahasa arab, terjemahan kata دَحَهَا adalah sesuatu yang bersifat datar, rata, ataupun ceper.
Sudah 2 dekade, tidak ada satupun ahli bahasa arab yang meredefinisikan arti kata ini, termasuk ahli terjemah Quran yaitu Yusuf Ali, Pickthall, Syakir, Asad, dan Abu Dawud.
Lantas, mengapa kita harus percaya bahwa bumi itu bulat?
QS 13:3
“Dan Dia yang MENGHAMPARKAN BUMI dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya.....”
Ayat ini semakin memperjelas lagi. Dikatakan "dan Dia yang 'madda al’arda'......" yang berarti Dia membentangkan (merentangkan) bumi.
Jalalain-pun mempertegas kembali arti dari kata “dahaha” pada ayat tersebut:
"(Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya) yakni dijadikan-Nya dalam bentuk terhampar, sebenarnya penciptaan bumi itu sebelum penciptaan langit, tetapi masih belum terhamparkan"
QS 15:19
“Dan Kami telah MENGHAMPARKAN bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.”
Sekali lagi, ayat aslinya sangat jelas. Dikatakan "dan Kami telah 'maddahana' bumi...." mengungkapkan kembali bahwa Dia "membentangkan" bumi seperti tikar/permadani. Tafsir Jalalain juga mencerminkan arti yang sama:
“(Dan Kami telah menghamparkan bumi) telah membuatnya terbentang (dan Kami menjadikan padanya gunung-gunung).....”