Faktor-faktor yang mendorong munculnya sikap radikal dari organisasi-organisasi, seperti PI, PKI, PNI : 1. Faktor Umum Tidak lepas dari pengalaman saat bekerja sama dengan penjajah, dimana cita-cita kemerdekaan tidak akan perna terwujud karena Belanda tidak memberi tanda-tanda apapun tentang kemungkinan Indonesia merdeka. 2. Faktor Khusus • Pengaruh Revolusi Rusia 1917 Pengaruh Revolusi Rusia 1917 sangat besar sekali terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia karena orang-orang yang ada di Indonesia terutama yang baru belajar tentang paham sosialisme dan komunisme akhirnya mereka percaya bahwa dengan adanya Revolusi di Rusia. Revolusi harus dilakukan dengan cara yang radikal yang artinya merubah tatanan yang tidak bekerja sama dengan pihak penjajah untuk menghancurkan sebuah tatanan dan memunculkan sebuah tatanan baru atau tatanan tanpa kelas. • Kecewa dengan Janji November Kita pernah dijanjikan untuk mendapatkan tempat dalam sebuah pemerintahan oleh Hindia Belanda tapi ternyata janji tersebut tidak dilaksanakan sehingga kecewa dan muncul Gerakan radikal. • Perubahan Pasal 111 RR (Regerings Reglement) Perubahan Pasal 111 RR (Regerings Reglement) yaitu tentang larangan berserikat. Jadi bangsa Indonesia tidak boleh lagi berserikat atau berkumpul. • Pergantian Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Pada masa radikal ini ada beberapa gubernur jenderal, seperti Deandels, Van Den Bosch, dll, dalam memerintah mereka masih menggunakan paham feodalisme, muncullah akhirnya gubernur Jenderal yang menggunakan paham yang lebih moderat dan disinilah seakan-akan memberikan jalan pada kaum radikal ini untuk mengembangkan pola pemikirannya. • Pengaruh Doktrin Wilson Pengaruh Doktrin Wilson yaitu terutama tentang hak menentukan nasib sendiri, seperti diketahui Woodrow Wilson dalam 4 hal atau 14 itu yang namanya pengakuan HAM sangat penting dan dalam setiap negara berhak untuk memerdekakan sendiri dimana hak untuk merdeka dan hak untuk hidup. Dari pengaruh Doktrin Wilson inilah muncul gerakan radikal. • Pemakaian kata “Indonesia” sebagai identitas negara. Artinya semakin menambah kepercayaan diri bangsa Indonesia karena dengan adanya kata Indonesia memunculkan identitas bersama yaitu sebagai bangsa yang menggunakan satu Bahasa, Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia, mengakui satu bangsa, bangsa Indonesia dan satu tanah air yaitu tanah air Indonesia.
Organisasi-Organisasi Pergerakan Periode Radikal : 1. Perhimpunan Indonesia (PI) Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain: R.P Sosrokartono, R. Hoesein Djajadiningrat, R. N. Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan Indonesia bernama Indische Vereeniging. Mereka bukan hanya dapat menuntut ilmu di negeri Belanda tetaapi juga harus memikirkan bagaimana dapat memperbaiki nasib bangsanya sendiri. Pada tahun 1912 Indische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) pada tahun 1924. Dengan adanya perubahan tersebut terjadi pula perubahan dasar pemikiran dari orientasi dalam pergerakan mereka. Yang pertama hanya menggunakan gerakan biasa agar mengarah pada Gerakan radikal. Majalah mereka berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pada tahun 1924 terjadilah pergeseran cara berfikir dari gerakan radikal dan akhirnya mereka dengan tegas mereka menginginkan Indonesia Merdeka. Perhimpunan Indonesia semakin tegas bergerak memasuki bidang politik terlihat dari asasnya yang dimuat dalam Majalah Hindia Poetra pada Maret 1923 yaitu mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata. Pernah ditulis oleh para pemuda yang ada di Belanda dalam sebuah majalah yang bernama Hindia Poetra. Dalam tulisannya jelas, mereka mengkritisi bahwa harus ada sebuah bentuk pemerintahan yaitu mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata. Hal yang demikian itu hanya dapat dicapai oleh rakyat Indonesia sendiri bukan dnegan pertolongan siapapun oleh karena itu segala jenis perpecahan harus dihindarkan supaya tujuan lekas tercapai. Dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke 15 pada tahun 1924 mereka menerbitkan buku peringatan yang berjudul Gedenk Boek. Buku ini berisi tentang 13 artikel yang ditulis oleh Alexander Andries Maramis, Ahmad Soebarjo, Sukiman Wirjosandjojo, Moh. Hatta, Moh. Natsir, Sulaiman, Poerbatjaraka, Darmawan Mangunkusumo, dan Iwa Kusumasumantri. Pada Juni tahun 1927 Perhimpunan Indonesia dituduh menjalin hubungan dengan PKI. Untuk melakukan pemberontakan sehingga diadakan penggeledahan terhadap tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia. Pada September tahun 1927 4 tokoh dari PI di negeri Belanda di tangkap dan di adili. Mereka adalah Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Majid Djojodiningrat. Dengan demikian maka Perhimpunan Indonesia telah banyak berjasa yaitu dengan cara pemikiran-pemikirannya kepada rakyat Indonesia dengan bercita-cita menciptakan sebuah pemerintahan hanya bertanggung jawab untuk rakyat Indonesia.
Organisasi-Organisasi Pergerakan Periode Radikal : 4. Partai Indonesia (Partindo) Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Mr. Sartono yang pada saat itu menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap pemerintah Belanda tahun 1929. Partindo berdiri pada tanggal 30 April 1931. Dengan harapan PNI akan bergabung dengan Partindo. Tujuan dari Partindo yaitu untuk mecapai Negara Kesatuan Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu. Konsep Sosionalisme dan konsep Sosidmeokrasi yang diusung Soekarno doterima sebagai cita-cita partai ini. Karakteristik dari perjuangan Partindo yaitu non-kooperatif atau radikal. Pecahan lain dari PNI yaitu Namanya PNI Baru. PNI Baru dibentuk tanggal 27 November 1931 oleh tokoh-tokohnya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. PNI Baru berhaluan nasionalis dan demokrasi. Mereka adalah anggota-anggota PNI (lama) yang tidak puas karena PNI dibubarkan. Penyebab adanya PNI Lama dan PNI Baru karena persamaanya yaitu cita-citanya sama yaitu untuk mencapai kemerdekaan dengan cara non kooperatif dan perbedaanya yaitu strategi perjuangannya, strategi perjuangan PNI Baru yaitu menekankan pada bidang pendidikan, politik, kesadaran berbangsa sedangkan Partindo yaitu dengan cara menekankan pada agitasi politik. Akhir dari PNI Baru, karena strategi perjuangan yang bersifat non kooperatif, PNI Baru juga mengalami tindakan represif dari pemerintah colonial. Akibatnya Hatta dan Syahrir ditangkap lalu dibuang ke Boven Digul, Papua, pada tahun 1934, kemudian ke Banda tahun 1936. Tidak lama kemudian keduanya dipindahkan ke Penjara Sukabumu, Jawa Barat da dibebaskan saat pendudukan Jepang.
Organisasi-Organisasi Pergerakan Periode Radikal : 3. Partai Nasional Indonesaia (PNI) PNI berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Mr. Budhiarto, dan Dr. Sanusi. Tujuan PNI adalah Indonesia Merdeka. Tujuan ini hendak dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri (Self Help). Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan social dengan kekuatan sendiri, misalnya mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, dan koperasi. Itulah sebabnya PNI tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda. Pergerakan PNI didasarkan pada semboyan Marhaenisme artinya memperjuangkan rakyat miskin. Perkembangan PNI dengan cepat, PNI menjadi primadona karena PNI pada saat itu ingin membela rakyat kecil, dengan tegas tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda, otomatis dengan orasi-orasi yang dilakukan oleh Soekarno akhirnya dapat menghimpun banyak masa. PNI adalah organisasi massa pertama di Indonesia yang memiliki banyak massa. Dilihat dari strategi perjuangannya, PNI memiliki beberapa strategi, yang pertama adalah non kooperatif yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda, Self Help (Menolong Diri Sendiri), Self Confidence (Percaya Diri Sendiri), dan Self Detemination (Menentukan Sendiri). Tidak smeua progam PNI terwujud, ada beberapa hal yang menjadi progam atau tujuan dari PNI. Progam-progam PNI : • Ingin menyelenggarakan khursus kader • Ingin membentuk PP PKI • Ingin membentuk Sarekat Guru dan koperasi menjadikan Merah Putih sebagai warna kebangsaan dan menjadikan banteng sebagai symbol kekuatan. Peci sebagai pakaian nasional. • Ingin Indonesia Raya dijadikan sebagai lagu kebangsaan. Karena Propaganda PNI yang radikal dan adanya desas-desus PNI akan melakukan pemberontakan pada tahun 1929 maka 4 tokoh dari PNI ditangkap (Soekarno, Maskun, Gatot Mangkuprojo, Supriyadinata). Didampngi oleh Mr. Sartono, dkk, Soekarno membacakan pledoinya “Indonesia Menggugat”, di pengadilan masing-masing dijatuhi hukuman. Soekarno (4 tahun) dan diasingkan, Maskun (2 tahun), Gatot Mangkuprojo (1 tahun), dan Supriyadinata (8 bulan). Pada tahun 1931 PNI pecah menjadi Patindo, PNI (Pendidikan), dan Partai Rakyat Indonesia (PRI) oleh M. Tabrani.
Organisasi Pergerakan Periode Radikal Sebutan Radikal terutama mengacu pada sikap organisasi-organisasi yang menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia-Belanda. Organisasi-organisasi muncul pada periode ini antara lain Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI) atau ISDV, dan PNI. Para tokoh dari Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI) atau ISDV, dan Partai Nasional Indonesia (PNI) berpandangan bahwa upaya untuk meraih kemerdekaan tidak dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan penjajah tetapi harus dengan kemampuan dan kekuatan sendiri. Muncullah gerakan-gerakan radikal yaitu tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda yang dikenal dengan sebagai non-kooperatif.
Faktor-faktor yang mendorong munculnya sikap radikal dari organisasi-organisasi, seperti PI, PKI, PNI :
1. Faktor Umum
Tidak lepas dari pengalaman saat bekerja sama dengan penjajah, dimana cita-cita kemerdekaan tidak akan perna terwujud karena Belanda tidak memberi tanda-tanda apapun tentang kemungkinan Indonesia merdeka.
2. Faktor Khusus
• Pengaruh Revolusi Rusia 1917
Pengaruh Revolusi Rusia 1917 sangat besar sekali terhadap pergerakan kebangsaan Indonesia karena orang-orang yang ada di Indonesia terutama yang baru belajar tentang paham sosialisme dan komunisme akhirnya mereka percaya bahwa dengan adanya Revolusi di Rusia. Revolusi harus dilakukan dengan cara yang radikal yang artinya merubah tatanan yang tidak bekerja sama dengan pihak penjajah untuk menghancurkan sebuah tatanan dan memunculkan sebuah tatanan baru atau tatanan tanpa kelas.
• Kecewa dengan Janji November
Kita pernah dijanjikan untuk mendapatkan tempat dalam sebuah pemerintahan oleh Hindia Belanda tapi ternyata janji tersebut tidak dilaksanakan sehingga kecewa dan muncul Gerakan radikal.
• Perubahan Pasal 111 RR (Regerings Reglement)
Perubahan Pasal 111 RR (Regerings Reglement) yaitu tentang larangan berserikat. Jadi bangsa Indonesia tidak boleh lagi berserikat atau berkumpul.
• Pergantian Gubernur Jenderal Hindia-Belanda
Pada masa radikal ini ada beberapa gubernur jenderal, seperti Deandels, Van Den Bosch, dll, dalam memerintah mereka masih menggunakan paham feodalisme, muncullah akhirnya gubernur Jenderal yang menggunakan paham yang lebih moderat dan disinilah seakan-akan memberikan jalan pada kaum radikal ini untuk mengembangkan pola pemikirannya.
• Pengaruh Doktrin Wilson
Pengaruh Doktrin Wilson yaitu terutama tentang hak menentukan nasib sendiri, seperti diketahui Woodrow Wilson dalam 4 hal atau 14 itu yang namanya pengakuan HAM sangat penting dan dalam setiap negara berhak untuk memerdekakan sendiri dimana hak untuk merdeka dan hak untuk hidup. Dari pengaruh Doktrin Wilson inilah muncul gerakan radikal.
• Pemakaian kata “Indonesia” sebagai identitas negara.
Artinya semakin menambah kepercayaan diri bangsa Indonesia karena dengan adanya kata Indonesia memunculkan identitas bersama yaitu sebagai bangsa yang menggunakan satu Bahasa, Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia, mengakui satu bangsa, bangsa Indonesia dan satu tanah air yaitu tanah air Indonesia.
Organisasi-Organisasi Pergerakan Periode Radikal :
1. Perhimpunan Indonesia (PI)
Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain: R.P Sosrokartono, R. Hoesein Djajadiningrat, R. N. Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan Indonesia bernama Indische Vereeniging. Mereka bukan hanya dapat menuntut ilmu di negeri Belanda tetaapi juga harus memikirkan bagaimana dapat memperbaiki nasib bangsanya sendiri.
Pada tahun 1912 Indische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) pada tahun 1924. Dengan adanya perubahan tersebut terjadi pula perubahan dasar pemikiran dari orientasi dalam pergerakan mereka. Yang pertama hanya menggunakan gerakan biasa agar mengarah pada Gerakan radikal. Majalah mereka berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1924 terjadilah pergeseran cara berfikir dari gerakan radikal dan akhirnya mereka dengan tegas mereka menginginkan Indonesia Merdeka. Perhimpunan Indonesia semakin tegas bergerak memasuki bidang politik terlihat dari asasnya yang dimuat dalam Majalah Hindia Poetra pada Maret 1923 yaitu mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata. Pernah ditulis oleh para pemuda yang ada di Belanda dalam sebuah majalah yang bernama Hindia Poetra. Dalam tulisannya jelas, mereka mengkritisi bahwa harus ada sebuah bentuk pemerintahan yaitu mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata. Hal yang demikian itu hanya dapat dicapai oleh rakyat Indonesia sendiri bukan dnegan pertolongan siapapun oleh karena itu segala jenis perpecahan harus dihindarkan supaya tujuan lekas tercapai.
Dalam rangka memperingati ulang tahun yang ke 15 pada tahun 1924 mereka menerbitkan buku peringatan yang berjudul Gedenk Boek. Buku ini berisi tentang 13 artikel yang ditulis oleh Alexander Andries Maramis, Ahmad Soebarjo, Sukiman Wirjosandjojo, Moh. Hatta, Moh. Natsir, Sulaiman, Poerbatjaraka, Darmawan Mangunkusumo, dan Iwa Kusumasumantri.
Pada Juni tahun 1927 Perhimpunan Indonesia dituduh menjalin hubungan dengan PKI. Untuk melakukan pemberontakan sehingga diadakan penggeledahan terhadap tokoh-tokoh Perhimpunan Indonesia. Pada September tahun 1927 4 tokoh dari PI di negeri Belanda di tangkap dan di adili. Mereka adalah Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Majid Djojodiningrat. Dengan demikian maka Perhimpunan Indonesia telah banyak berjasa yaitu dengan cara pemikiran-pemikirannya kepada rakyat Indonesia dengan bercita-cita menciptakan sebuah pemerintahan hanya bertanggung jawab untuk rakyat Indonesia.
Organisasi-Organisasi Pergerakan Periode Radikal :
4. Partai Indonesia (Partindo)
Partindo merupakan organisasi kelanjutan dari PNI yang didirikan oleh Mr. Sartono yang pada saat itu menjabat sebagai ketua PNI-lama menggantikan Soekarno yang di tangkap pemerintah Belanda tahun 1929. Partindo berdiri pada tanggal 30 April 1931. Dengan harapan PNI akan bergabung dengan Partindo. Tujuan dari Partindo yaitu untuk mecapai Negara Kesatuan Republik Indonesia Merdeka dan kemerdekaan akan tercapai apabila seluruh rakyat Indonesia bersatu padu. Konsep Sosionalisme dan konsep Sosidmeokrasi yang diusung Soekarno doterima sebagai cita-cita partai ini. Karakteristik dari perjuangan Partindo yaitu non-kooperatif atau radikal.
Pecahan lain dari PNI yaitu Namanya PNI Baru. PNI Baru dibentuk tanggal 27 November 1931 oleh tokoh-tokohnya antara lain Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir. PNI Baru berhaluan nasionalis dan demokrasi. Mereka adalah anggota-anggota PNI (lama) yang tidak puas karena PNI dibubarkan.
Penyebab adanya PNI Lama dan PNI Baru karena persamaanya yaitu cita-citanya sama yaitu untuk mencapai kemerdekaan dengan cara non kooperatif dan perbedaanya yaitu strategi perjuangannya, strategi perjuangan PNI Baru yaitu menekankan pada bidang pendidikan, politik, kesadaran berbangsa sedangkan Partindo yaitu dengan cara menekankan pada agitasi politik.
Akhir dari PNI Baru, karena strategi perjuangan yang bersifat non kooperatif, PNI Baru juga mengalami tindakan represif dari pemerintah colonial. Akibatnya Hatta dan Syahrir ditangkap lalu dibuang ke Boven Digul, Papua, pada tahun 1934, kemudian ke Banda tahun 1936. Tidak lama kemudian keduanya dipindahkan ke Penjara Sukabumu, Jawa Barat da dibebaskan saat pendudukan Jepang.
Organisasi-Organisasi Pergerakan Periode Radikal :
3. Partai Nasional Indonesaia (PNI)
PNI berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, dr. Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Mr. Budhiarto, dan Dr. Sanusi. Tujuan PNI adalah Indonesia Merdeka. Tujuan ini hendak dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri (Self Help). Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan social dengan kekuatan sendiri, misalnya mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank nasional, dan koperasi. Itulah sebabnya PNI tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda. Pergerakan PNI didasarkan pada semboyan Marhaenisme artinya memperjuangkan rakyat miskin. Perkembangan PNI dengan cepat, PNI menjadi primadona karena PNI pada saat itu ingin membela rakyat kecil, dengan tegas tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda, otomatis dengan orasi-orasi yang dilakukan oleh Soekarno akhirnya dapat menghimpun banyak masa. PNI adalah organisasi massa pertama di Indonesia yang memiliki banyak massa. Dilihat dari strategi perjuangannya, PNI memiliki beberapa strategi, yang pertama adalah non kooperatif yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda, Self Help (Menolong Diri Sendiri), Self Confidence (Percaya Diri Sendiri), dan Self Detemination (Menentukan Sendiri). Tidak smeua progam PNI terwujud, ada beberapa hal yang menjadi progam atau tujuan dari PNI.
Progam-progam PNI :
• Ingin menyelenggarakan khursus kader
• Ingin membentuk PP PKI
• Ingin membentuk Sarekat Guru dan koperasi menjadikan Merah Putih sebagai warna kebangsaan dan menjadikan banteng sebagai symbol kekuatan. Peci sebagai pakaian nasional.
• Ingin Indonesia Raya dijadikan sebagai lagu kebangsaan.
Karena Propaganda PNI yang radikal dan adanya desas-desus PNI akan melakukan pemberontakan pada tahun 1929 maka 4 tokoh dari PNI ditangkap (Soekarno, Maskun, Gatot Mangkuprojo, Supriyadinata). Didampngi oleh Mr. Sartono, dkk, Soekarno membacakan pledoinya “Indonesia Menggugat”, di pengadilan masing-masing dijatuhi hukuman. Soekarno (4 tahun) dan diasingkan, Maskun (2 tahun), Gatot Mangkuprojo (1 tahun), dan Supriyadinata (8 bulan). Pada tahun 1931 PNI pecah menjadi Patindo, PNI (Pendidikan), dan Partai Rakyat Indonesia (PRI) oleh M. Tabrani.
Organisasi Pergerakan Periode Radikal
Sebutan Radikal terutama mengacu pada sikap organisasi-organisasi yang menolak bekerja sama dengan pemerintah Hindia-Belanda. Organisasi-organisasi muncul pada periode ini antara lain Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI) atau ISDV, dan PNI.
Para tokoh dari Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI) atau ISDV, dan Partai Nasional Indonesia (PNI) berpandangan bahwa upaya untuk meraih kemerdekaan tidak dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan penjajah tetapi harus dengan kemampuan dan kekuatan sendiri. Muncullah gerakan-gerakan radikal yaitu tidak mau bekerja sama dengan pihak Belanda yang dikenal dengan sebagai non-kooperatif.
Penjelasannya terlalu singkat
Indonesia bukan indonesa mas
Tolong dong kata Indonesia sebutin yg benar.